Strategi The Coca Cola Company [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI Daftar Isi



1



Bab I. The Coca Cola Company Global A. Profil Perusahaan Coca Cola



2



2



B. Sejarah Perusahaan Coca Cola 3 C. Perkembangan Coca Cola



3



D. Ruang Lingkup Usaha 4 E. Strategi Operasi Global Coca-Cola



5



F. Siklus Hidup Produk Coca-Cola Company



6



G. Penerapan Total Quality Management Perusahaan Coca-Cola 8 H. Strategi Pemasaran Coca Cola 9 I. Strategi Globalisasi Ala Coca-Cola Bab II. Coca Cola di Indonesia



14



A. 87 Tahun Coca-Cola Di Indonesia B. Coca-Cola Amatil Indonesia



11



14



15



C. Bangun Wenang Beverages Company (BWBC) D. Commercial Product Supply (CPS)



16



E. Investasi Dan Dampak Ekonomi



16



F. Sales Operations



16



18



G. Aktivitas Manufaktur Dan Produksi



18



H. Komitmen Terhadap Corporate Social Responsibility Dan Sustainability I. Pedoman Perilaku Bisnis “The Coca-Cola Company” 24 Bab III. Inovasi Perusahaan Coca Cola



25



A. Inovasi Produk 25 B. Inovasi Pemasaran



26



C. Inovasi Sustainability 27 D. Inovasi Culture 27 Daftar Pustaka



28



1



19



BAB I. THE COLA COLA COMPANY GLOBAL A. Profil Perusahaan Coca-Cola Coca-Cola atau Coke adalah minuman bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko dan mesin pengecer di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The CocaCola Company. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan paling luas penjualannya. Saingan utamanya adalah Pepsi. Coca-Cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca-Cola menjual empat dari lima top minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Coca-Cola, Diet Coke, Sprite, dan Fanta. Coca-Cola mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca-Cola kurang lebih memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk Coca-Cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.



Gambar 1. Kantor Pusat Perusahaan Coca-Cola di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat



B. Sejarah Perusahaan Coca-Cola 2



Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan katakata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar. C. Perkembangan Coca-Cola Coca-Cola dulu berwarna hijau. Tentu saja, itu disebabkan karena warna daun Coca. Dahulu Coca-Cola itu dijadikan obat untuk melancarkan pencernaan dan agar bisa buang gasserta sebagai penghilang rasa sakit ditambahkan kokain. Dahulu komposisi bahan dari Coca-Cola adalah wine, kokain dan sodium. Setelah diberlakukan larangan menjual minuman keras tanpa izin, diubah menjadi Sodium Carbonated/Soda, Sugar Cane Extract danKokain. Kemudian datang larangan menggunakan kokain, akhirnya diganti lagi menjadi Sodium Carbonated, Sugar Cane Extract dan Kacang Kola. 3



Pada tahun 1889 setiap 330 ml Coca cola mengandung 100 milligram kokain. Pada saat itu untuk membeli Coca-Cola masih harus menggunakan resep dokter. Pada tahun 1894 setiap 330 ml Coca-Cola mengandung 20 miligram kokain. Saat itu pembelian Coca-Cola sudah bebas tetapi ada peringatan untuk tidak mengkonsumsi Coca-Cola lebih dari 3 botol dalam 1 hari. Pada tahun 1903 kokain dinyatakan sebagai obat terlarang dan Coca-Cola menghilangkan kokain dari minumannya.Setelah itu Coca-Cola tidak lagi menggunakan kokain tetapi hanya menggunakan daun koka “bekas” yang merupakan sisa dari proses ekstraksi kokain. Jadi tetap mengandung kokain dalam jumlah sangat-sangat super sedikit yaitu 1/3000 miligram untuk setiap 1 gram daun ganja yang digunakan. Tetapi dalam perkembangannya karena ingin menjual kenegara-negara seperti Isreal dan Timur Tengah yang mayoritas beragama Islam, maka untuk dapat dijual kesana CocaCola harus mendapatkan sertifikat Halal dan Kosher. Karena mengandung kokain walaupun dalam jumlah yang kecil, maka tetap saja tidak bisa mendapatkan kedua sertifikat itu. Akhirnya digunakan Non-narcotic Koka leaves. Karena Saham Coca Cola dibeli oleh perusahaan Isreal maka negara-negara arab menolak untuk mengimpor Coca Cola. Oleh sebab itu akhirnya Coca Cola hanya menjual Essence Cola kepada sebuah perusahaan yg berbasis di perancis dan dimiliki pengusaha dari Marroco dan kemudian menjual kembali minuman Coca Cola dengan merek Mecca Cola. Pada tahun 1980-an karena perkembangan tekhnologi dan juga kenaikan harga gula, maka formula dasar coca cola diganti. Tidak lagi menggunakan sugar cane extract tetapi menggunakan gula proses kimia yang dikenal dengan nama fructosa. Dan juga tidak lagi menggunakan daun koka, tetapi digunakan zat perasa bahan makanan yang dimana campuran bahan-bahan ini dengan carbonated sodium menghasilkan warna hijau. Karena warna asli nya adalah hitam maka ditambahkan pewarna berwarna hitam untuk membuat minuman ini tampak seperti sebelumnya. Kecuali yg diproduksi di meksiko, disana masih menggunakan sugar cane extraction. Dan konon rasanya jauh lebih enak dari coca cola yang menggunakan fruktosa. D. Ruang Lingkup Usaha Coca-Cola Company adalah perusahaan yang telah berhasil menjadi global dalam dua hal yaitu dalam hal visi dan skala operasi, yang dikelola berdasarkan penguasaan pasar lokal. Daerah operasinya meliputi 200 negara dan mengendalikan 47 persen pangsa pasar soft drinks



4



yang dikonsumsi seluruh dunia dengan angka konsumsi sebesar 1,06 juta per hari di seluruh Dunia. Coca-Cola adalah contoh merk yang sangat dominan di dunia. Adapun visi dari The Coca-Cola Company ini, yaitu : -



People ; being a great place to work where people are inspired to be the best they can. Planet ; being a Responsible a global citizen that makes a difference. Portofolio ; bringing to the world a portofolio of beverage brands that anticipate and



-



satisty people desires and needs. Partners ; maximizing return to share owners while being mindful of out over all responsibilities.



