Spo Trombosis Vena Dalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN TROMBOSIS VENA DALAM Nomor : Revisi : Halaman 122/ RSU KU/ Dir/



0



4



SPO/ III/ 2014 Ditetapkan, SPO



Tanggal Terbit :



Direktur RSU Kertha Usada



13 Maret 2014 dr. Gede Handra PK PENGERTIAN



Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah (thrombus) dalam vena dalam. Penyebab : cedera pada lapisan vena, meningkatnya kecenderungan pembekuan darah (kanker, predisposisi genetic, merokok, pil KB, polisitemia), melambatnya aliran darah di dalam vena (misalnya pada pasien tirah baring lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung, bisa juga pada orang sehat yang duduk terlalu lama misalnya



TUJUAN



saat menempuh perjalanan jauh atau penerbangan jauh) Mengurangi keluhan, menghentikan perluasan thrombus,



KEBIJAKAN



terbentuknya thrombosis ulangan 1. SK Direktur No. :



PROSEDUR



Kontraindikasi pemberian antikoagulan: -



Perdarahan aktif



-



Trombositopenia (platelet < 20.000/mm3)



-



Pasca operasi mayor



mencegah



1. Terapi insial: -



UFH (Unfractionated Heparin) Diberikan secara intravena dengan dosis bolus awal 80 IU/kg diikuti oleh infuse IV kontinyu, dosis awal adalah 18 IU/kg/jam dengan dosis maksimal 40.000 IU/hari.



Target aPTT (activated partial – thromboplastin time) yang diinginkan adalah 1,5 – 2,3 kali kontrol. aPTT harus diperiksa 46 jam setelah injeksi bolus awal dan 3 jam setelah penyesuaian dosis atau satu kali sehari jika target dosis terapi telah tercapai. Pemberian



heparin



dapat



dihentikan



4-5



hari



setelah



penggunaannya bersama warfarin jika target INR (International Normalized Ratio) dari prothrombin clotting time lebih dari 2,0. -



LMWH (Low Molecular Weight Heparin) Dengan injeksi subkutan, tanpa perlu pemeriksaan rutin antifaktor Xa. Regimen seperti : -



Enoxaparin 2 kali sehari dengan dosis 1 mg/kg atau sekali sehari dengan dosis 1,5 mg/kg



-



Dalteparin sekali sehari dengan dosis 200 IU/kg atau 2 kali sehari dengan dosis 100 IU/kg



-



Tinzaparin sekali sehari dengan dosis 175 anti-Xa IU/kg



Pada kasus tertentu seperti adanya obesitas dan kehamilan dianjurkan pemeriksaan level anti-Xa 4 jam setelah pemberian LMWH atau diganti dengan UFH -



Fondaparinux Dengan injeksi subkutan sekali sehari dengan dosis : -



Dosis 5 mg untuk pasien dengan BB 50 mg



-



Dosis 7,5 mg untuk pasien dengan BB 50 – 100 mg



-



Dosis 10 mg untuk pasien dengan BB 100 mg



Pada anak – anak, pemberian dosis berdasarkan BB dari regimen dan bervariasi sesuai umur



2. Terapi jangka panjang -



Warfarin



Secara oral dimulai saat terapi antikoagulan awal diberikan. Dosis awal 5 – 7,5 mg. target dosis warfarin adalah INR mencapai







2,0



selama



sedikitnya



24



jam



kemudian



dipertahankan antara 2,0 – 3,0. 3. Terapi trombolitik Trombolitik dapat diberikan secara sistemik atau local dengan catheter – directed thrombolysis (CDT), dituntun dengan ultrasound. Resiko perdarahan pada penggunaan trombolitik jauh lebih besar dari penggunaan heparin. Indikasi dilakukan trombolisis : -



Thrombosis luas dengan resiko tinggi terjadi emboli paru



-



DVT proksimal



-



Threatened limb viability



-



Adanya predisposisi kelainan anatomi



-



Kondisi fisiologi yang baik (usia 18 – 75 th)



-



Harapan hidup lebih dari 6 bulan



-



Onset gejala < 14 hari



-



Tidak ada kontraindikasi



Kontraindikasi : -



Bleeding diathesis / trombositopenia



-



Resiko perdarahan organ spesifik (infark miokard akut, trauma serebrovaskular,



perdarahan



gastrointestinal,



trauma) -



Gagal hati atau gagal ginjal



-



Keganasan



-



Kehamilan



-



Stroke iskemi dalam waktu 2 bulan



-



Hipertensi berat tidak terkontrol



4. Terapi pembedahan trombektomi



pembedahan,



Indikasi open surgical thrombectomy antara lain lesi yang tidak dapat dilakukan pemasangan kateter, lesi yang sukar dihancurkan, terdapat kontraindikasi trombolitik atau antikoagulan serta gagal trombolitik 5. Terapi non farmakologis -



Latihan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit



-



Berbaring dan menaikkan tungkai



-



Kompresi dengan menggunakan stocking elastic terus – menerus yang bertujuan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat (mengurangi bengkak dan nyeri)



UNIT TERKAIT



1. Rawat Inap 2. Unit Intensif