Suzuki Carry 1.5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penting PERINGATAN/PERHATIAN/CATATAN Baca dan patuhi seluruh instruksi pada buku ini seara seksama dan hati-hati. Khususnya pada informasi yang terdapat pada PERINGATAN, PERHATIAN dan CATATAN. Perhatikan dengan baik dan patuhi seluruh instruksi yang terdapat di dalam label-label tersebut. PERINGATAN: Menunjukkan kemungkinan bahaya yang dapat berakibat pada kecelakaan atau bahkan kematian. PERHATIAN: Menunjukkan kemungkinan kerusakan pada kendaraan. CATATAN: Memberikan informasi penting untuk mempermudah atau memperjelas instruksi dalam perawatan. PERINGATAN: Buku pedoman perbaikan ini diperuntukkan bagi Bengkel Resmi SUZUKI dan mekanik ahli. Mekanik yang tidak berpengalaman atau yang tidak dilengkapi tool dan peralatan yang memadai mungkin tidak akan dapat melaksanakan perbaikan sebagaimana diterangkan pada buku ini. Proses pengerjaan yang tidak benar dapat mengakibatkan bahaya bagi mekanik dan juga pada kondisi kendaraan yang tidak aman untuk pengemudi maupun penumpangnya.



Kata Pengantar Buku Tambahan Pedoman Perbaikan ini mencakup di dalamnya diagnosa, perawatan, penyetelan, perbaikan kecil, penggantian komponen (Service) dan membongkar komponen utama lainnya (Perbaikan Unit Overhaul). Model : SL415 Isi buku ini dipisahkan bab per bab yang ditunjukkan dengan nomor sebagaimana pada Daftar Isi di halaman berikutnya. Dan pada halaman pertama setiap bab berisi index bab tersebut. Simpan buku ini di tempat yang mudah dijangkau untuk digunakan sebagai referensi pada saat perbaikan. Perhatikan spesifikasi setiap bagian untuk kinerja yang prima dari kendaraan anda. Gunakan selalu SUZUKI Genuine Parts (SGP) / komponen asli SUZUKI, tool dan material servis (pelumas, sealant, dll.) sesuai spesifikasi sebagaimana terdapat dalam buku ini. Seluruh informasi, gambar dan spesifikasi dalam buku ini didasarkan pada informasi produk terakhir saat buku ini diterbitkan dan dapat digunakan sebagai standar spesifikasi kendaraan. Karenanya, kemungkinan ada perbedaan antara gambar di dalam buku ini dengan kondisi aktual kendaraan saat dilakukan perbaikan. Perubahan dapat dilakukan setiap saat tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Untuk prosedur perbaikan dan pemeriksaan, dapat merujuk pada Pedoman Perbaikan sebagaimana disebutkan di bawah ini. Referensi Buku Pedoman Perbaikan Service Manual SL413



Nomor Part 4B/SM/SERV-R4/93



CATATAN: Sistim kelistrikan pada buku pedoman ini mencakup sirkuit yang dapat digunakan pada seluruh varian sesuai spesifikasi produksi. Meski pada unit aktualnya, wiring harness yang digunakan tergantung pada spesifikasi kendaraan.



© PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNATIONAL 2006



Daftar Isi INFORMASI UMUM Informasi Umum Perawatan dan Pelumasan HEATER DAN AIR CONDITIONER A/C dan Ventilasi (Jika Dilengkapi) Sistim Air Conditioner (Jika Dilengkapi) MESIN Informasi Umum dan Diagnosa Mesin Mekanisme Mesin Pendingin Mesin



0A 0B 1A 1B 6-1 6A 6B



Sistim Bahan Bakar Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Sistim Pengapian Sistim Starter Sistim Pengisian Sistim Gas Buang SISTIM KELISTRIKAN Diagram Kelistrikan Panel Instrumen/Informasi Pengemudi



6C 6E1 6F 6G 6H 6K



0A 0A 0B



8A 8C



6-1 6A 6B



1A 1B



6C 6E1 6F 6G 6H 6K 8A 8C



INFORMASI UMUM 0A-1



BAB 0A



INFORMASI UMUM DAFTAR ISI Cara Menggunakan Pedoman Perbaikan......0A-2 Pencegahan Umum ......................................0A-3 Pencegahan untuk Catalytic Converter.........0A-5 Pencegahan saat Menangani Sirkuit Listrik ..0A-5 Prosedur Memeriksa Sirkuit Kelistrikan.........0A-7 Memeriksa Sirkuit yang Putus...................0A-7 Memeriksa Sirkuit Koslet (wire harness ke ground) .................................................0A-9 Sambungan Kendur ....................................0A-10 Perhatian saat Memasang Perlengkapan Komunikasi..................................................0A-11 Identifikasi Kendaraan..................................0A-12



Nomor Rangka............................................ 0A-12 Nomor Mesin............................................... 0A-12 Label Peringatan, Perhatian dan Informasi........................................................0A-13 Titik Dongkrak/Lift ........................................0A-14 Singkatan-singkatan dan Simbol yang Digunakan ............................................0A-16 Informasi Mur dan Baut................................0A-19 Mur dan Baut Metric.................................... 0A-19 Identifikasi Kekuatan Mur dan Baut ............ 0A-19 Standar Momen Pengencangan ................. 0A-20



0A-2 INFORMASI UMUM



Cara Menggunakan Pedoman Perbaikan 1) Untuk mencari bab yang diperlukan dapat melihat daftar isi yang terdapat pada halaman 3. Sedangkan untuk melihat isi dari setiap bab dapat melihat daftar isi yang terdapat pada halaman pertama setiap babnya. 2) Setiap bab mempunyai nomor halaman sendiri yang tercetak di bagian atas halaman dan selalu disertai dengan nama bab. 3) Penggunaan Special Tool dan Momen Pengencangan seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.



4) Untuk mengetahui singkatan-singkatan yang digunakan bisa dilihat pada “Singkatan-singkatan yang digunakan pada Buku Pedoman ini”. 5) Buku Pedoman Perbaikan ini menggunakan standar internasional, metric dan foot-pound system. 6) Prosedur “Diagnosa” masing-masing bagian terdapat pada setiap bab. 7) Di akhir setiap bab, terdapat penjelasan mengenai “Special Tool”, “Material yang digunakan” dan “Spesifikasi Momen Pengencangan” yang harus digunakan dalam setiap prosedur kerja.



INFORMASI UMUM 0A-3



Pencegahan Umum PERINGATAN dan PERHATIAN di bawah ini harus ditaati selama melakukan perbaikan kendaraan. Pencegahan umum ini terdapat pada setiap prosedur pekerjaan di buku pedoman perbaikan ini, dan akan diulang pada prosedur kerja yang lain bila diperlukan. PERINGATAN: • Setiap kali mengangkat kendaraan, pastikan untuk selalu memperhatikan “Petunjuk Mendongkrak” pada bab 0A. • Bila diperlukan perbaikan dengan kondisi mesin hidup, rem tangan harus ditarik dan transmisi pada posisi Netral (kendaraan transmisi manual) atau pada posisi Park (kendaraan transmisi otomatis). Jauhkan tangan, rambut, pakaian, tool, dll. dari fan dan belt saat mesin hidup. • Jika perlu menghidupkan mesin di ruang tertutup, aliran gas buang harus diusahakan ke luar ruangan. • Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar seperti bensin atau refrigrant dari sistim gas buang dan pastikan area kerja berventilasi baik. • Jauhkan barang-barang dari radiator, exhaust manifold, tail pipe, knalpot, dsb. • Jauhkan oli baru dan bekas dari anak-anak dan binatang peliharaan. Terlalu sering bersentuhan dengan oli bekas dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan lengan panjang dan sarung tangan saat mengganti oli, untuk menghindari iritasi. Jika terkena oli mesin, segera cuci dan keringkan, lakukan daur ulang atau buang oli bekas dengan baik. • Sebelum melakukan perbaikan, lindungi fender, seat, dan komponen lain yang mudah tergores dengan cover. Berhati-hati terhadap pakaian (seperti; kancing) yang dapat menimbulkan bahaya saat pengerjaan kendaraan. • Ketika memperbaiki komponen kelistrikan, jika tidak memerlukan power dari battery, lepas kabel negatif battery. • Ketika melepas kabel negatif battery, catat tampilan pada jam dan/atau sistim audio sebelum melepas dan set kembali seperti sedia kala setelah pemasangan.



• Saat melepas komponen yang akan digunakan kembali, susun pada urutan yang benar untuk memudahkan pemasangan.



0A-4 INFORMASI UMUM



• Gunakan seal, gasket, packing, O-ring, washer, pin, mur atau komponen lain sesuai spesifikasinya. Gunakan yang baru, khusus untuk pemasangan gasket atau packing, bersihkan sisa-sisa yang masih menempel.



• Pastikan komponen yang dipasang dalam keadaan bersih. • Ketika menggunakan pelumas, bond atau sealant, gunakan yang sesuai spesifikasi. “A”: Sealant 99000-31150



• Gunakan special tool yang disarankan. Special tool (A) : 09917-98221 (B) : 09916-58210



• Saat melepas vacuum hose, beri tanda yang berisi keterangan posisi dimana hose harus dipasang.



• Setelah melakukan perawatan di bagian bahan bakar, oli, pendingin, vacuum, gas buang atau sistim rem, periksa kebocoran pada sistim yang berhubungan. • Pada kendaraan dengan sistim injeksi, tidak boleh melepas saluran bahan bakar antara fuel pump dan injector tanpa melepas atau membuang tekanannya terlebih dahulu, hal ini untuk menghindari bahan bakar menyembur keluar.



INFORMASI UMUM 0A-5



Pencegahan untuk Catalytic Converter Untuk kendaraan yang dilengkapi catalytic converter, gunakan bahan bakar tanpa timbal, hati-hati jangan sampai bahan bakar masuk ke converter, untuk mencegah terjadinya kerusakan. • Lakukan tes busi jika perlu, lakukan dengan cepat, dan jangan membuka throttle. • Lakukan pemeriksaan tekanan mesin dengan cepat. • Hindari kemungkinan salah pengapian (seperti menghidupkan mesin saat tangki bahan bakar kosong).



Pencegahan saat Menangani Sirkuit Listrik • Saat melepas atau memasang soket, kunci kontak harus dalam posisi OFF, untuk menghindari kerusakan komponen kelistrikan.



• Hati-hati jangan menyentuh bagian terminal komponen yang menggunakan microcomputer (electronic control unit seperti ECM, PCM, dll.). Muatan listrik statis pada tubuh dapat merusak komponen ini.



• Jangan menghubungkan tester (voltmeter, ohmmeter, atau sejenisnya) ke electronic control unit ketika soketnya dilepas. • Jangan menghubungkan ohmmeter ke electronic control unit saat terpasang pada soketnya. Hal ini dapat merusak electronic control unit dan sensor. • Gunakan voltmeter/ohmmeter yang sesuai spesifikasi, untuk hasil pengukuran yang akurat.



0A-6 INFORMASI UMUM



• Mengukur connector dengan tester, harus dilakukan dari sisi belakang connector. 1. Soket 2. Probe



• Saat menghubungkan probe tester (2) harus dari sisi terminal soket dan tidak dapat dilakukan di bagian harness, hati-hati jangan sampai membengkokkan terminal (-) saat membuka/melepas terminal (+). Untuk soket seperti pada gambar, hubungkan probe sebagaimana gambar untuk menghindari putusnya terminal (+). Jangan menghubungkan probe dimana terminal (-) dipasang. 1. Soket 2. Probe 3. Terminal (-)



• Saat memeriksa hubungan terminal, periksa bagian (-) dari bengkok dan (+) dari longgar dan periksa keduanya dari karat atau debu. • Sebelum mengukur tegangan masing-masing terminal, pastikan tegangan battery 11 V atau lebih. Tegangan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan kesalahan diagnosa.



INFORMASI UMUM 0A-7



Prosedur Memeriksa Sirkuit Kelistrikan Dengan adanya berbagai metode pemeriksaan sirkuit kelistrikan, disini dijelaskan secara umum, pemeriksaan sirkuit yang putus dan koslet dengan menggunakan ohmmeter dan voltmeter.



Memeriksa Sirkuit yang Putus Kemungkinan penyebab putusnya sirkuit sebagai berikut. Dalam banyak kasus penyebabnya adalah pada connector atau terminal, periksa bagian ini dengan baik. • Kendurkan connector • Sambungan terminal buruk (karena ada debu, karat, atau korosi, kekencangan sambungan buruk, karena adanya benda asing di dalam) • Wiring harness putus. Saat memeriksa sirkuit sistim termasuk electronic control unit seperti ECM, TCM, control module ABS, dll., lakukan dengan sangat hati-hati, lakukan pemeriksaan di bagian yang mudah terlebih dahulu. 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Periksa setiap connector di kedua ujung sirkuit dari kondisi kendur. Periksa juga kondisi penguncian connector. 1. Pemeriksaan sambungan kendur



3. ECM



2. Sensor



3) Gunakan terminal (-) periksa kedua terminal sirkuit dari kekencangan kontak dengan terminal (+). Periksa masing-masing terminal dari kontak yang lemah (kemungkinan oleh kotoran, korosi, karat atau ada benda lainnya) Pada saat bersamaan, periksa apakah masingmasing terminal mengunci dengan baik. 1. Periksa kekencangan dengan cara memasang dan mencabutnya sekali.



4) Lakukan pengecekan tegangan atau sambungan sebagaimana di halaman berikut. Periksa apakah ada kabel yang putus atau sambungan terminal yang lemah. 1. Kendur 2. Putus 3. Kabel tipis (sehelai kabel)



0A-8 INFORMASI UMUM



Memeriksa Sambungan 1) Ukur tahanan di kedua ujung terminal connector kedua ujung sirkuit (antara. A-1 dan C-1 seperti pada gambar). Jika tidak ada hubungan, artinya sirkuit putus antara terminal A-1 dan C-1.



2) Lepas connector pada sirkuit (connector-B pada gambar) dan ukur tahanan antara terminal A-1 dan B-1. Jika tidak ada hubungan, artinya sirkuit antara terminal A-1 dan B-1 putus. Jika ada hubungan, berarti ada sirkuit yang putus antara terminal B-1 dan C-1 atau connector-B rusak.



Memeriksa Tegangan Jika tegangan terjadi pada sirkuit yang diperiksa, pemeriksaan ini dapat digunakan juga untuk pemeriksaan sirkuit. 1) Dengan connector terpasang dan ada tegangan pada sirkuit, ukur tegangan masing-masing terminal dan ground bodi. a) Jika pengukuran sesuai gambar di samping dan hasilnya sesuai daftar di bawah ini. Artinya sirkuit antara terminal B1 dan A-1 putus. Tegangan antara: C-1 dan bodi ground : ± 5V B-1 dan bodi ground : ± 5V A-1 dan bodi ground : 0V b) Dan jika hasilnya sebagaimana daftar di bawah ini, artinya ada tahanan (ketidak-normalan) yang berhubungan dengan turunnya tegangan sirkuit antara terminal A-1 dan B-1. Tegangan antara: C-1 dan bodi ground : ± 5V B-1 dan bodi ground : ± 5V A-1 dan bodi ground : ± 3V (tegangan turun 2V)



INFORMASI UMUM 0A-9



Memeriksa Sirkuit Koslet (wire harness ke ground) 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas kedua ujung connector pada sirkuit yang akan diperiksa. CATATAN: Jika sirkuit yang akan diperiksa terhubung ke komponen lain, lepas seluruh connector komponen tersebut untuk menghindari kesalahan diagnosa. 3) Ukur tahanan antara terminal sirkuit (terminal A-1 pada gambar) dan bodi ground. Jika ada hubungan, artinya terjadi koslet ke ground antara terminal A-1 dan C-1 pada sirkuit. 1. Ke komponen lain 2. Komponen lain



4) Lepas connector pada sirkuit (connector B) dan ukur tahanan antara A-1 dan bodi ground. Jika ada hubungan, sirkuit koslet ke ground antara terminal A-1 dan B-1. 1. Ke komponen lain



0A-10 INFORMASI UMUM



Sambungan Kendur Kebanyakan masalah sesaat (yang terkadang muncul) disebabkan oleh kendurnya sambungan atau kerusakan kabel, meskipun ada kalanya relay atau solenoid menjadi penyebab kerusakan. Saat memeriksa sambungan, lakukan dengan hatihati hal berikut ini: • Connector tidak pas, terminal tidak tepat pada connector bodi. • Kotoran atau korosi pada terminal. Terminal harus dibersihkan dan bebas dari kotoran yang dapat mempengaruhi kontak terminal. Bersihkan karat atau kotoran dengan amplas tidak diperkenankan. • Bodi connector rusak, terminal terbuka bagi kelembaban dan kotoran karena letaknya tidak pas dengan connector.



• Terminal rusak atau berubah bentuk. Periksa masing-masing terminal connector pada sirkuit yang bermasalah dengan hati-hati. Jika kendur, kencangkan atau ganti. 1. Periksa kontak dengan cara memasang dan mencabutnya sekali. 2. Periksa masing-masing terminal



• Sambungan terminal ke kabel kendur. Periksa wiring harness pada sirkuit dengan cara menggoyangkan dengan tangan. Jika ditemukan kondisi abnormal, perbaiki atau ganti.



INFORMASI UMUM 0A-11



• Kabel terkelupas, menyebabkan koslet sesaat saat menyentuh kabel lain atau komponen kendaraan. • Kabel patah di dalam, pada pemeriksaan hubungan menunjukkan sirkuit dalam kondisi baik, jika 1 atau 2 kabel dari banyak kabel patah, ditunjukkan dengan tahanan yang terlalu besar. Jika ada ketidak-normalan, perbaiki atau ganti.



Perhatian saat Memasang Perlengkapan Komunikasi Jika kendaraan dilengkapi alat komunikasi seperti radio CB (Citizens-Band) atau telepon selular, perhatikan hal-hal berikut ini, untuk menghindari kerusakan sistim kontrol elektronik. • Letakkan antena sejauh mungkin dari electronic control unit. • Usahakan jarak feeder antena minimal 20 cm (7.9 in.) dari electronic control unit dan wiring harness. • Feeder antena tidak boleh paralel dengan wiring harness. • Pastikan penyetelan antena dan feeder sudah benar.



0A-12 INFORMASI UMUM



Identifikasi Kendaraan Nomor Rangka Nomor rangka (1) tertera di panel ruang mesin, di bawah jok pengemudi.



Nomor Mesin Nomor mesin (1) tertera pada cylinder block.



INFORMASI UMUM 0A-13



Label Peringatan, Perhatian dan Informasi Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa lokasi label yang tertera di bagian kendaraan. Saat menangani dan memperbaiki komponen, perhatikan PERINGATAN/PERHATIAN yang tertera pada label. Jika label PERINGATAN/PERHATIAN kotor atau rusak, bersihkan atau ganti jika perlu.



1. Label peringatan oli mesin, filter oli dan filter udara 2. Label peringatan coolant 3. Spesifikasi tekanan angin ban



0A-14 INFORMASI UMUM



Titik Dongkrak/Lift PERINGATAN: • Sebelum menaikkan kendaraan dengan lift, perhatikan keseimbangan kendaraan. Keseimbangan ini sangat dipengaruhi oleh komponen apa yang akan diangkat/dilepas. • Sebelum kendaraan dinaikkan, periksa apakah ujung lengan lift tidak menyentuh pipa rem, pipa bahan bakar, braket atau komponen lain. • Saat menggunakan lift di bagian frame/rangka, lakukan seperti pada gambar (kiri dan kanan pada posisi yang sama). Angkat kendaraan hingga keempat roda terangkat sedikit dan pastikan kendaraan tidak akan terjatuh dengan cara menggoyang kendaraan. Lakukan perbaikan setelah kondisi tersebut di atas aman. • Kunci lift dengan baik setelah kendaraan terangkat.



[A] : Arah depan



[B] : Titik dongkrak depan



[C] : Titik dongkrak belakang



INFORMASI UMUM 0A-15



Ketika mendongkrak bagian depan atau belakang kendaraan, letakkan dongkrak (1) di bagian tengah frame suspensi depan (2) atau axle housing belakang (3). PERINGATAN: • Untuk menghindari kerusakan jangan mendongkrak di bagian suspensi (seperti, stabilizer, dll.) atau lantai kendaraan. • Jika kendaraan didongkrak di bagian depan atau belakang saja, ganjal roda yang menempel pada lantai, untuk alasan keamanan. Setelah kendaraan didongkrak, ganjal dengan jack stand. Sangat berbahaya, jika kendaraan hanya disanggah dengan dongkrak saja. [A] Depan [B] Belakang



Untuk keamanan dan keselamatan kerja, lakukan perbaikan dengan kondisi kendaraan disanggah oleh jack stand (1) pada frame (2) di bagian depan dan pada axle housing (3) di bagian belakang kendaraan. PERINGATAN: • Untuk keamanan, gunakan selalu jack stand di kedua sisi setiap kali mendongkrak kendaraan. • Gunakan lift untuk mengangkat kendaraan saat melepas dan memasang leaf spring dan axle housing belakang.



0A-16 INFORMASI UMUM



Singkatan-singkatan dan Simbol yang Digunakan ABS ABDC AC A/C A-ELR A



A/F ALR API A/T ATDC ATF B+ BBDC B BCM BTDC CKT CMP Sensor CO C CPP Switch



CPU CRS DC DLC



D DOHC DOJ DRL DTC EBCM EBD ECM ECT Sensor E EFE Heater



EGR EGRT Sensor



Anti-lock Brake System After Bottom Dead Center Alternating Current Air Conditioning Automatic-Emergency Locking Retractor Air Fuel Mixture Ratio Automatic Locking Retractor American Petroleum Institute Automatic Transmission After Top Dead Center Automatic Transmission Fluid Battery Positive Voltage Before Bottom Dead Center Body Electrical Control Module Before Top Dead Center Circuit Camshaft Position Sensor (Crank Angle Sensor, CAS) Carbon Monoxide Clutch Pedal Position Switch (Clutch Switch, Clutch Start Switch) Central Processing Unit Child Restraint System Direct Current Data Link Connector (Assembly Line Diag. Link, ALDL, Serial Data Link, SDL) Double Over Head Camshaft Double Offset Joint Daytime Running Light Diagnostic Trouble Code (Diagnostic Code) Electronic Brake Control Module, ABS Control Module Electric Brake force Distribution Engine Control Module Engine Coolant Temperature Sensor (Water Temp. Sensor, WTS) Early Fuel Evaporation Heater (Positive Temperature Coefficient, PTC Heater) Exhaust Gas Recirculation EGR Temperature Sensor (Recirculated Exhaust Gas Temp. Sensor, REGTS)



ELR EPS E EVAP EVAP Canister F 4WD GEN G GND HC HO2S H HVAC IAC Valve



IAT Sensor I ICM IG ISC Actuator L



LH LSPV MAF Sensor



MAP Sensor M



Max MFI MIL



Min. M/T N NOx OBD O



O/D OHC PCM PCV PNP P P/S PSP Switch



R RH



Emergency Locking Retractor Electronic Power Steering Evaporative Emission Evaporative Emission Canister (Charcoal Canister) 4 Wheel Drive Generator Ground Hydrocarbons Heated Oxygen Sensor Heating, Ventilating and Air Conditioning Idle Air Control Valve (Idle Speed Control Solenoid Valve, ISC Solenoid Valve) Intake Air Temperature Sensor (Air temperature Sensor, ATS) Immobilizer Control Module Ignition Idle Speed Control Actuator (Motor) Left Hand Load Sensing Proportioning Valve Mass Air Flow Sensor (Air Flow Sensor, AFS, Air Flow Meter, AFM) Manifold Absolute Pressure Sensor (Pressure Sensor, PS) Maximum Multiport Fuel Injection (Multipoint Fuel Injection) Malfunction Indicator Lamp (“CHECK ENGINE” Light) Minimum Manual Transmission Nitrogen Oxides On-Board Diagnostic System (Self-Diagnosis Function) Overdrive Over Head Camshaft Power train Control Module Positive Crankcase Ventilation Park/Neutral Position Power Steering Power Steering Pressure Switch (P/S Pressure Switch) Right Hand



INFORMASI UMUM 0A-17



SAE SDM S SFI SOHC TBI TCC TCM TP Sensor T TVV



TWC 2WD



Society of Automotive Engineers VIN V Sensing and Diagnostic Module VSS (Air bag controller, Air bag control WU-OC module) W Sequential Multiport Fuel Injection WU-TWC Single Over Head Camshaft Throttle Body Fuel Injection (Single-Point Fuel Injection, SPI) Torque Converter Clutch Transmission Control Module (A/T Controller, A/T Control Module) Throttle Position Sensor Thermal Vacuum Valve (Thermal Vacuum Switching Valve, TVSV, Bimetal Vacuum Switching Valve, BVSV) Three Way Catalytic Converter (Three Way Catalyst) 2 Wheel Drive



Vehicle Identification Number Vehicle Speed Sensor Warm Up Oxidation Catalytic Converter Warm Up Three Way Catalytic Converter



0A-18 INFORMASI UMUM



Simbol SIMBOL



KETERANGAN Momen Pengencangan



SIMBOL



KETERANGAN Berikan SUZUKI BOND NO. 1216 99000-31160



Berikan oli (mesin, transmisi, transfer, differential)



Berikan SILICONE SEALANT 99000-31120



Berikan oli (rem, power steering atau oli transmisi otomatis)



Berikan SEALING COMPOUND 366E 99000-31090



Berikan SUZUKI SUPER GREASE A 99000-25010 Berikan SUZUKI SUPER GREASE C 99000-25030



Berikan THREAD LOCK 1322 99000-32110



Berikan SUZUKI SUPER GREASE E 99000-25050



Berikan THREAD LOCK 1333B 99000-32020



Berikan SUZUKI SUPER GREASE H 99000-25120



Berikan THREAD LOCK 1342 99000-32050



Berikan SUZUKI SUPER GREASE I 99000-25210 Berikan SUZUKI BOND NO. 1215 99000-31110



Jangan gunakan kembali



Berikan SUZUKI BOND NO. 1207F 99000-31250



Perhatian untuk pemasangan kembali



Simbol Warna Kabel Simbol B Bl Br G Gr Lbl Lg



BLK BLU BRN GRN GRY LT BLU LT GRN



Warna Kabel Black/Hitam Blue/Biru Brown/Coklat Green/Hijau Gray/Abu-abu Light blue/biru muda Light green



Simbol O, Or R W Y P V



ORN RED WHT YEL PNK PPL



Warna Kabel Orange/Oranye Red/Merah White/Putih Yellow/Kuning Pink/Merah muda Violet/Ungu



Ada dua macam sistim pewarnaan kabel, kabel warna tunggal dan kabel dua warna (dengan strip). Kabel warna tunggal hanya menggunakan satu simbol warna (seperti. “GRN”). Kabel dua warna menggunakan dua simbol warna (seperti “GRN/ YEL”). Warna pertama menunjukkan warna kabel (“GRN”) dan warna kedua ditunjukkan dengan strip (“YEL”).



INFORMASI UMUM 0A-19



Informasi Mur dan Baut Mur dan Baut Metric Kebanyakan mur dan baut yang digunakan pada kendaraan ini adalah jenis metric. Pada saat penggantian, perhatikan diameter, drat/ulir dan kekuatannya.



Identifikasi Kekuatan Mur dan Baut Mur dan baut yang banyak digunakan adalah dengan tingkat kekuatan seperti 4T, 6.8, 7T, 8.8 yang tertera di bagian kepala masing masing baut, beberapa mur jenis metric ditandai dengan angka 6 atau 8 di permukaannya . Gambar di bawah ini menunjukkan penandaan mur dan baut. Mengganti mur dan baut metric harus memperhatikan spesifikasi aslinya (dengan nomor yang sama atau yang lebih besar). Penting sekali memperhatikan diameter dan drat/ulir mur dan baut yang akan diganti. Hubungi bagian spare part untuk penggantian yang benar. Baut metric: Nomor pada baut menunjukkan kekuatan baut (semakin besar nomor menunjukkan kekuatan yang lebih besar).



1. Identifikasi kekuatan mur



0A-20 INFORMASI UMUM



Standar Momen Pengencangan Baut harus dikencangkan sesuai spesifikasi. Jika tidak ada keterangan atau spesifkiasi, lihat tabel momen pengencangan masing-masing mur dan baut. Mur dan baut pengganti yang lebih kuat harus mengikuti momen pengencangan sesuai aslinya. CATATAN: • Untuk flange bolt, flange nut dan self-lock nut 4T dan 7T, tambahkan 10% dari tabel momen pengencangan di bawah ini. • Tabel ini berlaku hanya jika mur dan baut terbuat dari baja atau light alloy. Tabel Momen Pengencangan: 4 Setingkat 4T



Setingkat 6.8 tanpa flange



Setingkat 6.8 dengan flange



Tingkat KekuaSetingkat 7T tan



Setingkat 8.8 tanpa flange



Setingkat 8.8 dengan flange



Diameter Drat/Ulir (Diameter Nominal) (mm) 5 6 8 10 12 14 16



18



3.0



N·m



1.5



5.5



13



29



45



65



105



160



kg-m



0.15 0.30 0.55



1.3



2.9



4.5



6.5



10.5



16



lb-ft



1.0



2.5



4.0



9.5



21.0



32.5



47.0



76.0 116.0



N·m



2.4



4.7



8.4



20



42



80



125



193



280



kg-m



0.24 0.47 0.84



2.0



4.2



8.0



12.5



19.3



28



lb-ft



2.0



3.5



6.0



14.5



30.5



58.0



90.5 139.5 202.5



N·m



2.4



4.9



8.8



21



44



84



133



203



298



kg-m



0.24 0.49 0.88



2.1



4.4



8.4



13.3



20.3



29.8



lb-ft



2.0



3.5



6.5



15.5



32.0



61.0



96.5 147.0 215.5



N·m



2.3



4.5



10



23



50



85



135



210



240



kg-m



0.23 0.45



1.0



2.3



5.0



8.5



13.5



21



24



lb-ft



2.0



3.5



7.5



17.0



36.5



61.5



98.0 152.0 174.0



N·m



3.1



6.3



11



27



56



105



168



258



373



kg-m



0.31 0.63



1.1



2.7



5.6



10.5



16.8



25.8



37.3



lb-ft



2.5



4.5



8.0



19.5



40.5



76.0 121.5 187.0 270.0



N·m



3.2



6.5



12



29



59



113



175



270



395



kg-m



0.32 0.65



1.2



2.9



5.9



11.3



17.5



27



39.5



lb-ft



2.5



9.0



21.0



43.0



82.0 126.5 195.5 286.0



5.0



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-1



BAB 0B



PERAWATAN DAN PELUMASAN DAFTAR ISI Jadwal Perawatan ...........................................0B-2 Kondisi Pengendaraan Normal .....................0B-2 Kondisi Pengendaraan Tidak Normal ...........0B-3 Perawatan ........................................................0B-4 Memeriksa Drive Belt /V-Belt ........................0B-4 Memeriksa Belt Water Pump/Generator ...0B-4 Memeriksa Belt Compressor A/C (jika dilengkapi) .........................................0B-4 Mengganti Drive Belt /V-Belt .........................0B-5 Mengganti Belt Water Pump/Generator ....0B-5 Mengganti Belt Compressor A/C (jika dilengkapi) .........................................0B-5 Mengganti Timing Belt ..................................0B-5 Memeriksa Celah Valve ................................0B-5 Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli ...............0B-6 Mengganti Coolant Mesin .............................0B-8 Memeriksa Sistim Gas Buang .......................0B-8 Mengganti Busi .............................................0B-8 Memeriksa Filter Udara .................................0B-9 Mengganti Filter Udara..................................0B-9 Mengganti Filter Bahan Bakar.....................0B-10 Memeriksa Saluran Bahan Bakar dan Sambungan .................................................0B-10 Memeriksa Tangki Bahan Bakar .................0B-10 Memeriksa Valve PCV ................................0B-10



Memeriksa Sistim Fuel Evaporative Emission Control (Jika Dilengkapi) ............. 0B-11 Memeriksa Kopling ..................................... 0B-11 Memeriksa Disc Brake dan Pad Depan ...... 0B-11 Memeriksa Tromol Rem dan Brake Shoe Belakang ..................................................... 0B-12 Memeriksa Selang dan Pipa Rem .............. 0B-12 Mengganti Minyak Rem .............................. 0B-12 Memeriksa Tuas dan Kabel Rem................ 0B-12 Memeriksa Ban ........................................... 0B-13 Memeriksa Wheel Disc ............................... 0B-13 Memeriksa Sistim Suspensi........................ 0B-14 Memeriksa Propeller Shaft.......................... 0B-14 Memeriksa Oli Transmisi ............................ 0B-15 Mengganti Oli Transmisi ............................. 0B-15 Memeriksa Oli Differential........................... 0B-15 Mengganti Oli Differential............................ 0B-15 Memeriksa Sistim Setir ............................... 0B-16 Memeriksa Latch, Engsel dan Kunci Pintu............................................................ 0B-16 Pemeriksaan Akhir saat Perawatan ............ 0B-17 Minyak dan Pelumas yang dianjurkan ........0B-19 Spesifikasi Momen Pengencangan .............0B-19 Special Tool...................................................0B-19



0B



0B-2 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Jadwal Perawatan Kondisi Pengendaraan Normal CATATAN: Interval berdasarkan pembacaan odometer atau bulan, mana yang tercapai terlebih dahulu. Tabel ini mencakup perawatan hingga 100.000 km. Setelah 100.000 km, lakukan perawatan dengan interval yang sama. Interval MESIN Coolant mesin Drive belt / V-belt Oli mesin



Km (x 1,000) Bulan



1 1



10 6



20 12



30 18



40 24



50 30



60 36



70 42



80 48



90 100 54 60



P P – G – – G – – G P P – G – – G – – G Ganti setiap 10.000 km. Multi grade SAE 10W-30 atau 10W-40 API Service SJ atau yang lebih tinggi G G G G G G G G G G – – – – – – – – – – P P – P – – P – – P P P P P P P P P P P P – – – – – P – – –



Filter oli Timing belt Celah valve Mur & baut (cylinder head & manifold) Sistim exhaust (kecuali catalyst) SISTIM PENGAPIAN Busi SISTIM BAHAN BAKAR Filter udara Filter bahan bakar Saluran bahan bakar Tangki bahan bakar SISTIM KONTROL EMISI PCV valve Sistim fuel evaporative emission control CHASSIS DAN BODY Kopling Disc brake dan pad (rem depan) Tromol rem dan brake shoe (rem belakang) Selang dan pipa rem Minyak rem Tuas dan kabel rem tangan Mur dan bearing roda Sistim suspensi Propeller shaft Oli transmisi Oli differential Sistim kemudi Pintu dan engsel



– –



G G – P –











G







G







G







G







G



P – P –



P – P –



P – – –



P G P –



P – – –



G – – P



P G P –



P – – –



P – – –



G G P P



P – – –



– –



– –



– –



– P



– –



P –



– P



– –



– –



P P



– –



P P P – P P P P P P P P –



P P P – P P P P P P P P –



P P P – G P P P – G G P –



P P P P – P P P P – – P –



P P P – G P P P – G G P –



P G P – – P P P – – – P –



P P P P G P P P P G G P P



P P P – – P P P – – – P –



P P P – G P P P – G G P –



P P P P – P P P P – – P –



P G G – G P P P – G G P –



CATATAN: • “G”: Ganti • “P”: Periksa (kualitas, kuantitas dan warna) dan perbaiki, kencangkan, ganti atau lumasi jika perlu



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-3



Kondisi Pengendaraan Tidak Normal Jika kendaraan digunakan pada kondisi seperti di bawah ini, lakukan perawatan sesuai tabel berikut .



Kode kondisi pengendaraan: A: Perjalanan pendek yang berulang-ulang B: Mengemudi di jalan kasar dan berlumpur C: Mengemudi di jalan berdebu D: Mengemudi di jalan yang dingin dan bergaram E: Perjalanan pendek yang berulang-ulang dan dingin F: Menggunakan bahan bakar yang mengandung timbal G: Perjalanan panjang dengan kecepatan tinggi H: Untuk menderek (jika memungkinkan) Kode



Perawatan



–BCD––––



Drive belt / V-belt



A–CDEF–H –B–––––– ABC–EF–H



Oli mesin dan filter oli Dudukan exhaust pipe Busi



––C–––––



Filter udara



–B–––––– –BCD–––H AB–D–––H AB––––H ––––––G–



Baut dan mur suspensi Mur dan Bearing roda Propeller shaft Oli transmisi / oli differential Oli differential



Tindakan P G G P G P G P P P G G



Jadwal Perawatan Setiap 15,000 km Setiap 30,000 km Setiap 5,000 km Setiap 15,000 km Setiap 10,000 km Setiap 2,500 km Setiap 30,000 km Setiap 10,000 km Setiap 10,000 km Setiap 10,000 km Setiap 10,000 km Setiap 15,000 km



CATATAN: • “P”: Periksa (kualitas, kuantitas dan warna) dan perbaiki, kencangkan, ganti atau lumasi jika perlu • “G”: Ganti



0B-4 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Perawatan Memeriksa Drive Belt /V-Belt PERINGATAN: Semua pemeriksaan dan penggantian harus dilakukan pada KONDISI MESIN MATI.



Memeriksa Belt Water Pump/Generator 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Periksa belt dari retak, gores, berubah bentuk, aus dan kebersihannya. Jika rusak, ganti. Periksa pula kekencangan belt. “a”



Kekencangan belt water pump/generator Kelenturan “a”: 6 – 7 mm (0.24 – 0.27 in.), pada tekanan 100 N (10 kg, 22 lb) CATATAN: Untuk belt baru, setel kelenturan pada 4.5 – 5.5 mm (0.18 – 0.22 in.). 3) Jika belt terlalu kencang atau terlalu kendur, setel sesuai spesifikasi dengan mengatur posisi generator. 4) Kencangkan baut generator dan baut pivot. 5) Hubungkan kabel negatif (–) battery.



Memeriksa Belt Compressor A/C (jika dilengkapi) 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Periksa belt dari retak, putus, berubah bentuk, aus dan kebersihannya. Jika ada yang rusak, ganti. Periksa kekencangan belt. Jika tension belt tidak sesuai spesifikasi, setel sesuai “Memeriksa dan Menyetel Belt Compressor A/C” di Bab 1B. Kekencangan belt compressor A/C Kelenturan “a”: 8 – 9 mm (0.31 – 0.35 in.), pada tekanan 100 N (10 kg, 22 lb) 1. Pulley crankshaft



3. Pulley compressor A/C (jika dilengkapi)



2. Pulley tensioner



3) Hubungkan kabel negatif (–) battery



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-5



Mengganti Drive Belt /V-Belt Mengganti Belt Water Pump/Generator Ganti belt sesuai “Melepas dan Memasang Belt Water Pump/ Generator” di Bab 6B.



Mengganti Belt Compressor A/C (jika dilengkapi) Ganti belt, lihat “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B.



Mengganti Timing Belt Ganti timing belt lihat “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A.



Memeriksa Celah Valve Periksa celah valve intake dan exhaust sesuai prosedur “Celah Valve” di Bab 6A. 1. Thickness gauge



0B-6 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli PERINGATAN: • Oli baru dan bekas mengandung bahan beracun. Perhatikan dengan baik “PERINGATAN” di bagian “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan” di Bab 0A. • Langkah 1) – 7) di bawah ini harus dilakukan pada kondisi MESIN MATI. Untuk langkah 8), lakukan di ruang dengan ventilasi cukup saat mesin hidup. Sebelum membuang oli mesin, periksa kebocoran oli pada mesin. Jika ada, perbaiki komponen yang rusak sebelum melanjutkan pekerjaan berikut ini. 1) Buka oil drain plug (1) dan kuras oli mesin. 2) Setelah oli dikuras, bersihkan oil drain plug. Pasang kembali oil drain plug, dan kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Oil drain plug (a): 50 N·m (5.0 kg-m, 36.5 lb-ft) 1, (a)



1



(A)



3) Kendurkan filter oli (1) dengan menggunakan oil filter wrench (special tool). Special tool (A): 09915-40611 atau 09915-47331



CATATAN: Sebelum memasang filter oli baru, berikan oli mesin pada O-ring. 4) Pasang dan putar filter oli yang baru pada dudukannya dengan tangan agar O-ring filter menempel pada dudukannya. PERHATIAN: Kencangkan filter oli secukupnya, hal ini penting untuk memastikan apakah O-ring telah menempel ke permukaan dudukannya.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-7



1, (a) 3/4



5) Kencangkan filter sebanyak 3/4 putaran dari titik sentuh dengan dudukannya dengan menggunakan special tool. Special tool (A): 09915-40611 atau 09915 - 47331



(A)



Momen pengencangan (a): 14 N·m (1.4 kg-m, 10.5 lb-ft)



6) Isi kembali oli melalui lubang pengisian di bagian atas cylinder head cover hingga tanda FULL pada stik oli (kapasitas oil pan dan filter oli). Gunakan oli grade SJ atau yang lebih tinggi. Pilih viskositas oli sesuai tabel di samping.



[A] 20W-40, 20W-50 15W-40, 15W-50 10W-40, 10W-50 10W-30



CATATAN:



5W-30 o



C -30 F -22



o



-20 -4



-10 14



0 32



10 50



20 68



30 86



40 104



Pada suhu di antara –20 °C (–4 °F) dan 30 °C (86 °F), gunakan oli SAE 10W-30.



Spesifikasi oli mesin Kapasitas oil pan Kapasitas filter oli Lain-lain Total



sekitar 3.5 liter (7.4/6.2 US/lmp pt.) sekitar 0.2 liter (0.4/0.35 US/lmp pt.) sekitar 0.3 liter (0.6/0.5 US/lmp pt.) sekitar 4.0 liter (8.5/7.0 US/lmp pt.)



CATATAN: Kapasitas oli mesin pada tabel di atas sesuai spesifikasi. Namun demikian, saat penggantian oli mungkin terdapat perbedaan dengan jumlah oli sebagaimana tabel, hal ini tergantung berbagai kondisi (suhu, viskositas, dll.) 7) Periksa filter oli dan oil drain plug dari kebocoran. 8) Hidupkan mesin selama tiga menit. Matikan dan tunggu selama lima menit sebelum memeriksa jumlah oli. Tambahkan oli jika perlu, hingga tanda FULL (1) pada stik. 2. Tanda Low (lubang)



0B-8 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Mengganti Coolant Mesin PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas tutup radiator saat mesin dan radiator panas. Cairan dan uap panas dapat menyembur keluar karena adanya tekanan. PERHATIAN: Saat mengganti coolant mesin, gunakan campuran sesuai spesifikasi 70% air dan 30% COOLANT ANTI BEKU / KARAT untuk mencegah karat dan pelumasan. Ganti coolant mesin sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.



Memeriksa Sistim Gas Buang PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistim gas buang saat masih panas. Perbaikan pada sistim gas buang harus dilakukan saat dingin. Saat melakukan perawatan berkala, atau kendaraan sedang dinaikkan ke atas lift untuk perawatan, periksa sistim gas buang sebagai berikut: • Periksa dudukan karet dari rusak atau kesalahan pemasangan. • Periksa sistim gas buang dari kebocoran, sambungan kendur, bengkok dan rusak. Jika mur atau baut kendur, kencangkan sesuai spesifikasi. • Periksa bodi di sekitarnya dari kerusakan, lepas, atau komponen yang posisinya tidak benar, terbuka, lubang, sambungan kendur atau kerusakan lain yang dapat menyebabkan gas buang masuk ke dalam kendaraan. • Pastikan komponen sistim gas buang punya jarak yang cukup dengan bodi bagian bawah untuk menghindari overheat dan kemungkinan rusaknya karpet. • Perbaiki segera jika ada kerusakan.



Mengganti Busi Ganti busi dengan yang baru, lihat “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-9



Memeriksa Filter Udara 1) Lepas air intake hose (1) dan breather hose (2) dari air cleaner case (4). 2) Lepas penguncian klem (3) pada air cleaner case. 3) Keluarkan elemen filter udara dari case.



3



2 4



1



4) Periksa filter dari kotoran, rusak atau oli. Ganti filter yang terlalu kotor. Bersihkan elemen filter udara (1) dengan menyemprotkan angin dari bagian luar filter.



3



5



(a)



6



5) Pasang elemen filter udara dan tutup case (6) dengan memasang tab (1) pada groove (2). Kemudian kaitkan klem (3) dengan baik. 6) Pasang breather hose (5) dan air intake hose (4), kemudian kencangkan baut klem sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut klem air intake hose (a): 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)



4



1



2



Mengganti Filter Udara Ganti elemen filter udara dengan yang baru, lakukan sesuai prosedur pemeriksaan filter udara.



0B-10 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Mengganti Filter Bahan Bakar PERINGATAN: Pekerjaan ini harus dilakukan di tempat dengan ventilasi baik dan dan jauh dari sumber api (seperti gas air panas untuk heater). Filter bahan bakar (1) terpasang di luar tangki bahan bakar. Ganti filter bahan bakar dengan yang baru secara berkala, lihat “Melepas dan Memasang Fuel Filter” di Bab 6C.



Memeriksa Saluran Bahan Bakar dan Sambungan 1) Periksa kondisi saluran dan sambungan bahan bakar dari kebocoran, selang yang retak dan rusak. Pastikan semua klem dalam keadaan baik. Perbaiki kebocoran, jika ada. Ganti selang yang retak/sobek. 2) Periksa gasket fuel tank cap. Jika rusak, ganti dengan yang baru.



Memeriksa Tangki Bahan Bakar Periksa tangki bahan bakar dari rusak, retak, kebocoran, karat dan baut dari kendur. Jika ada yang bermasalah, perbaiki atau ganti.



Memeriksa Valve PCV Periksa selang crankcase ventilation dan selang PCV dari bocor, retak atau tersumbat, dan valve PCV dari lengket atau tersumbat. Lihat “Memeriksa Sistim PCV” di Bab 6E untuk prosedur pemeriksaan PCV valve.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-11



Memeriksa Sistim Fuel Evaporative Emission Control (Jika Dilengkapi) 1) Periksa selang-selang (1) dari kemungkinan retak, rusak atau tertekuk. Periksa kondisi semua clamp serta kondisi pemasangannya. 2) Periksa kinerja EVAP Canister (2) dan kondisinya dari kemungkinan tersumbat sesuai petunjuk “Memeriksa EVAP Canister” di Bab 6E1. Jika terdapat kelainan, perbaiki atau ganti.



Memeriksa Kopling Periksa ketinggian dan free travel (1) pedal kopling lihat “Ketinggian Pedal Kopling” dan “Free Travel Pedal Kopling” di Bab 7C. Setel atau perbaiki jika perlu.



Memeriksa Disc Brake dan Pad Depan 1) Lepas baut roda dan caliper. Jangan melepas brake hose dari caliper. 2) Periksa brake pad dan disc brake dari aus, rusak dan miring. Ganti jika perlu. Untuk jelasnya, lihat “Memeriksa Brake Pad Depan” dan “Memeriksa Disc Brake Depan” di Bab 5. Gunakan momen pengencangan pada baut caliper pin sesuai spesifikasi.



0B-12 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Memeriksa Tromol Rem dan Brake Shoe Belakang 1) Lepas roda dan tromol rem. 2) Periksa tromol rem belakang dan brake lining dari aus dan rusak, ketika roda dan tromol dilepas. Pada saat yang sama, periksa wheel cylinder dari bocor. Ganti jika perlu. Untuk jelasnya, lihat “Memeriksa Komponen Tromol Rem” di Bab 5.



Memeriksa Selang dan Pipa Rem Lakukan pemeriksaan dengan penerangan yang cukup dan gunakan cermin jika perlu. • Periksa selang dan pipa rem pada pengaitnya, bocor, retak, dan kerusakan lain. • Periksa selang dan pipa harus bebas dari komponen lainnya/tidak terkait. Perbaiki atau ganti jika perlu. PERHATIAN: Setelah mengganti selang atau pipa, lakukan bleeding sistim rem.



Mengganti Minyak Rem Ganti minyak rem dengan cara sbb.: Kuras minyak dari sistim, isi kembali sistim dengan minyak yang sesuai spesifikasi dan lakukan bleeding sistim rem. Prosedur bleeding, lihat “Bleeding Sistim Rem” di Bab 5.



Memeriksa Tuas dan Kabel Rem 1) Periksa kabel rem dari rusak dan gerakannya. Ganti kabel jika kondisinya rusak.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-13



2) Periksa ujung gigi dari kerusakan atau aus, Jika ada yang rusak atau aus, ganti tuas rem tangan. 3) Periksa gerakan rem tangan dan jumlah takiknya, dan setel jika perlu. Untuk prosedur pemeriksaan dan penyetelan, lihat “Memeriksa dan Menyetel Rem Tangan” di Bab 5. Jumlah takik tuas rem tangan “a”: 5 – 7 takik (dengan 200 N (20 kg, 44 lbs) ditarik penuh)



Memeriksa Ban 1) Periksa ban dari aus, atau rusak. Jika rusak, ganti. Untuk selengkapnya, lihat “Diagnosa Ban” di Bab 3. 1. Indikator keausan



2) Periksa tekanan angin masing-masing ban dan setel tekanan sesuai spesifikasi jika perlu. CATATAN: • Tekanan ban harus diperiksa saat kondisi ban dingin. • Spesifikasi tekanan angin ban terdapat pada sticker di pintu sisi pengemudi atau Buku Petunjuk kendaraan. 3) Rotasi ban. Untuk lengkapnya, lihat “Rotasi Ban” di Bab 3F.



Memeriksa Wheel Disc Periksa masing-masing wheel disc dari bengkok, miring dan retak. Disc yang terlalu rusak harus diganti.



0B-14 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Memeriksa Sistim Suspensi • Periksa strut depan dan shock absorber belakang dari kebocoran oli, bengkok atau kerusakan lain pada sleeve; dan periksa ujung anchor dari kerusakan. Ganti komponen yang rusak, jika ada. • Periksa sistim suspensi depan dan belakang dari kerusakan, kendur atau ada yang lepas; dan juga komponen yang aus atau kurang pelumasan. Perbaiki atau ganti kompnen yang rusak, jika ada.



• Periksa suspensi depan, arm ball joint stud dust seal dari kebocoran, lepas, sobek atau kerusakan lainnya. Ganti boot yang rusak , jika ada. • Periksa kekencangan mur dan baut suspensi dan kencangkan jika perlu. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, jika ada.



Memeriksa Propeller Shaft 1) Periksa baut propeller shaft dari kemungkinan kendur. Jika ada yang kendur, kencangkan sesuai spesifikasi. 2) Periksa propeller shaft joint dari aus, play dan kerusakan. Jika ada kerusakan, ganti.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-15



Memeriksa Oli Transmisi 1) Periksa case transmisi dari kebocoran oli. Perbaiki kebocoran, jika ada. 2) Tempatkan kendaraan di area yang rata untuk memeriksa jumlah oli. 3) Lepas tutup pengisian oli transmisi (1). 4) Periksa jumlah oli. Jumlah oli dapat diketahui dari lubang pengisian oli. Karenanya, jika oli luber atau jika jumlah oli terlihat saat tutupnya dibuka, artinya jumlah oli sudah cukup. Jika oli kurang, tambahkan dengan oli sesuai spesifikasi pada “Mengganti Oli Transmisi Manual” di Bab 7A. 2. Drain plug



5) Berikan sealant pada plug dan kencangkan sesuai momen spesifikasi.



Mengganti Oli Transmisi 1) Parkir kendaraan di tempat yang rata, dan keluarkan oli. 2) Beri sealant pada tutup oli yang telah dibersihkan sebelumnya dan kencangkan sesuai spesifikasi. 3) Tambahkan oli yang sesuai spesifikasi hingga penuh. 4) Kencangkan tutup pengisian oli sesuai spesifikasi. Jenis oli, jumlah dan momen pengencangan dapat dilihat pada “Mengganti Oli Transmisi Manual” di Bab 7A.



Memeriksa Oli Differential 1) Periksa differential dari kebocoran oli. Perbaiki kebocoran jika ada. 2) Parkir kendaraan di tempat yang rata, periksa jumlah oli. 3) Buka tutup pengisian (1) oli differential dan periksa jumlah oli. Jumlah oli dapat diketahui dari lubang pengisian, jika oli luber atau jika jumlah oli terlihat saat tutup dibuka, oli sudah cukup. Jika oli kurang, tambahkan dengan oli yang sesuai spesifikasi. Lihat petunjuknya pada “Mengganti Oli Differential” di Bab 7F. 4) Pasang tutup pengisian oli, dan periksa kebocoran oli.



Mengganti Oli Differential Ganti oli differential dengan yang sesuai spesifikasi oli lihat “Mengganti Oli Differential” di Bab 7F.



0B-16 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Memeriksa Sistim Setir 1) Periksa play dan putaran setir, tahan kendaraan pada posisi lurus ke depan di tempat yang rata. Steering wheel play “a”: 0 – 30 mm (0 – 1.2 in.) 2) Periksa apakah steering wheel dapat diputar penuh ke kiri dan kanan. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak.



3) Periksa universal joint (3) steering shaft dari bunyi dan rusak. Jika bunyi atau rusak, ganti komponen yang rusak dengan yang baru. 4) Periksa komponen dari kendur dan rusak. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, jika ada. 5) Periksa kekencangan baut dan mur dan kencangkan jika perlu. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, jika ada. 6) Periksa boot (1) dan (2) steering linkage dan steering gear case dari kerusakan (bocor, lepas, sobek, dll.). Jika ada yang rusak, ganti boot yang rusak dengan yang baru. Jika ada yang bengkok pada steering gear case boot, perbaiki dengan cara memutar steering wheel ke kiri atau kanan sejauh mungkin dan tahan selama beberapa detik. 7) Periksa wheel alignment, lihat “Memeriksa dan Menyetel Front Wheel Alignment ” di Bab 3A.



Memeriksa Latch, Engsel dan Kunci Pintu Periksa pintu depan, belakang dan pintu bagasi dengan cara membuka, menutup dan menguncinya saat ditutup. Jika ada yang rusak, lumasi engsel dan latch atau perbaiki sistim door lock.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-17



Pemeriksaan Akhir saat Perawatan PERINGATAN: Ketika melakukan tes jalan, cari tempat / jalan yang sepi (aman) untuk mencegah kecelakaan.



Tempat Duduk Periksa apakah tempat duduk dapat digeser dan dikunci dengan baik di semua posisi. Periksa juga cara kerja reclining seat depan yang dapat disetel ke semua sudut.



Sabuk Keselamatan Periksa webbing, buckle, latch plate dan anchor dari rusak atau aus. Periksa apakah sabuk dapat mengunci dengan baik.



Memeriksa Jumlah Elektrolit Battery Periksa jumlah elektrolit semua cell battery harus berada di antara tanda upper dan lower. Jika battery dilengkapi dengan built-in indicator, periksa kondisi battery.



Fungsi Pedal Gas Periksa apakah pedal dapat berfungsi dengan baik.