E. Strategi Operasi Global Coca-Cola Perusahaan Coca-Cola merupakan sebuah perusahaan multinasional, karena CocaCola terlibat banyak dalam bisnis internasional, mempunyai atau mengendalikan fasilitas di lebih dari satu Negara. Dalam perusahaan multinasional sendiri dihadapkan dengan empat strategi operasi, seperti strategi internasional, multidomestik, global dan transnasional. Dalam hal ini Coca-Cola memilih strategi global. Dan Coca-Cola dalam strategi globalnya menggunakan sistem Strategic Route Planning (SRP). Sederhananya, SRP merupakan solusi TI yang memungkinkan perusahaan merumuskan strategi routing secara tepat. Misalnya, sebuah area dengan jumlah penduduk tertentu sebaiknya dilayani dengan berapa armada, bagaimana jalur masing-masing armada agar lebih efisien dan efektif, wilayah mana yang masih kosong dan bisa dipenetrasi oleh wiraniaga (salesman) CCAI, dan sebagainya. Semua itu bisa diketahui dari SRP yang serba terkomputerisasi. Singkatnya, ini merupakan sistem aplikasi yang bisa memproses digital mapping distribusi produk-produk Cola-Cola. Bagi perusahaan penjualan (sales company) seperti CCAI, SRP jelas sangat dibutuhkan dalam proses bisnisnya. Ini diakui Deborah Intan Nova, Manajer Sistem Informasi Nasional & Teknologi CCAI. Eksekutif yang punya nama panggilan Debbie ini lebih jauh menjelaskan, ada empat tujuan implementasi TI di CCAI. Pertama, meningkatkan pendapatan (revenue generation). Kedua, meningkatkan pelayanan pelanggan. Ketiga, mengelola atau meminimalkan biaya (efisiensi). Dan keempat, meningkatkan utilisasi aset –, truk, chiller, colddrink, dan lain-lain. “Cuma, fokus kami memang pada dua tujuan yang pertama,” tutur Debbie yang sudah 9 tahun berkarier di lingkungan Coca-Cola. Menariknya, SRP ini bukan sekadar teknologi berbasis global positioning system (GPS) sebagaimana banyak dipakai perusahaan distribusi atau taksi. Kalau GPS sekadar 5



untuk melihat atau memotret posisi sementara, SRP menggabungkan antara GPS dengan hitung-hitungan aritmatika. “GPS diperlukan untuk meng-capture letak atau lokasi masingmasing gerai. Dari situ kemudian dimasukkan ke dalam sistem SRP dan diolah untuk merumuskan pola kunjungan atau rute terbaik,” tutur Debbie yang berlatar belakang pendidikan teknik industri itu. Dari SRP, manajemen mengetahui, misalnya bila CCAI punya 20 truk kanvas, rute mana saja yang paling efektif dan efisien yang harus dilewati masingmasing truk hingga tidak ada gerai yang terlewatkan. “Jangan sampai salesman mengendarai mobil lebih jauh dan mengunjugi banyak tempat, tapi secara total tingkat produktivitasnya rendah. F. Siklus Hidup Produk Coca-Cola Company Beberapa produk dirancang dengan siklus tertentu. Barang-barang mode (fashion) mungkin memiliki siklus selama lima bulan, tetapi mobil (dengan sedikit modifikasi) memiliki siklus sepuluh tahun. Dalam kasus kendaraan bermotor, penggantian model akan dirancang untuk mengganti model lama ketika penjualan menurun pada tingkat yang tidak diharapkan. Produk minuman seperti Guinness dan Coca-Cola memiliki siklus hidup yang tak terbatas. Pada tahun 2005, portofolio Coca-Cola Company menunjukan keseimbangan. Analisis yang dilakukan dari hasil portfolio tersebut yaitu : 



Pasar minuman olah raga mengalami peningkatan volume sebesar 23 % pada tahun 2005, dimana penjualannya dipimpin oleh Aquaruis dan POWERADE. Penjualan Aquarius mengalami peningkatan sebesar 25 % pada tahun 2005 dan produk POWERADE kini telah tersedia di setiap agen pemasaran Coca-Cola Company di 76







negara. Pasar minuman berenergi mengalami peningkatan volume sebesar 200% pada tahun 2005, bertepatan dengan peluncuran produk baru dari Coca-Cola yaitu Full Throttle dan Sugar free Full Throttle. Produk tersebut mengalami kesuksesan sehingga menjadikan Coca-Cola menempati posisi ke tiga dalam pasar minuman berenergi di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari satu tahun. Minuman pembakar kalori







tersebut mengalami peningkatan penjualan sebersar 38% pada tahun 2005. Pasar minuman berkarbonasi mengalami peningkatan volume sebesar 2%. Diet Sprite Zero / Sprite Zero mengalami peningkatan volume sebesar 16% di seluruh dunia yang didukung oleh peningkatan penjualan produk Sprite sebesar 5 %. Produk Fanta juga mengalami peningkatan sebesar 5% dan Coca-Cola sebesar 2 %. 6



Berdasarkan uraian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan analisis portofolio produk sangat diperlukan untuk menentukan produk baru yang akan diluncurkan serta perkembangan siklus produk yang sudah ada. Coca-Cola Company memfokuskan kegiatan pada peluncuran produk baru pada segmen produk yang sedang mengalami peningkatan permintaan sehingga produk yang diluncurkan memperoleh angka penjualan yang tinggi. Selain itu Coca-Cola Company relatif cepat dalam menciptakan produk baru sehingga kegiatan tersebut dapat mensiasati siklus hidup produk yang relatif cepat serta keinginan konsumen yang cenderung mengalami perubahan dalam waktu yang singkat. Coca-Cola Company memiliki jumlah produk sekitar 2.800 jenis produk. Produkproduk tersebut memiliki jenis serta segmentasi yang berbeda. Produk-produk tersebut dibagi dalam banyak lini produk dengan segmentasi serta targeting yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Beberapa tindakan lini produk yang dilakukan oleh Coca-Cola Company yaitu : 1. Penambahan produk baru Salah satu produk yang paling di kenal di seluruh dunia dari Coca-Cola Company adalah produk Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Sebagai brand paling dikenal serta menguasai pasar minuman dunia, maka Coca-Cola senantiasa melakukan berbagai inovasi agar mampu menyajikan produk yang dibutuhkan konsumen seiring dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. 2. Memperbaiki produk Demi menyajikan produk yang berkualitas bagi konsumen, maka Coca-Cola Company senantiasa melakukan perbaikan pada produk-produk yang ditawarkannya. Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan keinginan serta kebutuhan konsumen yang selalu menginginkan produk yang memberikan manfaat dan tidak membahayakan tubuh. Sebagai contoh, pada tahun 2005 Coca-Cola memperkenalkan produk Powerade Option sebagai respon terhadap produk pesaing Gatorade yaitu Propel. Powerade menawarkan minuman olah raga yang rendah kalori dengan menggunakan zat pewarna serta pemanis dari sirup jagung, sucralosa, dan acesulfame potassium sebagai pengganti gula. 3. Membuang produk atau menghentikan produksi suatu produk Coca-Cola Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah Merk dagang dengan jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut, maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon 7



