Struktur Bangunan Drainase: Gambar 10. Saluran Segi Empat [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Kutu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRUKTUR BANGUNAN DRAINASE Saluran drainase pada umumnya terbuka atau tertutup. Tetapi seharusnya pada saluran terbuka hanya untuk mengalirkan air buangan yang relatif tidak berbau, seperti air hujan maupun air permukaan (rembesan sistem irigasi, mata air, dan lain-lain). Sedangkan saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air buangan dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun buangan hasil proses industri. Ada berbagai macam penampang saluran yang digunakan, tetapi pada saluran terbuka banyak digunakan saluran berpenampang segi empat maupun trapesium. Untuk penampang saluran tertutup, banyak digunakan pipa saluran berpenampang bulat. 1) Bentuk-bentuk Penampang Saluran Terbuka 2) Ada beberapa jenis bentuk penampang saluran terbuka yang biasanya a. Saluran Segi Empat



Gambar 10. Saluran Segi Empat



b. Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil



Gambar 11. Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil



c. Saluran Trapesium



Gambar 12. Saluran Trapesium



d. Saluran Trapesium Dengan Saluran Kecil



Gambar 13. Saluran Trapesium dengan Saluran Kecil



Perencanaan hidraulika pada drainase lahan pertanian adalah untuk



menentukan kondisi aliran dan mendisain saluran sebagai output perencanaan drainase lahan



pertanian. Saluran secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu,



(1) saluran terbuka (open channels) yaitu saluran yang ada salah satu bagiannya terbuka, seperti sungai, saluran irigasi dan selokan, (2) saluran tertutup yaitu saluran yang tertutup bagian atasnya, seperti terowongan, pipa dan goronggorong. Kecepatan aliran pada saluran drainase dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu aliran permanen dan aliran tidak permanen dengan ketentuan: Jika kecepatan aliran pada suatu titik berubah terhadap waktu, maka alirannya disebut sebagai aliran permanen atau tunak (steady flow), Jika kecepatan pada suatu lokasi berubah terhadap waktu, maka alirannya disebut sebagai aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow). Pada dasarnya prinsip drainase mengikuti pola drainase alam, yaitu sungai. Saluran-saluran kecil yang menerima air hujan dari luasan kecil, bersama-sama dengan saluran kecil lainnya bergabung dalam saluran yang lebih besar, demikian seterusnya, dan selanjutnya dibuang ke pembuangan akhir (outfall). Pembuangan akhir dapat berupa saluran drainase dari sistem yang lebih besar, sungai, danau, rawa, atau laut. Perbedaan dengan sungai alam, saluran drainase buatan tidak memiliki sifat yang kompleks seperti halnya dengan sungai. Pola yang umum jaringan saluran drainase adalah sebagai berikut:



Gambar 14. Aliran Drainase