13 0 292 KB
MAKALAH SPRAIN DAN STRAIN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen pembimbing Epi Rustiawati,M.Kep.,Sp.Kep.MB Kelompok 12 Faradilla Heryani Aryari ( 8801190087 ) Desty r Ahmad sauman
PROGRAM STUDI/JURUSAN DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SEMESTER GENAP/TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah yang kami buat ini dapat terselesaikan. Dengan berbagai sumber referensi yang didapat akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Makalah Sprain dan Strain “ Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II. Taklupa pula kami mengucapkan terimakasih pada teman-teman yang telah bekerjasama dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan kami, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................................2 BAB I...............................................................................................................................................3 PENDAHULUAN...........................................................................................................................3 A. Latar Belakang......................................................................................................................4 B. Tujuan ..................................................................................................................................4 BAB II.............................................................................................................................................5 TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................5 1. Definisi Strain Dan Sprain.......................................................................................................5 2.Anatomi Dan Fisiologi Ligamen...............................................................................................6 3. Etiologi ...................................................................................................................................8 4.Klasifikasi.................................................................................................................................8 BAB III..........................................................................................................................................11 ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS............................................................11 BABIV...........................................................................................................................................19 TINJAUAN KASUS.....................................................................................................................19 BABV............................................................................................................................................18 PENUTUP.....................................................................................................................................38 A. Kesimpulan.........................................................................................................................38 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trauma Pada Jaringan Muskuloskeletal Dapat Melibatkan Satu Jaringan Yang Spesifik Seperti Ligament, Tendon Atau Satu Otot Tunggal, Walaupun Injury Pada Satu Jaringan Tunggal Jarang Terjadi. Kejadian Yang Lebih Umum Adalah Beberapa Jaringan Mengalami Injury Dalam Suatu Insiden Traumatik Seperti Fraktura Yang Berhubungan Dengan Trauma Kulit, Saraf Dan Pembuluh Darah. Injury Yang Kurang Alamiah Sifatnya Melibatkan Lebam Atau Kontusio Pada Kulit ; Kram (Regangan) Atau Strain Pada Serabut Tendon Atau Ligament, Keseleo (Koyak) Atau Sprain Yang Pada Beberapa Banyak Atau Semua Tendon, Ligament Bahkan Juga Tulang Dan Sekeliling Sendi. Karena Keadaan Di Atas Yaitu Kram Dan Keseleo Mempunyai Tanda Inisial Yang Mirip (Dengan Beberapa Perbedaan). Di Antara Kelainan Yang Timbul Pada Banyak Organ Tubuh Manusia Akibat Penuaan Adalah Atrofi, Yang Berarti Organ Tersebut Menjadi Lebih Kecil. Atrofi Dapat Terjadi Pada Otot, Kerangka Tulang, Kulit, Otak, Hati, Ginjal Sertajantung. Atrofi Disebabkan Karena Kurang Aktif Dari Organ Tersebut, Tidak Cukup Nutrisi, Dan Kurang Stimulasi Hormonal (Osteoporosis Wanita Menopause), Dan Kehilangan Sel. Atrofi Pada Otot Menimbulkan Tungkai Mengecil (Menjadi Lebih Kurus), Tenag Berkurang/Menurun. Atrofi Pada Hati Menurunnya Kemampuan Untuk Mengeliminasi Obat-Obatan Dan Minuman Keras (Alkohol). Atrofi Pada Saraf Menyebabkan Saraf Kehilangan Serabut Myelin, Sehingga Kecepatan Hantaran Saraf Berkurang Serta Refleks Menjadi Lebih Lambat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa Keperawatan Mengerti Serta Mampu Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Strain Dan Sprain. 