Spo VK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAYANAN ANTENATAL CARE RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



No. Dokumen 180/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum persalinan



1.



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3.



1. Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya Memantau 2. Kemajuan kehamilanuntuk memastikan kesehatan ibu dantumbuh kembang bayi 3. Meningkatkandan mempertahankan kesehatan fisik, mental,sosial ibu dan bayi 4 Mengenali secara dini adanya ketidak normalanataukomplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasukriwayat penyakitsecara umum, kebidanan danPembedahan 5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkandengan selamat, ibu maupun bayinya dengan traumaseminimalmungkin 6. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif 7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Tensimeter 2. Pengukur TB 3. Timbangan BB Dewasa 4. Metline 5. Stetoskop / Fetoskop 6. Alat tulis Pelaksanaan: 1. Petugas memberikan salam kepada pasien 2. Petugas mempersilahkan duduk 3. Petugas melakukan anamnesa



4. Petugas menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien 5. Petugas mengukur tekanan darah dan lingkar lengan atas pasien 4. 6. Petugas melakukan pemeriksan fisik (head to too)



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



PELAYANAN ANTENATAL CARE No. Dokumen 180/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



5. 7. Petugas mengukur tinggi fundus uteri pasien dan pemeriksaan leopold serta mendengarkan djj 8. Petugas merujuk pemeriksaan USG dan penunjang lain bila diperlukan 9. Petugas memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan pasien10.Petugas memberikan tablet zat besi dengan resep dokter 11.Petugas merujuk tes pemeriksaan PMS bila diperlukan 12.Petugas melakukan temu wicara kepada pasien dan Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan 13.Petugas menentukan kunjungan ulang berikutnya 14.Petugas mengucapkan terima kasih 1. Poliklinik Kebidanan



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



PEMERIKASAAN IBU HAMIL No. Revisi No. Dokumen 00 181/SPO/G-25/VIII/2017



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Halaman 1/2



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang ½



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



1. 2. 3. 4. 5. 6. PROSEDUR



Asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum persalinan Memantau kondisi kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu serta bayinya Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Tensimeter 2. Pengukur TB 3. Timbangan Dewasa 4. Stetoskop / Fetoskop 5. USG 6. Alat tulis Pelaksanaan: 1.Petugas menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2.Petugas melakukan anamnesa. 3.Petugas menimbang berat badan dan mengukur tinggibadan pasien 4.Petugas mengukur tekanan darah dan lingkar lengan atas pasien 5. Petugas melakukan pemeriksaan inspeksi. 6. Petugas mengukur tinggi fundus uteri pasien dan pemeriksaan leopold serta mendengarkan djj 7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang USG (dokter). 8.Petugasmerujuk untuk pemeriksaan penunjang lain bila diperlukan (misalnya laboratoriun: Hb, tes PMS). 9. Petugas memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan pasien 10.Petugas memberikan obat yang diperlukan termasuk Tambah darah dengan resep dokter 11.Petugas melakukan temu wicara kepada pasien dan menjelaskan tentang hasil pemeriksaan 12.Petugas menentukan kunjungan ulang berikutnya 13.Cuci Tangan 6 Langkah 14.Dokumentasi



No. Dokumen 180/SPO/G-25/VIII/2017



UNIT TERKAIT



1. 1. Poliklinik Kebidanan 2. 2. Unit Gawat Darurat 3. Ruang Kebidanan



No. Revisi 00



Halaman 2/2



PALPASI PADA IBU HAMIL RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



No. Dokumen 182/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 ½ Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



KOL.CKM(P).dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pemeriksaan dengan cara raba/ palpasi sesuai leopold pada ibu



TUJUAN



Untuk mengetahui posisi bayi dalam kandungan



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Persiapan: 1. Ruangan terang dan nyaman. 2. Selimut. 3. Pasien tidur terlentang Langkah-Iangkah : 1. Mencuci tangan 2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Menutup korden/ pintu. 4. Membantu pasien membuka baju bagian perut. 5. Menutup bagian bawah dengan selimut, pastikan bagian perut saja yang terbuka. 6. Meminta ijin untuk mulai pemeriksaan. 7. Melakukan pemeriksaan Leopold I dengan cara : a. Bidan menghadap kemuka pasien. b. Uterus dibawa ketengah bagian perut. c. Menentukan tinggi fundus uteri dengan tangan kiri. d. Menentukan bagian apa yang berada di fundus uteri 8. Melakukan pemeriksaan Leopold II dengan cara a. Mendorong uterus kesatu sisi perut. b. Meraba bagian janin yang berada di sisi tersebut. c. Melakukan hal yang sama pada sisi uterus yanglain. d. Menentukan bagian apa yang berada dibatas samping uterus 9. Melakukan pemeriksaan Leopold II dengan cara



a. Mendorong uterus kesatu sisi perut. b. Meraba bagian janin yang berada di sisi tersebut. c. Melakukan hal yang sama pada sisi uterus yang lain. d.Menentukan bagian apa yang berada dibatas samping RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



uterus



PALPASI PADA IBU HAMIL No. Dokumen 182/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



10.Melakukan pemeriksaan Leopold III, dengan cara : a. Tangan kanan diatas simpisis. b. Ibu jari di sebelah kanan pasien dan empat jari di sisi kiri pasien sambil menggoyangkan bagian bawah tersebut kekiri dan kekanan. c. Menentukan bagian apa yang ada dibagian bawah tersebut. 11.Melakukan pemeriksaan Leopold IV, dengan cara: a. Bidan menghadap kearah kaki pasien b.Kedua tangan pada bagian kanan dan kiri mengarah kebawah c. Melakukan penekanan bersama sampai tepi atas simpisis, ujung jari – jari tangan bertemu/ tidak 12. Menjelaskan hasil pemeriksaan. 13. Membantu merapikan pakaian pasien. 14. Mencuci tangan. 1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang bersalin 3. Unit Gawat darurat



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



PEMERIKSAAN PANDANG/ INSPEKS PADA IBU HAMIL No. Dokumen 183/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pemeriksaan pandang/ inspeksi kepada ibu hamil



TUJUAN



Untuk mendapatkan data pasien secara akurat



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Pelaksanaan: 1. Menyambut / menyapa pasien dengan ramah. 2. Memberi penjelasan prosedur yang akan dilakukan. 3. Pasien dipersilakan duduk/tiduran sesuai keadaan pasien. 4. Memastikan klien merasa nyaman. 5. Melakukan komunikasi efektif. 6. Memperhatikan keadaan pasien dari kepala sampai kaki/ head to toe. 7. Mencatat semua hasil. 8. Tindakan ini dapat dilakukan bersamaan dengan tindakan yang lain



UNIT TERKAIT



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Unit Gawat Darurat



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN No. Dokumen 184/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid ½ Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THTKL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pemeriksaan Auskultasi menggunakan stetoskop janin/ Dopler



pada



ibu



hamil



dengan



TUJUAN



1. Untuk mendapatkan data denyut jantung janin secara akurat. 2. Untuk memantau kesejahteraan janin



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Persiapan 1. Ruangan terang dan nyaman. 2. Alat: 1. Stetoskop janin / Dopler. 2. Alat tulis. 3. Jam tangan. 3. Pasien tiduran. Langkah-langkah : 1. Melakukan cuci tangan. 2. Alat – alat didekatkan. 3. Menutup gorden/ pintu 4. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 5. Meminta izin pasien untuk membuka baju bagian perut 6. Pastikan bagian perut saja yang terbuka (bila perlu menutup bagian bawah dengan selimut). 7. Melakukan auskultasi dengan cara : a. Menentukan bagian punggung janin. b. Menentukan bagian terendah janin. c. Mencari pungtum maksimum. d. Setelah ketemu hitung frekwensi, teratur atau tidak selama 1 menit.



e. Menentukan hasil yang didapat. f. Melakukan dokumentasi. g. Melaporkan/ kolaborasi bila ditemukan kelainan



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN No. Dokumen No. Revisi Halaman 184/SPO/G-25/VIII/2017 00 2/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 PROSEDUR 8. Merapikan pasien. 9. Memberi tahu tentang hasil pemeriksaan. 10. Membereskan alat-alat. 11. Mencuci tangan UNIT TERKAIT



1. 2. 3.



Poliklinik Kebidanan Ruang Bersalin Unit Gawat Darurat



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



DETEKSI RESIKO TINGGI No. Dokumen 185/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO 01 Agustus 2017 KOL. CKM(P). KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



dr.



Toni



Siguntang,



Sp.THT-



Kegiatan menemukan ibu hamil dengan resiko tinggi, faktor resiko dan kemungkinan komplikasi. 1. Pasien mendapatkan pelayanan yang baik, cepat, aman, nyaman dan tepat sesuai dengan prosedur 2. Menentukan diagnosis kehamilan. 3. Deteksi dini kelainan atau komplikasi kehamilan. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Persiapan alat, tempat pemeriksaan, serta petugas: a) Tempat tidur lengkap. b) Tensimeter dan stetescop. c) Thermometer. d) Timbangan berat badan. e) Ukuran tinggi badan. f) Fetoscop atau Doppler. g) Pita ukuran (TFU dan Lila) h) Hammer reflek. i) Senter atau alat penerangan lain. j) Set vulva hygiene k) Set pemeriksaan gynekologik l) Set Pencegahan Infeksi m) Alat pencatatan /status. 2. Memberi salam dan menyapa pasien 3. Mempersilakan pasien untuk duduk/ berbaring. 4. Menyampaikan maksud dan tujuan 5. Mempersilakan pasien untuk BAK (bila perlu). 6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang kepada pasien (seperti pada pelaksanaan ANC) 7. Menentukan keadaan pasien dan mendiskusikan adanya resti, faktor resiko, yang antara lain: a. Pasien dengan riwayat bedah sesar. b. Pasien dengan perdarahan pervaginam. c. Pasien dengan persalinan < 37mg, > 41mg.



d. Pasien dg ketuban pecah sblm ada tanda persalin e. Pasien dengan ketuban pecah ada mekonium. f. Pasien dengan riwayat dan sedang menderita penyakit PMS Jantung, penyakit infeksi. DETEKSI RESIKO TINGGI RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID PALEMBANG



No. Dokumen 185/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503 PROSEDUR



UNIT TERKAIT



g. Pasien dengan anemia sedang, dan berat. h. Pasien preeklamsi, eklamsi, dan dengan riwayat hipertensi i. Pasien dengan TFU > 40cm/ janin besar j. Pasien dengan gawat janin. k. Pasien dengan presentasi bukan belakang kepala. l. Pasien dengan presentasi majemuk. m. Pasien dengan kehamilan gemilli. n. Pasien dengan talipusat menumbung o. Pasien dalam prsalinan kepala belum masuk panggul. p. Pasien dengan TB < 145 cm. q. dengan usia 35 th. 8. Melakukan kolaborasi, bila diperlukan konsultasi. 9. Melakukan penatalaksanaan/ pengelolaan pasien sesuai dengan keadaan. 10.Melakukan dokumentasi: Register, status. 1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Instalasi Gawat Darurat



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



PENATALAKSANAAN TALI PUSAT MENUMBUNG No. Dokumen 186/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL.CKM(P).dr. KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Toni



Siguntang,



Sp.THT



Tindakan yang dikerjakan pada keadaan tali pusat ada disamping atau di bawah bagian terbawah janin. Agar persalinan dapat segera berakhir, ibu dan bayi selamat. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Tali pusat menumbung dibiarkan dan persalinan pervaginam diteruskan pada keadaan : a. Janin sudah meninggal. b. Janin diketahui abnormal. c. Janin dengan TBJ extrimrendah sehingga tak ada harapan dapat hidup. 2. Usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat danmemperbaiki keadaan janin : a. Penolong memasukan satu tangan kedalam vagina danmendorong bagian terendah keatas menjauhi tali pusat b. Menyiapkan pertolongan persalinan secara bersamaan c. Pasien diletakan posisi trendelenburg dengan pangguldiatasdan kepala dibawah. d. Memberikan oksigen untuk ibu e. Mengobservasi denyut jantung janin diperiksa denganteliti. f. Melakukan pemeriksaaan vaginal untuk menentukanpresetasi, pembukaan servik dan turunnya bagianterendahserta keadaan tali pusat. 3. Tali pusat menumbung dengan pembukaan lengkap dandengan berbagai presentasi : a. Presentasi kepala sudah rendah di dalam panggul lakukanekstraksi vakum. b. Presentaasi bokong dilahirkan sebagai presentasi bokong kaki secepatnya. c. Presentasi kepala masih tinggi, disiapkan persalinandengan tindakan Sc d. Bila diketahui letak lintang, persalinan siapkan dengantindakan sc 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi, NICU



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



PERSALINAN LAMA No. Dokumen 187/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman ½



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam, pada Primigravida dan atau 18 jam pada multigravida



TUJUAN



1. Mencegah infeksi intra uteri. 2. Mencegah komplikasi pada ibu dan janin



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Fase laten yang memanjang( Prolonged Latent Phase ) Jika fase laten > 8 jam tidak ada tanda – tanda kemajuan : 1. Melakukan penilaian ulang terhadap serviks. 2. Tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin mungkin belum inpartu. 3. Ada kemajuan dalam pendataran seviks lakukan induksi persalinan dengan oksitosin drip sesuai SOP 4. Tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin drip selama 8 jam, siapkan seksio sesaria. 5. Ada tanda infeksi a. Akselarasi persalinan b. Beri antibiotika kombinasi sampai persalinan (ampisilin1gr/8 jam IV+ gentamisin 80mg/12 jam) Fase aktif memanjang: 1. Tidak ada tanda – tanda DKP dan ketuban utuh, lakukan pecah ketuban. 2. Nilai his: a. his tidak adekuat pertimbangkan inersia lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin b. his adekuat pertimbangkan DKP,siapkan seksio sesaria c. pembukaan lengkap,kepala turundidasarpanggul siapakan Vakum Ekstraksi.



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



PERSALINAN LAMA No. Dokumen 187/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Kala II memanjang. 1. Kepala tidak lebih 1/5 diatas simpisis pubis,siap lakukan vakum ekstraksi. 2. Kepala diantara 1/5 – 3/5 diatas simpisis pubis siap kan Vakum ekstraksi. 3. Kepala lebih dari 3/5 diatas simpisis pubis siapkan seksio sesaria. 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi 3. Ruang Bayi /Nicu



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



AKSELERASI PERSALINAN No. Dokumen 188/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman ½



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



SPO



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan frekuensi, lama dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan. Mencapai his 4 kali dalam 10 menit lama 40 detik lebih/ kala II berlangsung. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan : 1. Inform consent 2. tranfusi set 3. abocath no 18 4. plester 5. kapas alcohol 6. spuit 3 ml Persiapan obat : 1. Infus RL 500 ml 2. oksitosin inj 5 unit Pelaksanaan 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga hal yang akandilakukan 2. Melakukan penilaian servik 3. Memasang infus oksitosin 5 unit dalam cairan RL 500 cc dengan tetesan mulai 10 tetes/menit. 4. Mencatat semua pengamatan pada lembar observasi 5. Melakukan observasi tetesan infus oksitosin/ drip,frekuensilamakontraksi.denyut jantung janin, tiap 30 menit. Apabila denyut jantung janin kurang dari 100 lebih dari 160 per menit segera hentikan infus 6. Menaikkan infus 4 tetes permenit tiap 15 menit sampai hisadekuat maksimal 40 tetes/menit 7. Jika terjadi hiperkontraksi (lama kontraksi lebih dari 60 detik) atau lebih dari 4 kali dalam 10 menit hentikan infus,drip ganti ringer laktat 20 tetes/ menit



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



AKSELERASI PERSALINAN No. Dokumen 188/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



8.Jika tidak terjadi kontraksi yang tidak adekuat setelah botol I (3kali dalam 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik), dilanjutkan infus oksitosin 5unit dalam Ringer Laktat botol II 9. Evaluasi kemajuan pembukaan servik setiap 4 jam 10.Indikasi persalinan gagal bila : 2 botol cairan sudah habis,tidak ada tanda-tanda infartu 1.Ruang Kebidanan



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



KEHAMILAN ATERM DENGAN ANEMIA No. Dokumen 189/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan terhadap pasien hamil dengan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl pada kehamilan aterm. Untuk mengurangi angka morbiditas Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan : 1. Infus set( tranfusi set dengan abocath no 18) 2. Hanscoen 3. Nacl. 4. Spuid 3 cc. 5. Dexametason inj Pelaksanaan : 1. Menentukan kondisi kehamilan. 2. Menjelaskan hal yang akan dilakukan. 3. Menyiapkan darah untuk tranfusi. 4. Mencuci tangan, mengeringkan. 5. Menggunakan sarung tangan(hanscoen) 6. Memasang tranfusi set dengan cairan Nacl. 7. Memberikan/ menyuntikan dexametason 1 amp. 8. Memasang tranfusi darah, atur tetesan. 9. Mengawasi tanda reaksi tranfusi. 10. Melakukan observasi tanda vital. 11. Melakukan kolaborasi untuk mengecek Hb 6 jam post tranfusi. 12. Menunggu persalinan berlangsung/pasien dipulangkan bila belum dalam persalinan 13. Dokumentasi 1.Ruang kebidanan 2. Instalasi Laboratorium 3. PMI



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



KEHAMILAN DENGAN ASMA BRONKIALE No. Dokumen No. Revisi Halaman 190/SPO/G-25/VIII/2017 00 1/2



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan asma bronkiale,yang merupakan penyakit paru-paru yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan



TUJUAN



Adanya kesejahteraan ibu dan janin pada ibu hamil dengan asma bronkiale.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Persiapan alat: partus set, stetoskope, tensimeter, dopler,USG, VE, spuit 3cc,spuit 10cc, tranfusi set, abocath no 18, urine bag, poli cateter no 16 2. Persiapan obat: oksigen, aminopilin, efidrin, epineprin dan kortikostiroid, oksitosin inj, ergometrin inj, infus RL.



PROSEDUR



Pelaksanaan 1. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang keadaan kehamilan dengan penyakit asma 2. Melakukan pemeriksaan untuk menentukan kondisi kehamilan dengan pemeriksaan fisik kehamilan 3. Meminta persetujuan setiap akan melakukan tindakan. 4. Membuat suasana yang nyaman untuk menghindari tekanan emosional karena akan memperberat penyakit. 5. Melakukan pencegahan infeksi untuk menghindari kemungkinan infeksi. 6. Melakukan konsultasi dengan dokter penyakit dalam untuk terapi. 7. Melaksanakan tindakan sesuai hasil konsultasi. 8. Menyiapkan persalinan normal untuk kehamilan tanpa gangguan. 9. Menyiapkan tindakan vakum ekstraksi untuk persalinan kala II dengan serangan asma yang berat (status asmatikus). 10. Menyiapkan persalinan dengan tindakan SC Apabila



UNIT TERKAIT



diperlukan. 1.Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Instalasi Penyakit dalam 4. Instalasi Farmasi 5. Ruang Bayi/Nicu



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



PROSEDUR PADA KEHAMILAN DENGAN DIABETUS MILITUS No. Dokumen 191/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman ½



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit



SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



01 Agustus 2017 KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan yang dilakukan terhadap pasien hamil dengan Penyakit gula yang menyertai, dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan banyak perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya , diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan



TUJUAN



Kesejahteraan ibu dan janin pada ibu hamil dengan diabetes militus.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan alat: 1. Menyiapkan alat dan obat yang diperlukan: tensimeter Doppler, USG. 2. Tranfusi set, abocath no 18, cairan infuse RL. 3. Spuit 3cc. 4. ergometrin inj, oksitosin inj.



PROSEDUR



Pelaksanaan: 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang keadaan kehamilannya. 2. Meminta persetujuan tindakan. 3. Melakukan pemeriksaan untuk menentukan kondisi kehamilan dengan pemeriksaan fisik kehamilan . 4. Mengkonsulkan ke bagian gizi untuk menyiapkan diet DM. 5. Melakukan konsul dengan dokter ahli penyakit dalam. 6. Melaksanakan tindakan sesuai hasil konsultasi. 7. Melakukan pertolongan persalinan pervaginam ibu hamil dengan diabetes tidak berat ( bila dalam persalinan). 8. Menyiapkan persalinan sectio caesaria pada kehamilan minggu ke 37 dengan diabetes agak berat; a. Riwayat kematian janin dalam kandungan.



