Spo Icra Dan Matriks [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RSK BHAKTI WARA



INFECTION RISK ASSESSMENT RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT



No.Dokumen : Jl. Solihin GP No. 180



No. Revisi :



Halaman :1/2



RSKBW/SPO/UMUM/



Pangkalpinang Tanggal Terbit



Ditetapkan Oleh



STANDAR



Direktur RSK Bhakti Wara



PROSEDUR



2015



Pangkalpinang



OPERASIONAL dr. Melly Direktur Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah penilaian yang PENGERTIAN



dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh Tim PPI bila ada rencana perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau pembangunan kembali bangunan yang ada di rumah sakit, yang memungkinkan terjadinya



infeksi



bagi



pasien,



bekerja



dan



orang



yang



beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari Tim PPI sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat aktivitas TUJUAN



pembangunan tersebut. Menjadi pedoman dalam menilai resiko infeksi yang dapat terjadi akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung di rumah



KEBIJAKAN



sakit SK Direktur Utama Nomor: 057/SK/DIR/X/2015 , Tentang Panduan Infection Control Risk Assesment



PROSEDUR



1. Managerial RS menginformasikan kepada Tim PPI tentang



UNIT TERKAIT



rencana pembangunan / renovasi gedung rumah sakit. 2. Tim menganalisa dampak pembangunan terhadap lingkungan rumah sakit dengan menggunakan langka-langkahICRA, terlampir 3. Telaah ICRA menghasilkan rekomendasi dari Tim PPI kepada Tim konstruksi / renovasi bangunan 4. Bila Tim konstruksi / renovasi



bangunan



menyetujui



rekomendasi tim PPI maka Tim PPI, dan Tim Konstruksi dan Renovasi menandatangani format kesepakatan Pengendalian Infeksi Dampak Konstruksi dan Renovasi Bangunan 5. Pembangunan dapat dilanjutkan bila Tim Konstruksi dan Renovasi bangunan telah melaksakan Rekomendasi Tim PPI 6. Tim PPI bersama Managemen Rumah Sakit mengawasi jalannya pekerjaan Konstruksi / Renovasi Bangunan



RSK BHAKTI WARA



INFECTION RISK ASSESSMENT RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT



No.Dokumen : Jl. Solihin GP No. 180



No. Revisi :



Halaman :2/2



RSKBW/SPO/UMUM/



Pangkalpinang Tanggal Terbit STANDAR



Ditetapkan Oleh Direktur RSK Bhakti Wara



PROSEDUR



2015



Pangkalpinang



OPERASIONAL dr. Melly Direktur 7. BIla dalam pekerjaannya Tim Konstruksi / Renovasi bangunan PROSEDUR



tidak menjalankan rekomendasi yang dianjurkan tim



PPI,



maka Pihak managemen dapat meninjau kembali izin pelaksanaan konstruksi / renovasi bangunan tersebut. UNIT TERKAIT



1. Tim PPI 2. Manajerial Rumah Sakit 3. Tim Konstruksi dan Renovasi Bangunan Rumah Sakit



LAMPIRAN



Matrix Infection Control Risk Assesment



Pengendalian Infeksi untuk Konstruksi & Renovasi Langkah 1, identifikasi Tipe Aktifitas Konstruksi (Tipe A-D) Tipe A



Aktifitas Inspeksi dan Non Invasive Termasuk:   



penggantian genteng sampai seluas 50 square feet pengecetan memasang wall paper, membenarkan aliran listrik, membenarkan



saluran air, dan aktifitas yang tidak menimbulkan debu Skala Kecil, aktifitas singkat dan debu minimal



Tpe B



Termasuk:  instalasi telepon dan pemasangan kabel computer  access to chase spaces  memecah tembok atau atap dimana debu bisa dikendalikan Pekerjaan yang menimbulkan debu sedang hingga tinggi atau



Tipe C



memerlukan pemindahan benda-benda yang ada di gedung Termasuk:      



menyemen dinding mengganti lantai, genteng konstruksi dinding baru Membenahi listrik diatas atap Mengerjakan pemasangan kabel mayor Aktifitas yang tidak mungkin diselesaikan dalam satu kali ganti jaga (



7 jam) Major demolition and construction projects



Tipe D



Termasuk:   



aktifitas yang membutuhkan waktu lebih dari satu kali jaga mengganti system kabel secara lengkap konstruksi baru .



Langkah 2, Identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terkena dampak. Risiko Rendah Area Kantor



Risiko Sedang   



Cardiology Echocardiography Endoscopy



Risiko Tinggi  



CCU Emergency Room



Risiko Paling Tinggi 



Any area caring for immunocompromised patients



   



Nuclear Medicine Physical Therapy Radiology/MRI Respiratory Therapy







Labor &







Delivery Laboratories (specimen)







Newborn







Nursery Outpatient



  



Surgery Pediatrics Pharmacy Post



     



Burn Unit Cardiac Cath Lab Central Sterile Supply Intensive Care Units Medical Unit Negative pressure isolation rooms



 



Oncology Operating rooms including C-section rooms



Anesthesia Care Unit  Surgical Units Catatan : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko yang lebih tinggi



Langkah 3. Penentuan Kelas Risio dengan menggunakan Tabel Matriks I.