2. Tujuan Khusus 1) Untuk Dapat Mengetahui Definisi Strain Dan Sprain 2) Untuk Dapat Mengetahui Etiologi Strain Dan Sprain 3) Untuk Dapat Mengetahui Klasifikasi Dari Starin Dan Sprain 4) Untuk Dapat Mengetahui Manifestasi Dari Strain Dan Sprain 5) Untuk Dapat Mengetahui Komplikasi Dari Strain Dan Sprain 6) Untuk Dapat Mengetahui Penatalaksanaan Dari Starin Dan Sprain 7) Untuk Dapat Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Dari Strain Dan Sprain
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Strain Dan Sprain Sprain Merupakan Keadaan Ruptura Total/Parsial Pada Ligament Penyangga Yang Mengelilingi Sebuah Sendi. Biasanya Kondisi Ini Terjadi Sesudah Gerakan Memuntir Yang Tajam.(Kowalak, Jennifer P. 2011.Buku Ajar Patofisiologi.Egc: Jakarta) Sprain Merupakan Cedera Yang Paling Sering Terjadi Pada Berbagai Cabang Olahraga Yaitu Cedera Pada Sendi Dengan Terjadinya Robekan Pada Ligamentum, Hal Ini Terjadi Karena Stres Berlebihan Yang Mendadak Atau Penggunaan Berlebihan Yang Berulang Ulang Dari Sendi.(Wahid Abdul. 2013, Buku Saku Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskoloskeletal.Tim: Jakarta) Jadi Dapat Ditarik Kesimpulan, Sprain Merupakan Salah Satu Jenis Cedera Yang Terjadi Pada Ligament Penyangga Yang Mengelilingi Sebuah Sendi Dengan Kondisi Ruptura Dapat Secara Total/ Parsial Dapat Disebabkan Karena Stres Berlebihan Yang Mendadak Atau Penggunaan Berlebihan Yang Berulang Ulang Dari Sendi. Strain Adalah Kerusakan Pada Suatu Bagian Otot Atau Tendon Karena Penggunaan Yang Berlebihan Atau Stres Yang Berlebihan. (Wahid Abdul. 2013, Buku Saku Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Tim: Jakarta) Strain Merupakan Keadaan Cedera Pada Otot Atau Pelekatan Tendon Yang Biasanya Terlihat Pascacedera Traumatik Atau Cedera Olahraga ( Kowalak. 2011, Buku Ajar Patofisiologi. Egc. Jakarta). Jadi Dapat Ditarik Kesimpulan, Strain Merupakan Salah Satu Cedera Yang Terjadi Pada Otot Atau Tendon Akibat Penggunaan Yang Berlebihan Atau Stres
Yang Berlebihan Ataupun Pascacedera Traumatik Atau Cedera Olahraga. (Gad, 2012). B. Anatomi Dan Fisiologi Ligamen Ligamen Adalah Jaringan Lunak Yang Melekati Tulang Tulang. Ligamen Sangat Mirip Dengan Tendon. Perbedaannya Adalah Bahwa Tendon Otot Melekat Ke Tulang. Kedua Struktur Ini Terdiri Dari Serat Kecil Dari Bahan Yang Disebut Kolagen. Serat Kolagen Yang Dibundel Bersama Untuk Membentuk Struktur Tali-Seperti. Ligamen Dan Tendon Datang Dalam Berbagai Ukuran Dan Seperti Tali, Terdiri Dari Serat Yang Lebih Kecil. Ketebalan Ligamen Atau Tendon Menentukan Kekuatannya.
C. Etiologi 1. Penyebab Sprain: A. Pemuntiran Mendadak Dengan Tenaga Yang Lebih Kuat Dari Pada Kekuatan Ligamen Dengan Menimbulkan Gerakan Sendiri Diluar Kisaran Gerak (Rps) Normal. B. Fraktur Atau Dislokasi Yang Terjadi Secara Bersamaan. 2. Penyebab Strain: A. Penggunaan Atau Tekana Berlebihan Pada Otot Sehingga Otot Tersebut Teregang Diluar Kapasitas Normalnya Khususnya Ketika Otot Belum Teregang Dengan Baik Sebelum Aktivitas Dilakukan (Strain Akut) B. Luka Tusuk Atau Luka Tembak Yang Menyebabkan Ruptur Traumatik (Strain Akut). C. Penggunaan Otot Secara Berlebihan Yang Dilakukan Berkali-Kali (Strain Kronis). D. Klasifikasi Sprain Dapat Diklasifikasikan Dalam Derajat I, Ii, Iii.
A. Sprain Derajat I Atau Ringan Menyebabkan Regangan Berlebihan Atau Robekan Ringan Pada Ligamen Tanpa Instabilitas Sendi. Seseorang Yang Mengalami Sprain Ringan Biasanya Mengalami Nyeri Dan Pembekakan Ringan Disertai Sedikit Atau Tidak Ada Kehilangan Kemampuan Fungsional. Memar Tidak Ada Atau Minimal Dan Orang Tersebut Umunya Mampu Bertumpu Pada Sendi Yang Mengalami Sprain. B. Sprain Derajat Ii Atau Sedang Mengakibatkan Robekan Ligamen Parsial Dan Ditandai Dengan Memar, Nyeri Sedang Dan Bengkak. Orang Yang Mengalami Sprain Sedang Biasanya Memiliki Sedikit Kesulitan Bertumpu Pada Sendi Yang Mengalami Sprain Dan Mengalami Sedikit Kehilangan Fungsi. C. Sprain Derajat Iii Atau Berat Mengalami Robekan Total Atau Ruptur Pada Ligamen. Nyeri, Bengkak, Dan Memar Biasanya Hebat. Pasien Selalu Tidak Mampu Bertumpu Pada Sendi. Strain Diklasifikasikan Menjadi Dua Bagian, Yaitu Bersifat Akut Dan Kronis : A. Strain Akut Disebabkan Oleh Trauma Atau Cedera, Seperti Benturan Pada Tubuh. Selain Itu Strain Yang Disebabkan Karena