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



PROSEDUR PADA KEHAMILAN DENGAN DIABETUS MILITUS No. Revisi Halaman No. Dokumen 00 2/2 191/SPO/G-25/VIII/2017



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR b. Menyiapkan induksi persalinan pada kehamilan dengan diabetes berat komplikasi (preeklamsi, hidramnion dsb) c. Riwayat persalinan yang lalu buruk (induksi persalinan). 9. Memberikan konseling untuk menghentikan kesuburan. UNIT TERKAIT



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Instalasi gizi Poliklinik Kebidanan Ruang kebidanan Instalasi penyakit dalam Instalasi Laboratorium Instalasi Farmasi



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



ATONIA UTERI No. Dokumen 192/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan terhadap pasien yang mengalami tidak adanya kontraksi uterus setelah kelahiran placenta/ persalinan. 1. Untuk menimbulkan kontraksi. 2. Untuk menghentikan perdarahan. 3. Untuk mencegah kematian. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Set untuk pemasangan tranfusi. 2. Sarungtangan panjang. 3. Kondom. 4. Folly kateter no 24. 5. Kapas DTT. 6. Kasa steril. 7. Cairan infus RL. 8. Mesoprostol Pelaksanaan: 1. Mengenali dan menegakan diagnose atonia uteri. 2. Melakukan observasi kontraksi, keadaan umum,vital sign,perdarahan. 3. Memastikan plasenta lahir lengkap/ bila ada indikasi sebagian placenta masih tertinggal, lakukan evakuasi sisa plasenta dan pastikan tidak ada laserasi jalan lahir. 4. Melakukan pemasangan infus( kalau perlu pasang 2 jalur) dengan tranfusi set.. 5. Memasukan mesoprostol maksimal 5 tablet per rectal. 6. Menyiapkan dan berikan tranfusi darah bila diperlukan. 7. Melakukan tindakan KBI ( sesuai SPO). 8. Melakukan pemasangan kondom kateter bila KBI belum berhasil. 9. Perdarahan belum berhenti, kontraksi belum timbul, dilakukan tindakan operatif. 10. Menyiapkan pasien untuk operasi. 11. Inform consenttindaka



UNIT TERKAIT



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



1. Ruang kebidanan, PMI 2. Kamar Operasi 3. Instalasi Farmasi & Laboraterium KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL No. Dokumen 193/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



01 Agustus 2017 KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan yang dilakukan terhadap pasien yang mengalami tidak adanya kontraksi uterus setelah kelahiran placenta/ persalinan



TUJUAN



1. Untuk menimbulkan kontraksi. 2. Untuk menghentikan perdarahan. 3. Untuk mencegah kematian.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Infus dengan tranfusi set sudah terpasang. 2. Daerah vulva telah dibersihkan, dan disiapkan posisi litotomi/ dorsalrekumbert. 3. Larutan antiseptik. 4. Oksigen dan regulator. 5. Obat uterotonika, mesoprostol. 6. Kateter. 7. Tensimeter dan stetoskop. 8. Penolong telah siap dengan APD, dengan sarung tangan panjang.



PROSEDUR



Pelaksanaan: 1. Memastikan kandung kencing kosong, bila penuh lakukan kateterisasi. 2. Penolong berdiri didepan vulva, basahi tangan dengan larutan antiseptik. 3. Memasukan tangan secara obstetrik melalui introitus kedalam lumen vagina, bersihkan gumpalan yang menghalangi. 4. mengubah tangan obstetrikmenjadi kepalan dan letakan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada fornik anterior dan dorong segmen bawah uterus krania anterior.



5. Meletakan telapak tangan luar pada dinding perut dan upayakan untuk mencakup bagian belakang korpus uteri seluas mungkin



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL No. Dokumen 193/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



6. Melakukan kompresi uterus dengan jalan mendekatkan telapak tangan luar dengan kepalan tangan dalam pada forniks anterior. 7. Bila perdarahan berhenti pertahankan posisi demikian hingga kontraksi uterus uteri membaik. 8. Mengeluarkan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik. 9. Memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik, atur tetesan infus. 10.Melepaskan sarung tangan. 11.Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan denganhanduk bersih. 12.Memberitahu pada pasien bahwa tindakan telah selesai. 13.Membereskan alat. 14 Melakukan dokumemtasi. 1. Ruang Kebidanan 2. UnitGawat Darurat 3. Kamar Operasi



RUMAH SAKIT ISLAM AR-RASYID



AMNIOTOMI No. Dokumen 194/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



PALEMBANG Jalan H.M Saleh No.2 Sukarami, Palembang Tlp (0711) 5610503



Tanggal Terbit SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



01 Agustus 2017 KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan yang dilakukan merobek selaput ketuban.



TUJUAN



Memecah selaput ketuban.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Sarung tangan steril / Hanscoen 2. setengah kocher 3. kapasDTT. 4. Doppler. 5. Bengkok. 6. Jam. Pelaksanaan: 1. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan. 2. Mendengarkan denyut jantung janin dan cacat hasilnya. 3. Mencuci tangan, pakai hansoen. 4. Diantara kontraksi, lakukan periksa dalam capai selaput ketuban, raba dan pastikan kepala telah masuk PAP bagian kecil – kecil dan talipusat tidak teraba. 5. Dengan menggunakan tangan yang lain, tempatkan setengah kocher mencapai selaput ketuban yang dipandu oleh jari tangan yang dipakai untuk periksa dalam. 6. Memegang ujung kocher diantara ujung jari pemeriksa, gerakan jari dan goreskan ujung kocher keselaput ketuban. 7. Menggunakan tangan yang lain untuk mengambil kocher. 8. Membiarkan jari tangan pemeriksa dalam tetap untuk mengetahui penurunan kepala janin dan memastikan bahwa tali pusat atau bagian kecil dari bayi tidak teraba 9. Mengeluarkan tangan pemeriksa dari dalam vagina 10.Melakukan observasi keadaan air ketuban. 11. Membereskan alat ( dekontaminasi ) 12. Mencuci tangan. 13. Melakukan meriksaan denyut jantung janin. 14.Mencatat waktu dilakukan tindakan, warna air ketubandan denyut jantung janin.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan & Unit Gawat Darurat



PELAYANAN NIFAS



No. Dokumen 195/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Masa nifas adalah masa yang dimulai dari setelah Partus selesai dan berakhir setelah kira – kira 6 minngu,akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. 1. Memulihkan Kesehatan umum penderita a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan b. Mengatasi Anemia c. Mencegah Infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperhatikan kebersihan dan sterilisasi. e. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah. 2. Mempertahankan kesehatan Psikologis. 3. Mencegah Infeksi dan Komplikasi 4. Melancar pembentukan air susu ibu ( ASI ) 5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri samapai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal. 6. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis. 7. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 8. Memberikan pelayanan KB. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Penatalaksanaan jam pertama pasca lahirnya plasenta persalinan kala IV a. Memastikan keadaan pasien dalam keadaan baik b. Mencegah terjadinya HPP dengan cara : 1) Lakukan observasi pasien secara rutin 2) Pemenuhan kebutuhan pasien 3) Lanjutkan kerjasama dengan meminta pasien 4) melakukan masase fundus uteri dan segera melapor bila terjadi perdarahan



PELAYANAN NIFAS



No. Dokumen 195/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR



2. Segera setelah plasenta lahir a. Menilai kontraksi uterus b. Menilai apakah perdarahan yang terjadi dalam batas normal c. Memeriksa dan mencatat nadi, tekanan darah dan suhu tubuh d. Melanjutkan penilaian kontraksi uterus dan perdarahan yang terjadi e. Ulangi pemeriksaan Tekanan darah, nadi, suhu 1jam kemudian f. Bila kondisi berubah lakukan pemeriksaan lebih sering 3. Segera setelah plasenta lahir, yang dibutuhkan pasien mungkin adalah : a. Dibersihkan atau mandikan b. Minum atau makan c. Berdekatan dengan bayinya d. Istirahat



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan



PEMASANGAN KONDOM KATETER No. Dokumen 196/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan memasukan kondom yang berisi cairan kedalam kavum uteri.



TUJUAN



1.Untuk menghentikan perdarahan. 2. Untuk menimbulkan kontraksi. 3. Untuk mencegah kematian.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Pasien telah terpasang infus dengan tranfusi set/ bahkan 2 jalur, atau yang satu dengan tranfusi darah. 2. Pasien telah diberikan uterotonika maupun meseprostol supositoria. 3. Pasien telah terpasang 02. 4. Pasien telah terpasang kateter tinggal yang tertampung dalam urine bag. 5. Pasien dalam observasi keadaan umum,vitalsign, kontraksi, maupun perdarahan. 6. Kateter no 24. 7. Tranfusi set. 8. Kondom. 9. Bak steril yang berisi: tali pusat, sarung tangan panjang, kasa steril. 10. Cairan steril/ RL. 11. APD.



PROSEDUR



Pelaksanaan: 1. Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Memakai APD 3. Cuci tangan. 4. Menyiapkan cairan/ RL tergantung pada tiang infus, pasang tranfusi set. 5. Memakai sarung tangan panjang DTT/ steril. 6. Memasukan ujung kateter ke dalam kondom (dapat menggunakan 2 kondom ), sampai dengan ujung kateter berjarak 2 cm dengan kondom.



PEMASANGAN KONDOM KATETER No. Dokumen 196/SPO/G-25/VIII/2017 RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



No. Revisi 00



Halaman 2/2



7. Melakukan vulva higiene, dilanjutkan melakukan eksplorasi. 8. Memasukkan kondom kateter ke dalam kavum uterus, tahan dan alirkan cairan sampai dengan 700cc . 9.Kateter diviksasi menggunakan jegul divagina. 10.Melakukan observasi perdarahan, aliran cairan 11.Bila masih ada perdarahan atau cairan masih mengalir maka tindakan selanjutnya dengan operasi, pasien disiapkan untuk tindakan operasi. 12.Bila perdarahan berhenti dan cairan tidak lagi mengalirsampai batas maksimal 700cc, maka observasi dilanjutkan. 13.Pasien/ Ibu dirapikan. 14.Alat dibersihkan/ dibereskan. 15.Cuci tangan 16.Dokumentasi 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi



DISTOSIA BAHU No. Dokumen 197/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Distosia bahu adalah tersangkut nya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.



TUJUAN



1. 2. 3. 4. 5.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Membuat episiotomy yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberi ruangan yang cukup untuk tindakan. 2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkai nya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah dada nya dalam posisi ibu berbaring telentang. 3. Melakukan tarikan yang kuat dan terus menerus ke arah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis. 4. Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan kearah bawah pada daerah suprapubik untuk membantu persalinan bahu. 5. Jika bahu belum dapat dlahirkan : a. Lakukan penekanan pada bahu yang terletak didepan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu. b. Jika diperlukan lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan sternum. 6. Jika bahu masih belum dapat dlahirkan : a. Masukan tangan kedalam vagina. b. Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakan lengan kearah dada.



PROSEDUR



Mengetahui faktor resiko terjadinya distosia bahu. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala distosia bahu. Mengetahui bagaimana menentukan diagnose distosia bahu. Mengetahui komplikasi distosia bahu. Menegetahui bagaimana penatalaksanaan distosia bahu.



DISTOSIA BAHU No. Dokumen 197/SPO/G-25/VIII/2017



No Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG c. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain : d. Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan. e. Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang. Keterangan : Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis).



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Unit Gawat Darurat 3. Ruang Bayi/Nicu



KOMPRESI BIMANUAL DAN AORTA



No. Dokumen 198/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan pada penatalaksanaan atonia uteri pada perdarahan kala III persalinan dengan cara memberikan tekanan langsung baik dari luar (eksterna) maupun dari dalam (interna) pada pembuluh darah yang terbuka bekas implantasi plasenta dan juga untuk merangsang miometrium untuk berkontraksi 1. Mencegah terjadinya perdarahan post partum 2. Merangsang uterus berkontraksi akibat atonia uteri Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri maka segera lakukan kompresi bimanual : 1. Pakai sarung tangan steril dengan lembut masukkan secara obstetrik melalui introitus ke dalam vagina 2. Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin ini yangmenyebabkan uterus tak dapat berkontraksi secara penuh. 3. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan, sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang 4. Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus inimemberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka di dinding uterus dan juga merangsang uterus untuk berkontraksi. 5. Evaluasi keberhasilan : Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang teruskan melakukan KBI selama dua menit kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secaramelekat selama kala empat jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga melakukan kompresi bimanual eksterma (KBE)



KOMPRESI BIMANUAL DAN AORTA



No. Dokumen 198/SPO/G-25/VIII/2017



No Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Kompresi Bimanual Eksterna : 1. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding dean korpus uteri dan di atas simfisis pubis 2. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri sejajar dengan dinding depan korpus uteri. Usahakan untuk mencakup/ memegang bagian belakang uterus seluas mungkin 3. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan dan belakang agar pembuluh darah di dalam miometrium dapat dijepit secara manual. Cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi. 4. Jika setelah dilakukan KBI dan KBE perdarahan masih berlangsung lanjutkan dengan kompresi aorta Kompresi Bimanual Aorta Abdominalis 1. Raba pulsasi aorta femoralis pada lipatan paha 2. Kepalkan tangan kiri dan tekan bagian punggung jari telunjuk hingga kelingking pada umbilikus ke arah kolumna vetebralis dengan arah tegak lurus 3. Dengan tangan lain raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui cukup tidaknya kompresi. Jika pulsasi masih teraba artinya tekanan kompresi masih belum cukup, jika kepalan tangan mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis akan berkurang/ berhenti 4. Jika perdarahan pervaginam berhenti pertahankan posisi tersebut dan pemijatan uterus (dengan bantuan asisten) hinggauterus berkontraksi baik. 5. Jika perdarahan masih berlanjut lakukan ligasi arteri uterina dan utero ovarika. Administratif : Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Unit gawat darurat



LIGASI ARTERI UTERINA



No. Dokumen 199/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Ligasi arteri uterina adalah upaya penatalaksanaan atonia uteri yang dilakukan setelah upaya kompresi bimanual interna, eksterna dan kompresi aorta tidak berhasil menghentikan perdarahan. dilakukan ligasi arteri uterina yang berjalan disamping uterus setinggi batas atas segmen bawah Rahim Untuk menghentikan terjadinya perdarahan post partus akibat kontraksi uterus yang tidak baik. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Pada teknik ini dilakukan ligasi arteri uterina yang berjalan disamping uterus setinggi batas atas segmen bawah rahim. 2. Jika dilakukan seksio sesarea, ligasi dilakukan 2-3 cm dibawah irisan segmen bawah rahim 3. Untuk melakukan ini diperlukan jarum atraumatik yang besar dan benang absorbable yang sesuai 4. Arteri dan vena uterina diligasi dengan melewatkan jarum 2-3 cm medial vasa uterina, masuk ke miometrium keluar di bagian avaskular ligamentum latum lateral vasa uterina 5. Saat melakukan ligasi hindari rusaknya vasa uterina dan ligasi harus mengenai cabang asenden arteri miometrium, untuk itu penting untuk menyertakan 2-3 cm miometrium 6. Jahitan kedua dapat dilakukan jika langkah diatas tidak efektif dan jika terjadi perdarahan pada segmen bawah rahim Dengan menyisihkan vesika urinaria, ligasi kedua dilakukan bilateral pada vasa uterina bagian bawah, 3-4 cm dibawahligasi vasa uterina atas 7. Ligasi ini harus mengenai sebagian besar cabang arteri Uterine pada segmen bawah rahim dan cabang arteriuterina yang menuju ke servik, 8. jika perdarahan masih terus berlangsung perlu dilakukan bilateral atau unilateral ligasi vasa ovarian



LIGASI ARTERI UTERINA No. Dokumen 199/SPO/G-25/VIII/2017



No Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



UNIT TERKAIT



Administratif : Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis). . 1. Unit Gawat Darurat 2. Kamar Operasi 3. Ruang Kebidanan



REPOSISI INVERSIO UTERI No. Dokumen 200/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya uterus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya. 1. Untuk mengembalikan posisi fundus uteri pada posisi yang sebenarnya. 2. Mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan yang Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam kavum uteri. Ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem, Inversio Uteri terjadi dalam beberapa pasif akibat atonia uteri yang menyertainya. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka harus segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin. 2. Segera lakukan tindakan resusitasi 3. Bila plasenta masih melekat , jangan dilepas oleh karena tindakan ini akan memicu perdarahan hebat 4. Salah satu tehnik reposisi adalah dengan menempatkan jari tangan pada fornix posterior, dorong uterus kembali kedalam vagina, dorong fundus kearah umbilikus dan memungkinkan ligamentum uterus menarik uterus kembali ke posisi semula . Sebagai tehnik alternatif : dengan menggunakan 3 – 4 jari yang diletakkan pada bagian tengah fundus dilakukan dorongan kearah umbilkus sampai uterus kembali keposisi normal. 5. Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri. Berikan oksitosin dan setelah terjadi kontraksi ,tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak berulang. 6. Bila reposisi pervaginam gagal, maka dilakukan reposisi melalui laparotomi 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi



PERBAIKAN ROBEKAN SERVIKS No. Dokumen 201/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG



SPO



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Perlukaan pada serviks uteri yang diakibatkan oleh proses persalinan terutama pada kasus partus presipitatus. Dimana pada kasus ini kontraksi rahim kuat dan sering sehingga menyebabkan bayi didorong keluar dan pembukaan belum lengkap Mencegah terjadinya perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian maternal Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Tinjau kembali prinsip perawatan umum dan oleskan larutan anti septik ke vagina dan serviks 2. Berikan dukungan dan penguatan emosional. Anastesi tidak dibutuhkan pada sebagian besar robekan serviks. Berikan petidin dan diazepam melalui IV secara perlahan (jangan mencampur obat tersebut dalam spuit yang sama) atau gunakan ketamin untuk robekan serviks yang tinggi dan lebar 3. Minta asisten memberikan tekanan pada fundus dengan lembut untuk membantu mendorong serviks jadi terlihat 4. Gunakan retraktor vagina untuk membuka serviks, 5. Pegang serviks dengan forcep cincin atau forcep spons dengan hati– hati. Letakkan forcep pada kedua sisi robekan dan tarik dalam berbagai arah secara perlahan untuk melihat seluruh serviks. Mungkin terdapat beberapa robekan. 6. Tutup robekan serviks dengan jahitan jelujur menggunakan benang catgut kromik atau poliglokolik 0 yang dimulai pada apeks (tepi atas robekan) yang seringkali menjadi sumber pendarahan. 7. Jika bagian panjang bibir serviks robek, jahit dengan jahitan jelujur menggunakan benang catgut kromik atau poliglikolik 8. Jika apeks sulit diraih dan diikat, pegang apeks dengan forcep arteri atau forcep cincin. Pertahankan forcep tetap terpasang selama 4 jam. Jangan terus berupaya mengikat tempatpendarahan karena upaya tersebut dapat mempererat pendarahan. Selanjutnya : - Setelah 4 jam,buka forcep sebagian dikeluarkan - Setelah 4 jam berikutnya, keluarkan seluruh forcep Ruang Bersalin



PERBAIKAN ROBEKAN VAGINA DAN PERINEUM No. Dokumen 202/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Perlukaan jalan lahir akibat proses persalinan yang menyebabkan terjadinya robekan pada vagina dan perineum. Dapat pula terjadi secara disengaja misalnya pada tindakan episiotomi Mencegah terjadinya perdarahan post partum akibat perlukaan jalan lahir Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penjahitan Robekan Vagina Dan Perineum Terdapat empat derajat robekan yang bisa terjadi saat kelahiran, yaitu : 1. Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lendir vagina dan jaringan ikat 2. Tingkat II : Robekan mengenai mukosa vagina, jaringan ikat, dan otot dibawahnya tetapi tidak mengenai spingter ani 3. Tingkat III : Robekan mengenai otot spingter ani 4. Tingkat IV :Robekan sampai mukosa rectum. Penjahitan Robekan Derajat I dan II Sebagian besar derajat I menutup secara spontan tanpa dijahit. 1. Tinjau kembali prinsip perawatan secara umum 2. Berikan dukungan dan penguatan emosional. 3. Gunakan anastesi lokal dengan lidokain 4. Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus berkontraksi. 5. Periksa vagina, perinium, dan serviks secara cermat. 6. Jika robekan perinium panjang dan dalam, inspeksi untuk memastikan bahwa tidak terdapat robekan derajat III dan IV. a. Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus b. Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter. c. Periksa tonus otot atau kerapatan sfingter d. Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau DTT e. Jika spingter cedera, lihat bagian penjahitan robekan derajat III dan IV. f. Jika spingter tidak cedera, tindak lanjuti dengan penjahitan



PERBAIKAN ROBEKAN VAGINA DAN PERINEUM No. Dokumen 202/SPO/G-25/VIII/2017



No Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



9. 10. 11. 12.



13. 14. 15.