Hidupkan Mesin Periksa apakah mesin dapat hidup dengan mudah. PERINGATAN: Sebelum melakukan pemeriksaan berikut ini, tempatkan kendaraan di tepat yang cukup luas. Kemudian aktifkan rem tangan. Jangan mainkan pedal gas. Jika mesin hidup, segera matikan kembali. Perhatikan hal-hal tersebut, sebab kendaraan dapat bergerak tanpa ada tanda terlebih dahulu, hal ini dapat membahayakan orang atau benda lainnya. Tepatkan tuas pada posisi “Netral,” tekan pedal kopling penuh dan hidupkan mesin.



Memeriksa Sistim Gas Buang Periksa kebocoran, retak atau kendur.



Kopling Periksa hal-hal berikut ini. • Kopling benar-benar bebas saat pedal kopling dilepas. • Kopling tidak selip saat pedal dilepas dan diinjak (akselerasi). • Kopling dalam kondisi normal.



Tuas Transmisi Periksa gerakan tuas ke semua posisi gear dan kerja transmisi di semua posisi.



0B-18 PERAWATAN DAN PELUMASAN



Pedal Rem Periksa hal-hal berikut ini: • jarak main pedal dalam kondisi normal, • rem berfungsi normal, • rem tidak berbunyi, • kendaraan tidak menarik ke satu arah saat direm, • dan rem tidak berderit.



Rem tangan Pastikan tuas rem tangan dapat bekerja dengan baik. PERINGATAN: Saat kendaraan diparkir di daerah yang miring, pastikan tidak ada benda atau orang di bawahnya untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Siapkan rem, saat kendaraan mulai bergerak. Periksa apakah rem tangan kendaraan bekerja efektif saat kendaraan diparkir di daerah yang miring.



Setir • Periksa apakah setir normal, atau terasa berat. • Periksa apakah kendaraan tidak bergetar atau menarik ke satu sisi.



Mesin • Periksa apakah mesin responsif di semua kecepatan. • Periksa apakah mesin bebas dari bunyi dan getaran yang tidak normal.



Bodi, Roda dan Sistim Pemindah Daya Periksa apakah bodi, roda dan sistim pemindah daya bebas dari bunyi dan getar abnormal atau kondisi abnormal lainnya.



Meter dan Gauge Periksa fungsi speedometer, odometer, fuel meter, temperature gauge, dll.



Lampu Pastikan semua lampu berfungsi dengan baik.



Defroster Kaca Depan Periksa apakah udara keluar dari outlet defroster saat mengoperasikan heater atau air conditioner. Untuk pemeriksaan ini, tuas fan pada posisi “HI”.



PERAWATAN DAN PELUMASAN 0B-19



Minyak dan Pelumas yang dianjurkan Oli mesin Coolant mesin (Ethylene glycol base coolant) Minyak rem Oli transmisi manual Oli differential Minyak power steering Engsel pintu Key lock cylinder



SJ atau yang lebih tinggi (Lihat “ Mengganti Oli Mesin dan Filter”) Coolant anti beku / anti karat DOT3 atau SAE J1703 Lihat “Mengganti Oli Transmisi Manual ” di Bab 7A. Lihat “Mengganti Oli Differential” di Bab 7F. Lihat “Material Servis” di Bab 3B1. Oli mesin atau grease anti air Semprotkan pelumas



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Oil drain plug Filter oli



Baut pengikat air intake hose



Special Tool



09915-40611 Oil filter wrench socket



09915-47331 Oil filter wrench



CATATAN: 09915-47331 dapat digunakan sebagai pengganti 09915-40611.



Momen Pengencangan N•m kg-m lb-ft 50 5.0 36.5 Kencangkan 3/4 putaran dari titik sentuh dengan permukaan mounting (14 N·m (1.4 kg-m, 10.5 lb-ft)) 2.0 0.2 1.5



0B-20 PERAWATAN DAN PELUMASAN



AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI) 1A-1



BAB 1A



AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI) DAFTAR Uraian Umum...................................................1A-2 Konstruksi Air Conditioner dan Ventilasi .......1A-2 Diagnosa ..........................................................1A-3 Diagnosa Sistim Air Conditioner dan Ventilasi.........................................................1A-3 Perawatan Kendaraan.....................................1A-4 Melepas dan Memasang Motor Blower.........1A-4 Memeriksa Motor Blower...............................1A-5



1A 1B



3 3A 3B ISI 3B1 Melepas dan Memasang Resistor 3C Motor Blower................................................. 1A-6 Memeriksa Resistor Motor Blower ................ 1A-6 3D 3E Melepas dan Memasang Switch Blower Fan Assy. ...................................................... 1A-7 3F Memeriksa Switch Blower Fan...................... 1A-7 Melepas dan Memasang Ventilasi Louver .... 1A-8 4A 4B 5 5A 5B 5C 5E



1A-2 AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI)



Uraian Umum Konstruksi Air Conditioner dan Ventilasi



1. Compressor



4. Cooling unit



7. Ventilasi udara samping kiri



2. Condenser



5. Temperatur control



8. Ventilasi udara tengah



3. Reveiver/dryer



6. Switch blower fan



9. Ventilasi udara samping kanan



AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI) 1A-3



Diagnosa Diagnosa Sistim Air Conditioner dan Ventilasi Kondisi Motor blower tidak bekerja ketika switch pada posisi ON.



Switch blower fan tidak bekerja ketika switch pada posisi aliran udara maximum. Output suhu tidak benar.



Kemungkinan Penyebab Sikring putus



Resistor motor blower rusak Switch blower fan rusak Motor blower rusak Wiring atau grounding rusak Switch blower fan rusak Wiring atau grounding rusak



Temperature control lever rusak Air ducts tersumbat atau lepas



Perbaikan Periksa sikring “HEATER” dan sikring main heater, dan kemudian periksa sirkuit dari kemungkinan konslet ke ground. Periksa resistor motor blower. Periksa switch blower fan. Ganti motor blower. Perbaiki jika perlu. Periksa switch blower fan. Periksa wiring dan grounding, dan kemudian perbaiki jika perlu.



Periksa temperature control lever. Perbaiki air ducts.



1A-4 AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI)



Perawatan Kendaraan Melepas dan Memasang Motor Blower Melepas 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Lepas panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. 3) Lepaskan cooling unit (1) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cooling Unit” di Bab 1B.



2



1



4) Lepas 4 buah C-clip (1) dari motor blower case (2).



2



1



1 2



3



5) Lepas 8 baut (1) dari motor blower case. 6) Lepas motor blower (3) dari cooling unit (2).



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut. • Pasang panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. • Pastikan selang ventilasi terpasang dengan benar pada ventilasi louver untuk mencegah angin A/C bocor.



AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI) 1A-5



1 2



• Perhatikan pemasangan selang pembuangan air (2) jangan sampai tertekuk. • Ketika memasang evaporator core, hati-hati jangan merusak fin evaporator core. • Ketika memasang masing-masing komponen, hati-hati wiring harness jangan sampai terjepit. • Isi kembali refrigerant A/C sesuai prosedur “Mengisi Refrigerant” di Bab 1B. 1. Cooling unit



Memeriksa Motor Blower 1) Periksa hubungan antara dua terminal seperti pada gambar. Jika tidak ada hubungan, ganti motor blower.



2) Periksa kerja dan arus pada motor blower. a) Pegang case motor blower (3) dengan tangan. b) Hubungkan terminal motor blower (1) dengan terminal (+) battery dan terminal lainnya (2) dengan terminal (–) battery. c) Periksa apakah motor blower bekerja dengan baik dan tanpa suara-suara abnormal. d) Periksa apakah ammeter menunjukkan besar arus tertentu. Jika besar arus tidak tepat, ganti motor blower.



3



1



2



Besar arus pada motor blower 12 V: Maximum 16 A



1A-6 AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI)



Melepas dan Memasang Resistor Motor Blower Melepas 1



4



2



HML



3



1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Lepas panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. 3) Lepaskan cooling unit (1) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cooling Unit” di Bab 1B. 4) Lepas lower case (2) dari upper case motor blower (3). 5) Lepas upper case motor blower dari cooling unit. 6) Lepas resistor motor blower (4).



[A] 3



[A] : Bagian depan kendaraan



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang.



Memeriksa Resistor Motor Blower Ukur tahanan resistor masing-masing terminal-ke-terminal. Jika besar tahanan tidak benar, ganti resistor motor blower. Tahanan H – M: Approx. 0.7 Ω at 20°C (68°F) M – L: Approx. 1.3 Ω at 20°C (68°F)



HML



AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI) 1A-7



Melepas dan Memasang Switch Blower Fan Assy. Melepas 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Lepas panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. 3) Lepas selang ventilasi dari panel instrumen. [A]



2



+



+



2



4) Lepas konektor switch blower fan dan lampu iluminasi. 5) Lepas sekrup switch blower fan (2). 6) Lepas switch blower fan assy. (1) dari panel instrumen.



+



[A] : Tampak dalam panel instrumen



+



2 1



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut. • Pasang panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. • Pastikan selang ventilasi terpasang dengan benar pada ventilasi louver untuk mencegah angin A/C bocor. • Ketika memasang masing-masing komponen, hati-hati wiring harness jangan sampai terjepit.



Memeriksa Switch Blower Fan Periksa hubungan masing-masing terminal-ke-terminal dari konektor switch blower fan (1).



1A-8 AIR CONDITIONER DAN VENTILASI (JIKA DILENGKAPI)



Melepas dan Memasang Ventilasi Louver Melepas 1) Lepas center ventilasi louver kanan (1) dari panel instrumen (4) dengan menggunakan obeng (2) atau sejenisnya yang dibungkus dengan kain (3) seperti pada gambar.



2) Untuk ventilasi louver kiri dan tengah, lepas dahulu panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9. 1



[A]



3) Lepas ventilasi louver kiri (1) dari panel instrumen (4) dengan melepas 2 buah sekrup (2) dan menekan lid (3) sesuai arah panah pada gambar.



2 3



+ 3



[A] : Tampak dalam panel instrumen



4



+ 2



4) Lepas ventilasi louver tengah (1) dari panel instrumen (3) dengan melepas 2 buah sekrup (2).



[A]



1



[A] : Tampak dalam panel instrumen



+ 3



+



2



Memasang Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang dengan perhatikan hal-hal berikut. • Pastikan selang ventilasi terpasang dengan benar pada ventilasi louver untuk mencegah angin A/C bocor. • Pasang panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Panel Instrumen” di Bab 9.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-1



BAB 1B



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B



PERHATIAN: Sistim air conditioner (A/C) kendaraan ini menggunakan HFC-134a (R-134a). Refrigerant, oli compressor dan komponen A/C pada sistim yang menggunakan CFC-12 (R-12) berbeda dengan sistim yang menggunakan HFC-134a (R-134a), dan tidak dapat ditukar satu sama lainnya. Periksa refrigerant yang digunakan sebelum melakukan perbaikan termasuk pemeriksaan dan pemeliharaan. Untuk identifikasi antara kedua tipe ini, lihat “Konstruksi Tipe Refrigerant” pada bab ini. Ketika mengisi kembali atau mengganti refrigerant dan oli compressor dan/atau ketika mengganti komponen, pastikan material atau komponen yang digunakan cocok dengan A/C yang terpasang pada kendaraan. Penggunaan material atau komponen yang salah dapat mengakibatkan kebocoran refrigerant, kerusakan komponen atau kondisi abnormal lainnya.



DAFTAR ISI Uraian Umum...................................................1B-2 Konstruksi Tipe Refrigerant...........................1B-2 Keterangan Sistim Air Conditioner ................1B-2 Komponen Utama Sistim A/C .......................1B-3 Diagram Sirkuit Kabel Sistim A/C..................1B-4 Diagnosa ..........................................................1B-5 Diagnosa Gejala Sistim A/C ..........................1B-5 Diagnosa Abnormal Noise Sistim A/C...........1B-7 Memeriksa Kinerja Sistim A/C.......................1B-9 Perawatan Kendaraan...................................1B-14 Mengisi Refrigerant .....................................1B-14 Recovery .................................................1B-15 Pengisian.................................................1B-18 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Pada Perbaikan Sistim A/C ..................................1B-21 Melepas dan Memasang Condenser Assy ............................................................1B-22 Memeriksa Condenser Assy Pada



Kendaraan .................................................. 1B-23 Komponen Cooling Unit .............................. 1B-24 Melepas dan Memasang Cooling Unit ........ 1B-25 Memeriksa Cooling Unit (Evaporator) ......... 1B-26 Memeriksa Relay Sistem A/C .................... 1B-26 Memeriksa dan Menyetel Belt Compressor A/C ......................................... 1B-27 Mengganti Belt Compressor A/C ................ 1B-27 Melepas dan Memasang Compressor Assy. ........................................................... 1B-28 Komponen Compressor Assy. .................... 1B-29 Memeriksa Magnet Clutch .......................... 1B-29 Melepas dan Memasang Magnet Clutch .... 1B-30 Melepas dan Memasang Relief Valve ........ 1B-32 Memeriksa Relief Valve .............................. 1B-32 Spesifikasi Momen Pengencangan .............1B-33 Material Service.............................................1B-33 Special Tool...................................................1B-33



1B-2 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Uraian Umum Konstruksi Tipe Refrigerant Apakah A/C menggunakan HFC-134a (R-134a) atau CFC-12 (R12) bisa diketahui dengan melihat label (1) pada compressor. Dan juga, bisa diketahui dengan melihat bentuk dari service (charge) valve (2).



Keterangan Sistim Air Conditioner



: Cair



: Gas jenuh



1. Compressor



4. Receiver dryer



2. Magnetic clutch



5. A/C pressure switch



3. Condenser assy



6. Expansion valve



: Gas 7. A/C evaporator



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-3



Komponen Utama Sistim A/C



12



11



11



12



2 7 1



3 9 5 6 10 8



4



1. Cooling unit



5. Condenser assy.



2. Evaporator



6. Receiver/dryer



9. Suction pipe



3. Motor blower



7. Expansion valve



11. Ventilasi tengah



4. Compressor



8. Liquid pipe



12. Ventilasi samping



10. Discharge pipe



1B-4 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Diagram Sirkuit Kabel Sistim A/C



1. Battery



6. Motor fan condenser



11. Heater resistor



16. Pressure switch



2. Relay/fuse box



7. ECM



12. Compressor A/C



17. Temperature control



3. Kunci kontak



8. Relay motor fan condenser



13. Heater fan motor



4. Sirkuit fuse box 5. Main relay



9. Relay compressor A/C 10. Heater relay



14. EVAP thermistor 15. Heater fan switch



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-5



Diagnosa Diagnosa Gejala Sistim A/C Kondisi Tidak ada udara dingin yang keluar (sistim A/C tidak bekerja)



Kemungkinan Penyebab Refrigerant kosong Fuse putus



Swich blower fan rusak Evap. thermistor rusak A/C pressure switch rusak Wiring atau grounding rusak Magnet clutch rusak Drive belt compressor kendur atau putus Compressor rusak Relay compressor rusak Fuse putus



Tidak ada udara dingin yang keluar (Condenser fan motor tidak bekerja) Wiring atau ground rusak Condenser fan motor relay rusak Condenser fan motor rusak ECM dan/atau sirkuitnya rusak Tidak ada udara dingin yang keluar (Motor blower tidak bekerja)



Fuse putus Resistor motor blower rusak



Swich blower fan rusak Wiring atau ground rusak Motor blower rusak



Perbaikan Lakukan recovery, proses vacuum dan pengisian refrigerant. Periksa fuse yang berhubungan, dan periksa sirkuit dari kemungkinan konslet ke ground. Periksa swich blower fan sesuai prosedur “Memeriksa Swich Blower Fan” di Bab 1A. Periksa atau ganti evap. thermistor. Periksa atau ganti A/C pressure switch. Perbaiki jika perlu. Periksa atau ganti magnet clutch. Setel atau ganti drive belt. Periksa atau ganti compressor. Periksa relay compressor. Periksa fuse yang berhubungan dan periksa sirkuit dari kemungkinan konslet ke ground. Perbaiki jika perlu. Periksa atau ganti relay. Periksa atau ganti condenser fan motor. Periksa ECM dan sirkuitnya sesuai petunjuk di Bab 6E1. Periksa fuse yang berhubungan, dan periksa sirkuit short ke ground. Periksa resistor motor blower sesuai prosedur “Memeriksa Resistor Motor Blower” di Bab 1A. Periksa swich blower fan sesuai prosedur “Memeriksa Swich Blower Fan” di Bab 1A. Perbaiki jika perlu. Periksa motor blower sesuai prosedur “Memeriksa Motor Blower” di Bab 1A.



1B-6 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Kondisi Udara dingin tidak keluar atau udara yang keluar kurang dingin (sistim A/C bekerja normal)



Udara dingin yang keluar hanya sesekali saja



Udara dingin hanya keluar pada putaran tinggi



Udara dingin tidak keluar pada putaran tinggi Aliran udara dingin kecil / tidak cukup



Kemungkinan Penyebab Refrigerant kurang atau berlebihan Condenser tersumbat A/C evaporator tersumbat atau membeku Evap. thermistor rusak Expansion valve rusak Receiver tersumbat Drive belt compressor kendur atau putus Magnetic clutch rusak Compressor rusak Terdapat udara di dalam sistim A/C



Perbaikan Periksa refrigerant dan sistim dari kebocoran. Periksa condenser. Periksa A/C evaporator dan evap. thermistor. Periksa evap. thermistor. Periksa expansion valve. Periksa atau ganti receiver / dryer Setel atau ganti drive belt.



Periksa atau ganti magnetic clutch. Periksa atau ganti compressor. Ganti desiccant, dan lakukan proses vacuum dan pengisian. Kebocoran udara dari cooling unit atau Perbaiki jika perlu. air duct Motor blower rusak Periksa motor blower sesuai prosedur “Memeriksa Motor Blower” di Bab 1A. Oli compressor pada sistim A/C Keluarkan kelebihan oli compressor dari berlebihan sirkuit sistim A/C dan periksa compressor. Sambungan kabel rusak Perbaiki jika perlu. Expansion valve rusak Periksa atau ganti expansion valve. Kelembaban berlebihan dalam sistim Ganti receiver / dryer dan lakukan proses A/C vacuum dan pengisian. Magnetic clutch rusak Periksa magnetic clutch. Refrigerant berlebihan Periksa refrigerant. Condenser tersumbat Periksa atau bersihkan condenser. Pengisian refrigerant tidak sesuai Periksa pengisian refrigerant. Terdapat udara dalam sistim A/C Ganti receiver / dryer, dan lakukan proses vacuum dan pengisian. Drive belt compressor kendur atau Setel atau ganti drive belt. putus Compressor rusak Periksa atau ganti compressor. Condenser fan motor rusak Periksa atau ganti condenser fan motor. Condenser fan motor relay rusak Periksa atau ganti relay. Blade condenser fan rusak Periksa atau ganti blade condenser fan. Refrigerant berlebihan Periksa pengisian refrigerant. A/C evaporator membeku Periksa A/C evaporator dan evap. thermistor. A/C evaporator tersumbat atau Periksa A/C evaporator dan evap. membeku thermistor. Kebocoran udara dari cooling unit atau Perbaiki jika perlu. air duct Motor blower rusak Periksa motor blower sesuai prosedur “Memeriksa Motor Blower” di Bab 1A. Wiring atau grounding rusak Perbaiki jika perlu.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-7



Diagnosa Abnormal Noise Sistim A/C Abnormal noise dari compressor Kondisi Selama compressor bekerja, noise terdengar sesuai putaran mesin. Noise pada rpm tertentu sangat besar sesuai putaran mesin. Bunyi desis pada putaran mesin rendah.



Kemungkinan Penyebab Celah in swash plat dan piston shoe kurang



Perbaikan Ganti compressor.



Drive belt compressor kendur atau rusak Baut mounting compressor kendur Baut compressor clutch plate kendur



Setel drive belt tension atau ganti drive belt. Kencangkan. Kencangkan. Ganti compressor jika kondisinya berlangsung lama



Abnormal noise dari magnetic clutch Kondisi Terdengar noise (gemuruh) ketika compressor tidak bekerja. Terdengar noise (mendecit) ketika compressor terhubung.



Kemungkinan Penyebab Bearing aus atau rusak



Perbaikan Ganti magnet clutch assy.



Celah magnet clutch tidak sesuai (celah terlalu besar) Permukaan magnet clutch aus Oli compressor bocor dari seal shaft yang disebabkan oleh permukaan yang bergesekan



Setel celah magnet clutch. Ganti magnet clutch assy. Ganti compressor body assy.



Abnormal noise dari tubing Kondisi Kemungkinan Penyebab Tubing clamp rusak Terdengar noise (dengung) dari bagian dalam kendaraan, tetapi sulit didengar di dalam Resonansi diakibatkan perubahan ruang mesin. tekanan refrigerant



Perbaikan Perbaiki posisi clamp atau perbanyak jumlah clamp. Periksa refrigerant.



Abnormal noise dari condenser assy. Kondisi Getaran pada condenser assy.



Kemungkinan Penyebab Resonansi dari bracket dan bodi condenser assy. Baut condenser fan kendur Blade condenser fan rusak



Perbaikan Pasang silencer antara bracket dan bodi condenser assy. Kencangkan baut-bautnya. Ganti blade condenser fan.



1B-8 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Abnormal noise dari pulley crankshaft Kondisi Terdengar noise (mendesis) pada putaran idle atau percepatan mendadak.



Kemungkinan Penyebab Baut pulley crankshaft kendur



Perbaikan Kencangkan baut.



Abnormal noise dari tension pulley Kondisi Terdengar noise (mendecit) dari pulley. Pulley crank menempel.



Kemungkinan Penyebab Bearing aus atau rusak



Perbaikan Ganti tension pulley.



Bracket retak atau kendur



Ganti atau kencangkan bracket.



Abnormal noise dari A/C evaporator Kondisi Terdengar suara dari evaporator A/C.



Kemungkinan Penyebab Refrigerant mengalir keluar dari expansion valve (pada kondisi tertentu) akan mengeluarkan bunyi. Tergantung pada kombinasi suhu antara interior/exterior, putaran mesin dan tekanan refrigerant.



Perbaikan Untuk beberapa waktu, kurangi sedikit jumlah refrigerant untuk menghilangkan noise. Periksa expansion valve dan ganti jika rusak.



Abnormal noise dari motor blower Kondisi Motor blower mengeluarkan suara mendecit sesuai putaran mesin. Terdengar noise (mendecit atau mendengung) dari motor blower.



Kemungkinan Penyebab Brush motor aus atau commutator rusak



Perbaikan Ganti motor blower.



Daun atau kotoran masuk ke motor blower



Keluarkan kotoran.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-9



Memeriksa Kinerja Sistim A/C 1) Pastikan kondisi kendaraan dan lingkungan sbb.: – Kendaraan tidak terkena langsung sinar matahari. – Suhu di luar antara 15 °C – 35 °C (59 °F – 95 °F). 2) Siapkan manifold gauge (3) dan pastikan high pressure valve (1) dan low pressure valve (2) tertutup rapat. 3) Pasang high pressure charging hose (4) ke high pressure service valve (5) pada kendaraan, dan low pressure charging hose (6) ke low pressure service valve (7) pada kendaraan. 4) Bleeding udara pada charging hose (4) dan (6) dengan mengendurkan mur-mur manifold gauge. Ketika terdengar bunyi mendesis, kencangkan segera murnya.



3



2 1 6



4



PERHATIAN: Jangan menukar antara high dan low pressure charging hose.



7 1 2 5



5) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal dan biarkan pada putaran idle sesuai spesifikasi. 6) Putar swich blower fan pada maksimum, temperature selector pada dingin maksimum (pastikan compressor dan condenser fan A/C bekerja.) 7) Biarkan jendela, pintu dan kap mesin terbuka.



Kinerja diagnosa Suhu air inlet A/C Putaran mesin Swich blower fan Temperature control Pintu kendaraan



15 – 35 °C (59 – 95 °F) Pada 1,500 r/min. Posisi maksimum Dingin maksimum Terbuka semua



8) Masukkan thermometer sedalam 20 mm (0.8 in.) ke ventilasi tengah dan satu lagi dekat evaporator air inlet, baca perbedaan suhu antara air outlet dan air inlet.



1B-10 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



9) Periksa tekanan low side dan high side pada daerah dengan bayangan grafik di sebelah kiri. Jika pembacaan tekanan masing-masing gauge tidak sesuai spesifikasi, perbaiki komponen yang rusak lihat Tabel Tes Diagnosa berikut. CATATAN: Tekanan pada gauge bervariasi sesuai suhu di luar. Karenanya, gunakan grafik di sebelah kiri untuk menentukan apakah tekanan normal atau tidak. Contoh: Pembacaan gauge pada suhu di luar 30 °C (86 °F) 1400 – 1600 kPa Tekanan pada high pressure 14.0 – 16.0 kg/cm2 gauge (HI): 150 – 250 kPa Tekanan pada low pressure 1.5 – 2.5 kg/cm2 gauge (LO):



10) Periksa hubungan inlet port temperature ke outlet port temperature dengan menggunakan grafik di sebelah kiri. Sebagai contoh, jika suhu evaporator inlet port 25 °C (77 °F) dan suhu center duct air outlet 8 °C (46.4 °F), Tarik garis menyilang apakah masuk ke daerah abu-abu seperti pada grafik di sebelah kiri. Dalam hal ini, kerja pendingin sudah baik dan benar. 11) Jika garis menyilang di luar daerah dengan abu-abu, diagnosa masalahnya lihat tabel Tes Diagnosa berikut



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-11



Tabel Diagnosa Kinerja Sistim A/C CATATAN: Jika suhu di luar sekitar 30 °C (86 °F), dapat dilakukan diagnosa sistim A/C secara rinci sesuai “Rincian Tabel Diagnosa (Suhu Luar 30 °C (86 °F))” pada “Memeriksa Kinerja Sistim A/C” di bab ini.



High Pressure Gauge Kondisi Tekanan tinggi (grafik area “A”)



Tekanan rendah (grafik area “B”)



Kemungkinan Penyebab Refrigerant terlalu banyak Expansion valve beku atau tersumbat Saluran refrigerant bagian atas tersumbat Condenser fan rusak (pendinginan condenser tidak cukup) Condenser fin kotor atau bengkok (pendinginan condenser tidak cukup) Compressor rusak (oli kurang dll.) Mesin overheat



Perbaikan Lakukan pengisian kembali. Periksa expansion valve. Bersihkan atau ganti. Periksa condenser fan.



Kemungkinan Penyebab Expansion valve rusak (valve membuka terlalu lebar) Compressor rusak (kompresi kurang) Refrigerant kurang ( pengisian kurang atau bocor)



Perbaikan Periksa expansion valve.



Clean atau perbaiki.



Periksa compressor. Periksa sistim pendingin mesin lihat Bab 6B. Refrigerant kurang (pengisian kurang atau Periksa kebocoran, perbaiki jika bocor) perlu dan lakukan pengisian kembali. Expansion valve rusak (valve membuka terlalu Periksa expansion valve. lebar) Compressor rusak (kompresi kurang) Periksa compressor.



Low Pressure Gauge Kondisi Tekanan tinggi (grafik area “C”) Tekanan rendah (grafik area “D”)



Periksa compressor. Periksa dari kebocoran, perbaiki jika perlu dan lakukan pengisian kembali. Expansion valve rusak (valve membuka terlalu Periksa expansion valve. kecil) Saluran refrigerant tersumbat (pipa bengkok) Perbaiki atau ganti.



Thermometer Pada Center Duct Kondisi Suhu udara outlet pada center duct tinggi (Titik temu di area “E”) Suhu udara Outlet pada center duct rendah (Titik temu di area “F”)



Kemungkinan Penyebab Pengisian refrigerant berlebihan atau kurang A/C evaporator fin bengkok atau kotor Kebocoran udara dari cooling unit atau air duct Compressor rusak Volume udara pada center duct kurang Compressor tidak berfungsi



Perbaikan Periksa tekanan refrigerant . Bersihkan atau perbaiki. Perbaiki atau ganti. Periksa compressor. Periksa motor blower dan fan. Periksa compressor.



1B-12 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Rincian Tabel Diagnosa (Suhu Luar 30°c (86°f))



Manifold Gauge Lo 0.23 – 0.35 (2.3 – 3.5) (33 – 50) Tekanan Negatif



Normal : 0.23 – 0.35 (2.3 – 3.5) (33 – 50) ↑↓ Abnormal : Negatif pressure 0.05 – 0.15 (0.5 – 1.5) (4.2 – 21.3)



0.4 – 0.6 (4 – 6) (56.9 – 85.3)



Kondisi MPa (kg/cm2) (psi) Hi 1.4 – 1.75 (14 – 17.5) (200 – 249) 0.5 – 0.6 (5 – 6) (71.2 – 85.3)



Normal : 1.4 – 1.75 (14 – 17.5) (200 – 249) ↑↓ Abnormal : 0.7 – 1.0 (7 – 10) (100 – 142) 0.7 – 1.0 (7 – 10) (100 – 142)



Keterangan



KemungkinanPenyebab



Perbaikan











Normal kondisi



Pembacaan pada sisi low pressure negatif, dan sisi high pressure terlalu rendah. Ada bunga es di sekitar tubing ke dan dari receiver / dryer dan expansion valve.



Debu atau tetesan air terjebak atau membeku di bagian dalam expansion valve hingga menghalangi aliran refrigerant



Selama A/C bekerja, low pressure side terkadang menunjukkan negatif, dan kadang normal. Dan juga pembacaan high pressure side berubah-ubah antara abnormal dan normal. Tekanan pada sisi low dan high rendah. Terdapat gelembung udara pada sight glass. Udara yang keluar kurang dingin.



Expansion valve membeku yang disebabkan oleh kelembaban pada sistim dan menutup sementara siklus refrigeration



Jumlah refrigerant pada sistim kurang (terdapat kebocoran refrigerant)



Tekanan pada sisi low Kebocoran di bagian dalam compressor pressure tinggi. Takanan pada sisi high pressure rendah. Kedua tekanan menjadi sama setelah A/C OFF.



Bersihkan expansion valve. Ganti jika tidak dapat dibersihkan. Ganti receiver / dryer. Vacuum sistim A/C dan lakukan pengisian kembali dengan refrigerant baru. Ganti expansion valve. Ganti receiver / dryer. Vacuum sistim A/C dan lakukan pengisian kembali dengan refrigerant baru.



Gunakan detector kebocoran untuk memeriksa kebocoran dan memperbaiki jika perlu. Lakukan pengisian ulang refrigerant sesuai spesifikasi. Jika tekanan hampir 0 ketika manifold gauge dipasang, periksa kebocoran, perbaiki, dan vacuum sistim. Periksa compressor dan perbaiki atau ganti jika perlu.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-13



Manifold Gauge Lo 0.35 – 0.45 (3.5 – 4.5) (50 – 64)



Kondisi MPa (kg/cm2) (psi) Hi 2.0 – 2.5 (20 – 25) (285 – 355)



Keterangan Tekanan pada low dan high pressure side tinggi. Tidak ada busa pada rpm rendah.



Tekanan pada low dan high pressure side tinggi. Low pressure side tubing tidak dingin ketika disentuh. Tidak terlihat busa pada kaca. 0.45 – 0.55 (4.5 – 5.5) (64 – 78)



KemungkinanPenyebab



Overcharged pada sistim A/C Terjadi kesalahan pada proses pendinginan condenser Condenser fan rusak Ada udara pada sistim A/C (proses vacuum tidak tepat)



Tekanan pada sisi low Expansion valve rusak Refrigerant mengalir dan high pressure tidak beraturan. tinggi. Terdapat banyak bunga es atau embun pada tubing sisi low pressure.



Perbaikan



Setel refrigerant sesuai spesifikasi. Bersihkan condenser.



Periksa dan perbaiki condenser fan. Ganti receiver / dryer. Periksa jumlah oli compressor dan kemungkinan oli tercampur. Lakukan proses vacuum pada sistim dan lakukan pengisian ulang dengan refrigerant baru. Ganti expansion valve.



1B-14 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Perawatan Kendaraan Mengisi Refrigerant PERINGATAN: • Refrigerant (cair) tidak boleh terkena mata . Cairan HFC-134a (R-134a) yang keluar karena sesuatu hal dapat mencapai suhu hampir –6 °C (21 °F) di bawah titik beku. Jika HFC-134a (R-134a) terkena mata, dapat menyebabkan cedera. Untuk melindungi mata, gunakan selalu kaca mata. Jika HFC-134a (R-134a) terkena mata, konsultasikan ke dokter segera. – Jangan menggunakan tangan untuk mengusap mata yang terkena refrigerant. Gunakan air dan basuh muka dan mata yang terkena refrigerant. – Segera beri obat dari dokter atau spesialis mata. • Jika cairan HFC-134a (R-134a) terkena kulit, lakukan hal yang sama pada area yang terkena. • Refrigerant tidak boleh disimppan dekat pengelasan atau steam cleaning. • Refrigerant harus disimpan di tempat yang dingin dan gelap. Jangan menyimpan di tempat yang panas seperti terkena sinar matahari langsung, dekat sumber panas dan di dalam kendaraan (ruang bagasi). • Jangan menghisap udara ketika HFC-134a (R-134a) dibakar. Asap yang keluar tidak baik untuk kesehatan.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-15



Recovery Recovery Refrigerant Ketika mengeluarkan refrigerant dari sistim A/C, lakukan recovery dengan menggunakan peralatan refrigerant recovery dan recycling (1), karena membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara dapat merusak lingkungan. 1



CATATAN: • Setelah proses recovering refrigerant dari sistim selesai, jumlah oli compressor yang dikeluarkan harus diukur untuk mengisi kembali oli compressor. • Gunakan peralatan recovery dan recycling dengan mengikuti prosedur pemakaiannya.



Mengisi Kembali Oli Compressor Tambahkan jumlah oli compressor (1) sesuai spesifikasi dari lubang compressor suction (2) sebelum proses vacuum dan pengisian refrigerant.



Ketika mengisi refrigerant saja Ketika mengisi refrigerant tanpa mengganti komponen, tambahkan jumlah oil yang sama ketika proses recovering refrigerant (jika tidak diukur, tambahkan oli sebanyak 20 cc).



1B-16 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Ketika mengganti compressor PERHATIAN: Gunakan oli compressor (ND-OIL8) atau oli compressor yang sejenis. Setiap compressor baru sudah terisi oli sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan sistim A/C. Karenanya, ketika menggunakan compressor baru untuk penggantian, kuras oli dengan perhitungan sebagai berikut. “C” = “A” – “B” “C”: Jumlah oli yang harus dikeluarkan “A”: Jumlah oli pada compressor baru “B”: Sisa oli pada compressor yang dilepas CATATAN: Compressor assy baru dari pabrik sudah terisi oli dengan jumlah berikut. Jumlah oli pada compressor 160 ± 15 cm3 (160 ± 15 cc) 1. Compressor baru 2. Compressor yang dilepas



Ketika mengganti komponen lain Tambahkan oli compressor sebagai beriikut. Jumlah oli compressor yang harus ditambahkan Part yang Diganti Evaporator



Penambahan Oli Compressor



Condenser



20 cm3 (20 cc, 1,.22 in3)



Dryer



20 cm3 (20 cc, 1.22 in3)



Selang-selang



20 cm3 (20 cc, 1.22 in3) each



Pipa-pipa



20 cm3 (20 cc, 1.22 in3) each



40 cm3 (40 cc, 2,44 in3)



Proses Vacuum Sistim A/C Prosedur proses vacuum PERHATIAN: Jangan melakukan proses vacuum sebelum recovering refrigerant dari sistim. CATATAN: Sekali sirkuit sistim A/C terbuka (expose) ke udara, sistim harus divacuum dengan menggunakan vacuum pump. Sistim harus terpasang dengan manifold gauge set, dan harus divacuum sekitar 15 menit.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-17



6



3



10



11 7 8 9 2



1



1) Hubungkan high charging hose (1) dan low charging hose (2) dari manifold gauge set (3) sebagai berikut: High charging hose → High pressure charging valve (4) pada condenser outlet pipe. Low charging hose → Low pressure charging valve (5) pada suction pipe. 2) Pasang center charging hose (6) manifold gauge set ke vacuum pump (7). 3) Hidupkan vacuum pump, dan buka discharge side valve (Hi) (9) manifold gauge set. Jika tidak ada penghalang pada sistim, akan ada indikasi pada high pressure gauge (10). Jika hal ini terjadi, buka sisi lain valve (Lo) (8) set dan perbaiki sistim. 4) Sekitar 10 menit kemudian, low pressure gauge (11) harus menunjukkan vacuum lebih rendah dari -10 kPa (-1.0 kg/ cm2, –760 mmHg, -14.2 psi) dengan tidak ada kebocoran. CATATAN: • Jika sistim tidak menunjukkan vacuum di bawah -10



5



4



kPa (-1.0 kg/cm2, -760 mmHg, -14.2 psi), tutup kedua valve, hentikan vacuum pump dan perhatikan pergerakan low pressure gauge. • Naikknya pembacaan gauge menunjukkan adanya kebocoran. Dalam hal ini, perbaiki sistim sebelum melanjutkan kembali proses vacuum. • Jika gauge menunjukkan pembacaan yang stabil (tidak ada kebocoran kebocoran), lanjutkan proses vacuum. 5) Proses vacuum harus dilakukan sedikitnya 15 menit. 6) Lanjutkan proses vacuum hingga low pressure gauge (11) menunjukkan vacuum kurang dari -10 kPa (-1.0 kg/cm2, – 760 mmHg, -14.2 psi), dan kemudian tutup kedua valve (8) dan (9). 7) Hentikan vacuum pump. Lepas center charging hose (6) dari pump inlet. Sekarang, sistim siap untuk pengisian refrigerant.



Memeriksa sistim A/C dari kebocoran tekanan Setelah selesai proses vacuum, tutup high pressure valve dan low pressure valve dan tunggu 10 menit. Pastikan pembacaan pressure gauge tidak berubah. PERHATIAN: Jika pembacaan gauge bergerak mendekati “0”, hal ini berarti ada kebocoran. Periksa sambungan tubing, jika perlu perbaiki dan vacuum sistim sekali lagi, kemudian pastikan tidak ada kebocoran lagi.



1B-18 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Pengisian PERHATIAN: • Lakukan pengisian melalui low pressure sistim A/C setelah pengisian yang pertama dari high pressure dengan mesin mati. • Jangan melakukan pengisian melalui high pressure sistim A/C dalam keadaan mesin hidup. • Jangan melakukan pengisian saat kondisi compressor panas. • Ketika memasang tap valve ke refrigerant container untuk membuat lubang, lakukan secara hatihati dengan mengikuti petunjuk pemakaiannya. • Pressure gauge harus selalu digunakan selama pengisian. • Container refrigerant harus dikosongkan sebelum melepaskan refrigerant. • Container refrigerant tidak boleh dipanaskan hingga 40 °C (104 °F) atau lebih. • Container refrigerant tidak boleh terbalik selama pengisian. Container yang terbalik dapat menyebabkan cairan refrigerant masuk ke compressor yang dapat menyebabkan masalah seperti kompresi terhadap cairan refrigerant dan sejenisnya. CATATAN: Sistim A/C kendaraan ini menggunakan HFC-134a (R-134a). Uraian berikut adalah menjelaskan metode pengisian refrigerant sistim A/C dari container. Untuk pengisian refrigerant dengan menggunakan peralatan refrigerant dan recycling (ketika recycling refrigerant), ikuti prosedur dan instruksi pada manualnya.



Prosedur Pengisian Pengisian sistim A/C yang pertama dilakukan melalui high pressure dengan kondisi mesin mati. Dan selanjutnya, metode ini harus dilakukan dengan pengisian dari low pressure dengan kondisi mesin hidup. 1) Pastikan hose sudah terpasang dengan benar setelah proses vacuum pada sistim.



3



4



5



6 2



2) Pasang low charging hose (1) dan high charging hose (2) dari manifold gauge set (3) pada posisi yang benar. Kemudian, buka container valve refrigerant (4) untuk membuka saluran pengisian. 3) Buka high pressure valve (5) dan isi refrigerant ke sistim. 4) Setelah itu, buka low pressure valve (6) dan tutup high pressure valve (5).



1



PERINGATAN: Pastikan high pressure valve tertutup dengan benar. 5) Hidupkan mesin dan naikkan putaran mesin hingga 1500 rpm. Kemudian, hidupkan A/C. 6) Lakukan pengisian sistim A/C dengan refrigerant dalam kondisi uap. Pada kondisi ini, container refrigerant (4) harus dalam posisi menghadap ke atas.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-19



7) Ketika container refrigerant (1) sudah kosong, gunakan prosedur berikut ini untuk mengganti dengan container (1) yang baru. a) Tutup low pressure valve. b) Ganti container yang kosong (1) dengan container yang telah diisi refrigerant. Ketika menggunakan refrigerant container tap valve (2), ikuti prosedur berikut ini untuk penggantiannya. i) Tarik needle (3) dan lepas refrigerant container tap valve (2) dengan mengendurkan plate nut (4). ii) Pasang kembali refrigerant container tap valve (2) ke refrigerant container yang baru (1).



c) Keluarkan udara yang ada di bagian tengah charging hose Ketika menggunakan refrigerant container tap valve, gunakan prosedur berikut ini untuk melepas udara. i) Kencangkan refrigerant container tap valve (1), dan kemudian kendurkan (buka) plate nut (2) sedikit. ii) Buka sedikit low pressure valve (3) pada manifold gauge set (4). iii) Segera setelah refrigerant keluar dengan suara “hiss” melalui celah antara refrigerant container dan tap valve, kencangkan plate nut (2) sama seperti low pressure side valve (3). iv) Putar handle tap valve (1) searah jarum jam sehingga needle masuk ke container yang baru untuk membuat lubang bagi aliran refrigerant. 6



5



4



1 3



2



8) Setelah sistim diisi sesuai spesifikasi (500 ± 30g) refrigerant atau ketika low pressure gauge (1) dan high pressure gauge (2) mengindikasikan hal-hal berikut, tutup low pressure valve (3) pada manifold gauge set (4). Jika dilengkapi sight glass, lihat ke dalam sight glass (6) pada floor bangku penumpang depan dan pastikan tidak ada gelembung (5) di dalamnya, yang berarti sistim telah diisi penuh. Contoh Low side dan high side pressure Gauges harus membaca sebagai berikut ketika suhu di luar 30 °C (86 °F). Pressure 1400 – 1600 kPa pada high pressure gauge 14.0 – 16,0 kg/cm2 Pressure pada low pressure gauge



199.1 – 227,5 psi 150 – 250 kPa 1,5 – 2,5 kg/cm2 21,3 – 35,5 psi



1B-20 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Melepas Manifold Gauge Set PERINGATAN: Saluran-saluran pada sisi high pressure umumnya bertekanan tinggi. Berhati-hatilah dengan cara melindungi mata dan kulit saat melakukan perbaikan. Ketika sistim A/C telah dicharge sesuai spesifikasi, lepas manifold gauge set as follows: 1) Tutup low pressure side valve manifold gauge set. (High pressure side valve tertutup terus menerus selama proses pengisian). 2) Tutup refrigerant container valve. 3) Matikan mesin. 4) Gunakan majun untuk melepas charging hose dari service valve. Pekerjaan ini harus dilakukan berulang. 5) Pasang cap pada service valve.



Tes Kebocoran Lakukan tes kebocoran saat terjadi kebocoran refrigerant pada sistim atau setelah melakukan perbaikan pada saluran atau sambungan. Tes kebocoran refrigerant akan memerlukan waktu yang cukup lama, secara umum tergantung pada masalah dan metode perbaikan pada sistim.



Detektor Kebocoran PERINGATAN: • Untuk mencegah terjadinya ledakan atau kebakaran, pastikan tidak ada barang yang mudah terbakar di dekatnya. • Ketika terkena panas, refrigerant akan berubah menjadi gas beracun (phosgene). Jangan menghirup gas ini. Ada beberapa titik dan tempat pada sistim A/C dimana air sabun dapat digunakan untuk mengetahui kebocoran refrigerant. Lapisi area yang dicurigai dengan air sabun untuk membuat gelembung udara jika ada kebocoran. Untuk area yang sulit seperti bagian evaporator dan condenser, electronic (refrigerant) leak detektor (A) akan lebih praktis untuk menentukan kebocoran. Special tool (A): 09990 - 86011



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-21



Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Pada Perbaikan Sistim A/C PERINGATAN: Jika refrigerant HFC-134a (R-134a) terkena mata, konsultasikan ke dokter segera. • Jangan mengusap mata yang terkena refrigerant dengan tangan. Gunakan air untuk membasuh mata yang terkena. • Berikan obat sesegera mungkin dari dokter atau spesialis mata. JIka cairan refrigerant HFC-134a (R-134a) terkena kulit, gunakan air untuk membasuh bagian kulit yang terkena. • Jangan membengkokkan pipa dengan cara dipanaskan, saat membengkokkan pipa buatlah sudutnya sehalus mungkin dan tidak patah. • Komponen bagian dalam sistim A/C tidak boleh lembab dan kotor. Ketika melepas sambungan/saluran dari sistim, pasang penutup dengan segera. • Ketika memasang selang dan pipa, berikan beberapa tetes oli compressor (ND-OIL8) untuk memasang coupling nut dan O-ring. • Kencangkan atau kendurkan fitting dengan menggunakan dua buah kunci, satu untuk memutar dan lainnya untuk menahan. • Atur routing atau jalur drain hose sehingga air yang keluar tidak mengenai komponen kendaraan. • Jika pipa atau hose diganti, tambahkan sesuai spesifikasi jumlah oli compressor pada compressor suction sesuai prosedur “Menambah Oli Compressor” pada “Prosedur Pengisian Refrigerant”. • Kencangkan flare nut sesuai spesifikasi. Momen pengencangan 8 mm pipe: 13 N·m (1.3 kg-m, 9.5 lb-ft) 12 mm pipe: 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft) 14.5 mm pipe: 33 N·m (3.3 kg-m, 24.0 lb-ft)



Menangani refrigerant HFC-134a (R-134a) • • • • •



Gunakan selalu kacamata pelindung. Hindari menyentuh langsung cairan refrigerant. Jangan memanaskan container refrigerant di atas 40 °C (104 °F). Jangan membuang/melepaskan refrigerant ke udara. Jangan membiarkan cairan refrigerant terkena bagian metal. Refrigerant dapat mengikat kelembaban sehingga dapat menyebabkan karat dan membuat permukaan metal menjadi kusam termasuk chrome.



Refrigerant recovery Ketika mengeluarkan refrigerant dari sistim A/C, lakukan recover dengan menggunakan peralatan refrigerant recovery dan recycling. Membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara dapat merusak lingkungan.



Pengisian refrigerant Setelah mengisi oli compressor dan proses vacuum, isi refrigerant pada sistim A/C dengan jumlah sesuai spesifikasi dan sesuai prosedur “Pengisian” pada “Prosedur Pengisian Refrigerant” di bab ini. PERHATIAN: Jangan mengisikan refrigerant tambahan ke sistim A/C karena dapat menyebabkan overcharge.



1B-22 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Melepas dan Memasang Condenser Assy PERHATIAN: Hati-hati jangan sampai merusak condenser fin. Jika fin bengkok, luruskan dengan menggunakan obeng minus atau dua buah tang.



Melepas 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Recover refrigerant dari sistim A/C sesuai prosedur “Recovery” pada “Mengisi Refrigerant”. CATATAN: Jumlah oli compressor yang dilepas harus diukur untuk mengisi kembali oli compressor. 3) Lepas radiator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Radiator” di Bab 6B. 4) Lepas discharge hose (1) dan liquid pipe (2) dari condenser assy.



5) Lepas condenser assy. (1) dari radiator (2).



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-23



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang condenser dengan memperhatikan instruksi berikut. • Tambahkan oli compressor ke compressor suction side sesuai spesifikasi dan prosedur “Menambah Oli Compressor” pada “Mengisi Refrigerant”. • Lakukan proses vacuum dan pengisian refrigerant sesuai prosedur “Proses vacuum” dan “Pengisian” pada “Mengisi Refrigerant”.



Memeriksa Condenser Assy Pada Kendaraan Periksa hal-hal berikut. • Condenser fin tersumbat. Jika, ada yang tersumbat, condenser fin harus dibersihkan dengan air, dan dikeringkan dengan angin compressor. • Condenser fin bocor dan patah. Jika ada yang rusak, perbaiki atau ganti condenser. • Condenser fitting bocor. Jika ada yang rusak, perbaiki atau ganti condenser.



1B-24 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Komponen Cooling Unit



1. Evaporator



5. Air duct



2. Evaporator case



6. Motor blower.



9. Fan blower



3. Evaporator case



7. Blower case



11. Expansion valve



4. Plate



8. Blower case



12. Thermistor



10. Resistor blower



13. Grommet



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-25



Melepas dan Memasang Cooling Unit Melepas 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Recover refrigerant dari sistim dengan menggunakan peralatan recovery dan recycling sesuai prosedur pada “Mengisi Refrigerant”. 3) Lepas panel instrumen sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Instrumen Panel” di Bab 9. 4) Lepas sambungan suction pipe (1) dan liquid pipe (2) dari evaporator (cooling unit).



2 1



PERHATIAN: Segera setelah hose dan pipa dilepas, tutup fitting yang terbuka sehingga udara lembab dan debu tidak masuk ke sistim A/C.



3 2



1



5) Lepas konektor resistor blower (2), thermistor (3), motor blower (4) dan pressure switch (5) dari cooling unit (1). 6) Lepas baut dan mur pengikat cooling unit. 7) Lepas cooling unit dari kendaraan.



5 4



Memasang • Kebalikan dari urutan melepas untuk memasang cooling unit, perhatikan hal-hal berikut. • Jika cooling unit atau evaporator diganti, tambahkan 40 cc oli refrigerant ke compressor suction-side. 1 3



4



2



• Pasang kembali grommet (1) dengan baik pada lubang suction pipe (2), liquid pipe (3) dan drain hose (4) untuk menghindari air dan udara luar masuk ke dalam kabin. • Pastikan drain hose A/C tidak tertekuk • Lakukan proses vacuum dan pengisian refrigerant sesuai prosedur pada “Mengisi Refrigerant”.



1B-26 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Memeriksa Cooling Unit (Evaporator) • A/C evaporator fin dari kemungkinan tersumbat Jika ada sumbatan, A/C evaporator fin harus dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan angin compressor. • A/C evaporator fin dari kebocoran dan patah Jika ada kerusakan, perbaiki atau ganti A/C evaporator. • A/C evaporator fitting dari kebocoran Jika ada kerusakan, perbaiki atau ganti A/C evaporator.



Memeriksa Relay Sistem A/C 1



3



2



1) Lepas kabel negatif (–) battery. 2) Lepas relay compressor (3), condenser fan (2) dan motor blower (1) dari kendaraan. 3) Periksa apakah tidak ada hubungan antara terminal “c” dan “d”. Jika ada, ganti relay. 4) Hubungkan terminal positif (+) battery ke terminal “b” relay. Hubungkan terminal negatif (–) battery ke terminal “a” relay. Periksa hubungan antara terminal “c” dan “d”. Jika tidak ada hubungan ketika relay terhubung ke battery, ganti relay.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-27



Memeriksa dan Menyetel Belt Compressor A/C Memeriksa • Periksa drive belt compressor dari aus dan retak, dan ganti jika perlu. • Periksa tension drive belt compressor dengan mengukur berapa kali ketika ditekan di bagian tengah antara tension pulley dan crank pulley dengan gaya 100 N (10 kg) setelah satu putaran pulley crankshaft. Jika belt tension tidak ada spesifikasinya, setel belt tension sesuai prosedur di bawah ini. Kekencangan belt compressor A/C Kelenturan “a”: 8 – 9 mm (0.31 – 0.35 in.), pada tekanan 100 N (10 kg, 22 lb) 1. Pulley crankshaft



3. Tensioner



2. Pulley compressor A/C (jika dilengkapi)



Menyetel 1) Kendurkan mur tension pulley (4). 2) Setel belt tension dengan mengencangkan atau mengendurkan baut penyetelan tension pulley (5). 3) Kencangkan mur tension pulley. 4) Putar crank pulley 1 putaran, kemudian periksa belt tension.



Mengganti Belt Compressor A/C 1) Kendurkan mur tension pulley. 2) Kendurkan belt tension dengan mengendurkan penyetelan tension pulley. 3) Lepas drive belt compressor. 4) Pasang drive belt compressor baru. 5) Setel belt tension sesuai prosedur di atas.



baut



1B-28 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Melepas dan Memasang Compressor Assy. Melepas 1) Lakukan putaran idle dengan A/C ON selama 10 menit. Setelah itu matikan mesin. 2) Lepas kabel negatif (-) battery. 3) Recover refrigerant dari sistim A/C sesuai prosedur “Recovery” pada “Mengisi Refrigerant”. 4) Lepas drive belt compressor dengan mengendurkan mur tension puley dan baut penyetelan. 5) Lepas magnetic clutch lead wire coupler. 6) Lepas discharge hose (1) dan suction hose (2) dari compressor. CATATAN: Sumbat dengan segera sambungan yang terbuka untuk menjaga sistim dari kelembaban.



7) Lepas baut compressor (1) dan kemudian lepas compressor dari bracket (2).



Memasang Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang compressor dengan memperhatikan hal-hal berikut. • Jika compressor diganti, tambahkan oli compressor sesuai prosedur “Menambah Oli Compressor”. • Lakukan proses vacuum dan pengisian sistim sesuai prosedur “Recovery”. • Setel tension drive belt sesuai prosedur “Memeriksa dan Menyetel Belt Compressor A/C”.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-29



Komponen Compressor Assy.



1. Compressor



3. Circlip



5. Shim



2. Magnetic clutch coil



4. Clutch pulley



6. Hub sub assy



7. Baut



18 N·m (1.8 kg-m, 13.0 lb-ft)



Jangan digunakan kembali.



Memeriksa Magnet Clutch • Periksa armature plate dan magnet clutch pulley dari aus dan terendam oli. • Periksa magnet clutch pulley bearing dari noise, aus dan kebocoran grease. • Ukur tahanan magnet clutch coil pada 20 °C (68 °F). Jika hasil pengukuran tahanan tidak masuk toleransi di atas, ganti magnet clutch assy. Standar Tahanan: 2.9 – 3.8 Ω



1B-30 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



Melepas dan Memasang Magnet Clutch Melepas 1) Lepas compressor dari kendaraan sesuai “Melepas dan Memasang Compressor Assy.”.



prosedur



2) Perbaiki hub sub assy plate (1) dengan special tool dan lepas armature plate bolt. Special tool (A): 09920–53740



3) Lepas hub sub assy plate. 4) Lepas shim dari shaft.



5) Lepas circlip menggunakan special tool. Special tool (A) : 09900-06107



6) Lepas magnet clutch pulley (2). CATATAN: Jika sulit untuk melepas magnet clutch pulley dengan tangan, gunakan puller (1). PERHATIAN: Ketika menggunakan puller (1), putar baut bagian tengah puller dengan tangan. Atau, magnet clutch pulley dapat rusak. 7) Lepas magnet clutch lead wire coupler dan lepas magnet clutch lead wire clamp.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-31



8) Lepas circlip (1) dengan menggunakan special tool. Special tool (A) :09900–06107 9) Lepas magnet clutch coil (2) dari compressor (3).