Mengangkat Benda Berat Secara Tidak Aman Atau Regangan Berlebihan Pada Otot Merupakan Masalah Khusus Dalam Beragam Pekerjaan, Termasuk Keperawatan. B. Strain Kronis Biasanya Disebabkan Oleh Penggunaan Secara Berlebihan, Misalnya Pergerakan Yang Lama Dan Berulang Pada Otot Atau Tendon. E. Manifestasi Klinis Tanda Dan Gejala Yang Mungkin Timbul Karena Keseleo (Sprain) Meliputi : A. Nyeri Lokal (Khususnya Pada Saat Menggerakkan Sendi) B. Pembengkakan Dan Rasa Hangat Akibat Inflamasi C. Gangguan Mobilitas Akibat Rasa Nyeri (Yang Baru Terjadi Beberapa Jam Setelah Cedera) D. Perubahan Warna Kulit Akibat Ekstravasasi Darah Kedalam Jaringan Sekitarnya. Tanda Dan Gejala Strain Yang Akut Meliputi: A. Nyeri Yang Akut Dan Sepintas (Mialgia)
B. Bunyi Menyentak (Klek) C. Pembengkakan Yang Cepat Dan Dapat Berlanjut Selama 72 Jam. D. Fungsi Yang Terbatas E. Otot Yang Terasa Nyeri Ketika Ditekan (Ketika Rasa Nyeri Yang Hebat Sudah Mereda) F. Ekimosis (Sesudah Beberapa Hari Kemudian) Tanda Dan Gejala Starin Yang Kronis Meliputi: A. Kekakuan B. Rasa Pegal C. Nyeri Tekan Yang Menyeluruh F. Komplikasi Komplikasi Sprain Meliputi: A. Dislokasi Berulang Akibat Ligamen Yang Ruptur Tersebut Tidak Sembuh Dengan Sempurnah Sehungga Diperlukan Pembedahan Untuk Memperbaikinya (Jika Diperlikan). B. Gangguan Fungsi Ligamen (Jika Terjadi Tarikan Otot Yang Kuat Sebelum Sembuh Dan Tarikan Tersebut Menyebabkan Regangan Pada Ligamen Yang Ruptur, Maka Ligamen Ini Dapat Sembuh Dengan Bentuk Memanjang,Yang Disertai Pembentukan Jaringan Parut Secara Berlebihan) Komplikasi Starin Yang Mungkin Terdapat Meliputi: A. Ruptura Total Otot Yang Memerlukan Perbaikan Melalui Pembedahan. B. Miositis Osifikan (Inflamasi Krnis Dengan Endapan Menyerupai Tulang) Akibat Klasifikasi Jaringan Parut (Koplikasi Lanjut). G. Penatalaksanaan A. Rice (Rice, Ice, Compression, Elevation) Prinsip Utama Penatalaksanaan Sprain Adalah Mengurangi Pembengkakan Dan Nyeri Yang Terjadi. Langkah Yang Paling Tepat Sebagai Penatalaksanaan Tahap Awal (24-48 Jam) Adalah Prinsip Rice (Rest, Ice, Compression, Elevation), Yaitu 1. Rest (Istirahat)
Kurangi Aktifitas Sehari-Hari Sebisa Mungkin.Jangan Menaruh Beban Pada Tempat Yang Cedera Selama 48 Jam. Dapat Digunakan Alat Bantu Seperti Crutch (Penopang/Penyangga Tubuh Yang Terbuat Dari Kayu Atau Besi) Untuk Mengurangi Beban Pada Tempat Yang Cedera. 2. Ice (Es) Letakkan Es Yang Sudah Dihancurkan Kedalam Kantung Plastik Atau Semacamnya.Kemudian Letakkan Pada Tempat Yang Cedera Selama Maksimal 2 Menit Guna Menghindari Cedera Karena Dingin. 3. Compression (Penekanan) Untuk Mengurangi Terjadinya Pembengkakan Lebih Lanjut, Dapat Dilakukan Penekanan Pada Daerah Yang Cedera.Penekanan Dapat Dilakukan Dengan Perban Elastik.Balutan Dilakukan Dengan Arah Dari Daerah Yang Paling Jauh Dari Jantung Ke Arah Jantung. 4. Elevation (Peninggian) Jika Memungkinkan, Pertahankan Agar Daerah Yang Cedera Berada Lebih Tinggi Daripada Jantung.Sebagai Contoh Jika Daerah Pergelangan Keki Yang Terkena, Dapat Diletakkan Bantal Atau Guling Dibawahnya Supaya Pergelangan Kaki Lebih Tinggi Daripada Jantung.Tujuan Daripada Tindakan Ini Adalah Agar Pembengkakan Yang Terjadi Dapat Dikurangi. B.Adapun Penangan Secara Klasifikasi: 1. Sprain Tingkat Satu (First Degree) Tidak Perlu Pertolongan/ Pengobatan, Cedera Pada Tingkat Ini Cukup Diberikan Istirahat Saja Karena Akan Sembuh Dengan Sendirinya 2. Sprain Tingkat Dua (Second Degree). · Pemberian Pertolongan Dengan Metode Rice · Tindakan Imobilisasi (Suatu Tindakan Yang Diberikan Agar Bagian Yang Cedera Tidak Dapat Digerakan) Dengan Cara Balut Tekan, Spalk Maupun Gibs. Biasanya Istirahat Selama 3-6 Minggu. 3. Sprain Tingkat Tiga (Third Degree). · Pemberian Pertolongan Dengan Metode Rice
· Dikirim Kerumah Sakit Untuk Dijahit/ Disambung Kembali H. Pemeriksaan Penunjang a). Foto Rontgen Untuk Menyingkirkan Kemungkinan Fraktur b) MRI ( Magnetic Resonance Imaging) Yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa menggunakan sinar x atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh yang lebih detail. Hasil yang diperoleh gambaran ligamen yang luka. c) Foto X-ray untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur d) Pemeriksaan radiologi tampak tulang lepas dari sendi
