Strategi Analisis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Matahari Departement Store



Industri Analisis Profil Perusahaan PT Matahari Department Store Tbk (“Matahari” atau “Perseroan”) adalah department store pilihan Indonesia yang menawarkan produk-produk fashion terkini dan berkualitas tinggi, serta pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Jaringan Matahari yang luas terdiri dari pemasok lokal dan internasional terpercaya yang menawarkan pilihan busana bergaya, aksesori, kecantikan dan peralatan rumah tangga baik dari merek eksklusifnya sendiri maupun internasional. Memulai perjalanan pada tanggal 24 Oktober 1958 dengan membuka gerai pertamanya berupa toko fashion anak-anak di daerah Pasar Baru Jakarta, Matahari melangkah maju dengan membuka department store modern pertama di Indonesia pada tahun 1972. Sejak itu, jaringan ritel Matahari telah tersebar ke 151 toko di 70 kota berikut gerai online MatahariStore.com. Dengan mempekerjakan lebih dari 50.000 orang dan 80% pembelian langsung dan konsinyasi produk yang berasal dari sekitar 850 pemasok lokal, Matahari telah menjadikan dirinya sebagai merek asli nasional.



Industri Analisis Five Porter Forces 1. Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor) Persaingan dengan competitor tegolong kuat. Hal ini karena banyaknya pesaing dalam jumlah yang banyak dan dalam format bisnis ritel yang beragam seperti toko dan pasar tradisional. Tidak hanya persaingan dengan perusahaan dalam negeri, persaingan dengan perusahaan luar negeri juga terjadi pada industri ini. Dilihat dari banyaknya perusahaan ritel luar negeri yang berinvestasi dan membuka gerainya di Indonesia. 2. Threat of New Entrants ( Ancaman Calon Pendatang Baru) Dikarenakan pasar yang ada sekarang ini sudah demikian didominasi oleh banyak pemain besar baik lokal maupun asing maka kita bisa menyatakan bahwasanya untuk ancaman pendatang baru tingkatnya cukup “sedang”. Untuk dapat masuk ke dalam industri ini sedikitnya dibutuhkan modal, pengalaman, dan jaringan distribusi luas yang cukup menyulitkan bagi calon pendatang baru. beberapa alasan kenapa ancaman dari masuknya pendatang baru cukup sedang adalah skala ekonomis pada industri ritel cukup tinggi, kebutuhan akan modal cukup besar, sulitnya membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat dan masih ada yang lainnya. Namun disisi lain, pendatang baru dapat masuk ke



industri ini dengan membawa format bisnis yang baru dibandingkan dengan perusahaan yang sudah ada. 3. Threat of Substitute Product or Service (Ancaman Produk pengganti) Ancaman produk pengganti di industri yang ditempati oleh Matahari terbilang cukup kuat. Hal ini karena jauh sebelum Matahari hadir dengan format ritel modernnya, sudah hadir format tradisional seperti pasar dan toko tradisional. Pasar dan toko tradisional ini memiliki keunggulan yaitu harga produk yang murah dan lokasi yang dekat dengan konsumen. Selain itu, saat ini berkembang juga produk substitusi baru berupa sistem ritel melalui sistem online. 4. Bargaining Power of Buyer Bargaining power of buyer pada industri dimana Matahari berada terbilang cukup kuat. Hal ini karena pembeli atau konsumen memiliki banyak pilihan yang bisa diambil dalam berbelanja ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Dapat dikatakan bahwa pembeli/ customer tidak memiliki loyalitas yang kuat dan dengan mudahnya dapat mengubah pola belanjanya sesuai keinginan. Peningkatan daya beli masyarakat yang diprediksi akan meningkat dibarengi juga dengan peningkatan kemudahan masyarakat dalam mengakses berbagai informasi mengenai kualitas dan harga produk yang akan mereka konsumsi sehingga mereka bisa membandingkan perusahaan ritel yang satu dengan yang lain untuk mengambil keputusan belanjanya. Sehingga dengan mudahnya mereka dapat pindah dari perusahaan ritel satu ke perusahaan ritel lainnya dalam melaksanakan aktivitas belanjanya. 5. Bargaining Power of Supplier (Kekuatan Tawar Menawar Pemasok) Bargaining Power of Supplier pada industri ritel bisa dikatakan sedang. Hal ini karena ada ketergantungan antara supplier dan peritel. Di satu sisi jumlah pemasok diperkirakan akan terus bertambah sehingga peritel dapat dengan mudah memilih dan berpindah dari pemasok satu ke pemasok lainnya yang dengan kata lain menyebabkan kekuatan supplier terhadap peritel lemah. Namun di sisi lain, tidak semua peritel yang ada dapat menyediakan produk yang sesuai dengan karakteristik yang diingingkan oleh peritel sehingga dapat dikatan bahwa kekuatan supplier terhadap peritel cukup kuat. Dengan adanya dua kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa kekuatan supplier terhadap peritel adalah sedang.