TABL MATRIXICRA UNTUK RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT: PATIENT / OFFICIAL RISK



LOW



A KELAS I



TIPE PROYEK KONSTRUKSI B C KELAS II



KELAS II



D KELAS III



MEDIUM



KELAS I



KELAS II



KELAS III



KELAS IV



TINGGI



KELAS II



KELAS II



KELAS III



KELAS IV



TERTINGGI



KELAS II



KELAS III



KELAS III



KELAS IV



KETERANGAN : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko yang lebih tinggi REKOMENDASI TIM PPI KEPADA PENANGGUNG JAWAB KONTRUKSI BANGUNAN Selama Proses Konstruksi Setelah Proses Konstruksi selesai Kelas 1



1. Minimalkan debu dari konstruksi yang dikerjakan 2. Segera ganti atap jika letaknya sudah



Kelas II



tidak sesuai. 1. Cegah infeksi karena udara berdebu 2. Basahi permukaan kerja dengan air untuk mengendalikan debu saat membongkar gedung 3. Kunci pintu-pintu yang tidak digunakan dengan duct tape. 4. Halangi dan tutup ventilasi udara 5. Letakkan keset debu di pintu masuk dan keluar area kerja 6. Pindahkan atau jauhkan system



Kelas III



HVAC dari area kerja 1. Pindahkan atau jauhkan system HVAC dari area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem duktus 2. Pasang penghalang debu seperti sheetrock, 3. plywood, plastic, untuk menutup area kerja dengan area non kerja sebelum melakukan konstruksi 4. Jaga tekanan udara negative dalam area kerja dengan menggunakan HEPA 5. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup rapat 6. Tutup troli angkutan dengan rapat



KELAS IV



1. Jauhkan system HVAC dari area kerja untuk mencegah kontaminasi system duktus 2. Pasang penghalang debu seperti sheetrock, 3. plywood, plastic, untuk menutup area



1. Bersihkan permukaan kerja dengan desinfektan 2. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup rapat 3. Pel basah dan atau vakum dengan HEPA filter sebelum meninggalkan area kerja 4. Pindahkan system HVAC dari area kerja 1. Jangan pindahkan penghalang debu dari area kerja sampai ada petugas yang berwenang melakukan inspeksi 2. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi 3. Vacuum area kerja dengan HEPA filter 4. Pel basah area kerja dengan desinfektan 5. Pindahkan system HVAC dari area kerja 1. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi 2. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang



kerja dengan area non kerja sebelum melakukan konstruksi 4. Jaga tekanan udara negative dalam area kerja dengan menggunakan HEPA 5. Tutup lubang-lubang, saluran, pipa, celah dengan benar 6. Bangun anteroom dan minta semua



tertutup 3. Tutup troli angkutan dengan rapat 4. Vacuum area kerja dengan HEPA filter 5. Pel basah area dengan desinfektan 6. Pindakan system HVAC dari



personil melewati anteroom sehingga



area kerja



mereka bisa divakum menggunakan HEPA sebelum meninggalkan area kerja atau mereka dapat memakai baju atau kain kertas yang menutupi yang dapat diganti setiap mereka meninggalkan area kerja 7. Semua personil yang memasuki area kerja diminta menggunakan pelindung sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap pekerja keluar area kerja 8. Jangan pindahkan penghalang debu dari area kerja sampai proses konstruksi diinspeksi oleh Tim dalin



Langkah 4. Identifikasi area sekitar proses konstruksi, ases potensial dampak



Unit di bawah



Unit di atas



Samping kiri



Samping



Belakang



Depan



kanan Kelompok



Kelompok



Kelompok



Kelompok



Kelompok



Kelompok



Risiko



Risiko



Risiko



Risiko



Risiko



Risiko



Langkah 5. Identifikasi ruang khusus, cth ruang pasien, ruang medikasi dll Langkah 6. Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan Langkah 7. Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth, penghalang tembok) ; apakah diperlukan HEPA filter? (Catatan: Selama konstruksi area renovasi/konstruksi hendaknya dipisahkan dari area huian dan hendaknya negative dengan memperhatikan area sekitar)



Langkah 8. Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait struktur bangunan (cth, tembok, atap, plafon) Langkah 9. Jam kerja: Bisakah konstruksi dilakukan diluar jam perawatan pasien? Langkah 10. Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negative? Langkah 11. Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)? Langkah 12. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat cuci tangan untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area) Langkah 13. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan ruangan? Langkah 14. Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas, housekeeping, menghilangkan kotoran atau debut (bagaimana dan kapan)