Sop TB Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit : dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



Merupakan upaya untuk menjaring pasien-pasien yang dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) di RSKD DADI PROV. SULSEL yang dilakukan secara promotive case finding Sebagai tujuan tatalaksana menjaring pasien dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) Bahwa seluruh pelaksanaan pelayanan di tiap unit pelayanan di RSKD DADI mempunyai kewajiban untuk menjaring pasien-pasien yang memiliki gejala penderita TB (suspek pasien TB) 1. Pasien dengan gejala sebagaimana di bawah ini harus dianggap sebagi seorang suspek pasien TB : a. Batuk terus menerus > 2 minggu b. Batuk berdahak, kadang bisa disertai darah c. Dapat disetai: demam, meriang > 1 bulan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam d. pasien dengan gejala TB ekstra paru (sesuai orang yang disertai : pembesaran kelenjar limpe, gibbus, skrofuloderma, dll)



PROSEDUR



2. pelaksanan pelayanan kesehatan (staf medis dokter / staf perawat), apabila menemukan pasien dengan gejala sebagaimana dengan tersebut diatas : a. diklinik-klinik rawat jalan :  catat data identitas suspek pasien TB pada form TB-06, kolom 1 s.d 6 buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S  (form TB-05), untuk penegakkan diagnosis  Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang lainnya, sesuai indikasi (foto thorax / histo-patologi / patologi-anatomi, dll)  Dilakukan konseling dan edukasi :  Pentingnya dilakukan 3x pemeriksaan dahak dan cara mengeluarkan dahak yang benar  Dan pasien dipersilahkan ke laboratorium / radiologi  Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka  hasil pemeriksaan dahak dicatat pada form TB-06, kolom 8 s.d 14  Melengkapi catatan rekamedik pasien  Apabila pasien terdiagnosis sebagai pasien Tuberkulosis  rujuk ke Poll DOTS dengan menggunakan formulir rujukan internal



PROSEDUR PENJARINGAN SUSPEK PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



b. Diruang ruang rawat inap :  Catat data iden titas suspek pasien TB pada forn TB-06, kolom 1 s.d kolom 6 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S  ( form TB-05 ), untuk menegakkan diagnosis  Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang lainnya, sesuai dengan indikasi ( foto thorax / histopotologi / potologi-anatomi, dll )  Suspek pasien TB deberikan pot dahak, dan dibantu untuk mengeluarkan dahak yang benar, S-P-S  Pot dahak S-P-S suspek pasien TB diserahkan ke laboratorium  Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S , maka dari hasil pemeriksaan dahak dicatat pada form TB-06,kolom 8 s.d kolom 14  Melengkapi catatan rekamedik pasien  Pada saat setiap pulang dari rawat inap, dianjurkan untuk kontrol rawat jalan di klinik rawat jalan SMF terkait



PENJARINGAN SUSPEK PASIEN



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



3. Suspek pasien TB selanjutnya dilakukan penegakkan diagnosis oleh staf medis dokter penanggung jawat perawatan pasien tersebut



Rawat jalan



TB 01 -> Lap ke Unit DOTS



Selama dirawat -> obat resep



Tidak menggunakan obat program tidak dicatat di TB 01



Pulang dari rawat inap



Pulang dari rawat inap



Kontrol di Poli Paru







UNIT TERKAIT



Unit DOTS mulai buka obat



1. Rawat jalan 2. Rawat inap



Pasien TB 09 dan dicatat di buku rujuk diagnosa



PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB



PENGERTIAN



Merupakan kegiatan untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai penderita TB ( suspek , oleh staf medis dokter penangguang jawab perawatan pasien, RSKD DADI PROV. SULSEL



TUJUAN



Sebagai acuan tatalaksa penegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita TB ( suspek pasien TB ), untuk menemukan pasien TB



KEBIJAKAN



Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS



PROSEDUR



1. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada : a. Anamnesis (kelurahan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga ) b. Pemeriksaan fisik yang mendukung c. Hasil pemeriksaan dahak S-P-S d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto thorax / uji tuberkulin / histo-patologi / patoligianatomi ) e. Hasil pembobotan ( sistem skor ) pada kasus TB anak 2. untuk pasien TB paru dewasa, apabila : a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA ( + ) pada ≥ 2 hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka ditegakkan : diagnosis pasien TB, dan selanjutnya penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya



PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



PROSEDUR



b. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+)  pada hanya 1 hasil pemeriksaan dahak S-P-S,  maka dilakukan pemeriksaan foto thorax :  Bila hasil fotothorax mengundang kelainan TB, maka ditegakan diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya.  Bila foto thorak tidak mengundang kelainan TB, maka dapat diulakuan pemeriksaan dahak S-P-S ulang : c. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke-3 hasil pemeeriksaan dahak S-P-S, maka diberikan pengobatn antibiotik spektrum luas terlibih dahulu. Dan bila ada perbaikan, maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB, apabila dengan antibiotik spektrum luas tidak ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax :  Bila mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan didiagnosis pasien TB hasil pemeriksaan foto thorax selanjutnya dilakukan penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya  Bola hasil pemeriksaan foto thorax tidak mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB 3. untuk pasien TB anak, apabila engan pembobotan :  Skor. 6 atau >, ditegakkan diagnosis TB anak  Skor. 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut  Skor. < 5, ditegakkan bukan TB anak



PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROV. SULSEL



PROSEDUR



Suspek Pasien



Pemeriksaan dahak SP-S



Hasil BTA : + + + / ++-



Hasil BTA : + - -



Hasil BTA : - - -



Beri antibiotik



Foto thorax



Hasil mendukung



Hasil tak mendukung



Tak ada perbaikan



Ada perbaikan



Foto thorax



Pemeriksaan ulang dahak : S-P-S



Hasil BTA + + +, + + -, + --



Hasil BTA : - -



Hasil mendukung Pasien



Hasil tak mendukung Bukan pasien TB



PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :



Unit Terkait



1. Ka Polum & Spesialisasi 2. Para Karu Perawatan Inap



Halaman :



PROSEDUR KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Pasien yang ditegakkan diagnosis TB lanjutan perluditetapkam klarifikasi dan tepenya, berdasarkan : organ tubuh yang yang sakit ( paru / atau ekstra paru ), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung ( BTA positif / BTA negatif ), riwayat pengobatan sebelumnya ( baru / sudah sudah pernah diobati ), dan tingkat keparahan penyakit ( ringan / berat ),oleh staf medis dokter penanggung jawab perwat pasien di RSKD DADI PROV. SULSEL Sebagi acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB (OAT) yang harus diberikan kepada pasen tersebut Bahwa penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB didasarkan pada : organ yang diserang, hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, riwayat pengobatan sebelumnya dan tingkat keparahan sakit, dilakukan oleh staf medis dokter penanggung jawab perawatan pasien tersebut 1. berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak,mikroskopik,dan pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien TB akan ditetapkan klasifikasi dan tipenya: a. Berdasrkan organ tubuh yang diserang : pasien TB paru/pasien TB ekstra paru b. Berdasarkan hasil pemeriksan dahak secra mikroskopis : paasien TB paru BTA (+)/pasien TB paru BTA (-) foto thorak (+) c. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB paru BTA (+) baru/pasien TB paru BTA (+) kambuh-gagal-defaultkronis d. Berdasarkan keparahan penyakit : pasien TB ekstra paru ringan/pasien TB ekstra paru berat/pasien TB paru BTA (-) foto thorax (+) ringan/pasien TB paru BTA (-) fotop thorax (+) berat 2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe: a. TB paru BTA (+) baru: 2 atau lebih sediaan atau apusan hadak ditemukan BTA (+), atau 1 sedian apusan dahak BTA (+) foto thoraxs mendukung TB, pasien belum pernah mendapat pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT ≤ 1 bulan b. TB paru BTA (-) foto thorax (+): 3 sediaan hapusan dahak BTA (-) hasil foto thoraxs mendukung TB, atau TB anak, atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak pasien