Strategi Kompetitif Menuru Porter ada tiga jenis strategi kompetitif yang bisa diaplikasikan oleh perusahaan, yaitu: a. Cost Leadership



Strategi ini, perusahaan berusaha untuk mencapai kemampuan biaya produksi dan distribusi yang paling rendah, sehingga dapat memberikan harga produk yang lebih rendah dari pesaing dan memenangkan persaingan dalam pangsa pasar yang besar. b. Differentiation Strategi ini, perusahaan lebih memusatkan pada usahanya dalam menciptakan ciri produk yang khas serta dalam program pemasaran , sehingga datat memenangkan persaingan dengan membuat citra yang khas pada konsumen. c. Focus Strategi ini, perusahaan memusatkan usahanya untuk melayani sebagian kecil segmen pasar dan tidak melayani pasar secara luas. Usaha ini dilakukan dengan mengenali secara detail pasar yang dituju dan menerapkan keunggulan biaya menyeluruh atau diferensiasi pada segmen kecil tersebut. Dalam hal pembahasan mengenai PT Matahari Departement Store, perusahaan ini menerapkan strategi diferensiasi. Hal ini dapat dilihat dari keputusan perusahaan untuk menargetkan pasarnya ke segmen pendapatan menengah. Dimana perusahaan membuat perbedaan dengan perusahaan lain dengan menawarkan produk-produk branded yang berkualitas tinggi. Matahari juga melakukan diferensiasi dalam memberikan pelayanan penjualannya dengan berbagai cara seperti mengoptimalkan karyawan di counter layanan pelanggan; mempercepat proses pembayaran; memperluas kapasitas Halo Matahari, dedikasi layanan customer care; serta peningkatan kompetensi karyawan, termasuk kemampuan berbahasa Inggris serta pelatihan guna membangun kepercayaan diri. Selain itu, Matahari juga melakukan diferensiasi dalam bentuk pelayanan yaitu produk Matahari Club Card. Matahari Club Card (Kartu MCC) adalah kartu keanggotaan yang diterbitkan oleh PT Matahari Department Store Tbk yang ditujukan kepada konsumen yang berbelanja di Matahari Department Store dan telah memenuhi persyaratan keanggotaan MCC. Anggota MCC dapat menikmati akses eksklusif ke beberapa manfaat, termasuk point reward, privileges belanja dan manfaat lainnya dari pihak ketiga. Perseroan telah berhasil terlibat pada peningkatan jumlah penyedia layanan lokal yang menawarkan diskon dan paket menarik bagi pemengang kartu MCC. Pembuatan produk MCC ini adalah strategi Matahari untuk mempertahankan loyalitas pelanggannya di tengah banyaknya persaingan antar perusahaan ritel.



Corporate Strategy Strategi perusahaan (corporate strategy) yang dilakukan Matahari Departement Store adalah strategi pertumbuhan (growth strategy). Strategi ini dibuat untuk mencapai pertumbuhan yang baik pada sales, asset, profit, maupun kombinasinya. Growth strategy dapat diklasifikasikan menjadi strategi concentration dan diversification. Dalam hal ini Matahari Departement Store menerapkan strategi concentration yaitu horizontal growth dimana perusahaan melalukan



perluasan operasi perusahaan ke lokasi geografis lainnya dengan membuka dan menambah geraigerai ritelnya ke beberapa wilayah lain. Hal ini ditunjukkan dengan perluasan jaringan Matahari dengan membuka gerai di empat kota baru yaitu di Kepulauan Riau, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan pada tahun 2016 plus pembukaan gerai online. Portofolio seluruh gerai dievaluasi kembali secara berkala, dan gerai yang memiliki kinerja di bawah standar ditutup. Namun, perusahaan tidak melakukan penutupan gerai sepanjang tahun 2015 dan 2016.