UNIT TERKAIT



Penjahitan Robekan Perinium Derajat III Dan IV Jahit robekan diruang operasi 1. Tinjau kembali prinsip perawatan umum 2. Berikan dukungan dan penguatan emosional. 3. Gunakan anastesi lokal dengan lidokain. 4. Gunakan blok pedendal, ketamin atau anastesi spinal 5. Penjahitan dapat dilakukan menggunakan anastesi lokal dengan lidokain dan petidin serta diazepam melalui IV dengan perlahanjangan mencampur dengan spuit yang sama) jika semua tepi robekan dapat dilihat, tetapi hal tersebut jarang terjadi. 6. Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus berkontraksi 7. Periksa vagina, perinium, dan serviks secara cermat. 8. Untuk melihat apakah spingter ani robek. a. Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus b. Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter. c. Periksa permukaan rektum dan perhatikan robekan dengan cermat. 9. Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT 10.Oleskan larutan antiseptik kerobekan dan keluarkan materi fekal, jika ada. 11. Pastikan bahwa tidak alergi terhadap lidokain atau obat-obatan Terkait 12. Masukan sekitar 10 ml larutan lidokain 0,5 % kebawah mukosa vagina, kebah kulit perinium dan ke otot perinatal yang dalam. 13. Pada akhir penyuntikan, tunggu selama dua menit kemudian jepit area robekan dengan forcep. Jika ibu dapat merasakan jepitan tsb, tunggu dua menit lagi kemudian lakukan tes ulang 14. Jahit rektum dengan jahitan putus-putus menggunakan benang 3-0 atau 4-0 dengan jarak 0,5 cm untuk menyatukan mukosa. 15. Jika spingter robek a. Pegang setiap ujung sfingter dengan klem Allis (sfingter akanberetraksi jika robek ). b. Selubung fasia disekitar sfingter kuat dan tidak robek jikaditarik dengan klem. c. Jahit sfingter dengan dua atau tiga jahitan putus-putus menggunakan benang 2-0. 16. Oleskan kembali larutan antiseptik kearea yang dijahit. 17. Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk memastikan penjahitan rektum dan sfingter dilakukan dengan benar. 18. Selanjutnya, ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT. 19. Jahit mukosa vagina, otot perinium dan kulit. Ruang Bersalin



PERBAIKAN ROBEKAN DINDINGUTERUS No. Dokumen 203/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miomentrium. Rupture uteri merupakan robekan uterus yaitu perlukaan yang paling berat pada persalinan. Robekan ini dapat terjadi pada waktu kehamilan atau pada waktu persalinan, namun yang paling sering terjadi ialah robekan ketika persalinan. Mencegah terjadinya perdarahan post partum akibat perlukaan robekan serviks pada proses persalinan Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Jahit robekan dengan jahitan jelujur mengunci (continuous locking)menggunakan benang catgut kromik (atau poliglikolik) 2. Jika perdarahan tidak terkandali atau jika ruptur melalui insisi klasik atau insisi vertikal terdahulu, buat jahitan lapisan kedua 4. Jika ruptur terlalu luas untuk dijahit, tindak lanjuti dengan histerektomi. 5. Kontrol pendarahan dalam, gunakan jahitan berbentuk angka delapan 6. Jika ibu meminta ligasi tuba, lakukan prosedur tsb pada saat ini. 7. Pasang drain abdomen 8. Tutup abdomen. 9. Pastikan tidak ada pendarahan 10.Keluarkan bekuan darah dengan menggunakan spons. 11.Pada semua kasus, periksa adanya cedera pada kandung kemih Jka teridentifikasi adanya cedera kandung kemih,perbaiki cedera a. Tutup fasia dengan jahitan jelujur menggunakan benang catgut kromik 0 (poliglikolik) . b. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, tutup jaringan subcutan dengan kasa dan buat jahitan longgar menggunakanbenang catgut ( poligkolik ) 0 . c. Tutup kulit dengan penutupan lambat setelah infeksi dibersihkan. d. Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tutup kulit denganjahitan matras vertikal menggunakan PGA dan tutup dengan balutan steril 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi



MANUAL PLASENTA



No. Dokumen 204/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri Untuk membantu kelahiran plasenta yang tidak bisa lahir secara spontan akibat perlengketan atau kontraksi uterus yang tidak baik Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan 1. Pasang set dan cairan infus RL/NaCl 2. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan 3. Lakukan anestesia verbal atau analgesia per rektal 4. Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi 5. Pastikan kandung kemih kosong karena kandung kemih yang penuh dapat menggeser letak uterus. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri 1. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong. 2. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai. 3. Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat. 4. Setelah mencapai bukaan serviks, minta seorang asistenpenolong lain untuk memegangkan klem tali pusat kemudianpindahkan tangan luar untuk menahan fundus uteri. 5. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta. 6. Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat). Melepas plasenta dari dinding uterus 7. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah. a. Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di sebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggun tangan menghadap ke bawah (posterior ibu)



MANUAL PLASENTA No. Dokumen 204/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG b. Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelahatas tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tanganmenghadap ke atas (anterior ibu) c. Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding dinding uterus maka perluas pelepasan plasenta denganjalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial ibu) hingga semua perlekatanplasenta terlepas dari dinding uterus.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Catatan: - Bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada pada dataran yang sama tinggi dengan dinding uterus maka hentikan upaya plasenta manual karena hal itu menunjukkan plasenta inkreta (tertanam dalam miometrium). - Bila hanya sebagian dari implantasi plasenta dapatdilepaskan dan bagian lainnya melekat erat maka hentikan pula plasenta manual karena hal tersebut adalah plasenta akreta. Untuk keadaan ini sebaiknya ibu diberi uterotonika tambahan (misoprostol 600 mcg per rektal) sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Mengeluarkan plasenta 8. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukaneksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal. 9. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahansegmen bawah uterus)kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalammembawa plasenta keluar (hindari terjadinya percikan darah). 10.Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahansuprasimfisis) uterus kearah dorso- kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah disediakan. 11. Pemantauan pasca tindakan 11. Periksa kembali tanda vital ibu. 12. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan. 13. Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masihdiperlukan dan asuhan lanjutan. 14. Beritahukan pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telahselesai tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan asuhan lanjutan. 15. Lanjutan pemantauan ibu hingga 2 jam pascatindakan sebelum dipindah ke ruang rawat gabung 1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Operasi 3. Departemen Obgyn 4. Departemen Anastesi



RADANG PELVIK AKUT No. Dokumen 205/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017 SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Suatu infeksi pada uterus (rahim), tuba fallopii (suatu saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke uterus), dan organ reproduksi lainnya. Penyakit ini merupakan komplikasi yang umum terjadi pada penyakit-penyakit menular seksual (Sexually TransmittedDisease/STDs), utamanya yang disebabkan oleh chlamydia dan gonorrhea. PID dapat merusak tuba fallopii dan jaringan yang dekat dengan uterus dan ovarium. Mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari seldarah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untukGO dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. 2. Ultrasonografiatau USG dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba danalat reproduksi lainnya. 3. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. 4. Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampudan kamera melalui insisi (potongan) kecildi perut untukmelihatsecara langsung organ di dalam panggul apabila terdapatkelainan Terapi : 1. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrolsetelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihathasil dan perkembangan dari pengobatan. 2. Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular



RADANG PELVIK AKUT



No. Dokumen 206/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untukmengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasanganseksual sebaiknyadiperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.



UNIT TERKAIT



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Instalasi Laboratorium 4. Instalasi Farmasi



MENORAGIA



No. Dokumen 207/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Suatu kelainan menstruasi dimana perdarahan menstruasi lebih dari 80 ml/hari pada siklus yang normal. Untuk mengendalikan perdarahan menstruasi kembali pada siklus yang normal. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Pengobatan menorhagia sangat tergantung kepada penyebabnya. Untuk memastikan penyebabnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah,tes pap smear, biopsi dinding rahim, pemeriksaan USG,dan lain sebagainya. 2. Jika menoragia diikuti oleh adanya anemia, maka zat besi perlu diberikan untuk menormalkan jumlah hemoglobin darah.Terapi zat besi perlu diberikan untuk periode waktu tertentu untuk menggantikan cadangan zat besi dalam tubuh. 3. Selain itu, menorrhagia juga dapat diterapi dengan pemberian hormon dari luar, terutama untuk menorrhagia yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. 4. Terapi hormonal yang diberikan biasanya berupa obat kontrasepsi kombinasi atau pill kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron. 5. Menorrhagia yang terjadi akibat adanya mioma dapat diterapi dengan melakukan terapi hormonal atau dengan pengangkatanmioma dalam rahim baik dengan kuretase ataupun dengan tindakan operasi. 1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang kebidanan 3. Instalasi Laboratorium 4. Instalasi Farmasi



PROLAPS TALI PUSAT



No. Dokumen 208/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Prolapsus tali pusat adalah tali pusat dijalan lahir dibawah presentasi janin setelah ketuban pecah. Prolapsus tali pusat merupakan salah satu kasus kegawat daruratan dalam bidang obstetri karena insidensi kematian perinatal tinggi. Prolapsus tali pusat merupakan penyulit di dalam persalinan.Keadaan ini lebih mungkin terjadi pada malpresentasi atau malposisi janin Penatalaksanaanprolaps tali pusat ditujukan untukmenyelamatkan bayi dalam kandungan. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penatalaksanaan menentukan tali pusat masih berdenyut atau tidak. 1. Tali pusat berdenyut Jika tali pusat berdenyut, berarti janin masih hidup. a. Jika ibu berada di kala satu persalinan, pada semua kasus maka : 1) Dengan memakai sarung tangan yang steril atau yang didesinfeksi tingkat tinggi (DTT), masukkan satu tangan ke dalam vagina dan dorong bagian presentasi ke atas untuk mengurangi tekanan pada tali pusat dan keluarkan bagian presentasi panggul. 2) Letakkan tangan lain di atas abdomen (suprapubik) untuk menjaga bagian presentasi tetap berada di luar panggul. 3).Setelah bagian presentasi ditahan dengan kuat di ataspintu atas panggul, keluarkan tangan dari vagina Pertahankan tangan di atas abdomen sampai seksio cesarea dilakukan. 4).Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg melalui IVsecaraperlahan selama dua menit untuk mengurangi kontraksi 5). Segera lakukan seksio sesaria. b. Jika ibu berada di kala dua persalinan 1). Percepat pelahiran dengan episiotomi dan ekstraksivakum 2). Jika presentasi bokong, lakukan ekstraksi bokong dan gunakanforsep piper atau forsep panjang untuk



PROLAPS TALI PUSAT



No. Dokumen 208/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG melahirkan kepalapada presentasi bokong. 3). Siapkan resusitasi pada bayi baru lahir. 2. Tali pusat tidak berdenyut Jika tali pusat tidak berdenyut, berarti janin telah mati. Lakukan dengan cara yang aman bagi ibu. PROSEDUR Keterangan Tali pusat menumbung ( prolapsus funikuli ) merupakan indikasi untuk segera menyelesaikan persalinan jika anak masih hidup. Sebaliknya, jika anak sudah mati, persalinan dapat ditungguberlangsung spontan UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi 3. Unit Gawat Darurat 4. Ruang Bayi/Nicu



LETAK LINTANG



No. Dokumen 209/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



Tanggal Terbit SPO



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Suatu letak janin dengan sumbu panjang janin memotong tegak lurus atau hamper tegak lurus terhadap sumbu ibu 1.Memberikan fasilitas dan perawatan sebaik dan secepat mungkin 2.Memberikan perawatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan terhadap penderita yang dirawat dengan kehamilan letak lintang . Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Penegakan diagnosis : a. Pemeriksaan luar b. Inspeksi : perut terlihat melebar kesamping c. Palpasi : Lepold I : tinggi fundus uteri lebih rendah dibandingkan dengan umur kehamilan (dikonkrusi negative) Lepold II: teraba bokong atau kepala pada salah satu sisi. Lepold III & IV: bagian bawah kosong. d. Askultasi: denyut jantung janin terdengar jelas sekitar pusat. e. Periksa dalam Setelah ketuban pecah, pada pemeriksaan akan mudah diraba : - Sisa dada: tulang iga sebagai garis-garis. - Skalupa atau akromion sebagai petunjuk Klavikula. - Arah penutupan aksila menunjukkan posisi kepala. - Kadang tangan kanan atau kiri menumbung kedalam Vagina dan keluar dari vulva. f. Ultrasonografi dan Radiologi Hanya dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam ditemukan kesulitan 2. Penatalaksanaan : a. Versi luar: hanya dilakukan bila tidak ada kontra indikasi, sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan diatas 32 minggu.



LETAK LINTANG No. Dokumen 209/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG b. Seksio besar: tindakan ini merupakan pertolongan utama pada letak lintang. c. Versi ekstraksi: pada gemeli anak ke dua, kalau ketuban baru dipecahkan /baru pecah. PROSEDUR 3. Keterangan Persalinan letak lintang dapat berlangsung pervaginam pada keadaan anak kecil atau anak mati UNIT TERKAIT



1. Ruang bersalin 2. Ruang perinatal 3. Instalasi laboratorium 4. Instalasi Farmasi 5. Ruang operasi



KEHAMILAN GANDA No. Dokumen 210/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



SPO



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN PROSEDUR



Kehamilan dengan lebih dari satu embrio / fetus dalam satu gestasi Agar pasien dengan kehamilan kembar mendapat penanganan yang optimal Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Masa antenatal a. Pemeriksaan antenatal lebih sering (1 kali seminggu pada kehamilan 32 minggu keatas) b. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalan jauh dilarang c. Istirahat tirah baring dianjurkan lebih banyak d. Pada kehamilan triplet /lebih dirawat pada kehamilan 32 minggu e. Diet tinggi proteinTambahan zat besi : sulfat ferosus 3 x100 mg asam folik 1 mg/hari f. Pemeriksaan laboratorium diulang (lebih sering) 2. Masa persalinan a. Persiapan - Persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature - Disiapkan darah 500 cc - Dipasang infuse cairan RL 20-30 tetes/menit b. Kala I & II - Anak I letaknya membujur, diawasi dan ditolong seperti biasa dan dilakukan episiotomi (ikuti kemajuan persalinan sesuai partograf) - Setelah anak I lahir harus lebih waspada, dilakukan Pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam untuk mengetahui letak dan presentasi anak ke II - Bila anak kedua lahir letaknya membujur pada waktu ada his dilakukan amniotomi (bagian yang terendah didorong ke pintu atas panggul



KEHAMILAN GANDA No. Dokumen 210/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG - Bila dalam 15 menit belum ada his berikan injeksi oksitosin 2 unit intramuskuler dan lakukan amniotomi setelah timbul His dan anak dilahirkan seperti biasa. Diusahakan kelahiran anak kedua dalam waktu 30 menit setelah kelahiran anak kesatu - Bila anak kedua didapatkan melintang, dilakukan versi Luar dan kalau versi luar gagal dilakukan versi ekstraksi. - Kelahiran anak kedua dipercepat kalau didapatkan Prolapses talipusat atau kalau terjadi Solusio plasenta (plasenta mulai lepas sebelum anak kedua lahir)



PROSEDUR



c. Kala III Setelah anak kedua lahir, berikan injeksi oksitosin 10 unit Secara im dan didalam infus dimasukkan oksitosin 10 unit, Setelah plasenta lahir, berikan methergin 0,2 mg iv d. Kala IV Diawasi lebih cermat dan lama. Tetes oksitosin diteruskan sampai dengan 5 jam postpartum e. Seksio sesar dilakukan atas indikasi - Anak satu letak lintang - Terjadi prolapsus tali pusat - Interlocking - Kembar 3 atau lebih (mengurangi pervaginam)



UNIT TERKAIT



1. Poliklinik kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Unit Gawat Darurat 4. Kamar Operasi 5. Ruang Bayi/ Nicu 6. Instalasi Laboratorium 7. Instalasi farmasi



trauma



kelahiran



RETENSIO PLASENTA No. Dokumen 211/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG



SPO



Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Keadaan di mana placenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir. Tindakan untuk mengetahui di mana placenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atonia uteria atau adanya lingkaran kontraksi pada bagian bawah rahim. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Memberikan informasi kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Mencuci tangan secara efektif 3. Melaksanakan pemeriksaan umum 4. Mengukur vital sign (Tekanan Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan) 5. Melaksanakan pemeriksaan kebidanan 6. Inspeksi, palpasi, periksa dalam 7. Menggunakan sarung tangan steril 8. Melakukan vulva hygiene 9. Mengamati adanya gejala dan tanda retencio placenta 10. Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir, atau terjadi perdarahan sementara placenta belum lahir, berikan oksidosis 10 IM 11. Pastikan kandung kamih kosong dan tunggu terjadinya kontraksi, kemudian coba lahirkan placenta dengan peregangan tali pusat terkendali. 12. Bila dengan tindakan tersebut placenta belum lahir dan terjadi perdarahan banyak, maka placenta harus dilahirkan secara manual 13. Pasang cairan infus 14. Dokumentasi. Ruang Kebidanan



MALPRESENTASI DAN MALPOSISI No. Dokumen 212/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Malpresentasi adalah semua presentasi selain presentasi belakang kepala Malposisi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil tidak berada di anterior) Identifikasi kasus malpresentasi dan malposisi dengan baik sehingga mendapatkan penatalaksaan yang sesuai Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Presentasi dahi 1. Apabila janin hidup lakukan seksio sesaria 2. Apabila janin mati pembukan belum lengkap lakukan seksio sesaria, pembukaan lengkap lakukan kraniotomi, jika tidak terampil melakukan kraniotomi lakukan seksio sesaria Presentasi muka 1. Dagu berfungsi sebagai denominator 2. Posisi dagu anterior dapat dilakukan persalinan vaginam 3. Posisi dagu posterior dilakukan seksio sesaria Presentasi ganda/majemuk 1. Persalinan spontan hanya bisa terjadi apabila janin kecil atau terjadi kematian janin 2. Presentasi ganda kepala dan tangan; biasanya tangan dapat dirubah posisinya; posisi ibu knee-chest kemudian tangan didorong ke atas keluar dari simfisis pubis dan pertahankan disana sampai ada kontraksi untuk memposisikan kepala bayi dalam panggul saat kontraksi. Jika prosedur gagal lakukan seksio sesaria 3. Presentasi ganda dengan prolaps tali pusat; lakukan seksio sesaria Presentasi bokong 1. Presentasi bokong merupakan indikasi seksio sesaria 2. Bayi preterm indikasi seksio sesaria Presentasi bahu dan letak lintang 1. Lakukan versi luar jika ibu dalam permulaan persalinan/ belum dalam persalinan dan selaput ketuban belum pecah



MALPRESENTASI DAN MALPOSISI No. Dokumen 212/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 2. Jika versi luar bersalin dilanjutkan persalinan vaginam 3. Jika versi luar gagal dilanjutkan seksio sesaria 4. Letak lintang menetap merupakan indikasi seksio sesaria dalam keadaan janin hidup atau mati Perhatikan kesejahteraan janin setiap akan melakukan tindakan Perhatikan kemungkinan adanya kelainan anatomi pada uterus



UNIT TERKAIT



1. Kamar bersalin 2. Kamar Operasi 3. Ruang neonatus/ NICU



TINDAKAN INDUKSI PERSALINAN PERVAGINAM No. Dokumen 213/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Induksi Persalinan adalah suatu upaya agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang timbulnya HIS. Induksi persalinan ada 2 cara yaitu : Cara kimiawi  perdrip dan pervaginam Mekanik  poly catheter. 1. Untuk merangsang timbulnya HIS 2. Untuk mempercepat jalannya persalinan kala I Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Dengan cara pervaginam 1. Persiapan obat a. Hanscon Steril b. Kapas savlon c. Obat miso prostal 1/4 tab d. Bengkok 2. Persiapan penolong Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 3. Persiapan pasien a. Pasien sudah mengetahui prosedur yang akan dikerjakan b. Posisi tidur pasien litotomi= 4. Pelaksanaan a. Memakai sarung tangan kanan dan kiri b. Bersihkan vulva dengan kapas savlon c. Dengan 2 jari tangan dan jari telunjuk membuka labia d. Obat miso prostal 1/4 tab dimasukkan dalam vagina masuk dalam portio sedalam mungkin agar tidak keluar e. Pasien untuk sementara waktu disuruh istirahat (tirah baring) f. Setelah selesai cuci tangan g. Dokumentasi Ruang Kebidanan



PERIKSA DALAM No. Dokumen 214/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien dengan dua jari



TUJUAN



Untuk dapat membantu menentukan diagnosa pasien



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan 1. Hanscon 2. Kapas DTT 3. Selimut



PROSEDUR



Unit terkait



Pelaksanaan 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien 2. Menutup Sampiran 3. Meminta ibu untuk melepaskan celana mengatur posisi ibu 4. Cuci tangan 6 langkah 5. Pakai Hanscon 6.Memasukan kedua jari dalam vagina,menegakan kedua jari tersebut,dan menekan kearah bawah,tangan yang lain diatas fundus 7. Mencari letak servik,dan merasakan,mengetahui kondisi servik 8. Mengeluarkan tangan pelan-pelan 9. Mengobservasi jari tangan 10.Melepaskan hanscon 11.Cuci tangan 6 langkah 12.Menjelaskan hasil tindakan kepada pasien 13.Dokumentasi 1. Unit Gawat Darurat 2. Poliklinik Kebidanan 3. Ruang Kebidanan



HAMIL DENGAN INFEKSI BERAT ATAU SEPSIS No. Dokumen 215/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Adanya kehamilan yang disertai infeksi berat atau sepsis, baik intra ataupun ekstragenital.



