Subluksasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH ILMU BEDAH UMUM VETERINER



SUBLUKSASI OLEH: KELOMPOK 4 KELAS A: DESAK GEDE SANTHI CAHAYANI



1909511022



I PUTU GDE SURYA NAGARA ARDIANA



1909511023



GEDE SASTRA DARMA YASA



1909511024



INDAH IHSAN WAHYUNI



1909511025



BINTANG SABRINA BUNGA KARONA SIAHAAN



1909511026



HALAMAN MUKA



LABORATORIUM BEDAH VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2021



RINGKASAN Pada tubuh hewan (dan manusia) terdapat beberapa sistem yang bekerja di dalamnya, beberapa contoh di antaranya ada sistem digesti, sistem respirasi, sistem reproduksi, sistem ekskresi dan sistem muskuloskeletal. Seluruh sistem ini berpotensi mengalami gangguan yang mengakibatkan kondisi sistem tersebut tergolong abnormal dan akan mempengaruhi fungsi kerja dari sistem tersebut. Pada paper ini akan dibahas mengenai salah satu kelainan pada sistem muskuloskeletal hewan. Sistem muskuloskeletal ini sendiri merupakan sistem pada tubuh yang memiliki fungsi besar dalam pergerakan pun kesuluruhan aktivitas tubuh hewan dan manusia. Sebabnya, gangguan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dapat mengakibatkan terganggunya pergerakan pada hewan dan manusia, dimana hal ini dapat menghambat aktivitas hewan atau manusia tersebut dan kerja individu sehari-hari. Gangguan atau kelainan sistem muskuloskelatal yang akan dibahas dan dijelaskan pada tugas paper ini adalah gangguan subluksasi yang dapat terjadi pada daerah persendian hewan (dan manusia). Secara garis besar subluksasi merupakan abnormalitas atau disfungsi yang terjadi pada daerah persendian tubuh dimana hubungan atau keterkaitan antar sendi yang satu dan sendi yang lain berubah. Kondisi ini yang mengakibatkan terjadinya abnormalitas pada sekitar sendi hewan yang mengalami subluksasi dan dengan mata telanjang dapat dilihat perubahan gerak pada hewan yang mengidap kondisi subluksasi tersebut. SUMMARY In the body of animals (and humans) several systems work it, some examples of which are the digestive system, respiratory system, reproductive system, excretory system and musculoskeletal system. All of these systems have the potential to experience disturbances that result in the condition of the system being classified as abnormal and will affect the work function of the system. In this paper, we will discuss one of the disorders of the animal musculoskeletal system. The musculoskeletal system itself is a system in the body that has a major function in the movement of all body activities of animals and humans. The reason is that disturbances in the musculoskeletal system can cause movement disorders in animals and humans, where this can hamper the activities of the animal or human and individual daily work. Disorders or disorders of the musculoskeletal system that will be discussed and explained in this paper are subluxation disorders that can occur in the joints of animals (and humans). Broadly speaking, subluxation is an abnormality or dysfunction that occurs in the joints of the body where the relationship between one joint and the other changes. This condition causes abnormalities in the joints of animals that have subluxated and with the naked eye you can see changes in movement in animals that suffer from the subluxation condition.



ii



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat



serta



petunjuknya



kepada



penulis, sehingga



penulis dapat



menyelesaikan makalah dengan judul “Subluksasi Atlantoaksial Pada Anjing” ini dengan tepat pada waktunya. Penulis menyusun tugas ini dengan mengerahkan segala daya dan upaya yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Penulis akan sangat menghargai dan berterima kasih apabila pembaca berkenan memberi kritik dan saran yang konstruktif bagi penyempurnaan lebih lanjut. Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat untuk para pembaca. Sekian dan terima kasih.



Denpasar, 2 November 2021



Kelompok 4A



iii



DAFTAR ISI HALAMAN MUKA ................................................................................................................... i RINGKASAN ............................................................................................................................ii KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN, TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN ........................................ 1 1.1



Latar Belakang ............................................................................................................ 1



1.2



Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1



1.3



Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1



1.4



Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3 2.1



Subluksasi.................................................................................................................... 3



BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5 3.1



Definisi Penyakit ......................................................................................................... 5



3.2



Etiologi ........................................................................................................................ 5



3.3



Tanda Klinis ................................................................................................................ 5



3.4



Diagnosis ..................................................................................................................... 6



3.5



Treatment .................................................................................................................... 6



3.6



Prognosis ..................................................................................................................... 8



BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 9 4.1



Simpulan...................................................................................................................... 9



4.2



Saran ............................................................................................................................ 9



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10



iv



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Radiografi (sinar-X) dari panggul dan pinggul anjing normal ................................ 3 Gambar 2. Radiografi (sinar-X) anjing muda dengan subluksasi kedua sendi pinggul (hip joints) akibat hip displasia ......................................................................................................... 4 Gambar 3. (A-C) Radiografi canine hip-extended, (A) perubahan sendi ringan, (B) sedang, dan (C) parah.............................................................................................................................. 4 Gambar 4. Subluksasi Atlantoaksial .......................................................................................... 6 Gambar 5. Medical Terapi Subluksasi Atlantoaksial ................................................................ 7 Gambar 6. Ehmer Sling Bandage............................................................................................... 7



v



BAB I PENDAHULUAN, TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN 1.1 Latar Belakang Di dalam tubuh manusia pun hewan sama-sama terdapat sistem muskuloskeletal yang menyusunnya, dimana ssitem muskuloskeletal ini terdiri atas otot, tendon, ligamen, tulang, kartilago, persendian dan bursa, yang saling bekerjasama dalam menggerakkan keseluruhan sistem skeletal pada tubuh. Pada tubuh sendiri terdapat beberapa jenis otot, yakni ada otot polos, otot lurik atau otot skeletal dan otot jantung. Seluruh otot ini akan mengalami perkembangan saat serabutnya mengalami pembesaran. Pun kekuaran dan ukuran dari setiap jenis otot dipengaruhi oleh gerak individu iru sendiri, gizi yang dikonsumsi, jenis kelamin dan juga faktor keturunan atau genetiknya. Sistem muskulosketal juga tak luput dari kemungkinan kelainan yang dapat berasal dari banyak faktor dan penyebab. Salah satu kelainan yang dapat terjadi pada sistem muskuloskeletal ialah subluksasi sendi. Kondisi subluksasi dapat terjadi karena banyak faktor di antaranya gerakan kencang mendadak, kecelakaan ataupun benturan keras yang selanjutnya akan memepengaruhi lokasi persendian pada tubuh. Benturan yang terjadi dapat menyebabkan kontusio langsung dan tidak langsung. Kontusio langsung maksudnya jika benturan yang terjadi langsung mengenai sendi. Sementara kontusio tidak langsung maksudnya benturan terjadi di tempat lain namun tetap memiliki pengaruh pada persendian hewan tersebut. Kedua jenis kontusio ini yang akan berujung pada kondisi yang dinamakan subluksasi. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas paper ini yakni ada; 1.2.1 Definisi lengkap mengenai subluksasi. 1.2.2 Etiologi penyakit subluksasi. 1.2.3 Tanda-tanda klinis yang menunjukkan kondisi subluksasi. 1.2.4 Tahapan diagnosis subluksasi pada pasien. 1.2.5 Penanganan, pengobatan dan prognosis subluksasi. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan disusunnya tugas paper ini, yakni untuk memenuhi beberapa poin di antaranya; 1.3.1 Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner. 1.3.2 Untuk mengetahui secara jelas mengenai pengertian subluksasi. 1.3.3 Untuk mengetahui etiologi dari penyakit subluksasi. 1



1.3.4 Untuk mengetahui apa saja tanda-tanda klinis dari subluksasi. 1.3.5 Untuk mengetahui secara rinci mengenai tahapan diagnosis pada kondisi subluksasi. 1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami penanganan, pengobatan dan prognosis dari penyakit subluksasi. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan dan tersusunnya tugas paper ini ialah terpenuhinya tugas mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner yang diberikan oleh dosen dan tambahnya pengetahuan dan pemahaman kami sebagai mahasiswa mengenai materi subluksasi.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Subluksasi Subluksasi adalah lesi atau disfungsi dalam sebuah sendi atau segmen gerakan dimana keterkaitan, integritas gerakan dan/atau fungsi fisiologis berubah, meskipun kontak antara permukaan sendi tetap utuh. Pada dasarnya sebuah entitas fungsional, yang dapat mempengarui integritas biomekanikal dan syaraf. Seperti gangguan tulang belakang bagian atas tepatnya segmen/ruas leher tertarik ke kanan atau ke kiri. Akibatnya, posisi kepala tidak lurus melainkan tertarik ke kiri atau ke kanan.



