SOP Ventilasi Mekanik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN VENTILATOR



Prosedur tetap Prodi Keperawatan FMIPA



Dosen



Ditetapkan Ketua Prodi



Ns. Tuti Anggraini,S.Kep.M.Kep Pengertian



Tujuan



(Ns. Yusran Hasymi, M. Kep, Sp.KMB) Pemasangan ventilator adalah suatu tindakan memasang Alat Bantu Nafas untuk membantu pernafasan pasien secara mekanik. 1. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 yang fisiologis. 2. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan napas dan pola pernapasan untuk memperbaiki pertukaran O2 dabn CO 2 secara efisien dan oksigenisasi yang adekuat 3. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi kerja paru



Indikasi



1. Mekanik a. Respiratory rate 35 kali/menit b. Tidal Volume kurang dari 5 cc/kg berat badan c. Maksimun inspiratory force kurang dari 20 mmHg 2. Oksigensisai a. Pa O2 kurang dari 60 mmHg dengan FI O2 Room Air 21% b. Pa O2 kurang dari 70 mmHg dengan FI O2 40% c. Pa O2 kurang dari 100 mmHg dengan FI O2 100% 3. Ventilasi Pa CO2 lebih dari 50 mmHg



Persiapan



1. Pasien a. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan b. Posisi diatur sesuai kondisi pasien 2. Alat : a. Ventilator lengkap dan siap pakai b. Spirometer c. Air viva (ambu bag) d. Set pengisap sekresi e. Cuff inflator atau spuit 10 cc



3. Lingkungan Meletakkan ventilator disamping tempat tidur sisi kiri kepala pasien Pelaksanaan



Penetapan pemasangan ventilator dilakukan oleh dokter 1. Pada pasien dengan pernapasan kendali a. Mengisap sekresi b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan kendali dengan cara : 1) Menentukan Tidal Volume (TV) 8 – 12 cc/kg Berat badan 2) Menentukan Minute Volume (MV) = RR x TV 3) Menentukan Frekuensi pernapasan 12 kali/menit 4) Menentukan konsentrasi oksigen (FI O2) sesuai kebutuhan 5) Mengatur sensitifitas kearah kendali sesuai jenis ventilator yang digunakan c. Menilai volume udara yang masuk dengan cara membaca jarum petunjuk pada jarum ventilator d. Menentukan sistem alarm volume udara yang masuk/tekanan udara, sesuai dengan jenis ventilator yang digunakan e. Menentukan sensitifitas kearah negative 20 cm H2O bagi pasien dengan resusitasi otak f. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor 2. Pada pasien dengan pernapasan assisted a. Terangkan prosedur pada pasien b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakuan tindakan c. Mengisap sekresi d. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan assisted dengan cara assisted : 1). Menentukan sensitifitas sesuai jenis ventilator yang digunakan 2). Mengatur ventilator dengan frekuensi pernapasan 10 kali/menit, agar bila pasien apnoe ventilator dapat membantu pernapasan 3). Menentukan tidal volume disessuaikan dengan frekuensi pernapasan yang disiapkan yaitu 10 kali/menit 4). Menentukan konsentrasi oksigen 5). Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor 6). Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain : a).Kerja ventilator. b).Tensi, nadi, pernapasan dan tanda-tanda syanotik. c).Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator)



3. Pasien dengan pernafasan “Sincronyize Intermitten Mandatory Ventilation” (SIMV) a. Terangkan Prosedur tindakan yang akan dilakukan b. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan c. Mengisap sekresi d. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan SIMV dengan cara : 1). Mengatur ventilator sesuai pola napas (SIMV) 2). Menyesuaikan frekuensi pernapasan ventilator dengan frekuensi pernapasan pasien sesuai dengan ventilator yang digunakan 3). Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor e. Melakukan Observasi setiap 30 menit antara lain : 1). Kerja ventilator 2). Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda-tanda syanotik. 3). Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator) 4. Pada pasien pernapasan “Positive End Expiratory Pressure” (PEEP) a. Menentukan tekanan positif sesuai kondisi pasien b. Pola napas kendali dengan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien pernapasan kendali, ditambah dengan pemasangan ketup pada selang ekspirasi c. Pola assisted dengan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien dengan pernapasan assisted, ditambah dengan pemasangan katup pada selang ekspirasi d. Pola napas SIMV dengan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien dengan SIMV, ditambah dengan pemasangan katup pada selang ekspirasi 5. Pada pasien dengan pernapasan “ Continuous Positif Airway Pressure” (CPAP) a. Mengatur ventilator kearah CPAP pada pasien yang sudah bernapas spontan b. Menghubungkan selang ekspirasi kedalam botol berisi air untuk pasien yang sudah tidak memakai ventilator, tetapi masih memerlukan tekanan positif pada akhir ekspirasi. Besarnya tekanan positif dalam alveoli sama dengan panjang selang ekspirasi yang masuk kedalam air Hal-hal yang perlu diperhatikan



1. Fungsi ventilator selama penggunaan . 2. Sesuaikan penggunaan ventilator dengan pola pernapasan pasien. 3. Bila ada bunyi alarm, segera lakukan tindakan sesuai sinyal pada ventilator. 4. Pantau pola pernapasan sesuai dengan yang diatur oleh ventilator



Referensi



STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN INTENSIF (ICU) DEPARTEMENT KESEHATAN RI