TUJUAN



Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita sepsis



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan



PROSEDUR



1. Tempat tidur yang dapat dibuat posisi setengah duduk 2. Oksigen 3. Infus set dan cairan infus D5%, RL,NaCl. 4. Foley kateter 5. Obat : a.Antibiotika adekuat yaitu ampisilin 1g, gentamisin Metronidazol infus. b.Kortikosteroid injeksi. 6. Pemeriksaan yang di perlukan a. Pemeriksaan fisik lengkap obsteri dan ginekologi. b. Labolaturium lengkap,darah,urin,feses,fungsi hati,ginjal, elektrolit darah, kultur darah dan urine 8. USG 9. Konsultasi ke unit Penyakit Dalam



80mg,



Penatalaksanaan Pengobatan medik bertujuan memperbaiki keadaan umum dan mengeradikasi kuman penyebab. 1. Tirah baring total / posisi setengah duduk. 2. Oksigen 3. Infus cairan dan elektrolit harus cukup, catat intake-output, Diet ML / BS TKTP. 4. Antibiotika adekuat (Ampisilin, Gentamycin dan metronidazole infus ). 5. Kortikosteroid dosis tinggi. 6. Digitalisasi untuk menurunkan HR < 120 x /mnt.



HAMIL DENGAN INFEKSI BERAT ATAU SEPSIS No. Dokumen 215/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR UNIT TERKAIT



Indikasi pulang jika keadaan umum ibu dan janin baik, laboratorium dalam batas normal dan post partum dengan keadaan umum baik. 1. 2. 3. 4.



Ruang Kebidanan Departemen penyakit dalam Instalasi laboratorium Instalasi farmasi



LETAK SUNGSANG



No. Dokumen 216/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan bokong pada bagian bawah. Tergantung dari bagian janin mana yang terendah, dapat dibedakan : 1. Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation) 2. Letak bokong kaki Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba) 3. Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba) 4. Letak kaki a. Sempurna b. Tidak sempurna 5. Letak lutut a. Sempurna b. Tidak sempurna 1. Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat Mungkin 2. Mencegah komplikasi lanjut Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penatalaksanaan : 1. Masa antenatal a. Jika kehamilan 30-32 minggu dianjurkan Knee Chest Position dan dilakukan Ultrasonografi untuk mencari kemungkinan kelainan letak plasenta (plasenta previa),cacat bawaan atau kelainan lain. b. Jika pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan maka dicoba versi luar, primigravida pada kehamilan 32-34 minggu dan multigravida pada 34-36 minggu, dengan catatantidak ada kontra indikasi versi luar. c. Kontrol 1 minggu, jika terjadi reversion (versi luar gagal), maka dilakukan foto Rontgen abdomen untuk mencari kemungkinan adanya kelainan tentang panggul ibu atau habitus janin. d. Bila foto rontgen abdomen tidak ditemukan kelainan dapat dilakukan versi luar sekali lagi 2. Masa persalinan a. Pada kasus dimana versi luar berhasil, maka penatalaksanaan persalinan seperti letak kepala.



LETAK SUNGSANG No. Dokumen 216/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG b. Pada kasus dimana versi luar gagal maka penatalaksanaan persalinan tidak aktif. Persalinan pervaginam terutama pada primigravida harus hati-hati karena dapat terjadi after coming head. Anak harus lahir dalam waktu 8 menit sejak lahir sebatas pusat dan dipakai skor zatuchani andros



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



3. Pimpinan persalinan Pada letak sungsang terdapat 4 macam cara pertolongan : a. Pertolongan persalinan spontan (Bracht) b. Ekstraksi partial : untuk melahirkan bahu bila persalinan spontan tak berhasil dilakukan secara klasik, secara muller atau secara lovset c. Ekstraksi total: Putaran paksi abnormal, Jika oksiput tetap dibelakang, kepala dilahirkan dengan cara Mouriceau-Smellie-Viet atau Praha terbalik. d. Seksio sesar primer pada letak sungsang : 1). Habitus kepala ekstensi 2). Panggul sempit dan kelalaian bentuk panggul 3). Taksiran berat anak > 3500 pada primigravida, dan 4000 pada multigravida 4). Bekas sectio cesar atau miomektomi 5). Primigravida tua



1. Ruang Kebidanan 2. Unit gawat darurat 3. Kamar Operasi 4. Ruang Neonatal



JANIN MATI DALAM RAHIM No. Dokumen 217/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBAN Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Kematian janin dalam rahim yang beratnya lebih dari atau sama dengan 500 gram atau umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 20 minggu 1. Memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan janin mati dalam rahim. 2. Memberikan fasilitas perawatan fasilitas medis yang memadai dan cepat pada pasien dengan janin mati dalam rahim 3. Mengetahui keluhan-keluhan dari ibu hamil dengan janin mati dalam rahim seperti tidak merasakan gerakan anak, perut terasa mengecil dan payudara mengecil Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penalataksanaan : 1. Belum Inpartu a. KU jelek  perbaiki KU  Induksi persalinan dengan tetes pitosin atau prostaglandin b. KU baik  pematangan serviks  Induksi pematangan Servik :  Estradiol Benzoat selama 3 hari 2 mg/hari im  atau 1 x 50 mg / hari im Prostaglandin 2. Inpartu a. Kala I  KU jelek  perbaiki KU  akselerasi gagal, SC  KU baik  kalau ada indikasi lakukan Akselerasi  gagal, SC. b. Kala II  KU jelek  perbaiki KU  dipercepat dengan tindakan.Preskep/presbo, sesuai dengan syarat yang dipenuhi  gagal Embriotomi  KU baik  pimpin persalinan  gagal, tindakan sesuai dengan syarat yang dipenuhi  gagal, embriotomi. 1. Ruang Kebidanan 2. Unit Gawat Darurat



INFEKSI INTRA PARTUM No. Dokumen Nomor revisi 218/SPO/G-25/VIII/2017 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Infeksi yang terjadi dalam persalinan yang ditandai : 1. Kenaikan suhu > 38° C 2. Air ketuban keruh kecoklatan dan berbau 3. Lekosit darah > 15.000 / mm3 4. Infeksi yang terjadi dapat merupakan kelanjutan dari adanya Infeksi antepartum, yaitu berupa khorioamnionitis yang Sebelumnya mungkin asimptomatik



TUJUAN



Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita infeksi intra partum



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Medikamentosa ( Antibiotika ) : Ampilisina 3 x 1 gram / hari I.V. atau penisilin Prokaine 2 x 2,4 juta iu / hari I.M. Pada infeksi berat : polifragmasi Obstetri 1. Persalinan diusahakan pervaginam 2. Kala I dilakukan akselerasi persalinan dan kala II dipercepat. 3. Seksio Sesar hanya dilakukan atas indikasi obstetri misalnya kelainan letak, distosia, gawat janin. 4. Bila seksio sesar dilakukan,pasang drain intra peritoneal di depan plika dan pada Cavum Douglasi. 5. Bayi dapat dirawat gabung. Komplikasi 1. Sepsis sampai dengan syok septik 2. Luka episiotomi / operasi terinfeksi, terbuka sampai terjadi “Burst Abdomen” 3. Perdarahan 1. Ruang Kebidanan 2. Unit Gawat Darurat 3. Ruang Bayi 4. Instalasi Laboratorium



UNIT TERKAIT



PLASENTA PREVIA No. Dokumen 219/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Plasenta yang implantasi-nya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum



TUJUAN



1. Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita plasenta previa 2. Mencegah perdarahan ulangan dan komplikasi lanjut



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1.Ekspektatif : Kriteria : a. Perdarahan sedikit, kadar Hb > 8 g% b. Keadaan umum baik c. Usia kehamilan < 37 minggu d. Janin hidup e. Belum inpartu Tindakan : 1) Tirah baring : mobilisasi bertahap 2).Steroid pada kehamilan < 32 minggu : a) 12 mg / 24 jam I.V. / I.M.  2 x - 6 mg / 12 jam I.V. / I.M.  4 x f. USG sekuensial g. Profil biofisik 2. Aktif : Kriteria : a. Perdarahan banyak, kadar Hb < 8 g% b. Keadaan umum jelek dan syok,Inpartu c. Usia kehamilan >37 minggu atau taksiran berat janin >2500 g d. Janin Mati Tindakan : 1) Perbaiki keadaan umum : infus, atasi syok dan transfusi darah 2) Bila keadaan umum jelek setelah syok teratasi, segera seksio cesar, sedangkan bila keadaan umum baik PDMO



PLASENTA PREVIA No. Dokumen 219/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG



UNIT TERKAIT



1. Unit Gawat Darurat 2. Ruang Kebidanan 3. Ruang Bayi / NICU 4. Kamar Operasi 5. Instalasi Laboratorium 6. Instalasi Farmasi 7. PMI



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



SOLUSIO PLASENTA No. Dokumen 220/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal lepas sebelum janin lahir pada kehamilan trimester III ( > 28 minggu )



TUJUAN



Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita solusio plasenta Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



KEBIJAKAN



PROSEDUR



1. Ekspektatif, kriteria : a. Keadaan umum baik b. Solusio plasenta ringan c. Usia gestasi < 37 minggu atau TBJ < 2500 gr 2. Aktif, kriteria : a. Keadaan umum buruk b. Usia gestasis > 37 minggu atau TBJ > 2500 gr c. Solusio plasenta ringan / sedang / berat Tindakan : 1. Perbaiki keadaan umum 2. Resusitasi cairan / perbaki hipovolemik / atasi syok dan anemia 3. Mengatasi kelainan pembekuan darah Periksa COT tiap jam sampai 4 jam pasca persalinan a. Darah segar b. Fibrinogen 4 gr (6-10 gr) dilarutkan dalam dekstrose 5% c. Trasylol 500.000 u  selanjutnya 200.000 unit d. Transamin 10-50 ml ( 1 ml = 25 mg ) I.V. / infus Kelainan ginjal 1. Darah segar / RL untuk mempertahankan : a. Hematokrit > 30 % b. Diuresis > 1 ml/menit 2. Manitol, maksimal 200 gr/menit ( 1 botol = 500 ml20% = 200 gr )12,5 gr manitol ( 57 ml ) 3. Infus 5 menit, kalau diuresis > 60 ml/jamditeruskan sampai diuresis > 100 ml/jam



SOLUSIO PLASENTA No. Dokumen 220/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG



UNIT TERKAIT



1. Unit Gawat Darurat 2. Ruang Kebidanan 3. Ruang Neonatal 4. Kamar Operasi



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



ASFIKSIA INTRA UTERINE No. Dokumen 221/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida yang menyebabkan asidosis intra uretin sebagai akibat gangguan pertukaran gas melalui plasenta. Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita asfiksia intra uterine Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan 1.



Akut a. Posisi ibu berbaring miring ke kiri ( posisi yang lain ), untuk menghilangkan kompresi pada vena cava inferior b. Oksigen, 6-7 liter/menit c. Pemberian tokolisis, misalnya : Salbutamol 0,5 mg I.V. atau Terbutalin Sulfat I.V. d. Infus Glukosa 5% / 10% e. Pengakhiran kehamilan :  Pervaginam, bila syarat-syarat dipenuhi dan telah dicapai kala II  Seksio Sesaria, apabila syarat persalinan pervaginam belum dipenuhi atau membutuhkan waktu lebih dari 30 menit 2. Sub-akut / kronik a. Pengobatan kausal dan memperbaiki perfusi utero plasenta b. Istirahat baring 12 jam/hari, miring kiri / kanan c. Diet tinggi protein, dan disesuaikan dengan keadaan ibu, rendah garam d. Cairan parenteral untuk menambah kalori ibu e. Tokolisis, dengan tujuan memperbaiki sirkulasi uteroplasenta seperti : Salbutamol, Isoprinosin f. Oksigen kalau perlu g. Kalau keadaan tidak membaik / tidak dapat dipertahankan dan dijumpai gawat janin, dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi / seksio sesaria



ASFIKSIA INTRA UTERINE No. Dokumen Nomor Revisi 221/SPO/G-25/VIII/2017 00



RSI AR-RASYID PALEMBANG UNIT TERKAIT



1. Unit Gawat Darurat 2. Poliklinik Kebidanan 3. Ruang Kebidanan 4. Ruang Bayi/NICU 5. Kamar Operasi



Halaman 2/2



PARTUS KASEP No. Dokumen 222/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami kemajuan ( kemacetan ) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya



TUJUAN



Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita partus kasep Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



KEBIJAKAN



PROSEDUR a.



f.



Penatalaksanaan 1. Memperbaiki keadaan umum : Puasa karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam narkose b. Pasang kateter menetap c. Berikan oksigen d. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit e. Pasang transfusi set dengan cairan NS 500 ml dan Dekstrose 5% / 10% dalam 1-2 jam pertama selanjutnya tergantung :  Produksi urine  BD plasma ( bila dapat ) Koreksi keseimbangan asam basa (bila terdapat tanda asidosis). Berikan Bikarbonas Natrikus 50 ml 7 %. Sebaiknya diukur kadar CO2 dan pH darah. g. Pemberantasan infeksi  Antibiotika : Penisilin Prokain 2 x 2,4 juta iu I.M.  Ampisilin 3 x 1 gram I.V.  Metronidazole supp 2 x 1 gram  ATS 1500 I .U.  Kortikosteroid 1 – 3 mg/kg BB : - Untuk syok septik - Anti stress h. Berikan oksigen i. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit j. Pasang transfusi set dengan cairan NS 500 ml dan Dekstrose 5% / 10% dalam 1-2 jam pertama selanjutnya tergantung :  Produksi urin  BD plasma ( bila dapat )



PARTUS KASEP No. Dokumen 222/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi



Halaman



00



2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG k.



PROSEDUR



Koreksi keseimbangan asam basa (bila terdapat tandaasidosis).Berikan Bikarbonas Natrikus 50 ml 7 % sebaiknyadiukur kadar CO2 dan pH darah. l. Pemberantasan infeksi  Antibiotika : Penisilin Prokain 2 x 2,4 juta iu I.M.  Ampisilin 3 x 1 gram I.V.  Metronidazole supp 2 x 1 gram  ATS 1500 I .U.  Kortikosteroid 1 – 3 mg/kgBB : - Untuk syok septik - Anti stress m. Penurun panas  kompres basah / alkohol  antiseptik bila perlu n. Koreksi kelainan psikis Sedatif : - Sebaiknya Pethidin 50 mg I.M. - Mengurangi rasa nyeri - Memberikan istirahat - Menenangkan Kortikosteroid untuk mengurangi kelelahan psikis /stress Dexamethason 4 mg 1x saja Kortikosteroid 1-3 mg/kg BB 2.Pengakhiran kehamilan tergantung dari : a. Sebab kemacetan b. Jenis kehidupan / mati, sedapat mungkin per-vaginam oleh karena kalau per-abdominam dapat menyebabkan infeksi kerongkongan abdomen. Kalau per-abdominam sebaiknya : - Seksio sesar ektraperitoneal - Seksio sesar histerektoni Pasang drain karet dari kavum Douglas / drain samping abdomen kalau perlu 3.Perawatan pasca persalinan a. Mencegah infeksi - Pemberian antibiotik - Perhatikan involusi uterus / lokhia b. Mencegah fistulasi : Pasangan kateter nomor 16 / 18 menetap selama lebih kurang 7-14 hari, kateter diganti 5 hari sekali. Setelah kateter lepas perhatikan buang air kecilnya



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Bayi/NICU 3. Kamar Operasi 4. Unit Gawat Darurat 5. Instalasi Laboratorium 6. Instalasi Farmasi



RUPTUR UTERI No. Dokumen 223/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Suatu keadaan dimana terjadi robekan uterus oleh suatu hal



TUJUAN



Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada penderita ruptura uteri



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Penatalaksanaan 1. Perbaikan keadaan umum : a. Atasi syok dengan pemberian cairan darah b. Berikan antibiotika c. Oksigen 2. Laparotomi a. Tindakan yang akan dilakukan tergantung banyak faktor  Jenis ruptura uteri  Jenis luka ruptura uteri  Umur dan jumlah anak  Kemampuan dan ketrampilan penolong b. Jenis tindakan  Histerektomi



UNIT TERKAIT



1. Kamar Operasi 2. Ruang Kebidanan



SECTIO CESARIA No. Dokumen 224/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



Tindakan seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui dinding uterus /abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu. Memberikan pelayanan tindakan pembedahan melalui seksio sesarea pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara elektif maupun darurat sesuai dengan indikasi pengakhiran persalinan atau kehamilannya. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan Operasi : 1. Pasien telah dipasang infus larutan RL/NaCL 0,9%, folley kateter dan penampung urine 2. Daerah operasi dibersihkan dengan melakukan pencukuran rambut pubis 3. Dipastikan lagi KIE dan inform concent 4. Mengganti pakaian operasi untuk pasien 5. Persiapan alat-alat seksio sesar yang steril 6. Persiapan tim operasi sudah lengkap (operator,dr spesialis anastesi,dr spesialis anak,asisten operasi ) memakai pelindung tutup kepala, masker, apron, alas kaki steril 7. Mencuci tangan dengan antiseptik dan selanjutnya memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril



PROSEDUR KERJA Prosedur Pelaksanaan Seksio Sesar : 1. Daerah operasi, vulva, pusat bagian bawah sampai daerah lengkung iga dilakukan tindakan antiseptik dengan larutan providon iodine. 2. Lapangan operasi dipersempit dengan kain steril 3. Irisan pada dinding perut, linea mediana (pilihan I) sepanjang 10 cm antara simfisi-pusat, irisan pfanensteil (pilihan II) 3 jari diatas sympisis sepanjang 10 cm, diperdalam lapis demi lapis sampai mencapai rongga perut. 4. Dimasukkan kassa steril di kiri dan kanan uterus untuk menyisihkan usus-usus 5. Membuka plika vesika uterine di depan SBR dan diperlebar ke kanan dan kiri serta disisihkan kekaudal kemudian dilindungi dengan speculum



SECTIOCESARIA No. Dokumen 224/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR KERJA



6. Dibuat insisi melintang pada SBR dibawah insisi plika vesikoterina secara tajam dengan pisau sepanjang 2 cm, kemudian diperlebar melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk 7. Setelah rongga uterus terbuka, kantung ketuban dipecahkan dan bagian terendah anak diluksir dan dikeluarkan dengan bantuan dorongan fundus uteri oleh asisten sampai anak lahir. 8. Tali pusat di klem segera dan di potong.Jalan nafas dibersihkan dan diserahkan pada dr spesialis anak, untuk resusitasi bayi 9. Plasenta dilahirkan secara manual dan diyakinkan lengkap dan bersih. 10.Sumber perdarahan diklem, pemberian uterotonika atas indikasi 11. Luka dinding uterus dijahit lapis demi lapis: a. Lapis I : dijahit jelujur endometrium dan miometrium dengan poly glycolic acid b. Lapis II : dijahit jelijur pada miometrium dengan kromik cat-gut c. Lapis III :dilakukan retroperitonealisasi plika vesikouterina dengan plain cat-gut 12. Setelah diyakini tidak ada perdarahan dan dilakukan eksplorasipada kedua adneksa, kassa steril sambil meraba fundus uteriagar berkontraksi 13. Dinding perut dijahit lapis demi lapis, mengoles dengan cairananti septik dan ditutup dengan kassa steril. 14. Selesai tindakan cuci tangan 6 langkah 15. Dokumentasi



UNIT TERKAIT



1. Departemen obgyn 2. Departemen Anak 3 Departemen Penyakit Dalam 5. Instalasi Laboratorium 6. Instalasi farmasi 7. Ruang Operasi (OK)



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU No. Dokumen 225/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Kehamilan yang hasil konsepsinya berimplantasi diluar endometrium. Dapat terjadi di: ampula tuba, isthmus tuba,bagian intertitiel, serviks, ovarium, intraligamenter dan Abdominal Agar pasien kehamilan ektopik terganggu mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kriteria Diagnosis a. Anamnesa : 1). Terlambat haid 2). Nyeri perut hebat tibat-tiba 3). Perdarahan pervaginam b. Pemeriksaan Fisik : 1). Tanda-tanda Syok 2). Tanda-tanda akut abdomen c. Pemeriksaan Ginekologi : 1). Serviks lunak, kebiruan, nyeri tekan dan nyeri goyang 2). Cavum Douglas menonjol 2. Diagnosa Banding a. Radang Panggul b. Kista : torsi, terinfeksi atau pecah c. Abortus iminens d. Metroragia karena sebab lain e. Appendisitis 3. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium : Hb, Lekosit, Beta HCG b. USG : 1). Tidak ada kantung kehamilan dalam cavum uteri 2). Adanya kantung kehamilan diluar cavum uteri 3). Adanya massa kompleks di rongga panggul 4). Adanya cairan bebas dalam cavum Douglasi Kuldosintesis 4. Penanganan a. Laparotomi (jangan menunggu perbaikan KU, karena perdarahan harus dihentikan)



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU No. Dokumen 225/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG b. Tehnik operasi tergantung letak KE c. Pada kehamilan abdominal plasenta dapat ditinggal d. Perhatikan fungsi reproduksi ibu dalam melakukan tindakan Operatif 5. Perawatan RS : pasien perlu segera dirawat 6. Konsultasi : Spesialis Bedah 7. Penyulit : Syok ireversibel 8. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis danInvasif 9. Lama perawatan : Bila tidak ada penyakit lain, pasien di Pulangkan sesudah hari ketiga operasi



UNIT TERKAIT



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Ruang Kebidanan Kamar Operasi Unit Gawat Darurat Departemen Obgyn Departemen Anastesi Instalasi Laboratori



HIPEREMESIS GRAVIDARUM



No. Dokumen 226/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang menyebabkan terjadinya efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan ≥ 5% Agar pasien dengan hiperemesis gravidarum mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1.Kriteria Diagnosis a. Anamnesa : 1). Terlambat haid 2). Mual dan Muntah yang berlebihan b. Pemeriksaan Fisik : 1). Tanda-tanda kehamilan 2). Tanda-tanda dehidrasi c. Pemeriksaan Penunjang : 1). Urinalisa lengkap 2). Gula darah 3). Elektrolit 4). Fungsi hati 5). Fungsi ginjal 6). USG : menilai dan memastikan kehamilan 2.Diagnosa Banding d. Kehamilan kembar e. Penyakit trofoblas Penanganan a. Atasi dehidrasi dan ketosis b. Infus Dekstrosa 5% c. Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi kalori dan elektrolit yang memadai seperti : KaEN Mg3, Trifuchsin,dll d. Atasi defisit asam amino e. Atasi defisit elektrolit f. Balas cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan defisit elektrolit. g. Berikan obat anti muntah, seperti :metoclopropamid



HIPEREMESIS GRAVIDARUM No. Dokumen 226/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG h. Berikan dukungan psikologis i. Nutrisi peroral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan) dengan porsi seringan mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien merasa lebih baikan j. Infus dilepaskan bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan dengan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas 4. Perawatan RS : pasien perlu segera dirawat bila ; a. Semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi bila telah berlangsung lama b. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal c. Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering d. Adanya keton dalam urine 5. Konsultasi : Spesialis Penyakit Dalam 6. Penyulit : Dehidrasi, gangguan fungsi hepar, ensefalopati wernicke 7. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis dan invasif 8. Lama perawatan : tergantung penyulit yang ada UNIT TERKAIT



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan



PERSALINAN PREMATUR No. Dokumen 227/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



Persalinan prematur adalah persalinan sebelum usia gestasi 37 minggu dengan berat lahir dibawah 2500 gram Agar pasien dengan persalinan prematur mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kriteria Diagnosa a. Ditandai dengan adanya kontraksi rahim yang teratur minimal 2 kali dalam 10 menit pada kehamilan 20-37 minggu yang disertai dengan satu atau lebih gejala-gejala berikut b. Perubahan serviks yang progresif c. Pembukaan serviks 2 cm atau lebih d. Pendataran serviks 80% atau lebih



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



2. Diagnosa Banding Kontraksi Braxton Hicks



c.



f.