Memasang 1) Pasang magnet clutch coil (2). Tonjolan di bagian bawah magnet clutch coil harus tepat pada lubang di compressor (3) untuk mencegahnya bergerak dan lead wire tepat pada tempatnya. 2) Menggunakan special tool, pasang circlip baru (1) sebagaimana gambar. Special tool (A):09900–06107



3) Hubungkan magnet clutch lead wire coupler dan pasang magnet clutch lead wire clamp. 4) Pasang clutch pulley (1). • Set clutch pulley (1) pada boss clutch pulley. • Pasang special tool ke clutch coil bearing. Pastikan bagian ujungnya pada inner race bearing.



5) Pasang hub sub assy plate baru dan kencangkan bautnya sesuai spesifikasi momen. Momen pengencangan Baut clutch plate (a): 18 N·m (1.8 kg-m, 13.0 lb-ft) Special tool (A): 09920-53740



1B-32 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



6) Periksa celah antara armature plate (1) dan magnet clutch pulley (2). Jika celah tidak standar standar, setel celah dengan memasang shim pada compressor shaft. Standar celah “a”: 0.35 – 0.60 mm (0.014 – 0.024 in)



Melepas dan Memasang Relief Valve Melepas 1) Melepas compressor dari kendaraan sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor Assy.”. 2) Lepas tutup, relief valve dan O-ring.



Memasang 1) Pasang relief valve (1) dan O-ring. CATATAN: Berikan oli compressor ke relief valve O-ring. Momen pengencangan Relief valve (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft) 2) Pasang tutup/sumbat. 3) Pasang compressor ke mesin sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor Assy.”.



Memeriksa Relief Valve Dengan menggunakan special tool, periksa jika ada kebocoran refrigerant. Jika ada kebocoran refrigerant, ganti relief valve.



SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI) 1B-33



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan



N•m 13 23 33 18 10



Refrigerant 8 mm pipe Refrigerant 12 mm pipe Refrigerant 14.5 mm pipe Baut cutch plate Relief valve



Momen Pengencangan kg-m 1.3 2.3 3.3 1.8 1.0



lb-ft 9.5 17.0 24.0 13.0 7.5



Material Service Material Compressor oil (refrigerant oil)



Produk SUZUKI (Nomor Part) COMPRESSOR OIL P/No.: 99000-99095-00A



Penggunaan • O-ring • Each component



Special Tool



09990-86011 Gas leak detector



09920-53740 Clutch sleeve hub holder



09900-06107 Snap ring puller (Opening type)



09990-06010 Manifold gauge set



1B-34 SISTIM AIR CONDITIONER (JIKA DILENGKAPI)



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-1



BAB 6-1



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN DAFTAR ISI Informasi Umum............................................. 6-1-2 Kebersihan dan Perawatan .......................... 6-1-2 Informasi Umum Perawatan Mesin .............. 6-1-2 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar...................................... 6-1-3 Membuang Tekanan Bahan Bakar .............. 6-1-3 Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar ........... 6-1-3 Diagnosa ......................................................... 6-1-4 Uraian Umum Diagnosa Mesin .................... 6-1-4 Uraian Sistim Diagnosa On-Board ............... 6-1-4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin ..................................... 6-1-7 Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi ............................................................ 6-1-8 Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) ..................................................... 6-1-10 Memeriksa Lampu Check Engine (MIL) ..... 6-1-11 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) ......................................................... 6-1-11 Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) ......................................................... 6-1-12 Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) ....... 6-1-12 Table Fail-safe ........................................... 6-1-14 Memeriksa Secara Visual .......................... 6-1-15 Dasar Pemeriksaan Mesin ......................... 6-1-16 Diagnosa Gejala Pada Mesin..................... 6-1-17 Data Scan Tool .......................................... 6-1-23 Memeriksa ECM dan Sirkuitnya ................. 6-1-28 Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati) ........... 6-1-40 Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu “Menyala” Terus Setelah Mesin Hidup .................................. 6-1-42 Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM – MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter .............................................. 6-1-43 DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control



Tinggi (Bank 1, Sensor 1) .......................... 6-1-45 DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah ....................................... 6-1-47 DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi.......................................... 6-1-47 DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah ................. 6-1-49 DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi .................... 6-1-51 DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah................................. 6-1-53 DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi.................................... 6-1-55 DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Rendah .................................... 6-1-57 DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Tinggi ....................................... 6-1-59 DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1) ..................................... 6-1-61 DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor “A”.................................................. 6-1-63 DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor “A” (Bank 1) ................................... 6-1-65 DTC P0500 Vehicle Speed Sensor “A”...... 6-1-67 DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error........................ 6-1-69 Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector ....................................................... 6-1-70 Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya ................................................... 6-1-71 Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar.......................................................... 6-1-73 Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System ....................................................... 6-1-75 Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C) ................ 6-1-77 Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load .............................................. 6-1-79 Special Tool.................................................. 6-1-80



6-1



6-1-2 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Informasi Umum Kebersihan dan Perawatan Mesin pada kendaraan merupakan susunan komponenkomponen yang mempunyai ukuran sangat presisi dengan toleransi hingga 1/1.000 milimeter, sehingga diperlukan kecermatan dan kebersihan saat melakukan perawatan. Dalam bagian ini ada hal-hal yang harus diperhatikan saat perawatan di bagian mesin, terutama bagian yang harus mendapat pelumasan. Di bawah ini dijelaskan prosedur perawatan pada bagian mesin : • Saat memasang, gunakan oli yang bersih untuk melumasi komponen yang bergesekan. • Komponen seperti valve, piston, piston ring, connecting rod, rod bearing dan crankshaft journal bearing saat dilepas harus sesuai dengan urutan pada prosedur melepas dan dikembalikan ke posisi semula saat memasang. • Kabel terminal battery harus dilepas sebelum melakukan perbaikan pada mesin. • Pada buku pedoman perbaikan ini keempat cylinder mesin diberi nomor : No.1 (1), No.2 (2), No.3 (3) dan No.4 (4) mulai dari sisi pulley crankshaft ke arah sisi flywheel.



Informasi Umum Perawatan Mesin Informasi mengenai perawatan mesin ini harus diperhatikan dengan baik untuk mencegah kerusakan yang dapat mempengaruhi kemampuan mesin. • Saat mengangkat mesin untuk perbaikan, jangan mendongkrak di bagian oil pan, hal ini dapat menyebabkan oil pan penyok sehingga menghambat jalannya pelumasan oli ke bagian mesin lainnya. • Sistem kelistrikan mesin adalah 12 Volt, jika terjadi hubungan singkat (koslet) dapat mengakibatkan kerusakan komponen. Untuk mencegah hal tersebut, lepas kabel negatif battery sebelum melakukan perbaikan. • Ketika melepas air cleaner, air intake hose, throttle body, atau Intake manifold, tutuplah lubang intake manifold. Hal ini untuk mencegah masuknya benda/kotoran kecil yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal saat mesin dihidupkan.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-3



Hal-Hal yang Harus Diperhatikan pada Sistim Bahan Bakar Lihat “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan” di Bab 6C.



Membuang Tekanan Bahan Bakar Setelah kondisi mesin dingin, lakukan langkah berikut ini untuk membuang tekanan bahan bakar. 1) Tuas transmisi pada posisi “Netral” tarik rem tangan dan ganjal roda. 2) Lepaskan cover bagian dalam glove box. 3) Lepaskan braket ECM. 4) Lepaskan relay fuel pump (1) dari main relay assy. 5) Buka tutup tangki bahan bakar untuk membuang tekanan dalam tangki dan kemudian pasang kembali. 6) Hidupkan mesin dan biarkan hingga mati dengan sendirinya (hingga bahan bakar habis). Kemudian, starter mesin 2-3 kali selama 3 detik untuk membuang tekanan yang terdapat di saluran. Seluruh sambungan bahan bakar kini aman untuk perbaikan. 7) Selesai perbaikan, pasang kembali relay fuel pump. 1



Memeriksa Kebocoran Bahan Bakar Setelah melakukan perbaikan pada sistim bahan bakar, periksa untuk kebocoran, sbb.: 1) ON-kan kunci kontak selama 3 detik (untuk mengoperasikan fuel pump), kemudian putar ke posisi OFF. 2) Ulangi Langkah 1) sebanyak 3 atau 4 kali hingga terasa tekanan pada saluran bahan bakar, dengan cara memegang selang. 3) Pada kondisi ini, periksa kebocoran bahan bakar pada komponen atau sistim bahan bakar.



6-1-4 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Diagnosa Uraian Umum Diagnosa Mesin Kendaraan ini dilengkapi dengan sistim kontrol mesin dan emisi yang dikontrol oleh ECM. Sistim kontrol mesin dan emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM memiliki sistim On-Board Diagnostic yang mendeteksi tidak berfungsinya sistim dan ketidak-normalan pada komponen emisi gas buang mesin. Ketika mendiagnosa masalah pada mesin, perhatikan “Diagnosa Sistim On-Board” dan “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mendiagnosa Masalah” dan lakukan diagnosa sebagaimana pada “Memeriksa Sistim Mesin dan Kontrol Emisi”. Terdapat hubungan antara mekanisme mesin, sistim pendingin mesin, sistim pengapian, sistim gas buang, dll. dengan sistim kontrol mesin dan emisi pada struktur dan cara kerjanya. Jika terjadi masalah pada mesin, meskipun lampu check engine tidak ON, lakukan diagnosa sesuai “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”.



Uraian Sistim Diagnosa On-Board



1



3



2



ECM mendiagnosa masalah yang dapat terjadi pada komponen berikut saat kunci kontak ON serta mesin hidup dan menunjukkan hasilnya melalui nyala lampu check engine (1). • Heated oxygen sensor • ECT Sensor • TP Sensor • IAT Sensor • MAP Sensor • CMP Sensor • CKP Sensor • VSS • CPU (Central Processing Unit) ECM ECM dan lampu check engine bekerja sebagai berikut. • Lampu check engine menyala ketika kunci kontak diputar ke posisi ON (mesin dalam keadaan mati) dengan kondisi terminal switch diagnosa tidak digroundkan tanpa memperhatikan mesin dan sistim kontrol emisi. Hal ini hanya untuk memeriksa lampu check engine dan sirkuitnya. • Jika mesin dan sistim kontrol emisi bebas dari masalah setelah mesin hidup (saat mesin hidup), lampu check engine akan OFF. • Ketika ECM mendeteksi adanya masalah pada kedua sistim di atas, lampu check engine akan ON saat mesin hidup untuk mengingatkan pengemudi. (Jika ECM mendeteksi adanya 3 driving cycle yang berkelanjutan hal itu berarti normal, akan tetapi, lampu check engine (1) akan tetap OFF meskipun DTC tersimpan dalam memori ECM.) • Selama ada yang mengaktifkan (ON) lampu check engine (1) saat kerusakan terdeteksi, 2 driving cycle detection logic digunakan untuk mencegah pendeteksian yang keliru untuk beberapa DTC.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-5



Saat ECM mendeteksi adanya kerusakan diagnostic trouble code (DTC) akan disimpan dalam memori ECM. DTC dapat diperiksa dengan menggunakan SUZUKI scan tool (2). Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai prosedur memeriksa DTC, lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Untuk menghapus DTC, lihat petunjuk pada “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”.



Warm-up Cycle Warm up cycle artinya pengoperasian kendaraan dari suhu coolant mencapai minimal 22°C (40°F) saat mesin mulai hidup hingga mencapai suhu coolant minimal 71°C (160°F).



Driving Cycle Satu “Driving Cycle” adalah satu periode mulai dari mesin dihidupkan sampai mesin dimatikan.



2 Driving Cycle Detection Logic Kerusakan yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memory ECM (dalam bentuk pending DTC) tetapi lampu check engine tidak langsung menyala pada saat ini. Baru menyala saat kerusakan yang sama terdeteksi kedua kalinya pada driving cycle berikutnya.



Pending DTC Pending DTC artinya DTC terdeteksi dan disimpan sementara selama 1 driving cycle dan terdeteksi kembali pada 2 driving cycle detection logic.



Freeze Frame Data ECM menyimpan data kondisi mesin dan pengendaraan (dalam bentuk data seperti pada gambar) di dalam memory ECM saat kerusakan terdeteksi. Data seperti itu disebut “Freeze frame data”. Oleh karena itu, mudah sekali untuk melihat kondisi mesin dan pengendaraan (misalnya, apakah mesin sudah cukup panas atau belum, apakah kendaraan berhenti atau jalan, apakah campuran bahan bakar kaya/kurus) saat kerusakan terdeteksi dengan cara melihat freeze frame data. ECM juga dapat menyimpan freeze frame data dari 3 kerusakan berbeda yang terdeteksi. Dengan menggunakan fungsi ini, jumlah kerusakan yang terdeteksi bisa diketahui. Hal tersebut sangat membantu dalam mendiagnosa masalah.



Menghapus Freeze Frame Data Freeze frame data terhapusnya DTC.



akan



terhapus



bersamaan



dengan



6-1-6 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Data Link Connector (DLC) DLC (1) terletak di bagian bawah panel instrumen tempat duduk pengemudi. Serial data line (K line ISO 9141) (3) digunakan SUZUKI scan tool (Tech 2) untuk berkomunikasi dengan ECM. 2. B + (terminal positif battery) 4. ECM ground (Signal Ground) 5. Vehicle body ground (Chassis Ground)



1



2 16 8



15 14 13



12 11 10



9



7



4



1



6



5



3 5



1



3



4



2



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-7



Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendiagnosa Mesin • Jangan melepas socket dari ECM, kabel battery, kabel ground ECM dari mesin atau main fuse sebelum mencatat informasi diagnosa (DTC, freeze frame data, dll.) yang tersimpan dalam memori ECM. Dengan melakukan pemutusan tersebut akan menghapus informasi dalam memori ECM. Waktu yang dibutuhkan untuk menghapus DTC: Temperatur luar Di atas 0 °C (32 °F) Di bawah 0 °C (32 °F)



Waktu untuk memutus power ke ECM 30 detik atau lebih Tidak tercatat. Cari tempat yang temperaturnya lebih tinggi dari 0 °C (32 °F).



• Informasi diagnosa yang tersimpan dalam memori ECM dapat dihapus dengan menggunakan SUZUKI scan tool, sama halnya seperti untuk memeriksa. Sebelum menggunakan scan tool, baca buku petunjuk pemakaiannya dengan seksama untuk mendapatkan pemahaman mengenai fungsi yang tersedia dan bagaimana menggunakannya. • Baca dengan seksama “Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perbaikan Sirkuit Kelistrikan” pada Bab 0A sebelum memeriksa dan amati apa yang tertulis di Bab itu. • Penggantian ECM Ketika mengganti ECM, periksa kondisi berikut ini. Mengabaikan pemeriksaan tersebut akan menyebabkan kerusakan pada ECM. – Besarnya tahanan semua relay, actuator harus sesuai spesifikasi. – MAP sensor dan TP sensor dalam kondisi baik dan tidak ada sirkuit power sensor-sensor ini yang short ke ground.



6-1-8 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Lihat halaman berikut untuk masing-masing langkah. Langkah Tindakan 1 Analisa Keluhan Customer 1) Lakukan analisa keluhan customer sesuai “Analisa Keluhan Customer”. Apakah analisa keluhan customer telah dilakukan? 2 Memeriksa , Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 3 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai “Memeriksa Secara Visual”. Apakah kondisinya rusak? 4 Memeriksa Secara Visual 1) Lakukan memeriksa secara visual sesuai “Memeriksa Secara Visual”. Apakah kondisinya rusak? 5 Konfirmasi Gejala Masalah 1) Konfirmasikan gejala masalah sesuai “Konfirmasi Gejala Masalah”. Apakah gejalanya dapat diikenali? 6 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 7 Periksa Kembali dan Simpan DTC 1) Periksa kembali DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah muncul DTC? 8 Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin 1) Periksa dan perbaiki sesuai “Dasar Pemeriksaan Mesin” dan “Diagnosa Gejala Mesin”. Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 9 Perbaikan DTC 1) Periksa dan perbaiki sesuai tabel flow diagnosa DTC, Apakah pemeriksaan dan perbaikan selesai? 10 Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) 1) Periksa masalah sesaat sesuai “Memeriksa Masalah Sesaat”. Apakah kondisinya rusak?



Ya Lanjut Ke langkah 2.



Tidak Lakukan analisa keluhan customer



Print DTC atau catat dan Lanjut ke langkah 4. hapus, lihat “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”, dan kemudian lanjut ke langkah 3. Lanjut ke langkah 5. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, dan kemudian lanjut ke langkah 11.



Lanjut ke langkah 8.



Lanjut ke langkah 6.



Lanjut ke langkah 7.



Lanjut ke langkah 9.



Lanjut ke langkah 8.



Lanjut ke langkah 10.



Lanjut ke langkah 11.



Perbaiki atau ganti komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11.



Periksa dan perbaiki komponen yang rusak, kemudian lanjut ke langkah 11.



Lanjut ke langkah 11.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-9



Langkah Tindakan 11 Tes Akhir 1) Hapus DTC jika ada. 2) Lakukan tes akhir, lihat “Tes Akhir”. Apakah muncul gejala masalah, DTC atau kondisi tidak normal?



Ya Lanjut ke langkah 6.



Tidak Selesai



Langkah 1. Analisa Keluhan Customer Catat data masalah (kerusakan, keluhan) dan kronologis kejadiannya sesuai pembicaraan dengan customer. Untuk ini, gunakan form pemeriksaan untuk mengumpulkan informasi dan hal-hal penting yang diperlukan untuk analisa dan diagnosa yang akurat.



Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) Pertama-tama, periksa DTC sesuai “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Jika DTC muncul, cetak atau catat dan kemudian hapus sesuai “Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”. DTC menunjukkan kerusakan pada sistim tetapi tidak menunjukkan waktu kejadiannya, apakah terjadi baru saja atau terjadi beberapa waktu lalu dan kondisi telah kembali normal. Untuk menentukan masalah yang terjadi, periksa gejala yang terjadi sesuai langkah 4 dan cocokkan dengan DTC yang muncul sesuai langkah 5. Lakukan diagnosa sesuai DTC yang muncul, kesalahan menghapus DTC pada langkah ini akan mengaburkan hasil diagnosa, atau kesulitan dalam melakukan perbaikan.



Langkah 3. dan 4. Memeriksa Secara Visual Sebagai langkah awal, lakukan memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi mesin.



Langkah 5. Konfirmasi Gejala Masalah Berdasarkan informasi pada “Langkah 1. Analisa Keluhan Customer” dan “Langkah 2. Memeriksa, Menyimpan dan Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC)”, konfirmasikan gejala masalah. Dan juga, konfirmasikan DTC sesuai “Prosedur Konfirmasi DTC” dari masing-masing DTC.



Langkah 6. dan 7. Periksa Kembali dan Simpan DTC Lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)” untuk prosedur memeriksa.



Langkah 8. Dasar Pemeriksaan Mesin dan Tabel Diagnosa Mesin Lakukan pemeriksaan berdasarkan “Dasar Pemeriksaan Mesin”. Pertama setelah didapatkan flow table, periksa komponen kemungkinan penyebab kerusakan lihat “Diagnosis Masalah Mesin” dan berdasarkan gejala yang ada pada kendaraan (keluhan customer, analisa keluhan, identifikasi masalah, dasar pemeriksaan mesin) dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak.



Langkah 9. Perbaikan DTC (Lihat Tabel Flow masing-masing DTC Diagnosa) Berdasarkan DTC yang muncul pada langkah 5 lihat tabel flow diagnosa DTC, tentukan penyebab masalahnya, misalnyaa sensor, switch, wire harness, konektor, actuator, ECM atau komponen lain dan perbaiki atau ganti komponen yang rusak.



Langkah 10. Pemeriksaan Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) Periksa komponen yang mudah sekali terjadi masalah sesaat (terkadang muncul) (seperti, wire harness, konektor, dll.), lihat “Masalah Masalah Sesaat (Terkadang Muncul) dan Sambungan yang Kendur” di Bab 0A dan sirkuit yang berhubungan dengan DTC yang tersimpan di langkah 2.



Langkah 11. Tes Akhir Konfirmasikan gejala masalah yang telah diperbaiki dan mesin telah bebas dari kondsi abnormal. Jika muncul DTC masalah yang telah diperbaiki, hapus DTC segera, lakukan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan DTC yang sama tidak muncul lagi.



6-1-10 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Form Pemeriksaan Masalah Customer (Contoh) Nama:



Model:



No. Rangka:



Tgl. Terbit:



Tgl. Pencatatan:



Tgl. Masalah:



Km.:



Sulit dihidupkan



Pengendaraan tidak nyaman



Tidak dapat Di-crank Tidak ada pengapian awal Tidak ada pengapian Sulit dihidupkan pada saat:



Percepatan kurang Pengapian cepat / Tidak bertenaga



( Dingin Lain - lain



Hangat



Pengapian lambat



Menyentak Bunyi tidak normal Lain - lain



Selalu)



Tidak dapat idle



Mesin Mati saat:



Tidak dapat fast idle Putaran idle tidak normal ( Tinggi Rendah) ( rpm.) Tidak stabil Menyendat ( rpm. hingga rpm.) Lain-lain



Segera setelah di-start Pedal gas ditekan Pedal gas dilepas Ada beban A/C Kelistrikan P/S Lain-lain Lain-lain



LAIN-LAIN:



KONDISI LINGKUNGAN / KENDARAAN SAAT TERJADI MASALAH Kondisi Lingkungan Cuaca Suhu Frekwensi Jalan



Biasa Berawan Hujan Salju Selalu Lain-lain Panas Hangat Sejuk Dingin ( F/ C) Selalu Selalu Terkadang ( kali/ hari,bulan) Hanya Sekali Pada kondisi tertentu Kota Desa Jalan Tol Pegunungan ( Turun / Naik) Jalan Aspal Kerikil Lain-lain Kondisi Kendaraan



Kondisi Mesin



Dingin Pemanasan Segera setelah start



Kondisi Kendaraan



Selama pengendaraan: Kecepatan tetap Percepatan Perlambatan Berbelok ke kanan Berbelok ke kiri Saat pindah gigi (posisi ) Berhenti Kecepatan kendaraan ( Km/jam) Lain-lain



Kondisi Lampu Cek Engine



Panas Selalu Selain saat start Dipacu tanpa beban Putaran Mesin (



Selalu ON



Terkadang ON



Selalu OFF



rpm.)



Kondisi baik



Pemeriksaan pertama



:



Tidak ada Kode



Normal DTC



Kode Masalah (



)



Pemeriksaan kedua



:



Tidak ada Kode



Normal DTC



Kode Masalah (



)



DTC



CATATAN: Diatas adalah contoh form standar. Lakukan modifikasi sesuai kondisi dan karakteristik masingmasing daerah.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-11



Memeriksa Lampu Check Engine (MIL)



1



1) ON-kan kunci kontak (kondisi mesin mati) dan periksa lampu check engine (1). Jika lampu check engine tidak menyala, lanjut ke “Tabel Flow Diagnosa A-1”. 2) Hidupkan mesin dan pastikan lampu check engine mati. 3) Jika lampu check engine menyala dan tidak ada DTC pada ECM, lanjut ke “Tabel Flow Diagnostic A-2”.



Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Siapkan SUZUKI scan tool. 2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan ke data link connector (DLC) (1) di bagian bawah instrument panel pengemudi. Special tool (A): SUZUKI scan tool



1 (A)



3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan lampu check engine menyala. 4) Perhatikan DTC yang muncul kemudian cetak atau catat. Lihat buku petunjuk scan tool untuk lebih jelasnya. Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak ada, periksa scan tool dengan menghubungkannya ke ECM pada kendaraan lain. Jika komunikasi baik, berarti scan tool dalam kondisi baik. Kemudian, periksa data link connector dan serial data line (sirkuit) pada kendaraan dimana scan tool tidak dapat berkomunikasi. 5) Selesai memeriksa, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector.



6-1-12 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Menghapus Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke data link connector dengan cara yang sama saat melakukan pemeriksaan DTC. 2) Kunci kontak pada posisi ON. 3) Hapus DTC. 4) Selesai menghapus DTC, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepas scan tool dari data link connector. CATATAN: DTC yang tersimpan di dalam memory ECM akan terhapus pada kondisi berikut. Hati-hati jangan mengapus DTC yang belum dicatat. • Ketika power ECM terputus (dengan melepas kabel battery, melepas fuse atau melepas connector ECM) • Ketika kerusakan yang sama (DTC) tidak dideteksi setelah 40 putaran engine. Waktu yang diperlukan untuk menghapus DTC: Suhu ruang Di atas 0°C (32°F) Di bawah 0°C (32°F)



Waktu untuk memutus power ECM 30 detik atau lebih Tidak spesifik. lakukan di daerah dengan suhu di atas 0°C (32°F).



Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC) No. DTC



Bagian



P0031



Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1)



P0032



Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1)



P0107



Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah



P0108



Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi



Sirkuit Intake Air P0112 Temperature Sensor 1 Rendah



Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output HO2S-1 heater lebih kecil dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S-1 heater lebih besar dari spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja. (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



DTC



MIL



1 driving 1 driving cycle cycle



1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-13



Kondisi Kerusakan (DTC akan muncul saat mendeteksi:) Tegangan output IAT sensor lebih besar dari Sirkuit Intake Air spesifikasi selama 0.5 detik P0113 Temperature Sensor 1 Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih kecil dari Sirkuit Engine Coolant spesifikasi selama 0.5 detik P0117 Temperature Rendah (1 driving cycle detection logic) Tegangan output ECT sensor lebih besar dari Sirkuit Engine Coolant spesifikasi selama 0.5 detik P0118 Temperature Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih kecil dari Sirkuit Throttle Position spesifikasi selama 0.5 detik P0122 Sensor “A” Rendah (1 driving cycle detection logic) Tegangan output TP sensor lebih besar dari Sirkuit Throttle Position spesifikasi selama 0.5 detik P0123 Sensor “A” Tinggi (1 driving cycle detection logic) Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama Terdeteksi Tidak Ada 40 detik setelah warming up mesin. P0134 Aktivitas pada Sirkuit O2 (2 driving cycle detection logic) Sensor (Bank 1, Sensor 1) Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat Sirkuit Crankshaft Position P0335 mesin distarter. Sensor “A” (1 driving cycle detection logic) • Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. • Sinyal output CMP sensor tidak masuk di Sirkuit Camshaft Position P0340 antara 75° BTDC dan 5° BTDC sudut Sensor “A” (Bank 1) crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic) Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut P0500 Vehicle speed sensor “A” saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic) Data write error atau check sum error Internal Control Module (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali P0601 Memory Check Sum Error / 1 driving cycle) Data programming error Control Module Programming (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak P0602 Error menyala) No. DTC



Bagian



DTC



MIL



1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 2 driving 2 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle



1 driving 1 driving cycle cycle



1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving 1 driving cycle cycle 1 driving cycle



Tidak ada



6-1-14 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Table Fail-safe Saat DTC di bawah ini terdeteksi, ECM memasuki mode fail-safe selama kerusakan berlangsung dan berakhir saat ECM mendeteksi keadaan telah normal kembali. No. DTC P0107 P0108 P0112 P0113 P0117 P0118 P0122 P0123 P0335



P0340 P0500



Bagian yang Terdeteksi Input sirkuit manifold absolute rendah Input sirkuit manifold absolute pressure tinggi Input sirkuit intake air temperature rendah Input sirkuit intake air temperature sensor tinggi Input sirkuit engine coolant temperature rendah Input sirkuit engine coolant temperature tinggi Input sirkuit throttle position sensor rendah Input sirkuit throttle position sensor tinggi



Cara Kerja Fail-Safe • Engine control bekerja pada tekanan barometric 101 kPa. • Engine control bekerja berdasarkan tekanan pada manifold absolute pressure sesuai pembukaan throttle dan putaran mesin. • ECM menghentikan IAC feed back control. • Engine control bekerja pada suhu IAT 20 °C (68 °F). • ECM menghentikan IAC feed back control. • Engine control is sudah dilakukan on the basis of 80 °C (176 °F) engine coolant temperature. • Radiator cooling fan operates continuously. • ECM menghentikan IAC feed back control.



Engine control bekerja pada posisi throttle 20 °.



• Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CMP Sirkuit crankshaft position sensor sensor. • Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. • Engine control bekerja dengan hanya menggunakan CKP Sirkuit camshaft position sensor sensor. • Fuel cut bekerja saat putaran mesin lebih dari 4000 r/min. Vehicle speed sensor ECM menghentikan IAC feed back control



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-15



Memeriksa Secara Visual Periksa secara visual komponen dan sistim berikut. Pemeriksaan Oli mesin – – – – – jumlah, kebocoran Engine coolant – – – – – jumlah, kebocoran Bahan bakar – – – – – jumlah, kebocoran Filter udara – – – – – kotor, tersumbat Battery – – – – – jumlah, karat pada terminal Water pump belt – – – – – tension, rusak Kabel throttle – – – – – play, memasang Selang vacuum air intake system – – – – – lepas, kendur, rusak, bengkok • Sambungan kabel/harness – – – – – lepas, gesek • Fuse – – – – – terbakar • Komponen – – – – – memasang • Baut – – – – – kendur • Komponen – – – – – rusak • Komponen lain yang dapat diperiksa secara langsung Periksa juga hal-hal berikut saat mesin hidup, jika mungkin • Lampu check engine tidak berfungsi – – – – – cara kerja • Lampu pengisian battery – – – – – cara kerja • Lampu peringatan tekanan oli – – – – – cara kerja • Engine coolant temp. meter – – – – – cara kerja • Fuel level meter – – – – – cara kerja • Udara masuk dari sistim air intake • Sistim exhaust – – – – – kebocoran gas buang, bunyi tidak normal • Komponen lain yang dapat diperiksa secara visual • • • • • • • •



Bab Referensi Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 0B Bab 6E-1



Bab 8



Bab 6-1 Bab 6H Bab 8 (Bab 6-1 untuk pemeriksaan) Bab 8 Bab 8



6-1-16 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Dasar Pemeriksaan Mesin Pemeriksaan ini sangat penting untuk melakukan perbaikan ketika ECM tidak mendeteksi adanya DTC dan adanya kejanggalan saat memeriksa langsung. Perhatikan tabel flow berikut ini dengan seksama. Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2 3 4 5



6



7



8



9



10



Periksa apakah tegangan. battery 11 V atau lebih? Apakah mesin bisa distarter? Apakah mesin bisa hidup? Periksa idle speed/IAC duty mesin sesuai “Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty” di Bab 6E11. Apakah sesuai spesifikasi? Memeriksa ignition timing sesuai “Memeriksa dan Penyetelan Ignition Timing” di Bab 6F. Apakah hasil memeriksa sesuai spesifikasi? Periksa supply bahan bakar berikut. 1) Periksa apakah jumlah bahan bakar pada tangki cukup?. 2) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 2 detik dan kemudian OFF. Apakah tekanan balik (suara) dapat dirasakan pada selang bahan bakar saat kunci kontak di-ONkan? Periksa kerja fuel pump. 1) Apakah suara fuel pump terdengar dari lubang pengisian bahan bakar sekitar 2 detik setelah kunci kontak ON dan kemudian berhenti? Memeriksa pengapian busi lihat “Tes Pengapian Busi” di Bab 6F. Apakah kondisinya baik? Periksa fungsi fuel injector lihat “Memeriksa Fuel Injector” di Bab 6E1. Apakah kondisinya baik?



Ya Lanjut ke langkah 2.



Lanjut ke langkah 3. Lanjut ke langkah 4. Lanjut ke langkah 5. Lanjut ke langkah 6.



Tidak Lanjut ke “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Charge atau ganti battery. Lanjut ke “Diagnosa” di Bab 6G. Lanjut ke langkah 7. Lanjut ke “Diagnosa Gejala Pada Mesin”.



Lanjut ke “Diagnosa Gejala Mesin”.



Periksa komponen yang terhubung dengan ignition control, lihat Bab 6F.



Lanjut ke langkah 9.



Lanjut ke langkah 8.



Lanjut ke “Tabel B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar”.



Lanjut ke “Tabel B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya”.



Lanjut ke langkah 10.



Lanjut ke “Diagnosa” di Bab 6F.



Lanjut ke “Diagnosa Gejala Mesin”.



Lanjut ke “Tabel B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector”.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-17



Diagnosa Gejala Pada Mesin Lakukan perbaikan dengan melihat petunjuk pada tabel berikut bila ECM tidak dapat mendeteksi DTC dan tidak ada kerusakan ditemui pada pemeriksaan langsung (visual) dan dasar pemeriksaan mesin sebelumnya. Kondisi Mesin susah hidup (Mesin bisa distarter)



Kemungkinan Penyebab Busi rusak Kabel busi bocor Sambungan kabel busi kendur atau lepas Ignition coil rusak Selang atau pipa bahan bakar tersumbat Fuel pump tidak berfungsi Air masuk dari gasket intake manifold atau gasket throttle body Sistim idle air control rusak Sensor ECT atau MAP rusak



ECM rusak Kompresi rendah Busi kendur atau rusak Kompresi bocor dari dudukan valve Valve stem bengkok Valve spring lemah atau rusak Kompresi bocor dari gasket cylinder head Ring piston bengkok atau rusak



Piston, ring atau cylinder aus



PCV valve tidak berfungsi Fuel injector rusak Crankshaft timing belt pulley rusak Sensor CMP sensing rotor rusak



Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. “Tabel Flow Diagnosa B-3”. “Tabel Flow Diagnosa B-3”. “Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold” di Bab 6A. “Tabel Flow Diagnosa B-4”. “Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Memeriksa” atau “Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor Memeriksa” di Bab 6E-1. “Periksa Kompresi” di Bab 6A. “Melepas danMPemasang Busi” di Bab 6F. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Cylinder Head dan Valve” di Bab 6A. “Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders” di Bab 6A. “Memeriksa Pistons, Piston rings, Connecting Rods dan Cylinders” di Bab 6A. “Memeriksa SIstim PCV” di Bab 6E-1. “Memeriksa Fuel Injector” di Bab 6E-1. “Melepas dan Memeriksa Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A. “Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft” di Bab 6A.



6-1-18 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Kondisi Tekanan oli rendah



Kemungkinan Penyebab Viskositas oli tidak standar Oil strainer tersumbat Fungsi oil pump terganggu Oil pump relief valve aus



Bunyi tidak normal pada mesin Catatan: Sebelum memeriksa bunyi pada bagian mekanik, pastikan: busi dan bahan bakar yang digunakan sesuai spesifikasi.



Celah antar komponen terlalu besar Valve lash tidak tepat Valve stem dan guide aus Valve spring lemah atau patah Valve tertekuk atau terlipat Piston, ring dan cylinder bore aus



Bearing rod aus



Starter pin aus



Mur-mur rod kendur



Mesin overheat



Tekanan oli rendah Bearing aus Crankshaft journal aus Baut bearing cap kendur Crankshaft thrust play terlalu besar Thermostat tidak berfungsi Water pump tidak berfungsi dengan baik Radiator bocor atau tersumbat Grade oli mesin tidak standar Oil filter atau oil strainer tersumbat Oil pump tidak berfungsi dengan baik Kontrol sistim radiator fan rusak Rem bergesekan Clutch selip Gasket cylinder head rusak



Referensi “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter” di Bab 0B. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder” di Bab 6A. “Tekanan Oli Rendah” pada tabel “Memeriksa Main Bearing” di Bab 6A. “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A. “Memeriksa Main bearing” di Bab 6A “Memeriksa Crankshaft” di Bab 6A. “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B. “Memeriksa Water Pump” di Bab 6B. “Memeriksa Radiator” di Bab 6B. “Penggantian Oli Mesin dan Oil Filter” di Bab 0B. “Memeriksa Tekanan Oli” di Bab 6A. “Memeriksa Oil Pressure” di Bab 6A. “Tabel Flow Diagnosa B-7”. “Tabel Diagnosa” di Bab 5”. “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-19



Kondisi Bahan bakar boros



Kemungkinan Penyebab Sambungan kabel busi bocor atau kendur Busi rusak (celah tidak standar, timbunan karbon terlalu banyak dan elektroda hangus, dll.) Putaran idle tinggi Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur



Fuel injector rusak ECM rusak Tekanan rendah Dudukan valve kendur



Oli sangat boros



Rem bergesekan Clutch selip Thermostat tidak berfungsi dengan baik Tekanan ban tidak sesuai Gasket cylinder head rusak Oil seal camshaft bocor



Piston ring lengket



Piston dan cylinder aus



Piston ring groove dan ring aus



Lokasi piston ring gap tidak tepat



Valve stem seal aus atau rusak Valve stem aus



Referensi “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. “Putaran idle atau mesin tidak dapat idle” pada tabel ini. “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. “Tabel Flow Diagnosa B-1”. “Tekanan Rendah” pada tabel. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Tabel Diagnosa” di Bab 5. “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. “Memeriksa Thermostat” di Bab 6B. “Perawatan Ban” di Bab 3F. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A. “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A. “Membongkar dan Merakit Valve dan Cylinder Head di Bab 6A. “Memeriksa Valve dan Cylinder Head” di Bab 6A.



6-1-20 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Kondisi Mesin tersendatsendat (Terkadang tidak ada respon saat pedal gas ditekan di semua kecepatan. Seringkali saat pertama kali kendaraan akan berjalan dari kondisi berhenti)



Kemungkinan Penyebab Busi rusak atau celah busi tidak standar



Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifkasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Kerja sensor TP, ECT atau MAP kendur “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. Rusak ECM Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Tekanan rendah “Tekanan Rendah” pada tabel ini. Kabel busi bocor atau kendur “Melepas dan memasang Kabel Busi” Hentakan di Bab 6F. (Tenaga mesin berubah-ubah tanpa Busi rusak (timbunan carbon, gap dan “Melepas dan Memasang Busi” di Bab ada perubahan elektroda terbakar dll.) 6F. tekanan pada pedal Variable fuel pressure “Tabel Flow Diagnosa B-3”. gas) Selang bahan bakar terjepit atau rusak Fuel pump rusak (fuel filter tersumbat) Sensor MAP tidak berfungsi “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab Ada ledakan 6F. (Pada mesin terjadi letupan saat Kabel busi kendur “Melepas dan Memasang Kabel Busi” pembukaan throttle) di Bab 6F. Engine overheat “Overheat” di tabel ini. Fuel filter atau salurannya tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-1” atau “Tabel Flow Diagnosa B-2”. Intake manifold atau gasket throttle body “Melepas dan Memasang Throttle Body bocor dan Intake Manifold ” di Bab 6A. Sensor ECT atau MAP tidak berfungsi “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) ” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Timbunan karbon terlalu banyak “Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston ring, Connecting Rod dan Cylinder ” di Bab 6A.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-21



Kondisi Mesin tidak bertenaga



Putaran idle mesin tidak standar



Kemungkinan Penyebab Busi rusak



Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Kabel busi kendur atau lepas “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Selang atau pipa tersumbat “Tabel Flow Diagnosa B-3” Fuel pump tidak berfungsi “Tabel Flow Diagnosa B-2” Udara masuk dari gasket intake manifold atau “Melepas dan Memasang Throttle Body gasket throttle body dan Intake Manifold” di Bab 6A. Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Penyetelan kabel gas tidak tepat “Penyetelan Kabel Gas” di Bab 6E-1. TPS, ECT atau MAP tidak berfunsi “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Meme-riksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP” di Bab 6E-1. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Rem bergesekan “Tabel Diagnosa” di Bab 5. Kopling selip “Tabel Diagnosa” di Bab 7C. Tekanan rendah “Memeriksa Rendah” di Bab 6A. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Busi rusak “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Gasket Manifold , throttle body, atau cylinder head bocor Sistim idle air control rusak “Tabel Flow Diagnosa B-4”. Fuel injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. Sensor ECT, TP atau MAP tidak bekerja “Memeriksa Sensor Throttle Position (TP)”, “Memeriksa Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)” atau “Memeriksa Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)” di Bab 6E-1. ECM rusak Sambungan selang vacuum kendur PCV valve tidak berfungsi “Memeriksa Sistim PCV” di Bab 6E-1. Mesin overheat “Mesin overheat” pada tabel ini. Tekanan rendah “Memeriksa Tekanan” di Bab 6A.



6-1-22 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Kondisi Emisi hydrocarbon (HC) atau carbon monoxide (CO) berlebihan



Emisi nitrogen oxides (NOx) berlebihan



Kemungkinan Penyebab Busi rusak



Referensi “Melepas dan Memasang Busi” di Bab 6F. Kabel busi bocor “Melepas dan Memasang Kabel Busi” di Bab 6F. Ignition coil dengan ignitor rusak “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk Ignitor)” di Bab 6F. Kompresi rendah “Memeriksa Kompresi” di Bab 6A. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Sistim evaporative emission control rusak “Memeriksa Sistim Evaporative Emission Control” di Bab 6E-1. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal • TP sensor rusak “Throttle Position (TP) Sensor Inspection” di Bab 6E-1. • ECT sensor atau MAP sensor lemah “Memeriksa ECT Sensor” atau “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” di Bab 6E-1. Injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak Mesin tidak pada temperatur kerja normal Saringan udara tersumbat Vacuum bocor Ignition timing tidak tepat “Memeriksa Ignition Timing” di Bab 6F. Catalytic converter terkontaminasi timbal Periksa dari kemungkinan tidak adanya filler neck restrictor. Tekanan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi “Tabel Flow Diagnosa B-3”. Closed loop system (A/F feed back compensation) gagal • TP sensor rusak “Throttle Position (TP) Sensor Inspection” di Bab 6E-1. • ECT sensor atau MAP sensor lemah “Memeriksa ECT Sensor” atau “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” di Bab 6E-1. Injector rusak “Tabel Flow Diagnosa B-1”. ECM rusak



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-23



Data Scan Tool Data di bawah ini adalah nilai standar pada kondisi pengendaraan normal dengan menggunakan SUZUKI scan tool, yang dapat digunakan sebagai referensi. Meski kendaraan dalam kondisi baik, dalam beberapa kasus hasil pemeriksaaan mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi. Karenanya, kondisi abnormal kendaraan tidak dapat didasarkan hanya pada data ini semata. Kondisi pada tabel di bawah ini dapat diperiksa dengan menggunakan scan tool yang dideteksi oleh ECM dan output dari ECM berupa perintah-perintah dan pada beberapa kasus dimana mesin atau actuator tidak beroperasi sebagaimana ditunjukkan oleh scan tool. Gunakan timing light untuk memeriksa waktu pengapian. CATATAN: Ketika memeriksa data dengan kondisi mesin pada putaran idle atau tinggi, pindahkan tuas transmisi (M/T) ke posisi netral dan tarik rem tangan secara penuh. Jika mengindikasikan tidak ada beban, matikan A/C (jika dilengkapi), semua beban kelistrikan dan switch lainnya. Data Scan Tool



Kondisi Kendaraan



COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMP.)



Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan



INTAKE AIR TEMP



Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan



ENGINE SPEED DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED) IAC FLOW DUTY (IDLE AIR CONTROL FLOW DUTY) IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER) INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH) BATTERY VOLTAGE THROTTLE POSITION (ABSOLUTE THROTTLE POSITION) TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE) SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM) LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM)



Pada putaran idle tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle dan semua komponen kelistrikan OFF setelah pemanasan Pada putaran idle dan tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan Pada putaran mesin 2500 r/min tanpa beban setelah pemanasan Kunci kontak ON/mesin mati Pedal gas tidak ditekan Kunci kontak ON/ setelah panas Pedal gas ditekan penuh mesin dimatikan Pedal gas tidak ditekan Kunci kontak ON/ setelah panas Pedal gas ditekan penuh mesin dimatikan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan



Kondisi Normal / Nilai Standar 80 – 100 °C, 176 – 212 °F –5 °C (23 °F) + suhu di sekitar hingga 40 °C (104 °F) + suhu di sekitar. Desired idle speed ±50 r/min 750 r/min 5 – 30%



8 – 16° BTDC



2.0 – 4.0 msec 2.0 – 3.6 msec 10 – 14 V 4 – 19% 60 – 90% 0.2 – 0.95 V Kurang dari 4.8 V –20 – +20% –15 – +15%



6-1-24 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Data Scan Tool MAP (INTAKE MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE) VEHICLE SPEED O2S B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1) O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL) BAROMETRIC PRES TOTAL FUEL TRIM B1 CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY) FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS) FUEL PUMP



FUEL CUT CLOSED THROTTLE POS (CLOSED THROTTLE POSITION) A/C SWITCH (jika dilengkapi A/C)



A/C MAG CLUTCH (jika dilengkapi A/C)



A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY) (jika dilengkapi A/C)



BLOWER FAN



STARTER SW (STARTER SWITCH)



Kondisi Kendaraan



Kondisi Normal / Nilai Standar



Pada putaran idle sesuai spesifikasi tanpa beban setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja



20 – 40 kPa



Kendaraan dalam keadaan diam Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan –



0 km/h 0.1 – 0.95 V ACTIVE Menampilkan barometric pressure



Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan



–25 – +25%



Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja



0%



Pada putaran idle sesuai spesifikasi setelah pemanasan Selama 2 detik setelah kunci kontak ON atau mesin hidup Mesin mati dan kunci kontak ON Saat mesin dalam kondisi fuel cut Selain kondisi fuel cut Throttle valve pada posisi idle Throttle valve terbuka lebih besar dari posisi idle Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C tidak bekerja Mesin hidup setelah pemanasan, sistim A/C bekerja Switch A/C dan switch motor blower ON Mesin hidup Switch A/C dan switch motor blower OFF Swich blower fan ON dan switch A/C atau defroster ON saat mesin hidup. Mesin hidup Swich blower fan dan/atau switch A/C atau defroster OFF. Swich blower fan pada posisi 1 atau lebih Kunci kontak ON Swich blower fan OFF Kunci kontak pada posisi START (mesin distarter) Kunci kontak pada posisi selain START



CLSD ON OFF ON OFF ON OFF OFF ON ON OFF ON



OFF ON OFF ON OFF



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-25



Data Scan Tool



ELECTRIC LOAD



BRAKE SWITCH



Kondisi Kendaraan



Kondisi Normal / Nilai Standar



Kunci kontak ON/lampu besar, clearance light dan/atau motor blower OFF Kunci kontak ON/lampu besar dan/atau clearance light ON Pedal rem tidak diinjak Kunci kontak ON Pedal rem diinjak



OFF ON OFF ON



Definisi Data Scan Tool COOLANT TEMP (ENGINE COOLANT TEMPERATURE, °C, °F) Dideteksi oleh engine coolant temp. sensor. INTAKE AIR TEMP (°C, °F) Dideteksi oleh intake air temp. sensor. ENGINE SPEED (rpm) Komputerisasi berdasarkan pulsa dari crankshaft position sensor. DESIRED IDLE (DESIRED IDLE SPEED, rpm) Desired Idle Speed adalah putaran idle sesuai parameter internal ECM yang menunjukkan putaran idle yang diinginkan ECM. Jika mesin tidak hidup, besarannya tidak valid. IAC FLOW DUTY (IDLE AIR (SPEED) CONTROL DUTY, %) Parameter ini menunjukkan besar arus pada putaran IAC valve (rata-rata pembukaan valve) yang mengontrol jumlah udara langsung (bypass) (putaran idle). IGNITION ADVANCE (IGNITION TIMING ADVANCE FOR NO.1 CYLINDER, °) Waktu pengapian cylinder No.1 berdasarkan perintah dari ECM. Waktu pengapian secara aktual harus diperiksa dengan menggunakan timing light. INJ PULSE WIDTH (FUEL INJECTION PULSE WIDTH, msec) Menunjukkan waktu injector drive (pembukaan valve) berdasarkan pulsa dari ECM (tetapi waktu injector drive cylinder NO.1 untuk multiport fuel injection). BATTERY VOLTAGE (V) Parameter ini menunjukkan tegangan positif battery yang masuk dari main relay ke ECM. THROTTLE POS (ABSOLUTE THROTTLE POSITION, %) Saat posisi TP sensor tertutup penuh, pembukaan throttle mengindikasikan 4 – 19% dan 60 – 90% pada posisi terbuka penuh. TP SENSOR VOLT (THROTTLE POSITION SENSOR OUTPUT VOLTAGE, V) TP Sensor membaca informasi pembukaan throttle valve dalam bentuk voltage. SHORT FT B1 (SHORT TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang pendek. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan. LONG FT B1 (LONG TERM FUEL TRIM, %) Pengurangan jumlah bahan bakar sebagai koreksi pemasukan campuran udara/bahan bakar dalam waktu yang panjang. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya koreksi, lebih dari 0 menunjukkan adanya koreksi pengayaan, dan kurang dari 0 menunjukkan koreksi pengurangan.



6-1-26 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



MAP (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE, mmHg, kPa) Nilai yang menunjukkan berapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran bahan bakar/udara (sesuai pembacaan C.O tester). Hal tersebut dideteksi oleh MAP sensor. VEHICLE SPEED (km/h) Berdasarkam komputerisasi dari sinyal pulsa combination meter. O2S SENSOR B1 S1 (HEATED OXYGEN SENSOR-1, V) Mengindikasikan tegangan output HO2S-1 yang terpasang pada exhaust manifold (sebelum catalyst). O2S B1 S1 ACT (HEATED OXYGEN SENSOR-1 SIGNAL BANK 1, SENSOR 1, ACTIVE / INACTIVE) Parameter ini menunjukkan kondisi aktivasi HO2S-2 AKTIF: Aktivasi INACTIVE: Pemanasan atau stop. BAROMETRIC PRESS (kPa, in.Hg) Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometric dan digunakan untuk koreksi jumlah penginjeksian bahan bakar dan IAC valve control. TOTAL FUEL TRIM B1 (%) Total pengurangan bahan bakar berdasarkan penghitungan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu pendek (Short Term Fuel Trim) dan pengurangan jumlah bahan bakar dalam waktu panjang (Long Term Fuel Trim). Jumlah tersebut menunjukkan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran udara/bahan bakar sesuai stoichiometric. CANIST PRG DUTY (EVAP CANISTER PURGE FLOW DUTY, %) Parameter ini menunjukkan waktu rata-rata saat valve ON (valve membuka) sesuai putaran EVAP canister purge valve yang mengontrol jumlah EVAP purge.



FUEL SYSTEM (FUEL SYSTEM STATUS, OPEN / CLSD / OP DC / OP SF / CL O2) Air/fuel ratio feedback loop status ditampilkan berikut ini. OPEN: Open-loop belum mencapai kondisi close loop. CLSD (CLOSED): Close-loop menggunakan oxygen sensor sebagai feedback fuel control. OP DC (OPEN-DRIVE CONDITION): Open-loop sesuai kondisi pengendaraan (Power enrichment, dll.). OP SF (OPEN SYSTEM FAULT): Open-loop terdeteksi kerusakan sistim. CL O2 (CLOSED-ONE HO2S): Closed loop, tetapi gagal dengan setidaknya satu oxygen sensor-atau menggunakan single oxygen sensor untuk fuel control. FUEL PUMP (ON/OFF) ON terdisplay saat ECM mengaktifkan fuel pump melalui fuel pump relay switch. FUEL CUT (ON/OFF) ON: Bahan bakar terputus (output signal ke injector dihentikan) OFF: Bahan bakar tidak terputus CLOSED THROTTLE POSITION (ON/OFF) Parameter ini membaca ON saat throttle valve menutup penuh, atau OFF saat tidak menutup penuh. A/C SWITCH (ON/OFF) ON: Perintah untuk menghidupkan A/C dikirim dari ECM ke A/C amplifier. OFF: Perintah untuk menghidupkan A/C tidak dikirim. A/C MAG SWITCH (A/C COMPRESSOR RELAY, ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya A/C switch.



A/C COND FAN (A/C CONDENSER COOLING FAN CONTROL RELAY, ON / OFF) ON: Perintah ON dikeluarkan ke A/C condenser cooling fan relay. OFF: Tidak ada perintah yang dikeluarkan.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-27



BLOWER FAN (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya blower motor switch. STARTER SW (STARTER SWITCH, ON / OFF) Parameter ini menunjukkan kondisi output starting motor relay. ON: Starting motor relay ON OFF: Starting motor relay OFF ELECTRIC LOAD (ON/OFF) ON: Sinyal ON lampu besar, clearance light, dan/atau rear defogger. OFF: Semua beban kelistrikan di atas OFF. BRAKE SW (ON/OFF) Parameter ini menunjukkan berfungsinya switch lampu rem.



6-1-28 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Memeriksa ECM dan Sirkuitnya ECM dan sirkuitnya dapat diperiksa melalui konektor kabel ECM dengan mengukur tegangan, pulse signal dan resistan. PERHATIAN: ECM tidak dapat diperiksa secara langsung. Jangan menghubungkan voltmeter atau ohmmeter ke ECM dengan soket dilepas.



Memeriksa tegangan 1) Lepas ECM (1) dari bodi kendaraan sesuai “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E1. 2) Periksa tegangan dan sinyal pulsa pada masing-masing terminal soket (2) yang terhubung, menggunakan voltmeter (3) dan oscilloscope (4).



1



CATATAN: 3



• Tegangan masing-masing terminal sesuai tegangan battery, besarnya 11 V atau lebih saat kunci kontak ON. • Pulse signal tidak bisa diperiksa dengan voltmeter. Periksalah dengan oscilloscope jika perlu.



4



2



[A] 1 C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17



34 33



35 34



35 34 33 32 31



32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. ECM



33 32



E01



31 30 29 28



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-29



Nomor Terminal 1



Sinyal starter mesin



2



Fuel injector No.4



3



Fuel injector No.3



4



Fuel injector No.2



5



Fuel injector No.1



6 7 8 9



Ground Ground IAC valve



10



Fuel pump relay







13 14



Condenser fan relay (jika dilengkapi) A/C compressor relay (jika dilengkapi) – –



15



Main relay



16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



– – – – – – – – – – – – – – – Ignition coil assembly (untuk busi No.2 dan No.3) Ignition coil assembly (untuk busi No.1 dan No.4) – –



11 12



C01



Sirkuit



31 32 33 34



Tegangan Kondisi Normal 6 – 12 V Saat menstarter mesin 0–1V Selain kondisi di atas Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.6 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.7 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.8 & No.16”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.4, No.5, No.9 & No.16”. Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Lihat “Referensi bentuk gelombang No.1”. – – Selama 2 detik dari kunci kontak diON0–1V kan Setelah 2 detik dari kunci kontak diON10 – 14 V kan 10 – 14 V Mesin hidup, A/C tidak bekerja 0–1V Mesin hidup, A/C bekerja 10 – 14 V Mesin hidup, A/C tidak bekerja 0–1V Mesin hidup, A/C bekerja – – – – 10 – 14 V Kunci kontak OFF 0.4 – 1.5 V Kunci kontak ON – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.2”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.3 dan No.16”. – –



– –



6-1-30 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Nomor Terminal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Sirkuit Ground Power source Power source – Shield wire ground CKP sensor – Heater HO2S-1 Power source MAP sensor Power source sensor-sensor – MAP sensor signal



12



TP sensor signal



13 14



Heated oxygen sensor-1 –



15



ECT sensor signal



Tegangan Kondisi Normal Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON 10 – 14 V Kunci kontak ON 10 – 14 V Kunci kontak ON – – Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.18 dan No.19”. 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON 4.75 – 5.25 V Kunci kontak ON – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.12”. Kunci kontak ON dan throttle valve pada 0.3 – 1.0 V posisi idle (mesin pada temp. kerja) Kunci kontak ON dan throttle valve ter3.4 – 4.7 V buka penuh Lihat “Referensi bentuk gelombang No.18 dan No.19”. – – 2.70 – 3.00 V Kunci kontak ON, ECT pada 20 °C (68 °F) 0.65 – 0.80 V Kunci kontak ON, ECT pada 80 °C (176 °F) 0.30 – 0.40 V



C02



16



IAT sensor signal



17



CKP sensor signal (+) EVAP canister purge valve (jika dilengkapi) – – – – – – – – – Sensor ground Sensor ground – – CMP sensor signal CKP sensor signal (–) VSS signal/reed switch –



18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35



Kunci kontak ON, ECT pada 110 °C (230 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 20 °C (68 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 80 °C (176 °F) Kunci kontak ON, IAT pada 120 °C (248 °F)



2.10 – 2.50 V 0.52 V 0.20 V Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.21”.



– – – – – – – – – – – – – – – – – – Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON Di bawah 0.3 V Kunci kontak ON – – – – Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi bentuk gelombang No.10 dan No.11”. Lihat “Referensi No.13”. – –



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-31



Nomor Terminal 1



Sirkuit –



Tegangan Normal – 10 – 14 V



2



Blower fan switch 0–1V



3







4



Switch lampu rem



5 6 7



Kunci kontak – Power source for back-up



8



A/C evap. temperature sensor



9



10



E01



– A/C pressure switch (jika dilengkapi)



11



Lighting switch signal



12 13 14



– – – Tacho signal output (jika dilengkapi)



15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31



Malfunction indicator lamp Serial communication line pada data link connector – – – – – – – – Ground (jika dilengkapi sistim A/C) – – – – –



– 0–1V 10 – 14 V 10 – 14 V – 10 – 14 V 10 – 14 V 0–1V – 0–1V 10 – 14 V 0–1V 10 – 14 V – – –



Kondisi – Kunci kontak ON, blower fan selector OFF Kunci kontak ON, blower fan selector pada posisi 1 atau lebih – Kunci kontak ON, switch lampu rem OFF Kunci kontak ON, switch lampu rem ON Kunci kontak ON – Setiap saat Mesin hidup, A/C tidak bekerja Mesin hidup, A/C bekerja – Kunci kontak ON, tekanan refrigerant A/C di bawah 1500 kPa (15 kg/cm2, 218 psi) Kunci kontak ON, tekanan refrigerant A/C 1500 kPa (15 kg/cm2, 218 psi) atau lebih Kunci kontak ON, position lamp OFF Kunci kontak ON, position lamp ON – – –



Lihat “Referensi bentuk gelombang No.14 dan No.15”. 0–1V 10 – 14 V



Kunci kontak ON, mesin OFF Mesin hidup



10 – 14 V



Kunci kontak ON



– – – – – – – – Dibawah 0.3 V – – – – –



– – – – – – – – kunci kontak ON – – – – –



6-1-32 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Referensi bentuk gelombang No.1 IAC valve signal: Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio ditentukan oleh beban mesin dan desired idle speed. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C01-8 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV TIME: 4 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



Referensi bentuk gelombang No.2 Sinyal ignition coil No.2 dan No.3 (2): Output signal berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-31 ke C02-1 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



Referensi bentuk gelombang No.3 Sinyal ignition coil No.1 dan No.4 (2): Output signal berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-32 ke C02-1 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-33



Referensi bentuk gelombang No.4 Fuel injector (2) dan CMP sensor (1) signals: Output signal is active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 4 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



a. Fuel injection pulse width: 2 – 4 msec.



Referensi bentuk gelombang No.5 Sinyal fuel injector (2) dan CMP sensor (1): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 10 ms/DIV Saat mesin distarter setelah warm up



3. Injection pulse width: 6 – 12 msec.



Referensi bentuk gelombang No.6 Sinyal fuel injector No.4 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-2 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



6-1-34 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Referensi bentuk gelombang No.7 Sinyal fuel injector No.3 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-3 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



Referensi bentuk gelombang No.8 Sinyal fuel injector No.2 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-4 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



Referensi bentuk gelombang No.9 Sinyal fuel injector No.1 (2): Output signal berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C01-5 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-35



Referensi bentuk gelombang No.10 Sinyal CMP sensor (1) dan CKP sensor (2) : • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. • Sinyal CKP sensor berupa gelombang sinusoidal. Frequency gelombang bervariasi tergantung dari putaran mesin. 30 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C02-17 ke C02-33 CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



Referensi bentuk gelombang No.11 Sinyal CMP sensor (1) dan CKP sensor (2) : • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. • Sinyal CKP sensor berupa gelombang sinusoidal. Frequency gelombang bervariasi tergantung dari putaran mesin. 30 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: C02-17 ke C02-33 CH1: 2 V/DIV, CH2: 1 V/DIV TIME: 20 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



Referensi bentuk gelombang No.12 Sinyal MAP sensor (1) dan TP sensor (2) : Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-11 ke C02-28 CH2: C02-12 ke C02-28 CH1: 2 V/DIV, CH2: 2 V/DIV TIME: 200 ms/DIV • Mesin digas setelah warm up • Barometric pressure pada 100 kPa (760 mm Hg)



6-1-36 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Referensi No.13 Sinyal kecepatan kendaraan (1): Sinyal berupa pulse dengan frequency bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan. Terminal yang diukur Hasil pengukuran



C02-34 ke C02-1 Kendaraan berhenti : 0V Kendaraan berjalan : 1 – 5V



Referensi bentuk gelombang No.14 Sinyal ignition pulse (putaran mesin) (2): Output signal berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: E01-15 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV TIME: 40 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



Referensi bentuk gelombang No.15 Sinyal ignition pulse (putaran mesin) (2): Output signal berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran crankshaft. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-32 ke C02-1 CH2: E01-15 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV TIME: 10 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



1. Cylinder reference signal (CMP reference signal)



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-37



Referensi bentuk gelombang No.16 Sinyal ignition coil (1), fuel injector (2), CMP sensor (3) dan motor starter (4) : • Sinyal ignition coil berupa active high pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. • Sinyal fuel injector berupa active low pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. • Sinyal CMP sensor berupa pulse. Pulse frequency bervariasi tergantung dari putaran mesin. 2 pulse dihasilkan oleh 1 putaran camshaft. Terminal yang diukur



Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C01-32 ke C02-1 CH2: C01-5 ke C02-1 CH3: C02-32 ke C02-1 CH4: C01-1 ke C02-1 CH1: 5 V/DIV, CH2: 50 V/DIV CH3: 5 V/DIV, CH4: 10 V/DIV TIME: 100 ms/DIV Saat mesin distarter.



6-1-38 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Referensi bentuk gelombang No.18 Sinyal heated oxygen sensor-1 (1) dan heated oxygen sensor-1 heater (2) : Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-13 ke C02-1 CH2: C02-7 ke C02-1 CH1: 500 mV/DIV, CH2: 10 V/DIV TIME: 1 s/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



Referensi bentuk gelombang No.19 Sinyal heated oxygen sensor-1 (1) dan heated oxygen sensor-1 heater (2) : Output signal berupa active low duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-13 ke C02-1 CH2: C02-7 ke C02-1 CH1: 500 mV/DIV, CH2: 10 V/DIV TIME: 200 ms/DIV Mesin pada putaran idle dan pada suhu kerja normal



Referensi bentuk gelombang No.21 Sinyal EVAP canister purge valve : Output signal berupa 10 Hz duty pulse. Duty ratio bervariasi tergantung dari kondisi mesin. Terminal yang diukur Setelan oscilloscope Kondisi pengukuran



CH1: C02-18 ke C02-1 CH1: 20 V/DIV TIME: 40 ms/DIV • Mesin hidup pada putaran idle setelah warm up • Setel EVAP canister purge valve pada 52% dengan menggunakan “MISC. Test” pada SUZUKI scan tool



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-39



Memeriksa Resistan 1) Lepaskan ECM couplers (1) dari ECM saat kunci kontak OFF. PERHATIAN: Jangan menyentuh langsung terminal ECM atau menghubungkan dengan voltmeter atau ohmmeter (2). 2) Periksa resistan setiap pasang terminal dari konektor yang dilepas seperti tabel di bawah.. PERHATIAN: • Hubungkan ohmmeter probe melalui sisi wire harness dari konektor. • OFF-kan kunci kontak selama pemeriksaan. • Resistan pada tabel di bawah adalah kondisi dimana suhu komponen pada 20 °C (68 °F). Terminal C01-5 ke C02-2/3 C01-4 ke C02-2/3 C01-3 ke C02-2/3 C01-2 ke C02-2/3 C02-7 ke C02-2/3 C02-18 ke C02-2/3 C01-10 ke E01-5 C01-15 ke E01-7 C02-1 ke Body ground C01-6 ke Body ground C01-7 ke Body ground



Sirkuit Fuel injector No.1 Fuel injector No.2 Fuel injector No.3 Fuel injector No.4 HO2S-1 heater EVAP canister purge valve Fuel pump relay Main relay Ground Ground Ground



Standard Resistan 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 10 – 15 Ω 5.0 – 5.8 Ω 28 – 35 Ω 160 – 240 Ω 160 – 240 Ω Terhubung Terhubung Terhubung



Kondisi



Battery dilepas



6-1-40 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati) Wiring Diagram 7 [A] PPL



BLK/WHT



5



[B] BLK/WHT



E01-16



PPL



4 GRN



E01-5



BLK/WHT 6



3 YEL/BLK



C01-15



BLK/ORN



WHT/BLU



80A



60A



15A



2



BLK/RED



C02-2



BLK/RED



C02-3



C01-6



BLK/YEL



C01-7



BLK/YEL



C02-1



BLK



1



[C]



7 C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



[A]: Kendaraan dengan tachometer



2. Relay/fuse box



6. Main relay



[B]: Kendaraan tanpa tachometer



3. Kunci kontak



7. ECM



[C]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



4. Sirkuit fuse



1. Battery



5. Lampu check engine (MIL)



Uraian Sirkuit Ketika kunci kontak ON, ECM mengaktifkan main relay untuk ON (contact point menutup). Dengan demikian ECM mempunyai power untuk menyalakan (ON) lampu check engine (MIL). Ketika mesin mulai hidup dan tidak terdeteksi adaya kerusakan pada sistim, lampu tersebut akan OFF tetapi jika dideteksi adanya kerusakan, MIL akan ON meski mesin hidup.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-41



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa power supply MIL 1) ON-kan kunci kontak. Apakah lampu peringatan yang lain ON? 2 Memeriksa fuse sirkuit 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa fuse dari kemungkinan putus pada sirkuit fuse. Apakah sirkuit fuse untuk combination meter dalam kondisi baik? 3 Memeriksa power supply MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepas combination meter sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Combination Meter” pada Bab 9C. 3) Periksa kondisi sambungan pada konektor combination meter terminal “BLK/WHT”. 4) Jika baik, lalu ON-kan kunci kontak dan ukur tegangan antara konektor combination meter terminal “BLK/WHT” dan body ground. Apakah tegangan 10 – 14 V? 4 Memeriksa power supply MIL 1) Lepaskan konektor ECM “E01”. 2) Periksa kondisi sambungan konektor ECM pada terminal “E01-16”. 3) Jika baik, ukur tegangan antara terminal “E01-16” dan body ground saat Kunci kontak ON. Apakah tegangan 10 – 14 V? 5 Memeriksa power supply MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Ganti combination meter sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Combination Meter” pada Bab 9C. 3) Periksa kondisi sambungan konektor combination meter pada terminal “PPL”. 4) Jika baik, ukur resistan antara kabel terminal “PPL” combination meter dan terminal “E01-16” pada konektor ECM. Apakah resistan 2 Ω atau kurang? 6 Memeriksa sirkuit power dan ground ECM 1) Pasang konektor combination meter. 2) Gunakan service wire, ground-kan terminal “C01-7” dari konektor ECM yang dilepas. Apakah MIL hidup saat kunci kontak ON?



Ya Ke langkah 4.



Tidak Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Ganti fuse sirkuit dan periksa dari kemungkinan konslet.



Ganti combination meter. Sirkuit kabel “BLK/WHT” putus. Jika baik, periksa sirkuit power supply combination meter.



Ke langkah 6.



Ke langkah 5.



Periksa kondisi bohlam MIL (kendaraan tanpa tachometer). Jika baik, ganti combination meter.



Sirkuit kabel “PPL” putus atau konslet.



Periksa sirkuit power dan ground ECM sesuai petunjuk “Tabel Flow Diagnosa A-5”. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Periksa kondisi bohlam MIL (kendaraan tanpa tachometer). Jika baik, ganti combination meter.



6-1-42 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Tabel A-2 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu “Menyala” Terus Setelah Mesin Hidup Wiring Diagram/Uraian Sirkuit Lihat “Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)”.



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa DTC sesuai petunjuk “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)”. Apakah ada DTC yang lain? 2 Memeriksa sirkuit MIL 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. Apakah MIL ON saat kunci kontak ON?



Ya Tidak Ke langkah 2. Ke langkah 2 pada “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”.



Sirkuit kabel “PPL” konslet ke ground. Jika baik, ganti combination meter.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-43



Tabel A-3 Memeriksa Sirkuit Power dan Ground ECM – MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak ON dan Mesin Tidak Hidup saat Distarter Wiring Diagram Lihat “Tabel A-1 Memeriksa Sirkuit Lampu Check Engine – Lampu Tidak “Menyala” saat Kunci Kontak ON (Mesin Mati)”.



Uraian Sirkuit Saat kunci kontak diON-kan, main relay akan ON (contact point tertutup) dan main power disupply ke ECM.



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa fuse 1) Lepaskan konektor dari ECM saat kunci kontak OFF sesuai petunjuk “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” pada Bab 6E1. 2) Periksa sambungan kabel pada konektor ECM terminal “E01-5”, “C01-15”, “C02-2”, “C02-3”, “C01-6”, “C01-7” dan “C02-1”. 3) Jika baik, periksa fuse terkait dari kemungkinan putus. Apakah semuanya dalam kondisi baik? 2 Memeriksa main relay 1) Periksa main relay sesuai petunjuk “Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radiator Fan Relay” pada Bab 6E1. Apakah dalam kondisi baik? 3 Memeriksa sirkuit sinyal ignition 1) ON-kan kunci kontak. 2) Ukur tegangan antara terminal “E01-5” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 10 –14 V? 4 Memeriksa sirkuit main relay 1) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal “C01-15” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V? 5 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan ECM dari kendaraan. 2) Pasang konektor ke ECM. 3) Saat kontak pada ON, ukur tegangan antara terminal “C01-15” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 0 – 1 V?



Ya Ke langkah 2.



Tidak Ganti fuse yang putus, dan periksa dari kemungkinan konslet pada sirkuit yang fusenya putus.



Ke langkah 3.



Ganti main relay.



Ke langkah 4.



Sirkuit kabel “BLK/WHT” atau “GRN” putus.



Ke langkah 5.



Ke langkah 9.



Ke langkah 7.



Ke langkah 6.



6-1-44 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Langkah Tindakan 6 Memeriksa sirkuit ground ECM 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Ukur resistan antara terminal “C01-6”, “C01-7” dan “C02-1” pada konektor ECM dan ground. Apakah resistan 1 Ω atau kurang? 7 Memeriksa sirkuit main relay 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Gunakan service wire, ground-kan terminal “C01-15” pada konektor ECM. 4) Ukur tegangan antara terminal “C02-2” dan “C02-3” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangannya 10 – 14 V? 8 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan main relay dari relay/fuse box. 2) Periksa sambungan kabel pada konektor main relay pada terminal “YEL/BLK” dan “BLK/RED”. 3) Jika baik, ukur resistan antara terminal “C02-2” dan “C02-3” pada konektor ECM dan terminal “BLK/RED” pada konektor main relay. Apakah resistan 1 Ω atau kurang? 9 Memeriksa sirkuit main relay 1) Lepaskan main relay dari relay/fuse box. 2) Ukur tegangan antara kabel terminal “YEL/ BLK” pada konektor main relay dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V?



Ya Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Tidak Sirkuit kabel “BLK/YEL” atau “BLK” putus atau resistannya tinggi.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Ke langkah 8.



Ke langkah 9.



Sirkuit kabel “BLK/RED” putus atau resistannya tinggi.



Sirkuit kabel “BLK/ORN” Sirkuit kabel “YEL/BLK” putus atau resistannya putus. tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-45



DTC P0031 Sirkuit HO2S Heater Control Rendah (Bank 1, Sensor 1) DTC P0032 Sirkuit HO2S Heater Control Tinggi (Bank 1, Sensor 1) Wiring Diagram 8 3



4 GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN BLK/RED



C01-15 C02-2



BLK/RED



C02-3



BLU ORN/BLU WHT/BLU



C02-7 C02-13 C02-29



5



WHT YEL/BLK YEL/BLK



BLK/RED 7



1 BLK/RED 6 2 [A] 8 C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



3. Kunci kontak



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



6. HO2S-1



1. Relay/fuse box



4. Circuit fuse box



7. Heater



2. Shield wire



5. Main relay



8. ECM



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah • HO2S-1 heater DTC P0031: Tegangan output HO2S-1 heater kurang dari spesifikasi • Sirkuit HO2S-1 heater • ECM untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja (1 driving cycle detection logic) DTC P0032: Tegangan output HO2S-1 heater melebihi spesifikasi untuk jangka waktu tertentu saat HO2S-1 bekerja (1 driving cycle detection logic)



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4) 5)



Saat kunci kontak OFF, pasang scan tool. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin dan biarkan hingga mencapai temperature kerja. Biarkan mesin hidup pada putaran idle selama 1 menit atau lebih. Periksa DTC.



6-1-46 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



DTC Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



Memeriksa resistan HO2S-1 heater 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Semua kabel terminal konektor HO2S-1 • Terminal “C02-7” pada konektor ECM 3) Jika baik, periksa resistan HO2S-1 heater sesuai petunjuk “Memeriksa Heated Oxygen Sensor (HO2S-1) Heater” pada Bab 6E1. Apakah dalam kondisi baik? Memeriksa sirkuit HO2S-1 1) Periksa dari kemungkinan konslet dan putus pada sirkuit HO2S-1 heater. Apakah dalam kondisi baik?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Tidak Lakukan “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Ganti HO2S-1.



Ganti ECM dengan yang Perbaiki sirkuit. baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-47



DTC P0107 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Rendah DTC P0108 Input Sirkuit Manifold Absolute Pressure Tinggi Wiring Diagram



2



1



5V 5V



AMP



PNK/BLU



C02-8



YEL/GRN



C02-11



BLU/YEL



C02-5



3



[A]



C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. MAP sensor



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM 3. Manifold pressure



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC DTC P0107: Tegangan output MAP sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic) DTC P0108: Tegangan output MAP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • MAP sensor dan/atau sirkuitnya • Saluran vacuum MAP sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-48 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



Memeriksa sinyal MAP sensor 1) Lepaskan ECM dari kendaraan dan hubungkan konektor ke ECM. 2) Ukur tegangan antara terminal “C02-11” dan “C025” pada konektor ECM pada kondisi berikut. • Kunci kontak pada posisi ON dan mesin mati: sekitar 3.6 V • Mesin pada putaran idling: sekitar 1.6 V Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Memeriksa sirkuit MAP sensor 1) Lepaskan konektor MAP sensor dan ECM saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada setiap terminal MAP sensor. 3) Periksa dari kemungkinan konslet dan putus pada kabel “PNK/BLU”, “YEL/GRN” dan “BLU/YEL”. Apakah setiap kabel normal? Memeriksa MAP sensor 1) Periksa kinerja MAP sensor sesuai petunjuk “Memeriksa Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor” pada Bab 6E1. Apakah hasilnya baik?



Ya Ke langkah 2.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Ke langkah 3.



Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Ke langkah 4. Perbaiki kabel yang rusak.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Ganti MAP sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-49



DTC P0112 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Rendah Wiring Diagram



2 5V 1



LT GRN/BLK



C02-16



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM



1. IAT sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output IAT sensor lebih kecil dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit IAT sensor • IAT sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-50 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



Memeriksa IAT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “LT GRN/BLK” dan “BLU/YEL” pada konektor IAT sensor • Terminal “C02-16” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa sirkuit IAT sensor 1) Lepaskan konektor IAT sensor saat kunci kontak OFF. 2) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Memeriksa IAT sensor 1) Periksa IAT sensor sesuai petunjuk “Memeriksa Intake Air Temperature (IAT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Ke langkah 4.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Sirkuit “LT GRN/BLK” konslet ke ground. Jika kabel baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti IAT sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-51



DTC P0113 Input Sirkuit Intake Air Temperature Sensor 1 Tinggi Wiring Diagram



2



5V 1



LT GRN/BLK



C02-16



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM



1. IAT sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output IAT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit IAT sensor • IAT sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-52 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



5



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3. Memeriksa IAT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “LT GRN/BLK” dan “BLU/YEL” konektor IAT sensor • Terminal “C02-16” dan “C02-5” pada konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Ke langkah 4. Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor IAT sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “LT GRN/BLK” konektor IAT sensor dan engine ground. Apakah tegangan 4 – 6 V?



Memeriksa wire harness 1) Gunakan service wire untuk menghubungkan terminal-terminal pada konektor IAT sensor. 2) ON-kan kunci kontak dan periksa intake air temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa IAT sensor Periksa IAT sensor sesuai “Memeriksa Intake Air Temperature (IAT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ke langkah 5.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



Sirkuit kabel “LT GRN/BLK” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit “BLU/YEL” putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti IAT sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-53



DTC P0117 Sirkuit Engine Coolant Temperature Rendah Wiring Diagram 2



5V 1



WHT/GRN



C02-15



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 30 29 28



35 34 33 32 31



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM



1. ECT sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output ECT sensor kurang dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit ECT sensor • ECT sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-54 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



Memeriksa ECT sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “WHT/GRN” dan “BLU/YEL” pada konektor ECT sensor • Terminal “C02-15” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor ECT sensor saat kunci kontak OFF. 2) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? ECT sensor check 1) Periksa ECT sensor sesuai “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Ke langkah 4.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



Sirkuit “WHT/GRN” konslet ke ground. Jika kabel baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECT sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-55



DTC P0118 Sirkuit Engine Coolant Temperature Tinggi Wiring Diagram 2



5V 1



WHT/GRN



C02-15



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM



1. ECT sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output ECT sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit ECT sensor • ECT sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-56 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3. ECT sensor dan its memeriksa sirkuit 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “WHT/GRN” dan “BLU/YEL” pada konektor ECT sensor • Terminal “C02-15” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan –40 °C (–40 °F)? Ke langkah 4. Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor ECT sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “WHT/GRN” pada konektor ECT sensor dan engine ground. Apakah tegangan 4 – 6 V?



4



Memeriksa wire harness 1) Gunakan service wire untuk menghubungkan terminal-terminal pada konektor ECT sensor. 2) ON-kan kunci kontak dan periksa engine coolant temp. yang muncul pada scan tool. Apakah menunjukkan 119 °C (246 °F)?



Ke langkah 5.



5



Memeriksa ECT sensor 1) Check ECT sensor sesuai “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



Sirkuit “WHT/GRN” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit “BLU/YEL” putus atau resistannya tinggi. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECT sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-57



DTC P0122 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Rendah Wiring Diagram 2 1 5V



5V YEL/BLK



C02-9



GRN/WHT



C02-12



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



2



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30



29 28



2. ECM



1. TP sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output TP sensor kurang dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit TP sensor • TP sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



27 26



6-1-58 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



5



Memeriksa TP sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/YEL” pada konektor TP sensor • Terminal “C02-9”, “C02-12” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa prosentase pembukaan throttle valve yang muncul pada scan tool saat throttle valve membuka. Apakah menunjukkan 0%? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor TP sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “GRN/ WHT” dari konektor yang dilepas dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa wire harness 1) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel “YEL/BLK” dari konektor yang dilepas dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa TP sensor 1) Pereiksa TP sensor sesuai “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Ke langkah 4.



Ke langkah 5.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



“GRN/WHT” circuit konslet ke ground. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Sirkuit “YEL/BLK” putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Ganti ECM dengan yang Ganti TP sensor. baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-59



DTC P0123 Sirkuit Throttle Position Sensor “A” Tinggi Wiring Diagram 2 1 5V



5V YEL/BLK



C02-9



GRN/WHT



C02-12



BLU/YEL



C02-5



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



34 33



32 31 30 29 28



2



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30



29 28



2. ECM



1. TP sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Tegangan output TP sensor lebih besar dari spesifikasi selama 0.5 detik (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit TP sensor • TP sensor • ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



27 26



6-1-60 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



5



Memeriksa TP sensor dan sirkuitnya 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/YEL” pada konektor TP sensor • Terminal “C02-9”, “C02-12” dan “C02-5” konektor ECM 3) Jika baik, ON-kan kunci kontak. 4) Periksa prosentase pembukaan throttle valve yang muncul pada scan tool saat throttle valve membuka. Apakah menunjukkan 99.6%? Memeriksa wire harness 1) Lepaskan konektor TP sensor saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “GRN/ WHT” konektor TP sensor dan ground. Apakah tegangan sekitar 4 – 6 V? Memeriksa wire harness 1) Saat kunci kontak OFF, lepaskan konektor dari ECM sesuai “Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)” di Bab 6E-1. 2) Periksa kabel “YEL/BLK”, “GRN/WHT” dan “BLU/WHT” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisi semua kabel normal? Memeriksa TP sensor 1) Periksa TP sensor sesuai “Memeriksa Throttle Position (TP) Sensor” di Bab 6E-1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Masalah yang terkadang muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



Ke langkah 4.



Sirkuit “GRN/WHT” putus, resistannya tinggi atau konslet dengan power supply.



Ke langkah 5.



Perbaiki kabel yang rusak.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Ganti TP sensor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-61



DTC P0134 Terdeteksi Tidak Ada Aktivitas O2 Sensor (HO2S) (Bank 1, Sensor 1) Wiring Diagram 8 3



4 GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN BLK/RED



C01-15 C02-2



BLK/RED



C02-3



BLU ORN/BLU WHT/BLU



C02-7 C02-13 C02-29



5



WHT YEL/BLK YEL/BLK



BLK/RED 7



1 BLK/RED 6 2 [A] 8 C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 30 29 28



35 34 33 32 31



3. Kunci kontak



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



6. HO2S-1



1. Relay / fuse box



4. Circuit fuse box



7. Heater



2. Shield wire



5. Main relay



8. ECM



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC



Tegangan output HO2S kurang dari 0.4V selama 40 detik setelah mesin dipanaskan. (2 driving cycle detection logic)



Area Masalah • • • • • • •



HO2S-1 Sirkuit HO2S-1 Fuel system Kebocoran exhaust gas ECM Fuel shortage Air intake system



Prosedur Menentukan DTC PERINGATAN: • Saat melakukan test jalan, pilih tempat yang tidak ada kemacetan atau yang ada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan hati-hatilah selama pengetesan untuk menghindari kecelakaan. • Test jalan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan penguji, pada jalan yang rata.



6-1-62 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



CATATAN: Pastikan kondisi berikut terpenuhi ketika melakukan “Prosedur Menentukan DTC” • Temperatur intake air saat mesin mulai berjalan: –10 °C (14 °F) hingga 80 °C (176 °F) • Temperatur Intake air: –10 °C (14 °F) hingga 70 °C (158 °F) • Temperatur engine coolant: 70 °C (158 °F) hingga 150 °C (302 °F) • Ketinggian/altitude (tekanan barometric): 2400 m, 8000 ft atau kurang (560 mmHg, 75 kPa atau lebih) • DTC berikut tidak terdeteksi: ECT sensor, IAT sensor dan barometric pressure sensor 1) 2) 3) 4) 5)



Saat kunci kontak OFF, pasang scan tool. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin dan biarkan hingga mencapai temperatur kerja. Jalankan kendaraan pada 40 mph (60 km/h) atau lebih. (putaran mesin: 2500 - 3000 r/min.) Jalankan pada kecepatan tersebut selama 6 menit atau lebih (pertahankan pembukaan throttle valve pada langkah ini). 6) Lepas injakan pedal gas dan biarkan engine brake bekerja dan kendaraan meluncur (fuel cut selama 3 detik atau lebih) kemudian hentikan kendaraan. 7) Pastikan DTC dan pending DTC muncul pada scan tool. Jika tidak, pastikan oxygen sensor monitoring test sudah dilakukan menggunakan scan tool. Jika tidak pada kedua tes di atas (misalnya, tidak ada DTC dan pending DTC dan oxygen sensor monitoring test belum dilakukan), periksa kondisi kendaraan (yang berhubungan dengan lingkungan) dan ulangi langkah 3) sampai 6) dari Prosedur Menentukan DTC.



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



Apakah terdapat DTC selain HO2S-1 (DTC P0134)?



Ya Ke langkah 2.



Lihat DTC terkait pada tabel flow diagnosa.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” di bab ini. Ganti HO2S-1.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-63



DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor “A” Wiring Diagram



4



2



3



1



RED/BLU



C02-17



WHT



C02-33



C02-28



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20



6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17



34 33



35 34



35 34 33 32 31



32 31 30 29 28



33 32



E01



31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



3. Shield wire



1. Crankshaft position sensor sensing rotor



4. ECM



2. Crank position sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Sinyal output CKP sensor tidak masuk selama 2 detik meskipun sinyal motor starter masuk saat mesin distarter. (1 driving cycle detection logic)



• • • •



Area Masalah Sirkuit CKP sensor Signal teeth CKP sensor ECM



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan scan tool. Starter mesin selama lebih dari 2 detik. Periksa DTC menggunakan scan tool.



Perbaikan CATATAN: Jika sirkuit starter putus (sirkuit sinyal starter baik tetapi tidak bisa menstarter), DTC akan disimpan pada memory saat switch starter ON, meskipun CKP sensor dalam kondisi baik. Saat motor starter tidak berputar dan DTC ini muncul, periksa sirkuit starter terlebih dulu.



6-1-64 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan?



Ya Ke langkah 2.



2



Apakah mesin bisa distarter?



Ke langkah 3.



3



Memeriksa sirkuit CKP sensor 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Lepaskan konektor CKP sensor. 4) Periksa kabel “RED/BLU” dan “WHT” dari kemungkinan putus, resistannya tinggi dan konslet. Apakah kondisi setiap kabel normal? Memeriksa resistan CKP sensor 1) Periksa kondisi sambungan CKP sensor pada terminal kabel “RED/BLU” dan “WHT”. 2) Jika baik, ukur resistan antar terminal sensor. Lihat Gambar 1. Resistan CKP sensor : 360 – 460 Ω at 20 °C, 68 °F 3) Ukur resistan antara setiap terminal dan ground. Resistan insulator: 1 MΩ atau lebih. Apakah hasil pengukuran resistan pada langkah 2) dan 3) sesuai spesifikasi? Memeriksa secara visual CKP sensor dan pulley Lihat Gambar 2. • Kerusakan • Tidak ada kotoran atau benda asing. • Pemasangan yang benar. Apakah kondisinya baik?



Ke langkah 4.



4



5



[A]



[A]: Gambar 1 untuk Langkah 4 [B]: Gambar 2 untuk Langkah 5



[B]



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Lihat “Diagnosa Gejala Sistim Starter” di Bab 6G. Perbaiki kabel yang rusak.



Ke langkah 5.



Ganti CKP sensor.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Bersihkan, perbaiki atau ganti.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-65



DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor “A” (Bank 1) Wiring Diagram 2 1



+B



5V BLK/RED BRN



C02-32



BLK



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



2. ECM



1. Camshaft position (CMP) sensor



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC • Jumlah pulsa sinyal output CMP sensor kurang atau sama dengan 3 selama 6 putaran crankshaft. • Sinyal output CMP sensor tidak masuk di antara 75° BTDC dan 5° BTDC sudut crankshaft sebelum langkah kompresi selama 6 putaran crankshaft. (1 driving cycle detection logic)



• • • •



Area Masalah CMP sensor circuit Signal rotor teeth CMP sensor ECM



Prosedur Menentukan DTC CATATAN: Pastikan kondisi berikut terpenuhi ketika melakukan “Prosedur Menentukan DTC” • DTC yang berhubungan dengan komponen berikut tidak terdeteksi : CKP sensor.



1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak, kemudian hapus DTC menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, kemudian biarkan pada putaran idle selama 1 menit. Periksa DTC menggunakan scan tool.



6-1-66 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2



3



4



5



6



7



Memeriksa kondisi pemasangan CMP sensor dan konektornya. Apakah CMP sensor dan konektornya terpasang dengan benar? Memeriksa wire harness dan sambungan 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor CMP sensor. 3) Periksa kondisi sambungan CMP sensor pada setiap terminal. 4) Jika baik, ON-kan kunci kontak dan periksa tegangan pada tiap terminal konektor sensor dan ground. Terminal kabel “BLK/RED”: 10 – 14 V Terminal kabel “BRN”: 4 – 5 V Terminal kabel “BLK”: 0 V Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Memeriksa sirkuit CMP sensor 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor dari ECM. 3) Periksa kabel “BLK/RED”, “BRN” dan “BLK” dari kemungkinan putus, resistannya tinggi dan konslet. Apakah kondisi setiap kabel normal? Memeriksa sirkuit ground 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Periksa resistan antara terminal kabel “BLK” dari konektor CMP sensor dan engine ground. Apakah resistan di bawah 2 Ω? Memeriksa CMP sensor 1) Periksa CMP sensor sesuai “Memerksa Camshaft Position (CMP) Sensor” di Bab 6E1. Apakah hasil pemeriksaan memuaskan? Periksa signal rotor dari kemungkinan. • Kerusakan • Adanya kotoran Apakah kondisinya baik?



Ya Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi”. Perbaiki.



Ke langkah 5.



Ke langkah 4.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Perbaiki kabel yang rusak.



Ke langkah 6.



Sirkuit kabel “BLK” putus atau resistannya tinggi.



Ke langkah 7.



Ganti CMP sensor.



Ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



Ganti atau bersihkan gigi rotor.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-67



DTC P0500 Vehicle Speed Sensor “A” Wiring Diagram



1 2 BLK/YEL 5V



3 4 YEL WHT BRN



YEL



E01-14



BRN



E01-15



+B



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Combination meter



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



2. ECM



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



4. Sirkuit speedometer & odometer



3. Tachometer (jika dilengkapi)



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Sinyal speedometer tidak masuk selama 4 detik meskipun kendaraan berjalan dengan fuel cut saat deselerasi. (1 driving cycle detection logic)



Area Masalah • Sirkuit sinyal speedometer • Speedometer • ECM



Prosedur Menentukan DTC PERINGATAN: • Saat melakukan test jalan, pilih tempat yang tidak ada kemacetan atau yang ada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan hati-hatilah selama pengetesan untuk menghindari kecelakaan. • Test jalan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan penguji, pada jalan yang rata.



6-1-68 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) ON-kan kunci kontak dan hapus DTC menggunakan SUZUKI scan tool. 3) Jalankan kendaraan pada kecepatan 60 km/h (37 mph) dengan gigi 4 sambil melihat kecepatan kendaraan pada SUZUKI scan tool. 4) Lepas injakan pedal gas sehingga engine brake bekerja dan biarkan kendaraan meluncur selama 5 detik. 5) Periksa DTC menggunakan SUZUKI scan tool.



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin dan Emisi” sudah dilakukan? 2 Apakah kabel speedometer putus? 3



4



5



6



Ya Ke langkah 2. Ganti kabel speedometer Ke langkah 4.



Memeriksa sinyal kecepatan kendaraan 1) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. 2) Periksa kondisi sambungan pada: • Terminal kabel “BRN”, “WHT”, “YEL” dan “BLK/YEL” pada combination meter • Terminal “E01-15” dan “C02-34” konektor ECM 3) Jika baik, periksa kecepatan kendaraan pada SUZUKI scan tool. Apakah kecepatan kendaraan muncul pada SUZUKI scan tool di Langkah 3) dan 4) Prosedur Menentukan DTC? Masalah yang Memeriksa sinyal kecepatan kendaraan terkadang muncul atau Apakah speedometer menunjukkan kecepatan ECM rusak. kendaraan? Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A. Ke langkah 6. Memeriksa sirkuit speedometer 1) Saat kunci kontak OFF, lepas konektor VSS. 2) ON-kan kunci kontak tanpa menghidupkan mesin. 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “BLK/ YEL” dan “YEL” pada combination meter. Apakah tegangan antara 10 – 14 V? Ganti ECM dengan Memeriksa sirkuit combination meter yang baik dan periksa 1) OFF-kan kunci kontak. kembali. 2) Lepaskan konektor “E01” ECM. 3) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel “E01-14” pada konektor ECM dan ground. Apakah tegangan 4 – 6 V untuk kendaraan dengan tachometer atau 10 – 14 V untuk kendaraan tanpa tachometer?



Tidak Lihat “Memeriksa Sistim Kontrol Mesin & Emisi” Ke Langkah 3. Ke langkah 5.



Sirkuit kabel “YEL” antara combination meter dan ECM putus atau resistannya tinggi. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Kabel “BLK/YEL” atau “YEL” putus atau konslet.



Sirkuit kabel “YEL” antara combination meter dan ECM putus atau konslet. Jika baik, ganti combination meter.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-69



DTC P0601/P0602 Internal Control Module Memory Check Sum Error / Control Module Programming Error Uraian Sistim Internal control module terpsaang di dalam ECM.



Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah Kondisi Pendeteksian DTC Area Masalah • Sirkuit power supply ECM dan/atau sirkuit ground DTC P0601: • ECM Data write error atau check sum error (1 driving cycle detection logic, monitoring sekali / 1 driving cycle) DTC P0602: Data programming error (1 driving cycle detection logic tetapi MIL tidak menyala)



Prosedur Menentukan DTC 1) 2) 3) 4)



Pasang SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak OFF. ON-kan kunci kontak dan hapus DTC, dan freeze frame data menggunakan scan tool. Hidupkan mesin, dan biarkan sebisa mungkin pada putaran idle. Periksa DTC menggunakan scan tool .



Perbaikan DTC P0601/P0602. ECM power & ground OK ° ganti ECM.



6-1-70 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Table B-1 Memeriksa Sirkuit Fuel Injector Wiring Diagram 5



7



8 GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN BLK/RED



C01-15 C02-2



BLK/RED



C02-3



LT GRN



C01-5



BRN



C01-4



BRN/WHT



C01-3



BRN/YEL



C01-2



6



WHT YEL/BLK YEL/BLK



BLK/RED



9 1 BLK/RED 2 BLK/RED 3 BLK/RED 4



BLK/RED [A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



3. Fuel injector No.3



6. Main relay



1. Fuel injector No.1



4. Fuel injector No.4



7. Kunci kontak



2. Fuel injector No.2



5. ECM



8. Sirkuit fuse box



9. Relay / fuse box



Perbaikan Langkah Tindakan Ya Tidak Sirkuit fuel injector dalam Ke langkah 2. 1 Memeriksa suara bekerjanya injector kondisi baik. Gunakan sound scope, periksa suara bekerjanya tiap injector saat mesin distarter. Apakah terdengar suara bekerjanya keempat injector? 2 Apakah ada dari 4 injector yang tidak Ke langkah 3. Periksa sambungan mengeluarkan suara pada Langkah 1? konektor dan wire harness pada injector yang tidak mengeluarkan suara dan periksa injector bersangkutan sesuai petunjuk “Memeriksa Fuel Injector” pada Bab 6F. 3 Memeriksa sirkuit power injector Periksa resistan masing- Sirkuit power putus atau konslet. Apakah normal? masing ke-4 injector. Jika baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-71



Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya Wiring Diagram 8 6 PNK/BLK



C01-10



7



BLK/WHT



PNK BLK



3



4



BLK/RED



GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN



C01-15



BLK/RED



C02-2



5



WHT YEL/BLK



2



BLK/RED



C02-3



C01-6



BLK/YEL



C01-7



BLK/YEL



C02-1



BLK



1



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



3. Kunci kontak



6. Fuel pump relay



1. Battery



4. Circuit fuse box



7. Fuel pump



2. Relay/fuse box



5. Main relay



8. ECM



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa kinerja sistim kontrol fuel pump 1) Pastikan terdengar suara bekerjanya fuel pump selama 2 detik setelah kunci kontak ON? Lihat Gambar 1. Apakah terdengar adanya suara? 2 Memeriksa fuse 1) Periksa apakah ada fuse yang putus. Apakah kondisinya normal? 3 Memeriksa fuel pump relay 1) Periksa fuel pump relay sesuai petunjuk “Memeriksa Main Relay, Fuel Pump Relay dan Radiator Fan Relay” pada Bab 6E1. Apakah kondisinya normal? 4 Memeriksa sirkuit sistim 1) Periksa kabel “BLK/RED”, “BLK/WHT”, “PNK”, “PNK/BLK” dan “BLK” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisi kabel normal?



Ya Sirkuit fuel pump dalam kondisi baik.



Tidak Ke langkah 2.



Ke langkah 3.



Periksa kabel yang fusenya putus dari kemungkinan konslet. Ganti fuel pump relay.



Ke langkah 4.



Ke langkah 5.



Perbaiki kabel yang rusak.



6-1-72 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Langkah Tindakan 5 Fuel pump operation check 1) Periksa kinerja fuel pump sesuai petunjuk “Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan” pada Bab 6E1. Apakah hasilnya baik?



Ya Tidak Ganti ECM dengan yang Ganti fuel pump sesuai petunjuk “Melepas dan baik dan periksa Memasang Fuel Pump kembali. Assembly” pada Bab 6C.



[A]: Gambar 1 untuk Langkah 2



[A]



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-73



Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar Wiring Diagram 3



2



1



(C) 4



(A)



(B)



1. Fuel injector



4. Fuel pump



(C): 3 way joint



2. Delivery pipe



(A): Fuel pressure gauge



3. Fuel pressure regulator



(B): Fuel pressure hose



(B): Fuel pressure hose



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Memeriksa tekanan bahan bakar (Lihat Bab 6E1 untuk lebih jelasnya) 1) Buang tekanan dari fuel feed line. 2) Pasang fuel pressure gauge. 3) Periksa tekanan dengan memutar kunci kontak ON dan OFF. Lihat Gambar 1. Apakah tekanan bahan bakar 270 – 310 kPa 2



(2.7 – 3.1 kg/cm2, 38.4 – 44.0 psi)? Apakah tekanan bertahan pada 200 kPa (2.0



Ya Ke langkah 2.



Tidak Ke langkah 4.



Tekanan normal.



Ke langkah 3.



Terdapat kebocoran pada selang, pipa atau sambungan. Fuel return hose tersumbat atau fuel pressure regulator rusak.



Fuel pressure regulator rusak.



kg/cm2



3



4



, 28.4 psi) atau lebih selama 1 menit setelah fuel pump berhenti pada Langkah 1? Apakah terdapat kebocoran pada selang, pipa atau sambungan fuel feed line? Apakah tekanan melebihi spesifikasi pada Langkah 1?



Fuel filter tersumbat, fuel feed hose atau pipa rusak, fuel pump rusak atau sambungan selang pada tangki bocor.



6-1-74 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



[A]: Gambar 1 untuk Langkah 1 1. Fuel pressure gauge 2. Fuel pressure hose 3. 3 way joint & tool



Special tool (A): 09912-58442 (B): 09912-58432 (C): 09912-58490



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-75



Table B-4 Memeriksa Idle Air Control System Wiring Diagram 7



3



4



GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN BLK/RED



C01-15 C02-2



BLK/RED



C02-3



ORN



C01-8



5



WHT



YEL/BLK YEL/BLK



BLK/RED



2 6



BLK/RED 1



BLK



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness)



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30



29 28



27 26



3. Kunci kontak



6. Idle air control (IAC) valve



1. Battery



4. Circuit fuse box



7. ECM



2. Relay/fuse box



5. Main relay



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Periksa idle speed dan IAC duty sesuai petunjuk “Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty” pada Bab 6E1. Apakah idle speed sesuai spesifikasi? 2 Apakah IAC duty sesuai spesifikasi pada Langkah 1?



3



Apakah idle speed stabil saat lampu dinyalakan?



Ya Ke langkah 2.



Tidak Ke langkah 5.



Ke langkah 3.



Periksa hal berikut. • Kebocoran vacuum • Sistim EVAP canister purge control • Saluran udara IAC tersumbat • Beban accessoris mesin • Posisi throttle tertutup • PCV valve tersumbat Ke langkah 4.



Sistim dalam kondisi baik.



6-1-76 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Langkah Tindakan 4 Idle air control system check 1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF, tarik tuas rem tangan dan ganjal roda. 2) Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerja. 3) Hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” pada SUZUKI scan tool. Apakah bisa menaikkan dan menurunkan idle speed menggunakan SUZUKI scan tool? 5 Apakah idle speed lebih besar dari spesifikasi pada Langkah 1? 6 Apakah IAC duty kurang dari 3% (atau lebih dari ± 97% untuk OFF duty meter) pada Langkah 1?



7



8



Ya Tidak Masalah yang terkadang Ke langkah 8. muncul atau ECM rusak. Periksa sesuai petunjuk “Masalah yang Terkadang Muncul dan Sambungan Kendur” pada Bab 0A.



Ke langkah 6.



Ke langkah 8.



Periksa kebocoran udara pada intake system, PCV system dan sistim EVAP canister purge control. Ke langkah 8.



Periksa kinerja TP sensor (posisi tertutup) dan ECT sensor. Jika kondisinya normal, ganti ECM dengan yang baik. Perbaiki atau ganti sirkuit sinyal A/C atau sistim A/C. Perbaiki atau ganti.



Periksa sirkuit sinyal (input) A/C sesuai “Tabel B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C)” pada Bab ini. Apakah dalam kondisi baik? Ganti IAC valve dan Memeriksa wire harness dari kemungkinan periksa kembali. putus atau konslet 1) OFF-kan kunci kontak. 2) Lepaskan konektor IAC valve. 3) Periksa kondisi sambungan IAC valve pada setiap terminal. 4) Jika normal, lepaskan konektor ECM. 5) Periksa kondisi sambungan ECM pada terminal “C01-8”. 6) Jika normal, periksa sirkuit “BLK/RED”, “ORN” dan “BLK” dari kemungkinan putus dan konslet. Apakah kondisinya baik?



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-77



Table B-5 Memeriksa Sirkuit Sinyal A/C (Kendaraan dengan Sistim A/C) Wiring Diagram 7



3



4 GRN



BLK/WHT



E01-5



BLK/ORN BLK/RED



C01-15 C02-2



BLK/RED



C02-3



5



WHT YEL/BLK YEL/BLK



BLK/RED



2 8



6 BLK/RED BLU/BLK



M



BLK 1



9



BLK/RED



RED



C01-11



GRN



C01-12



YEL



E01-8



PNK RED/WHT YEL/BLK



12



BLK



YEL 11



13 BLU/YEL



10



M



E01-26



14



WHT



PNK/BLU



GRN WHT 1



2



3 4



BLK



WHT/BLK GRN/BLK



PNK/BLU



15



E01-10



16



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Battery



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



6. Condenser fan motor



12. A/C compressor



7. ECM



13. Blower fan motor



2. Relay/fuse box



8. Condenser fan motor relay



14. EVAP thermistor



3. Ignition key



9. A/C compressor relay



15. Blower fan switch



4. Circuit fuse box



10. Blower relay



5. Main relay



11. Blower resistor



16. Pressure switch



6-1-78 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Perbaikan Langkah Tindakan Ya 1 1) Lepaskan blower fan switch dari instrument Ke langkah 2. panel sesuai “Melepas dan Memasang Blower Fan Switch” di Bab 1B. 2) Lepaskan konektor dari blower fan switch. 3) Saat kunci kontak ON, ukur tegangan antara terminal kabel“BRN/WHT” pada konektor blower fan switch dan ground. Apakah tegangan 10 – 14 V?



2



Tidak Sambungan kendur pada terminal kabel “E01-10” konektor ECM connector atau kabel “BRN/WHT” putus atau konslet ke ground. Jika kabel dan sambungannya baik, ganti ECM dengan yang baik dan periksa kembali. Sirkuit sinyal sistim A/C Sambungan kendur pada 1) Pasang konektor ECM. dalam kondisi baik. terminal kabel “E01-12” 2) Hidupkan mesin. konektor ECM atau 3) Ukur tegangan antara terminal kabel “E01ground ECM rusak. Jika 12” ECM dan ground. sambungan dan ground Apakah tegangan 0 V saat switch A/C OFF dan baik, ganti ECM dengan 10 – 14 V saat switch A/C ON? yang baik dan periksa kembali.



INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN 6-1-79



Table B-6 Memeriksa Sirkuit Sinyal Electric Load Wiring Diagram



3



+BB



1 RED/YEL



E01-11



2



[A] C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



[A]: Konektor ECM (dilihat dari sisi harness) 1. Clearance light switch



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31



30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30



29 28



27 26



2. Clearance light 3. ECM



Perbaikan Langkah Tindakan 1 Apakah tersedia SUZUKI scan tool? 2 Memeriksa sirkuit sinyal electric load 1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC saat kunci kontak OFF. 2) Hidupkan mesin dan pilih mode “DATA LIST” pada SUZUKI scan tool. 3) Periksa sinyal electric load dengan kondisi sebagai berikut. Sinyal electric load Lampu besar dan lampu jarak diON-kan: ON Lampu besar dan lampu jarak diOFF-kan: OFF Apakah hasilnya baik? 3 Memeriksa sirkuit sinyal electric load ON-kan kunci kontak. Periksa tegangan pada terminal “E01-1”, “E01-2” dan “E01-11”. Voltage pada terminal “E01-1” Rear defogger ON: 10 – 14 V Rear defogger OFF: 0 – 1 V Voltage pada terminal “E01-11” Lampu jarak ON: 10 – 14 V Lampu jarak OFF: 0 – 1 V Apakah hasilnya baik?



Ya Ke langkah 2. Sirkuit sinyal electric load dalam kondisi baik.



Tidak Ke langkah 3. Sirkuit kabel “RED/ WHT”, “RED/YEL” dan/ atau “PNK/BLU” putus atau konslet, atau masing-masing sirkuit electric load tidak berfungsi.



Sirkuit sinyal electric load



Sirkuit kabel “RED/ WHT”, “RED/YEL” dan/ atau “PNK/BLU” putus atau konslet, atau masing-masing sirkuit electric load tidak berfungsi.



6-1-80 INFORMASI UMUM DAN DIAGNOSA MESIN



Special Tool



09912-58442 Fuel pressure gauge



09912-58432 Fuel pressure hose



09912-58490 3-way joint & tool



Tech 2 kit (SUZUKI scan tool) See NOTE below.



CATATAN: Tech-2 kit terdiri dari. 1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3 DLC cable, 4. SAE 16/19 adapter, 5. Cigarette cable, 6. DLC loopback adapter, 7. Battery power cable, 8. RS232 cable, 9. RS232 adapter, 10. RS232 loopback connector, 11. Storage case, 12. Power supply



MEKANISME MESIN 6A-1



BAB 6A



MEKANISME MESIN DAFTAR ISI Uraian Umum...................................................6A-2 Mesin.............................................................6A-2 Pelumasan Mesin..........................................6A-3 Informasi dan Prosedur Diagnosa.................6A-4 Memeriksa Tekanan......................................6A-4 Memeriksa Kevakuman Mesin ......................6A-5 Memeriksa Tekanan Oli ................................6A-6 Celah Valve ...................................................6A-7 Perawatan Kendaraan.....................................6A-9 Melepas dan Memasang Air Cleaner Element .........................................................6A-9 Memeriksa dan Membersihkan Air Cleaner Element .........................................................6A-9 Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover.............................................................6A-9 Komponen Throttle Body dan Intake Manifold.......................................................6A-11 Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold ............................................6A-11 Komponen Exhaust Manifold ......................6A-14 Melepas dan Memasang Exhaust Manifold.......................................................6A-14 Komponen Timing Belt dan Tensioner ........6A-16 Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner ....................................................6A-16 Memeriksa Timing Belt dan Tensioner........6A-21 Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft ..............................................6A-22 Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft ................6A-23 Memeriksa Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft ..............................................6A-28 Komponen Valve dan Cylinder Head ..........6A-31 Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head .............................................6A-31 Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head ......................................6A-34



Memeriksa Valve dan Cylinder Head.......... 6A-37 Unit Overhaul ................................................6A-42 Komponen Engine Mounting....................... 6A-42 Melepas dan Memasang Engine Assy........ 6A-43 Komponen Oil Pan dan Oil Pump Strainer ....................................................... 6A-47 Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer ............................................. 6A-47 Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer ....................................................... 6A-50 Komponen Pompa Oli................................. 6A-51 Melepas dan Memasang Pompa Oli ........... 6A-51 Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli ................................................... 6A-54 Memeriksa Pompa Oli................................. 6A-56 Komponen Piston, Piston Ring dan Connecting Rod .......................................... 6A-57 Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring dan Connecting Rod........................... 6A-57 Membongkar dan Merakit Kembali Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder....................................................... 6A-60 Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder....................................................... 6A-63 Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Cylinder Block ............................................. 6A-68 Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Cylinder Block.................... 6A-69 Memeriksa Crankshaft ................................ 6A-72 Memeriksa Main Bearing ............................ 6A-73 Memeriksa Oil Seal Belakang..................... 6A-78 Memeriksa Flywheel ................................... 6A-79 Memeriksa Cylinder Block .......................... 6A-79 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6A-80 Material Servis...............................................6A-81 Special Tool...................................................6A-81



6A



6A-2 MEKANISME MESIN



Uraian Umum Mesin Mesin ini dilengkapi pendingin air, mesin tipe in line 4 cylinder, 4 langkah dengan S.O.H.C. mekanisme valve (Single Overhead Camshaft) untuk konfigurasi valve tipe “V” dan 16 valve (IN 2 dan EX 2 pada setiap cylinder). Single overhead camshaft terpasang pada cylinder head: digerakkan oleh crankshaft melalui timing belt dan kerja membuka dan menutup valve dilakukan rocker arm.



MEKANISME MESIN 6A-3



Pelumasan Mesin Pompa oli yang digunakan adalah tipe trochoid, terpasang pada crankshaft di bagian pulley. Oli masuk ke oil pump strainer dan mengalir melalui pompa ke filter oli. Oli yang telah disaring kemudian mengalir ke dua bagian cylinder block. Di satu bagian, oli akan mengalir ke crankshaft journal bearing. Oli dari crankshaft journal bearing diteruskan ke connecting rod bearing melalui saluran pada crankshaft, dan diinjeksikan dari lubang kecil di ujung connecting rod untuk melumasi piston, ring, dan dinding cylinder. Di bagian lainnya, oli masuk ke cylinder head dan melumasi camshaft journal, rocker arm, camshaft, dll., mengalir ke oil gallery di rocker arm shaft. Oil relief valve terpasang pada pompa oli. Valve ini akan melepas tekanan oli saat tekanan melebihi 400 kPa (4,0 kg/cm2, 56,9 psi). Tekanan dilepaskan kembali ke oil pan.



6A-4 MEKANISME MESIN



Informasi dan Prosedur Diagnosa Memeriksa Tekanan Periksa tekanan pada keempat cylinder sebagai berikut: 1) Panaskan mesin. 2) Matikan mesin setelah mencapai suhu kerja normal. CATATAN: Setelah memanaskan mesin, pastikan tuas transmisi pada posisi “Netral”, aktifkan rem tangan dan ganjal setir. 3) Lepas semua connector kabel injector. 4) Lepas ignition coil assy. dan semua busi sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Busi” dan “Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Igniter)” di Bab 6F.