pasar terhadap produk, keadaan penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat beberapa produk Coca-Cola yang memiliki respon pasar yang relatif buruk serta permintaan pasar yang rendah. Oleh karena itu diambil langkah-langkah pengamanan terhadap produk-produk terkait agar tidak mengalami hal serupa, yaitu dengan membuang atau menghentikan produk yang memiliki nilai jual yang rendah karena akan mengakibatkan kerugian apabila diteruskan. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat pula faktor kelangkaan bahan-bahan pembuat produk tersebut maka kegiatan produksi menjadi sulit. 4. Desain yang ramah lingkungan Coca-Cola, perusahaan minuman ringan terkemuka asal Amerika Serikat, telah memperkenalkan bahan kemasan minuman terbaru, yang terbuat dari bagian tumbuhan. Botol Coca-Cola teranyar ini merupakan generasi pertama botol plastik ramah lingkungan. Botol plastik konvensional biasanya terbuat dari polyethylene terephthalate (PET), yang merupakan produk turunan dari minyak bumi, yang jumlahnya makin terbatas. Sedangkan botol plastik milik Coca-Cola berasal dari 70% produk minyak bumi dan 30% produk turunan dari tebu. Proses produksi botol Coca-Cola terbaru tersebut adalah sebagai berikut. Pertamatama batang tebu dihancurkan dan diperas untuk mengekstraksi gula yang ada di dalamnya. Gula selanjutnya di fermentasi dan didistilasi untuk memproduksi etanol. Melalui serangkaian proses, etanol diubah menjadi mono-ethylene glycol (MEG). Mono-ethylene glycol kemudian di campur dengan terephthalic acid untuk memproduksi plastik PET. G. Penerapan Total Quality Management Perusahaan Coca-Cola Bagi Coca-Cola company, kualitas lebih dari sekedar apa yang dirasakan, dilihat, diukur atau dikelola. Kualitas menjadi sebuah keutamaan dalam setiap tindakan perusahaan. Perusahaan melalui kualitas produk yang dihaslkan ingin menciptakan pelanggan yang loyal, bahkan menciptakan pelanggan dengan katagori pelanggan yang advocator terhadap produk Coca-Cola. Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan, layanan pelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktekpraktek yang terbaik di industri minuman. The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan Coca-Cola Company terhadap pengawasan mutu yang memotivasi untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun 8



standar yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman. Coca-Cola memiliki Consumer Response Teams dan programprogram yang dilaksanakan di semua area operasi untuk menampung setiap masukan yang disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan tersebut kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas yang tinggi tetap terjaga. Pengawasan kualitas di perusahaan Coca-Cola dibedakan menjadi dua kategori umum yaitu pengawasan mutu isi dan pengawasan mutu kemasan dari produk yang dihasilkan. Pengawasan isi produk meliputi kadar kemanisan (oBrix) dan kadar karbonasi (CO2). Sedangkan pengawasan mutu kemasan produk meliputi segala hal yang berkaitan dengan kemasan produk tersebut, dari penutupan sampai kebersihan botol. Pengawasan mutu terhadap kadar kemanisan menjadi hal yang sangat diutamakan karena menjadi sesuatu yang berpengaruh terhadap rasa dari produk. Kadar kemanisan di sini merupakan kadar gula yang terlarut dengan satuan derajat brix (oBrix). Semakin tinggi derajat brix-nya maka semakin manis pula rasa yang dihasilkan. Kualitas merupakan suatu hal terpenting dalam usaha untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Kualitas akan menjadi baik apabila proses tersebut berjalan dengan konsisten dalam menghasilkan produk. Permasalahan yang terjadi adalah kadar kemanisan (Brix) dari produk tidak stabil. Metode Peta Kendali (Control



Chart) digunakan untuk



melihat keadaan dari proses produksi yang berjalan, kemudian dilakukan perbaikan melalui pendekatan metode



Taguchi. Perbaikan berawal dari pemilihan faktor-faktor yang



berpengaruh terhadap karateristik kualitas tersebut beserta nilai



level,



yang kemudian



menjadi dasar dalam pemilihan Orthogonal Array. Hasil analisa diolah dengan menggunakan noise signal to ratio (SNR) dan analysis of variance. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil bahwa setting level terbaik untuk faktor kendali yang berpengaruh terhadap kestabilan nilai kadar kemanisan (oBrix) adalah pengaturan kadar kemanisan simple syrup awal 59 oBrix, penambahan concentrate sebanyak 1,25 unit, dan kadar air sebanyak 80 %. H. Strategi Pemasaran Coca Cola Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu : a. Program Promosi. 9



Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk. b. Layanan Konsumen. Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing. c. Area Marketing Contractor. Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution). Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending. d. Layanan Produk Pendingin. Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola lebih menyukai membeli produk dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan. e. HoReCa. Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Cafe ternama, Coca-Cola memberikan



beragam



penawaran



menarik



melalui



program



HoReCa



ini.



Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, CocaCola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat. Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. I. Strategi Globalisasi Ala Coca-Cola Menurut K.C. Moran (2006), dalam konteks media global, glokalisasi memberikan ‘lensa’ bagi kita untuk memahami bagaimana khalayak memaknai media melalui ‘lensa’ 10



budaya yang mereka miliki, yang sangat dipengaruhi oleh berbagai macam kekuatan lokal dan global. Ada poin menarik dari jurnalGlobal/Local: Media Literacy for the Global Village karya Barbara J. Walkosz, Tessa Jolls dan Mary Ann Sund mengenai istilah glokalisasi ini. Poin tersebut adalah istilah glokalisasi dalam konteks media sendiri memiliki beberapa makna. Glokalisasi dapat dimaknai sebagai ; bagaimana budaya lokal mempengaruhi interpretasi khalayak terhadap konten media global, bagaimana konten media global beradaptasi untuk masuk ke dalam budaya lokal, hingga bagaimana budaya lokal bisa bertransformasi menjadi budaya global. Coca-Cola merupakan produk GLOBAL yang sesungguhnya. Warga lima benua di dunia dapat dengan mudah menemukan dan menikmati segarnya Coca-Cola. Jadi, bukan hal yang



mengherankan



jika The



Coca-Cola



Company sendiri



telah



dinobatkan



sebagai perusahaan minuman paling besar di dunia dan produsen serta pemasar produk minuman ringan paling unggul di dunia. Coca-Cola sebagai produk global memiliki strategi pemasaran yang sangat cerdas dan menarik untuk diamati. MenurutKirk Cheyfitz, seorang ahli pemasaran dalam blog Harvard Business Review, Coca-Cola adalah sebuah brand global yang dalam berbagai konten media pemasarannya menggunakan satu inti naratif. Inti naratif yang menyatukan berbagai konten media dan alat pemasaran produk ini adalah spreading and celebrating happiness and optimism. Konten media pemasaran Coca-Cola di seluruh dunia memiliki satu inti naratif universal yang menjadi brief utama, tetapi eksekusinya, bagaimana turunan cerita untuk iklan produk Coca-Cola, siapakah artis yang akan membintangi iklan produknya, semuanya seringkali ditentukan secara lokal dan sesuai dengan konteks kebudayaan tempat di mana Coca-Cola ini akan dijual. Sekalipun Coca-Cola merupakan produk yang berbasis di Amerika, tetapi eksekusi strategi pemasaran Coca-Cola sendiri tidak Amerika-sentris. Dari sini, dapat kita lihat dengan jelas bahwa Coca-Cola sangat menjunjung konsep glokalisasi dalam memasarkan produknya. It’s the glocal advertising strategy. Konsep glokalisasi dalam strategi pemasaran Coca-Cola biasanya bisa dilihat jelas dalam regional campaigns produk ini. Contohnya di negara India, Coca-Cola bekerja sama dengan agensi periklanan setempat untuk membuat kampanye produk yang relevan bagi masyarakat lokal. Menurut jurnal Glocal-Cola : Visual Communications of Coca Cola in India as a Site of Mediation Between Global and Local Factors, karya Meena Kadri, salah 11



satu strategi yang digunakan adalah mengasosiasikan produk Coca-Cola dengan berbagai festival lokal di India. Selain festival lokal, print ad yang berhubungan dengan hari kemerdekaan di India juga dirilis. Masih menurut jurnal Kadri tadi, salah satu kampanye pemasaran Coca-Cola yang paling masif di India hingga saat ini adalah kampanyeThanda Matlab Coca Cola (Thanda Means Coca Cola).



Gambar 2. Kampanye Coca-Cola di India. Kata ‘thanda’ yang secara harfiah berarti ‘dingin’, merupakan istilah yang sering digunakan warga India untuk merujuk pada ‘minuman dingin’. Kata ‘thanda’ sendiri dipilih untuk menciptakan kesan familiar Coca-Cola dengan warga India karena kata ini sering digunakan sehari-hari oleh warga India. Proksimitas dengan budaya India menjadi hal yang sangat penting bagi kampanye ini.



12



Gambar 3. Tampilan pemasaran Coca-Cola di India



Strategi pemasaran glokal Coca-Cola di India berbeda dengan strategi pemasaran glokal di negara Cina. Salah satu strategi pemasaran glokal Coca-Cola yang menarik di Cina adalah packaging kaleng Coca-Cola sendiri. Kaleng Coca-Cola di Cina ada yang didesain khusus dengan memasang gambar public figure yang digemari oleh warga Cina, budaya khas Cina hingga acara-acara besar yang diselenggarakan di Cina. Selain itu, beberapa iklan CocaCola di Cina menggunakan filosofi iconic seperti pentingnya arti keluarga dan dijunjung tingginya harmoni kolektif di negara ini.



13



Gambar 4. Produk Coca-cola di China Coca-Cola adalah contoh yang baik tentang bagaimana sebuah produk global yang dalam pemasarannya bersifat culturally tailor-made. Coca-Cola benar-benar memahami bahwa latar belakang budaya konsumen memainkan peran yang penting dalam pemasaran sebuah produk.



BAB II. COCA-COLA DI INDONESIA A. 87 Tahun Coca-Cola Di Indonesia Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1942, CocaCola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH. Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian. Sejak tahun 1960-an, berbagai produk The Coca-Cola Company telah diperkenalkan ke pasar Indonesia. Dan pada tahun 2000, 10 operasi pembotolan dikonsolidasikan di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia. Adapun timeline dari eksistensi Coca-Cola di Indonesia dapat dijelaskan dalam grafik dibawah ini:



14



1 9 2 7 3 2 1 9 4 5 5 6 1 9 7 1 3 1 9 7 7 15



1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 9 2 1 9 9 6 2 0 0 2 2 0 0 8 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 B. Coca-Cola Amatil Indonesia



Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company. Kantor pusat Coca-Cola Amatil (CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari US $ 10,2 miliar, induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20 perusahaan unggulan di Australia. CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non-alkohol siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari 5 perusahaan pembotolan Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000 pelanggan aktif. CCA memiliki sejarah yang 16



kaya dan beragam karena telah beroperasi lebih dari 100 tahun. Saat ini CCA beroperasi di enam negara, yaitu Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua Nugini dan Samoa. CCA di Indonesia mempekerjakan lebih dari 8.000 pekerja lokal secara permanen dan antara 2.000 hingga 4.000 pekerja sementara sesuai kebutuhan. Sejumlah besar pihak eksternal seperti pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh pendapatan dari hasil berbisnis dengan CCAI. Saat ini CCAI memiliki 9 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 85 pusat distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok. C. Bangun Wenang Beverages Company (BWBC) Bangun Wenang Beverages Company, yang terletak di Sulawesi Utara dandidirikan pada 27 November 1981, merupakan perusahaan pembotolan dan manufaktur milik keluarga Thenoch. Pada tahun 1985, BWBC untuk pertama kalinya memproduksi sendiri botol CocaCola. Hingga saat ini, BWBC telah menjadi mitra pembotolan The Coca-Cola Company selama lebih dari 17 tahun, mempekerjakan 387 karyawan dan mengoperasikan 2 jalur produksi. Area BWBC meliputi wilayah Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara. D. Commercial Product Supply (CPS) Commercial Product Supply beroperasi di bawah Coca-Cola Indonesia dan memfokuskan kegiatan usahanya pada produksi bahan dasar minuman untuk dipasok ke berbagai pabrik pembotolan. Didirikan pada tahun 1977 di Cibinong, Jawa Barat, CPS mempekerjakan 35 karyawan dan memainkan peran penting dalam pasokan bahan dasar minuman untuk CCAI dan BWBC di Indonesia serta pelanggan lainnya di Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, Australia dan Selandia Baru. E. Investasi Dan Dampak Ekonomi The Coca-Cola System di Indonesia telah melakukan investasi yang signifikan untuk membangun dan terus meningkatkan usahanya, termasuk fasilitas produksi baru, pabrik pengolahan air limbah, sistem distribusi dan peralatan pemasaran. Bisnis Perusahaan di Indonesia mempekerjakan lebih dari 8,000 pekerja lokal secara langsung dan antara 2.000 hingga 4.000 pekerja sementara sesuai kebutuhan. Beberapa studi 17



independen menyatakan bahwa dengan memberikan kesempatan bagi usaha lokal, Coca Cola juga menghasilkan pekerjaan dengan "multipliereffect”—di mana The Coca-Cola System bertindak sebagai katalis; menghasilkan pendapatan, pekerjaan dan know-how untuk beragam bisnis lokal baik yang menjual barang dan jasa kepada The Coca Cola System (pemasok), atau menjual produk perusahaan (pengecer). Di Indonesia, Perusahaan melayani lebih dari 500.000 pelanggan ritel di daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri secara langsung—menyediakan sarana penting pendapatan dan dukungan untuk sejumlah usaha kecil dan keluarga. CCAI telah menginvestasikan lebih dari US $ 155 juta di Indonesia pada tahun 2012, dan berharap untuk meningkatkan investasi di Indonesia sebesar hampir setengah miliar dolar selama 3-4 tahun ke depan. Sebagian besar investasi telah diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan kapasitas bangunan, serta



peningkatan dukungan untuk pengecer



Perusahaan melalui penyediaan alat pendingin. Beberapa contoh investasi tahun 2012 meliputi: 1. 2. 3. 4.



Akuisisi fasilitas manufaktur di Cikedokan Pembangunan 2 gudang skala besar di Bekasi dan Medan Instalasi dari 3 lini produksi baru,1 di Medan dan 2 di Cibitung Lebih dari US $ 20 juta yang diinvestasikan dalam kulkas pendingin dengan konsumsi energi rendah,sepanjang tahun 2012 Beberapa contoh dari investasi 2013 meliputi investasi sebesar:



1. US $ 40 juta untuk lini produksi dan gudang baru di Semarang yang dijadwalkan akan selesai Oktober 2013 2. US $ 20 juta untuk lini produksi baru untuk minuman berkarbonasi di Surabaya pada bulan April 3. US $ 30 juta investasi dalam untuk lini air baru di Cibitung pada bulan April 4. CCAI juga berencana untuk menempatkan sejumlah besar kulkas pendingin di pasar sepanjang tahun 2013 BWBC juga ikut meningkatkan investasinya, dengan menggandakan kapasitas produksi yang ada agar dapat memenuhi permintaan pasar yang berkembang pesat di Sulawesi Utara.Sebagai sebuah sistem, Perusahaan akan berinvestasi lebih dari US $ 200 juta dari pengeluaran untuk pemasaran (marketing) selama 3-4 tahun berikutnya. Seiring dengan tumbuhnya pasar, Perusahaan akan memfokuskan strategi pada penciptaan peluang ekonomi dan lapangan kerja di seluruh rantai pasokan Perusahaan, investasi di bidang infrastruktur, inovasi, dan juga mempromosikan komunitas berkelanjutan di mana Perusahaan beroperasi.



18



F. Sales Operations Coca-Cola merupakan pemimpin pasar minuman berkarbonasi dan jus, serta teh siap minum. Tak hanya sukses di pasar tradisional melalui distribusi langsung, grosir, dan ‘Managed Third Party', Coca-Cola juga sukses di pasar modern dengan distribusi melalui Hypermarket, Supermarket dan Mini Mart. Pelanggan dan Distribusi:   



Produk Perusahaan dijual di sekitar 1,5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia. Perusahaan mendukung perekonomianmelalui 600.000pelanggan dan 2.800 pemasok Lebih dari 285.000 kulkas pendinginmilikPerusahaan ditempatkan di pasar. Semua pendingin dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik







hingga 35%. Perusahaan mengoperasikan lebih dari 1.300 truk pengiriman dari 85 pusat distribusi—







menjadikan sistem distribusi Perusahaan salah satu yang terbesar di Indonesia. CCAI juga membantu menciptakan sekitar600,000‘Managed Third Party' untuk pengusaha kecil yang ingin menjual produk Perusahaan.