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS A. Identitas Klien Pada Identitas Klie Biasanya Meliputi : Nama Klien, Umur Dan Tanggal Lahir Klien, Jenis Kelamin Klien, Alamat, Tanggal Klien Masuk Rumah Sakit, Dan Dibuat Jua Siapa Nama Penaggung Jawab Dan Status Hubungan Dengan Klien. B. Primary Survey 1. Airway Pada Pengkajian Airway Atau Pengkajian Jalan Nafas Yang Perlu Dilihat Yaitu : Apakah Ada Sumbatan Jalan Nafas Seperti Terdapat Benda Asing Pada Jalan Nafas Atau Adanya Cairan Atau Secret Yang Menyumbat Jalan Nafas. 2. Breathing Pada Breathing Atau Pola Nafas Yang Perlu Dikaji Yaitu Bagaimana Pola Nafas Klien Apakah Klien Dapat Bernafas Spontan Atau Dengan Bantuan Dan Lihat Juga Bagaimana Klien Bernafas Apakah Ada Sesak Atau Tida, Hitung Rr Klien Dan Lihat Apakah Ada Retraksi Dinding Dada Atau Tidak. 3. Circulation Pada Circulation Atau Sirkulasi Tubuh Kaji Yang Berhubungan Dengan Sirkulasi Tubuh Seperti Tekanan Darah, Suhu Tubuh Dan Nadi, Dan Lain-Lain. 4. Disability Pada Pengkajian Disability Atau Yang Disebut Tingkat Kesadaran Pasien Kita Menggunakan Dengan Cara Mengukur Nilai Gcs Pasien, 5. Exposure Pada Pengkajian Exposure Akan Di Lakukkan Dengan Cara Membuka Pakaian Pasien Dengan Melihan Anggota Tubuh Pasien Apakah Ada Terdapat Lesi Atau Memar Dan Juga Dikaji Suhu Tubuh Klien. C. Analisa Data Primary Suevey
Analisa Data Pada Primary Survey Dibuat Dengan Berpatokan Keadaan Klien Setelah Dilakukkan Pengkajian Abcde, Dan Akan Ditegak Kan Diagnosa Dan Itervensi Sesuai Dengan Pengkajian Yang Didapat Dan Akan Ditegakkan Diagnosa Prioritas Yang Terlebih Dahulu Dilakukkan Imlementasi. Diagosa Pada Primary Survey Biasanya Yang Bersifat Gawat Darurat Atau Dapat Menjadi Prioritas Seperti : 1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan D. Secondary Survey A. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Tanyakan Pada Klien Keluhan Saat Dilakukannya Pengkajian 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Tanyakan Pada Klien Apakah Klien Pernah Mengalami Penyakit Kronis Sebelumnya Ataupun Penyakit Yang Sama. 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Tanyakan Pada Klien Apakah Ada Anggota Keluarga Yang Menderita Penyakit Yang Sama, Penyakit Keturunan Serta Penyakit Menular Lainya. B. Pemeriksaan Fisik Head To Toe Tanda-Tanda Vital Td :100/60 Mmhg N :100 x/menit S :36°C Rr:20 x/menit 1. Pemeriksaan Sistematika / persistem a) Sistem pernafasan 1. Inspeksi : Pernapasan cuping hidung, Bentuk hidung simetris, tidak ada secret 2. Palpasi : Suara Sonor
3. Perkusi : Vocal Premitus Teraba 4.
Auskultasi
:
Bunyi Nafas Vesikuler ,Nafas Tampak Teratur, Tidak Terdapat Batuk Ataupun Sesak Pada Klien 5. Pengukuran : RR 20x/ menit b) Sistem Kardiovaskuler dan Limfe 1. Inspeksi : Mukosa bibir tidak kering dan pucat 2. Palpasi Capillary refill time < 2 detik 3. Perkusi Suara perkusi normal 4. Auskultasi Bunyi jantung normal 5. Pengukuran Tekanan darah
: 100/60mmHg
Nadi
: 100x/ menit
c) Sistem Pencernaan 1. Inspeksi Konjungtiva tidak anemis, tidak ada stomatitis, lidah tampak kotor, tidak ada carries pada gigi, proposi tubuh normal, bentuk perut normal 2. Auskultasi Bising Usus 5x/ menit (Normal : 5-25x/menit) 3. Palpasi Tidak ada Nyeri tekan 4. Perkusi Tidak ada pekak. d) Sistem persyarafan
Pasien tidak ada keluhan sakit kepala, tigkat kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4 M6 V5), ada gangguan sistem persyarafan . e) Sistem penglihatan 1. Inspeksi Tidak terdapat tanda-tanda radang, tidak ada kelainan otot-otot mata, pupil bereaksi terhadap rangsang cahaya, posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal 2. Palpasi Tekanan intraokuler: normal 3. Test snallen Normal f) Sistem Pendengaran 1. Inspeksi Pinna kiri & kanan simetris,kanalis bersih 2. Palpasi Nyeri post auricle : tidak 3. Test kemampuan pendengaran Garpu tala : normal Detak jam : normal Test berbisik : normal g) Sistem Perkemihan 1. Inspeksi Warna kuning jernih, tidak ada edema dan tidak ada hematuria 2. Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih, tidak keluhan sakit pinggang 3. Perkusi Nyeri ketuk pada ginjal : tidak h) Sistem Muskuloskeletal
1. Inspeksi Pasien tidak dapat menggerakan anggota gerak pada bagian bawah Tampak Memar Pada Sendi Daerah Mata Kaki, Adanya Pembengkakan 2. Palpasi Tidak bisa dipalpasi karena adanya nyeri tekan pada sendi kaki Uji kekuatan otot : KIRI
KANAN
5
5
5
3
3. ROM Rentang gerak : Anggota gerak pada bagian atas dan bawah lengkap , tetapi tampak memar pada sendi daerah mata kaki, adanya Pembengkakan i) Sistem Endokrin 1. Inspeksi Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka gangren. 2. Palpasi Kelenjar tyroid : tidak ada j) Sistem Integumen 1. Inspeksi Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit normal,
keadaan
kulit
baik,
tetapi
pembengkakan pada kaki kanan bawah 2. Palpasi ada edema.