5) Pasang special tool (compression gauge) pada lubang busi. Special tool (A): 09915-64510-001 (B): 09915-64510-002 (C): 09915-64530 (D): 09915-64550



6) Injak pedal kopling untuk memperkecil beban pada mesin dan tekan pedal gas untuk membuka throttle valve penuh.



7) Starter mesin dengan kondisi battery penuh, dan perhatikan tekanan tertinggi pada compression gauge. CATATAN: Untuk mengukur tekanan, starter mesin sedikitnya 250 rpm. dengan menggunakan battery yang penuh.



MEKANISME MESIN 6A-5



Tekanan



Standar Limit Perbedaan maksimum antara dua cylinder



Tekanan kompresi 1400 kPa (14,0 kg/cm2, 199,0 psi) 1200 kPa (12,0 kg/cm2, 170,0 psi) 100 kPa (1,0 kg/cm2, 14,2 psi)



8) Lakukan langkah 5) hingga 7) masing-masing cylinder hingga 4 kali pembacaan. 9) Setelah pemeriksaan, pasang busi dan ignition coil assy. kemudian pasang connector kabel injector dengan baik.



Memeriksa Kevakuman Mesin Kevakuman yang terjadi pada saluran intake adalah sebagai indikator baik tidaknya kondisi mesin. Prosedur memeriksa kevakuman sebagai berikut: 1) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal. CATATAN: Setelah memanaskan mesin, pastikan tuas transmisi pada posisi “Netral”, aktifkan rem tangan dan ganjal setir. 2) Matikan mesin, lepas selang vacuum fuel pressure regulator dari intake manifold dan hubungkan 3-way joint, selang dan special tool (vacuum gauge dan joint) antara intake manifold dan vacuum hose dilepas. Special tool (A): 09915-67311 (B): 09918-08210 SUZUKI GENUINE PART (C): Hose 09355-35754-6010 (D): 3-way joint 09367-04002 3) Hidupkan mesin sesuai spesifikasi idle, dan perhatikan vacuum gauge. Kevakuman harus sesuai spesifikasi berikut. Spesifikasi kevakuman (di atas permukaan laut) 52,6 – 72,3 kPa (40 – 55 cmHg, 15,7 – 21,6 in.Hg) sesuai spesifikasi putaran idle 4) Setelah pemeriksaan, pasang selang vacuum ke intake manifold.



6A-6 MEKANISME MESIN



Memeriksa Tekanan Oli CATATAN: Sebelum memeriksa tekanan oli, periksa hal berikut ini. • Jumlah oli pada oil pan. Jika jumlahnya sedikit, tambahkan hingga tanda penuh (1). • Kualitas oli. Jika oli berubah warna atau tercampur, ganti. Untuk oli yang digunakan, lihat tabel “Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B. • Kebocoran oli. Jika ada kebocoran, perbaiki. 2. Tanda kurang



1) Lepas oil pressure switch (1) dari cylinder block. 2. Filter oli



2) Pasang special tool (oil pressure gauge) ke lubang pemasangan oil pressure switch pada cylinder block. Special tool (A): 09915-77311 (B): 09915-78211 3) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal. CATATAN: Pastikan tuas transmisi pada posisi “Netral”, tarik rem tangan dan ganjal setir. 4) Setelah memanaskan mesin, tingkatkan putaran mesin hingga 4.000 rpm dan ukur tekanan oli. Spesifikasi tekanan oli 330 kPa (3,3 kg/cm2, 46,9 psi) atau lebih 5) Matikan mesin dan lepas oil pressure gauge.



MEKANISME MESIN 6A-7



6) Sebelum oil pressure switch dipasang kembali, bungkus ulir/ drat screw dengan sealing tape (1) dan kencangkan switch sesuai spesifikasi. CATATAN: Potong sealing tape jika ujungnya menggulung pada ulir switch. Momen pengencangan Oil pressure switch (a): 14 N·m (1,4 kg-m, 10,5 lb-ft) 7) Hidupkan mesin dan periksa oil pressure switch dari kebocoran.



Celah Valve 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover ” di bab ini. 3) Gunakan socket 17 mm, putar pulley crankshaft (1) searah jarum jam hingga tanda “V” (dengan cat putih) (2) pada pulley lurus dengan tulisan “0” (nol) pada timing belt cover.



4) Periksa rocker arm cylinder No.1 tidak tepat pada kuping cam (camshaft); jika demikian, valve (1), (2), (5) dan (7) seperti terlihat pada gambar siap untuk pemeriksaan dan penyetelan celah. Periksa celah valve (1), (2), (5) dan (7). Jika rocker arm cylinder No.4 tidak tepat pada kuping cam, periksa celah valve (3), (4), (6) dan (8). CATATAN: Ketika memeriksa celah valve, pasang thickness gauge antara camshaft dan permukaan cam-riding rocker arm.



6A-8 MEKANISME MESIN



5) Jika celah valve tidak sesuai spesifikasi, setel dengan cara memutar adjusting screw setelah mengendurkan lock nut terlebih dahulu. Setelah penyetelan, kencangkan lock nut sesuai spesifikasi sambil menahan adjusting screw, dan pastikan celah valve sudah sesuai spesifikasi. Spesifikasi celah valve Ketika dingin (Suhu coolant 15 – 25°C atau 59 – 77°F) Intake Exhaust



0,13 – 0,17 mm (0,005 – 0,006 in.) 0,23 – 0,27 mm (0,009 – 0,010 in.)



Ketika panas (Suhu coolant 60 – 68°C atau 140 – 154°F) 0,17 – 0,21 mm (0,007 – 0,008 in.) 0,28 – 0,32 mm (0,011 – 0,012 in.)



Special tool (A): 09917-18211 Momen pengencangan Rocker arm adjusting screw lock nut (a): 12 N·m (1,2 kg-m, 9,0 lb-ft) 1. Thickness gauge



6) Setelah memeriksa dan menyetel celah valve (1), (2), (5) dan (7), (atau (3), (4), (6) dan (8)) putar crankshaft satu putaran penuh (360°) dan periksa celah valve (3), (4), (6) dan (8) (atau (1), (2), (5) dan (7)). Setel jika perlu. 7) Setelah memeriksa dan menyetel semua valve, pasang kembali, dengan kebalikan prosedur saat melepas .



MEKANISME MESIN 6A-9



Perawatan Kendaraan Melepas dan Memasang Air Cleaner Element Lihat prosedur “Memeriksa Filter Udara” di Bab 0A.



Memeriksa dan Membersihkan Air Cleaner Element Lihat prosedur “Memeriksa Filter Udara” di Bab 0A.



Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas ignition coil assy. dengan kabel businya. 3) Lepas valve PCV dan breather hose dari head cover. 4) Lepas cylinder head cover (1) dengan gasket cylinder head cover (2) dan O-ring (3).



Memasang 1) Pasang O-ring (2) baru dan gasket cylinder head cover baru (1) ke cylinder head cover (3). CATATAN: Periksa masing-masing komponen dari perubahan atau rusak sebelum pemasangan dan ganti jika ditemukan kerusakan.



6A-10 MEKANISME MESIN



2) Pasang cylinder head cover (1) ke cylinder head dan kencangkan baut cover (2) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut cylinder head cover (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) CATATAN: Ketika memasang cylinder head cover, hati-hati agar gasket cylinder head cover atau O-ring tidak lepas atau terjatuh.



4



3 5



1 1 2



3) 4) 5) 6)



Pasang ignition coil assy. (1) dengan kabel businya (2). Pasang hose valve PCV (3) ke valve PCV (5). Pasang breather hose (4) ke head cover. Pasang kabel negatif battery.



MEKANISME MESIN 6A-11



Komponen Throttle Body dan Intake Manifold



1. Intake manifold



5. Throttle body



2. Gasket intake manifold



6. Engine hook



3. Engine mounting bracket



7. Intake manifold stiffener



4. Gasket throttle body



Jangan digunakan kembali.



Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai prosedur “Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas kabel negatif battery. 3) Kuras coolant sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B.



6A-12 MEKANISME MESIN



4) Lepas console box. 5) Lepas gear shift dan select cable (1) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A. 6) Lepas engine room center member (2).



1



5



8



10 4



15 12 18



2



16 9 3 7 11 17



13 6



7) • • • • • • • • • • •



Lepas kabel kelistrikan berikut ini. Connector ignition coil assy. (1) Kabel ground intake manifold (2) Connector sensor manifold absolute pressure (MAP) (3) Connector sensor engine coolant temperature (ECT) (4) Connector injector lead wires (5) Connector sensor IAT (6) Connector sensor TP (7) Valve IAC Connector sensor CMP (8) Connector oxygen sensor (15) Connector Evap canister purge valve (16)



8) 9) • • • • • • •



Lepas kabel gas dari throttle body. Lepas selang / hose berikut. Brake booster hose (9) dari intake manifold Radiator inlet hose (10) dari thermostat cap PCV hose (12) dari intake manifold dan cylinder head cover Fuel feed hose dan return hose dari masing-masing pipa Breather hose (11) dari cylinder head cover Air intake hose (13) Selang Evap canister purge (17) 18. Sensor CKP



1



10) Lepas braket generator (1). 11) Lepas intake manifold stiffener dari intake manifold.



MEKANISME MESIN 6A-13



12) Lepas intake manifold (1) dengan throttle body dari cylinder head (2), dan kemudian gasketnya (3).



1



3 2



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal-hal berikut. • Gunakan gasket intake manifold yang baru (1).



1



1



• Ketika memasang intake manifold, pasang clamp (1) dengan posisi seperti pada gambar. • Setel play kabel intake manifold sesuai prosedur “Menyetel Kabel Gas” di Bab 6E. • Sebelum memasang engine room center member, periksa apakah seal engine room center member berubah bentuk. Ganti jika perlu. • Pasang engine room center member sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A. • Setel kabel gear select sesuai prosedur “Menyetel Kabel Gear Select ” di Bab 7A. • Periksa dan pastikan komponen yang dilepas telah terpasang kembali pada posisinya semula. Pasang kembali komponen lain yang belum terpasang. • Isi kembali coolant sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. • Selesai pemasangan, putar kunci kontak ke posisi ON tetapi kondisi mesin OFF dan periksa kebocoran bahan bakar. • Selanjutnya, hidupkan mesin dan periksa kebocoran coolant.



6A-14 MEKANISME MESIN



Komponen Exhaust Manifold



1. Exhaust manifold



4. Cover bawah



2. Cover atas



5. Engine hook



3. Gasket



Jangan digunakan kembali



Melepas dan Memasang Exhaust Manifold PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melakukan perbaikan sistim exhaust saat mesin panas. Lakukan perbaikan setelah sistim dingin.



Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas belt compressor A/C sesuai prosedur “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B



1



MEKANISME MESIN 6A-15



3) Dengan hose terpasang, lepas compressor A/C (1) dari cylinder block (jika dilengkapi).



1



1



2



4) Lepas baut-baut pipa exhaust (2). 1. Pipa exhaust



5) Lepas exhaust manifold (1), engine hook (3) dan gasket (2) dari cylinder head.



Memasang 1) Pasang gasket baru (1) dan exhaust manifold (2) ke cylinder head. 2) Pasang engine hook (3) ke exhaust manifold. 3) Pasang pipa exhaust ke exhaust manifold sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Exhaust Manifold” di Bab 6K. 4) Pasang cover bawah dan atas ke exhaust manifold. 5) Pasang compressor A/C (1) ke cylinder block (jika dilengkapi) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor Assy.” di Bab 1B. 6) Pasang belt compressor A/C sesuai prosedur “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B. 7) Pasang oil pan guard member (1) ke body. 8) Pasang kabel negatif battery. Periksa sistim exhaust dari kebocoran gas.



6A-16 MEKANISME MESIN



Komponen Timing Belt dan Tensioner



1. Timing belt



7. Baut pulley camshaft



2. Tensioner



8. Seal



13. Tensioner stud bolt 14. Baut cover timing belt



3. Tensioner plate



9. Inside cover seal



15. Mur cover timing belt



4. Tensioner spring



10. Inside cover



25 N·m (2,5 kg-m, 18,0 lb-ft)



5. Pulley camshaft



11. Outside cover seal



11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



6. Baut tensioner



12. Outside cover



60 N·m (6,0 kg-m, 43,5 lb-ft)



Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner PERHATIAN: • Setelah timing belt dilepas, jangan memutar camshaft dan crankshaft sendiri-sendiri, seperti terlihat pada gambar. Jika diputar, akan terjadi kekacauan pada kerja piston dan valve, dan komponen lain yang berhubungan ke piston dan valve dapat rusak. • Jangan menekuk timing belt. 1. Putaran camshaft yang diperbolehkan - - - Dengan tanda timing, 90° dari tanda “V” pada head cover kiri dan kanan 2. Putaran camshaft yang diperbolehkan - - - Dengan tanda timing, 90° dari tanda panah pada oil pump case kiri dan kanan



MEKANISME MESIN 6A-17



Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Angkat kendaraan dan lepas kabel gear shift (1) dan gear select (2) dari transmisi.



3) Lepaskan baut shroud kipas radiator bagian bawah (1).



4) Lepas belt compressor A/C sesuai prosedur “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B (1), jika dilengkapi.



1



5) Turunkan kendaraan. 6) Lepas console box dan lepaskan kabel gear shift & select assembly (1) berikut bracketnya (2).



6A-18 MEKANISME MESIN



7) Lepaskan baut shroud kipas radiator bagian atas dan kendurkan baut kipas radiator (1). CATATAN: Hati-hati untuk tidak merusak kisi-kisi radiator saat pengerjaan.



8) Kendurkan baut bawah generator (1). 9) Kendurkan baut atas generator (3), kemudian putar baut adjuster generator (2) ke arah kiri untuk mengendurkan belt water pump (4). 10) Lepas belt water pump dan kipas radiator dari kendaraan. [A] Bagian atas generator [B] Bagian bawah generator



11) Lepas pulley crankshaft dengan melepas 5 baut pulley (1).



12) Lepas cover luar timing belt (1).



MEKANISME MESIN 6A-19



13) Untuk memudahkan saat memasang timing belt kembali, luruskan 4 tanda timing seperti pada gambar dengan cara memutar crankshaft. 1. Tanda “V” pada cylinder head cover 2. Tanda timing dengan “E” pada pulley camshaft 3. Tanda panah pada oil pump case 4. Tanda pada crankshaft timing belt pulley



14) Lepas tensioner (6), tensioner plate (2), tensioner spring (5) dan timing belt (1). 3. Baut tensioner 4. Stud bolt tensioner



Memasang 1) Pasang tensioner plate (3) ke tensioner (4). Pasang lug (1) tensioner plate ke lubang (2) pada tensioner.



2) Pasang tensioner (2) dan tensioner plate (3): Kencangkan sementara baut tensioner (1) dengan tangan. Periksa gerakan plate sesuai arah tanda panah seperti pada gambar, pastikan tensioner bergerak ke arah yang sama. Jika gerakan antara plate dan tensioner tidak berhubungan, lepas kembali tensioner dan plate dan pasang kembali plate lug ke lubang tensioner.



3) Pastikan tanda timing “E” (2) pada pulley camshaft (3) lurus dengan tanda “V” (1) pada cylinder head cover seperti pada gambar. Jika tidak, luruskan kedua tanda dengan memutar camshaft, hati-hati hingga tidak melebihi batas putaran yang diperbolehkan seperti telah dijelaskan pada “Peringatan” dan “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”.



6A-20 MEKANISME MESIN



4) Pastikan tanda (2) pada pulley crankshaft timing belt (3) lurus dengan tanda panah (1) pada oil pump case seperti pada gambar. Jika tidak, luruskan kedua tanda dengan putaran crankshaft dengan hati-hati hingga tidak melebihi batas putaran yang diperbolehkan seperti telah dijelaskan pada “Perhatian” dan “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”.



5) Pasang timing belt (1) dan tensioner spring (2). Sambil memperhatikan kelurusan kedua tanda, tekan tensioner plate ke atas dan pasang timing belt di kedua pulley hingga drive side belt (1) dapat bergerak bebas. Kemudian pasang tensioner spring seperti pada gambar, dan kencangkan tensioner stud bolt (3) dengan tangan. CATATAN: • Ketika memasang timing belt, luruskan tanda panah (°) pada timing belt dengan arah putaran crankshaft. • Pada kondisi ini, piston No.4 pada posisi top dead center langkah kompresi. 4. Damper



6) Untuk menarik bagian timing belt yang kendur (1), putar crankshaft sebanyak dua putaran searah jarum jam setelah timing belt terpasang. Setelah yakin timing belt tidak kendur, kencangkan tensioner stud bolt (2) terlebih dulu baru kemudian baut tensioner (3) sesuai spesifikasi. Pastikan kedua tanda pemasangan telah lurus. Momen pengencangan Tensioner stud bolt (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft) Tensioner bolt (b): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,0 lb-ft) 7) Pasang cover timing belt (1). Sebelum memasang, pastikan ada seal antara water pump dan oil pump case. Momen pengencangan Baut cover timing belt (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



MEKANISME MESIN 6A-21



8) Pasang pulley crankshaft (2). Tepatkan lubang pulley ke pin (1) pada pulley crankshaft, dan kencangkan baut pulley (3) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut pulley crankshaft (a): 16 N·m (1,6 kg-m, 11,5 lb-ft) 9) Pasang water pump pulley sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Water Pump” di Bab 6B. 10) Pasang water pump belt sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Belt Water Pump/Generator” di Bab 6B. 11) Pasang belt compressor A/C sesuai prosedur “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B. 12) Pasang kabel negatif battery.



Memeriksa Timing Belt dan Tensioner • Periksa timing belt dari aus atau retak. Ganti jika perlu.



• Periksa putaran tensioner.



6A-22 MEKANISME MESIN



Komponen Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft



[A]: Tempat sealant 1. Camshaft



15. Camshaft housing No.1 16. Camshaft housing No.2



2. Oil seal camshaft



17. Camshaft housing No.3



3. Rocker arm shaft



18. Camshaft housing No.4



4. O-ring



19. Camshaft housing No.5



5. Baut rocker arm shaft



20. Camshaft housing No.6 : Beri sealant 99000-31110 ke mating permukaan antara housing dan cylinder head.



6. Rocker arm (IN)



21. Case CMP sensor : Beri sealant 99000-31110 ke hatched part seperti pada gambar.



7. Rocker arm No.1 (EX)



22. O-ring



8. Rocker arm No.2 (EX)



23. Baut case CMP sensor



9. Valve adjusting screw



11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



10. Valve adjusting screw



12 N·m (1,2 kg-m, 9,0 lb-ft)



11. Clip



11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



12. Lock nut



Jangan digunakan kembali.



13. Rocker arm spring



: Berikan oli mesin ke permukaan part yang bergesekan.



14. Baut housing camshaft



MEKANISME MESIN 6A-23



Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas timing belt sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”. 3) Lepas pulley camshaft (1) dengan menggunakan special tool. Special tool (A): 09917-68221 4) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover ”.



5) Lepas connector CMP sensor dan lepas case sensor CMP (2) dari cylinder head. Letakkan tempat/wadah di bawah case sensor CMP, untuk menampung oli yang keluar saat melepas case. 1. Sensor CMP



6) Setelah mengendurkan semua valve adjusting screw lock nut (2), putar adjusting screw (1) ke arah berlawanan agar rocker arm (3) dapat bergerak bebas.



7) Lepas camshaft housing dan camshaft. CATATAN: Untuk melepas baut camshaft housing, kendurkan sesuai urutan angka seperti ditunjukkan gambar, dengan cara sedikit demi sedikit.



6A-24 MEKANISME MESIN



8) Lepas rocker arm shaft plug (1) dan inside cover timing belt (2).



9) Lepas intake rocker arm (1) dengan clip (2) dari rocker arm shaft (3). CATATAN: Jangan menekuk clip ketika melepas intake rocker arm.



10) Lepas baut rocker arm shaft (1). 2. Rocker arm shaft



11) Tekan ujung rocker arm shaft ke arah sisi flywheel (°) dan lepas O-ring (2) dari shaft (1).



12) Lepas exhaust rocker arm (1) dan rocker arm spring (2) dengan menarik rocker arm shaft ke arah timing belt.



MEKANISME MESIN 6A-25



Memasang 1) Beri oli mesin ke rocker arm shaft dan rocker arm. 2) Pasang rocker arm shaft, rocker arm (sisi exhaust) (2) dan rocker arm spring (1). CATATAN: Ketika memasang rocker arm shaft, putar hingga lubang bautnya menghadap ke atas.



3) Dengan groove O-ring pada rocker arm shaft (1) menghadap ke flywheel, pasang O-ring (2) baru ke rocker arm shaft.



4) Pasang baut rocker arm shaft (1) dan kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut rocker arm shaft (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



5) Masukkan sedikit oli mesin ke bagian arm yang berputar (3) pada rocker arm shaft. Pasang rocker arm (sisi intake) (1) dengan clip (2) ke rocker arm shaft.



6A-26 MEKANISME MESIN



6) Beri oli mesin pada cam dan journal camshaft dan letakkan camshaft pada cylinder head. Pasang camshaft housing ke camshaft dan cylinder head. • Beri oli mesin ke permukaan yang bergesekan dari masingmasing housing yang menempel pada camshaft journal. • Beri sealant ke permukaan camshaft housing No.6 (3) yang menempel pada cylinder head. “A” Sealant: 99000-31110 A: Sisi timing belt B: Sisi flywheel



• Embos pada masing-masing camshaft housing, menunjukkan posisi dan arah pemasangan. Pasang housing sebagaimana ditunjukkan dengan tandatanda ini. A. Menunjukkan posisi dari sisi timing belt. Pasang sesuai urutan nomor dimulai dari sisi timing belt. B. Menunjukkan arah housing. Pasang sehingga tanda panah menghadap timing belt.



• Camshaft housing No.1 menahan camshaft pada posisinya ke arah depan, pasang housing No.1 terlebih dahulu ke journal No.1 camshaft dengan baik. • Setelah baut housing diberi oli mesin, kencangkan sementara. Kemudian kencangkan sesuai urutan nomornya seperti pada gambar. Kencangkan sedikit masing-masing baut dan ulangi dua atau tiga kali sebelum dikencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut camshaft housing (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



7) Pasang oil seal camshaft baru (1). Setelah bibir oil seal diberi oli mesin, press-fit camshaft oil seal hingga permukaan oil seal rata dengan permukaan housing.



MEKANISME MESIN 6A-27



8) Pasang rocker arm shaft plug (1) dan cover dalam timing belt (2). Kemudian kencangkan rocker arm shaft plug sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Rocker arm shaft plug (a): 32 N·m (3,2 kg-m, 23,0 lb-ft)



9) Pasang pulley camshaft (1) ke camshaft sambil memasukkan pin (2) pada camshaft ke slot pada tanda “E”.



10) Gunakan special tool dan kencangkan baut pulley sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut pulley camshaft (a): 60 N·m (6,0 kg-m, 43,5 lb-ft) Special tool (A): 09917-68221 11) Pasang tensioner, timing belt, cover luar, pulley crankshaft dan belt water pump sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”. 12) Setelah bagian “A” diberi sealant seperti pada gambar, pasang case CMP sensor (2) cylinder head dan kencangkan baut sesuai spesifikasi. Pasang connector sensor CMP. “A” Sealant: 99000-31110 Momen pengencangan Baut case sensor CMP (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft) 1. O-ring



13) Setel celah valve sesuai prosedur “Celah Valve”. 14) Pasang cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover ”. 15) Pasang kabel negatif battery. 16) Pastikan timing ignition sesuai spesifikasi sesuai prosedur “Memeriksa Timing Ignition” di Bab 6F.



6A-28 MEKANISME MESIN



Memeriksa Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft Adjusting Screw dan Rocker Arm Jika ujung adjusting screw (1) aus, ganti. Rocker arm (2) harus diganti jika permukaan cam-riding (3) aus. [A]: Sisi exhaust [B]: Sisi intake



Rocker Arm Shaft Runout Gunakan “V” block dan dial gauge, periksa runout. Jika runout melebihi limit, ganti rocker arm shaft. Limit runout rocker arm shaft 0,20 mm (0,008 in.)



Celah Rocker Arm-ke-Rocker Arm Shaft Gunakan micrometer dan bore gauge, ukur diameter rocker arm shaft dan diameter dalam rocker arm. Perbedaan antara kedua hasil pengukuran tersebut adalah limit celah arm-ke-shaft yang sesuai spesifikasi. Jika limit service terlalu besar, ganti shaft dan/atau arm. Diameter dalam Rocker arm Standar: 15,996 – 16,014 mm (0,6298 – 0,6304 in.) Diameter rocker arm shaft Standar: 15,969 – 15,984 mm (0,6287 – 0,6292 in.) Celah rocker arm ke rocker arm shaft Standar: 0,012 – 0,045 mm (0,0005 – 0,0017 in.) Limit: 0,09 mm (0,0035 in.)



MEKANISME MESIN 6A-29



Keausan Cam Gunakan micrometer, ukur tinggi cam. Jika tingginya di bawah limit, ganti camshaft. Tinggi cam



Intake cam Exhaust cam



Standar 36,184 – 36,344 mm (1,4246 – 1,4308 in.) 35,900 – 36,060 mm (1,4134 – 1,4196 in.)



Limit 36,084 mm (1,4206 in.) 35,800 mm (1,4094 in.)



Runout Camshaft Tahan camshaft diantara dua “V” block, dan ukur runout dengan menggunakan dial gauge. Jika runout melebihi limit, ganti camshaft. Limit runout camshaft 0,10 mm (0,0039 in.)



Keausan Journal Camshaft Periksa camshaft journal dan camshaft housing dari lubang, goresan, aus atau rusak. Jika ada kerusakan, ganti camshaft atau cylinder head dengan housing. Jangan mengganti cylinder head tanpa mengganti housing. Periksa celah dengan menggunakan plastic gauge . Prosedurnya sebagai berikut. 1) Bersihkan housing dan camshaft journal. 2) Pasang camshaft ke cylinder head. 3) Tempatkan plastic gauge sesuai lebar celah journal camshaft (ke camshaft). 4) Pasang camshaft housing sebagaimana langkah 6) “Memasang” pada “Melepas dan Memasang Rocker Arms, Rocker Arm Shaft dan Camshaft”. CATATAN: Jangan memutar camshaft saat plastic gauge terpasang.



6A-30 MEKANISME MESIN



5) Lepas housing dan gunakan scale (2) pada plastic gauge (1) envelope, ukur tebal plastic gauge. Celah camshaft journal Standar: 0,040 – 0,082 mm (0,0016 – 0,0032 in.) Limit: 0,12 mm (0,0047 in.)



Jika ukuran celah camshaft journal melebihi limit, ukur bore journal (housing) dan diameter luar camshaft journal. Ganti camshaft atau cylinder head assy. jika perbedaannya lebih besar dari spesifikasi. Diameter bore camshaft journal Standar: 28,000 – 28,021 mm (1,1024 – 1,1031 in.) Diameter luar camshaft journal Standar: 27,939 – 27,960 mm (1,1000 – 1,1007 in.)



MEKANISME MESIN 6A-31



Komponen Valve dan Cylinder Head 12 8



1



(a)



1



2 3



4



4



2 3



11



9



5 5



7



1. Valve cotter 2. Valve spring retainer



10



6



9. Cylinder head : Tanda “TOP” pada gasket menghadap pulley crankshaft, ke atas. 10. Knock pin



3. Valve spring



11. Oil jet



4. Seal valve stem



12. Valve guide



5. Valve spring seat



66 N·m (6,6 kg-m, 47,5 lb-ft)



6. Exhaust valve



Jangan digunakan kembali



7. Intake valve



: Beri oli mesin pada permukaan yang bergesekan.



8. Baut cylinder head : Lihat ke langkah 4) “Memasang”.



Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai prosedur “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas kabel negatif battery. 3) Kuras sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. 4) Lepas intake manifold sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold”. 5) Lepas cylinder head cover sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover ”. 6) Kendurkan valve adjusting screw secara penuh.



6A-32 MEKANISME MESIN



7) Lepas timing belt sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner” dan camshaft sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft” . 8) Lepas generator adjust arm bracket dari intake manifold. 9) Lepas pipa exhaust dari exhaust manifold (1) dan lepas exhaust manifold.



10) Kendurkan baut cylinder head sesuai urutan nomor seperti pada gambar dan lepaskan cylinder head. “A”: Sisi timing belt “B”: Sisi flywheel



11) Periksa sekitar cylinder head dari komponen lain yang harus dilepas atau yang perlu dilepas. 12) Lepas cylinder head dengan intake manifold dan exhaust manifold, gunakan alat angkat.



Memasang 1) Lepas gasket yang lama dan berikan oli pada permukaan yang menempel dan pasang knock pin (2) dan gasket cylinder head yang baru (1) seperti pada gambar, tanda “TOP” pada gasket harus menghadap ke timing belt, menghadap ke atas (ke arah cylinder head). A: Sisi timing belt B: Sisi flywheel



2) Pastikan venturi plug (1) sudah terpasang dan tidak tersumbat. Ketika memasang, kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Venturi plug (a): 4 N·m (0,4 kg-m, 3,0 lb-ft)



MEKANISME MESIN 6A-33



3) Pasang cylinder head ke cylinder block. 4) Beri oli mesin pada baut cylinder head dan kencangkan perlahan sebagai berikut. a) Kencangkan seluruh baut 33 N·m (3,3 kg-m, 24,0 lb-ft) sesuai urutan nomor pada gambar. b) Dengan cara yang sama seperti langkah a), kencangkan 53 N·m (5,3 kg-m, 38,5 lb-ft). c) Kendurkan semua baut hingga momen 0. d) Sama seperti langkah a), kencangkan 33 N·m (3,3 kg-m, 24,0 lb-ft). e) Sama seperti langkah a) kemudian, kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut cylinder head (a): 66 N·m (6,6 kg-m, 47,5 lb-ft) “A”: Sisi timing belt



5) Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang. 6) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur “Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator” di Bab 6B. 7) Setel kekencangan belt compressor A/C sesuai prosedur “Memeriksa dan Menyetel Belt Compressor A/C” di Bab 1B. 8) Setel celah intake dan exhaust valve sesuai prosedur pada “Celah Valve”. 9) Setel play kabel gas sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel Gas” di Bab 6E. 10) Pastikan semua part yang dilepas telah terpasang kembali pada tempatnya semula. 11) Isi kembali sistim pendingin sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. 12) Pasang kabel negatif battery. 13) Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant dan gas buang di masing-masing sambungan. 14) Pastikan ignition timing sesuai spesifikasi pada “Memeriksa Ignition Timing” di Bab 6F.



6A-34 MEKANISME MESIN



Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head Membongkar 1) Untuk memudahkan saat memperbaiki cylinder head, lepas intake manifold dengan throttle body dan exhaust manifold dari cylinder head. 2) Lepas rocker arm dan rocker arm shaft sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft”. 3) Gunakan special tool (valve lifter), compress valve spring dan kemudian lepas valve cotter (1) dengan menggunakan special tool (Forceps) seperti pada gambar. Special tool (A): 09916-14510 (B): 09916-14910 (C): 09916-84511 4) Lepas special tool, spring retainer dan valve spring. 5) Lepas valve dari sisi ruang bakar.



6) Lepas valve stem oil seal (1) dari valve guide, dan kemudian valve spring seat (2). CATATAN: Jangan menggunakan oil seal yang telah dilepas. Gunakan oil seal baru ketika memasang.



MEKANISME MESIN 6A-35



7) Gunakan special tool (valve guide remover) untuk mengeluarkan valve guide dari sisi ruang bakar ke sisi valve spring . Special tool (A): 09916-44910 CATATAN: Jangan menggunakan kembali valve guide yang telah dilepas. Gunakan valve guide baru (Oversize) ketika memasang. 8) Letakkan part yang dilepas kecuali seal valve stem dan valve guide sesuai urutan, untuk memudahkan saat memasangnya kembali.



Merakit Kembali 1) Sebelum memasang valve guide ke cylinder head, haluskan lubang guide dengan menggunakan special tool (reamer 11 mm) untuk melepas serpihan logam dan membuatnya benar benar bulat. Special tool (A): 09916-34542 (B): 09916-38210 2) Pasang valve guide ke cylinder head. Panaskan cylinder head pada suhu 80 hingga 100°C (176 hingga 212°F) agar head tidak rusak, dan pasang valve guide yang baru ke dalam lubang dengan special tool. Pasang valve guide baru hingga valve guide installer menyentuh cylinder head. Setelah pemasangan, pastikan tinggi tonjolan valve guide (1) dari cylinder head sesuai spesifikasi. Special tool (C): 09916-56011 (D): 09916-58210 CATATAN: • Jangan menggunakan kembali valve guide yang telah dilepas. Pasang valve guide baru (oversize). • Intake dan exhaust valve guide adalah sama. Valve guide oversize 0.03 mm (0.0012 in.) Tonjolan valve guide (In dan Ex) 11.5 mm (0.45 in.)



6A-36 MEKANISME MESIN



3) Haluskan lubang valve guide dengan special tool (5.5 mm reamer). Setelah dihaluskan, bersihkan bore. Special tool (A): 09916-34542 (B): 09916-34550 4) Pasang valve spring seat ke cylinder head.



5) Pasang seal valve stem yang baru (1) ke valve guide. Setelah memberikan oli mesin ke seal dan spindle special tool (valve guide installer handle), pasang oil seal ke spindle, dan kemudian pasang seal ke valve guide dengan cara menekan special tool dengan tangan. Setelah dipasang, pastikan seal terpasang dengan baik pada valve guide. PERHATIAN: Ketika memasang, jangan mengetuk atau memukul special tool dengan palu atau sejenisnya. Pasang seal ke guide hanya dengan menekan special tool dengan tangan. Mengetuk atau memukul special tool dapat menyebabkan kerusakan seal. Special tool (A): 09917-98221 (B): 09916-58210 6) Pasang valve (1) ke valve guide. Sebelum memasang valve ke valve guide, berikan oli mesin ke stem seal, valve guide bore, dan valve stem.



7) Pasang valve spring dan spring retainer. Setiap valve spring memiliki ujung atas (ujung besar (1)) dan ujung bawah (ujung kecil (2)). Pastikan posisi spring sudah benar dengan ujung bawahnya (sisi valve spring retainer (3)) menghadap ke bawah (sisi valve spring seat (4)).



MEKANISME MESIN 6A-37



8) Gunakan special tool (valve lifter), compress valve spring dan pasang dua valve cotter (1) ke dalam groove valve stem. Special tool (A): 09916-14510 (B): 09916-14910 (C): 09916-84511 9) Pasang rocker arm, spring dan rocker arm shaft sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft”. 10) Pasang intake manifold dan exhaust manifold.



Memeriksa Valve dan Cylinder Head Valve Guide Gunakan micrometer dan bore gauge untuk mengukur diameter valve stem dan guide dan untuk memeriksa celah stem-ke-guide. Lakukan pemeriksaan lebih dari satu tempat di sepanjang masing-masing stem dan guide. Jika celah melebihi limit, ganti valve dan valve guide. Spesifikasi valve dan valve guide Item Diameter valve stem Diameter dalam valve guide Celah stem-keguide



In Ex In Ex In Ex



Standar 5,465 – 5,480 mm (0,2152 – 0,2157 in.) 5,440 – 5,455 mm (0,2142 – 0,2147 in.) 5,500 – 5,512 mm (0,2166 – 0,2170 in.) 0,020 – 0,047 mm (0,0008 – 0,0018 in.) 0,045 – 0,072 mm (0,0018 – 0,0028 in.)



Limit – – – 0,07 mm (0,0027 in.) 0,09 mm (0,0035 in.)



Jika bore gauge tidak ada, periksa ujung miring valve stem dengan dial gauge. Geser ujung stem ke arah (1) dan (2) untuk mengukur ujung miring. Jika kemiringan melebihi limit, ganti valve stem dan valve guide. Limit ujung miring valve stem Intake: 0,14 mm (0,005 in.) Exhaust: 0,18 mm (0,007 in.)



6A-38 MEKANISME MESIN



Valve • Lepas semua carbon dari valve. • Periksa masing-masing valve dari aus, angus atau kerusakan pada permukaan dan stem, jika perlu ganti. • Ukur ketebalan valve head. Jika ketebalannya melebihi limit, ganti valve. Ketebalan valve head “a”: Intake Exhaust



Standar 0,8 – 1,2 mm (0,032 – 0,047 in.)



Limit 0,6 mm (0,023 in.) 0,7 mm (0,027 in.)



“b”: 45°



• Periksa ujung permukaan valve stem dari berlubang dan aus. Jika ada lubang atau aus, ujung valve stem harus diratakan, tetapi jangan terlalu banyak saat menggerinda chamfer. Ketika keausan mengakibatkan chamfer hilang, ganti valve.



• Lebar dudukan: Beri compound pada dudukan valve dan dengan memutar dudukan tapping dengan valve head. Gunakan valve lapper (alat untuk proses sekir valve). Pola yang terbentuk pada permukaan dudukan valve harus rata dan tanpa celah/patahan, dan ketebalannya harus diantara spesifikasi berikut. Standar lebar dudukan “a” pada permukaan valve Intake dan exhaust: 1,1 – 1,3 mm (0,0433 – 0,0511 in.)



MEKANISME MESIN 6A-39



• Perbaikan dudukan valve: Dudukan valve tidak membentuk pola gesekan yang seragam pada valve atau jika jarak tidak sesuai spesifikasi harus diperbaiki dengan cara menggerinda atau dipotong dan gerinda kembali, dan diakhiri dengan proses sekir. 1) Dudukan exhaust valve: Gunakan cutter untuk membuat tiga potongan seperti pada gambar. Potongan pertama membentuk sudut 15°, kedua membentuk sudut 75° dan terakhir membentuk sudut 45°. Potongan kedua harus sesuai dengan tebal dudukan. Lebar dudukan untuk exhaust valve 1,1 – 1,3 mm (0,0433 – 0,0511 in.) 2) Urutan pemotongan dudukan Intake valve sama untuk dudukan exhaust valve. Lebar dudukan intake valve 1,1 – 1,3 mm (0,0433 – 0,0511 in.)



3) Sekir valve. Lakuan sekir dalam dua tahap, pertama menggunakan compound kasar kemudian gunakan compound halus. Saat menggunakan lapper (alat sekir), lakukan dengan cara yang benar.



Cylinder Head • Lepas carbon dari ruang bakar. CATATAN: Jangan menggunakan alat yang tajam untuk melepas carbon. Hati-hati jangan sampai menggores atau mengelupas permukaan metal ketika melepas carbon. Hal yang sama untuk valve dan dudukan valve. • Periksa cylinder head dari retak pada intake dan exhaust port, ruang bakar, dan permukaan head.



6A-40 MEKANISME MESIN



• Kerataan permukaan gasket: Gunakan mistar baja dan thickness gauge, periksa permukaan di 6 lokasi. Jika kerusakan melebihi limit, perbaiki permukaan gasket dengan plate dan amplas no. 400 (amplas anti air silicon carbide), amplas permukaan plate, dan permukaan dengan gasket untuk menghilangkan bagian yang tinggi. Jika hal ini masih tidak dapat mencapai standar pengukuran thickness gauge, ganti cylinder head. Kebocoran gas buang dari gasket joint sering terjadi karena permukaan gasket keriting, menyebabkan kurangnya tenaga mesin kendaraan. Limit kerusakan permukaan gasket cylinder head 0,05 mm (0,002 in.)



• Kerusakan permukaan dudukan manifold: Periksa permukaan dudukan cylinder head manifold, gunakan mistar baja dan thickness gauge, untuk menentukan apakah cylinder head dapat diperbaiki atau diganti. Limit kerusakan permukaan manifold 0,10 mm (0,004 in.)



MEKANISME MESIN 6A-41



Valve Spring • Lihat data di bawah ini, periksa masing-masing kondisi spring, pastikan tidak ada yang patah atau lemah. Perlu diingat, valve spring yang lemah dapat menyebabkan bunyi, dan kemungkinan berkurangnya tenaga output mesin karena adanya kebocoran gas. Panjang valve spring Standar: 36,83 mm (1,4500 in.) Limit: 35,67 mm (1,4043 in.) Preload valve spring Standar: 107 – 125 N (10,7 – 12,5 kg, 23,6 – 27,5 lb) untuk 31,5 mm (1,24 in.) Limit: 93 N (9,3 kg, 20,5 lb) untuk 31,5 mm (1,24 in.)



• Kelurusan spring: Gunakan permukaan plate yang rata dan lurus, kemudian periksa masing-masing celah spring antara ujung valve spring dan plate. Jika celah valve spring lebih besar dari limit, lakukan penggantian. Limit kelurusan valve spring 2,0 mm (0,079 in.)



6A-42 MEKANISME MESIN



Unit Overhaul Komponen Engine Mounting



1. Bagian depan kendaraan



8. Engine mounting belakang



2. Member engine mounting depan



9. Mounting member collar



15. Baut bracket engine mounting kiri 16. Baut No.1 engine mounting belakang



3. Engine mounting depan



10. Mounting member cushion atas



17. Baut No.2 engine mounting belakang



4. Cover engine mounting depan kiri



11. Mounting member cushion bawah



18. Stiffener



5. Bracket engine mounting depan kiri



12. Baut mounting member



55 N·m (5.5 kg-m, 40.0 lb-ft)



6. Bracket engine mounting belakang



13. Mur engine mounting



25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)



7. Bracket engine mounting depan kanan



14. Baut bracket engine mounting kanan



MEKANISME MESIN 6A-43



Melepas dan Memasang Engine Assy. Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai prosedur pada “Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas kabel negatif battery. 3) Kuras sistim pendingin sesuai prosedur pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. 4) Lepas console box. 5) Lepas kabel gear shift dan kabel gear select sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A 6) Lepas engine room center member. 7) Lepaskan radiator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Radiator di Bab 6B”.



1



5



8



10 4



15 12 18



2



16 9 3 7 11 17



13 6



8) • • • • • • • • • • • •



Lepas kabel kelistrikan berikut ini. Connector ignition coil assy. (1) Kabel ground intake manifold (2) Connector sensor manifold absolute pressure (MAP) (3) Connector sensor engine coolant temperature (ECT) (4) Connector injector lead wires (5) Connector sensor IAT (6) Connector sensor TP (7) Valve IAC Connector sensor CMP (8) Connector sensor CKP (18) Connector oxygen sensor (15) Connector Evap canister purge valve (16)



9) • • • • • • •



Lepas selang / hose berikut. Brake booster hose (9) dari intake manifold Radiator inlet hose (10) dari thermostat cap PCV hose (12) dari intake manifold dan cylinder head cover Fuel feed hose dan return hose dari masing-masing pipa Breather hose (11) dari cylinder head cover Air intake hose (13) Selang Evap canister purge (17)



10) Lepas kabel gas dari throttle body dan clamp-nya. 11) Angkat kendaraan. 12) Kuras oli mesin jika perlu.



6A-44 MEKANISME MESIN



13) Lepas belt compressor A/C (jika dilengkapi) sesuai prosedur “Mengganti Belt Compressor A/C” di Bab 1B (1).



1



14) Dengan hose dilepas, lepas compressor A/C (1) dari cylinder block.



1 2



1



15) Lepas baut pipa exhaust (1).



16) Kuras oli transmisi sesuai prosedur “Mengganti Oli Transmisi” di Bab 7A. 17) Lepas kabel clutch dari clutch release arm sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Kabel Clutch” di Bab 7C. 1



2



18) Lepas soket switch lampu mundur (1) dan kabel speedometer (2). 19) Lepas propeller shaft sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Propeller Shaft” di Bab 4B.



MEKANISME MESIN 6A-45



20) Ganjal engine assy. dan transmisi (2) dengan dongkrak (1). 21) Lepas baut bracket engine mounting dan baut belakang. CATATAN: Sebelum melepas engine assy. dengan transmisi dari bodi, pastikan semua hose, kabel listrik dan kabel telah dilepas dari engine assy. dan transmisi. 2 1



22) Turunkan engine assy. berikut transmisi dari bodi. CATATAN: Sebelum menurunkan mesin, untuk menghindari compressor A/C dari kerusakan, perhatikan timing belt sewaktu mengangkat. Usahakan tidak ada gaya berlebihan pada hose. 23) Lepas transmisi dari engine assy. sesuai prosedur “Membongkar dan Merakit Unit Transmisi” di Bab 7A. 24) Lepas cover clutch, disc clutch dan flywheel sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cover Clutch, Disc Clutch dan Flywheel” di Bab 5C.



6A-46 MEKANISME MESIN



Memasang Kebalikan dengan prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal-hal berikut. • Pasang cover clutch, disc clutch dan flywheel sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Cover Clutch, Disc Clutch dan Flywheel” di Bab 5C. • Pasang transmisi ke engine assy. sesuai prosedur “Membongkar dan Merakit Unit Transmisi” di Bab 7A. • Kencangkan baut dudukan engine assy. sesuai prosedur pada “Komponen Engine Mounting”. • Pasang radiator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Radiator di Bab 6B”. • Pasang pipa exhaust sesuai prosedur pada “Komponen Sistim Exhaust” di Bab 6K. • Sebelum memasang engine room center member, periksa seal engine room center member dari kerusakan. Ganti jika perlu. • Pasang engine room center member sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A. • Setel belt compressor A/C sesuai prosedur pada “Menyetel Kekencangan Belt Compressor A/C ” di Bab 1B. • Setel play kabel gas sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel Gas” di Bab 6E. • Setel kabel gear select sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel Gear Select ” di Bab 7A. • Isi kembali oli transmisi sesuai prosedur pada “Mengganti Oli Transmisi” di Bab 7A. • Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B. • Isi kembali coolant sesuai prosedur pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. • Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant dan gas buang di setiap sambungan. • Pasang battery dan periksa fungsi mesin, clutch dan transmisi.



MEKANISME MESIN 6A-47



Komponen Oil Pan dan Oil Pump Strainer



1. Oil pan : Beri sealant 99000-31250 ke permukaan yang menempel antara oil pan dan cylinder block, lihat langkah 1 “Memasang”.



6. Sensor CKP



2. Oil pump strainer



7. Mur oil pan



10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)



3. Seal



8. Baut oil pan



11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)



4. Drain plug gasket



9. Baut CKP sensor



50 N·m (5.0 kg-m, 36.0 lb-ft)



5. Drain plug



10. Baut oil pump strainer



11. Baut bracket oil pump strainer



Jangan digunakan kembali.



Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer Melepas 1) Lepas engine assy. sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Engine Assembly”. 2) Lepas soket sensor CKP (1) dan sensor CKP (2) dengan melepas bautnya (jika dilengkapi).



2 1



6A-48 MEKANISME MESIN



3) Kuras oli mesin dengan membuka drain plug (2). 1. Oil pan



4) Lepas oil pan (3) kemudian oil pump strainer (2). 1. Cylinder block



Memasang “A”



1) Bersihkan permukaan sealing pada oil pan dan cylinder block. 2) Beri sealant ke seluruh permukaan oil pan seperti pada gambar. “A”: Sealant 99000-31250 “a”: 2 mm (0.08 in.) “b”: 3 mm (0.12 in.)



“A”



“a”



“b”



“A”



“a”



“b”



MEKANISME MESIN 6A-49



3) Pasang seal baru (2) dengan posisi seperti pada gambar. 4) Pasang oil pump strainer (1) dan oil pan (3). Kencangkan baut strainer (4) dan kemudian baut bracket (5) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut oil pump strainer (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) Baut bracket oil pump strainer (b): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) 5) Setelah memasang oil pan ke cylinder block, pasang bautbautnya dengan benar dan mulai pengencangan dari tengah kemudian gerakkan wrench ke arah luar dan kencangkan satu per satu. Kencangkan mur dan baut sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Mur dan baut oil pan (c): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)



6) Pasang gasket baru dan drain plug (2) ke oil pan (1). Kencangkan drain plug sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Drain plug (a): 50 N·m (5.0 kg-m, 36.5 lb-ft)



7) Pasang sensor CKP (1) dan pasang soketnya. Momen pengencangan Baut sensor CKP (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)



8) Pasang engine assy. pada kendaraan sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Engine Assembly”. 9) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B. 10) Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan.



6A-50 MEKANISME MESIN



Membersihkan Oil Pan dan Oil Pump Strainer • Bersihkan permukaan yang menempel antara oil pan dan cylinder block. Bersihkan oli, sealant, dan kotoran dari permukaan yang menempel dan bagian dalam oil pan.



• Bersihkan saringan oil pump strainer.



MEKANISME MESIN 6A-51



Komponen Pompa Oli



1. Rotor plate



6. Oil pump Pin



11. Oil pump plate screw



23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)



2. Inner rotor



7. Relief valve



12. Oil Pump plug



Jangan digunakan kembali



3. Outer rotor



8. Spring



13. Baut pompa oli (pendek)



4. Gasket



9. Retainer



14. Baut pompa oli (panjang)



5. Rotor plate pin



10. Circlip



11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft)



Melepas dan Memasang Pompa Oli Melepas 1) Lepas engine assy. sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Engine Assembly”. 2) Lepas timing belt sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”. 3) Lepas generator dan bracketnya sesuai prosedur pada “Membongkar dan Melepas Generator” di bab 6H. 4) Lepas pulley crank timing belt (3). Untuk mengunci crankshaft, pasang special tool (gear stopper) pada flywheel ring gear (1). Dengan crankshaft terkunci, lepas baut pulley crank timing belt (2). Special tool (A): 09927-56010



6A-52 MEKANISME MESIN



5) Lepas oil pan (3) dan oil pump strainer (2) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”. 1. Cylinder block



6) Lepas pompa oli assy. (1) kemudian lepas rubber seal (2) dan oil pump pin.



Memasang 1) Pasang dua oil pump pin dan gasket pompa oli yang baru ke cylinder block. 2) Untuk mencegah bibir oil seal rusak atau terpuntir ketika memasang pompa oli ke crankshaft, pasang special tool (oil seal guide) ke crankshaft, dan beri oli mesin pada special tool. Special tool (A): 09926-18210



3) Pasang pompa oli ke cylinder block. Ada 2 tipe baut pompa oli, lihat gambar untuk penggunaan yang benar dan kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut pompa oli (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) 1. Baut No.1 (pendek) 2. Baut No.2 (panjang)



MEKANISME MESIN 6A-53



4) Pasang rubber seal di antara pompa oli dan water pump.



5) Pasang key (1) dan crank timing belt pulley (2). Lihat gambar untuk pemasangan yang benar. Dengan crankshaft terkunci, kencangkan baut crank timing belt pulley (3) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut crank timing belt pulley (a): 130 N·m (13.0 kg-m, 94.0 lb-ft) Special tool (A): 09927-56010 4. Dowel pin 5. Flywheel



6) Pasang timing belt, tensioner, oil pump strainer, oil pan dan komponen lain sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner” dan “Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”. 7) Pasang generator dan bracket sesuai prosedur pada “Membongkar dan Merakit Generator” di Bab 6H. 8) Pastikan semua komponen yang dilepas telah terpasang kembali pada tempatnya semula. 9) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur pada “Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator” di Bab 6B. 10) Setel kekencangan belt compressor A/C sesuai prosedur pada “Menyetel Kekencangan Compresor A/C” di Bab 1B. 11) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B. 12) Pastikan tidak ada kebocoran coolant dan oli pada sambungan. 13) Setelah selesai pemasangan, periksa tekanan oli dengan menghidupkan mesin sesuai prosedur pada “Memeriksa Tekanan Oli”.



6A-54 MEKANISME MESIN



Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli Membongkar 1) Lepas baut oil level gauge guide (3) dan tarik keluar guide (2) dari pompa oli (1). 4. Guide seal



2) Lepas rotor plate (1).



3) Lepas rotor plate pin (1) dari oil pump case (2). 4) Lepas outer rotor (3) dan inner rotor (4).



5) Lepas relief valve (1), spring (2) dan retainer (3) dengan melepas circlip (4).



MEKANISME MESIN 6A-55



Merakit Kembali 1) Cuci, bersihkan dan keringkan semua komponen yang dibongkar. 2) Beri sedikit oli mesin ke inner dan outer rotor (1), oil seal, permukaan bagian dalam oil pump case dan plate. 3) Pasang outer dan inner rotor (2) ke pump case. 4) Pasang rotor plate pin (3) ke oil pump case (4).



5) Pasang rotor plate (2) dan kencangkan 5 screw (1) sesuai spesifikasi. Setelah memasang plate, pastikan rotor dapat diputar dengan tangan. Momen pengencangan Oil pump plate screw (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



6) Berikan oli mesin pada relief valve (1) dan pasang dengan spring (2), retainer (3) dan circlip baru (4).



7) Berikan oli mesin pada guide seal (3) kemudian pasang guide seal dan guide (2). Kencangkan baut oil level gauge guide sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut oil level gauge guide (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft) 1. Pompa oli



6A-56 MEKANISME MESIN



Memeriksa Pompa Oli • Periksa bibir oil seal dari kerusakan. Ganti jika perlu. CATATAN: Ketika memasang oil seal baru (1), press-fit hingga ujungnya rata dengan ujung oil pump case (2).



• Periksa outer dan inner rotor, rotor plate, dan oil pump case dari aus atau rusak.



• Periksa celah radial antara outer rotor (1) dan case (2) dengan menggunakan thickness gauge. Jika celah melebihi limit, ganti outer rotor atau case. Limit celah radial antara outer rotor dan oil pump case 0,310 mm (0,0122 in.)



• Periksa celah samping dengan menggunakan mistar baja (1) dan thickness gauge. Limit celah samping oil pump inner rotor 0,15 mm (0,0059 in.)



MEKANISME MESIN 6A-57



Komponen Piston, Piston Ring dan Connecting Rod



1. Ring pertama



6. Connecting rod bearing cap : Jangan memberikan oli mesin ke permukaan dalam cap.



35 N·m (3,5 kg-m, 25,5 lb-ft)



2. Ring kedua



7. Connecting rod bearing : Jangan memberikan oli mesin ke bagian di antara ujung besar rod dan bearing, antara cap dan bearing.



Jangan digunakan kembali.



3. Oil ring



8. Piston pin



:Berikan oli mesin pada permukaan yang bergesekan.



4. Piston 5. Connecting rod : Jangan memberikan oli mesin ke permukaan dalam ujung besar rod.



9. Piston pin circlip 10. Connecting rod bearing cap nut



Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring dan Connecting Rod Melepas 1) Lepas engine assy. sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Engine Assy”. 2) Lepas cylinder head dari cylinder block sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head”. 3) Kuras oli mesin. 4) Lepas oil pan dan oil pump strainer sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”. 5) Tandai nomor cylinder di semua piston, connecting rod dan rod bearing cap, gunakan pencil silver atau cat yang cepat kering. 6) Lepas rod bearing cap.



6A-58 MEKANISME MESIN



7) Pasang guide hose (1) melalui ulir baut rod. Hal ini untuk mencegah kerusakan bearing journal dan ulir baut rod ketika melepas connecting rod. 8) Lepas carbon di bagian atas bore cylinder sebelum melepas piston dari cylinder. 9) Tekan piston dan connecting rod assy. keluar melaui bagian atas bore cylinder.