G. Aktivitas Manufaktur Dan Produksi Kualitas tinggi yang konsisten pada setiap minuman Perusahaan merupakan salah satu aset utama bisnis Perusahaan. Di setiap negara di mana Perusahaan berproduksi, The Coca Cola System tidak hanya mematuhi undang-undang tentang pengolahan makanan dan pelabelan, namun juga mematuhi standar Perusahaan sendiri yang lebih tinggi dan ketat untuk memastikan kualitas terbaik. Dalam setiap hal yang Perusahaan lakukan--mulai dari pemilihan bahan-bahan untuk produksi



sampai



pengiriman



produk



ke



pasar,Perusahaan



menggunakan



sistem



qualitymanagement khusus—The Coca-ColaQuality System—untuk memastikan bahwa Perusahaan selalu menawarkan produk dengan kualitas terbaik kepada konsumen. Perusahaan juga berinvestasi dalam membangun laboratorium qualityassurance pada setiap pabrik untuk memastikan bahwa semua produk Perusahaan memenuhi standar yang dibutuhkan.Semua produk Perusahaan sudah bersertifikat Halal. Di Indonesia, produk CocaCola diproduksi secara lokal dan telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia sejak tahun 1994.CCAI memiliki total 36 lini produksidi 9 pabrik di seluruh Indonesia. Sedangkan BWBC memiliki 2 lini produksi di pabrik Sulawesi Utara. H. Komitmen TerhadapCorporate Social ResponsibilityDan Sustainability 19



The Coca-Cola System di Indonesia - CCI, CCAI, BWBC dan CPS - berkomitmen untuk membuat perubahan positif di dunia. Perusahaan terus berinovasi untuk menciptakan bisnis ramah lingkungan yang lebih menguntungkan bagi masyarakat. Perusahaan percaya bahwa investasi dalam pengembangan ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat dapat membantu melindungi dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Inilah sebabnya mengapa Perusahaan mendefinisikan komitmen Perusahaan untuk keberlanjutandalam pendekatan holistik yang baik bagi lingkungan, bagi masyarakat dan bagi setiap individu (WORLD-WE-ME).Ini



adalah



ungkapan



modern



mengenai



kepedulian



Perusahaanakanindividu dan planet ini. Hal ini telah menjadi acuan Coca-Cola dalam melaksanakan program keberlanjutanPerusahaan di Indonesia selama beberapa dekade. a. Water Stewardship Perusahaan berkomitmen terhadap waterstewardship yang bertanggung jawab,karena itu Perusahaan bertujuan untuk dapat mengembalikan jumlah air kepada alam dan masyarakat, setara denganjumlah yang Perusahaan gunakan dalam memproduksi minuman Perusahaan. Berbagai program Perusahaan laksanakan untuk mengurangi dampakdan meminimalisasi penggunaan air Perusahaan, diantaranya:      



Program Penanaman Pohon Water for Life Program ‘Cinta Air’ Water Replenish Project– Sibolangit, Sumatera Utara Proyek Sanitasi dan Air Bersih- Bekasi Proyek Sanitasi dan Air Bersih- Sindang Pakuwon b. Pengelolaan Limbah Prinsip yang mendasari program ini adalah kepercayaan bahwaperusahaan dapat



membantu masyarakat meminimalisir limbah serta menciptakan peluang ekonomi ketika melakukannya. Seiring dengan bertambahnya populasi namun rendahnya kontrol limbah di Indonesia, semua tergantung kepada setiap perusahaan untuk bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat lokal, dan kelompok industri dalam usaha melindungilingkungan. Adapun contoh programnya adalah Bali Beach CleanUp yang bertujuan untuk mengurangi sampah di daerah pesisir Bali, memperkuat industri pariwisata di Indonesia, dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat. c. Pemberdayaan Perempuan 20



Perempuan adalah kekuatan ekonomi yang paling dinamis dan paling cepat berkembang di dunia saat ini—dan merupakan pilar dari masyarakat yang Perusahaan layani. Proporsi yang signifikan dari perkembangan bisnis Perusahaan dihasilkan melalui bisnis independen kecil—yang banyak dimiliki atau dioperasikan oleh perempuan. Dengan berinvestasi dalam keberhasilan mereka, Perusahaan percaya bahwa berinvestasi dalam keberhasilan Perusahaan sendiri. Adapun program Perusahaan dalam sektor ini adalah:  



Pelatihan Pelanggan & Program Borobudur Pendidikan untuk Perempuan melalui ROLE Foundation d. Pemberdayaan Masyarakat Perusahaan adalah perusahaan globaldengan akar lokal, yang berkomitmenpada



pengembangan



masyarakat



secara



berkelanjutan,



melalui



beragam



programuntuk



mengembangkan ekonomi, memperbaiki kehidupan dan menciptakan peluang. Adapun program Perusahaan dalam sektor ini adalah:   



Poliklinik Program ‘Community Zone-1’ Coke Farm e. Program Perpustakaan – LearningLounge Dan Perpuseru ‘Learning Lounge’ dikembangkan bersama dengan Dewi Hughes International



Foundation (DHIF). Lounge ini khusus dirancang untuk memberikan ruangan modern yang nyaman di area mal sebagai pusat kegiatan belajar yang positif untuk pemuda. Lounge ini dilengkapi dengan buku-buku dan fasilitas IT untuk menyediakan berbagai informasi yang relevan dengan orang-orang muda, seperti lingkungan, hidup sehat dan aktif, skillbuilding, dan bahan inspirasional. Perusahaan telah membangun 3 LearningLounge di Plaza Semanggi, Istana Plaza Bandung dan WTC Matahari Serpong. Bekerja sama dengan Bill and Melinda Gates Foundation, Perpuseru adalah proyek pengembangan perpustakaan nasional yang berfokus pada penyediaan akses hardware dan software, program pelatihan staf perpustakaan, serta advokasi dan pengembangan perpustakaan di 40 kabupaten di seluruh Indonesia. f. Program Beasiswa Menyusul keberhasilan Program Beasiswa Studi Kejuruan di tahun 2011 di mana Perusahaan memberikan beasiswa kepada 28 siswa dari 3 institusi, Coca-Cola dengan 21