Gambar 1. Radiografi (sinar-X) dari panggul dan pinggul anjing normal. Caput femur (tanda panah) terletak jauh di dalam acetabulum, menunjukkan kesesuaian sendi panggul yang sangat baik. Sumber:https://vethospital.tamu.edu/small-animal/orthopedics/orthopedic-services/canine-hip-dysplasia/



Kelainan ini dapat terjadi karena kecelakaan atau gerakan terlalu kencang mendadak. Pada kucing sendi yang sering mengalami subluksasi adalah pinggul, sedangkan pada anjing sering terjadi pada pinggul dan siku. Meskipun dibagian lain juga sering terjadi. Trauma seperti kecelakaan adalah salah satu penyebab utama terjadi subluksasi. Ras anjing seperti german sheprerd dan labrador retriever memiliki resiko lebih tinggi dalam kemungkinan mengalami subluksasi pada bagian pinggul. Sedangkan ras kucing yang sering mengalami subluksasi adalah main coon yang juga umumnya dialami di bagian pinggul. Hal ini dipengaruhi konformasi anatomi dari ras tersebut. Subluksasi atau yang disebut dengan kesleo yang merupakan tertariknya ligament sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak bisa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi



3



Jenis subluksasi diantaranya, yaitu ada subluksasi coxofemoral (sering terjadi pada anjing ras besar), subluksasi sendi acromioclavicular, subluksasi bahu, subluksasi vertebra, subluksasi sendi atlantoaksial, dan lainnya. Kasus subluksasi pada anjing yang banyak ditemukan dilapangan adalah subluksasi coxofemoral.



Gambar 2. Radiografi (sinar-X) anjing muda dengan subluksasi kedua sendi pinggul (hip joints) akibat hip displasia. Caput femur (tanda panah) terletak dengan buruk di dalam acetabulum, menunjukkan kesesuaian sendi panggul yang buruk. Tidak ada bukti penyakit sendi degeneratif (radang sendi). Sumber: https://vethospital.tamu.edu/small-animal/orthopedics/orthopedic-services/canine-hip-dysplasia/



Hip displasia adalah perkembangan abnormal multifactorial dari persendian coxofemoral pada anjing yang dicirikan oleh subluksasi atau luksasi lengkap dari caput femur pada hewan muda dan penyakit sendi degenerasi sedang sampai berat pada hewan tua. Subluksasi persendian coxofemoral adalah pemisahan parsial/sebagian antara caput femur dan acetabulum. Kasus ini sering terjadi pada anjing ras besar jarang terjadi pada kucing. Pada umur 5-10 bulan kejadian hip displasia sering muncul dengan penyakit sendi degeneratif yang kronis.



Gambar 3. (A-C) Radiografi canine hip-extended, (A) perubahan sendi ringan, (B) sedang, dan (C) parah. Sumber: Lopez, M., & Schachner, E. (2015). Veterinary Medicine: Research and Reports, 181.



4



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definisi Penyakit Sendi merupakan bagian yang menghubungkan tulang dan membantu tubuh untuk bergerak. Sendi disatukan oleh tendon dan ligamen. Jika sendi rusak atau mengalami gangguan, maka ini dapat menghambat aktivitas bergerak dari hewan tersebut. Walaupun tidak mengancam nyawa, subluksasi perlu diperhatikan karena jika dibiarkan terlalu lama dan tidak diberi perawatan yang tepat, dikhawatirkan kerusakan ini bisa menjadi ireversibel. Salah satu contoh gangguan sendi, yaitu luksasi dan subluksasi. Luksasi sendi adalah



dislokasi/pemisahan



mengartikulasikan



untuk



lengkap



membentuk



antara sendi.