tampak
adanya
F. Intervensi Keperawatan NO 1
DIAGNOSA Nyeri Akut Manajemen nyeri
INTERVENSI
Observasi -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri -Identifikasi skala nyeri -Identifikasi respons nyeri non verbal -Identifikasi
faktor
yang
memperberatdan
memperingan nyeri -Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri -Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri -Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup -Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan -Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik : -Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,terapi musik, biofeedback,terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,terapi bermain) -Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan,pencahayaan,kebisingan) -Fasilitas istirahat dan tidur -Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. Edukasi :
-Jelaskan,penyebab ,periode,dan pemicu nyeri -Jelaskan strategi meredakan nyeri -Anjurkan memonitor secara mandiri -Anjurkan menggunakan analgetik secara cepat -Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi : -Kolaborasi pemberian analgetik seperti, Antasida 2
Hambatan Mobilitas Fisik
Observasi: -Identivikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya ( - Identivikasi toleransi fisik melakukan pergerakan -monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi -monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Terapeutik: -fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu(mis.paagar tempat tidur) -fasilitasi melakukan pergeran ,jika perlu -libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam menngkatka pergerakan Edukasi: -jelaskan tujuan tujuan dan prosedur mobilisasi -anjurkan melaukan mobilisasi di ni -ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.duduk di tempat tidur,duduk disisi tempat tidur,pindah dari tempat tidur ke kursi) .
BAB IV
TINJAUAN KASUS Kasus fiktif Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke ortopedi dengan Mengeluh Nyeri Pada Sendi Daerah Mata Kaki Sebelah Kanan, Yang Mengakibatkan Klien Sulit Untuk Beraktivtas Karena Adanya Pembekakan Dan Kekakuan Pada Daerah Tersebut,saat pemeriksaan fisik.tanda vital didapatkan tekanan darah: 100/60mmhg frekuensi nadi 100x/menit,frekuensi nafas 20x/menit,sushu 360c I. Pengkajian I. Identetias Klien 1. Nama
: Tn.A
2. Umur
: 30 tahun
3. Jenis Kelamin
: laki-lai
4.Status Mariental
: menikah
5. Agama
: Islam
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
: wiraswasta
8.Suku Bangsa
: Sunda
9. Alamat
: Cijanggel ,Desa.Cinanjung , Tanjungsari ,
Bandung 10. No.Medrec
: 8801-001-01
11.No. Rawat
: 8801-001-01
12. No.Medis
: 22.18.88
13.Tgl.masuk
:20 Maret 2021
14.Tgl.Pengkajian
: 21 Maret 2021
15. Diagnosa Medis
: Strain Dan Sprain
PENANGGUNG JAWAB 1. Nama
: Ny.F
2. Umur
: 25 tahun
3. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
4 . Alamat
: Cijanggel ,Desa.Cinanjung , Tanjungsari ,
Bandung 5. Hubungan dengan Pt
: Istri
2. RIWAYAT KEPERAWATAN a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN Keluhan utama Tn.A datang ke UGD pada tanggal 20 maret 2021 pukul 09.00 dengan keluhan Nyeri Pada Sendi Daerah Mata Kaki Sebelah Kanan Riwayat Kesehatan Sekarang Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 20 maret 2021, klien mengeluh nyeri pada sendi daerah mata kaki sebelah kanan, nyerinya tidak menyebar dengan skala8,nyeri yang mengakibatkan klien sulit untuk beraktivtas karena adanya pembekakan dan kekakuan pada daerah tersebut Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1) Penyakit masa lalu(jenis penyait yang diderita : tidak ada riwayat penyakit terdahulu 2) Perawatan di rumah sakit terakhir
: belum ada perawatan
3) Riwayat pengobatan
: Klien tidak pernah
menderita penyakit seperti ISPA, TB Paru dan Hepatitis 4) Alergi
: tidak ada alergi
Riwayat Kesehatan Keluarga 1) penyakit herediter (assma ,DM,anemia sel sabit)
: tidak ada
2) penyakit kecenderungan keluarga (kanker,HT,jantung)
: tidak ada
3) penyakit dari lingkungan yang menular (TBC,P.kulit,dll)
: tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIK a. KEADAAN UMUM a) Pemeriksaan Fisik
2. Tanda-tanda vital b. Keadaan umum
: Lemah
c. Kesadaran
: Compos mentis
d. Tekanan darah
: 100/60 mmHg
e. Nadi
: 100x/ menit (N: 60x/mnt – 100x/mnt)
f. Suhu
: 36oC (N: 36,5 oC – 37,5 oC)
g. RR
: 20x/ menit (N :16 – 24 x /mnt)
3. Antropometri BB
= 60 kg
TB
= 170 cm
IMT
= 21,5 (berat badan ideal)
berat badan( kg) IMT = tinggi badan ( m ) x tinggi badan ( m) ¿ ¿ IMT =
170 = 21,5 (berat badan ideal) 60 x 60
4. Pemeriksaan Sistematika / persistem k) Sistem pernafasan 1. Inspeksi : Pernapasan cuping hidung, Bentuk hidung simetris, tidak ada secret 2. Palpasi : Suara Sonor 3. Perkusi : Vocal Premitus Teraba 4.