dukungan The Coca-Cola Foundation memperluas program ini untuk kembali mendukung 52 siswa dari 6 institusi yang berbeda. Program ini bertujuan untuk membantu menciptakan tenaga kerja yang siap untuk berkontribusi langsung setelah lulus dari studi. Target dari program ini adalah para siswa berprestasi yang memiliki kesulitan finansial untuk meneruskan sekolah. Selain mendukung pendidikan, program ini juga mendukung perkembangan siswa melalui pelatihan ketrampilan dalam bahasa Inggris yang akan membantu mereka dalam pekerjaan di masa depan. Sejak tahun 2008, Coca-Cola Foundation Indonesia telah memberikan dukungan finansial untuk sejumlah siswa pendidikan tinggi yang mengalami kesulitan keuangan untuk mendukung studi mereka. Setiap tahun CCFI memberikan beasiswa bagi 40 mahasiswa dari 3 universitas terkemuka. Melalui program beasiswa CCFI, Coca-Cola System di Indonesia meningkatkan kontribusinya terhadap kemajuan masyarakat, bersikap pro-aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk menjadi kandidat potensial untuk program rekrutmenPerusahaan. g. Program National Graduate Trainee Dan Pengembangan Kompetensi Salah satu tujuan utama Perusahaan adalah untuk menjaga lingkungan kerja agar dapat dikelola dengan baik. Perusahaan percaya bahwa pekerjaan harus menjadi tempat eksplorasi, kreativitas dan pertumbuhan profesional—di mana setiap orang dapat terinspirasi dan termotivasi



untuk



mencapai



hasil



yang



luar



biasa.



Itulah



sebabnya



mengapaPeopleDevelopmentmenjadi salah satu fokus manajemen Perusahaan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi, dan dinamis. Tujuan Perusahaan adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan kepada ratusan ribu pelanggan.CCAI telah menjalankan program Nasional GraduateTrainee, di mana lebih dari 470 orang telah bergabung dan ditargetkan untuk membangun kemampuan manajemen dan menjadi pemimpin perusahaan di masa depan.Perusahaan menentukan pengembangan individu dari 70% pada pengalaman kerja, 20% exposure (studi kasus, pelatihan, role model, dan mentoring) dan 10% kehadiran dalam pengajaran. Perusahaan percaya bahwa kompetensi yang baik akan mendukung kinerja bisnis secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai dengan memperjelas apa yang diharapkan, serta bagaimana mengembangkan dan mengukurnya. Kompetensi menjadi prinsip dasar pengembangan karyawan dalam membangun pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.Untuk itu, penting bagi Perusahaan untuk menjaga semua karyawan agar dapat terinformasi dengan 22



baik. Antarkita, Majalah internal bulanan Perusahaan, telah memenangkan penghargaan Gold untuk majalah Internal Terbaik di 2013dari Serikat Pers. h. Active-Healthy Living Meskipun memiliki pasar yang berbeda di setiap negara, Perusahaan tetap konsisten dalam memperhatikan kesejahteraan konsumen. Perusahaan sadar, bahwa kesehatan bisnis terjalin erat dengan kesehatan dan kesejahteraan konsumen, mitra, dan masyarakat di mana Perusahaan beroperasi. Karena itu, Perusahaan mempromosikan program hidup sehat dan aktif kepada masyarakat melalui program marketing dan programuntuk komunitas yang dapat menginspirasi orang untuk hidup aktif. Adapun program Perusahaan yang termasuk ke dalam Active-Healthy Living ini adalah:  



Piala Coca-Cola CokeKicks i. Pemasaran Yang Bertanggungjawab Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan konsumen dengan



informasi bahan dan gizi dalam setiap kemasan produk, sehingga masyarakat dapat membuat pilihan minuman yang sejalan dengan diet seimbang dan gaya hidup aktif. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati konsumen dan masyarakat dengan iklan dan pemasaran yang jujur dan bertanggung jawab. Perusahaan telah melakukan berbagai program demi mewujudkan komitmen ini, diantaranya:



  



Front PackLabeling Program Pendidikan Gizi Marketing Untuk Anak-Anak Dan Kebijakan Di Sekolah



I. Pedoman Perilaku Bisnis “The Coca-Cola Company” Dalam perilaku bisnisnya, Perusahaan memiliki moto untuk Bertindak dengan Penuh Integritas di Seluruh Dunia. Ada 5 pedoman dasar Coca Cola Company dalam melakukan bisnisnya, yaitu:     



Bertindak dengan penuh integritas. Bersikap jujur. Mematuhi hukum. Mematuhi Pedoman. Bertanggung jawab. 23



Pedoman Perilaku Bisnis ini berlaku untuk semua karyawan The Coca-Cola Company dan semua anak perusahaan yang mayoritasnya dimiliki Perusahaan. Kegiatan Perusahaan dan karyawan Perusahaan tunduk kepada hukum sejumlah negara dan yuridiksi lain di seluruh dunia. Karyawan diharapkan untuk mematuhi Kode dan segala ketentuan hukum negara yang berlaku. Apabila ada kentuan di dalam Kode Perilaku Bisnis yang bertentangan dengan hukum negara, maka ketentuan hukum negara akan berlaku. Karena The Coca-Cola Company didirikan di Amerika Serikat, karyawan kita di seluruh dunia sering kali harus tunduk kepada hukum A.S. Negara lain dapat juga memberlakukan hukum mereka di luar batas wilayah mereka untuk kegiatan dan karyawan Perusahaan. Pedoman Perilaku Bisnis didesain untuk memastikan bahwa karyawan selalu berperilaku sama di dalam Perusahaan, dan saat berurusan di luar Perusahaan. Prosedur untuk menangani kemungkinan pelanggaran Pedoman telah disusun untuk memastikan perilaku yang selalu sama ini dalam prosesnya di seluruh perusahaan. Tidak ada perangkat peraturan yang dapat mencakup semua keadaan. Panduan ini dapat bervariasi jika diperlukan agar sesuai dengan hukum setempat atau kontrak. Tanggung jawab untuk melaksanakan Pedoman ini dipikul oleh Ethics & Compliance Committee, yang diawasi oleh Chief Financial Officer, General Counsel, dan Komite Audit Dewan Direksi. Ethics & Compliance Committee terdiri atas sejumlah pemimpin senior yang mewakili fungsi pengendalian perusahaan serta operasinya. Perusahaan menyikapi dengan serius semua laporan tentang kemungkinan pelanggaran pedoman dan bertekad untuk menjaga kerahasiaan dan menyelidiki semua tuduhan secara saksama. Para petugas Audit, Keuangan, Hukum, Etika & Kepatuhan, serta Pengamanan Strategis Perusahaan dapat melakukan atau menangani penyelidikan Pedoman. Karyawan yang diselidiki karena kemungkinan melanggar Pedoman akan diberi kesempatan untuk didengar sebelum diambilnya keputusan akhir. Perusahaan mengikuti prosedur pengaduan lokal di lokasi tempat berlakunya prosedur semacam itu. Ethics & Compliance Committee membuat semua keputusan tentang pelanggaran Pedoman dan sanksi, tetapi dapat mendelegasikan beberapa kategori keputusan tertentu kepada pimpinan lokal. Mereka yang dinyatakan melanggar Pedoman dapat meminta pertimbangan kembali atas keputtusan tentang pelanggaran dan sanksi. Perusahaan berupaya keras menjatuhkan sanksi yang sesuai dengan bentuk dan keadaan setiap pelanggaran Pedoman. Pelanggaran yang sifatnya serius dapat berakibat dijatuhkannya skorsing tanpa mendapatkan gaji; kehilangan atau pengurangan kenaikan tunjangan, bonus, 24