PROSEDUR KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB



No. Dokumen



No. Revisi :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



UNIT TERKAIT



1. Ka Polum & Spesialisasi 2. Para Karu Perawatan Inap



Halaman :



ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001 PENGERTIAN



TUJUAN



Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien Tuberkulosis Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien Tuberkulosis selama selama mendapatkan pelayanan di instalasi gawat darurat, ditujukan terhadap peningkatan mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan Tuberkulosis



KEBIJAKAN



Setiap petugas kesehatan RSKD DADI PROV. SULSEL mengetahui tentang Alur pasien tuberkulosis di instalasi gawat darurat



PROSEDUR







Setiap pasien yang diketahui atau dicuragai menderita TUBERKULOSIS PARU harus dibri masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran selama menjalin sampai mendapatkan diagnosis pemeriksaan  Seorang pasien dicurigai menderita TB PARU apabila gejala sebagai berikut: 1. Batuk yang parsisten > 3 minggu 2. Nyeri dada 3. Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah 4. Berat badan menurun 5. Nafsu makan menurun 6. Berkeringat banyak saat malam hari 7. Cepat lelah 8. Ada gejala malaise Seorang pasien TB yang masuk IGD dicurigai merupakan pasien yang infeksius bila ditemukan adanya 1. Batuk yang parsisten > 3 minggu 2. Pada foto thoraks ditemukan adanya kavitas 3. BTA sputum 4. Pasien tidak mendapat terapi adekuat 5. Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB Paru, TB aluran nafas TB laring 6. Pasien yang sedang yang menjalani prosedur induksi sputum seperti bronkhoskopi, pengobatan aerosol 7. Penderita TB ekstra paru biasanya tidak menular kecuali pada kasus TB pada laring, rongga mulut atau TB ekstra paru dengan absen terbuka seperti Scrofuloderma. Penularan terjadi melalui mekanisme kontak.  Masker tersebut harus selalu dipakai selama menjalani pemeriksaan sampai terbukti bahwa pasien yang bersangkutan tidak menderita Tuberkulosis Paru.  Pasien yang diketahui atau dicurigai menderita Tuberkulosis paru harus ditempakan terpisah dari kelompok prioritas untuk Diperiksa terlebih dahulu.  Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau Suspek Tuberkulosis wajib menggunakan respirator (masker N95) setiap kali berinteraksi dengan pasien. Pasien yang oleh dokter di diagosis Tuberkulosis paru dan menularkan perawatan harus dirawat



diruang perawatan isolasi khusus Tubrkulosis. UNIT TERKAIT



Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap



PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PENCEGAHAN DAN PENGENALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALSI RAWAT INAP



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



Suatu alur penatalaksanaaan pasien atau suspek pasien Tuberkulosis Paru selama mendapatkan perawatan dirawat inap di RSKD DADI Prov. Sulsel Sebagai acuan penatalaksanaan pasien suspek Tuberkulosis Paru selama mendapatkan perawatan dirawat inap di RSKD DADI Setiap petugas kesehatan RSKD DADI wajib memberikan pelayanan perawatan diruang rawat inap   



PROSEDUR 



UNIT TERKAIT



  



pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkolis Paru dan memerlukan perawatan harus dirawat diruang perawatn isolasi khsus Tuberkulosis. selama menjalani perawatan pasien wajib mengenakan masker. Petugasmedis dan parmedic wajib mengenakan respirator (masker N95) setiap kali memasuki ruang rawat isolasi tidak diperkenankan ditunggui oleh keluarga atau pihak lainnya, kecuali atas ijin dokter penaggung jawab pasien pintu ruang rawat isolasi harus selalu tertutup dan kuncinya dipegang oleh petugas Unit Gawat Darurat Unit Gawat Inap Unit Gawat Jalan



TRASNPORTASI PASIEN TUBERKULOSIS PARU



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman :



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



TRANSPORT TASI PASIEN TUBERKULOSIS BARU



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Suatu pengiriman pasien tuberkulosis pari antar unit di lingkungan RSKD DADI PROV. SULSEL Sebagai acuan dalam pengiriman atau transportasi pasien suspek tuberkulosis paru selama mendapatkan pelayanan di RSKD DADI PROV. SULSEL diruang perawatan Setiap petugas kesehatan RSKD DADI PROV. SULSEL mengetahui kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR – TB - Jika memungkinkan serta fasilitas tersedia, hendaknya setiap pemeriksaan terhadap pasien atau suspek tuberkulosis paru, termasuk pemeriksaan penunjang, dilakukan di tempat pasien berada (ruang isolasi) - Jika pasien atau suspek tuberkulosis paru harus menjalani pemeriksaan atau perawatan atau di unit atau ruangan tertentu, maka pasien harus selalu mengenkan masker ketika dikirim ke unit atau ruangan yang dituju dan diantara petugas yang mengenakan respuirator (masker N95) - Unit Gawat Darurat - Unit Rawat Inap - Unit Rawat



PENGUMPULAN DATA DAN PENGIRIMAN SPUTUM



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman : 1/2



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PENGERTIAN



Suatu prosedur yang sangat diperlukan dalam proses penegakkan diagnosis TB



TUJUAN



Sebagai acuan untuk mendapatkan sputum yang kuantitas dan kualitasnya baik untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis



KEBIJAKAN



RSKD DADI melaksanakan pelayanan, pemeriksaan dahak secara mikroskopik



PROSEDUR



Alat yang diperlukan : - pot dahak steril sesuai standar laboraturium - stiker/spidol - Sabun cuci tangan - parafilm - prosedur tanpa pengumpulan dahak - form TB 05/TB 05 MDR Cara kerja : Persiapan pasien : - beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak yang berkualitas untuk menentukan penyakitnya. - anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perfut kosong, dan membersihkan rongga mulut denganberkumur dengan air bersih. - dahak adalah bahan infeksius, anjurkan pasien untuk berhati-hati saat berdahak dan mencuci tangan dengan sabun. - anjurkan pasien untuk membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang bersedia di sputum booth khusus untuk berdahak. Persiapan alat : - siapkan pot dahak steril - beri identitas pada badan pot dahak. Tempelkan identitas pasien dan tambahkan tanda A untuk pot dahak sewaktu dan B untuk pot dahak pagi pada dinding badan pot jangan pada tutupnya. - dahak sewaktu dikumpulkan pada waktu pasien datang pertama kali, dan kemudian pasien diberikan pot untuk dibawa pulang untuk menampung dahak pagi. Pengambilan dahak untuk didianosis TB adalah tiga kali (S-P-S/Sewaktu-pagi-sewaktu), sedangkan untuk TB MDR 2 kali ( S-P/Sewaktu-pagi). - Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada formulir TB 05/TB 05 MDR - Caramengelurkan dahak yang baik - Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak - bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur



- tarik nafas dalam (2-3 kali) - buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan ke dalam pot dahak. - tutup pot yang berisi dahak dengan rapat. - cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik - pada saat mendangi pasien berdahak, petugas harus mendampingi pasien dengan memperhatikan arah angin yang tidak mengarah kepada petugas. - apabila ternyata dahak tidak memenuhi syaratpemeriksaan (air liur atau volumenya kurang), pasien harus meminta berdahak lagi. UNIT KERJA



Unit rawat jalan Unit rawat inap



PROSEDUR PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB RSKD DADI



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman : 1/2



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PROSEDUR PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB RSKD DADI PENGERTIAN



TUJUAN



Pemantauan keteraturan dan kepatuhan penegobatan pasien, dari awal pengobatan s.d selesai massa pengobatan, termasuk pemantauan konversi terapi dan hasil terapi 1. menilai keberhasilan pengobatan pasien TB 2. menilai keberhasilan program penanggulangan TB