3. Penanganan a. Tirah baring b. Hamil < 34 minggu dilakukan pematangan paru-paru Hamil < 32-35 minggu dipertimbangkan untuk seksio sesarea d. Kortikosteroid (pematangan paru-paru) e. Betametason 12mg/hr (selama 2 hari) Antibiotika hanya diberikan bila terjadi Ketuban pecah dini g. Tokolitik yang dianjurkan : 1).Nifedipin 10mg diulang tiap 30 menit Kemudiandilanjutkan tiap 8 jam sampa kontraksi hilang.maksimum 40 mg /6jam 2). Betamimetik : terbutalin atau salbutamol h. Indikasi tokolitik : 1). Usia gestasi 22-34 minggu 2). Pembukaan < 4 cm 3). Janin hidup



PERSALINAN PREMATUR No. Dokumen 227/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi



Halaman



00



2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG i. Kontra indikasi tokolitik : 1). Perdarahan ante partum 2). IUFD 3). Hipertensi 4). Alergi 5). Infeksi intrauterin 4. 5. 6. 7.



UNIT TERKAIT



Perawatan RS : pasien perlu segera dirawat Konsultasi : Spesialis Anak Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis dan invasif Lama perawatan : sampai tanda-tanda ancaman partus prematur tidak ada 1. Ruang Kebidanan 2. Ruang NICU



KEHAMILAN LEWAT WAKTU No. Dokumen 228/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG



Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Kehamilan lewat waktu apabila kehamilan tersebut melebihi 294 hari (42minggu)atau melebihi 2 minggu dari perkiraan persalinan dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele. Agar pasien dengan kehamilan lewat waktu mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tangga 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kriteria Diagnosa Kehamilan sudah berlangsung melebihi 42 minggu (294 hari) 2. Penanganan (Tergantung dari tes kesejahteraan janin dan skor pelvik) a. Bila kesejahteraan janin baik 1).Dilakukan induksi dengan oksitosin denganpemantauan djj 2).Dilakukan pemantauan serial USG-DJJ tiap minggu sampai usia gestasi 43 mingg b. Bila kesejahteraan janin meragukan 1).Dilakukan induksi dengan oksitosin dengan pemantuandjj, bila ada tanda-tanda insufisiensi plasenta dilakukan seksio sesarea 2).Dilakukan pemeriksaan ulangan keesokan harinya, bila hasil tetap mencurigakan dilakukan seksio cesarea. 3).Bila hasil ulangan baik, dilakukan pemantauan serial USGCTG tiap minggu sampai usia gestasi 43 minggu 4).Bila hasil ulangan jelek langsung dilakukan seksio cesarea 3. Perawatan RS : bila hasil USG dan NST masih baik, kontrol ulang 3 hari kemudian. Bila hasil USG dan atau NST jelek, pasien perlu dirawat. 4. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis 1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Bayi/NICU 3. Kamar Operasi



KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA No. Dokumen 229/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Ketuban pecah sebelum waktunya adalah robeknya selaput ketuban secara spontan,pada saat belum inpartu tanpa memandang umur kehamilan atau bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda infartu. Agar pasien dengan ketuban pecah sebelum waktunya mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kriteria Diagnosa a. Umur kehamilan > 20 minggu b. Keluar cairan dari vagina : perhatikan warna dan bau c. Inspekulo : terlihat keluar cairan dari OUE d. Lakmus tes (+) : merah menjadi biru e. Mikroskopis tampak lanugo atau vernik kaseosa (Ferning tes) f. Tes lain : Instilasi Indigo carmin, fetal fibronektin 2. Diagnosa Banding a. Fistula vesikovaginal dengan kehamilan b. Stress inkontinensia 3. Penanganan a. Konservatif 1). Dilakukan bila tidak ada penyulit baik pada ibu maupun janin. 2). Rawat di Rumah Sakit 3). Umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat selama airketuban masih keluar atau sampai ketuban tidak keluarlagi 4). Dilakukan observasi : o Tanda-tanda infeksi o Tanda-tanda inpartu o Pemeriksaan maturitas paru o Pemberian antibiotik o USG 5).Bila ada indikasi untuk melahirkan anak,diberikakortikosteroid



KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA No. Dokumen 229/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



4. 5. 6. 7. 8.



UNIT TERKAIT



b. Aktif 1). Hamil < 28 minggu dapat dilakukan Pematangan serviks dengan : o Drip oksitosin o Preparat prostaglandin 2). Hamil > 36 minggu dapat dilakukan o Persalinan pervaginam dengan induksi o Dilakukan seksio cesarea bila ada indikasi obstetri Perawatan RS : pasien perlu segera dirawat Penyulit : infeksi, sepsis, tali pusat menumbung, persalinan prematur, IUFD, Amniotic Band Syndrome. Konsultasi: Spesialis Anak Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis dan Invasif Lama perawatan : Bila tidak ada penyakit lain, pasien dipulang kan sesudah hari ke dua pasca operasi 1. Ruang Bersalin 2. Ruang Operasi 3. Ruang NICU



PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT No. Dokumen 230/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah suatu keadaan janin dengan berat badan < 10 persentil atau lingkaran perut ≤ 5 persentil menurut usia kehamilannya dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang 1-2 minggu Agar pasien dengan pertumbuhan janin terhambat mendapat penanganan yang optimal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kriteria Diagnosa a. Pengukuran TFU dan lingkar perut. Kecurigaan PJT bila TFU ditemukan menetap pada 2 kali pemeriksaan dengan selang 1-2 minggu atau menurun dibawah garis 10 persentil b. USG serial dilakukan tiap 1 minggu c. CTG secara berkala 1 kali setiap minggu. d. Pemeriksaan kombinasi melalui “ Risk Scoring System” e. Perbandingan Lesitin /Sfingomielin dan kadar Fosfatidil Gliserol 2. Penanganan a. Deteksi dini b. Cari faktor penyebab c. Konservatif 1). Tirah baring 2). Pemberian kalori > 2100 kal/hari 3). Resusitasi intrauterin 4).Pada oligohidramnion yang berat diberikan amnion Infusion 3. Persalinan a. Jika ‘end diastolic’ masih ada, persalinan ditunda sampai 37 minggu. Kapan saat terminasi kehamilan dengan PJT sangat bervariasi. b. Jika ‘absent end diastolic flow’ atau ‘reverse end diastolic flow’ surveilence ketat, diberi kortikosteroid.



PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT No. Dokumen 230/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG c. Jika surveilance lain (BPS, Doppler) abnormal segera terminasi. d. Jika usia kehamilan>34minggu terminasi perlu dipertimbangkan. e. Persalinan dilakukan ditempat dengan fasilitas resusitasi yang memadai f. Cara persalinan dengan seksio cesarea 4. Perawatan RS : tergantung hasil pemeriksaan kesejahteraan janin 5. Konsultasi : Spesialis Anak 6. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan medis dan invasif



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi 3. Ruang NICU



PROSEDUR PASIEN KEBIDANAN MASUK RUMAH SAKIT MELALUI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) No. Dokumen 231/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Memberikan prosedur pelayanan pasien baru masuk dengan kasus kebidanan melalui instalasi gawat darurat



TUJUAN



Agar pasien segera mendapatkan pelayanan dan tindakan



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1. Pasien kasus kebidanan masuk melalui UGD 2. a. Perawat UGD menilai keadaan umum pasien dan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien (untuk kasus syok gawat darurat perawat dan dokter UGD mengatasi syok terlebih dahulu). b Pasien yang partus di UGD,ditolong oleh dokter UGD, dilakukan pemotongan tali pusat ,injeksi oxytosin 1 ampul IM sementara perawat UGD menghubungi ruang kebidanan. c.Pasien yang sudah partus dalam perjalanan,dilakukan pemotongan tali pusat oleh dokter UGD,injeksi oxytosin1 ampul (im),sementara perawat UGD menghubungi ruang kebidanan. d. Pasien inpartu kala II dilakukan tindakan diruang kebidanan. e. Jika pasien sudah partus dan plasenta sudah lahir,dilakukan pemotongan tali pusat oleh dokter UGD,injeksi oxytosin 1 ampul (im),sementara perawat UGD menghubungi ruang kebidanan 3.a. Perawat UGD menghubungi bidan jaga ponek diruangKebidanan Jika kasus emergensi kebidanan b. b. Bidan jaga PONEK di kebidanan datang ke UGD untukmelakukan pemeriksaan obstetri c. c Hasil pemeriksaan bidan tadi dilaporkan ke DPJP 4. Dokter jaga UGD melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter DPJP jika kasus tidak emergensi 5. Dokter jaga UGD menjalankan advis dari dokter



UNIT TERKAIT



1. Unit Gawat Darurat 2. Ruang kebidanan



TUBEKTOMIE



No. Dokumen 232/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Merupakan suatu cara untuk menghentikan kesuburan pada seorang wanita



TUJUAN



Untuk memberikan pelayanan kontrasepsi kepada pasangan usia subur yang ingin menghentikan kesuburannya



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1. Persiapan : a. Sapa calon akseptor dan pasangan b.Lakukan anamneses lengkap untuk mengetahui jumlah anak, siklus haid, riwayat penyakit yang pernah diderita serta harapan pasangan dalam menggunakan alat kontrasepsi c.Lakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan atau penyakit lain yang merupakan kontra indikasi tindakan d.Berikan penjelasan pada pasien tentang keuntungan tubektomi, hal ini yang akan dilakukan dan syarat tubektomi e. Pastikan calon akseptor dan pasangannya mengerti tenteng hal-hal yang dijelaskan f. Bila ditemukan kecurigaan adanya kelainan,atau penyakit lain,lakukan konsultasi dengan bagian penyakit dalam g. Calon kseptor dan pasangannya menandatangani surat izin /persetujuan tindakan h.Setelah dipastikan tindakan dapat dilakukan,kirim calon akseptor dan pasangannya beserta status kekamar operasi. 2. Alat a. Pethidin 50 mg b. Diazepam 10 mg c. Lidocain 3 ampul d. Disposible 5 cc dan 10 cc e. Wing needle f. Oksigen beserta regulatornya, Pisau bedah



TUBEKTOMIE No. Dokumen 232/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG h. Klem kocher 2 buah i. Pean 2 buah j. Gunting k. Rektraktor abdomen kecil 2 buah i Pincet anatomie panjang 2 buah m. Pincet chirugis n. Pemegang jarum 0. Jarum otot dan kulit p. Benang cromic no 1 q. Wadah berisi larutan betadin 10 % r. Kasa steril s. Sarung tangan steril dan jubbah operasi kecil t. Doek steril u. Wadah berisi larutan klorin 0,5% 3. Pelaksanaan a. Pastikan calon akseptor dalam keadaan puasa minimal 6 jam b. Minta calon akseptor untuk mengosongkan kandung kencing c. Cukur rambut pubis d. Atur posisi dalam posisi litotomi e.Penolong masker



memakai



baju



khusus



kamar



operasi,topi



dan



f. Penolong memakai jubbah operasi dan sarung tangan steril g.Lakukan tindakan antiseptik didaerah abdomen dan



sekitarnya



h. Pasang speculum vagina i. Bersihkan daerah portio dengan kasa yang dibersihkanlarutan bethadin 10 % j. Jepit bibir dengan portio dengan kopel tang dan Tarik kogel tang agar arah uterus menjadi lurus,kemudian pasang elevator uterus.Setelah elevator terpasang baik,lepaskan kogel tang dan speculum



TUBEKTOMIE No. Dokumen 232/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



k. Buat insisi didaerah suprapublik sepanjang lebih kurang 2 cm sampai menembus peritoneum. Pasang retractor abdomen sehingga penolong dapat melihat kedalam rongga panggul l. Ubah posisis pasien keposisi trendelenburg m.Dengan menggunakan elevator uterus,gerakan uterus tuba kiri kanan dapat diidentifikasi



sehingga



n. Setelah tuba teridentifikasi,jepit dengan pean,kemudian tuba dijepit,diikat dan dipotong.lakukan hal yang sama padatuba sisi yang lain o. Pastikan tidak ada perdarahan dan bekas potongan tuba p. Lepaskan retractor abdomen,kemudian jepit luka insisi lapis demi lapis dan balut dengan kasa yang dibasahi larutan bethadin 10 % q. Lepaskan elevator uterus r. Masukan semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % dan lepaskan dalam keadaan terbalik serta rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit s. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan setelah tindakan t. Sampaikan kepada pasien tindakan sudah selesai u. Berikan konseling mengenai efek samping yang mungkin timbul dn sampaikan jadwal kunjungan berikutnya v. Catat hasil kegiatan dalam status pasien UNIT TERKAIT



1. Departemen Obgyn 2. Departemen Penyakit Dalam 3. Departemen anastesi 4. Bedah Sentral 5. Instalasi Laboratorium 6. Instalasi farmasi



PRE EKLAMSIA RINGAN/PER



No. Dokumen 233/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Pre Eklamsia Ringan adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,edema dan protein urine yang timbul karena kehamilan pada kehamilan lebih dari 20 minggu dengan kriteria : 1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmhg,atau peningkatan sisitolik>30 mmhg dan diastole>15 mmhg dari tekanan darah biasanya 2. Protein urine 300mg/24 jam atau > 1 gr/ml 3. Edema urine atau peningkatan berat badan yang berlebihan yakni 1 kg/minggu 4. Diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak 30 menit pada keadaan istirahat



TUJUAN



1. Mencegah terjadinya pre eklamsia berat dan eklamsia 2. Melahirkan bayi pada saat yang optimal yakni sebelum janin mati dalam kandungan tetapi cukup matur untuk hidup diluar kandungan



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1. Lakukan anamneses lengkap pada saat antenatal dipoliklinik,kegawat darurat dan kamar bersalin 2. lakukan pemeriksaan tekanan darah ulang setelah istirahat selama kurang lebih30 menit 3. Berikan penjelasan pada pasien tentang istirahat yang cukup tidak perlu rawat inap 4. Bila tidak bisa tidur berikan phenobarbital tablet 30 mg 3x1 5. Rawat bila setelah 3 hari rawat jalan tekanan darah tidak turun 6. Akhiri kehamilan bila cukup bulan dan tanda-tanda infartu,seperti penanganan pada Pre Eklamsia Berat



UNIT TERKAIT



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang kebidanan 3. Unit Gawat Darurat 4. Instalasi Farmasi



PERDARAHAN ANTE PARTUM No. Dokumen 234/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih



TUJUAN



Untuk mencari penyebab perdarahan antepartum serta merencanakan tindakan selanjutnya agar morbilitas dan mortalitas ibu dan janin dapat diturunkan



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1. pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir 2. Lakukan anamnesisi lengkap meliputi paritas,HPHT< riwayat penyakit yang pernah diderita serta riwayat obstetric yang lalu 3. Lakukan pememriksaan fisik lengkap meliiputi keadaan umum ibu,tinggi fundus uteri keadan dan letak janin serta pemeriksaan dengan speculum untuk mellihat adanya perdarahan yang keluar dari ostium uteri 4. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur kehamilan,keadaan dan letak janin serta kemungkinan adanya plasenta previa atau solusio plasenta yang menjadi penyebab perdarahan 5. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya keadaan anemia 6.Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul dan beritahu bahwa pasien harus dirawat dirumah sakit 7. Pasang infus jaga 8. Sediakan darah untuk kemungkinan keperluan tranfusi 9.Setelah diagnosis penyebab perdarahan ditegakkan rencanakan tindakan selanjutnya 10.Bila perdarahan disebabkan oleh plasenta previa pada kehamilan belum aterm dengan keadaan ibu dan janin baik,lakukan perawatan ekspektatif sampai kehamilan aterm 11.lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama perawatan 12.Bila selama perawatan keadaan ibu dan janin menjadi buruk atau timbul perdarahan banyak segera lakukan seksio sesaria



PERDARAHAN ANTE PARTUM No. Dokumen 234/SPO/G-25/VIII/2017



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG I PROSEDUR



Untuk melahirkan janin 13.Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis,lakukan secsio sesaria untuk melahirkan janin.Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium uteri,letak plasenta pada SBR bagian depan,dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitoxin drip 14.Bila penyebab perdarahan adalah solusio plasenta dengan janin hidup ,lakukan seksio sesaria untuk melahirkan janin segera 15.Pada pasien solusio plasenta dengan kematian janin dalam Rahim, lakukan induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitoxin drip. Bila bayi tidak lahir setelah 6 jam lakukan seksio sesaria atas indikasi ibu.