Auskultasi
:
Bunyi Nafas Vesikuler ,Nafas Tampak Teratur, Tidak Terdapat Batuk Ataupun Sesak Pada Klien 5. Pengukuran : RR 20x/ menit
l) Sistem Kardiovaskuler dan Limfe 6. Inspeksi : Mukosa bibir tidak kering dan pucat 7. Palpasi Capillary refill time < 2 detik 8. Perkusi Suara perkusi normal 9. Auskultasi Bunyi jantung normal 10. Pengukuran Tekanan darah
: 100/60mmHg
Nadi
: 100x/ menit
m) Sistem Pencernaan 5. Inspeksi Konjungtiva tidak anemis, tidak ada stomatitis, lidah tampak kotor, tidak ada carries pada gigi, proposi tubuh normal, bentuk perut normal 6. Auskultasi Bising Usus 5x/ menit (Normal : 5-25x/menit) 7. Palpasi Tidak ada Nyeri tekan 8. Perkusi Tidak ada pekak. n) Sistem persyarafan Pasien tidak ada keluhan sakit kepala, tigkat kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4 M6 V5), ada gangguan sistem persyarafan . o) Sistem penglihatan 4. Inspeksi
Tidak terdapat tanda-tanda radang, tidak ada kelainan otot-otot mata, pupil bereaksi terhadap rangsang cahaya, posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal 5. Palpasi Tekanan intraokuler: normal 6. Test snallen Normal p) Sistem Pendengaran 4. Inspeksi Pinna kiri & kanan simetris,kanalis bersih 5. Palpasi Nyeri post auricle : tidak 6. Test kemampuan pendengaran Garpu tala : normal Detak jam : normal Test berbisik : normal q) Sistem Perkemihan 4. Inspeksi Warna kuning jernih, tidak ada edema dan tidak ada hematuria 5. Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih, tidak keluhan sakit pinggang 6. Perkusi Nyeri ketuk pada ginjal : tidak r) Sistem Muskuloskeletal 4. Inspeksi Pasien tidak dapat menggerakan anggota gerak pada bagian bawah Tampak Memar Pada Sendi Daerah Mata Kaki, Adanya Pembengkakan
5. Palpasi Tidak bisa dipalpasi karena adanya nyeri tekan pada sendi kaki Uji kekuatan otot : KIRI
KANAN
5
5
5
3
6. ROM Rentang gerak : Anggota gerak pada bagian atas dan bawah lengkap , tetapi tampak memar pada sendi daerah mata kaki, adanya Pembengkakan s) Sistem Endokrin 3. Inspeksi Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka gangren. 4. Palpasi Kelenjar tyroid : tidak ada t) Sistem Integumen 3. Inspeksi Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit normal,
keadaan
kulit
baik,
tetapi
tampak
adanya
pembengkakan pada kaki kanan bawah 4. Palpasi ada edema. Pola Aktivitas sebelum sakit dan saat sakit: No. 1.
Pola Pola makan &
Sebelum Sakit Pasien mengatakan
Saat Sakit Pasien mengatakan makan
minum
biasa makan 3x sehari
masih normal 3x sehari
dengan menu nasi, lauk
dengan menu nasi, lauk
pauk, sayur dan buah.
pauk, sayur dan buah. Klien
Klien minum 8-9 gelas
minum 7-8 gelas Pasien tidur 5jam sehari
2.
Pola istirahat
perhari Pasien mengatakan
3.
& tidur Personal
biasa tidur 8 jam sehari Pasien biasa mandi 2x
karna kaki terasa nyeri Pasien tidak mandi karena
Higiene
sehari
kondisi pasien lemah dan susah berjalan.Karena itu klien hanya di seka-seka(lap basah) oleh keluarganya
4.
Eliminasi BAB
BAB : BAB normal dan BAB : BAB jarang warna normal
BAK
BAK : BAK normal
BAK : BAK tidak normal
dan frekuensi 8x sehari
dan frekuensi 3x sehari
Pasien sering berjalan
Jarang berjalan karna
kaki untuk pergi
adanya pembengkakan pada
kekampus
mata kaki kanan
Aktifitas
Di rumah pasien rajin
bawah ,kondisinya lemah Di rs pasien hanya
/latihan/
olaraga volly.
berbaring ditempat tidur.
Pasien biasanya
Pasien tidak mempunyai
menonton TV dan
hiburan apapun
Pola aktivitas 5.