KEBIJAKAN



RSKD DADI melaksaakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS



PROSEDUR



1. pada setiap pasien TB yang mendapatkan pengobatan OAT dengan panduan regimen OAT sesuai ketetapan WHO/ISTC, maka ditunjuk seorang PMO (pengawas minum obat) 2. dilakukan pemantauan keteraturan dan kepatuhan kunjungan kontrol pasien TB dengan mempergunakan: TB-01/TB-02/ kalender pasien 3. ditetapkan jadwal kunjungan kontrol: 1x/2 minggu (14hari) pada fase intensif dan 1x/bulan (12 hari tiap: senin-rabu-jum’at atau selasa-kamis-sabtu) 4. pelaksanaan pelayanan kesehatan (staf perawat) dipoliklinik DOST akan membuat jadwal kunjungan kontrol pada TB-01 dan TB-02 (tulis dengan pensil), dan juga pada kalender pasien a. pada saat pasien datang kunjungan kontrol, maka beri tanda rumput (√) pada TB-01 dikolom tanggal yang sesuai, catat tanggal kunjungan pada TB-02nya, dan tandai pada kalender pasien. b. apabila pada jadwal kunjungan kontrol pasien mangkir/tidak dapat datang kontrol, maka harus segera disampaikan kepada pelaksanaan wasor TB di dinas kesehatan setempat untuk bantuan pelacaka kasus. 5. selama masa pengobatan, pasien TB paru BTA (+) akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang pada follow up pengobatan a. pada saat selesei massa intensif (akhir bulan ke 2) b. pada saat 1 bulan sebelum akhir pengobatan (akhir bulan ke 5/7) c. pada saat akhir bulan pengobatan (akhir bulan ke 6/8) pada pasien TB paru BTA negatif akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang untuk follow up pengobatan pada saat selesei masa



intensif ( akhir bulan ke 2 ) pasien dibuatkan lembaran pemeriksaan dahak S-P (form TB-05), untuk follow up pengobatan akan tetapi dicatat di form TB-06



PROSEDUR PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB RSKD DADI



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman : ½



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI



6. pada pasien TB akan dialkukan pemeriksaan radiologi foto thorax sebagai pemeriksaan untuk mementau kemajuan pengobatan : a. pada awal pengobatan ( bulan pertama ) b. pada selesai masa intensif ( bulan kedua / 3 ) c. pada akhir pengobatan ( bulan ke 6 / 8 ) d. bila dicuarigai adanya kompiklasi 7. pemeriksaan fungsi faal hati ( SGOT / SGPT ) dapat dilakukan pada : a. pada awal pengobatan b. pada minggu ke 2 pengobatan c. pada saat selesei masa intensif ( bulan ke 2 / 3 ) d. bila dicurigai adanya efek samping obat Unit terkait



1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap



PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB RSKD DADI



No. Dokumen



No. Revisi :



Halaman : 1/2



RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Makassar



Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )



Tanggal terbit :



dr. Arman Bausat, Sp.B.Sp.OT(K)Spine NIP. 19630224 199010 1 001



PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB RSKD DADI PENGERTIAN



TUJUAN



Merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan, atas semua kegiatan pelayanan di RSKD DADI pada pasien TB paru dengan mengguanakan form baku pencatat pelapor kasus TB 1. Monitoring dan evaluasi 2. Menilai keberhasilan pengobatan pasien 3. Menilai keberhasilan program penanggulangan TB



KEBIJAKAN



RSKD DADI melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB mengacu pada standar WHO dan ISTC ( International Standard of Tuberkulosis Care)



PROSEDUR



1. Form TB yang dipergunakan, minimal meliputi : a. TB-06 : unytuk mencatat data jumlah suspek pasien TB yang diperiksa dahak untuk penegakkan diagnosis, ada di setiap poliklinik rawat jalan, ruang rawat inap atau UGD, yang yang menemukan pasien tersangka TB, diisi pelaksana perawatan dinas jaga saat itu. b. TB-05 : untuk meminta pemeriksaan dahak S-P-S, baik untuk penegakkan diagnosis maupun follow up pengobatan, ada disetiap poliklinik rawat jalan, rawat inap, mauapun UGD diisi oleh pelaksana perawat dinas jaga saat itu. c. TB-03 : untuk rekap data pasien TB yang ada di RSKD DADI ada dipojok DOTS, diisi oleh petugas administrasi poliklinik DOTS. 2. penanggung jawab penataan dan pelaporan adalah ketua tim DOTS RSKD DADI. Koordinator pelaksanaan



UNIT TERKAIT