UNIT TERKAIT



1. Unit Gawat Darurat 2. Ruang Kebidanan 3. Ruang NICU 4. Kamar Operasi 5. Laboratorium



PELAYANAN PADA BEKAS SEKSIO SESAR No. Dokumen 235/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Pelayanan yang diberikan pada pasien dengan riwayat persalinana yang lalu seksio sesar



TUJUAN



Untuk memberikan perawatan yangoptimal pada pasien bekas seksio sesar sehinggah meningkatkan angka kematian ibu dan bayi



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



1. pasien datang untuk memeriksakan kehamilannya ke poliklinik ante natal 2. Dari anamnesis diketahui pasien dengan riwayat seksio sesar 3. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT riwayatpenyakit yang pernah diderita,jenis seksi sesar serta indikasi yang lalu 4. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan status generalis dan status obstetric 5. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarganya mengenai hasil pemeriksaan serta kemungkinan resiko yang dapat terjadi sehubungan dengan riwayat seksio sesar yang lalu 6. Pada pasien dengan riwayat seksio sesar 2 kali,indikasi seksio menetap atau jenis seksio sesar klasik rencanakan seksio sesar primer segera setelah kehamilan aterm 7. Pada pasien dengan riwayat seksio sesar transperitonal profunda,1 kali dengan indikasi tidak menetap,minta pasien untuk melahirkan di rumah sakit dan sampaikan rencana untuk persalinannya 8. Sampaikan jadwal kunjungan berikutnya 9.Pada saat pasien masuk untuk persalinan,lakukan pemeriksaan lengkap untuk mengenal tanda vital, tanda-tanda persalinan,kemajuan persalinan serta kemungkinan adanya tanda ruptur uteri 10.Sampaikan pada pasien dan keluarganya tentangkemungkinan dilakukan seksio sesar bila selama pemantauanpersalinan didapatkan indikasi seksio sesar 11. Minta pasien dan keluarganya menandatangani formulir izin/



PELAYANAN PADA BEKAS SEKSIO SESAR No. Dokumen 235/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Nomor revisi 00



Halaman 2/2



Persetujuan tindakan 12.Observasi kemajuan persalinan dan keadaan janin 13.Bila selama observasi timbul tanda-tanda rupture uterus atau terjadi gawat janin,lakukan seksio sesar 14.Bila his kurang baik lakukan amniotomi dan observasi kembali selama 2 jam.Bila tetap tidak ada kemajuanpersalinanlakukan seksio sesar atas indikasi inertia uteri hipotonik pada bekas seksio sesar 15.meneran selama 15 menit 16Bila setelah 15 menit ada kemajuan persalinan tetapi bayi belum lahir,pimpin meneran 15 menit lagi,bila bayi tidak lahir lakukan partus buatan 17. Bila 15 menit tidak ada kemajuan persalinan dan indikasi persalinan pervaginam terpenuhi, lakukan partus buatan pervaginam dengan ekstraksi vacuum.Bila indikasi persalinan pervaginam tidak terpenuhi,lakukan seksio sesar. 18.Tindakan selanjutnya sesuai prosedur persalinannormal,ekstraksi vakum atau seksio sesar 19. Catat hasil tindakan dalam status pasien 1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan 3. Ruang Bayi / NICU 4. Kamar Operasi



KELUARGA BERENCANA No. Dokumen 236/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Suatu usaha untuk merencanakan atau mengukur jumlah dan jarak kelahiran



TUJUAN



Merencanakan atau mengatur jumlah anak untuk mencapai keluarga sejahtera



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan alat 1. Poster-poster / alat peraga 2. Macam-macam alat kontrasepsi



PROSEDUR



Pelaksanaan 1. Pelayanan keluarga berencana secara individu : a. Pelayanan usia subur calon akseptor datang ke poliklinik kebidanan  Lakukan anamneses lengkap tentang paritas,riwayat haid  dan riwayat penyakit yang pernah di deri  Lakukan pemeriksaan fisik dan ginekologi lengkap untuk mengetahui status kesehatan calon akseptor  Jelaskan pada calon akseptor dan pasangannya, tentang jenisjenis alat kontrasepsi,cara pemakaian,cara kerja serta efek sampingnya  Bantu calon akseptor untuk menentukan pilihan kontrasepsi yang paling sesuai baginya  Calon akseptor dan pasangannya menandatangani persetujuan tindakan  Berikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan tersebut  Sampaikan bahwa pelayanan telah selesai  Jelaskan waktu kunjungan ulang berikutnya  Catat hasil tindakan pada status pasien dan buku registrasi pelayanan keluarga berencana



KELUARGA BERENCANA No. Dokumen 236/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Nomor revisi



Halaman



00



2/2



b. Pelayanan keluarga berencana secara kelompok : 



Penyuluhan mempersiapkan alat dan tempat-tempat peraga







Calon-calon akseptor dan pasangannya dikumpulkan dalam tempat yang sudah ditentukan







Peserta mengisi daftar hadir







Jelaskan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi,cara pemakaian,cara kerja,serta efek samping yang mungkin timbul







Beritahukan pada calon akseptor,tempat-tempat pelayanan serta tempat mencari pertolongan bila timbul efek smping







Buat laporan kegiatan



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan



PARTUS PREMATUR IMMINENS No. Dokumen 237/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang mengalami kontraksi diikuti delatasi penipisan servik pada kehamilan kurang dari 37 minggu Agar persalinan tidak segera terjadi / bayi masih dapat dipertahankan untuk dapat mencapai berat lebih 2500 gram/ usia kehamilan lebih 37 minggu Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. 2. 3. 4. 5.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Memposisikan ibu dorsal recumbant. Membersihan vulva Melakukan pemeriksaan dalam. Merapikan ibu. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan lebih lanjut 6. Memasang infus dengan trafusi set ( bila deperlukan ) 7. Memberikan nifediphin 3 x 10 mg, bila ada kontraksi (kolaborasi / konsultasi). Pada umur kehamilan kurang 34 mg, di berikan suntikan deksametason 1 amp/ 12 jam dalam 2 hari/ 4x ( satu seri ) 8. Melakukan observasi keadaan umum ibu, tanda vital, kadaan janin dan kemajuan persalinan. 9. Menganjurkan ibu untuk bedres 10. Mencuci tangan. 11. Melakukan pemenuhan kebutuhan ibu sehari – hari. 12. Memberi penjelasan tentang hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah dilakukan. 13. Melakukan dokumentasi 1. Ruang Bersalin 2. Ruang Perawatan 3. Instalasi Laboratorium 4. Instalasi Farmasi



PROSEDUR SEBELUM OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen 238/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan kepada pasien sebelum menjalani tindakan pembedahan di kamar operasi Pasien siap fisik maupun psikologi dalam menghadapi pembedahan Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan Alat: 1. Lembar persetujuan tindakan operasi dan persetujuan anastesi. 2. Alat transportasi ( kursi roda / tempat tidur). 3. Alat set pasang infus.(Tranfusi set ,abocat no 18 ) 4. Alat set pasang dower cateter. 5. Pisau cukur. 6. Gelang nama (yang telah ditulis identitas pasien). 7. Baju operasi. Persiapan Kelengkapan: 1. Persiapan darah. 2. Hasil laboratorium. 3. Hasil EKG (bila diperlukan). 4. Hasil Ro'gent ( bila diperlukan) Persiapan Pasien: 1. Pasien dipuasakan dari jam 24.00/ 6 – 8 jam sebelum operasi (operasi elektif). 2. Menjelaskan pada pasien prosedur tindakan yang akan dilakukan. Langkah-Iangkah: 1. Mencuci tangan. 2. Memasang infus, 3. Memasang dower cateter, 4. Mencukur rambut lokasi yang akan dioperasi dengan diameter lebih kurang 20 cm. 6. Memberikan injeksi antibiotic



PROSEDUR SEBELUM OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen 238/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR UNIT TERKAIT



6. 7. 8. 9.



Cuci tangan Dokumentasi Mengantar pasien kekamar operasi memakai tempat tidur. Serah terima pasien diruang operasi 1. Departemen Obgyn 2. Departemen anastesi 3. Departemen anak 4. Departemen Penyakit Dalam 5. Instalasi radiologi 6. Instalasi laboratorium 7. Instalasi Farmasi 8. Instalasi kamar bedah 9. PMI



PROSEDUR SETELAH OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen Halaman No Revisi 239/SPO/G-25/VIII/2017 1/1 00 RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pembedahan dikamar operasi 1. Pasien segera mendapat perawatan. 2. Mencegah infeksi Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan. 1. Sarana untuk memandikan pasien, termasuk pakaian ganti pasien dan pembalut. 2. Alat untuk mengukur vital sign. 3. Obat-obat sesuai advis dokter. 4. Alat untuk perlindungan diri. Pelaksanaan: 1. Menyiapkan semua peralatan. 2. Mengambil/ menerima pasien dengan tempat tidur dari amar operasi. 3. Mencuci tangan. 4. Menjelaskan kepada klien/ keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan 5. Memakai Hanscoen 6. Melakukan Vital sign 7. Membersihkan pasien ditempat tidur mengenakan pakaian pasien termasuk pembalut. 8. Memberikan obat sesuai program dokter. 9. Memberikan Penjelasan tentang: a. Mulai mobilisasi setelah 12 jam b. Mulai minum dilanjutkan makan bertahap, halus ke kasar c. Melakukan observasi keadaan umum, kontraksi, perdarahan, intake output. d. Cuci tangan tangan e. Dokumentasi 1. Ruang Kebidanan 2. Instalasi Laboratorium 3. Instalasi Farmasi



MISSED ABORTION No. Dokumen 240/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan kematian janin dalam kandungan sebelum 20 minggu, tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. 1. Mengeluarkan janin mati dari dalam kandungan. 2. Mencegah terjadinya infeksi. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Curetas Set 2. Partus Set 3. Infus Set Pelaksanaan: 1. Melakukan pemeriksaan untuk menentukan kondisi kehamilan. 2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang keadaan kehamilannya. 3. Meminta persetujuan tindakan/ inform consent. 4. Menyiapkaan hasil laboratorium 5. Menyiapkan tranfusi darah ( bila diperlukan ). 6. Melakukan dilatasi servik, misoprostol per 6 jam/ sesuai advis. 7. Melakukan Observasi pembukaan porsio, keadaan umum, dan tanda vital 8. Memasang infus RL dengan tranfusi set untuk drip oksitosin 10 unit 9. Setelah ada pembukaan portio dilakukan curetase 10. Melakukan pendokumentasian . 1.Departemen Obgyn 2. Departemen anastesi 3. Instalasi kamar bedah 4. Instalasi Farmasi 5. Instalasi Laboratorium



ATONIA UTERI No. Dokumen 241/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan terhadap pasien yang mengalami tidak adanya kontraksi uterus setelah kelahiran placenta/ persalinan. 1. Untuk menimbulkan kontraksi. 2. Untuk menghentikan perdarahan. 3. Untuk mencegah kematian. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Set untuk pemasangan tranfusi. 2. Sarung tangan panjang. 3. Folly kateter no 24 4. Cairan infus RL. 5. Mesoprostol Pelaksanaan: 1. Mengenali dan menegakan diagnose atonia uteri. 2. Melakukan observasi kontraksi, keadaan umum, tanda vital, dan perdarahan. 3. Memastikan plasenta lahir lengkap/ bila ada indikasi sebagian placenta masih tertinggal, lakukan evakuasi sisa plasenta dan pastikan tidak ada laserasi jalan lahir. 4. Melakukan pemasangan infus (kalau perlu pasang 2 jalur) dengan tranfusi set. 5. Memasukan mesoprostol maksimal 5 tablet per rectal. 6. Menyiapkan dan berikan tranfusi darah bila diperlukan. 7. Melakukan tindakan KBI (sesuai SPO). 8. Melakukan pemasangan kondom kateter bila KBI belum berhasil. 6. Perdarahan belum berhenti, kontraksi belum timbul, dilakukan tindakan operatif. 7. Menyiapkan pasien untuk operasi. 8. Inform consent tindakan



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Operasi 3. Instalasi laboratorium 4. PMI



PROSEDUR MASUK RUANG BERSALIN ( SEMI STERIL ) No. Dokumen 242/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tehnik untuk mencegah dan memberikan perlindungan kepada pasien terhadap infeksi dan lingkungan luar



TUJUAN



1. Untuk mencegah infeksi dari luar 2. Untuk menjaga ruangan tetap bersih



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Membuka alas kaki atau sepatu dari luar 2. Mengganti dengan alas kaki Khusus yang disediakan berupa sandal atau sarung sepatu 3. Mencuci tangan dengan tehnik 6



UNIT TERKAIT



Ruang Bersalin



ABORTUS INKOMPLET No. Dokumen 243/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang mengalami perdarahan dengan pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum umur kehamilan 20 minggu. Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut dan mencegah infeksi. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang keadaankehamilannya dan prosedur yang akan dilakukan 2. Melakukan inform Concent/ persetujuan tindakan 3. Menyiapkan alat : a. Kuretase set 1) Spekulum sims 2) Tampon tang 3) Tenakulum 4) Sendok kuret 5) Sonde uterus b. Duk lubang c. Betadin. d. Kassa DTT f. Alat Pelindung Diri g. Lampu sorot h. Set infus/transfusi j. Obat Uteronika 4. Persiapan pasien : a. Memasang infus/transfusi (bila perlu). b. Mengosongkan kandung kemih c. Memposisikan pasien litotomi di atas meja gynekologi. 5. Mendekatkan alat. 6. Persiapan petugas : 1. Cuci tangan. 2. Pakai alat pelindung diri: celemek, sarung tangan DTT



ABORTUS INKOMPLET No. Dokumen 243/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 7. Pelaksanaan kuretase oleh dokter. 8. Melakukan observasi keadaan umum, tanda vital, dan 9. Merapikan pasien. 10.Mencuci tangan 11.Memberikan obat 12.Melakukan KIE. 13.Melakukan dokumentasi. PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Departemen Obgyn 2. Departemen Anastesi 3. Instalasi laboratorium 4. Instalasi farmasi 2. Bedah Sentral .



Perdarahan



ABORTUS IMMINENS No. Dokumen 244/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang mengalami perdarahan belum ada pengeluaran bagian hasil konsepsi sebelum umur kehamilan 20 minggu. Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut dan infeksi. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penatalaksanaan: 1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang keadaan kehamilannya dan prosedur yang akan dilakukan. 2. Mengistirahatkan total sampai 24 jam bebas perdarahan. 3. Melakukan observasi perdarahan, keadaan umum dan tanda vital 4. Melakukan kolaborasi/ konsultasi untuk terapi (sesuai advis dokter) a. Spasmolitik ( papaverin) b. Sedativa/ c. Gestanon. 5. Pasien bebas flek 24 jam, melakukan mobilisasi. 6. Mobilisasi 24 jam tak masalah, boleh pulang. 7. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 8. Melakukan dekontaminasi. 1. 2. 3. 4. 5.



Poliklinik Obgyn Ruang Kebidanan Unit Gawat Darurat Instalasi Laboratoriu Instalasi Farmasi



KURETASE No. Dokumen 245/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



Serangkaian proses tindakan dengan instrumen untuk melepas jaringan yang melekat pada dinding cavum uterus ( buah kehamilan/ jaringan endomatrium Agar cavum uteri bersih mencegah terjadinya perdarahan lebih anjut dan infeksi Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan infeksi sebelum tindakan A. Tindakan 1. Instruksi assisten untuk memberikan sedatif dan analgetik 2. Bila penderita tidak dapat berkemih, lakukan kateterisasi (lihat prosedur kateterisasi) 3. Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan pemeriksaan bimanual, tentukan besar uterus dan bukaan cervix 4. pasang spekulum sim , masukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke bawah 5. Pasang spekulum sim berikutnya dengan jalan memasukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar dantarik ke arah atas sehingga porsio tampak dengan jelas 6. Minta assisten untuk memegang spekulum atas danbawah,pertahankan pada posisinya semula 7. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik, kemudian bersihkan lumen vagina vagina dan porsio. Buang kapas tersebut ke dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat semulaportio dijepit dengan menggunakan tenakulum pada jam 11 8. Setelah portio terpegang baik, lepaskan speculum atas lakukan sondase didapatkan posisi dan ukuran uterus 9. Pegangtenakulum dengan tangan kiri, ambil sendok kuret dengan tangan kanan, pegang diantara kedua ibu jari dan telunjuk(gagang sendok berada pada telapak tangan) kemudian masukan hingga



menyentuh fundus 10. Minta assisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan pada bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret 11. Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai dengan lengkung cavum uteri ,kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam,secara sistematis keluarkan jaringan dari cavum uteri 12. Masukkan ujung sendok sesuai dengan lengkung cavumuterisetelah sampai fundus, kemudian putar 180derajat, lalubersihkan dinding belakang uterus. Keluarkan jaringan yangada 13. Hentikan tindakan setelah diyakini cavum uteri bersih 14. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunamtampon, bersihkan darah dan jaringan pada lumen vagina 15. Lepaskan jepitan tenakulum pada porsio 16. Lepaskan spekulum bawah 17. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarungkaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% 18. Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutanantiseptik C. Dekontaminasi D. Cuci tangan pasca tindakan E. Perawatan pasca tindakan UNIT TERKAIT



1. Departemen Obgyn 2. Departemen Anastesi 3. Bedah Sentral 4. Ruang Kebidanan



PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA MENYUSUI No. Dokumen 246/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Suatu tindakan pengurutan/rangsangan pada otot- otot payudara



TUJUAN



1. Memperlancar ASI 2. Meningkatkan produksi ASI 3. Mencegah pembendungan ASI 4.Mengeluarkan putting susu yang terbenam



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan alat 1. Minyak steril 2.Kapas kering dibentuk bulat 3.Waskom 2 buah (untuk air hangat dan dingin) 4. Handuk kering 5.BH khusus untuk ibu menyusui, yaitu BH yang menopang/ menyangga payudara Cara perawatan payudara pada masa menyusui 1.Cuci tangan sebelum parawatan payudara 2.Kompres kedua puting dan sekitarnya dengan menempelkan kapas, yangdibasahi minyak selama 2 menit. Sesudah itu bersihkan putting susu darikerak-kerak 3. Pengurutan I a.Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, tempatkan kedua tangan di antara kedua payudara b.Arah urutan dimulai ke arah atas kemudian samping (telapak tangan kanan menuju ke sisi kanan, telapak tangan kiri ke arah sisi kiri) c.Arah gerakan terakhir adalah melintang di bawah payudara, kemudian payudara dilepas secara diguncang 4. Pengurutan II Satu telapak tangan menopang payudara, sedangkan tangan lainnyadengan menggunakan sisi jari kelingking, mengurut payudara daripangkal/atas ke arah putting susu 5.Pengurutan III Satu telapak tangan menopang payudara, tangan lainnya



PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA MENYUSUI No. Dokumen Revisi 246/SPO/G-25/VIII/2017 Halaman 00 2/2 RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



menggenggamdengan menggunakan persendian jari-jari tangan mengurut payudara daripangkal menuju ke putting susu 6. Pengurutan IV Mengguyur payudara dengan air hangat-dingin secara bergantian,sambil payudara diketuk-ketuk dengan ujung jari- jari tangan 7. Pakailah BH yang menopang payudara, agar setelah masa menyusui payudara tidak kendur/menggelantung Cara perawatan payudara pada putting susu yang ke dalam 1.Lakukan gerakan Hoffman a.Tarik telunjuk dengan arah berlawanan, berulang-ulang b.Ulangi gerakan tersebut sambil merubah posisi telunjuk, berputar sesuai arah jarum jam 2. Tarik putting susu dengan pompa payudara sehingga putting susu menonjol keluar 3.Tarik putting susu dengan spuit 10 cc yang telah dibalik dandipotong ujungnya sampai putting susu menonjol keluar 4. Cuci tangan sesudah tindakan



UNIT TERKAIT



1. Ruang Kebidanan



PROGRAM 10 LANGKAH KEBERHASILAN MENYUSUI No. Dokumen 247/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi 00



Halaman 1 dari 2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Adalah salah satu program rumah sakit yang mengutamakan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi baru lahir yang merupakan salah satu standar berdirinya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi yang selayaknya menjadi standar tiap Pelayanan Kesehatan 1. Menyediakan jalur yang mendukung para ibu untuk mencapai keberhasilan menyusui 2. Memberikan pelatihan menyusui bagi tenaga kesehatan di kelompok pendukung ASI 3. Mendukung angka keberhasilan ASI Eksklusif 4. Untuk menaikkan perhatian pada kontribusi 10 langkah menuju ASI Eksklusif 5. Untuk menyegarkan kegaitan dalam sistem kesehatan dan diantara pekerja kesehatan dan masyarakat untuk mendukung para ibu agar berhasil mencapai tujuan menyusui 6. Untuk memberitahu pada semua orang bahwa perlindungan, promosidan dukungan unutk kegiatan menyusui ada hak seorang ibu, seorang anak dan hak asasi manusia. 7. Untuk memudahkan para perempuan dan siapapun yang peduli akan hak manusia unutk berjuang agar mendaatkan pelayanan kesehatan yang mendukung kegiatan menyusui 8. Untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan yang merawat ibu dan bayi cukup terlatih untuk memberikan konseling dan dukungan yang optimal terhadap pemberian makanan pada bayi . Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang dikomunikasikan secara rutin dengan staf pelayanan kesehatan 2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menerapkan kebijakan tersebut 3. Memberitahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada semua ibu hamil



PROGRAM 10 LANGKAH KEBERHASILAN MENYUSUI No. Dokumen 247/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi 00



Halaman 2 dari 2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



4. Membantu ibu memulai pemberian ASI segera setelah kelahiran yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi caesaria, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar. 5. Memperlihatkan kepada ibu yang belum berpengalaman bagaimana cara menyusui dan tetap memeberikan ASI meskipun ibu terpisah dari bayi atau indikasi medis. 6. Tidak memberikan makanan dan minuman lain selain ASI kepada bayi baru lahir kecuali terindikasi secara medis. 7. Mempraktekkan rawat gabung: mengizinkan ibu dan neonatus untuk terus bersama-sama 24 jam sehari. 8. Mendorong pemberian ASI setiap saat bayi memintanya tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui 9. Tidak memberikan dot atau empeng kepada neonetus yang diberi ASI 10. Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk ibu ke kelompok tersebut ketika mereka keluar dari rumah sakit atau klinik 1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap 3. Ruang Perinatologi