6.
Olahraga Lain-lain
7.
Rekreasi
mendengar musik dan
terkadang kalau hari libur klien mengajak keluarganya berjalanjalan. A. Data Psikologis 1.
Status Emosi
Klien dapat mengontrol emosinya dengan baik dan merasa tenang karena ada keluarga yang merawatnya. 2.
Kecemasan Klien
Tingkat kecemasan klien sedang : klien takut tidak sembuh 3.
Konsep Diri a. Citra tubuh Klien bersyukur atas tubuhnya dengan segala kekurangan yang klien miliki b. Identitas diri Klien merasa tidak puas sebagai kepala keluarga, dikarenakan klien sedang sakit c. Peran Suami d. Ideal diri Klien berharap dapat menjadi suami yang baik untuk istri dan anak-anaknya e. Harga diri Klien merasa sedikit tenang karena ada keluarga yang menemani dan merawatnya.
4. Koping mekanisme yang digunakan
Sebelum
dirawat klien dapat
beraktivitas
dengan baik dan
berkomunikasi dengan baik. Setelah di rawat aktivitas klien sedikit terhambat namun masih mampu untuk komunikasi dengan baik. B. Data Sosial 1. Pola komunikasi Klien berbicara dengan tenang dan mudah menggunakan bahasa non formal dengan orang baru 2. Pola interaksi a. Dengan perawat : interaksi baik b. Dengan keluarga : interaksi baik c. Dengan klien lain : interaksi baik
C. Data Spiritual 1. Motivasi religi klien Pasien percaya kepada Allah SWT 2. Persepsi klien terhadap penyakitnya Klien mengatakan bahwa penyakitnya adalah cobaan 3. Pelaksanaan ibadah Sebelum sakit ibadah pasien tidak terganggu, namun setelah sakit ibadah klien menjadi sedikit terganggu.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG Data Penunjang a. Foto rontgen/ radiologi. yaitu pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa. Hasil pemeriksaan di temukan kerusakan pada ligamen dan sendi.
b. MRI ( Magnetic Resonance Imaging) Yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa menggunakan sinar x atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh yang lebih detail. Hasil yang diperoleh gambaran ligamen yang luka. e) Foto X-ray untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur f) Pemeriksaan radiologi tampak tulang lepas dari sendi
ANALISA DATA Data Ds : - Klien
Etologi Spasme Otot
Mengatakan Nyeri
↓
Pada Sendi Mata Kaki
Gerakan Fragmen Tulang
Do : - Klien Tampak
↓
Meringis
Edema
- Skala Nyeri 8
↓
- Tampak
Cedera Jaringan Lunak
Problem Nyeri Akut
Pembengkakan Daerah Sendi Mata Kaki - Tampak Memar Pada Kaki Klien Ds :-Klien Mengatakan
Cedera Jaringan
Hambatan Mobilitas
Kesulitan Dalam
↓
Menggerakkan
Kerusakan Rangka
Ektremitas Bawah
Neuromuskuler
Fisik
- Klien Mengatakan Kesulitan Saat Berubah Posisi Do : -Klien Tampak Kesulitan Dalam Mengatur Posisi - Klien Tampak Kesulitan Dalam Bergerak - Tampak Memar Pada Sendi Daerah Mata Kaki Klien Tampak Adanya Pembengkakan Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut berhubungan dengan edema jaringan lunak 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan Intervensi Keperawatan NO
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
1
KRITERIA HASIL Nyeri Akut Setelah dilakukan
INTERVENSI Manajemen nyeri
berhubungan tindakan keperawatan Observasi dengan
selama 2x24 jam,
edema
Nyeri
jaringan
kronis teratasi dengan
lunak
kriteria hasil:
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri -Identifikasi skala nyeri
-Mampu Mengontrol
-Identifikasi respons nyeri
Nyeri
non verbal
-Melaporkan Bahwa
-Identifikasi
Nyeri Berkurang
memperberatdan
- Menyatakan Nyaman
Rasa Setelah
Nyeri Berkurang
faktor
yang
memperingan nyeri -Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri -Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri -Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup -Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan -Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik : -Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,terapi musik, biofeedback,terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,terapi bermain) -Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan,pencahayaan,kebisingan) -Fasilitas istirahat dan tidur
-Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. Edukasi : -Jelaskan,penyebab ,periode,dan pemicu nyeri -Jelaskan strategi meredakan nyeri -Anjurkan memonitor secara mandiri -Anjurkan menggunakan analgetik secara cepat -Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi : -Kolaborasi pemberian analgetik seperti, Antasida 2
Hambatan
Tujuan : Setelah
Observasi:
mobilitas
diberikan tindakan
-Identivikasi adanya nyeri atau
fisik
keperawatan selama
keluhan fisik lainnya (
berhubungan 2x24 jam, suhu tubuh
- Identivikasi toleransi fisik
dengan
melakukan pergerakan
cedera jaringan
normal. Kriteria hasil :
-monitor frekuensi jantung dan
- Klien Meningkat
tekanan darah sebelum memulai
Dalam Aktivitas
mobilisasi
Fisik
-monitor kondisi umum selama
-Mengerti Tujuan
melakukan mobilisasi
Dari Mobilitas Fisik
Terapeutik:
- Memperagakan
-fasilitasi aktivitas mobilisasi
Penggunaan Alat
dengan alat bantu(mis.paagar tempat tidur)
-fasilitasi melakukan pergeran ,jika perlu -libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam menngkatka pergerakan Edukasi: -jelaskan tujuan tujuan dan prosedur mobilisasi -anjurkan melaukan mobilisasi di ni -ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.duduk di tempat tidur,duduk disisi tempat tidur,pindah dari tempat tidur ke kursi) .