Memasang 1) Berikan oli mesin pada piston, ring, dinding cylinder, connecting rod bearing dan crankpin. CATATAN: Jangan memberikan oli ke bagian antara connecting rod dan bearing atau antara bearing cap dan bearing. 2) Pasang guide hose melalui baut connecting rod. Karena guide hose berfungsi untuk melindungi crankpin dan ulir baut rod dari kerusakan selama pemasangan connecting rod dan piston assy.



3) Ketika memasang piston dan connecting rod assy. ke bore cylinder, arahkan tanda panah pada piston head ke timing belt. A: Sisi timing belt B: Sisi flywheel



4) Pasang piston dan connecting rod assy. ke bore cylinder. Gunakan special tool (piston ring compressor) untuk mengkompres ring. Pasang connecting rod ke crankshaft. Gunakan gagang martil, ketuk piston head untuk memasang piston ke bore. Tahan ring compressor pada cylinder block hingga semua piston ring masuk ke dalam cylinder bore. Special tool (A): 09916-77310



MEKANISME MESIN 6A-59



5) Pasang bearing cap (1): Arahkan tanda panah (2) pada cap ke timing belt. Kencangkan mur cap sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Mur connecting rod bearing (a): 35 N·m (3.5 kg-m, 25.5 lb-ft) A: Timing belt side



6) Kebalikan prosedur melepas untuk memasang, sebagaimana telah diterangkan sebelumnya. 7) Setel kekencangan belt water pump sesuai prosedur pada “Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator” di Bab 6B. 8) Setel kekencangan belt compressor A/C sesuai prosedur pada “Menyetel Kekencangan Compresor A/C” di Bab 1B. 9) Setel celah valve intake dan exhaust sesuai prosedur pada “Celah Valve”. 10) Setel play kabel gas sesuai prosedur pada “Menyetel Kabel Gas” di Bab 6E. 11) Pastikan komponen yang telah dilepas, telah dipasang kembali di tempatnya semula. 12) Isi kembali oli mesin sesuai prosedur pada “Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli” di Bab 0B. 13) Isi kembali sistim pendingin sesuai prosedur pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. 14) Pasang kabel negatif battery. 15) Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar, coolant, oli dan gas buang di tiap-tiap sambungan. 16) Pastikan ignition timing sesuai spesifikasi, lihat “Memeriksa Ignition Timing” di Bab 6F.



6A-60 MEKANISME MESIN



Membongkar dan Merakit Kembali Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder Membongkar 1) Gunakan piston ring expander, lepas dua compression ring (top dan 2nd) dan oil ring dari piston. 2) Lepas piston pin dari connecting rod. • Keluarkan piston pin circlip (1) seperti pada gambar.



• Tekan piston pin keluar.



MEKANISME MESIN 6A-61



Merakit Kembali CATATAN: Ada dua ukuran piston standar untuk menjaga celah piston-ke-cylinder. Ketika memasang piston standar, cocokkan piston dengan cylinder sebagai berikut. a) Setiap piston (5) memiliki nomor 1 atau 2 (6) seperti pada gambar. Nomor ini menunjukkan diameter piston. b) Terdapat juga nomor 1 dan 2 (6) pada cylinder block seperti pada gambar. Angka pertama menunjukkan diameter dalam cylinder No.1 (1), angka kedua cylinder No.2 (2), angka ketiga cylinder No.3 (3) dan angka keempat cylinder No.4 (4). A: Sisi timing belt B: Sisi flywheel



c) Nomor yang tertera pada piston dan cylinder block berhubungan. Karenanya, pasang piston nomor 2 ke cylinder nomor 2 dan piston nomor 1 ke cylinder nomor 1. Spesifikasi piston dan cylinder Piston Nomor di bagian atas (tanda) 1



2



Diameter luar 74,9801 – 74,9900 mm (2,9520 – 2,9523 in.) 74,9700 – 74,9800 mm (2,9516 – 2,9519 in.)



Cylinder Nomor (tanda)



1



2



Diameter Bore



Celah piston-kecylinder



75,0101 – 0,02 – 0,04 75,0200 mm mm (0.0008 (2,9531 – – 0,0015 in.) 2,9535 in.) 75,0000 – 0,02 – 0,04 75,0100 mm mm (0,0008 (2,9528 – – 0,0015 in.) 2,9531 in.)



Dan juga, huruf A, B atau C yang tertera pada bagian atas piston. Tetapi biasanya tidak perlu membedakan piston dengan hurufhuruf ini.



6A-62 MEKANISME MESIN



1) Pasang piston pin ke piston (1) dan connecting rod (3): Setelah piston pin dan lubang piston pin pada piston dan connecting rod diberikan oli mesin, pasang connecting rod ke piston seperti pada gambar dan pasang piston pin ke piston dan connecting rod, kemudian pasang piston pin circlip. CATATAN: Circlip (5) harus dipasang dengan bagian potongannya menghadap ke atas atau bawah seperti pada gambar. 2. Tanda panah 4. Lubang oli A: Sisi timing belt



2) Pasang piston ring ke piston: • Perhatikan ukuran ring pertama (1) dari ring kedua (2) seperti pada gambar. • Seperti pada gambar, ring pertama dan kedua memiliki tanda masing-masing (4). Ketika memasang piston ring ke piston, arahkan tanda ke bagian atas piston. • Ketika memasang oil ring (3), pasang spacer terlebih dahulu dan kemudian kedua railnya. 3) Setelah memasang ketiga ring (1st, 2nd dan oil ring), luruskan ujung celahnya seperti pada gambar. 1. Tanda panah



5. Oil ring lower rail gap



2. Gap ujung 1st ring



6. Sisi intake



3. Gap ujung 2nd ring dan gap oil ring spacer



7. Sisi Exhaust



4. Oil ring upper rail gap



MEKANISME MESIN 6A-63



Memeriksa dan Membersihkan Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder Cylinder 1) Periksa dinding cylinder dari goresan, kasar atau aus. Jika cylinder bore sangat kasar atau goresannya dalam atau aus, lakukan corter pada cylinder dan gunakan piston oversize. 2) Gunakan cylinder gauge, ukur cylinder bore secara thrust dan axial di dua posisi seperti pada gambar. Jika terjadi kondisi berikut, lakukan corter pada cylinder. • Cylinder bore diameter melebihi limit. • Perbedaan antara dua posisi pengukuran melebihi limit taper. • Perbedaan antara pengukuran thrust dan axial melebihi limit out-of-round . Limit diameter cylinder bore 75,15 mm (2,9586 in.) Limit taper cylinder bore Limit: 0,10 mm (0,0039 in.) Cylinder bore out-of-round Limit: 0,10 mm (0,0039 in.) CATATAN: Jika dari keempat cylinder harus dicorter, lakukan corter pada keempatnya dengan ukuran yang sama. Hal ini perlu untuk keseimbangan kerja mesin. “a”: 50 mm (1.96 in.) “b”: 95 mm (3.74 in.)



Piston 1) Periksa piston dari kerusakan, retak atau lainnya. Piston yang rusak harus diganti. 2) Diameter piston: Seperti pada gambar, diameter piston harus diukur pada posisi “a” dari ujung piston dan tegak lurus dengan piston pin. Diameter piston Ukuran Piston Standar Over size: 0,50 mm (0,0196 in.) “a”: 23 mm (0,91 in.)



Diameter Piston 74,970 – 74,990 mm (2,9516 – 2,9523 in.) 75,470 – 75,480 mm (2,9713 – 2,9716 in.)



6A-64 MEKANISME MESIN



3) Celah piston: Ukur diameter cylinder bore dan diameter piston untuk mengetahui perbedaannya sebagai celah piston. Celah piston harus sesuai spesifikasi sebagaimana berikut. Jika tidak sesuai spesifikasi, lakukan corter pada cylinder dan gunakan piston oversize. Celah piston 0,02 – 0,04 mm (0,0008 – 0,0015 in.) CATATAN: Diameter cylinder bore yang digunakan adalah hasil pengukuran pada dua posisi. “a”: 23 mm (0,91 in.)



4) Celah ring groove: Sebelum diperiksa, piston groove harus dibersihkan, keringkan dan bersihkan dari carbon. Pasang piston ring baru (1) ke piston groove, dan ukur celah antara ring dan ring land dengan menggunakan thickness gauge (2). Jika celah tidak sesuai spesifikasi, ganti piston. Celah ring groove Top: 0,03 – 0,07 mm (0,0012 – 0,0027 in.) 2nd: 0,02 – 0,06 mm (0,0008 – 0,0023 in.)



Piston Pin 1) Periksa piston pin, bore ujung kecil connecting rod dan piston bore dari aus atau rusak. Perhatikan dengan baik kondisi ujung kecil bore bush. Jika pin, bore ujung kecil connecting rod atau piston bore sangat aus atau rusak, ganti pin, connecting rod atau piston. 2) Celah piston pin: Periksa celah piston pin di bagian ujung kecil. Ganti connecting rod jika bagian ujung kecilnya sangat aus atau rusak atau jika pengukuran celah melebihi limit. Celah piston ujung yang kecil Standar: 0,003 – 0,016 mm (0,0001 – 0,0006 in.) Limit: 0,05 mm (0,0020 in.) Bore connecting rod ujung yang kecil 19,003 – 19,011 mm (0,7482 – 0,7484 in.) Diameter piston pin. 18,997 – 19,000 mm (0,7479 – 0,7480 in.)



MEKANISME MESIN 6A-65



Piston Ring Untuk mengukur ujung gap, pasang piston ring (3) ke cylinder bore dan ukur gap dengan menggunakan thickness gauge (2). Jika pengukuran gap tidak sesuai spesifikasi, ganti ring. CATATAN: Bersihkan carbon dan bagian atas cylinder bore sebelum memasang piston ring. Gap ujung piston ring



Top ring 2nd ring Oil ring



Standar 0.20 – 0.33 mm (0.0079 – 0.0130 in.) 0.28 – 0.41 mm (0.0110 – 0.0161 in.) 0.20 – 0.50 mm (0.0079 – 0.0197 in.)



Limit 0.7 mm (0.0275 in.) 0.7 mm (0.0275 in.) 1.7 mm (0.0669 in.)



1. Cylinder block “a”: 120 mm (4,72 in.)



Connecting Rod 1) Celah sisi ujung besar: Pastikan ujung besar connecting rod, dengan rod terpasang dan terhubung ke crank pin. Jika pengukuran melebihi limit, ganti connecting rod. Celah sisi ujung besar connecting rod Standar: 0,10 – 0,25 mm (0,0039 – 0,0098 in.) Limit: 0,4 mm (0,0157 in.)



2) Kelurusan connecting rod: Pasang connecting rod pada aligner untuk memeriksa bengkok dan terpuntir dan jika melebihi limit, ganti. Kelurusan Connecting rod Limit bengkok: 0,05 mm (0,0020 in.) Limit terpuntir: 0,10 mm (0,0039 in.)



6A-66 MEKANISME MESIN



Crank Pin dan Connecting Rod Bearing 1) Periksa crank pin dari aus atau rusak. Ukur crank pin dari out-of-round atau taper dengan micrometer. Jika crank pin rusak, atau out-of-round atau taper melebihi limit, ganti crankshaft atau bubut crank pin dengan melihat langkah f). Spesifikasi crank pin dan connecting rod bearing Ukuran Con. rod bearing Standar 0.25 mm (0.00984 in.) undersize



Diameter crank pin 43.982 – 44.000 mm (1.7316 – 1.7322 in.) 43.732 – 43.750 mm (1.7218 – 1.7224 in.)



Crank pin out-of-round Limit: 0.01 mm (0.0004 in.) Crank pin taper Limit: 0.01 mm (0.0004 in.) 2) Rod bearing: Periksa bearing shell dari tanda-tanda meleleh, berlubang, angus atau mengelupas dan perhatikan pola kontaknya. Bearing shell yang rusak harus diganti. Ada dua macam rod bearing, ukuran standar dan undersize 0,25 mm. Untuk membedakannya, pada undersize 0,25 mm tertera tulisan (US025) di bagian punggungnya seperti pada gambar, tetapi yang standar tidak ada tandanya.



3) Celah rod bearing: a) Sebelum memeriksa celah bearing, bersihkan bearing dan crank pin. b) Pasang bearing pada connecting rod dan bearing cap. c) Pasang plastic gauge (1) di antara crankpin dengan bearing (parallel ke crankshaft) tetapi hindari lubang oli.



d) Pasang rod bearing cap (1) ke connecting rod. Ketika memasang cap, pastikan tanda panah (2) pada cap mengarah ke sisi timing belt, seperti pada gambar. Setelah baut rod diberikan oli mesin, kencangkan mur cap sesuai spesifikasi. Jangan memutar crankshaft dengan plastic gauge terpasang. Momen pengencangan Mur bearing cap connecting rod (a): 35 N·m (3.5 kg-m, 25.5 lb-ft) “A”: Sisi timing belt



MEKANISME MESIN 6A-67



e) Lepas cap dan gunakan scale (2) pada plastic gauge (1) envelope, ukur lebar gaging plastic (celah). Jika celahnya melebihi limit, gunakan bearing standar baru dan ukur kembali celahnya. Celah oli connecting rod bearing Standar: 0,020 – 0,050 mm (0,0008 – 0,0019 in.) Limit: 0,080 mm (0,0031 in.)



f) Jika celah tidak dapat mencapai limit meski dengan menggunakan bearing standar baru, ganti crankshaft atau bubut kembali crankpin hingga undersize sebagai berikut. – Pasang bearing undersize 0,25 mm (0,00984 in.) ke ujung besar connecting rod. – Ukur diameter bore ujung besar connecting rod. – Bubut kembali crankpin hingga diameter berikut. Diametercrankpin .



Ukuran ujung besar = diameter bore. (termasuk bearing undersize)







0,035 mm (0,0014 in.)



– Pastikan celah bearing sesuai standar di atas.



Membersihkan Bersihkan carbon dari kepala piston dan ring groove dengan menggunakan tool yang sesuai.



6A-68 MEKANISME MESIN



Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Cylinder Block



1. Cylinder block



7. Crankshaft



13. Baut housing (panjang)



Beri oli mesin ke permukaan yang bergesekan.



2. Oil seal depan



8. Thrust bearing



14. Input shaft bearing



54 N·m (5,4 kg-m, 39,0 lb-ft)



3. Main bearing: Jangan memberikan oli mesin di antara cylinder block dan bearing, antara bearing cap dan bearing.



9. Oil seal belakang



15. Flywheel



76 N·m (7,6 kg-m, 55,0 lb-ft)



11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)



4. Bearing cap



10. Pin



16. Baut flywheel



5. Baut cap



11. Baut housing (pendek)



17. Oil seal housing gasket



6. Timing pulley key



12. Oil seal housing : Beri sealant 9900031250 pada permukaan yang menempel



Jangan digunakan kembali



MEKANISME MESIN 6A-69



Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Cylinder Block Melepas 1) Lepas engine assy. dari kendaraan sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Engine Assy. ”. 2) Lepas intake manifold sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold”. 3) Lepas piston dan connecting rod sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder”. 4) Lepas pompa oli (1) sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Pompa Oli”. 5) Lepas oil seal housing (1) dan gasket (2). 6) Lepas connecting rod bearing cap.



7) Kendurkan baut crankshaft bearing cap sesuai urutan nomornya seperti pada gambar satu persatu dan lepas bearing cap. 8) Lepas crankshaft (1) dari cylinder block (2).



Memasang CATATAN: • Semua komponen yang akan dipasang harus benarbenar bersih. • Berikan oli pada crankshaft journal, journal bearing, thrust bearing, crankpin, connecting rod bearing, piston, piston ring dan cylinder bore. • Journal bearing, bearing cap, connecting rod, rod bearing, rod bearing cap, piston dan piston ring sebagai satu set. Jangan dibongkar dan pastikan masing-masing komponen telah terpasang pada tempatnya semula.



6A-70 MEKANISME MESIN



1) Pasang main bearing ke cylinder block (1). Bagian atas bearing (2) terdapat oil groove (3) dipasang ke cylinder block, dan bagian lainnya yang tanpa oil groove dipasang ke bearing cap. Pastikan kedua bagian tersebut mempunyai warna cat yang sama.



2) Pasang thrust bearing (1) ke cylinder block antara No.2 dan No.3 . Hadapkan oil groove (2) ke crank web. 3) Pasang crankshaft ke cylinder block.



4) Pasang bearing cap ke cylinder block dan pastikan tanda panah (pada masing-masing cap) menghadap ke timing belt. Pasang sesuai urutan, 1, 2, 3, 4 dan 5, dimulai dari sisi timing belt. 5) Setelah semua bearing cap bolt diberi oli, kencangkan baut bearing cap sesuai urutan seperti pada gambar satu persatu sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut crankshaft bearing cap (a): 54 N·m (5,4 kg-m, 39,0 lb-ft) CATATAN: Setelah mengencangkan baut cap, pastikan crankshaft dapat berputar dengan gaya sebesar 8.0 N·m (0,8 kg-m, 5,8 lb-ft) atau di bawahnya.



MEKANISME MESIN 6A-71



6) Pasang gasket baru (4) dan oil seal housing belakang (1) ke cylinder block, dan kencangkan bautnya sesuai spesifikasi. CATATAN: Ada 2 tipe baut housing, lihat gambar untuk penggunaan yang benar. Momen pengencangan Baut oil seal housing belakang (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft) 2. Baut panjang 3. Baut pendek



7) Pasang pompa oli sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Pompa Oli”. 8) Pasang flywheel (1) (model M/T) atau drive plate (untukmodel A/T). Gunakan special tool untuk mengunci flywheel dan kencangkan bautnya sesuai spesifikasi. Special tool (A): 09924-17811 Momen pengencangan Baut flywheel atau drive plate (a): 76 N·m (7.6 kg-m, 55.0 lb-ft) 9) Pasang piston dan connecting rod sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring, Connecting Rod dan Cylinder”. 10) Pasang cylinder head assy. sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head”. 11) Pasang rocker arm, rocker arm shaft dan camshaft sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Rocker Arm, Rocker Arm Shaft dan Camshaft”. 12) Pasang timing belt dan tensioner sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Timing Belt dan Tensioner”. 13) Pasang cylinder head cover sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Cylinder Head Cover ”. 14) Pasang oil pan dan oil pump strainer sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Oil Pan dan Oil Pump Strainer”. 15) Pasang intake dan exhaust manifold sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Throttle Body dan Intake Manifold” dan “Melepas dan Memasang Exhaust Manifold”. 16) Pasang clutch cover, clutch disc dan flywheel sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Clutch cover, Clutch disc dan Flywheel” di Bab 7C. 17) Pasang transmisi sesuai prosedur pada “Membongkar dan Merakit Unit Transmisi” di Bab 7A. 18) Pasang engine assy. ke kendaraan sesuai prosedur pada “Melepas dan Memasang Engine Assy. ”.



6A-72 MEKANISME MESIN



Memeriksa Crankshaft Runout Crankshaft Gunakan dial gauge, ukur runout di bagian tengah journal. Putar crankshaft perlahan. Jika runout melebihi limit, ganti crankshaft. Limit runout crankshaft 0,06 mm (0,0023 in.)



Thrust Play Crankshaft 1) Ukur play dengan crankshaft terpasang di cylinder block, dengan thrust bearing (1) dan journal bearing cap terpasang.



2) Gunakan dial gauge untuk mengukur pergerakan pada arah axial (thrust) crankshaft. Jika limitnya terlalu besar, ganti thrust bearing dengan yang baru atau oversize untuk mencapai thrust play standar. Thrust play crankshaft Standar: 0,11 – 0,31 mm (0,0044 – 0,0122 in.) Limit: 0,38 mm (0,0149 in.) Ketebalan crankshaft thrust bearing Standar: 2,47 mm – 2,52 mm (0,0973 – 0,0992 in.) Oversize (0,125 mm (0,0049 in.)): 2,533 – 2,583 mm (0,0998 – 0,1016 in.)



Out-of-Round dan Taper (Keausan) Journal Keausan crankshaft journal dapat diketahui dari perbedaan diameter pada posisi menyilang atau sepanjang journal (atau keduanya). Perbedaan ini, jika ada, dapat diketahui dari micrometer. Jika journal rusak atau keausan melebihi limit, bubut kembali atau ganti crankshaft. Limit out-of-round dan taper crankshaft journal 0,01 mm (0,0004 in.)



MEKANISME MESIN 6A-73



Memeriksa Main Bearing Informasi Umum • Main bearing mempunyai ukuran standar dan undersize 0,25 mm (0,0098 in.), dan dan masing-masing memiliki 5 macam tolerasi ukuran bearing. • Bagian atas bearing (2) memiliki oil groove (3) seperti pada gambar. Pasang bagian ini pada cylinder block (1).



• Pada masing-masing main bearing cap, terdapat tanda panah dan nomor seperti pada gambar. Ketika memasang masing-masing bearing cap ke cylinder block, tanda panah menghadap ke sisi timing belt dan pasang masing-masing cap dari sini ke arah flywheel sesuai urutan npmor “1”, “2”, “3”, “4” dan “5”. Kencangkan baut cap sesuai spesifikasi.



Memeriksa Secara Visual Periksa bearing dari lubang, gores, aus atau rusak. Jika ada kerusakan, ganti kedua bagian atas dan bawah. Jangan mengganti satu bagian saja.



6A-74 MEKANISME MESIN



Celah Main Bearing Periksa celah dengan menggunakan plastic gauge sesuai prosedur berikut. 1) Lepas bearing cap. 2) Bersihkan bearing dan main journal. 3) Pasang plastic gauge (1) ke bearing (paralel ke crankshaft) pada journal dan hindari lubang oli.



4) Pasang bearing cap sebagaimana telah diterangkan sebelumnya dan kencangkan baut cap sesuai spesifikasi. Bearing cap harus dikencangkan sesuai spesifikasi agar pengukuran celah akurat. Momen pengencangan Baut crankshaft bearing: 54 N·m (5,4 kg-m, 39,0 lb-ft) CATATAN: Jangan memutar crankshaft saat plastic gauge terpasang.



5) Lepas cap dan gunakan scale (2) pada plastic gauge (1) envelope, ukur lebar plastic gauge. Jika celahnya melebihi limit, ganti bearing. Lakukan penggantian bagian atas dan bawah sebagai satu unit. Bearing standar yang baru harus mencapai celah standar. Jika tidak, bubut kembali crankshaft journal untuk menggunakan bearing undersize 0,25 mm (0,009842 in.). Setelah memilih bearing baru, periksa kembali celah. Celah crankshaft bearing Standar: 0,02 – 0,04 mm (0,0008 – 0,0015 in.) Limit: 0,060 mm (0,0023 in.)



MEKANISME MESIN 6A-75



Memilih Main Bearing Bearing Standar: CATATAN: • Jika bearing rusak atau celah bearing tidak sesuai spesifikasi, pilih bearing standar yang baru sesuai prosedur berikut. • Ketika mengganti crankshaft atau cylinder block karena sesuatu hal, pilih bearing standar baru yang akan dipasang dengan memperhatikan angka-angka yang tertera pada crankshaft dan/atau huruf-huruf yang terdapat pada cylinder block. 1) Pertama-tama, periksa diameter journal dengan menggunakan prosedur berikut. Seperti pada gambar, crank web cylinder No.2 dan No.3 memiliki lima angka. Tiga angka (“1”, “2” dan “3”) menunjukkan diameter journal berikut . Spesifikasi diameter journal Angka yang tertera 1 2 3



Diameter journal 51,9940 – 52,0000 mm (2,0470 – 2,0472 in.) 51,9880 – 51,9939 mm (2,0468 – 2,0469 in.) 51,9820 – 51,9879 mm (2,0466 – 2,0467 in.)



Pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima (kiri ke kanan) angka-angka ini menunjukkan diameter journal pada bearing cap “1”, “2”, “3”, “4” dan “5”. Sebagai contoh, pada gambar, Angka (paling kiri) “3” menunjukkan diameter journal pada bearing cap “1” antara 51,9820 – 51,9879 mm (2,0466 – 2,0467 in.), dan “1” yang kedua menunjukkan diameter journal pada cap “2” antara 51,9940 – 52,0000 mm (2,0470 – 2,0472 in.). 1. Crank web cylinder No.2 dan No.3



6A-76 MEKANISME MESIN



2) Kemudian, periksa diameter bore bearing cap tanpa bearing. Pada permukaan yang menempel dengan cylinder block, terdapat lima huruf seperti pada gambar. Tiga huruf (“A”, “B” dan “C”) menunjukkan diameter bore cap berikut. Spesifikasi diameter bore crankshaft bearing cap Huruf A B C



Diameter bore bearing cap (tanpa bearing) 56,0000 – 56,0060 mm (2,2048 – 2,2049 in.) 56,0061 – 56,0120 mm (2,2050 – 2,2051 in.) 56,0121 – 56,0180 mm (2,2052 – 2,2054 in.)



Huruf pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima (kiri ke kanan) menunjukkan bore diameter bearing cap “1”, “2”, “3”, “4” dan “5”. Sebagai contoh, pada gambar, huruf pertama (paling kiri) “B” menunjukkan bore diameter bearing cap “1” antara 56,0061 – 56,0120 mm (2,2050 – 2,2051 in.), dan the kelima (paling kanan) huruf “A” menunjukkan bore dia. cap “5” antara 56,0000 – 56,0060 mm (2,2048 – 2,2049 in.). 3) Ada lima macam bearing standar berdasarkan ketebalannya. Untuk membedakannya, perhatikan warna cat berikut pada posisi seperti pada gambar. Masing-masing warna menunjukkan ketebalan bearing. Spesifikasi bearing crankshaft Warna cat Hijau Hitam Tidak berwarna Kuning Biru 1. Warna cat



Ketebalan bearing 1,996 – 2,000 mm (0,07859 – 0,07874 in.) 1,999 – 2,003 mm (0,07870 – 0,07885 in.) 2,002 – 2,006 mm (0,07882 – 0,07897 in.) 2,005 – 2,009 mm (0,07894 – 0,07909 in.) 2,008 – 2,012 mm (0,07906 – 0,07921 in.)



MEKANISME MESIN 6A-77



4) Dari angka-angka yang tertera pada crank web cylinder No.2 dan No.3 dan huruf yang tertera pada permukaan cylinder block, gunakan bearing standar baru yang akan dipasang ke journal, dengan melihat pada tabel di bawah ini. Sebagai contoh, jika angka yang tertera pada crank web “1” dan huruf pada permukaannya “B”, pasang bearing standar baru yang berwarna “Hitam” ke journal. Spesifikasi standar crankshaft bearing baru



Huruf yang tertera pada permukaan yang menempel (bore diameter Bearing cap)



A B C



Angka yang tertera pada crank web (diameter journal) 1 2 3 Tak berHijau Hitam warna Tak berKuning Hitam warna Tak berKuning Biru warna Bearing standar baru yang akan dipasang.



1. Crank webs cylinder No.2 dan No.3



5) Periksa celah bearing dengan bearing standar baru sesuai prosedur “Celah Main Bearing” pada “Memeriksa Main Bearing” di bab ini. Jika celah masih melebihi limit, gunakan bearing yang lebih tebal dan periksa kembali celah. Bearing Undersize (0,25 mm (0,00984 in.)): • Bearing undersize 0,25 mm (0,00984 in.) tersedia dalam lima ketebalan. Untuk menentukannya, tiap bearing di beri cat dengan warna berikut pada posisi seperti pada gambar. Tiap warna menunjukkan ketebalan center bearing. Ketebalan undersize bearing crankshaft Warna cat Hijau & Merah Hitam & Merah Merah saja Kuning & Merah Biru & Merah 1. Warna cat



Ketebalan bearing 2,121 – 2,125 mm (0,08351 – 0,08366 in.) 2,124 – 2,128 mm (0,08363 – 0,08377 in.) 2,127 – 2,131 mm (0,08374 – 0,08389 in.) 2,130 – 2,134 mm (0,08386 – 0,08401 in.) 2,133 – 2,137 mm (0,08398 – 0,08413 in.)



6A-78 MEKANISME MESIN



• Jika perlu, bubut kembali crankshaft journal dan gunakan bearing undersize sebagai berikut. 1) Bubut kembali journal hingga diameter berikut. Diameter crankshaft journal 51,732 – 51,750 mm (2,0367 – 2,0373 in.) 2) Gunakan micrometer, ukur diameter journal. Pengukuran harus dilakukan di dua arah tegak lurus untuk memeriksa out-of-round. 3) Gunakan diameter journal hasil pengukuran di atas dan huruf yang tertera pada permukaan cylinder block, pilih bearing undersize dengan melihat tabel di bawah ini. Periksa celah bearing dengan bearing undersize yang baru.



Spesifikasi crankshaft undersize bearing



Huruf pada permukaan cylinder block



A B C



Hasil pengukuran diameter journal 51,7440 – 51,7500 mm 51,7380 – 51,7439 mm 51,7320 – 51,7379 mm (2,0371 – 2,0373 in.) (2,0369 – 2,0371 in.) (2,0367 – 2,0369 in.) Hijau & Merah Hitam & Merah Merah Hitam & Merah Merah Kuning & Merah Merah Kuning & Merah Biru & Merah Bearing undersize yang akan dipasang



Memeriksa Oil Seal Belakang Periksa oil seal (1) belakang dari aus atau rusak. Jika aus atau rusak, ganti.



Untuk pemasangan oil seal, press-fit oil seal belakang (1) hingga ujung oil seal housing (2) rata dengan ujung permukaan oil seal.



MEKANISME MESIN 6A-79



Memeriksa Flywheel • Jika ring gear rusak, retak atau aus, ganti flywheel. • Jika permukaan disc clutch rusak, atau terlalu aus, ganti flywheel. • Periksa runout flywheel dengan dial gauge. Jika runout melebihi limit, ganti flywheel. Limit runout flywheel 0,2 mm (0,0078 in.)



Memeriksa Cylinder Block Kerusakan Permukaan Gasket Gunakan mistar baja dan thickness gauge, periksa permukaan dengan gasket dari kerusakan dan jika kerataannya melebihi limit, perbaiki. Limit kerusakan cylinder block 0,06 mm (0,0023 in.)



Honing atau Corter Cylinder 1) Ketika cylinder perlu dicorter, semua cylinder harus dicorter secara bersamaan. 2) Pilih piston oversize sesuai keausan cylinder. Diameter piston Ukuran Oversize 0,50 mm (0,020 in.)



Diameter piston 75,470 – 75,480 mm (2,9713 – 2,9716 in.)



3) Gunakan micrometer dan ukur diameter piston. “a”: 23 mm (0,91 in.)



4) Hitung diameter cylinder bore yang akan di-corter. D=A+B–C D: Bore diameter cylinder yang akan di-corter. A: Diameter piston. B: Celah piston = 0,02 – 0,04 mm (0,0008 – 0,0015 in.) C: Honing yang diperbolehkan = 0,02 mm (0,0008 in.)



6A-80 MEKANISME MESIN



5) Lakukan corter dan honing cylinder sesuai hasil perhitungan. CATATAN: Sebelum dicorter, pasang semua main bearing cap di tempatnya dan kencangkan sesuai spesifikasi untuk menghindari kerusakan bearing bore. 6) Ukur celah piston setelah honing.



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Oil pressure switch Rocker arm adjusting screw lock nut Baut cylinder head cover Baut pipa exhaust Tensioner stud bolt Baut tensioner Baut timing belt outside cover Baut pulley crankshaft Baut oil pump strainer Baut bracket oil pump strainer Mur dan baut oil pan Drain plug Baut CKP sensor Oil pump plate screw Baut oil level gauge guide Baut pompa oli Baut crank timing belt pulley Oil pump plug Baut camshaft housing Baut rocker arm shaft Rocker arm shaft plug Baut pulley camshaft Baut case sensor CMP Baut cylinder head Mur connecting rod bearing cap Mur dan baut bracket engine mounting Baut transmisi ke cylinder block Mur transmisi ke cylinder block Baut transmission stiffener Baut crankshaft bearing cap Baut rear oil seal housing Baut flywheel atau drive plate Mur dan baut bracket frame engine mounting Venture plug



N•m 14 12 11 50 11 25 11 16 11 11 11 50 10 11 11 11 130 23 11 11 32 60 11 66 35 55 85 85 50 54 11 76 93 4



Momen Pengencangan kg-m 1,4 1,2 1,1 5,0 1,1 2,5 1,1 1,6 1,1 1,1 1,1 5,0 1,0 1,1 1,1 1,1 13,0 2,3 1,1 1,1 3,2 6,0 1,1 6,6 3,5 5,5 8,5 8,5 5,0 5,4 1,1 7,6 9,3 0,4



lb-ft 10,5 9,0 8,0 36,5 8,0 18,0 8,0 11,5 8,0 8,0 8,0 36,5 7,5 8,0 8,0 8,0 94,0 17,0 8,0 8,0 23,0 43,5 8,0 47,5 25,5 40,0 61,5 61,5 36,5 39,0 8,0 55,0 67,5 3,0



MEKANISME MESIN 6A-81



Material Servis Material



Produk Yang Dianjurkan (Nomor Part)



Sealant



SUZUKI BOND NO.1207F (99000-31250)



Sealant



SUZUKI BOND NO.1215 (99000-31110)



Penggunaan • Permukaan antara cylinder block dan oil pan. • Permukaan cylinder block. • Permukaan camshaft housing (No.6). • Permukaan antara camshaft position sensor case dan cylinder head.



Special Tool



09915-47331 Oil filter wrench



09915-67311 Vacuum gauge



Lihat CATATAN “A”.



Lihat CATATAN “B”.



09915-77311 Oil pressure gauge



09915-78211 09916-34542 Oil pressure gauge attach Reamer handle



09916-34550 Reamer (5.5 mm)



09916-38210 Reamer (11 mm)



09916-44910 Valve guide remover



09916-58210 Valve guide installer handle



09916-56011 Valve guide installer attachment



6A-82 MEKANISME MESIN



09916-77310 Piston ring compressor



09916-84511 Forceps



09917-18211 Tappet adjuster wrench



09917-98221 Valve stem seal installer



09918-08210 09924-17811 Vacuum gauge hose joint Flywheel holder



09917-68221 Camshaft pulley holder



09926-18210 Oil seal guide (Vinyl resin)



09927-56010 Gear stopper CATATAN: Kit ini terdiri dari: “A”: 1. 09915-64510-001 Compression gauge, 2. 09915-64510-002 Connector, 3. 09915-64530 Hose, 4. 09915-64550 Attachment “B”: 1. 09916-14510 Valve lifter, 2. 09916-14910 Valve lifter attachment



PENDINGIN MESIN 6B-1



BAB 6B



PENDINGIN MESIN DAFTAR ISI Uraian Umum...................................................6B-2 Sirkulasi Sistim Pendingin Mesin ..................6B-2 Coolant ..........................................................6B-3 Diagnosa ..........................................................6B-4 Tabel Diagnosa .............................................6B-4 Perawatan ........................................................6B-5 Memeriksa Jumlah Coolant...........................6B-5 Memperbaiki dan Memeriksa Sistim Pendingin Mesin............................................6B-6 Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin............................................6B-6 Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/ Generator ......................................................6B-8 Perawatan Kendaraan.....................................6B-9 Komponen Sistim Pendingin Mesin ..............6B-9 Mengosongkan Sistim Pendingin



Mesin .......................................................... 6B-10 Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin ... 6B-10 Melepas dan Memasang Selang atau Pipa Sistim Pendingin Mesin ...................... 6B-10 Melepas dan Memasang Thermostat ......... 6B-11 Memeriksa Thermostat ............................... 6B-11 Melepas dan Memasang Belt Water Pump/ Generator.................................................... 6B-12 Melepas dan Memasang Water Pump........ 6B-13 Memeriksa Water Pump ............................. 6B-14 Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor ........................ 6B-14 Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor .............................................. 6B-14 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6B-14 Material Service.............................................6B-14



6B



6B-2 PENDINGIN MESIN



Uraian Umum Sistim pendingin mesin terdiri dari radiator, radiator cap, tangki reservoir, selang-selang, water pump, cooling fan dan thermostat. Radiator yang digunakan adalah tipe tube-and-fin.



Sirkulasi Sistim Pendingin Mesin • Ketika mesin dipanaskan (thermostat menutup), sirkulasi air pendingin sebagai berikut.



1. Radiator inlet hose



3. Selang bypass



5. Water pump



2. Radiator outlet hose



4. Thermostat



6. Mesin



7. Radiator



• Saat air pendingin dipanaskan hingga suhu kerja normal thermostat membuka, air pendingin akan mengalir hingga ke radiator core untuk didinginkan sebagai berikut.



1. Radiator inlet hose



3. Selang bypass



5. Water pump



2. Radiator outlet hose



4. Thermostat



6. Mesin



7. Radiator



PENDINGIN MESIN 6B-3



Coolant Sistim recovery pendingin adalah standar. Pendingin pada radiator akan mengembang dengan adanya panas, dan kelebihannya akan ditampung di tangki reservoir. Ketika sistim kembali dingin, pendingin akan dialirkan kembali ke radiator. Sistim pendingin mesin telah diisi coolant yang berupa campuran 70% air dan 30% ethylene glycol anti beku. Campuran coolant 70% air dan 30% ethylene glycol anti beku untuk mencegah pembekuan hingga suhu – 14.5°C (6°F). • Penggunaan anti beku pada sistim pendingin mesin hingga suhu –14.5°C (6°F) adalah untuk mencegah karat dan penguapan coolant. Hal ini harus diperhatikan meskipun kondisi tersebut tidak terjadi. • Tambahkan ethylene glycol base coolant ketika coolant harus ditambah saat berkurang atau untuk mencegah pembekuan pada suhu di bawah –14.5°C (6°F). CATATAN: • Alkohol atau methanol base coolant atau air saja tidak boleh digunakan pada sistim pendingin mesin, karena dapat menyebabkan kerusakan sistim. • Coolant harus dicampur dengan air didemineralisasi atau air murni.



Tabel Proporsi Anti Beku Suhu beku



°C °F



–14.5 6



Konsentrasi coolant anti-beku / anti-karat



%



30



Perbandingan campuran coolant



Itr. US pt. Imp pt.



1.65 / 3.85 3.49 / 8.13 2.90 / 6.78



Kapasitas Coolant Engine radiator dan heater Reservoir Total



5.0 liters (10.00 US pt. / 8.80 lmp pt.) 0.5 liters (1.06 US pt. / 0.88 lmp pt.) 5.5 liters (11.62 US pt. / 9.68 lmp pt.)



6B-4 PENDINGIN MESIN



Diagnosa Tabel Diagnosa Kondisi Mesin overheat



Kemungkinan Penyebab Belt water pump kendur atau patah Coolant kurang Thermostat rusak Water pump rusak Radiator fin bengkok atau kotor Kebocoran coolant pada sistim pendingin mesin Radiator tersumbat Radiator cap rusak Ignition timing tidak tepat Rem lengket Kopling selip Battery lemah Generator lemah ECT sensor rusak ECM rusak Wiring atau grounding rusak Terlalu banyak beban listrik



Tindakan Setel atau ganti. Periksa jumlah coolant dan tambahkan jika perlu. Ganti. Ganti. Bersihkan atau perbaiki. Perbaiki. Periksa atau ganti radiator jika perlu. Ganti. Setel. Setel brake. Setel atau ganti. Periksa dan ganti jika perlu. Periksa dan perbaiki. Periksa dan ganti jika perlu. Periksa dan ganti jika perlu. Perbaiki. Kurangi



PENDINGIN MESIN 6B-5



Perawatan PERINGATAN: • Untuk menghindari bahaya dari air yang mendidih, jangan melepas tutup radiator untuk memeriksa jumlah coolant, periksa jumlah coolant secara langsung pada tangki reservoir. Jika diperlukan, tambahkan coolant hanya melalui tangki reservoir. • Dengan adanya tekanan pada sistim pendingin mesin, suhu pendingin dapat lebih tinggi dari titik didih pada radiator. Melepas radiator cap saat mesin panas dan tekanan yang tinggi akan menyebabkan air sistim pendingin mesin mendidih seketika dan bisa menyembur keluar mengenai fender mesin dan orang yang melepas cap. • Jangan menggunakan anti-beku yang mudah terbakar seperti alkohol untuk radiator coolant, hal ini dapat memicu terjadinya kebakaran.



Memeriksa Jumlah Coolant PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas radiator cap saat mesin dan radiator panas. Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat tutup radiator dibuka dengan cepat. Untuk memeriksa jumlah coolant, angkat tempat duduk sisi pengemudi dan lihat coolant pada tangki reservoir. Jangan melepas radiator cap untuk memeriksa jumlah coolant. Saat mesin dingin, periksa jumlah coolant pada reservoir (1). Jumlah yang normal adalah diantara tanda “FULL” (2) dan “LOW” (3) pada tangki reservoir. Jika coolant di bawah tanda “LOW”, lepas reservoir cap (4) dan tambahkan coolant pada reservoir hingga tanda “FULL”. Kemudian pasang kembali cap dan luruskan tanda panah (5) pada reservoir dengan bubungan pada cap (6). PERHATIAN: • Anti beku standar sudah terdapat pada sistim pendingin mesin, untuk itu tidak diperlukan lagi bahanbahan atau zat aditif lainnya, selain merusak kerja sistim, hal ini juga hanya sia-sia saja. • Saat memasang reservoir cap, selalu luruskan tanda panah (5) pada reservoir dengan bubungan pada cap (6).



6B-6 PENDINGIN MESIN



Memperbaiki dan Memeriksa Sistim Pendingin Mesin PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas radiator cap saat mesin dan radiator panas. Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat tutup radiator dibuka dengan cepat. 1) Periksa sistim pendingin mesin dari kebocoran atau kerusakan. 2) Cuci radiator cap dan filler neck menggunakan air bersih dengan melepas radiator cap saat mesin dingin. 3) Periksa jumlah dan cairan coolant. 4) Gunakan pressure tester (1) untuk memeriksa tekanan pada sistim dan radiator cap (2). Jika penggantian cap diperlukan, gunakan cap yang sesuai. Tekanan sistim pendingin mesin dan radiator cap : 110 kPa (1.1 kg/cm2, 15.6 psi) CATATAN: Setelah memasang radiator cap pada radiator, pastikan bagian kuping cap parallel dengan radiator. 5) Kencangkan hose clamp dan periksa semua selang. Ganti selang jika retak, bengkak atau rusak. 6) Bersihkan bagian depan radiator core.



Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas radiator cap saat mesin dan radiator panas. Uap dan cairan panas dapat menyembur keluar saat tutup radiator dibuka dengan cepat. CATATAN: Spesifikasi coolant secara lengkap, dapat dilihat pada bagian “Coolant”. 1) Lepas radiator cap saat mesin dingin sebagai berikut. a) Putar habis cap radiator berlawanan arah jarum jam secara perlahan (jangan menekan saat memutar).



PENDINGIN MESIN 6B-7



b) Tunggu hingga tekanan yang ada keluar semua (ditandai oleh suara mendesis) kemudian tekan cap dan teruskan memutar. 2) Dengan radiator cap dilepas, nyalakan mesin hingga selang radiator bagian atas terasa panas (hal ini menunjukkan thermostat terbuka dan coolant mengalir ke dalam sistim). 3) Matikan mesin dan kuras coolant melalui drain plug (1). 4) Tutup drain plug, kemudian tambahkan air hingga sistim terisi penuh dan hidupkan mesin hingga selang radiator bagian atas terasa panas kembali. 5) Lakukan langkah 3) dan 4) beberapa kali hingga air yang keluar tidak berwarna / bening. 6) Tutup radiator drain plug dan kencangkan.



7) Lepas reservoir (1) dan lepaskan cap (2) dari reservoir. 8) Keluarkan cairan yang ada, sikat dan bersihkan bagian dalam reservoir dengan sabun dan air. Bilas dengan air bersih dan buang, kemudian pasang kembali reservoir. 9) Isi reservoir dengan coolant hingga tanda “Full” (3). 10) Pasang reservoir cap dan luruskan tanda (4) pada reservoir dan cap. 11) Isi radiator dengan coolant hingga bagian bawah leher radiator. 12) Hidupkan mesin pada putaran idle dengan radiator cap dilepas. 13) Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerja. 14) Matikan mesin dan tunggu hingga mesin dingin untuk menghindari bahaya terbakar. 15) Tambahkan coolant ke radiator hingga bagian bawah leher radiator, dan pasang radiator cap. Pastikan bagian kuping cap paralel dengan radiator. 16) Pastikan jumlah coolant pada tanda “Full”. Jika coolant kurang, ulangi langkah 9) dan 10).



6B-8 PENDINGIN MESIN



Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator PERINGATAN: • Lepas kabel negatif battery sebelum memeriksa dan menyetel kekencangan belt. • Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas radiator cap saat mesin dan radiator masih panas. Cairan dan uap panas bertekanan akan menyembur jika tutup dilepas dengan cepat. 1) Perika kondisi belt dari retak, putus, perubahan bentuk, aus dan kebersihannya. Jika perlu mengganti belt, lihat “Melepas dan Memasang Belt Water Pump/Generator”. 2) Pastikan kelenturan belt water pump/generator sesuai spesifikasi berikut saat ditekan dengan ibu jari. Kekencangan belt water pump/generator Kelenturan (a): 6 – 7 mm (0.24 – 0.28 in.) Tekanan (1): 10 kg (22 lbs) CATATAN: Kelenturan untuk belt water pump/generator yang baru adalah 4.5 – 5.5 mm (0.18 – 0.22 in.). 3) Jika belt terlalu kencang atau terlalu kendur, setel dengan cara menggeser posisi generator. 4) Untuk menyetel tension belt, kendurkan baut generator (2) dan geser posisi generator dengan mengendurkan atau mengencangkan baut adjuster (3). Momen pengencangan Generator adjusting bolt (a) : 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft) 5) Pasang kabel negatif battery.



PENDINGIN MESIN 6B-9



Perawatan Kendaraan PERINGATAN: • Melepas komponen sistim pendingin mesin harus dilakukan saat suhu coolant dingin. • Lepas terminal negatif battery sebelum melepas komponen.



Komponen Sistim Pendingin Mesin



1. Radiator



5. Water inlet pipe



9. Cylinder Head



2. Radiator cap



6. Selang by pass



10. Intake manifold



3. Tangki reservoir



7. Water pump



11. Thermostat cap



4. Radiator outlet hose



8. Cylinder block



12. Radiator inlet hose



6B-10 PENDINGIN MESIN



Mengosongkan Sistim Pendingin Mesin 1) Lepas radiator cap. 2) Keluarkan coolant melalui radiator drain plug (1). 3) Kencangkan kembali drain plug.



Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin Perhatikan langkah 7) sampai 16) “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin”.



Melepas dan Memasang Selang atau Pipa Sistim Pendingin Mesin Melepas 1) Kuras sistim sesuai prosedur “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin”. 2) Untuk melepas pipa atau selang, kendurkan clamp (1) masing-masing selang dan tarik ujung selang.



Memasang Pasang part yang dilepas dengan prosedur terbalik dari melepas, perhatikan hal-hal berikut. • Kencangkan masing-masing clamp dengan baik. • Isi kembali sistim pendingin mesin sesuai langkah 7) sampai 20) “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin”.



PENDINGIN MESIN 6B-11



Melepas dan Memasang Thermostat Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Kosongkan coolant sesuai prosedur “Mengosongkan Sistim Pendingin Mesin”. 3) Lepas bagian tengah console box. 4) Lepas kabel gear shift control sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Kabel dan Tuas Gear Shift Control” di Bab 7A. 5) Lepas kabel rem tangan sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan” di Bab 5. 6) Lepas baut center member ruang mesin. 7) Lepas radiator inlet engine hose dan thermostat cap (1) dari intake manifold. 8) Lepas thermostat dari intake manifold.



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal-hal berikut. • Ketika meletakkan thermostat (1) pada thermostat case (2), pastikan posisi air bleed valve (3) berada pada sisi radiator inlet hose (4). • Isi kembali sistim pendingin mesin, perhatikan langkah 7) sampai 20) “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin”. • Pastikan tidak ada kebocoran coolant pada setiap sambungan. A. Sisi radiator inlet hose



Memeriksa Thermostat 1) Pastikan air bleed valve (1) pada thermostat kondisinya bersih, hal ini untuk mencegah overheat. 2) Pastikan valve seat (2) bebas dari benda asing untuk mencegah valve macet. 3) Periksa seal thermostat (3) dari bocor, berubah bentuk atau kerusakan lain.



6B-12 PENDINGIN MESIN



4) Pastikan gerakan thermostatic dari wax pellet sebagai berikut: a) Rendam thermostat (1) dalam air, dan panaskan air perlahan seperti pada gambar. b) Periksa apakah valve mulai membuka pada suhu tertentu. Thermostat valve mulai membuka: 82°C (179°F) Thermostat valve membuka penuh: 95°C (203°F) Valve terangkat: lebih dari 8 mm pada 95°C (203°F) c) Jika valve mulai membuka pada suhu di bawah atau di atas suhu spesifikasi, ganti thermostat dengan yang baru. 2. Thermometer 3. Heater



Melepas dan Memasang Belt Water Pump/ Generator Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Jika kendaraan dilengkapi A/C, lepas belt compressor A/C (4) sebelum melepas belt water pump (1). Lihat “ Melepas dan Memasang Compressor Assy.” di Bab 1B. 3) Kendurkan baut bracket generator atas (2) dan bawah (5). 4) Kendurkan generator adjuster bolt (3) untuk menggeser generator dan kemudian lepaskan belt water pump.



Memasang 1) Pasang belt (1) ke pulley water pump (2), pulley crankshaft (3) dan pulley generator (4). 2) Setel kekencangan belt sesuai prosedur “Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator”. 3) Jika kendaraan dilengkapi A/C, pasang belt compressor A/C (5) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor Assy.” di Bab 1B. 4) Pasang kabel negatif battery.



PENDINGIN MESIN 6B-13



Melepas dan Memasang Water Pump Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Kuras coolant sesuai prosedur “Menguras Sistim Pendingin Mesin”. 3) Lepaskan kabel gear shift control sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Tuas dan Kabel Gear Shift Control” di Bab 7A. 4) Lepaskan kabel rem tangan sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan” di Bab 5. 5) Lepas center member ruang mesin dengan tuas gear shift control dan tuas rem tangan. 6) Lepas belt water pump/generator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Belt Water Pump/generator”. 7) Lepas timing belt sesuai prosedur “Melepas & Memasang Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A. 8) Lepas water pump assembly (1).



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas untuk memasang dengan memperhatikan hal-hal berikut. 1) Pasang gasket water pump baru pada cylinder block. 2) Pasang water pump assembly (2) ke cylinder block dan kencangkan baut dan mur sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Mur dan baut water pump (a) : 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) 3) Pasang rubber seal (1) antara water pump dan oil pump, dan yang lainnya antara water pump dan cylinder head. 4) Pasang timing belt sesuai prosedur “Melepas & Memasang Timing Belt dan Tensioner” di Bab 6A. 5) Pasang belt water pump / generator sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Belt Water Pump / Generator”. 6) Pasang belt compressor A/C (jika dilengkapi) sesuai prosedur “Melepas dan Memasang Compressor Assy” di Bab 1B. 7) Isi kembali sistim pendingin mesin sesuai langkah 7) hingga 20) pada “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin Mesin”. 8) Pasang kabel negatif battery. 9) Periksa semua komponen dari kebocoran.



6B-14 PENDINGIN MESIN



Memeriksa Water Pump CATATAN: Jangan membongkar water pump. Jika water pump perlu perbaikan, ganti secara assy. 1) Putar water pump dengan tangan untuk memeriksa putarannya. Jika pump tidak berputar dengan mudah atau timbul buyi, ganti. 2) Periksa impeller water pump dari kerusakan. Ganti jika perlu.



Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Lihat “Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E.



Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Lihat “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor” di Bab 6E.



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Baut thermostat cap Baut thermostat case Mur dan baut water pump



N•m 11 25 11



Momen Pengencangan kg-m 1.1 2.5 1.1



lb-ft 8.0 18.0 8.0



Material Service Material Ethylene glycol base coolant (coolant antibeku/anti-karat)



Produk SUZUKI (Nomor Part)



Penggunaan







Tambahan pada sistim pendingin mesin untuk meningkatkan efisiensi pendinginan dan untuk mencegah karat.



SISTIM BAHAN BAKAR 6C-1



BAB 6C



SISTIM BAHAN BAKAR DAFTAR ISI Uraian Umum.................................................. 6C-1 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan................. 6C-2 Perawatan Kendaraan.................................... 6C-3 Komponen Sistim Bahan Bakar ................... 6C-3 Membuka dan Memasang Klem Selang Bahan Bakar (Klem Normal) ........................ 6C-4 Melepas dan Memasang Klem Selang Bahan Bakar (Tipe Quick Joint) ................... 6C-5 Memeriksa Saluran Bahan Bakar ................ 6C-5 Melepas dan Memasang Pipa Bahan



Bakar............................................................ 6C-6 Memeriksa Tutup Bahan Bakar ................... 6C-7 Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar............................................................ 6C-7 Memeriksa Tangki Bahan Bakar .................. 6C-9 Membuang (Melepas) Uap Bahan Bakar..... 6C-9 Memeriksa Pompa Bahan Bakar pada Kendaraan ................................................... 6C-9 Melepas dan Memasang Pompa Bahan Bakar.......................................................... 6C-10



Uraian Umum Komponen utama pada sistim bahan bakar adalah tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, filter bahan bakar, fuel level gauge, fuel pressure regulator dan saluran bahan bakar. Penjelasan lengkap tentang aliran bahan bakar, dapat dilihat pada “Uraian Umum” di bab 6E.



6C



6C-2 SISTIM BAHAN BAKAR



Hal-Hal yang Harus Diperhatikan PERINGATAN: Sebelum perbaikan di bagian sistim bahan bakar, perhatikan hal-hal berikut ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan. • Lepas kabel negatif battery. • Jangan merokok, dan pasang tanda “Dilarang Merokok” di area bekerja. • Pastikan pemadam api CO2 dekat dengan anda. • Pastikan tempat bekerja memiliki ventilasi yang cukup dan jauh dari sumber api (seperti gas heater). • Gunakan kacamata pelindung. • Untuk melepas uap bahan bakar pada tangki, lepas tutup tangki bahan bakar beberapa saat, lalu pasang kembali. • Karena adanya tekanan di saluran bahan bakar, mengendurkan atau melepas saluran bahan bakar dapat mengakibatkan tersemburnya bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut, lihat petunjuknya di bab 6. • Sebagian kecil bahan bakar mungkin akan keluar saat melepas saluran bahan bakar. Bungkus sambungan yang akan dilepas dengan kain untuk menghindari bahan bakar menyembur, buang di tempat yang benar setelah selesai pengerjaan. • Perhatikan sambungan selang, ukuran selang berbeda-beda tergantung jenis pipa. Pasang selang pada pipa yang sesuai dan kencangkan klemnya.



SISTIM BAHAN BAKAR 6C-3



Perawatan Kendaraan Komponen Sistim Bahan Bakar



5



3 5927



2



1



4



1. Tangki bahan bakar



3. Check valve



2. Pompa bahan bakar



4. Fuel level gauge



5. Filter bahan bakar



6C-4 SISTIM BAHAN BAKAR



Membuka dan Memasang Klem Selang Bahan Bakar (Klem Normal) Jenis klem sangat banyak sesuai dengan tipe pipa. Pasang dan klem masing-masing selang dengan baik sebagaimana gambar.