MENCUKUR RAMBUT GENITALIA PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN No. Dokumen Revisi 248/SPO/G-25/VIII/2017 Halaman 00 1/1 RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Mencukur rambut disekitar daerah yang akan dioperasi dan rambut pada daerah kemaluan Untuk mencegah infeksi. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) A. Pelaksanaan : 1. Pasang sampiran. 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga 3. Perawat mencuci tangan. 4. Memakai sarung tangan 5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin 6. Pakaian pasien bagian bawah di keataskan. 7. Alas bokong dipasang 8. Kapas dibasahi dengan larutan sabun, kemudian dioleskan pada daerah perut yang akan dioperasi. Kemudian dicukur dari arah atas ke bawah secara perlahan-lahan, setelah selesai perut dibersihkan. 9. Dilanjutkan pengusapan air sabun ke daerah genetalia lalu dicukur dari arah atas kebawah perlahan-lahan sampai bersih 10. Setelah selesai daerah ginetalia dibersihkan kemudian pasien dirapihkan. 11. Alat-alat dibereskan 12. Cuci tangan 6 langkah 13. Dokumentasi Ruang Kebidanan



PERAWATAN PERINEUM No. Dokumen 249/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan perawatan pada perineum yang dilakukan kepada ibu nifas 1. Mencegah terjadinya infeksi. 2. Menjaga perineum dalam keadaan bersih. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 1. Sarung tangan steril 1 pasang. 2. Bengkok. 3. Kasa steril. 4. Betadin. 5. Kapas DTT. Langkah-Iangkah: 1. Mencuci tangan. 2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Menjaga privasi pasien. 4. Mendekatkan peralatan. 5. Menyiapkan pasien, dengan membuka pakaian bagian bawah dan posisi dorsal rekumber. 6. Memakai sarung tangan. 7. Melakukan observasi kondisi vulva dan pengeluaran cairan. 8. Membersihkan luka perineum dengan kapas DTT. 9. Bila pada perineum ada luka, dioleskan betadin dengan kasa steril 10. Membereskan alat dan merapikan pasien 11. Mencuci tangan



Ruang Kebidanan



KISTA OVARIUM AKUT No. Dokumen 250/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Kista ovarium dapat menyebabkan nyeri perut putaran tungkai, pecah atau perdarahan



TUJUAN



Mengatasi masalah keakutan kista ovarium sesegera mungkin



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Kaji ulang indikasi operasi 2. Lakukan persiapan operasi (infus, kateter, dan antibiotika profilaksis) 3. Lakukan laparotomi emergensi untuk penanganan kistaterpuntir



PROSEDUR



Diberlakukan pada pasien-pasien dengan kista ovarium dengan keakutan yang dapat berupa nyeri



UNIT TERKAIT



1. Departemen Obgyn 2. Ruang OK 4. Instalasi Laboratorium 5. Instalasi Farmasi 6. Departemen Penyakit Dalam 7. Instalasi Radiologi



SISA PLASENTA No. Dokumen 251/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi 00



Halaman 1 dari 2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan / Penanganan yang dilakukan kepada pasien dengan masih tertahannya sebagian plasenta/ sebagian plasenta yang belum lahir 1. Untuk melahirkan seluruh Plasenta 2. Untuk mencegah/menghentikan perdarahan 3. Untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian maternal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan Alat dan Bahan: 1. Set Pasang Infus dengan tranfusi set 2. Termometer,stetoskop 3. Antiseptik ( Bethadin ) 4. Alat Pelindung diri 5. Lampu sorot 6. Oksigen 7. Kapas DTT 8. Alat Kuret 9. Hanscon Panjang Pelaksanaan: 1. Inform Consent 2. Gunakan Alat pelindung diri 3. Mengatur posisi pasien 4. Dekatkan Alat 5. Periksa Tanda Vital 6. Menentukan kondisi dan tindakan yang akan dikerjakan 7. Pemasangan jalur IV 8. Pada pasien persalinan di rumah sakit, yang mengalami retensio sisa plasenta dapat langsung dilakukan tindakan manual bila manual tidak berhasil dilakukan kuretase.Pada persalinan diluar rumah sakit dilakukan tindakan kuretase.Pelaksanaan kuretase dapat dikerjakan emergensi bila dengan perdarahan aktif/



SISA PLASENTA No. Dokumen 251/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



Revisi



Halaman



00



2 dari 2



banyak, bila memungkinkan untuk dikerjakan emergensi lebih Utama 9. Melakukan tindakan sesuai yang telah ditentukan dengan digital, kuretase emergensi,atau elektif (sesuai dengan SPO ) 10.Melakukan Dokumentasi



UNIT TERKAIT



1. 2. 3. 4.



Departemen Obgyn Departemen Anastesi Instalasi Laboratorium Instalasi Farmasi



PELAYANAN ANTENATAL CARE No. Dokumen No. Revisi 252/SPO/G-25/VIII/2017 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN 1. 2. 3.



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



4. 5.



Asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum persalinan 1.Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya Memantau 2.kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi 3 Meningkatkandan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi 4.Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasiyang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan Pembedahan 5.Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 6.Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal danpemberian ASI eksklusif 7.Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan: 7. Tensimeter 8. Pengukur TB 9. Timbangan BB Dewasa 10. Metline 11. Stetoskop / Fetoskop 12. Alat tulis Pelaksanaan: 1. Petugas memberikan salam kepada pasien 2. Petugas mempersilahkan duduk 3. Petugas melakukan anamnesa 4. Petugas menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien 5.Petugas mengukur tekanan darah dan lingkar lengan ataspasien 6. Petugas melakukan pemeriksan fisik (head to too) 7. Petugas mengukur tinggi fundus uteri pasien dan pemeriksaan 8. leopold serta mendengarkan djj



PELAYANAN ANTENATAL CARE No. Dokumen 252/SPO/G-25/VIII/2017 RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



No. Revisi 00



Halaman 2/2



9. Petugas merujuk pemeriksaan USG dan penunjang lain bila diperlukan 10. Petugas memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan pasien 11. Petugas memberikan tablet zat besi dengan resep dokter 12. Petugas merujuk tes pemeriksaan PMS bila diperlukan 13. Petugas melakukan temu wicara kepada pasien dan menjelaskan tentang hasil pemeriksaan 14. Petugas menentukan kunjungan ulang berikutnya 15. Petugas mengucapkan terima kasih 1. Poliklinik Kebidanan 1. 2. Ruang Kebidanan 2. 3. Instalasi Laboratorium 3. 4. Instalasi Farmasi



PENATALAKSANAAN MOLLA HIDATIDOSA No. Dokumen 253/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang mengalami perdarahan/ belum, dan mengalami pengeluaran bagian hasil konsepsi/ belum, pada kehamilan molla hidatidosa.



TUJUAN



Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut dan infeksi.



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang,Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang keadaan kehamilannya dan prosedur yang akan dilakukan. 2. Melakukan inform Consent. 3. Menyiapkan alat : a. Kuretase set b.Betadin. c. Kassa DTT, d. Obat anestesi, alat anestesi. e. Alat Pelindung Diri f. Lampu sorot. g. Set infus/transfusi. h. formalin dalam botol. I. Blangko/ pengantar laboratorium. 4. Persiapan pasien : a. Memasang infus/transfusi (bila perlu). b. Mengosongkan kandung kemih. c. Memposisikan pasien litotomi di atas meja gynekologi. 5. Mendekatkan alat 6. Persiapan petugas : a. Mencuci tangan. b. Memakai alat pelindung diri: celemek, sarung tangan DTT.



PROSEDUR



PENATALAKSANAAN MOLLA HIDATIDOSA No. Dokumen No. Revisi 253/SPO/G-25/VIII/2017 00



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Halaman 2/2



7. Pelaksanaan kuretase oleh dokter. Hasil sebagian jaringan yang dikuret dimasukan dalam botol yang ada formalin yang telah disiapkan untuk pemeriksaan patologi anatomi dengan disertakan pengantar 8. Mengobservasi keadaan umum, tanda vital, Perdarahan. 10.Merapikan pasien. 11.Mencuci tangan. 12.Melakukan dokumentasi. 1. Poliklinik Kebidanan 4. 2. Ruang Kebidanan 5. 3. Instalasi Laboratorium 6. 4. Instalasi Farmasi



KONSELING KELUARGA BERENCANA



No. Dokumen 254/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



½ PENGERTIAN



Memberi informasi tentang macam- macam alat/ cara KB



TUJUAN



Agar pasien dan keluarga mengerti dan memutuskan memilih alat kontrasepsi



KEBIDANAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Persiapan: 1. Ruang yang nyaman. 2. Leaflet/ lembar balik/ alat peraga KB. Pelaksanaan: 1. Menyapa pasien dengan ramah. 2. Memastikan pasien pada kondisi nyaman. 3. Memberikan penjelasan menggunakan lembar balik tentang  Macam – macam alat kontrasepsi.  Cara kerja masing – masing alat kontrasepsi.  Untung rugi masing – masing alat kontrasepsi.  Dimana dan bagaimana, digunakan serta lama, fungsi.  Kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan yang mungkin terjadi  Penggunaan masing – masing alat kontrasepsi. 4. Memberi kesempatan pasien bertanya dan mengambilkeputusan 1. Pasien atau keluarga pasien memberi pernyataan. 2. Memastikan bahwa pasien dapat dilakukan pelayanan alat kontrasepsi yang dipilih



UNIT TERKAIT



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Kebidanan



PROSEDUR PELEPASAN IMPLANT No. Revisi 00



No. Dokumen 255/SPO/G-25/VIII/2017



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS ½ NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pengambilan kapsul – kapsul implan yang dilakukan terhadap aseptor implant.



TUJUAN



Mengembalikan kesuburan ibu



KEBIDANAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)



PROSEDUR



Persiapan pasien 1. Pasien sudah mantap untuk dilakukan pelepasan implant. 2. Pasien mencuci lengan dengan air sabun dan dibilas sampai tidak ada sisa sabun . Persiapan ruangan: 1. Ruangan yang terang. 2. Tempat tidur pasien. 3. Kursi untuk pelaksana. Persiapan alat: 1. Peralatan pencabutan kapsul implant steril: a. Klempean bengkok 2 buah, b. klem U 1 buah. b. Sarung tangan 1 pasang. c. Mes /pisau ukuran 10 atau 15. d. Spuit 5 cc e. lidocain 1 ampul f. Duk lubang g. Kasa steril secukupnya h Mangkok 1 buah i. Cairan antiseptik j. Plester/ tensoplas



PROSEDUR PELEPASAN IMPLANT No. Dokumen 255/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 2. Peralatan lain a. Perlak atau pengalas tindakan. b. Bak berisi larutan dekontaminasi. c. Tempat sampah: medis, nonmedis, tajam.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Pelaksanaan: 1. Meyakinkan kembali bahwa pasien telah mencuci lengannya. 2. Mempersilahkan pasien tiduran dengan nyaman. 3. Menentukan tempat pelepasan implant. 4. Memastikan bahwa peralatan telah siap. 5. Muncuci tangan dan keringkan dengan tisu 6. Memakai sarung tangan steril. 7. Mengusap tempat terpasang implant dan sekitarnya dengan larutan antiseptik. 8. Memasang kain penutup (doek) steril. 9. Menyuntikkan anestesi lokal tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung. 10. Meneruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc diantara kapsul implan. 11. Uji tekan reaksi anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit. 12. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel. 13. SambiI mengungkit kuIit, masukkan terus klem/ klem U untuk menangkap/ mendapatkan kapsul implant. 14. Mengeluarkan kapsul implant satu persatu dan pastikansemua kapsul habis 15. Melakukan desinfeksi pada luka insisi dan menutup luka tersebut 16. Menutup bekas luka dengan kasa steril/tensoplas 17. Memastikan tidak ada perdarahan 18. Cuci tangan 19. Dokumentasi Poliklinik Kebidanan



PKBRS No. Dokumen 256/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Unit PKBRS memberikan pelayanan kepada semua ibu hamil maupun yang telah melahirkan dalam pemeliharaan kesehatan post partum maupun pemilihan alat kontrasepsi. 1. Memberikan akomodasi/ fasilitas dan pelayanan keluarga berencana sebaik mungkin pada akseptor rawat jalan dan rawat inap. 2. Memberikan pelayanan keluarga berencana yang rasional kepada akseptor rawat jalan dan rawat inap. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerima Akseptor KB 1. Akseptor membawa surat pengantar dari puskesmas, dokter praktek, paramedis, atau datang sendiri. 2. Petugas mencatat dalam buku register a. Memberikan penjelasan kepada akseptor KB tentang tata tertib dan kewajiban yang harus dipenuhi termasuk cara pembayaran b. Menyerahkan akseptor KB dan berkas kartu status akseptor KB kepada paramedis bertugas c. Pelayanan Calon Kaseptor KB Paramedis 1. Memeriksa kelengkapan berkas kartu status akseptor KB dankartu tanda akseptor serta kartu tubektomi. 2. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi medis teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian 3. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan 4. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian. 5. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan



PKBRS No. Dokumen 256/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 6. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serat mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan. 7. Melaporkan hasil wawancara, anamnesis danpemeriksaan keadaan vital ibu kepada dokter.



PROSEDUR



Dokter 1. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedis 2. Melakukan pemeriksaan fisik dan ginekologis, laboratorium Memberi motivasi pada akseptor KB dan menentukan jenis jenis kontrasepsi yang cocok. 3. Tindakan Pelayanan Kontrasepsi a. Paramedis / bidan menyiapkan kodom, pil, obat suntikan, alatalat inplant, alat-alat AKDR, alat-alat dan obat untuk tubektomi b. Paramedis / bidan membrikan kondom, pil alat suntikan c. Paramedis bersama bidan menyiapkan akseptor KB untuk pasangan inpant, AKDR, serta untuk tubektomi. d. Dokter bersama bidan melaukukan pemasangan inpant dan AKDR, serta melakukan tubektomi. e. Dokter mengawasi akseptor setelah tindakan operatif di bangsal pulih selama 2 jam f. Dokter memberikan pengobatan dan tindakan terhadap efek samping kontrasepsi g. Paramedis mengembalikan akseptor KB dan memanggil petugas bangsal untuk menjemput akseptor dari bangsal. Unit Terkait Kebidanan dan kandungan Administratif Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien dan pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik lisan maupun tertulis).



UNIT TERKAIT



1. 2. 3.



Poliklinik Kebidanan Ruang Bersalin Kamar Operasi



PEMASANGAN IMPLANT No. Dokumen 257/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



01 Agustus 2017 SPO



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan memasukan kapsul implant pada lengan



TUJUAN



Menunda Kehamilan Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan pasien: 1. Pasien sudah mantap untuk dilakukan pemasangan implan. 2. Pasien mencuci lengan.



KEBIJAKAN



Persiapan ruangan: 1. Ruangan yang terang. 2. Tempat tidur pasien. 3. Kursi untuk pelaksana.



PROSEDUR



Persiapan alat: 1. Set implant steril (kapsul implan,bisturi dalam pegangan,duk Lubang ). 1. 1 bengkok. 3. Sarung tangan 1 pasang. 4. Spuit 5 cc. 5. Lidocain 1 %. 6. Kasa steril. 7. Kom kecil berisi betadin. 8. Kom kecik berisi alkohol. 9. Plester/ tensoplas Perlak atau pengalas tindakan 10. Tempat sampah medis, sampah non medis, Pelaksanaan: 1. Memastikan kembali bahwa pasien telah mencuci lengan 2. .Menentukan tempat pemasangan pada bagian dalamlengan atas. 3. Memberi tanda pada tempat pemasangan. 4. Memastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul implant sudah siap



PEMASANGAN IMPLANT No. Dokumen No revisi 257/SPO/G-25/VIII/2017 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 5. 6. 7. 8. 9.



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Mencuci tangan dan keringkan. Memakai sarung tangan steril. Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik. Memasang duk steril. Menyuntikkan anestesi lokal tapat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung.Meneruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc, diantara tanda pemasangan 10.Uji reaksi anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit 11.Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scapel/ tusuk trokar langsung kelapisan dibawah kulit/ subdermal). 12.SambiI mengungkit kuIit, masukkan terus trokar tepat berada diluka insisi. 13.Mengeluarkan pendorong dan masukkan kapsul kedalam trokar (dengan tangan atau pinset). 14.Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari trokar sampai terasa adanya tahanan 15.Menahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan, dan tarik trocar keluar sampai mencapai pegangan pendorong. 16.Menarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2 terlihat pada luka insisi, (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi). 17.Menahan kapsul yang telah terpasang dengan saru jari masukkan kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda1. 18.Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul terpasang. 19. Meraba kapsul untuk memastikan implant telah terpasang dalam pola kipas. 20. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari inisisi. 21. Menutup luka dengan kasa steril/ tensoplas. 22. Memastikan tidak ada perdarahan. 23. Merapikan pasien. 24. Membereskan alat. 25. Mencuci tangan. 26. Melakukan dokumentasi. Poliklinik Kebidanan



PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM No. Dokumen 258/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan memasang alat kontrasepsi dalam rahim. Mencegah terjadinya kehamilan Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan pasien 1. Pasien diberitahu, bahwa akan dilakukan pemasangan AKDR. 2. Pasien dipersilahkan buang air kecil dan membersihkan organ genetalia. 3. Pasien sudah dilakukan anamnesa sesuai status. 4. Pasien sudah dilakukan pemeriksaan vital sign. Persiapan ruangan dan kelengkapannya: 1. Ruangan yang terjaga privasinya. 2. Bed gynekologi. 3. Kursi. 4. Lampu sorot . Meja/ tempat alat. Persiapan alat: 1. Alat kontrasepsi dalam tempatnya. 2. Peralatan steril /DTT untuk memasang AKDR: 3. Tampon tang 1 buah. 4. Speculum cocor bebek 1buah atau 2 buah. 5. Sonde uterus 1 buah. 6. Cunam uterus/teraculum 1 buah. 7. Gunting.benang.1.buah.Mangkok/ kom. 8. Larutan disinfeksi. 9. Sarung tangan. 10. Kasa steril secukupnya.



PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM No. Dokumen No revisi Halaman 258/SPO/G-25/VIII/2017 00 2/3



RSI AR-RASYID PALEMBANG Pelaksanaan: 1. 2. 3. 4.



PROSEDUR



Memastikan pasien sudah mengosongkan kandung kemih. Mencuci tangan dan keringkan dengan handuk. Membantu pasien untuk naik kemeja ginekologi. Melakukan palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik. 5. Memasang kain penutup pada pasien untuk pemeriksaan dalam 6. Mengatur arah sumber cahaya untuk melihat serviks. 7. Mengatur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam wadah steril atau DTT. 8. Memakai sarung tangan steril/ DTT. 9. Melakukan inspeksi pada genitalia eksterna. 10. Melakukan palpasi kelenjar skene dan bartolini. 11. Melakukan pemeriksaan bimanual: a. Pastikan gerakan servik bebas b. Tentukan besar dan posisi uterus c. Pastikan tidak ada kehamilan d. Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa 12. Masukkan speculum ke vagina. 13. Melakukan pemeriksaan inspekulo: a. Memeriksa adanya lesi atau keputihan pada vagina b. Infeksi servik 14. Melakukan desinfeksi servik. 15. Melakukan pengukuran uterus dengan sonde.Masukkan lengan AKDR didalam kemasan sterilnya 16. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan. 17. Melepaskan Iengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong. 18. Mengeluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali keserviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan 19. Mengeluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm. 20. Mengeluarkan seluruh tabung inserter,buang ketempat sampah medis.



PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM No. Dokumen 258/SPO/G-25/VIII/2017



RSI AR-RASYID PALEMBANG PROSEDUR



UNIT TERKAIT



No revisi 00



Halaman 3/3



21. Melepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalamlarutanklorin 0,5 %. 22. Memastikan tidak ada perdarahan 22. Melepas spekulum dan rendam dalam larutan klorin 0,5%mengingatkankembali masa pemakain AKDR dan waktunya control membereskan alat. 23. Mencuci tangan. 24. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk pasien. 1. 2. 3.



1. Poliklinik Kebidanan 2. Ruang Bersalin



PROSEDUR MEMBIMBING MENYUSUI No. Dokumen 259/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Memberikan bimbingan menyusui kepada ibu menyusui.