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN NO.
Tanggal/
DX
Waktu
1.
21 maret 2021
Tindakan Keperawatan dan
Nama dan
Evaluasi Tindakan Keperawatan
TTD
-memonitor
tanda-tanda
vital
Jam 09.00
sebelum dan sesudah pemberian obat
Jam 09.30
-mengidentifikasi respons nyeri non
Perawat Faradilla
verbal Jam 10.00
-mengidentifikasi
faktor
yang
memperberat dan memperingan Ja m 10.15 -mengontrol 2.
21 maret 2021 Jam 09.00
lingkungan
yang
memperberat -Mengidentivikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Faradilla
Jam 09.30
- Mngidentivikasi toleransi fisik melakukan pergerakan -Memonitor frekuensi jantung dan
Jam 10.00
tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
Jam 10.15
-Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
NO.
Tanggal/
DX
Waktu
Tindakan Keperawatan dan
Nama dan
Evaluasi Tindakan Keperawatan
TTD Perawat
1.
22 maret 2021
-memonitor
tanda-tanda
vital
Jam 09.00
sebelum dan sesudah pemberian obat
Jam 09.30
-mengidentifikasi respons nyeri non
Faradilla
verbal Jam 10.00
-mengidentifikasi
faktor
yang
memperberat dan memperingan Ja m 10.15 -mengontrol 2.
22 maret 2021 Jam 09.00
lingkungan
yang
memperberat -Mengidentivikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Faradilla
Jam 09.30
- Mngidentivikasi toleransi fisik melakukan pergerakan -Memonitor frekuensi jantung dan
Jam 10.00
tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
Jam 10.15
-Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
EVALUASI NO. dx 1.
WAKTU
Perkembangan (SOAP)
TTD perawat 20 maret
Catatan perkembangan dilakukannya
2021
tindakan keperawatan :
12.00
S:
WIB
- Klien mengatakan masih bengkak nyeri pada kakinya O: - maih terdapat pembengkakan pada kaki Klien o
TD : 100/60 mmHg
o
N : 99x/m
o
RR : 21x /m A : Masalah belum teratasi
2
Nama dan
P : Intervensi dilanjutkan Catatan perkembangan dilakukannya
20 maret 2021
tindakan keperawatan :
12.00
S:
WIB
- Klien mengatakan masih tidak bisa digerakan O: - Klien belum dapat menggerakan kaki o
TD : 100/60 mmHg
Faradilla
o
N : 99x/m
o
RR : 21x /m A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
NO. dx 1.
WAKTU
Perkembangan (SOAP)
Nama dan TTD perawat
21 maret
Catatan perkembangan dilakukannya
2021
tindakan keperawatan :
12.00
S:
WIB
- Klien
mengatakan
Faradilla sudah
tidak
bengkak O: - tidak ada pembengkakan pada kaki Klien o
TD : 110/70 mmHg
o
N : 90x/m
o
RR : 22x /m A : Masalah teratasi
2
P : Intervensi dihentikan Catatan perkembangan dilakukannya
21 maret 2021
tindakan keperawatan :
12.00
S:
WIB
- Klien mengatakan sudah bisa duduk dan berpindah dari tempat tidur ke kursi O: - Klien sudah mulai bisa beraktivitas dan menggerakan kaki o
TD : 100/70 mmHg
o
N : 90x/m
o
RR : 22x /m
A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sprain Adalah Cedera Struktur Ligamen Di Sekitar Sendi, Akibat Gerakan Menjepit Atau Memutar (Keseleo). Sprain Terjadi Karena Adanya Benturan Dari Benda Tumpul Atau Benda Tajam Yang Terjadi Pada Ligamen. Ligamen Akan Mengalami Robek Dan Ligamen Yang Robek Akan Kehilangan Kemampuan Stabilitasnya. Penyebab Terjadinya Sprain Adalah Pemuntiran Mendadak Dengan Tenaga Yang Lebih Kuat Daripada Kekuatan Ligamen Dengan Menimbulkan Gerakan Sendi Di Luar Kisaran Gerak Normal. B. Saran Kelompok Berharap Semoga Penyusunan Makalah Tentang Askep Dengan Strain Dan Sprain Ini Dapat Memberikan Ilmu Dan Pengetahuan Dalam Bidang Pendidikan Dan Praktik Keperawatan. Dan Juga Dengan Makalah Ini Dapat Menjadi Acuan Untuk Tindakan Proses Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Kowalak, Jennifer P. (2011).Buku Ajar Patofisiologi.Egc: Jakarta Wahid, Abdul. (2013) Buku Saku Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskoloskeletal.Tim: Jakarta Kneale, Julia D. (2011). Keperawatan Oretopedia & Trauma Edisi 2. Egc: Jakarta Nanda Nic Noc