tulang-tulang Sedangkan



yang



biasanya



subluksasi



"dislokasi



parsial/tidak lengkap" adalah istilah yang mengacu pada pemisahan sebagian sendi, dimana permukaan sendi masih bersentuhan, tetapi tidak dalam hubungan normal satu sama lain. Struktur yang terlibat adalah ligamen dan tulang di persendian, terkadang mungkin ada fraktur terkait (Safran, 2012). Sendi yang paling sering mengalami subluksasi pada anjing, yaitu pinggul dan siku, meskipun hampir setiap sendi dapat mengalaminya. Kasus subluksasi pada anjing yang sering ditemui di lapangan adalah subluksasi coxofemoral. 3.2 Etiologi Trauma Trauma mayor seperti kecelakaan mobil merupakan penyebab paling umum dari subluksasi sendi yang akut. Trauma lain yang mungkin dapat menyebabkan subluksasi, yaitu akibat dari jatuh, cedera saat berlari, atau bahkan salah bergerak/memutar. Subluksasi juga dapat muncul akibat dari masalah perkembangan atau cacat lahir (kongenital). Ras anjing tertentu mungkin mewarisi kecenderungan konformasi tubuh atau kondisi anatomi yang mengakibatkan anjing lebih mungkin mengalami subluksasi. Ras anjing seperti labrador retriever dan german shepherd memiliki insiden hip displasia yang lebih tinggi, sehingga lebih cenderung mengalami subluksasi sendi pinggul. 3.3 Tanda Klinis Subluksasi sendi muncul dengan rasa sakit dan pembengkakan di sekitar area yang cedera, anjing merasa tidak stabil, dan mobilitas menjadi terbatas. Tanda-tanda klinis yang paling umum yang terkait dengan subluksasi sendi meliputi: 5



-



Mengalami kepincangan atau ketimpangan secara tiba-tiba



-



Keengganan atau kesulitan untuk berjalan atau melompat



-



Timbul rasa nyeri saat menyentuh atau menggerakkan sendi



-



Terjadi pembengkakan atau kehangatan pada sendi



-



Hewan menjilati sendi secara terus-menerus



-



Nafsu makan menurun



-



Aktivitas berkurang/ menurun



3.4 Diagnosis Diagnosis untuk subluksasi atlantoaksial didapat dari melihat tanda-tanda klinis yang ada. Tanda-tanda klinis tersebut didapatkan dari pemeriksaan fisik. Pada banyak kasus, diagnosis subluksasi ditegakkan melalui pemeriksaan X-ray pada bagian leher yang memperlihatkan dengan jelas dislokasi dari vertebrea. Pemeriksaan X-ray yang dilakukan, harus dengan hati-hati untuk menghindari dislokasi vertebrae yang lebih parah. Pemeriksaan dengan MRI (Magentic Resonance Imaging) direkomendasikan untuk mengevaluasi kerusakan serta kompresi yang diberikan pada spinal cord (sumsum tulang belakang). Selain dengan dua jenis pemeriksaan diatas, diagnosis subluksasi dapat juga dilakukan dengan CT-Scan. Berikut merupakan contoh hasil rontgen subluksasi pada atlantoaksial.



Gambar 4. Subluksasi Atlantoaksial Sumber: https://www.ndsr.co.uk/specialist-referral-service/pet-healthinformation/neurology/atlanto-axial-subluxation



3.5 Treatment Jika dislokasi lengkap perlu dipandu kembali ke tempatnya, maka subluksasi (selama sendi tetap sejajar) dapat sembuh sendiri dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, tetapi pada kasus berat bisa fatal. Perlu diperhatikan bahwa, jika subluksasi 6



terjadi lebih dari sekali, ini dapat menyebabkan kerusakan pada ligament (jaringan ikat kuat yang menstabilkan sendi), sehingga mengakibatkan cedera berulang dan bahkan nyeri kronis. Jenis treatment yang diberikan pada anjing yang mengalami subluksasi, yaitu medical terapi dan perawatan pasca treatment



Gambar 5. Medical Terapi Subluksasi Atlantoaksial



Sumber : https://www.dvm360.com/view/conservative-treatmentatlantoaxial-subluxation-canine-patients



a. Medical terapi, yang diberikan yaitu dengan pemasangan splint pada daerah leher dan kepala guna menghentikan pergerakan sendi pada daerah tersebut. Pemasangan splint biasanya bertahan sampai 8 minggu dan diganti secara berkala. Pemasangan splint dalam waktu yang ditentukan bertujuan agar jaringan



Gambar 6. Ehmer Sling Bandage Sumber : https://www.cliniciansbrief.com/article/ehmer-slingcanine-orthopedic-surgery