TUJUAN



1. Bayi mendapatkan ASI eksklusif. 2. Ibu dapat menyusui dengan teknik baik dan benar



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan : 1. Bayi yang sudah siap disusui. 2. Ibu siap menerima bimbingan. 3. Tempat duduk. Pelaksanaan 1. Mengajarkan cuci tangan sebelum menyusui 2. Memposisikan duduk ibu nyaman. 3. Memberitahu dan memperagakan cara memangku dan mengatur posisi bayi yang akan disusui. 4. Membimbing ibu dalam praktek memangku,menyanggah dan mengatur posisi bayi. 5. Membimbing ibu dalam memasukkan puting kemulut bayi yang sebelumnya mulut bayi di rangsang untuk membuka dengan menyentuhkan puting ke pipi bayi. 6. Membimbing ibu cara melepas puting dengan memasukan jari/ kelingking diantara gusi baru putting ditarik/ dilepas. 7. Membimbing ibu dalam menyendawakan bayi. 8. Menganjurkan ibu menyusuibayinya sesering mungkin 9. Mengajarkan cuci tangan setelah menyusui 1. Ruang bersalin 2. Ruang Nifas 3. Ruang Perinatal



PROSEDUR VULVA HYGIENE No. Dokumen 260/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan vulva Mencegah terjadinya infeksi Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan Alat : 1. Pinset 2. Kapas DTT 3. Bengkok 4. Perlak dan kain pengalas 5. Sarung tangan Langkah-Iangkah : 1. Mencuci tangan 2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan 3. Menutup pintu/ tirai. 4. Membantu membuka pakaian pasien bagian bawah. 5. Memasang alas dan bengkok di bawah bokong pasien. 6. Memakai sarung tangan. 7. Tangan kiri petugas membuka vulva. 8. Tangan kanan mengambil kapas DTT dengan pinset kemudian bersihkan vulva dari atas ke bawah, dilakukan beberapa kali sampai bersih 9. Membuang kapas kotor ke bengkok. 10. Mengangkat bengkok merapikan pasien dan mengaturposisi kembali perlak dan kain pengalas diambil 11.Membersihkan/ membereskan alat. 12.Menganjurkan pasien menjaga kebersihan vulva 13.Cuci tangan 14. Dokumentasi Ruang Kebidanan



MEMERAH ASI DENGAN TANGAN No. Dokumen 261/SPO/G-25/VIII/2017 No revisi Halaman 00 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Melakukan pengeluaran ASI dengan menggunakan tangan pada ibu menyusui yang bayinya belum mampu netek/ dirawat di perinatal. Agar kebutuhan makanan bayi terpenuhi / ASI eksklusif dan mengurangi bengkak (bendungan ASI ) Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan alat : Cangkir atau gelas beserta tutupnya yang bersih. Langkah-Iangkah : 1. Mencuci tangan sebelum memerah ASI. 2. Duduk dengan nyaman, pegang wadah ASI dekatkan payudara 3. Meletakkan ibu jarinya di payudara, di atas puting susu dan areola dan jari telunjuk di payudara dibawah puting susu dan areola di balik ibu jari dan menekan payudara dengan jari-jari lainnya. 4. Menekan dengan ibu jari dan telunjuk kedalam,kearah dinding dada.Tekan payudara di belakang puting dan areola, antara jari telunjuk dan ibu jari. 5. Menekan dan melepaskan, bila ibu terasa sakit, berarti tekniknya salah. 6. Menekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk meyakinkan bahwa ASI ditekan dari seluruh segmen dalam payudara, gerakan jari-jari dapat lebih seperti menggelinding. 7. Memerah satu payudara sekurang-kurangnya 3-5 menit hingga aliran pelan. 8. Kemudian tekan payudara dan ulangi keduanya. 9. Mencuci tangan sesudah memerah ASI. 10.Mengajarkan pada pasien cara – cara tersebut agar dapat melakukan sendiri 1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Bayi / NICU



OBSERVASI PERDARAHAN POST PARTUM No. Dokumen 262/SPO/G-25/VIII/2017 No revisi Halaman 00 1/1



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Tindakan pengamatan perdarahan pervagina pada ibu nifas



TUJUAN



1.Kejadian perdarahan terdeteksi lebih awal. 2.Menurunkan mortalitas dan morbiditas. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) PersiapanAlat : 1.Tensimeter. 2.Stetoskop. 3.Penunjuk waktu/ Jam. 4.Format observasi.



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Pelaksanaan : 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien 2. Cuci tangan 3. Menyiapkan ruangan yang terang/ bila perlu dengan lampu sorot. 4. Memposisikan pasien sehingga mudah dalam melakukan tindakan. 5. Melihat dan catat perdarahan vagina, banyaknya,bau,wama. 6. Mengukur tekanan darah. 7. Menghitung denyut nadi. 8. Mengukur tinggi fundus uteri. 9. Menilai kontraksi uterus. 10. Menilai/ pengamati tanda-tanda anemia. 1. Periksa HB. 2. Periksa mucosa mata 3. Keluhan pusing 11. Cuci tangan 12. Dokumentasi Ruang Kebidanan



PROSEDUR SEBELUM OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen 263/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tindakan yang dilakukan kepada pasien sebelum menjalani tindakan pembedahan di kamar operasi Pasien siap fisik maupun psikologi dalam menghadapi pembedahan Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan Alat: 1. Lembar persetujuan tindakan operasi dan persetujuan anastesi. 2. Alat transportasi ( kursi roda / tempat tidur). 3. Alat set pasang infus.(Tranfusi set ) 4. Alat set pasang dower cateter. 5. Pisau cukur. 6. Antibiotik 7. Alat Huknah Persiapan Kelengkapan: 1. Persiapan darah (bila diperlukan) 2. Hasil laboratorium. 3. Hasil EKG (bila diperlukan). 4. Hasil Ro'gent ( bila diperlukan) Persiapan Pasien: 1. Pasien dipuasakan dari jam 24.00/ 6 – 8 jam sebelum operasi (operasi elektif). 2. Menjelaskan pada pasien prosedur tindakan yang akan dilakukan Langkah-Iangkah: 1. Mencuci tangan. 2. Memasang infus, 3. Memasang dower cateter 4. Mencukur rambut lokasi yang akan dioperasi dengan diameter lebih kurang 20 cm. 5. Injeksi antibiotik (test dulu )



PROSEDUR SEBELUM OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen 263/SPO/G-25/VIII/2017



No revisi 00



Halaman 2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG 6. 7. 8.



UNIT TERKAIT



Mengganti baju pasien dengan baju operasi.Mengantar pasien kekamar operasi memakai tempatTidur Mengisi ceklis di kamar operasi. Mencuci tangan



1. Ruang kebidanan 2. Kamar Operasi



PROSEDUR SETELAH OPERASI DI RUANG KEBIDANAN No. Dokumen 264/SPO/G-25/VIII/2017



No Revisi 00



Halaman 1/1



RSAR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tindakan yang dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan pembedahan dikamar operasi 1.Pasien segera mendapat perawatan. 2.Mencegah infeksi Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Persiapan. 1. Alat untuk mengukur vital sign. 2. Obat-obat sesuai advis dokter. 3. Alat untuk perlindungan diri. Pelaksanaan: 1. Menyiapkan semua peralatan. 2. Mengambil/ menerima pasien dengan tempat tidur dari kamar operasi. 3. Mencuci tangan. 4. Menjelaskan kepada klien/ keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan 5. Memakai Hanscoen 6. Melakukan Vital sign 7. Membersihkan pasien ditempat tidur ,mengenakan pakaian pasien termasuk pembalut 8. Memberikan obat sesuai program dokter. 9. Memberikan KIE tentang: a Mulai mobilisasi setelah 12 jam b. Mulai minum dan makan bertahap, halus ke kasar 10. Melakukan observasi KU,kontraksi,perdarahan, intake output. 11. Cuci tangan 12. Dokumentasi 1. Ruang Kebidanan 2. Kamar Operasi



PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU YANG TIDAK MENYUSUI No. Dokumen No revisi Halaman 265/SPO/G-25/VIII/2017 00 1/1 RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL.CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Suatu upaya menekan terjadinya pengeluaran ASI. 1. Mencegah pembengkakan payudara. 2. ASI tidak keluar. Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan : 1. Mencuci tangan 2. Menjelaskan kepadapasien tentang tindakan yang akandilakukan. 3. Membersihkanpayudaradenganhanduk/ kain. 4. Membebatpayudaradenganelastisverban/ stagen. 5. Mengenakan BH yang menyangga. 6. Mengkaji rasa nyamanpasiensetelahdipasangbebat. 7. Mengelola program pengobatan yang telah ditentukanoleh dokter : Linoral tabletHari I 3X2 tab. Hari II 2X2 tab. Hari III 2X1 tab. Hari IV 1X1 tab. Atau Bromokriptin tablet 2X1 tablet selama 6 hari 1. Ruang Kebidanan 2. Poliklinik Kebidanan



TINDAKAN EKSTRAKSI VAKUM No. Dokumen 266/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi



Halaman



00



1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Adalah tindakan bedah obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat vakum yang dipasang pada kulit kepala janin Mempercepat kala II dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun janin Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) A. Persetujuan tindakan medik B. Persiapan sebelum tindakan Persiapan alat 1. Medikamentosa (oksitosin, ergometrin, lidokain 1%) 2. Larutan antiseptik (bethadine 10%) 3. Oksigen dan regulator 4. Partus set 5. Ekstraksi vakum set 6. Spuit disposible 3 dan 5 cc 7. Kateter 1 buah 8. Resusitasi bayi set C. Pelaksanaan 1. Kaji ulang syarat-syarat pelaksanaan vakum 2. Persetujuan tindakan medis 3. Berikan dukungan emosional. Jika perlu 4. Pencegahan infeksi sebelum tindakan 5. Periksa dalam untuk menilai posisi kepala bayi denganMerabasutura sagitalis dan ubun-ubun kecil/posterior 6. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan pasang pada kepala bayi dengan titik tengah mangkok pada sutura sagitalis ± 1 cm anterior dari ubun-ubun kecil



TINDAKAN EKSTRAKSI VAKUM No. Dokumen 266/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi



Halaman



00



2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



7. Nilai apakah diperlukan episiotomi. Jika episiotomi tidak diperlukan pada saat pemasangan mangkok, mungkin diperlukan pada saat perineum meregang, ketika kepala akan lahir 8. Pastikan tidak ada bagian vagina atau portio yang terjepitPompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau negatif -0,2 kg/cm² (Malmstrom), dan periksa aplikasi mangkok (minta assisten menurunkan tekanan secara bertahap) 9. Setelah 2 menit naikkan hingga skala 60 (silastik) atau negatif 0,6 kg/cm² (Malmstrom), periksa aplikasi mangkok, tunggu 2 menit lagi 10. Periksa adakah jaringan vagina yang terjepit. Jika ada, turunkan tekanan dan lepaskan jaringan yang terjepit tersebut 11. Setelah mencapai tekanan negatif yang maksimal, lakukan traksi searah dengan sumbu panggul dan tegak lurus pada mangkok 12. Tarikan dilakukan pada puncak his dengan mengikuti sumbu jalan lahir. Pada saat penarikan (puncak his) minta pasien meneran. Posisi tangan : tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan dalam pada mangkok, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi 13. Tarikan bisa diulangi sampai 3 kali saja 14. Lakukan pemeriksaan dalam di antara kontraksi 15. Saat sub oksiput sudah berada dibawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka, dagu,segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka tekanan negatif. 16. Selanjutnya kelahiran bayi dan plasenta dilakukan seperti pertolongan persalinan normal 17. Eksplorasi jalan lahir untuk melihat apakah ada robekan pada dinding vagina atau perpanjangan luka episiotomy 19.Setelah selesai tindakan cuci tangan 20.Dokumentasi 1. Ruang Kebidanan 2. Ruang Bayi



EPISIOTOMI



No. Dokumen 267/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi



Halaman



00



1/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit 01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



SPO KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



Pengguntingan perineum untuk memperluas jalan lahir pada saat kala II



TUJUAN



Mencegah kerusakan perineum yang lebih berat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut



KEBIJAKAN



Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. PERSIAPAN ALAT 1. Tempat tidur dalam ruangan tertutup 2. Bak steril berisi partus set 3. Lidokain 0,5% 4. Spuit 5 cc 5. Betadine 7%



PROSEDUR



2. PERSIAPAN PASIEN a. Berikan dukungan emosional b. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu untuk rileks c. Kaji ulang indikasi d. Pastikan tidak ada alergi terhadap lidokain atau obat-obatan sejenis. 3. PELAKSANAAN a. Infiltrasi Perineum 1) Tempatkan dua jari diantara kepala janin dan perineum ibu Masukkan seluruh panjang jarum mulai dari fourchete, menembus persis dibawah kulit dan otot perineum, sepanjang garis episiotomi 2) Suntikkan lidokain 0,5% 3) Tunggu 2 menit setelah suntikan agar obat anestesi bekerja



EPISIOTOMI No. Dokumen 267/SPO/G-25/VIII/2017



Revisi



Halaman



00



2/2



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR KERJA



UNIT TERKAIT



b. Cara episiotomi 1) Dilakukan bila perineum telah tipis atau kepala bayi tampak sekitar 3-4 cm 2) Letakkan 2 jari diantara kepala bayi dan perineum dengan menggunakan sarung tangan steril 3) Gunakan gunting dan buat sayatan 3-4 cm mediolateral 4) Jaga perineum dengan tangan pada saat kepala bayi lahir agar insisi tidak meluas 5) Perbaikan Episiotomi 6) Berikan antisepsis pada daerah episiotomi 7) Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan tingkat III dan IV 8) Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut cromik 2-0 9) Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara interuptus 10) Jahit kulit secara interuptus atau subkutikuler dengan benang 2-0 Ruang Bersalin



HISTEREKTOMI SUB TOTAL DAN TOTAL No. Dokumen 268/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 1/5



RSI AR-RASYID PALEMBANG Tanggal Terbit SPO



01 Agustus 2017



Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang



KOL. CKM(P). dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL,MARS NBP. 17580396



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



b. c. d. e. f.



Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri maupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri Pada kasus obstetrik:untuk menghentikan perdarahan pasca persalinan di saat persalinan akibat cedera pada uterus kegagalan pelepasan plasenta maupun gangguan kontraksi uterus.Pada kasus ginekologik : untuk mengangkat uterus yang sudah mengalami kelainan-kelainan yang mengganggu fungsinya sebagai alat reproduksi Keputusan direktur Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang, Tanggal 01 Agustus 2017 Nomor : 018/KEP/G-4/RSAR/VIII/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) 1. Persetujuan tindakan medik 2. Persiapan a. Pasien : 1) Infus dan cairannya sudah terpasang 2) Perut bawah, lipat paha dan vulva, sudah dibersihkan dengan air dan sabun 3) Pasang tutup kepala dan kain penutup 4) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi cardio pulmoner 5) Medikamentosa 6) Oksigen dan regulator 7) Instrumen bedah mayor termasuk peralatan anestesi Penolong : 1. Baju operasi, apron, alas kaki, masker, kacamata masingmasing 3 set 2. Handscoen steril 4 pasang 3. Tensimeter dan stetoskop 1 buah 4. Lampu sorot 1 buah



HISTEREKTOMI SUB TOTAL DAN TOTAL No. Dokumen 268/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 2/5



RSI AR-RASYID PALEMBANG 3. Tindakan a. Membuka dinding perut 1) Baringkan pasien diatas meja operasi dan tanggalkan pakaian pasien (yang disiapkan dari ruang perawatan) 2) Usapkan larutan antiseptik pada dinding abdomen hingga procesus xyphoideus dan sepertiga atas paha 3) Tutup tubuh pasien dengan kain steril dan tempatkan lobang kain pada daerah operasi 4) Tanyakan kepada petugas anestesi apakah operasi sudah dapat dimulai 5) Lakukan sayatan mediana mulai dari 2,5 cm di atas fundus uteri hingga 1 cm di atas simfisis 6) Sayatan diperdalam hingga mencapai rongga pelvik/abdomen 7) Lindungi kandung kemih, masukkan kassa lebar dan pasang retraktor sehingga uterus dan organ sekitar dapat dipresentasikan dengan jelas PROSEDUR



b. Memisahkan adneksa dari uterus : 1) Keluarkan uterus dari rongga abdomen 2) Ligamentum rotundum dekat dengan kornu uteri a) Diklem dengan 2 klem ochsner (kocher bengkok) b) Dipotong diantaranya dengan pisau atau gunting c) Kemudian ikat rangkap dengan benang kromik ukuran 0 atau 2-0 3) Lamina anterior ligamentum latum yang terbuka di insisi dengan gunting dari tempat pemotongan menuju ke bawah dan medial ke arah segmen bawah rahim 4) Lamina posterior ligamentum latum tepat dibawah tuba fallopii, ligamentum ovarii propium serta pembuluh darah ovarium di dorong secara tumpul dengan 2 jari ke depan kemudian digunting sehingga terbentuk lobang 5) Melalui lobang tersebut tuba fallopii, ligamentum ovari proprium serta pembuluh darah ovarium : a) Klem dengan kocher dan b) Potong di antara kedua klem dengan pisau



HISTEREKTOMI SUB TOTAL DAN TOTAL No. Dokumen 268/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 3/5



RSI AR-RASYID PALEMBANG 6) Longgarkan jepitan dan ikat putung lateral dengan benang kromik 0/2-0 7) Puntung medial diikat dengan benang PGA dan jepit ujung benang dengan klem untuk mengangkat uterus 8) Lamina posterior ligamentum latum dipotong ke bawah dengan gunting dekat dengan uterus menuju ke arah ligamentum kardinale : jepit dan ikat setiap perdarahan yang terjadi c. Membebaskan kandung kemih 1) Buka plika vesikouterina (diantara kedua ujung sayatan ligamentum latum) 2) Kandung kemih serta peritoneum dibebaskan dari segmen bawah rahim secara tumpul : 1) Gunakan jari yang dibungkus dengan kassa atau 2) Diseksi tajam dengan gunting (kalau ada perlengkapan)



PROSEDUR



d. Amputasi Korpus Uteri Untuk histerektomi subtotalis korpus dipotong berbentuk corong setinggi diatas ostium internum di atas ligamentum kardinale. Untuk histerektomi totalis uterus belum dipotong dan lanjutkan ke langkah 5 e. Identifikasi dan mengikat pembuluh darah uterus 1) Pinggir lateral uterus diperlihatkan dengan mengevaluasi uterus ke sisi berlawanan 2) Lembaran posterior ligamentum latum didorong ke kaudal bersama-sama dengan ligamentum kardinale 3) Pengupasan diteruskan dengan gunting pengupas sampai arteri uterina terlihat setinggi ostium uteri internum 4) Pembuluh uterus diklem dengan 2 klem kocher lurus dekat dengan uterus kemudian dipotong 5) diantaranya dan pembuluh darah pada puntung lateral diikat rangkap dengan kromik 0 atau 2-0 6) Puntung medial diikat dengan benang PGA dan klem dapat dibebaskan 7) Ligamentum kardinale diklem dengan 2 klem lurus kocher dekat dengan cervix, di insisi diantaranya dan diikat



HISTEREKTOMI SUB TOTAL DAN TOTAL



No. Dokumen 268/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 4/5



RSI AR-RASYID PALEMBANG



PROSEDUR



8) Tindakan yang sama dilakukan terus ke bawah sampai forniks lateral dari vagina tercapai. Pembuluh darah ramus desendens arteri uterina diklem, digunting dan diikat f. Membebaskan cervix dari vagina 1) Lamina posterios ligamentum latum diinsisi sampai ke pangkal ligamentum sakro uterina terus ke belakang serviks di cavum douglas 2) Peritonium belakang dibebaskan dari cervix dan forniks posterior vagina dengan gunting metzenbaun 3) Ligamentum sakro uterina diklem dan di insisi kemudian di ikat dengan benang kromik no 0/2-0 4) Dilakukan diseksi sampai ruang rekto vaginal terbuka 5) Forniks lateralis vagina kiri dan kanan diklem dengan klem kocher bengkok dan dilakukan insisi sebelah medial dan kranial dari klem dan bawah cervix sampai seluruh uterus dan cervix dapat diangkat 6) Forniks lateral diikat dengan benang kromik dan dijahit dengan puntung ligamentum kardinale sakro uterina dan ligamentum rotundum g. Menutup tunggul cervix dan peritonialisasi 1) Pada histerektomi subtotal tunggul cervix ditutup dengan jahitan terputus muka belakang (ant-post) dengan benang kromik atau polyglycolic acid no 1 atau (metrik 5) dari kiri ke kanan dengan jarak sekitar 1 cm 2) Pada histerektomi total tutup puntung vagina dengan jahitan angka 8 dan sebagian hanya melakukan hemostatis dengan jahitan jelujur terkunci (running lock stitch) dari seluruh dinding vagina tanpa menutup puntung vagina 3) Peritonealisasi pada daerah lateral (sudut) tunggul cervix dilakukan dengan jahitan jelujur dari peritoneum mulai dari puntung tuba, ligamentum rotundum, forniks lateralis dan vagina sehingga peritoneum menutupi semua puntung tersebut



HISTEREKTOMI SUB TOTAL DAN TOTAL No. Dokumen 268/SPO/G-25/VIII/2017



No. Revisi 00



Halaman 5/5



RSI AR-RASYID PALEMBANG h. Menutup dinding perut 1) Lakukan penjahitan dinding perut lapis demi lapis 2) Aposisi kulit dengan jahitan subkutikuler



PROSEDUR



UNIT TERKAITAN



4. Perawatan pasca operasi a. Perdarahan dan jumlah urine harus dipantau secara ketat b. Analgesia diberikan setiap 3-4 jam atau bila diperlukan c. Periksa dan catat tanda-tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian d. Mobilisasi bertahap e. Pemulangan : jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari ke 5 setelah operasi



1. Departemen Obgyn 2. Bedah Sentral 3. Instalasi Penyakit dalam 4. Instalasi Anastesi 5. Instalasi Laboratorium 6. Instalasi Radiologi 7. Instalasi Farmasi