atau hadiah opsi saham; atau pemutusan hubungan kerja. Ketika seorang karyawan dinyatakan telah melanggar Pedoman, memo tentang keputusan akhir, dan salinan setiap surat teguran, akan dimasukkan ke arsip si karyawan sebagai bagian dari riwayatnya yang tercatat secara permanen. Ethics & Compliance Office secara berkala melaporkan semua penyelidikan Pedoman yang masih dilakukan dan keputusan akhir Pedoman, termasuk sanksi yang dijatuhkan, kepada pimpinan senior Perusahaan dan Komite Audit Dewan Direksi. Ethics & Compliance Office juga memuat contoh pelanggaran Pedoman, dengan menghapus ciri-ciri identitas pribadi, di situs intranet Ethics & Compliance sebagai pendidikan untuk karyawan. Semua karyawan baru harus menandatangani formulir pernyataan yang menegaskan bahwa mereka telah membaca Pedoman Perilaku Bisnis dan bersedia mematuhi semua ketentuannya. Semua karyawan akan diharuskan membuat pernyataan itu secara berkala. Tidak membaca Pedoman atau tidak menandatangani formulir pernyataan tidak dapat dijadikan dalih oleh karyawan untuk tidak mematuhi Pedoman. Pengesampingan ketentuan mana pun dalam Pedoman ini untuk pejabat Perusahaan harus disetujui oleh Dewan Direksi atau komite yang ditunjuknya dan akan segera diungkapkan sejauh yang diharuskan oleh hukum.



25



BAB III. INOVASI PERUSAHAAN COCA-COLA Inovasi adalah kunci utama kesuksesan The Coca Cola Company hingga menjadi salah satu perusahaan yang dikagumi dan merek dagang yang paling populer di dunia hingga saat ini. Perusahaan pernah mengalami kemunduran pada periode awal tahun 2000-an dimana Perusahaan harus merumahkan hingga ribuan karyawannya dari seluruh dunia. Adapun inovasi yang dilakukan oleh Perusahaan meliputi 4 (empat) kategori, yaitu:



Gambar 5. Jenis Inovasi Coca-Cola



A. Inovasi Produk Inovasi pertama datang dari inovasi perusahaan terhadap produk yang mereka jual. Perusahaan Coca-Cola, untuk regional Indonesia saja, memiliki beberapa jenis produk penjualan. Keseluruhan produk tersebut telah memiliki nama yang cukup bagus di masyarakat. Dan besar kemungkinan, portofolio produk yang dijual oleh Perusahaan akan terus bertambah seiring dengan semakin terdiversifikasinya pasar minuman dalam kemasan di 26



Indonesia. Adapun timeline dari perkembangan portofolio produk Perusahaan dapat dilihat dalam gambar berikut:



Gambar 6. Perkembangan Portofolio Produk di Indonesia



B. Inovasi Pemasaran Tim Pemasaran Coca-Cola merupakan salah satu tim pemasaran yang terbaik di dunia. Tim Pemasaran Perusahaan selalu berinovasi dalam melakukan kegiatannya untuk dapat menarik pangsa pasar. Salah satu kegiatan pemasaran mereka yang terbaru adalah Program #ShareACokeID dimana pelanggan dapat berbagi produk Coca-Cola yang kemasannya telah dikustomisasi dengan menambahkan nama pelanggan.



Gambar 7. Contoh Inovasi Pemasaran #ShareACokeID



27



C. Inovasi Sustainability Inovasi pada jenis ini meliputi kegiatan Corporate Social responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan untuk turut membantu menjaga keseimbangan lingkungan hidup dimana Perusahaan menjalankan kegiatan usahanya.



Gambar 8. Inovasi Sustainability



D. Inovasi Culture Inovasi yang dilakukan Perusahaan pada jenis ini meliputi bagaimana Perusahaan terus menjamin kondisi lingkungan kerjanya nyaman bagi semua karyawan agar dapat terus melahirkan ide-ide inovatif mereka. Perusahaan juga terus melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan pemula (start-up) yang diyakini dapat membawa Perusahaan terus memiliki budaya inovasi yang tinggi.



28



DAFTAR PUSTAKA INTERNET: 



http://cayaztcwitz.blogspot.co.id/2011/05/stategi-promosi-coca-cola.html ; Akses pada







tanggal 01 Desember 2015 http://kututprastyo.blogspot.co.id/2011/11/manajemen-operasional-coca-cola-







company.html ; Akses pada tanggal 01 Desember 2015 http://internasional-pemasaran.blogspot.co.id/2012/12/studi-kasus-coca-cola.html ; Akses







pada tanggal 01 Desember 2015 http://rajapresentasi.com/2012/05/strategi-bisnis-dan-pemasaran-perusahaan-coca-cola



;







Akses pada tanggal 01 Desember 2015 https://ayipfahmi.wordpress.com/2013/10/20/strategi-pemasaran-glokal-ala-coca-cola/



;



  



Akses pada tanggal 01 Desember 2015 http://www.coca-cola.com/ ; Akses pada tanggal 01 Desember 2015 http://www.coca-cola.co.id/id/home/ ; Akses pada tanggal 01 Desember 2015 http://coca-colaamatil.co.id/ ; Akses pada tanggal 01 Desember 2015



29