7



parut dapat tumbuh dan membantu stabilisasi. Hal tersebut dikarenakan jaringan parut tidak cukup kuat untuk menstabilkan persendian sehingga membutuhkan bantuan splint. Pemasukan hewan dalam kendang perlu dilakukan selama pemasangan splint agar mengurangi pergerakan serta pengandangan dilakukan selama 4 minggu setelah pengankatan splint. Selama dalam masa pengandangan anjing tidak dibolehkan untuk berlari ataupun melompat. b. Follow-up atau perawatan pasca treatment Tindakan yang diberikan pasca medical treatment yaitu hewan dengan splint dievaluasi setiap minggu dan dilakukan pergantian splint. 3.6 Prognosis Prognosis atau tingkat kesembuhan dari subluksasi anjing tergantung dari tingkat keparahan dari gejala klinis serta pemilihan teknik pengobatan. Anjing dengan gejala klinis ringan memiliki prognosis yang baik. Namun, untuk anjing yang memiliki gejala klinis yang berat memiliki prognosis yang bervariasi (tidak pasti). Selain itu, waktu subuksasi juga menentukan tingkat kesembuhan. Subluksasi akut (mendadak) atau traumatis memiliki tingkat kesembuhan yang baik asalkan cederanya segera ditangani. Sedangkan subluksasi kronis memiliki tingkat kesembuhan yang kurang baik apabila dibandingkan dengan subluksasi akut.



8



BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Subluksasi "dislokasi parsial/inkomplit" adalah istilah yang mengacu pada pemisahan sebagian sendi, dimana permukaan sendi masih bersentuhan, tetapi tidak dalam hubungan normal satu sama lain. Trauma seperti kecelakaan mobil merupakan penyebab paling umum dari subluksasi sendi yang tiba-tiba atau akut, ras anjing tertentu dapat memiliki kecenderungan mewarisi penyakit ini. Tanda-tanda klinis yang paling umum



yaitu, anoreksia,



Mengalami kepincangan, timbul



rasa



nyeri, terjadi



pembengkakan atau kehangatan pada sendi, perilaku menjilat sendi secara terus-menerus dan aktifitas berkurang/menurun. Diagnosis subluksasi ditegakkan melalui pemeriksaan X-ray pada bagian leher yang memperlihatkan dengan jelas dislokasi dari vertebrae, MRI dan CT-scan juga menjadi pilihan untuk mendiagnosis. Jenis treatment yang diberikan pada anjing yang mengalami subluksasi yaitu medical terapi. Prognosis didasarkan pada tingkat keparahan anjing. Anjing dengan gejala klinis ringan memiliki prognosis yang baik, sementara penyembuhan dengan surgical terapi memiliki rasio kegagalan 10%40%. 4.2 Saran Masih banyak hal yang lain yang dapat disorot dari penyakit ini. Terapi yang diterapkan pada penyakit ini masih dengan tingkat kesembuhan yang cukup rendah. Sublukasi sendiri masih bisa digali kembali dan dikaji agar nantinya dapat disembuhkan dengan banyaknya literatur yang ada. Oleh karena itu, pembahasan penyakit ini bisa secara mendetail agar bisa diterapkan di berbagai daerah dan berbagai kondisi



9



DAFTAR PUSTAKA Freeman, A. C., Kent, M., dan Platt, S. R. 2011. Atlantoaxial Subluxation in Dogs. URL: https://www.theanic.com/wp-content/uploads/2019/04/aa.pdf. Diakses tanggal 2 November 2021 Hunter, T dan Ward, E. Tanpa Tahun. Joint Subluxations in Dogs. URL: https://vcahospitals.com/know-your-pet/joint-subluxations-in-dogs (Diakses pada 01 November 2021). Lopez, M., & Schachner, E. (2015). Diagnosis, prevention, and management of canine hip dysplasia: a review. Veterinary Medicine: Research and Reports, 181. doi:10.2147/vmrr.s53266 Moley, P. J. 2020. Atlantoaxial Subluxation (C1–C2 Subluxation). URL: https://www.merckmanuals.com/professional/musculoskeletal-and-connective-tissuedisorders/neck-and-back-pain/atlantoaxial-subluxation (Diakses pada 01 November 2021). North Down Specialist Referrals. Tanpa Tahun. Atlanto-axial Subluxation. URL: https://www.ndsr.co.uk/specialist-referral-service/pet-healthinformation/neurology/atlanto-axial-subluxation (Diakses pada 01 November 2021). Permana, V. A. 2008. DISLOKASIO OS FEMUR dan HIP DISPLASIA. URL: http://web.ipb.ac.id/~bedahradiologi/images/pdf/Dislokasio%20Os%20Femur.pdf (Diakses pada 03 November 2021) Veterinary Medical Teaching Hospital. Tanpa Tahun. CANINE HIP DYSPLASIA. URL: https://vethospital.tamu.edu/small-animal/orthopedics/orthopedic-services/canine-hipdysplasia/ (Diakses pada 03 November 2021) WHO. 2005. Guidelines on Basic Training And Safety In Chiropractic. Jenewa



10