Selain sistim bahan bakar [A]: Tipe lurus



“a”: 0 mm (0 in.)



[C]: Tipe pendek



“b”: 3 – 7 mm (0.12 – 0.27 in.)



1. Pipa



[A]



2. Selang



“c” “b”



2



1



3



[B]



“b” “a”



2



1



3



“b”



[C]



“a”



2



1



3



3. Klem



[B]: Tipe spool



“c”: 20 – 25 mm (0.79 – 0.98 in.)



SISTIM BAHAN BAKAR 6C-5



Melepas dan Memasang Klem Selang Bahan Bakar (Tipe Quick Joint) Melepas a) Bersihkan lumpur, kotoran atau kotoran lain di antara pipa (1) atau filter bahan bakar (3) dan quick joint (2) dengan meniupkan udara (air compressor). b) Tekan dan tarik quick joint seperti petunjuk pada gambar.



2



1



2 3



Memasang Pasang quick joint ke pipa bahan bakar hingga terkunci dengan baik (terdengar bunyi ‘klik’), dan pastikan quick joint tidak terdapat kebocoran.



Memeriksa Saluran Bahan Bakar PERHATIAN: Dengan adanya tekanan tinggi pada saluran bahan bakar (1), maka lakukan perbaikan dengan hati-hati. 1



Periksa saluran dari kebocoran bahan bakar, selang yang retak atau rusak. Pastikan semua klem terpasang dengan baik. Ganti komponen jika perlu.



6C-6 SISTIM BAHAN BAKAR



Melepas dan Memasang Pipa Bahan Bakar PERINGATAN: • Sebelum melakukan prosedur berikut, ikuti “Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan” untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. • Sejumlah kecil bahan bakar mungkin akan keluar setelah selang bahan bakar dilepas. Untuk menghindari kecelakaan, tutup selang dan pipa yang dilepas dengan kain. • Buang kain yang telah digunakan ke tempat yang benar.



Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar pada saluran, lihat “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6. 2) Lepas kabel negatif (–) battery. 3) Angkat kendaraan. 4) Lepas selang (1) dari pipa (2), quick joint (3) dan joint pipa (4) dari filter bahan bakar (5). 1 2 3 5 4



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal berikut. • Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa dimana joint akan dipasang, tekan quick joint pada filter bahan bakar hingga joint mengunci dengan baik (terdengar bunyi “klik”). • Dengan mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa kebocoran bahan bakar.



SISTIM BAHAN BAKAR 6C-7



Memeriksa Tutup Bahan Bakar PERINGATAN: Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “HalHal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk mengurangi resiko kebakaran dan kecelakaan. PERHATIAN: Jika tutup tangki perlu diganti, ganti dengan spesifikasi yang sama. Tutup tangki yang tidak standar dapat menyebabkan sistim tidak bekerja. Lepas tutup tangki (1), dan periksa gasket pada bagian leher tangki. Jika gasket (2) rusak, ganti tutup tangki.



Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar PERINGATAN: • Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk mengurangi resiko kebakaran dan kecelakaan. • Sejumlah kecil bahan bakar mungkin akan keluar setelah selang bahan bakar dilepas. Untuk menghindari kecelakaan, tutup selang dan pipa yang dilepas dengan kain. Selesai pekerjaan, simpan kain di tempat yang baik.



Melepas 1) Lepaskan tekanan di dalam saluran, lihat “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6. 2) Lepas kabel negatif (–) battery. 3) Angkat kendaraan. 4) Lepaskan baut bracket kabel rem tangan sebelah kanan (1) dari tangki bahan bakar (5). 5) Kendurkan clamp filler hose (4) dan lepas fuel tank breather hose (2) dari filler neck (3). 6) Keluarkan / kuras bahan bakar dari tangki melalui saluran pembuangan.



2 4



3 5 1



PERHATIAN: Jangan menyimpan bahan bakar yang telah dikeluarkan pada tempat penampungan yang terbuka. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terbakar atau meledak.



6C-8 SISTIM BAHAN BAKAR



7) Lepas selang (1) dari pipa (2). 8) Lepas selang (3) dari evap canister (4).



3



1 2



4



9) Lepaskan quick joint (1) dari filter bahan bakar (2) seperti petunjuk pada gambar.



1 2



10) Tahan tangki (1) dengan dongkrak (2) dan lepas baut-bautnya. 11) Turunkan tangki sedikit untuk melepas connector pompa bahan bakar dan fuel level gauge, kemudian lepaskan tangki.



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal berikut. PERHATIAN: • Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa dimana joint akan dipasang, tekan quick joint pada filter bahan bakar hingga joint mengunci dengan baik (terdengar bunyi “klik”), dan tidak ada kebocoran. • Selang bahan bakar jangan sampai bersentuhan dengan harness sensor ABS (jika dilengkapi). • Jika ada komponen yang dilepas dari tangki bahan bakar, pasang kembali sebelum memasang tangki ke kendaraan. • Dengan mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa kebocoran.



SISTIM BAHAN BAKAR 6C-9



Memeriksa Tangki Bahan Bakar Setelah melepas tangki bahan bakar, periksa selang dan pipa yang terpasang ke tangki bahan bakar dari bocor, kendur, dll. . Periksa juga pompa bahan bakar gasket dari bocor, periksa tangki dari bocor atau rusak. Ganti komponen yang rusak.



Membuang (Melepas) Uap Bahan Bakar PERINGATAN: • Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk mengurangi resiko kebakaran dan kecelakaan. • Prosedur ini tidak akan melepas semua uap bahan bakar. • Jangan melakukan perbaikan tangki dengan menggunakan panas/api, hal ini dapat menyebabkan kecelakaan. PERHATIAN: Setelah tangki dicuci, bersihkan dan keringkan dengan baik, untuk mencegah karat. 1) Setelah melepas tangki, lepas semua selang, pipa fuel level gauge, check valve dan pompa bahan bakar dari tangki. 2) Keluarkan semua bahan bakar dari tangki. 3) Letakkan tangki di tempat pembilasan. 4) Isi tangki dengan air hangat atau air kran, dan kocok agak cepat dan keluarkan airnya. Ulangi hingga tangki benarbenar bersih. Ganti tangki jika bagian dalamnya berkarat. 5) Bilas dan keringkan tangki setelah dicuci.



Memeriksa Pompa Bahan Bakar pada Kendaraan Lihat “Memeriksa Pompa Bahan Bakar Pada Kendaraan” di Bab 6E.



6C-10 SISTIM BAHAN BAKAR



Melepas dan Memasang Pompa Bahan Bakar PERINGATAN: Sebelum melaksanakan prosedur berikut, cermati “HalHal Yang Perlu Diperhatikan” pada bab ini untuk mengurangi resiko kebakaran dan kecelakaan. PERHATIAN: Jangan membongkar pompa bahan bakar karena akan mempengaruhi kinerjanya . Jika ada kerusakan, ganti dengan yang baru.



Melepas 1) Lepas tangki bahan bakar kendaraan, lihat “Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar”. 2



2) Lepas selang (2) dan quick joint (3) dari pompa bahan bakar (1), kemudian lepaskan pompa dari tangki.



3 1



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas. PERHATIAN: Saat memasang joint, bersihkan permukaan pipa dimana joint akan dipasang, tekan quick joint pada filter bahan bakar hingga joint mengunci dengan baik (terdengar bunyi “klik”), dan tidak ada kebocoran.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-1



BAB 6E1



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI DAFTAR ISI Uraian Umum.................................................6E1-2 Konstruksi Sistim Kontrol Mesin dan Emisi ...........................................................6E1-2 Uraian Sistim Air Intake...............................6E1-5 Uraian Sistim Supply Bahan Bakar (Fuel Delivery) .............................................6E1-6 Uraian Sistim Kontrol Elektronik..................6E1-7 Perawatan pada Kendaraan .......................6E1-13 Menyetel Kabel Gas ..................................6E1-13 Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty .................................................6E1-13 Sistim Air Intake ........................................6E1-15 Komponen throttle body ........................6E1-15 Memeriksa throttle body pada kendaraan .............................................6E1-15 Melepas dan memasang throttle body.......................................................6E1-16 Membongkar dan Merakit Throttle Body ......................................................6E1-17 Melepas dan Memasang Idle Air Control (IAC) Valve ...............................6E1-18 Memeriksa Idle Air Control (IAC) Valve .....................................................6E1-18 Sistim Fuel Delivery ..................................6E1-19 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar ........6E1-19 Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan.............................................6E1-20 Melepas dan Memasang Fuel Pump.....6E1-21 Memeriksa Fuel Pressure Regulator pada Kendaraan....................................6E1-21 Melepas dan Memasang Fuel Pressure Regulator...............................................6E1-21 Memeriksa Fuel Injector pada Kendaraan.............................................6E1-22 Melepas dan Memasang Fuel I njector....................................................6E1-23 Memeriksa Fuel Injector ........................6E1-24 Sistim Pengontrol Electronik .....................6E1-26 Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)...........................6E1-26



6E1 Melepas dan Memasang Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor ......... 6E1-27 Memeriksa MAP Sensor ....................... 6E1-28 Melepas dan Memasang Throttle Position (TP) Sensor ............................. 6E1-28 Memeriksa TP Sensor pada Kendaraan............................................. 6E1-29 Melepas dan Memasang Intake Air Temperature (IAT) Sensor .................... 6E1-29 Memeriksa IAT Sensor.......................... 6E1-30 Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor................... 6E1-30 Memeriksa ECT Sensor ........................ 6E1-31 Melepas dan Memasang Camshaft Position (CMP) Sensor......................... 6E1-31 Memeriksa CMP Sensor dan Sirkuitnya .............................................. 6E1-32 Memeriksa Crankshaft Position (CKP) Sensor pada Kendaraan ....................... 6E1-33 Melepas dan Memasang CKP Sensor .. 6E1-33 Melepas dan Memasang HO2S-1......... 6E1-34 Memeriksa Vehicle Speed Sensor (VSS)..................................................... 6E1-35 Memeriksa Main Relay dan Fuel Pump Relay ..................................................... 6E1-35 Memeriksa Fungsi Fuel Cut .................. 6E1-35 Sistim Kontrol Emisi .................................. 6E1-36 Memeriksa EVAP Canister.................... 6E1-36 Memeriksa Sistim EVAP Canister Purge..................................................... 6E1-36 Memeriksa EVAP Canister Purge Valve dan Sirkuitnya ............................. 6E1-37 Memeriksa EVAP Canister Purge Valve ..................................................... 6E1-38 Memeriksa Saluran Vacuum ................. 6E1-39 Memeriksa Selang Vacuum .................. 6E1-39 Memeriksa Sistim PCV ......................... 6E1-40 Spesifikasi Momen Pengencangan ........... 6E1-41 Special Tool................................................. 6E1-42



6E1-2 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Uraian Umum Konstruksi Sistim Kontrol Mesin dan Emisi Sistim kontrol mesin dan emisi dibagi menjadi 4 sub-system utama: sistim pemasukan udara (air intake), sistim supply bahan bakar (fuel delivery), sistim kontrol elektronik dan sistim kontrol emisi. Komponen sistim air intake terdiri dari sarigan udara (air cleaner), throttle body, IAC valve dan intake manifold. Sistim supply bahan bakar terdiri dari fuel pump, pipa, fuel pressure regulator, dll. Sistim kontrol elektronik terdiri dari ECM, sensor-sensor dan peralatan kontrol lainnya. Sistim kontrol emisi termasuk di dalamnya sistim EVAP dan PCV.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-3



Diagram Flow Sistim Kontrol Mesin dan Emisi



6E1-4 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



23



2



31



32



8



7



1



33



4



3



9



10



5



6



13



11



12



14



15



14



16



26



21



19



18



17



20



30



29



27



MIL 25



28



Diagram Sistim Kontrol Mesin dan Emisi



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-5



1. Air cleaner



12. ECT sensor



23. Blower fan switch (jika dilengkapi)



2. IAT sensor



13. CKP sensor



24. –



3. IAC valve



14. Ignition coil



25. MIL



4. Throttle body



15. Reed switch (speedometer unit)



26. Main relay



5. TP sensor



16. ECM



27. Ignition switch



6. MAP sensor



17. Stop lamp switch



28. Starting motor



7. Fuel pressure regulator



18. Power steering pressure switch



29. Main fuse



8. Fuel pump



19. A/C pressure switch (jika dilengkapi)



30. Battery



9. PCV valve



20. DLC



31. EVAP canister



10. CMP sensor



21. Electric load



32. EVAP canister purge valve



11. Fuel injector



22. –



33. HO2S-1



Uraian Sistim Air Intake Komponen utama sistim air intake adalah air cleaner (1), air cleaner outlet hose (2), throttle body (3), idle air control valve (4) dan intake manifold (5). Udara yang disaring (sesuai pembukaan throttle valve (6) dan putaran mesin) oleh air cleaner, melalui throttle body disebarkan oleh intake manifold dan masuk ke ruang bakar. Ketika idle air control valve membuka sesuai sinyal dari ECM, udara yang mengalir (7) tanpa melalui throttle valve akhirnya masuk ke intake manifold.



Diagram Sistim Air Intake



6E1-6 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Uraian Sistim Supply Bahan Bakar (Fuel Delivery) Sistim ini terdiri dari fuel tank (1), fuel pump (2), fuel filter (3), fuel pressure regulator (11), delivery pipe (9) dan fuel injector (10). Bahan bakar dari fuel tank dipompa naik oleh fuel pump, disaring oleh fuel filter dan bahan bakar bertekanan tersebut dialirkan ke injector melalui pipa. Tekanan bahan bakar di dalam saluran akan tetap lebih tinggi dari intake manifold dengan adanya fuel pressure regulator. Pada saat injector terbuka (berdasarkan sinyal dari ECM) bahan bakar diinjeksikan ke intake port (silinder head). Bahan bakar yang tidak diinjeksikan akan dikembalikan ke fuel tank oleh fuel pressure regulator melalui fuel return line (8).



Diagram Sistim Supply Bahan Bakar



4. Check valve



6. Ke intake manifold



5. –



7. Fuel feed line



Fuel Pump Electric fuel pump assembly (1) berada di dalam fuel tank. Untuk melakukan perbaikan pada fuel pump, fuel tank harus dilepas dari kendaraan.



1



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-7



Uraian Sistim Kontrol Elektronik Sistim kontrol electronik terdiri dari sensor-sensor yang mendeteksi keadaan mesin dan kondisi pengendaraan, ECM yang mengontrol berbagai peralatan berdasarkan sinyal dari sensor dan berbagai peralatan kontrol lainnya. Berdasarkan fungsinya, dibagi ke dalam beberapa sub sistim sebagai berikut: • Sistim kontrol injeksi bahan bakar • Sistim kontrol idle speed • Sistim kontrol fuel pump • Sistim kontrol A/C (jika dilengkapi) • Sistim kontrol pengapian • Sistim kontrol evaporative emisi • Sistim kontrol sensor oxygen



6E1-8 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Lokasi Komponen Sistim Kontrol Elektronik a



2 A



e



9



C



D B



4



c



3



f



5



b



6



d



10



1



7



8



E



11 INFORMASI SENSOR



PERALATAN KONTROL



LAIN-LAIN



1. CMP sensor



a: MIL (lampu check engine)



2. Reed switch (speedometer unit)



b: IAC valve



B: Blower fan switch (jika dilengkapi)



3. CKP sensor



c: Fuel injector



C: Data link connector



4. ECT sensor



d: Ignition coil assembly



D: Main relay



5. MAP sensor



e: Fuel pump relay



E: EVAP canister



6. IAT sensor



f: EVAP canister purge valve



7. TP sensor 8. Battery 9. Switch lampu rem 10. HO2S-1



A: ECM



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-9



Tabel Input/Output Sistim Kontrol Mesin dan Emisi



SIGNAL FROM SENSOR, SWITCH AND CONTROL MODULE



SWITCH LAMPU REM STARTER RELAY IGNITION SWITCH BLOWER SWITCH



REED SWITCH (SPEEDOMETER UNIT) HO2S-1 IAT SENSOR ECT SENSOR TP SENSOR MAP SENSOR CMP SENSOR CKP SENSOR SWITCH LAMPU



MAIN RELAY



MIL



BLOWER FAN SWITCH (JIKA DILENGKAPI)



IGNITION COIL WITH IGNITER



IAC VALVE



HO2S HEATER



FUEL INJECTOR



INPUT



FUEL PUMP RELAY



OUTPUT



EVAP CANISTER PURGE VALVE



ELECTRIC CONTROL DEVICE



6E1-10 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Diagram Input / Output Sirkuit ECM 1 +B



2



3



BRN



C02-32



RED/BLU



C02-17



WHT



C02-33 C02-28



4



5



6



YEL/BLK



C02-9



GRN/WHT



C02-12



PNK/BLU



C02-8



YEL/GRN



C02-11



7 8



WHT/GRN



C02-15



LT GRN/BLK



C02-16



C01-5



LT GRN



C01-4



BRN



C01-3



BRN/WHT



C01-2



BRN/YEL



C01-8



ORN



29 30 31 32 33



35 C02-18



GRN/YEL



C01-11



RED



23 24



A/C



9



YEL



12



25 C01-12



GRN 26



E01-8



BLU/YEL



E01-26



BLU/YEL



C02-5



4 ORN/BLU WHT/BLU BLU



10 11



+B



C02-13 C02-29 C02-7



36 C01-10



IG1



15



BRN



E01-15



PPL



E01-16



37



P



16 43



C01-32 WHT/BLK



C01-31 20



PNK/BLK



WHT/RED



+BB 19



IG2



44 E01-4



RED/YEL



E01-11



21 22



M E01-2



PNK/BLU



E01-10



BRN/WHT



45 +BB +B IG1 IG2



+BB



GRN/WHT



47



17



YEL BRN



WHT



E01-14 E01-15



+B



E01-5 E01-7



BLK/WHT WHT/RED



IG2 49 IG1



50



+BB 27



PPL/WHT



C01-15 C02-2



BLK/ORN BLK/RED



C02-3



BLK/RED



C01-1



BLU



IG1



+B



BLK/YEL



48



ST 51



E01-17 54 53 M C02-1 C01-7 C01-6



55



BLK BLK/YEL BLK/YEL : 56 : 57 :5 V : 12 V



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-11



1. ECM



20. Lampu rem



39. –



2. CMP sensor



21. Switch lampu



40. –



3. CKP sensor



22. Clearance light



41. –



4. Shield wire



23. Condenser fan motor relay (jika dilengkapi)



42. Ignition coil assembly (untuk busi No.1 dan No.4)



5. TP sensor



24. Condenser fan motor (jika dilengkapi)



43. Ignition coil assembly (untuk busi No.2 dan No.3)



6. MAP sensor



25. A/C compressor relay (jika dilengkapi)



44. Blower fan motor



7. ECT sensor



26. A/C compressor (jika dilengkapi)



45. Blower fan switch



8. Ke combination meter



27. Data link connector



46. –



28. –



47. A/C pressure switch (jika dilengkapi)



10. HO2S-1



9. IAT sensor



29. Fuel injector No.1



48. Ignition switch



11. HO2S-1 heater



30. Fuel injector No.2



49. “IG” fuse



12. EVAP thermistor (jika dilengkapi)



31. Fuel injector No.3



50. Main relay



13. –



32. Fuel injector No.4



51. Starter relay



14. –



33. IAC valve



52. –



15. Combination meter



34. –



53. Starter motor



16. MIL



35. EVAP canister purge valve



54. Main fuse box



17. Speedometer & odometer unit



36. Fuel pump relay



55. Battery



18. –



37. Fuel pump



56. Engine ground



19. Switch lampu rem



38. –



57. Body ground



Konektor ECM (Susunan Terminal Dilihat dari Sisi Kabel/Harness)



C01



C02



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



Terminal



C01



Warna kabel



Sirkuit



E01 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 35 34 33 32 31 30 29 28



Terminal



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



Warna kabel



Sirkuit



1



BLU



Engine start signal



18











2



BRN/YEL



Fuel injector No.4



19











3



BRN/WHT



Fuel injector No.3



20











4



BRN



Fuel injector No.2



21











5



LT GRN



Fuel injector No.1



22











6



BLK/YEL



Ground



23











7



BLK/YEL



Ground



24











8



ORN



IAC valve



25











9







26











10



PNK/BLK



27











11



RED



Condenser fan relay output



28











12



GRN



AC compressor relay output



29











13











30







14











31



WHT/RED



Ignition coil assembly (untuk busi No.2 and No.3)



15



BLK/ORN



32



WHT/BLK



Ignition coil assembly (untuk busi No.1 and No.4)



16











33











17











34











– C01



Fuel pump relay output



Main relay output







6E1-12 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI Terminal



BLK



2



Sirkuit



Terminal



Warna kabel



Controller ground



1







BLK/RED



Power source



2



PNK/BLU



3



BLK/RED



Power source



4







5



BLU/YEL



6







7



BLU



8 9 10







Sirkuit – Blower fan switch (jika dilengkapi)



3







4



GRN/WHT



Switch lampu rem



5



BLK/WHT



Ignition switch signal



6







O2 sensor heater



7



WHT/RED



PNK/BLU



Power source untuk MAP sensor



8



YEL



YEL/BLK



Power source untuk TP sensor



9







10



GRN/BLK



A/C pressure switch (jika dilengkapi) Lampu pelat nomor



– Sensor ground –











– Power source for back-up A/C evap. temperature sensor (jika dilengkapi) –



11



YEL/GRN



MAP sensor signal



11



RED/YEL



12



GRN/WHT



TP sensor signal



12











13



ORN/BLU



O2 sensor ground



13











14







14







15



WHT/GRN



15



BRN



Tacho signal output Malfunction indicator lamp



16 C02



Warna kabel



1



– ECT sensor signal



LT GRN/BLK IAT sensor signal



E01







16



PPL



17



RED/BLU



CKP sensor signal (+)



17



PPL/WHT



18



GRN/YEL



EVAP canister purge valve



18











19











19











20











20











21











21











22











22











23











23











24











24











25











25







26











26



BLU/YEL



27











28







29



WHT/BLU



30







31







32



BRN



CMP sensor signal



33



WHT



CKP sensor signal (–)



34



YEL



Speedometer & odometer unit



35







Serial communication line dari DLC



– EVAP thermistor



27











Ground shield wire untuk CKP sensor



28











Sensor ground



29















30















31















SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-13



Perawatan pada Kendaraan Menyetel Kabel Gas 1) Dengan throttle valve tertutup, play pedal gas harus sesuai spesifikasi berikut. Jika hasil pengukuran tidak sesuai spesifikasi, setel kabel gas (1) melaui murnya (2). Play pedal gas “a”: 2.0 – 5.0 mm (0.08 – 0.20 in.) 3. Lock nut



2) Dengan pedal gas ditekan penuh, periksa celah antara throttle lever (2) dan lever stopper (1) (throttle body) harus sesuai spesifikasi berikut. Jika hasil pengukuran tidak sesuai spesifikasi, setel dengan cara merubah tinggi baut stopper pedal (3). Celah “b”: 0.5 – 2.0 mm (0.02 – 0.08 in.)



Memeriksa Idle Speed/Idle Air Control (IAC) Duty Sebelum memeriksa idle speed / IAC duty, pastikan kondisi berikut ini. • Kabel dan selang electronic fuel injection dan sistim kontrol emisi sudah terpasang dengan baik dan benar. • Kabel gas memiliki play sesuai spesifikasi. • Celah valve diperiksa dan disetel sesuai jadwal perawatan berkala. • Timing ignition sesuai spesifikasi. • Semua accessories (wiper, heater, lampu, A/C, dll.) tidak berfungsi. • Air cleaner sudah terpasang dengan benar dan dalam kondisi baik. • Tidak ada udara yang masuk dari sistim air intake. Setelah hal-hal tersebut di atas diperiksa, periksa idle speed dan IAC duty sebagai berikut. CATATAN: Sebelum menghidupkan mesin, tuas transmisi pada posisi “Netral”, tarik rem tangan dan ganjal setir.



6E1-14 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



1) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC (1) dengan kunci kontak OFF. Special tool (A): SUZUKI scan tool



1 (A)



2) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal. 3) Periksa putaran idle mesin dan “IAC duty” dengan memilih mode “Data List” pada scan tool. 4) Jika “IAC duty” dan idle speed tidak sesuai spesifikasi, periksa sistim kontrol idle air sesuai “Tabel B-4 Memeriksa Sistim Idle Air Control” di Bab 6-1. Putaran idle mesin dan IAC duty A/C OFF 750 ± 50 r/min (rpm) 5 – 30%



A/C ON 850 ± 50 r/min (rpm)



CATATAN: Duty di atas adalah indikasi ON duty meter (tegangan rendah). 5) Pastikan putaran idle mesin sudah sesuai spesifikasi dengan A/C ON (jika dilengkapi A/C). Jika tidak sesuai, periksa sirkuit sinyal A/C ON dan sistim kontrol idle air.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-15



Sistim Air Intake Komponen throttle body



5



(a)



2 4



3



1 6 5



(a) 7



8



(b)



1. Throttle body assembly



4. MAP sensor



7. IAC valve



: 3.5 N·m (0.35 kg-m, 2.5 lb-ft)



2. Throttle body gasket



5. Sensor screw



8. IACvalve screw



: Jangan digunakan kembali.



3. TP sensor



6. O-ring



: 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft)



Memeriksa throttle body pada kendaraan Pastikan throttle valve lever (1) bergerak dengan lembut.



6E1-16 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Melepas dan memasang throttle body Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas kabel (1) dari throttle valve lever. 3) Lepas air cleaner outlet hose dari throttle body.



4) Lepaskan konektor dari TP sensor (1), MAP sensor (3) dan IAC valve (2). 5) Lepas throttle body (4) dari intake manifold.



Memasang 1) Bersihkan permukaan yang menempel antara throttle body dan intake manifold. 2) Pasang gasket throttle body yang baru (1) ke intake manifold.



3) Pasang throttle body (4) dan bracket kabel gas pada intake manifold. 4) Pasang konektor ke TP sensor (1), MAP sensor (3) dan IAC valve (2) dengan benar. 5) Pasang selang air cleaner outlet ke throttle body. 6) Pasang kabel gas dan setel play kabel sesuai “Menyetel Kabel Gas”. 7) Pasang kabel negatif battery.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-17



Membongkar dan Merakit Throttle Body Membongkar Lepas TP sensor, sensor MAP dan IAC valve dari throttle body. CATATAN: Ketika membongkar dan merakit throttle body, jangan merusak lever pada throttle valve shaft dan komponen lainnya.



Merakit 1) Pasang IAC valve ke throttle body sesuai “Melepas dan Memasang valve Idle Air Control (IAC)”. 2) Pasang TP sensor ke throttle body sesuai “Melepas dan Memasang Throttle Posisi (TP) Sensor”. 3) Pasang MAP sensor ke throttle body sesuai “Melepas dan Memasang Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP) ”.



Membersihkan Throttle Body Bersihkan lubang throttle body (1) dan saluran idle air (2) dengan menyemprotkan angin. PERHATIAN: Jangan merendam TP sensor, MAP sensor, IAC valve atau komponen lain (karet) pada solvent atau cleaner karena reaksi kimia yang dapat merusak komponen ini, seperti mengembang, mengeras dan tidak berfungsi.



6E1-18 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Melepas dan Memasang Idle Air Control (IAC) Valve Melepas 1) Lepas throttle body dari intake manifold sesuai “Melepas dan Memasang Throttle Body”. 2) Lepas IAC valve dari throttle body.



Memasang 1) Pasang O-ring (2) yang baru ke throttle body (1). 2) Pasang IAC valve (3) ke throttle body, dan kemudian kencangkan screw IAC valve sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Screw IAC valve (a): 3.5 N·m (0.35 kg-m, 2.5 lb-ft) 3) Pasang throttle body ke intake manifold sesuai “Melepas dan Memasang Throttle Body ”.



Memeriksa Idle Air Control (IAC) Valve 1) Pasang konektor ke IAC valve (1), TP sensor dan MAP sensor. 2) Setelah kunci kontak ON, periksa apakah rotary valve (2) IAC valve membuka dan menutup sekali dan kemudian berhenti sekitar 60 ms. Jika rotary valve dari IAC valve tidak bekerja sama sekali, periksa wiring harness dari kemungkinan putus dan konslet. Jika wiring harness dalam kondisi baik, ganti IAC valve dan periksa kembali. CATATAN: • Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh dua orang. Satu orang memutar kunci kontak dan yang lainnya memeriksa kerja valve. • Karena kerja valve sangat cepat, kemungkinan tidak terlihat. Untuk itu, lakukan memeriksa ini 3 kali atau lebih secara terus menerus.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-19



Sistim Fuel Delivery Memeriksa Tekanan Bahan Bakar PERINGATAN: Lakukan pemeriksaan ini di tempat dengan ventilasi yang baik dan jauh dari sumber api, atau resiko kebakaran. 1) Buang/lepas tekanan bahan bakar, lihat “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas fuel feed hose dari fuel delivery pipe. PERHATIAN: Letakkan penampung di bawah joint dengan kain untuk menampung atau menyerap bahan bakar yang tumpah. Jika sudah selesai, buang kain tadi di tempat yang aman. 3) Pasang special tool di antara fuel delivery pipe dan fuel feed hose seperti pada gambar, kemudian pasang clamp selang dengan baik untuk mencegah kebocoran selama pemeriksaan. Special tool (A): 09912-58442 (B): 09912-58432 (C): 09912-58490 4) Pastikan tegangan battery di atas 11 V. 5) Untuk mengoperasikan fuel pump, putar kunci kontak ke posisi ON , kemudian OFF-kan setelah 2 detik. Ulangi hal ini 3 atau 4 kali, kemudian periksa tekanan bahan bakar. Spesifikasi tekanan bahan bakar Kondisi Fuel pump bekerja (mesin mati) Pada putaran mesin idle 1 menit setelah mesin (fuel pump) mati (tekanan akan berkurang)



Tekanan Bahan Bakar 270 – 310 kPa 2.7 – 3.1 kg/cm² 38.4 – 44.1 psi 210 – 260 kPa 2.1 – 2.6 kg/cm² 29.9 – 37.0 psi di atas 250 kPa 2.5 kg/cm² 35.6 psi



6) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal. 7) Ukur tekanan bahan bakar pada putaran idle. Jika tekanan tidak sesuai spesifikasi, lihat “Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1 dan periksa kemungkinan kerusakan pada masing-masing komponen. Ganti jika perlu.



6E1-20 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



8) Setelah memeriksa tekanan bahan bakar, lepas fuel pressure gauge. PERHATIAN: Jika fuel feed line pada tekanan tinggi, buang/lepas tekanan sesuai prosedur berikut. • Letakkan penampung bahan bakar di bawah joint. • Bungkus joint dengan kain, kemudian kendurkan mur joint perlahan untuk membuang/melepas tekanan. 9) Lepas special tool dari fuel delivery pipe dan fuel feed hose. 10) Pasang fuel feed hose ke fuel delivery pipe dan clamp dengan baik. 11) Dengan mesin mati dan kunci kontak ON, periksa kebocoran bahan bakar.



Memeriksa Fuel Pump pada Kendaraan PERHATIAN: Saat melepas filler cap, lakukan di tempat terbuka, jauh dari sumber api dan dilarang merokok. 1) Lepas filler cap dan ON-kan kunci kontak (2). Kemudian, suara fuel pump harus terdengar dari fuel filler (1) sekitar 2 detik. Pasang kembali fuel filler cap. Jika hasil pemeriksaan di atas tidak sesuai, lihat “Table B-2 Memeriksa Fuel Pump dan Sirkuitnya” di Bab 6-1.



2) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan tunggu selama 10 menit. 3) Tekanan harus dapat dirasakan pada fuel feed hose (1) selama 2 detik setelah kunci kontak ON. Jika tekanan bahan bakar tidak terasa lihat “Table B-3 Memeriksa Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-21



Melepas dan Memasang Fuel Pump Lihat “Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.” di Bab 6C.



Memeriksa Fuel Pressure Regulator pada Kendaraan Lakukan pemeriksaan sesuai Tekanan Bahan Bakar”.



prosedur



pada



“Memeriksa



Melepas dan Memasang Fuel Pressure Regulator Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar lihat “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas kabel negatif battery. 3) Lepas console box. 4) Lepas engine room center member dan tuas transmisi dari bodi kendaraan. 3 1



5) Lepas fuel return hose (1) dan vacuum hose (2) dari fuel pressure regulator. 6) Lepas baut fuel delivery pipe (3).



2



2



1



7) Lepas fuel delivery pipe (1) dengan fuel injector dari intake manifold. 8) Lepas fuel pressure regulator (2) dari fuel delivery pipe (1). PERHATIAN: Bahan bakar dalam jumlah kecil akan keluar dari delivery pipe. Letakkan kain di bawah delivery pipe agar tetesan bahan bakar terserap kain.



Memasang Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal-hal berikut.



6E1-22 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



• Gunakan O-ring baru (1). • Beri bensin ke O-ring untuk memudahkan pemasangan. • Kencangkan baut fuel pressure regulator sesuai spesifikasi momen. Momen pengencangan Baut fuel pressure regulator (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.0 lb-ft) • Periksa apakah injector insulator sobek atau rusak. Jika ada yang rusak, ganti dengan yang baru.



(a)



• Kencangkan baut fuel delivery pipe sesuai spesifikasi momen dan pastikan injector dapat berputar dengan mudah. Momen pengencangan Baut fuel delivery pipe (a): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft) • Pasang engine room center member ke bodi kendaraan lihat “Komponen Gear Shift Control Lever” di Bab 7A. • Dengan kondisi mesin mati dan kunci kontak ON, periksa kebocoran di sekitar sambungan.



Memeriksa Fuel Injector pada Kendaraan 1) Gunakan sound scope (1) atau sejenisnya, periksa suara injector (2) ketika mesin hidup atau saat starter. Putaran suara bervariasi sesuai putaran mesin. Jika tidak ada suara atau suaranya aneh, periksa sirkuit injector (kabel atau konektor) atau injector.



2) Lepas konektor dari injector, pasang ohmmeter antar terminal injector dan periksa resistan. Jika resistan tidak sesuai spesifikasi, ganti fuel injector. Resistan fuel injector: 10 – 15 Ω pada 20°C, 68°F 3) Pasang konektor ke injector dengan baik.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-23



Melepas dan Memasang Fuel Injector Melepas 1) Lepas tekanan bahan bakar sesuai “Prosedur Melepas Tekanan Bahan Bakar” di Bab 6-1. 2) Lepas kabel negatif battery. 3) Lepas console box. 4) Lepas engine room center member berikut shift control lever dari bodi kendaraan. 3 2



5) Lepas konektor (1) dari masing-masing injector. 6) Lepas fuel return hose (2) dari fuel pressure regulator. 7) Lepas baut-baut fuel delivery pipe (3).



1



8) Lepas fuel delivery pipe (1) berikut fuel injector dari intake manifold. 9) Lepas fuel injector (2) dari fuel delivery pipe (1). PERHATIAN:



1



Setelah melepas injector, bahan bakar mungkin akan keluar, tutuplah dengan kain. 2



Memasang Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. 1



2



3



• Ganti injector O-ring (1) dengan yang baru dan pasang dengan hati-hati. • Periksa apakah insulator (3) sobek/rusak. Jika ada, ganti dengan yang baru. • Beri sedikit bensin pada O-ring (1) dan kemudian pasang injector (2) ke delivery pipe dan intake manifold. Pastikan injector dapat berputar dengan mudah. Jika tidak, O-ring tidak terpasang dengan benar. Ganti O-ring dengan yang baru.



6E1-24 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



(a)



• Kencangkan baut-baut fuel delivery pipe sesuai spesifikasi momen dan pastikan injector dapat berputar dengan mudah. Momen pengencangan Baut fuel delivery pipe (a): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)



• Pasang engine room center member ke bodi kendaraan sesuai “Komponen Gear Shift Control Lever” di Bab 7A. • Setelah memasang, dengan mesin mati dan kunci kontak ON, periksa kebocoran di sekitar sambungan.



Memeriksa Fuel Injector PERINGATAN: Pada pemeriksaan ini, bahan bakar akan diinjeksikan, lakukan pemeriksaan di tempat terbuka dan jauh dari sumber api. Hati-hati jangan sampai ada percikan api saat melepas dan menghubungkan kabel tes ke dan dari battery.



1) Pasang injector (3) dan fuel pressure regulator (4) pada special tool (injector checking tool) dengan washer M10 di antara holder special tool dan injector. Special tool (A): 09912-58421 2) Pasang special tool (hose dan attachment) ke fuel feed hose (1) kendaraan. Special tool (B): 09912-58432 3) Pasang special tool (test lead) ke injector. Special tool (C): 09930-88530 2. Fuel return line



4) Pasang vinyl tube yang sesuai pada injector nozzle untuk mencegah bahan bakar menyembur saat penginjeksian. 5) Letakkan cylinder di bawah injector.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-25



6) Operasikan fuel pump dan beri tekanan pada injector dengan cara berikut: a) Lepas fuel pump relay (2). b) Hubungkan dua terminal konektor relay dengan menggunakan kabel jumper (1) seperti pada gambar. PERHATIAN:



2



Pastikan penyambungan dilakukan pada terminal yang benar. Kesalahan menyambung dapat menyebabkan kerusakan ECM, wire harness, dll. c) Putar kunci kontak ke posisi ON.



1



7) Beri tegangan battery (3) ke injector (2) selama 15 detik dan ukur volume penginjeksian dengan gelas ukur. Tes masingmasing injector dua atau tiga kali. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti injector. Volume penginjeksian: 48 – 52 cc/15 detik (1.62/1.69 – 1.76/1.83 US/Imp. oz/15 sec.) 8) Periksa kebocoran dari injector nozzle. Jangan mengoperasikan injector untuk pemeriksaan ini (tetapi fuel pump harus bekerja). Jika kebocoran bahan bakar (1) melebihi spesifikasi, ganti injector. Kebocoran bahan bakar: kurang dari 1 tetes/menit. 4. Letakkan sejauh mungkin



6E1-26 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Sistim Pengontrol Electronik Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM) PERHATIAN: ECM adalah komponen yang presisi, jangan memberikan beban berlebihan pada ECM.



Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas glove box dari panel instrumen. 3) Lepas konektor dari ECM (1). 4) Lepas ECM (1) dengan melepas dua bautnya (2).



2 1



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut. • Pasang konektor ke ECM dengan baik.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-27



Melepas dan Memasang Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas konektor MAP sensor. 3) Lepas MAP sensor (1) dari throttle body.



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut. • Ganti O-ring (2) dengan yang baru. • Kencangkan screw MAP sensor sesuai spesifikasi momen. Momen pengencangan Screw MAP sensor (a): 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft) • Pasang konektor MAP sensor (1) dengan baik.



6E1-28 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Memeriksa MAP Sensor 1) Susun 3 buah battery 1,5 V baru (2) secara seri (total 4.5 – 5.0 V) dan pasang terminal positif ke terminal “Vin” sensor dan terminal negatif ke terminal “Ground”. Kemudian, periksa tegangan antara “Vout” dan “Ground”. Periksa juga apakah tegangan berkurang ketika terjadi vacuum hingga 400 mmHg? dengan menggunakan vacuum pump (3). Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai, ganti MAP sensor (1). Tegangan output (Ketika tegangan input 4.5 – 5.5 V, suhu di luar 20 – 30°C, 68 – 86°F) Ketinggian (Referensi) (ft) (m) 0 0 2000 610 5000 1524 8000 2438 10000 3048



Tekanan Barometer (mmHg) (kPa) 760 100 707 95 634 85 567 75 526 70



Output Voltage (V) 3.5 – 3.7 3.3 – 3.5 3.0 – 3.2 2.7 – 3.0 2.6 – 2.8



Melepas dan Memasang Throttle Position (TP) Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas konektor TP sensor. 3) Lepaskan TP sensor dari throttle body (1).



Memasang 1) Pasang TP sensor (1) ke throttle body. Pasang TP sensor ke throttle body sehingga lubangnya (3) agak jauh dari lubang screw TP sensor (2) dan putar TP sensor hingga kedua lubang lurus. Momen pengencangan Screw TP sensor (a): 2.0 N·m (0.2 kg-m, 1.5 lb-ft) 4. Putar TP sensor setelah kedua lubang lurus



2) Pasang konektor ke TP sensor dengan baik. 3) Pasang kabel negatif battery.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-29



Memeriksa TP Sensor pada Kendaraan 1) Lepas kabel negatif battery dan konektor dari TP sensor (4). 2) Gunakan ohmmeter, periksa resistan antar terminal pada masing-masing kondisi sesuai tabel di bawah ini. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai, ganti TP sensor. Resistan TP sensor Terminal Antara terminal 1 dan 3 Antara terminal 2 dan 3



Resistan 2.5 – 6.0 kΩ Throttle valve pada posisi idle Throttle valve pada posisi terbuka penuh



0.17 – 11.4 kΩ 1.72 – 15.50 kΩ



CATATAN: Perbedaan resistan harus di atas 1.5 kΩ antara throttle valve pada posisi idle dan terbuka penuh. 1. Referensi terminal tegangan 2. Output terminal tegangan 3. Terminal ground



3) Pasang konektor TP sensor dengan baik. 4) Pasang kabel negatif battery.



Melepas dan Memasang Intake Air Temperature (IAT) Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas konektor dari IAT sensor (1). 3) Lepas IAT sensor (1) dari air cleaner case (2).



1



2



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan hal-hatl berikut ini • Bersihkan permukaan yang menempel antara IAT sensor dan air cleaner case. • Pasang konektor IAT sensor dengan baik.



6E1-30 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Memeriksa IAT Sensor Taruh komponen pengukur suhu IAT sensor di dalam air (atau es) dan ukur resistan antar terminal sensor, dengan cara yang sama ukur pada air panas. Jika pengukuran resistan tidak menunjukkan karakteristik seperti gambar, ganti IAT sensor. Resistan IAT sensor Suhu Air °C (°F) 20 (68) 80 (176)



Resistan (kΩ) 2.2 – 2.7 0.27 – 0.37



[A]: Resistan [B]: Suhu



Melepas dan Memasang Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Kuras air pendingin lihat “Menguras dan Mengisi Kembali Sistim Pendingin” di Bab 6B. PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan melepas tutup radiator ketika mesin dan radiator panas. Dikhawatirkan, cairan dan uap panas dapat menyembur karena adanya tekanan. 2



3) Lepas konektor (1) dari ECT sensor (2). 4) Lepas ECT sensor (2) dari intake manifold.



1



Memasang Untuk memasang, kebalikan dari prosedur melepas dengan memperhatikan hal-hal berikut. • Bersihkan permukaan yang menempel antara ECT sensor dan intake manifold.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-31



• Periksa O-ring dari kerusakan dan ganti, jika perlu. (a)



• Kencangkan ECT sensor sesuai spesifikasi. Momen pengencangan ECT sensor (a): 12.5 N·m (1.25 kg-m, 9.0 lb-ft) • Pasang konektor (1) ke ECT sensor dengan baik. • Isi kembali sistim pendingin dengan coolant.



1



Memeriksa ECT Sensor Rendam komponen pengukur suhu ECT sensor di air (atau es) dan ukur tahanan antara sensor terminal (1) dan (2) sewaktu memanaskan air. Jika pengukuran tahanan tidak menunjukkan karakteristik seperti gambar, ganti ECT sensor. Tahanan ECT sensor Suhu air °C (°F) 20 (68) 80 (176)



Tahanan (kΩ) 2.3 – 2.6 0.30 – 0.32



[A]: Tahanan [B]: Temperature [C]: ( ) Untuk referensi



Melepas dan Memasang Camshaft Position (CMP) Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas konektor dari sensor CMP. 3) Lepas sensor CMP (1) dari sensor case.



6E1-32 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Memasang 1) Periksa O-ring (2) dari kerusakan. 2) Periksa sensor CMP (1) dan sinyal rotor tooth dari partikel metal dan kerusakan. 3) Pasang sensor CMP (1) ke sensor case. 4) Kencangkan baut sensor CMP sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut sensor CMP (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft) 5) Pasang konektor ke sensor CMP dengan baik. 6) Pasang kabel negatif battery.



Memeriksa CMP Sensor dan Sirkuitnya 1) Pastikan tegangan terminal dan sirkuit ground pada terminal konektor sensor CMP dalam kondisi baik lihat langkah 3 dan 5 “DTC P0340 (DTC No.15) Sirkuit Camshaft Position Sensor” di Bab 6-1. Jika tidak, perbaiki sirkuit sensor CMP . 2) Periksa tegangan sinyal sensor CMP sesuai prosedur berikut. a) Lepas sensor CMP dari sensor case. b) Lepas partikel metal di ujung permukaan sensor CMP, jika ada. c) Pasang konektor ke sensor CMP. d) Putar kunci kontak ke posisi ON. e) Pastikan tegangan antara kabel terminal “C21-32” konektor ECM dan ground berubah sesuai tabel di bawah ini. Voltage sinyal sensor CMP Position 1



0 - 1V



Position 2



4 - 5V



Position 3



0 - 1V



1. Posisi 1 2. Posisi 2 3. Posisi 3 4. Magnetic substance (besi) 5. Sekitar. 1 mm (0.03 in.)



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-33



Memeriksa Crankshaft Position (CKP) Sensor pada Kendaraan 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Naikkan kendaraan. 3) Lepas konektor dari sensor CKP. 4) Ukur tahanan antar terminal sensor CKP. Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti sensor CKP. Tahanan sensor CKP 360 – 460 Ω pada 20°C, 68°F 5) Pasang konektor ke sensor CKP dan kabel negatif ke battery.



Melepas dan Memasang CKP Sensor Melepas 1) Lepas kabel negatif dari battery. 2) Lepas konektor dari sensor CKP. 3) Lepas sensor CKP (1) dari oil pan.



Memasang 1) Periksa apakah sensor CKP dan pulley tooth bebas dari partikel metal dan kerusakan.



6E1-34 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



2) Pasang sensor CKP (1) ke oil pan. 3) Kencangkan sensor CKP sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Baut sensor CKP (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft) PERHATIAN: Kencangkan sesuai spesifikasi. Sensor CKP akan rusak jika terlalu kencang, dan sinyal sensor CKP tidak masuk jika pemasangannya kendur. 4) Pasang konektor ke sensor CKP dengan benar. 5) Pasang kabel negatif ke battery.



Melepas dan Memasang HO2S-1 Melepas PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistim gas buang saat panas. Melepas HO2S-1 harus dilakukan saat sistim dingin. 1) Lepas kabel negatif (–) battery. 1



2) Lepas konektor HO2S-1. 3) Lepas HO2S-1 (1) dari exhaust manifold. CATATAN: Hati-hati jangan sampai terkena benturan keras.



Memasang 1, (a)



Kebalikan dengan prosedur melepas perhatikan hal-hal berikut ini:. • Kencangkan HO2S-1 (1) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan HO2S-1 (a): 45 N·m (4.5 kg-m, 32.5 lb-ft) • Pasang konektor HO2S-1 dan clamp wiring harness dengan baik. • Setelah memasang HO2S-1, hidupkan mesin dan periksa kebocoran gas buang.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-35



Memeriksa Reed Switch (Speedometer Unit) Periksa reed switch (speedometer unit) sesuai langkah 4 “DTC P0500 (DTC No.16) Vehicle Speed Sensor” di Bab 6-1. Jika ada kerusakan, ganti reed switch (speedometer unit).



Melepas dan Memasang Reed Switch Lihat “Melepas dan Memasang Meter Kombinasi di Bab 8” pada Service Manual SL413 No.4B/SM/SERV-R4/93.



Memeriksa Main Relay dan Fuel Pump Relay 1) Lepas kabel negatif battery.



1 2



2) Lepas main relay (1) dan fuel pump relay (2). 3) Periksa tidak ada hubungan antara terminal “A” dan “B”. Jika ada hubungan, ganti relay. 4) Pasang terminal positif (+) battery ke terminal “C” relay dan terminal negatif (–) battery “D” relay. Periksa hubungan antara terminal “A” dan “B”. Jika tidak ada hubungan ketika relay dihubungkan ke battery, ganti relay.



“B”



“C”



“D” “A”



Memeriksa Fungsi Fuel Cut CATATAN: Sebelum memeriksa, periksa posisi tuas transmisi pada posisi netral, A/C OFF dan rem tangan ditarik penuh. 1) Panaskan mesin hingga suhu kerja normal. 2) Sambil mendengarkan suara injector (1) dengan menggunakan sound scope (2) atau sejenisnya, naikkan putaran mesin hingga lebih dari 3,000 r/min. 3) Periksa apakah suara kerja injector berhenti ketika throttle valve menutup dan terdengar lagi saat putaran mesin berkurang hingga 2,000 r/min.



6E1-36 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Sistim Kontrol Emisi Memeriksa EVAP Canister PERINGATAN: JANGAN MENGHISAP nozzle pada EVAP canister, karena uap bahan bakar pada EVAP canister beracun. 1) Periksa bagian luar EVAP canister secara visual. 2) Lepaskan selang vacuum dari EVAP canister. 3) Pastikan tidak ada yang menghalangi aliran pada purge pipe (1) dan air pipe (2) saat udara ditiupkan (4) ke dalam tank pipe (3). Ganti jika terdapat kelainan saat pemeriksaan.



Memeriksa Sistim EVAP Canister Purge CATATAN: Sebelum memeriksa, pastikan tuas transmisi pada posisi neutral atau P-range (kendaraan A/T) dan tarik tuas rem tangan. 1) Angkat kendaraan.



1



2) Lepaskan purge hose (1) dari EVAP canister. 3) Letakkan jari pada ujung selang yang dilepas dan pastikan tidak terasa adanya kevacuuman saat kondisi mesin dingin dan mesin pada kondisi putaran idle. 4) Pasang purge hose pada EVAP canister dan hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerja. 5) Lepaskan purge hose dari EVAP canister. 6) Pastikan terasa adanya kevacuuman saat pedal gas diinjak. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai, periksa vacuum dari kemungkinan tersumbat, selang-selang, EVAP canister purge valve, wire harness dan ECM.



CATATAN: Sistim EVAP canister purge tidak akan bekerja (tidak ada kevacuuman pada purge hose) hingga mesin benar-benar mencapai temperatur kerja dan oksigen sensor bekerja dengan baik. Juga, saat purge hose dilepas pada Langkah 5), udara akan keluar melalui purge line. Sebagai akibatnya, ECM mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi gas purge dan kadang berhenti melakukan proses purging, tetapi hal ini bukan merupakan gejala yang abnormal.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-37



Memeriksa EVAP Canister Purge Valve dan Sirkuitnya PERINGATAN: Jangan membuat kevacuuman dengan menggunakan mulut, karena akan berakibat terhirupnya gas beracun. PERHATIAN: Jangan melakukan kevacuuman melebihi –86 kPa (–12.47 psi); karena akan menyebabkan EVAP canister purge valve rusak. 1) Lakukan persiapan untuk mengoperasikan EVAP canister purge valve sebagai berikut. a) Menggunakan SUZUKI scan tool: i) Pasang SUZUKI scan tool pada DLC dengan kunci kontak OFF dan lepaskan selang vacuum purge valve dari pipa. ii) ON-kan kunci kontak, hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” pada SUZUKI scan tool. (A)



Special tool (A): SUZUKI scan tool



b) Tanpa menggunakan SUZUKI scan tool: i) Lepaskan selang vacuum purge valve dari pipa. ii) ON-kan kunci kontak. Gunakan service wire, ground-kan terminal “C21-18” pada konektor ECM (valve ON) “B” dan lepaskan ground (valve OFF) “A”. “A”



PERINGATAN:



“C02-18” “B”



Jangan menghisap udara dari valve. Uap bahan bakar di dalam valve beracun. 2) Periksa kerjanya purge valve dan saluran vacuum dari kemungkinan tersumbat saat valve diON/OFF-kan menggunakan SUZUKI scan tool atau service wire. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, periksa selang vacuum dan purge valve sesuai petunjuk pada “Memeriksa EVAP Canister Purge Valve”, wire harness dan sambungan-sambungan.



6E1-38 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Memeriksa EVAP Canister Purge Valve PERINGATAN: Jangan membuat kevacuuman dengan menggunakan mulut, karena akan berakibat terhirupnya gas beracun. PERHATIAN: Jangan melakukan kevacuuman melebihi –86 kPa (–12.47 psi); karena akan menyebabkan EVAP canister purge valve rusak. 1) Dengan kunci kontak OFF, lepaskan soket dari canister purge valve. 2) Periksa resistan EVAP canister purge valve. Jika resistan sesuai spesifikasi, lakukan langkah berikutnya. Jika tidak, ganti. Resistan EVAP canister purge valve Antara dua terminal: 30 – 34 Ω at 20 °C (68 °F) Antara setiap terminal dan body: 5 MΩ atau lebih 3) Lepaskan selang vacuum.



4) Berikan kevacuuman (–53 kPa (–7.69 psi) sampai –67 kPa (–9.72 psi)) pada selang (1) dengan menggunakan special tool. Pastikan kevacuuman terjadi pada selang. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti EVAP canister purge valve. Special tool (A): 09917-47911



1 (A)



PERINGATAN: Jangan menghisap udara dari valve. Uap bahan bakar di dalam valve beracun.



(A)



1



5) Hubungkan 12 V-battery pada terminal EVAP canister purge valve. Pada langkah ini, berikan kevacuuman (–53 kPa (– 7.69 psi) sampai –67 kPa (–9.72 psi)) pada selang (1) dengan menggunakan special tool. Pastikan kevacuuman tidak terjadi pada selang. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti EVAP canister purge valve. Special tool (A): 09917-47911



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-39



Memeriksa Saluran Vacuum Hidupkan mesin dan biarkan pada putaran idle. Lepaskan selang vacuum (1) dari EVAP canister purge valve (2). Letakkan jari pada ujung selang yang dilepas, pastikan terasa kevacuuman. Jika tidak, bersihkan saluran vacuum passage dengan cara menyemprotkan udara bertekanan.



1



2



Memeriksa Selang Vacuum Periksa sambungan selang-selang, kemungkinan dari bocor, tersumbat dan rusak. Ganti jika perlu.



6E1-40 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Memeriksa Sistim PCV CATATAN: Periksa masalah pada valve PCV atau selang sebelum memeriksa IAC duty, Masalah pada valve PCV atau hose mempengaruhi akurasi penyetelan.



Selang PCV Periksa sambungan dari kemungkinan kebocoran, tersumbat dan rusak. Ganti jika perlu. Valve PCV 1) Lepas valve PCV dari cylinder head cover dan pasang plug ke lubang head cover. 2) Mesin pada putaran idle. 3) Untuk memeriksa kevacuuman, tutup dengan jari bagian ujung valve PCV (1) . Jika tidak ada vacuum, periksa apakah valve tersumbat. Ganti jika perlu.



4) Setelah memeriksa vacuum, matikan mesin dan lepas valve PCV (1). Goyangkan valve dan dengarkan bunyi check needle di dalam valve. Jika valve tidak berbunyi, ganti valve. 5) Setelah memeriksa bunyi, lepas plug dan pasang valve PCV.



SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI 6E1-41



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Screw TP sensor Screw IAC valve ECT sensor Screw MAP sensor Baut sensor CMP Baut fuel delivery pipe Baut sensor CKP Baut fuel pressure regulator HO2S-1



N•m 2.0 3.5 12.5 2.0 10.0 25.0 10.0 11.0 45



Momen Pengencangan kg-m 0.2 0.35 1.25 0.2 1.0 2.5 1.0 1.1 4.5



lb-ft 1.5 2.5 9.0 1.5 7.5 18.0 7.5 8.0 32.5



6E1-42 SISTIM KONTROL MESIN DAN EMISI



Special Tool



09912-58442 Pressure gauge



09912-58432 Pressure hose



09912-58490 3-way joint & hose



09930-88530



09917-47911



Injector test lead



Vacuum pump gauge



Tech 2 kit (SUZUKI scan tool) (Lihat CATATAN “B”.)



09912-58421 Tool set pemeriksaan (Lihat CATATAN “A”.)



CATATAN: • “A”: Kit ini terdiri dari. 1. Tool body & washer, 2. Body plug, 3. Body attachment-1, 4. Holder, 5. Return hose & clamp, 6. Body attachment-2 & washer, 7. Hose attachment-1, 8. Hose attachment-2 • “B”: Kit ini terdiri dari. 1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3. DLC kabel, 4. SAE 16/19 adaptor, 5. Cigarette kabel, 6. DLC loopback adaptor, 7. Battery power kabel, 8. RS232 kabel, 9. RS232 adaptor, 10. RS 232 loopback connector, 11. Tas, 12. Power supply



SISTIM PENGAPIAN 6F-1



BAB 6F



SISTIM PENGAPIAN DAFTAR ISI Uraian Umum................................................... 6F-2 Konstruksi Sistim Pengapian ........................ 6F-2 Diagram Penempatan Komponen Sistim Pengapian ..................................................... 6F-3 Diagram Sirkuit Sistim Pengapian................. 6F-4 Diagnosa .......................................................... 6F-5 Diagnosa Gejala Sistim Pengapian............... 6F-5 Bentuk Gelombang ....................................... 6F-5 Diagnosa Tabel Alur Sistim Pengapian......... 6F-5 Perawatan Kendaraan..................................... 6F-7 Tes Pengapian Busi ...................................... 6F-7 Melepas dan Memasang Kabel Busi............. 6F-7



Memeriksa Kabel Busi .................................. 6F-8 Melepas dan Memasang Kabel Busi ............ 6F-8 Memeriksa Busi ............................................ 6F-9 Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)......................................... 6F-9 Memeriksa Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)....................................... 6F-10 Sensor Crankshaft Position (CKP).............. 6F-10 Sensor Camshaft Position (CMP) ............... 6F-10 Memeriksa Waktu Pengapian ..................... 6F-10 Spesifikasi Momen Pengencangan ............. 6F-13 Special Tool................................................... 6F-13



6F



6F-2 SISTIM PENGAPIAN



Uraian Umum Konstruksi Sistim Pengapian Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian elektronik tanpa distributor (distributorless). Yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini. • ECM Mendeteksi kondisi mesin dan kendaraan melalui sinyal dari sensor, untuk menentukan waktu pengapian yang tepat dan waktu mengalirnya arus listrik ke primary coil dan mengirim sinyal ke ignitor (power unit) di pengapian coil assy. • Ignition coil assy. (termasuk igniter) Ignition coil assy dimana terdapat ignitor di dalamnya yang meng-ON/OFFkan aliran listrik ke primary coil sesuai sinyal dari ECM. Ketika arus yang mengalir ke primary coil diputus, terjadi tegangan tinggi pada secondary coil. • Kabel busi dan busi. • Sensor CMP dan sensor CKP Menggunakan sinyal dari sensor-sensor ini, ECM mengidentifikasi cylinder mana yang pistonnya pada langkah kompresi, mendeteksi sudut crank dan menyetel waktu pengapian secara otomatis. • Sensor TP, sensor ECT, sensor MAP dan sensor lainnya/switch Lihat “Sistim Kontrol Elektronik ” di Bab 6E. Sistim pengapian tidak dilengkapi distributor, tetapi dilengkapi dengan ignition coil assy. (coil pertama untuk busi No.1 dan No.4 dan coil kedua untuk busi No.2 dan No.3). Ketika sinyal pengapian dikirim dari ECM ke ignitor pada ignition coil assy. untuk busi No.1 dan No.4, terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dan busi No.1 dan No.4 secara bersamaan. Seperti, ketika sinyal pengapian dikirim ke ignitor pada ignition coil assy., busi No.2 dan No.3 secara bersamaan.



SISTIM PENGAPIAN 6F-3



Diagram Penempatan Komponen Sistim Pengapian



1



10



7



5



6



8



3



2



4



9



1. ECM



4. Sensor CMP



7. Sensor ECT



2. Pengapian coil assy. untuk busi No.1 dan No.4



5. Sensor CKP



8. Sensor IAT



3. Pengapian coil assy. untuk busi No.2 dan No.3



6. Sensor MAP



9. Sensor TP



10. Data link connector (DLC)



6F-4 SISTIM PENGAPIAN



Diagram Sirkuit Sistim Pengapian 3



12



5 BRN



C21-32



RED/BLU



C21-17



WHT



C21-33



7 C20-32



10 BLK



WHT/BLK



6 4 8 18



9



C21-5



C20-31



WHT/RED



E06-5



BLK/WHT



E06-7



WHT/RED



BLK



13 2



PPL/WHT 15



C20-15



BLK/GRN



C21-2



BLK/RED



C21-3



BLK/RED



E06-17



C21-1 C20-7 C20-6



+BB



1



BLK BLK/YEL BLK/YEL



16 : 19 : 20 17



11



: 12 V



C20



C21



E06



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 32 31 30 29 28 34 33



7 6 5 4 3 2 1 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 27 26 25 24 23 22 21 20 35 34 33 32 31 30 29 28



7 6 5 4 3 2 1 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 25 24 23 22 21 20 19 18 31 30 29 28 27 26



1. Kunci kontak



11. Informasi yang diterima (sensor MAP, sensor ECT, sensor IAT, sensor TP, VSS, sinyal beban listrik, sinyal engine start dan sinyal tekanan power steering)



2. Main relay



12. ECM



3. Pengapian coil assy. untuk busi No.1 dan No.4



13. “IG” fuse



4. Pengapian coil assy. untuk busir No.2 dan No.3



14. –



5. Sensor CMP



15. Data link connector (DLC)



6. Sensor CKP



16. Main fuse box



7. Ke busi No.1



17. Battery



8. Ke busi No.2



18. Shield ground



9. Ke busi No.3 10. Ke busi No.4



:5V



19. Engine ground 20. Body ground



SISTIM PENGAPIAN 6F-5



Diagnosa Diagnosa Gejala Sistim Pengapian Kondisi Mesin dapat distarter, tetapi tidak dapat hidup atau sulit hidup (Tidak ada pengapian atau pengapian tidak normal)



Bensin boros atau kerja mesin buruk



Kemungkinan Penyebab Sikring pengapian coil putus Sambungan kabel kendur atau lepas (kabel busi) Kabel busi rusak Busi rusak Ignition coil (ignitor) rusak Sensor CKP atau crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor) rusak Sensor CMP atau gigi sensor rotor camshaft rusak ECM rusak Waktu pengapian tidak tepat



Busi atau kabel busi rusak Ignition coil assy. rusak Sensor CKP atau crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor) Rusak Sensor CMP atau sensor rotor tooth camshaft rusak ECM rusak



Perbaikan Ganti. Pasang dengan baik. Ganti. Setel, bersihkan atau ganti. Ganti ignition coil assy. Bersihkan, kencangkan atau ganti. Bersihkan, kencangkan atau ganti. Ganti. Periksa sensor yang berhubungan dan crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor). Setel, bersihkan atau ganti. Ganti. Bersihkan, kencangkan atau ganti. Bersihkan, kencangkan atau ganti. Ganti.



Bentuk Gelombang Lihat bentuk gelombang No.2, No.3, No.9 dan No.10 pada “Memeriksa ECM dan Sirkuit” di Bab 6 untuk sinyal pemicu pengapian, sensor CMP dan sensor CKP.



Diagnosa Tabel Alur Sistim Pengapian Langkah 1



2



Tindakan Apakah “Pemeriksaan Mesin dan Sistim Kontrol Emisi ” di Bab 6 sudah dilakukan?



Ya Lihat langkah 2.



Tes Pengapian Busi 1) Periksa kondisi dan tipe semua busi lihat “Memeriksa Busi”. 2) Jika OK, lakukan tes pengapian busi, lihat “Tes Pengapian Busi”. Apakah terjadi pengapian pada semua busi?



Lihat langkah 12.



Tidak Lihat “Memeriksa Mesin dan Sistim Kontrol Emisi” di Bab 6. Lihat langkah 3.



6F-6 SISTIM PENGAPIAN



Langkah



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



Tindakan Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC) 1) Periksa jika ada DTC yang muncul lihat “Memeriksa Diagnostic Trouble Code (DTC)” di Bab 6. Apakah DTC tersimpan pada ECM? Periksa sambungan kelistrikan 1) Periksa hubungan kabel ignition coil assy. dan kabel busi. Apakah dalam kondisi baik? Memeriksa Kabel Busi 1) Periksa tahanan kabel busi lihat “Memeriksa Kabel Busi”. Apakah hasil pemeriksaan baik? Memeriksa Power Supply Ignition Coil Assy dan Periksa Sirkuit Ground 1) Periksa power supply ignition coil assy. (kabel “BLK/WHT”) dan sirkuit ground (kabel “BLK”) dari putus dan short. Apakah sirkuit dalam kondisi baik? Memeriksa Ignition Coil Assy. 1) Periksa tahanan ignition coil lihat “Memeriksa Ignition Coil Assy. (termasuk ignitor)”. Apakah hasil pemeriksaan baik? Memeriksa Sensor Crankshaft Position (CKP) 1) Periksa sensor crankshaft position (CKP) lihat “DTC P0335 Sirkuit Crankshaft Position Sensor” di Bab 6. Apakah hasil memeriksa baik? Memeriksa Camshaft Position (CMP) Sensor 1) Periksa posisi sensor CMP lihat pada “DTC P0340 Sirkuit Camshaft Position Sensor” pada Bab 6. Apakah hasil pemeriksaan baik? Memeriksa Sirkuit Sinyal Pemicu Igniton 1) Periksa kabel sinyal pemicu igniton (kabel “WHT/ BLK” dan “WHT/RED”) dari putus, koslet dan sambungan buruk. Apakah sirkuit dalam kondisi baik? Penggantian Coil Assy 1) Ganti ignition coil assy. dan kemudian ulangi langkah 2. Apakah hasil pemeriksaan pada langkah 2 baik? Memeriksa waktu pengapian 1) Periksa waktu pengapian awal dan lanjutan “Memeriksa Waktu Pengapian”. Apakah hasil pemeriksaan baik?



Ya Lihat Tabel Diag. DTC di Bab 6.



Tidak Lihat langkah 4.



Lihat langkah 5.



Hubungkan dengan baik.



Lihat langkah 6.



Ganti kabel busi.



Lihat langkah 7.



Perbaiki atau ganti.



Lihat langkah 8.



Ganti ignition coil assy.



Lihat langkah 9.



Kencangkan baut sensor CKP, ganti sensor CKP atau crankshaft timing belt pulley. Kencangkan baut sensor CMP atau ganti sensor CMP.



Lihat langkah 10.



Lihat langkah 11.



Perbaiki atau ganti.



Lihat langkah 12.



Ganti ECM, dan kemudian ulangi langkah 2.



Sistim dalam kondisi Periksa sensor CKP, baik. crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor) dan sinyal input yang berhubungan dengan sistim.



SISTIM PENGAPIAN 6F-7



Perawatan Kendaraan Tes Pengapian Busi 1) Pindahkan tuas transmisi ke posisi “Netral”, aktifkan rem tangan, dan ganjal setir. 2) Lepas semua soket injector dari injector. PERINGATAN: Jika soket injector tidak dilepas, gas buang akan keluar dari lubang busi. Hal ini dapat menyebabkan kendaraan terbakar dan sangat berbahaya. 3) Lepas busi dari cylinder head lihat “Melepas dan Memasang Busi”. 4) Periksa kondisi dan tipe busi lihat “Memeriksa Busi”. 5) Jika OK, pasang soket ignition coil ke ignition coil assy. dan pasang busi ke ignition coil assy. atau kabel busi, dan kemudian groundkan busi. 6) Starter mesin dan periksa apakah busi memercikkan bunga api. 7) Jika tidak ada percikan, periksa komponen yang berhubungan sesuai prosedur “ Diagnosa Gejala Sistim Pengapian”. 8) Setelah tes, lepas soket ignition coil dari ignition coil assy. 9) Pasang busi ke cylinder head sesuai “Melepas dan Memasang Busi”. 10) Pasang semua soket injector ke injector.



Melepas dan Memasang Kabel Busi Melepas 1



1) Lepas kabel busi (1) dari ignition coil assy. dengan memegang capnya. 2) Tarik kabel busi dengan memegang capnya. PERHATIAN: Lepas tiap-tiap sambungan dengan memegang bagian cap agar tidak merusak kabel (resistive conductor).



6F-8 SISTIM PENGAPIAN



Memasang Kebalikan prosedur melepas untuk pemasangan.. PERHATIAN: • Jangan menggunakan metal conductor kabel busi sebagai komponen pengganti. • Pasang cap dengan baik.



Memeriksa Kabel Busi



1 2



Ukur tahanan kabel busi No.1 (1) dan No.3 (2) dengan menggunakan ohmmeter. Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti kabel busi. Tahanan kabel busi No.1 1.2 – 3.2 Ω Tahanan kabel busi No.3 0.5 – 1.6 Ω



Melepas dan Memasang Kabel Busi Melepas 1) Lepas kabel busi lihat “Melepas dan Memasang Kabel Busi”. 2) Lepas ignition coil assy. lihat “Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)”. 3) Lepas busi dari cylinder head.



Memasang 1) Pasang busi ke cylinder head dan kencangkan sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Busi : 25 N·m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft) 2) Pasang ignition coil assy. lihat “Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor)”. 3) Pasang kabel busi sesuai “Melepas dan Memasang Kabel Busi”.



SISTIM PENGAPIAN 6F-9



Memeriksa Busi Periksa elektroda, carbon dan insulator. Jika ada ketidaknormalan, setel celah, bersihkan atau ganti busi baru sesuai spesifikasi. Celah busi “a”: 0.7 – 0.8 mm (0.028 – 0.031 in.) Tipe busi NGK: BKR6E DENSO: K20PR-U



Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor) Melepas 1) Lepas kabel negatif battery.



4



2



2) Lepas soket ignition coil (1) dari ignition coil assy (3). 3) Lepas kabel busi (2) dari ignition coil assy. dengan memegang cap.



4



PERHATIAN: Lepas tiap-tiap sambungan dengan memgang bagian cap untuk mencegah kerusakan pada bagian dalam kabel (resistive conductor). 1



4) Lepas baut-baut ignition coil (4) dan tarik ignition coil assy. dari cylinder head cover.



1 3



Memasang Kebalikan dengan prosedur melepas, untuk memasang ignition coil assy. perhatikan instruksi berikut ini. • Kencangkan baut ignition coil sesuai spesifikasi . Momen pengencangan Baut ignition coil (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)



6F-10 SISTIM PENGAPIAN



Memeriksa Ignition Coil Assy. (Termasuk Ignitor) Ukur tahanan lilitan sekunder dengan menggunakan ohmmeter. Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti ignition coil assy. Tahanan lilitan sekunder 7.1 – 9.5 kΩ pada 20°C, 68°F



Sensor Crankshaft Position (CKP) Lihat “Melepas dan Memasang Sensor Crankshaft Position (CKP) ” dan “Memeriksa Sensor Crankshaft Position (CKP)” di Bab 6E.



Sensor Camshaft Position (CMP) Lihat “Melepas dan Memasang Camshaft Position (CMP) Sensor” dan “Memeriksa Camshaft Position (CMP) Sensor” di Bab 6E.



Memeriksa Waktu Pengapian CATATAN: • Waktu pengapian tidak dapat disetel. Jika waktu pengapian tidak sesuai spesifikasi, periksa komponen pada sistim yang berhubungan. • Sebelum menghidupkan mesin, tuas transmisi pada posisi “Netral” . 1) Ganjal semua roda. 2) Lepas engine room member. 3) Lepas cap lubang pemeriksaan (1) pada case transmisi untuk memeriksa waktu pengapian. 1



SISTIM PENGAPIAN 6F-11



4) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak OFF. Jika SUZUKI scan tool tidak ada, lanjut ke langkah berikut. Special tool (A): SUZUKI scan tool



1 (A)



5) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal. 6) Pastikan semua beban kelistrikan pada kondisi OFF kecuali pengapian. 7) Periksa apakah putaran idle sesuai spesifikasi lihat “Memeriksa Putaran Idle/Idle Air Control (IAC) Duty” di Bab 6E. 8) Tepatkan waktu pengapian dengan menggunakan mode “Fixed Spark” SUZUKI scan tool.



9) Pasang timing light (1) ke kabel busi No.1, dan kemudian periksa waktu pengapian sesuai spesifikasi.



1,(A)



Ignition timing awal (Tepatkan dengan SUZUKI scan tool) 5 ± 3° BTDC pada putaran mesin idle Urutan pengapian (FO) 1-3-4-2 T 10



Special tool (A): 09930-76420 2. Flywheel 3. Tanda timing match



3



2



10) Jika ignition timing tidak sesuai spesifikasi, periksa hal-hal berikut ini: • Sensor CKP. • Crankshaft timing belt pulley (sinyal rotor) • Sensor TP. 11) Setelah memeriksa ignition timing awal, lepas ignition timing fixation dengan menggunakan SUZUKI scan tool atau dengan melepas kabel jumper dari connector diagnosa.



6F-12 SISTIM PENGAPIAN



12) Dengan putaran mesin idle (pembukaan throttle pada posisi menutup dan mobil berhenti), periksa lonjakan ignition timing antara 7° – 17° BTDC. (Bervariasi secara tetap pada beberapa derajat dari 7° – 17° tidak menunjukkan kondisi abnormal, tetapi menunjukkan fungsi sistim kontrol timing electronik.) Dan juga, periksa peningkatan putaran mesin yang berakibat pada waktu pengapian. Jika pemeriksaan di atas hasilnya tidak sesuai spesifikasi, periksa sensor CKP, sirkuit sinyal test switch dan ECM. 13) Pasang tutup lubang pemeriksaan pada case transmisi. 14) Pasang engine room member.



SISTIM PENGAPIAN 6F-13



Spesifikasi Momen Pengencangan Kompnen Yang Dikencangkan Busi Baut ignition coil



Momen Pengencangan N•m kg-m lb-ft 25 2.5 18.0 10 1.0 7.5



Special Tool



09930-76420 Timing light (tipe battery kering)



Tech 2 kit (SUZUKI scan tool) (Lihat CATATAN.)



CATATAN: Kit ini terdiri dari: 1. Tech 2, 2. PCMCIA card, 3. DLC kabel, 4. SAE 16/19 adapter, 5. Cigarette kabel, 6. DLC loopback adapter, 7. Battery power kabel, 8. RS232 kabel, 9. RS232 adapter, 10. RS232 loopback connector, 11. Tas, 12. Power supply



SISTIM STARTER 6G-1



BAB 6G



SISTIM STARTER CATATAN: Motor starter berbeda-beda tergantung spesifikasi kendaraan, dll. Pastikan model dan spesifikasi kendaraan sebelum melakukan penggantian part.



DAFTAR ISI Uraian Umum.................................................. 6G-2 Diagram Sirkuit Sistim Starter ...................... 6G-2 Diagnosa ......................................................... 6G-2 Diagnosa Sistim Starter ............................... 6G-2 Tes Sistim Starter........................................ 6G-4 Pull-in Test ............................................... 6G-4 Hold-in Test .............................................. 6G-4 Tes Plunger dan Pinion ............................ 6G-4 Tes Kinerja Tanpa Beban......................... 6G-5



Perawatan Kendaraan ....................................6G-5 Melepas dan Memasang Motor Starter.........6G-5 Membongkar dan Merakit Motor Starter .......6G-6 Pemeriksaan .................................................6G-8 Spesifikasi .....................................................6G-13 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6G-13 Material Servis...............................................6G-13 Special Tool...................................................6G-14



6G



6G-2 SISTIM STARTER



Uraian Umum Diagram Sirkuit Sistim Starter



1. Pinion drive lever



5. Plunger



2. Pinion & Over-running clutch



6. Magnetic switch contacts



10. A/T: Transmisi range switch (shift lever switch)



9. Flywheel gear



3. Magnetic switch



7. Pull-in coil



11. Ignition & Starter switch



4. Hold-in coil



8. Motor starter



12. Battery



Diagnosa Diagnosa Sistim Starter Gejala yang menunjukkan masalah pada sistim starter adalah sebagai berikut: • Motor starter tidak hidup (atau putaran lemah). • Motor starter hidup tetapi tidak dapat menstarter mesin. • Ada suara abnormal. Diagnosa yang tepat harus dilakukan untuk menentukan penyebab kerusakan, apakah terjadi pada battery, wiring harness (termasuk switch motor starter), motor starter atau mesin. Jangan melepas motor hanya karena motor starter tidak hidup. Periksa hal-hal berikut dan perkecil kemungkinan penyebanya. 1) Kondisi masalah 2) Kekencangan terminal battery (termasuk kabel ground pada mesin) dan terminal motor starter. 3) Kosongkan muatan battery 4) Pemasangan motor starter



SISTIM STARTER 6G-3



Kondisi Motor tidak berputar (tidak ada suara magnetic switch)



Kemungkinan Penyebab Tuas tidak pada posisi P atau N, atau tidak disetel (A/T) Battery lemah Tegangan battery terlalu lemah karena rusak. Sambungan terminal battery buruk



Sambungan kabel ground kendur Sikring set kendur atau putus Hubungan kunci kontak dan magnetic switch buruk Soket kabel kendur Sirkuit antara kunci kontak dan magnetic switch putus Sirkuit pada pull-in coil putus Brush tidak pas atau aus Gerakan plunger dan/atau pinion buruk Battery lemah Motor tidak berputar (suara magnetic switch Tegangan battery terlalu lemah karena battery terdengar) rusak Sambungan kabel battery kendur Contact point terbakar, atau kontak magnetic switch rusak Brush tidak pas atau aus Spring bush lemah Commutator terbakar Sirkuit armature koslet Putaran crankshaft macet Motor starter berputar Kontak magnetic switch tidak cukup tetapi terlalu lambat Sirkuit armature koslet (momen kecil), Commutator terlepas, terbakar atau aus (Jika battery dan wiring baik, periksa motor Brush aus starter) Brush spring lemah Ujung bush terbakar atau aus Ujung pinion aus Motor starter hidup, tetapi tidak menstarter Over-running clutch tidak lancar mesin Over-running clutch selip Gigi ring gear aus Suara tidak normal Bush aus Pinion atau gigi ring gear aus Pinion tidak lancar (tidak dapat kembali) Internal atau gigi planetary gear aus Oli kurang Motor starter tidak Contact point magnetic switch terhubung ke dapat berhenti sikring Sirkuit magnetic switch coil koslet Kunci kontak tidak dapat kembali



Perbaikan Posisi P atau N, atau setel switch. Isi battery. Ganti battery. Kencangkan kembali atau ganti. Kencangkan kembali. Kencangkan atau ganti. Ganti. Kencangkan kembali. Perbaiki. Ganti magnetic switch. Perbaiki atau ganti. Perbaiki. Isi battery. Ganti battery. Kencangkan kembali. Ganti magnetic switch. Perbaiki atau ganti. Ganti. Ganti armature. Ganti. Perbaiki. Ganti magnetic switch. Ganti. Perbaiki commutator atau ganti armature. Ganti brush. Ganti spring. Ganti bush. Ganti over-running clutch. Perbaiki. Ganti over-running clutch. Ganti flywheel. Ganti bush. Ganti pinion atau flywheel. Perbaiki atau ganti. Ganti. Beri pelumas Ganti magnetic switch. Ganti magnetic switch. Ganti.



6G-4 SISTIM STARTER



Tes Sistim Starter PERHATIAN: Masing-masing tes harus dilakukan selama 3 – 5 detik untuk menghindari terbakarnya coil.



Pull-in Test Hubungkan battery ke magnetic switch seperti pada gambar. Periksa apakah plunger dan pinion keluar. Jika plunger dan pinion tidak bergerak, ganti magnetic switch. CATATAN: Sebelum pengetesan, lepas kabel dari terminal M. 1. Terminal “S” 2. Terminal “M” 3. Lead wire (switch ke motor)



Hold-in Test Ketika dihubungkan seperti di atas dengan plunger keluar, lepas kabel negatif dari terminal “M”. Periksa apakah plunger dan pinion masih di luar. Jika plunger dan pinion kembali ke dalam, ganti magnetic switch.



Tes Plunger dan Pinion Lepas kabel negatif dari bodi motor starter. Periksa plunger dan pinion kembali ke dalam. Jika plunger dan pinion tidak kembali, ganti magnetic switch.



SISTIM STARTER 6G-5



Tes Kinerja Tanpa Beban Hubungkan battery dan ammeter 10A ke starter seperti gambar. Periksa apakah starter berputar lembut dan benar dengan pinion bergerak ke luar. Periksa apakah penunjukkan arus ammeter sesuai spesifikasi. Arus sesuai spesifikasi (tes tanpa beban): 53 A MAX. pada 11.5 V



Perawatan Kendaraan Melepas dan Memasang Motor Starter



Melepas 1) 2) 3) 4)



Lepas kabel negatif (–) battery. Lepas kabel magnetic switch (1) dan kabel battery (2) dari terminal motor starter. Lepas baut motor starter (3). Lepas transmisi assy., lihat “Melepas Unit Transmisi” di bab 7A untuk transmisi manual dan bab 7B1 untuk transmisi otomatis. 5) Lepas motor starter (5).



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas. Momen pengencangan Mur kabel battery motor starter (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft) Mur dan baut motor starter (b): 23 N·m (2.3 kg-m, 16.5 lb-ft)



6G-6 SISTIM STARTER



Membongkar dan Merakit Motor Starter CATATAN: Berikan grease (99500-25010) ke bagian yang bergeser komponen di bawah ini.



1. Screw magnetic switch 2. Housing depan



8. Stop ring



15. Washer armature shaft : ketebalan 0.5 mm (0.02 in.)



9. Over-running clutch



16. Bracket belakang



3. Pinion driver lever



10. Armature



17. Baut bracket belakang



4. Magnetic switch



11. Yoke



18. Screw bracket belakang



5. Field coil lead nut



12. Brush



6. Armature shaft bush



13. Brush holder



7. Snap ring



14. Washer armature shaft : ketebalan 1.8 mm (0.07 in.)



Jangan gunakan kembali.



SISTIM STARTER 6G-7



Membongkar CATATAN: Sebelum membongkar motor starter, buat tanda di dua lokasi seperti ditunjukkan gambar untuk menghindari kesalahan pemasangan. A, B: Tanda



1) Lepas mur kabel terminal field coil (1) di bagian kepala magnetic switch (2).



2) Lepas magnetic switch (2) dari bodi motor starter dengan melepas dua screw (1).



3) Kendurkan 2 baut dan 2 screw untuk melepas cover commutator. 4) Pisahkan drive housing (1) dan armature (2) dari yoke (3).



5) Tarik brush (1) dari holder (2).



6G-8 SISTIM STARTER



Merakit Kebalikan dari prosedur membongkar.



Pemeriksaan Plunger Periksa plunger (1) dari aus. Ganti jika perlu.



Magnetic Switch Tekan masuk plunger (1) dan lepas. Plunger harus kembali dengan cepat ke posisi semula. Ganti jika perlu.



Tes Sirkuit Pull-in Coil Periksa hubungan antara switch magnetic terminal ‘S’ (1) dan terminal ‘M’ (2). Jika tidak ada hubungan, berarti coil putus dan harus diganti.



SISTIM STARTER 6G-9



Tes Sirkuit Hold-in Coil Periksa hubungan antara magnetic switch ‘S’ terminal (1) dan coil case. Jika tidak ada hubungan, berarti coil putus dan harus diganti.



Bracket Bush Belakang Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti jika perlu.



Brush • Periksa brush (1) dari aus. Ukur panjang brush dan jika di bawah limit, ganti brush. Panjang Brush Standar Limit



17.0 mm (0.67 in.) 11.5 mm (0.45 in.)



• Pasang brush pada masing-masing brush holder dan periksa gerakannya.



Spring Periksa brush spring dari aus, rusak atau kondisi abnormal lainnya. Ganti jika perlu. Ketegangan spring brush P1 (gaya menarik) P2 (gaya mendorong)



31.4 N (3.14 kg) ± 10% 14.7 N (1.47 kg) ± 10%



6G-10 SISTIM STARTER



Drive Lever Periksa drive lever (1) dari aus. Ganti jika perlu.



Brush Holder • Periksa gerakan brush pada brush holder. Jika gerakan brush pada brush holder buruk, periksa brush holder dan permukaan gesek dari kerusakan. Bersihkan atau perbaiki jika perlu. • Periksa hubungan antara insulated brush holder (sisi positif) dan brush holder yang digroundkan (sisi negatif ). Jika ada hubungan, brush holder digroundkan dengan adanya insulation yang rusak dan harus diganti.



Armature • Periksa commutator dari kotoran atau hangus. Perbaiki dengan amplas atau lathe, jika perlu. 1. Amplas #300 – 400



• Periksa commutator dari aus dengan armature (1) ditahan oleh V-block (2). Jika penyimpangan dial gauge pointer (4) melebihi limit, perbaiki atau ganti. CATATAN: Spesifikasi di bawah ini jika armature tidak bengkok. Armature yang bengkok harus diganti. Commutator tidak bundar Standar Limit 3. Magnetic stand



0.05 mm (0.002 in.) 0.1 mm (0.004 in.)



SISTIM STARTER 6G-11



• Periksa commutator dari aus. Jika diameter di bawah limit, ganti armature. Diameter luar commutator: 31.0 – 32.0 mm (1.22 – 1.30 in.)



• Periksa kedalaman insulator commutator. Perbaiki atau ganti jika di bawah limit. Kedalaman insulator commutator “a”: 0.5 – 1.0 mm (0.020 – 0.039 in.) A: Benar B: Salah 1. Commutator segment 2. Insulator



• Periksa commutator dan armature core. Jika ada hubungan, armature digroundkan dan harus diganti.



• Periksa hubungan antar segment. Jika tidak ada hubungan pada titik tes, ada sirkuit yang putus dan armature harus diganti.



6G-12 SISTIM STARTER



Field Coil Tes ground Periksa hubungan antara brush dan permukaan. Jika ada hubungan, field winding terhubung ke ground. Yoke assy. harus diganti.



Pinion dan Over-running Clutch • Periksa pinion dari aus, rusak atau kondisi abnormal lainnya. Periksa apakah clutch mengunci saat diputar dan berputar lembut saat diputar ke arah sebaliknya. Ganti jika perlu.



• Periksa gigi spline dari aus atau rusak. Ganti jika perlu. Periksa gerakan pinion.



Housing Depan Bush Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti jika perlu.



SISTIM STARTER 6G-13



Spesifikasi Tegangan Output Rating Arah putaran Panjang brush Jumlah gigi pinion Kinerja Karakteristik tanpa beban Sekitar 20°C (68°F)



Karakteristik beban Karakteristik terkunci



Kondisi 11.5 V 9V 150 A 5V



Tegangan kerja magnetic switch



12 volt 0.8 kW 30 detik Searah jarum jam dari sisi pinion Standar: 17.0 mm (0.67 in.) Limit: 11.5 mm (0.45 in.) 8 Guarantee 53 A maximum 6,000 rpm minimum 2.75 N·m (0.275 kg-m, 2.0 lb-ft) minimum 2,000 rpm minimum 360 A maximum 6.86 N·m (0.686 kg-m, 5.0 lb-ft) minimum 8 volt maximum



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Mur kabel battery motor starter Baut motor starter



Momen Pengencangan N•m kg-m lb-ft 9.8 0.98 7.1 23 2.3 16.5



Material Servis Material Lithium grease



Produk SUZUKI (Nomor Part) SUZUKI SUPER GREASE A (99000-25010)



Penggunaan • • • •



Armature shaft Over-running clutch Armature shaft bush Drive lever



6G-14 SISTIM STARTER



Special Tool



09900-06107 Snap ring pliers (Tipe buka)



09921-20200 Bearing remover



09930-30102 Sliding shaft



SISTIM PENGISIAN 6H-1



BAB 6H



SISTIM PENGISIAN DAFTAR ISI Uraian Umum...................................................6H-2 Uraian Umum Battery....................................6H-2 Elektrolit Beku ...........................................6H-2 Pembentukan Kristal Sulfat .......................6H-2 Indikator (jika dilengkapi)...........................6H-2 Merawat Battery ........................................6H-2 Uraian Umum Generator ...............................6H-3 Generator Mitsubishi .................................6H-4 Generator Denso.......................................6H-5 Diagnosa ..........................................................6H-6 Memeriksa Battery ........................................6H-6 Memeriksa secara Visual ..........................6H-6 Tes Hydrometer.........................................6H-6 Diagnosa Gejala pada Generator .................6H-7 Penyalaan Lampu Indikator.......................6H-7 Battery Lemah ...........................................6H-8 Memeriksa Tanpa Beban ..........................6H-8



Memeriksa Dengan Beban......................6H-10 Battery Pengisian Berlebihan..................6H-10 Perawatan Kendaraan ..................................6H-11 Menjumper Battery untuk Kondisi Darurat ..6H-11 Melepas dan Memasang Battery ................6H-12 Memeriksa dan Menyetel Belt Generator ...6H-12 Melepas dan Memasang Generator ...........6H-12 Membongkar dan Merakit Generator ..........6H-15 Generator Mitsubishi ...............................6H-15 Generator Denso.....................................6H-21 Spesifikasi .....................................................6H-25 Battery.........................................................6H-25 Generator....................................................6H-25 Spesifikasi Momen Pengencangan .............6H-26 Special Tool...................................................6H-26



6H



6H-2 SISTIM PENGISIAN



Uraian Umum Uraian Umum Battery Battery memiliki fungsi utama dalam sistim kelistrikan. • Sebagai sumber energi listrik untuk menghidupkan mesin. • Sebagai stabilizer tegangan sistim kelistrikan. • Untuk waktu tertentu, sebagai penyedia energi ketika beban melebihi kapasitas generator.



Elektrolit Beku Titik beku elektrolit tergantung pada berat jenisnya, jika elektrolit membeku, battery akan rusak. Oleh karenanya battery harus tetap terisi arus listrik (full charge). Battery yang beku tidak boleh dicharge, hingga kembali normal.



Pembentukan Kristal Sulfat Bila battery dibiarkan terlalu lama dan tidak disetrum kembali akan terjadi pembentukan kristal sulfat, kristal ini adalah hasil proses reaksi kimia pada battery. Battery yang sudah mengalami kristalisasi sulfat bila dicharge akan memakan waktu lama dan kapasitasnya akan lebih rendah dari sebelumnya.



Indikator (jika dilengkapi) Pada battery terdapat temperature compensated indicator di bagian atas battery. Indikator ini digunakan melalui prosedur diagnosa. Saat pemeriksaan indicator, pastikan bagian atas battery bersih.



Merawat Battery PERINGATAN: • Jangan meletakkan battery dekat api atau aliran listrik karena battery mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan meledak. • Hindari cairan battery dari mata, kulit dan permukaan cat. Jika hal ini terjadi, bilas segera dengan air. • Jauhkan battery dari jangkauan anak-anak. 1) • • • •



Battery adalah komponen yang penting, yang perlu perawatan secara berkala. Jaga agar braket battery bersih. Hindari karat di bagian terminal. Jaga agar jumlah cairan di setiap sel sama banyak. Untuk battery yang sudah lama, ikuti petunjuk di bawah ini. – Seminggu sekali, hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal pada putaran mesin 2.000 3.000 rpm. Semua switch kelistrikan harus dalam kondisi OFF sebelum kendaraan disimpan. – Recharge battery dua kali sebulan untuk mencegah battery soak. Hal ini harus dilakukan jika suhu di luar dingin. Battery akan soak jika kendaraan disimpan terlalu lama. Cairan battery akan membeku dan battery dapat pecah jika pada suhu dingin battery tidak dicharge.



2) Jaga kebersihan kabel battery Khususnya terminal posistif (+), sering terjadi karat di bagian permukaan konduktor yang mana terjadi aliran listrik. Bersihkan terminal dan fitting secara berkala dan lumasi grease untuk mencegah karat. 3) Ketahuilah kondisi pengisian battery. Gunakan hydrometer untuk mengetahui kondisi pengisian battery. Hydrometer berfungsi untuk mengukur gravitas (SG) elektrolit battery. Besarnya gravitas elektrolit menunjukkan kondisi pengisian.



SISTIM PENGISIAN 6H-3



Uraian Umum Generator Generator adalah sebuah benda kecil dengan kinerja tinggi yang di dalamnya terdapat regulator IC. Seluruh komponen di dalamnya terhubung secara elektronik sebagaimana digambarkan di halaman berikut. Generaot dapat digambarkan sebagai berikut: • Di dalam generator terdapat regulator. • Seluruh komponen regulator terpasang dalam solid mold. • Unit ini terpasang pada housing belakang. • Regulator IC menggunakan sirkuit yang terintegrasi dan mengontrol arusl listrik yang ditimbulkan generator, dan tidak dapat dilakukan penyetelan. • Bearing rotor generator sudah diberikan cukup grease untuk waktu yang lama. Kedua brush mengalirkan arus listrik ke dua slip ring dan field coil pada rotor, dan pada kondisi normal tidak memerlukan perawatan untuk waktu lama. • Winding stator terpasang pada bagian dalam core yang dilaminasi pada frame generator. • Kondensor terpasang pada regulator assy. melindungi diode dari tegangan tinggi dan meredam suara radio. • Stator coil, rectifier dan regulator diikat menjadi satu unit dan tidak dapat dipisahkan, jika harus diganti sebagai unit assy. (untuk generator Denso).



6H-4 SISTIM PENGISIAN



Generator Mitsubishi Diagram Sirkuit



1. Generator dengan regulator assy.



3. Kunci kontak



2. Lampu indikator pengisian



4. Battery



5. Beban



Konstruksi Generator



1. Pulley



3. “B” terminal



2. Mur pulley



4. “L” terminal



E. Ground 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)



SISTIM PENGISIAN 6H-5



Generator Denso Diagram Sirkuit



1. Generator assy.



4. Rectifier diode



7. Kunci kontak



2. Regulator



5. Field coil



8. Battery



3. Stator coil



6. Lampu indikator pengisian



9. Switch beban



Konstruksi Generator



1. Pulley



3. terminal “B”



2. Mur pulley



4. terminal “L”



E. Ground 110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)



6H-6 SISTIM PENGISIAN



Diagnosa Memeriksa Battery Memeriksa secara Visual Periksa kerusakan, seperti retak yang dapat menyebabkan kebocoran elektrolit, jika perlu ganti battery. Ketahui penyebab kerusakan tersebut dan perbaiki.



Tes Hydrometer Metode pemeriksaan kondisi pengisian battery secara langsung adalah dengan cara tes discharge tinggi, yang menggunakan voltmeter dengan presisi tinggi dan instrumen yang sangat mahal yang digunakan di bengkel, tapi tidak disarankan untuk digunakan oleh pengguna kendaraan. Pada suhu battery 20 °C (suhu cairan): – Kondisi battery penuh, SG elektrolit 1,280 – Battery setengah penuh, SG elektrolit 1,220 – Battery hampir lemah, SG 1,150 dan battery hampir beku. Dengan bervariasinya SG battery bergantung suhunya, jika suhu battery tidak pada 20 °C, periksa kembali SG (gunakan hydrometer). Untuk itu, lihat grafik yang menunjukkan hubungan antara perubahan suhu dan nilai SG. Membaca Grafik Jika pembacaan SG adalah 1,28 dan suhu battery –5°C (23°F). perhatikan perpotongan antara garis –5 °C dan garis 1.28 S.G. . Perpotongan pada zona “A” (area dengan bayangan) dan itu yang disebut “Perubahan”. Untuk mengetahui berapa banyak battery telah diisi, gambar sebuah garis lurus dari zona batas ke arah kanan hingga bertemu scala prosentase. Sebagai contoh, Garis yang mencapai titik 85%, artinya battery dalam kondisi pengisian 85%.



SISTIM PENGISIAN 6H-7



Diagnosa Gejala pada Generator PERHATIAN: • Jangan keliru menghubungkan kutub terminal L dan IG. • Jangan sampai terjadi short antara terminal L dan IG. Hubungkan terminal-terminal ini melalui lampu. • Jangan memberi beban antara L dan E. • Saat menghubungkan battery charger atau booster dengan battery kendaraan yang lemah, perhatikan petunjuknya. Masalah pada sistim pengisian dapat diketahui dari kondisi berikut: 1) Nyala lampu indikator tidak sesuai. 2) Battery lemah diketahui dari sulitnya menghidupkan mesin. 3) Battery yang kelebihan pengisian dapat diketahui dengan adanya semburan electrolyte dari lubang. Bunyi yang berasal dari generator dapat disebabkan oleh kendurnya pulley drive, baut-baut, bearing yang aus atau kotor, diode atau stator rusak. IG: Terminal kunci kontak (ON) ) B: Generator output (Terminal battery) E: Ground L: Terminal lampu



Penyalaan Lampu Indikator Masalah Lampu tidak menyala saat kunci kontak ON dan mesin OFF.



• • • • Lampu tidak mati saat • • mesin hidup (battery • perlu diisi) Suara dari radio •



Kemungkinan Penyebab Sikring putus Lampu putus Sambungan kabel kendur Regulator IC atau coil field rusak Drive belt kendur atau aus Regulator IC atau alternator rusak Wiring rusak Condenser rusak



Perbaikan Periksa sikring Ganti lampu Kencangkan Periksa generator Setel atau ganti drive belt Periksa sistim pengisian Perbaiki wiring Ganti IC regulator assy. (generator Mitsubishi) atau Ganti rear housing assy. (generator Denso)



6H-8 SISTIM PENGISIAN



Battery Lemah Kondisi ini dapat diketahui dari sulitnya menghidupkan mesin yang disebabkan oleh satu atau beberapa gejala di bawah ini, meskipun lampu indikator bekerja normal. Prosedur berikut dapat digunakan pada kendaraan dengan voltmeter dan ammeter. • Pastikan kondisi battey lemah ini tidak disebabkan oleh penggunaan accessories untuk waktu yang lama. • Periksa tension drive belt. • Jika battery rusak, lihat petunjuk pemeriksaannya. • Periksa wiring, sambungan kabel battery, starter dan kabel ground ignition.



Memeriksa Tanpa Beban (Generator Mitsubishi) 1) Hubungkan voltmeter (V) 20 V dan ammeter (A) 100 A seperti pada gambar. CATATAN: Gunakan battery penuh. 1. Generator 2. Ammeter (antara terminal (B) generator dan terminal (+) battery) 3. Voltmeter (antara terminal (B) generator dan terminal ground) 4. Battery 5. Beban 6. Switch (OFF)



2) Hidupkan mesin dari putaran idle hingga 2,000 rpm dengan semua accessories OFF dan baca meter. 3) Jika tegangan lebih tinggi dari standar, periksa ground brush. Jika ground brush bagus, ganti IC regulator. 4) Jika tegangan di bawah standar, lakukan putaran mesin pada 2000 rpm kemudian hidupkan lampu besar dan motor blower. Ukur besar arus, jika kurang dari 20 A, perbaiki generator. CATATAN: Tegangan akan berubah sesuai suhu regulator case, seperti ditunjukkan gambar. PERHATIAN: Saat mesin hidup, jangan melepas terminal battery. hal ini dapat merusak komponen elektronik. Arus standar Tegangan standar



10A max. 14.4 - 15.0 V (pada 20°C, 68°F)



SISTIM PENGISIAN 6H-9



(Generator Denso) 1) Hubungkan voltmeter 20 V (V) dan ammeter 100 A (A) seperti pada gambar. CATATAN: Gunakan battery yang penuh. 1. Generator 2. Ammeter (antara terminal (B) generator dan terminal (+) battery) 3. Voltmeter (antara terminal (B) generator dan terminal ground) 4. Battery 5. Beban 6. Switch (OFF)



2) Lakukan putaran mesin dari idle hingga 2,000 rpm dengan semua accessories OFF dan baca meter (arus battery harus 10 A). 3) Jika tegangan lebih tinggi dari standar, periksa ground brush. Jika brush tidak terhubung dengan ground, ganti regulator, rectifier dan stator coil seluruhnya. 4) Jika tegangan di bawah standar, lakukan pemeriksaan berikut ini: Spesifikasi untuk battery lemah (pemeriksaan tanpa beban) Tegangan standar: 14.2 – 14,8 Volt pada 25°C (77°F) CATATAN: Tegangan akan berubah sesuai suhu regulator case, seperti ditunjukkan gambar. PERHATIAN: Saat mesin hidup, jangan melepas terminal battery. hal ini dapat merusak komponen elektronik. A: Regulated voltage (V) B: Heatsink temperature (°C)



6H-10 SISTIM PENGISIAN



Memeriksa Dengan Beban 1) Lakukan putaran mesin pada 2,000 rpm dan nyalakan lampu besar dan motor heater. 2) Ukur arus dan jika di bawah 20A, perbaiki atau ganti generator.



Battery Pengisian Berlebihan (Generator Mitsubishi) Untuk memeriksa generator saat battery berlebihan, perhatikan petunjuk berikut. 1) Hidupkan mesin pada putaran 2.000 rpm dengan lampu besar ON dan ukur tegangan. 2) Jika hasil pengukuran lebih tinggi dari standar, periksa ground brush atau IC generator.



(Generator Denso) 1) Untuk mengetahui kondisi battery, lihat petunjuk “Uraian Umum Battery” di bab ini. 2) Jika terjadi kondisi pengisian berlebihan dapat diketahui dengan adanya semburan elektrolit, ukur tegangan terminal B generator pada putaran mesin 2.000 rpm. 3) Jika hasil pengukuran lebih tinggi dari limit, bongkar generator. 4) Periksa ground brush, jika brush tidak digroundkan, ganti IC regulator. Kemudian periksa ground dan kemungkinan koslet pada field coil. A: Regulated voltage (V) B: Heatsink temperature (°C)



SISTIM PENGISIAN 6H-11



Perawatan Kendaraan Menjumper Battery untuk Kondisi Darurat Dengan Battery Lain (Booster) PERHATIAN: Untuk kendaraan model transmisi manual dan diiengkapi catalytic converter, jangan mendorong atau menarik kendaraan untuk menghidupkan mesin. Hal ini dapat merusak sistim emisi atau komponen lainnya. Hati-hati saat menyambung kabel jumper antara battery booster dan battery lemah. Ikuti petunjuk di bawah ini, dan jangan sampai menimbulkan percikan api. PERINGATAN: • Mengabaikan prosedur di bawah ini dapat mengakibatkan: – Kerusakan mata, battery meledak, sifat asam battery, atau percikan api. – Kerusakan komponen elektronik. • Lepas cincin, perhiasan lainnya • Gunakan kacamata pelindung. • Jangan sampai peralatan jumper atau bagian bodi menyentuh terminal positif (+) battery. Hal ini untuk menghindari terjadinya koslet. • Kabel negatif tidak boleh dihubungkan secara langsung ke terminal negatif battery yang lemah. 1) Aktifkan rem tangan dan tuas transmisi otomatis di posisi Park (Netral untuk transmisi manual). Kunci kontak posisi OFF dan semua beban kelistrikan OFF. 2) Periksa jumlah cairan elektrolit, jika di bawah garis LOW, tambahkan air suling. 3) Pasang ujung kabel jumper ke terninal positif battery booster dan ujung lainnya ke terminal positif battery lemah. (gunakan battery 12 V untuk menjumper). 4) Pasang ujung kabel negatif ke terminal negatif battery booster, dan ujung lainnya ke ground mesin (seperti exhaust manifold) degan jarak 45 cm (18 in.) dari battery kendaraan yang distarter. 5) Hidupkan mesin kendaraan dengan battery booster dan matikan seluruh aksesoris. Kemudian hidupkan kendaraan dengan battery lemah. 6) Lepas kabel jumper dengan urutan terbalik.



Dengan Peralatan Charging PERHATIAN: Jumper dengan peralatan charging. Gunakan perlatan dengan ground negatif 12 volt, jangan menggunakan yang 24 volt, hal ini dapat menyebabkan kerusakan sistim dan komponen elektronik.



6H-12 SISTIM PENGISIAN



Melepas dan Memasang Battery Melepas 1) Lepas panel (kap) mesin di belakang tempat duduk depan. 2) Lepas kabel negatif (2) dan kemudian kabel positif (4) dari battery. 3) Lepas retainer battery (3) dan lepaskan battery (1).



Penanganan Ketika menangani battery, perhatikan hal-hal berikut untuk alasan keselamatan: • Gas hydrogen dihasilkan oleh battery. Api atau percikan di dekat battery dapat mengakibatkan gas tersulut. • Cairan battery sangat bersifat asam. Jangan sampai tumpah di kain atau pakaian, jika hal ini terjadi segera bilas dan cuci dengan air



Memasang Kebalikan dari prosedur melepas.



Memeriksa dan Menyetel Belt Generator Untuk melepas, memasang, memeriksa dan menyetel lihat “Memeriksa dan Menyetel Belt Water Pump/Generator ” di bab 6B.



Melepas dan Memasang Generator Melepas 1) 2) 3) 4)



Lepas kabel negatif battery. Lepas breather hose (1) dari air cleaner housing (2). Lepas vacuum hose (3) dari suction chamber (4). Lepas adjusting arm reinforcement (5).



SISTIM PENGISIAN 6H-13



5) Lepas mur terminal “B” (1) dan connector terminal “IG” & “L” (2) dari generator (3) 6) Lepas clamp kabel bracket bolt (4). 7) Kendurkan baut bawah generator (7) dari bagian bawah 8) . 9) Lepas baut penyetel generator (5) dan baut (6), kemudian lepas drive belt dari generator pulley.



10) Lepas baut oil level guide (1).



11) Lepas generator adjusting arm (1). 12) Lepas baut bawah generator. 13) Lepas generator (2) dari vehicle.



6H-14 SISTIM PENGISIAN



Memasang Kebalikan dengan prosedur melepas, perhatikan hal-hal berikut. • Pasang baut bawah generator sementara dengan tangandan kencangkan setelah tension belt disetel. Kekencangan belt generator Kelenturan (1) : 4.5 - 5.5 mm (0.18 - 0.22 in.) Tekanan (2) : 10 kg (22 lbs) Momen pengencangan Baut penyetelan generator (a): 25 N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft) Baut bawah generator (b): 48 N.m (4.8 kg-m, 34.5 lb-ft) Baut generator adjst. arm (c): 25 N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft) Baut oil level guide (d): 11 N.m (1.1kg-m, 8.0 lb-ft) Mur terminal “B” (e): 6.9 N.m (0.69 kg-m, 5.0 lb-ft)



SISTIM PENGISIAN 6H-15



Membongkar dan Merakit Generator Generator Mitsubishi



1. Pulley



5. Retainer



2. Stator coil



6. Bearing



10. Baut



9. Brush



14. Housing depan



13. Regulator



3. Insulator



7. Spacer



11. Rotor



15. Housing belakang



4. Bearing



8. Rectifier



12. Mur pulley



110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)



Membongkar 1) Untuk memudahkan pemasangan, beri tanda (3) di bagian depan (1) dan belakang housing (2) seperti pada gambar, sebelum dilepas.



6H-16 SISTIM PENGISIAN



2) Lepas baut housing (1) generator.



3) Lepas housing depan generator (2) dan housing belakang (1) dengan menggunakan special tool. Pada saat bersamaan, ketuk housing depan perlahan dengan menggunakan palu plastik (3). Special tool (A): 09912-34510



4) Lepas mur pulley dengan menahan rotor (1) menggunakan ragum (3), lalu tarik pulley. PERHATIAN: Beri kain bersih (2) antara rotor dan ragum agar rotor tidak tergores. 5) Lepas rotor dari housing depan.



6) Lepas screw bearing retainer (2). 7) Lepas bearing (3) dari housing depan (1).



SISTIM PENGISIAN 6H-17



8) Lepas rear bearing (1) dengan menggunakan hydraulic press (2), general rod (3) dan general tool (4).



9) Lepas stator, rectifier dan regulator (3) dari rear housing dengan melepas tiga screw (1) dan mur terminal “B” generator (2).



10) Lepas stator coil (1), rectifier (2) dan regulator (3) dengan menggunakan solder.



11) Lepas cover (1) dari brush holder (2). 12) Lepas brush wire (3) dari regulator dengan menggunakan solder.



Merakit Kebalikan dari prosedur melepas, perhatikan petunjuk berikut. 1) Periksa gambar “A” untuk arah pemasangan brush (1) yang benar.



6H-18 SISTIM PENGISIAN



2) Kencangkan mur pulley generator dengan menahan rotor (1) dengan ragum (3) sesuai spesifikasi. Momen pengencangan Mur pulley: 110 N.m (11.0 kg-m, 8.0 lb-ft) PERHATIAN: Berikan kain (2) antara rotor dan ragum agar rotor tidak rusak. 3) Ttekan brush pada brush holder, kemudian tahan brush dengan kabel (1) hingga lubang pada rear housing (2). Kemudian pasang rotor ke rear housing. CATATAN: • Lepas kabel setelah rotor dipasang. • Periksa apakah tanda pada front dan rear housing sudah lurus. 4) Setelah memasang generator, pastikan rotor berputar dengan lembut.



Memeriksa Rotor 1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara slip ring rotor (1). Jika tidak ada hubungan, lepas rotor. Tahanan standar: 2.6 - 3.2 Ω



2) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara slip ring dan rotor (1). Jika ada hubungan, ganti rotor. 3) Periksa permukaan atau goresan pada slip ring. Jika ada ganti rotor.



SISTIM PENGISIAN 6H-19



Stator 1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan semua kabel. Jika tidak ada hubungan, ganti stator (1).



2) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara coil lead (2) dan stator core (1). Jika ada hubungan, ganti stator.



Brush dan Brush Holder Periksa brush dari keausan dengan mengukur panjangnya seperti pada gambar. Jika brush aus hingga garis batas (1), ganti brush. Panjang brush “A”



Standar 18.5 mm (0.73 in)



Garis Batas 5 mm (0.2 in)



6H-20 SISTIM PENGISIAN



Rectifier 1) Gunakan ohmmeter, periksa hubungan antara bodi rectifier atas dan bawah dan tiap-tiap diode lead (2) seperti pada gambar. Periksa keduanya dengan membalik probe ohmmeter dan hanya boleh hubungan satu arah saja. Jika tidak, ganti rectifier. 2) Dengan cara yang sama pada langkah 1) di atas, apakah hanya ada hubungan satu arah di antara kedua lead diode trio (3). 1. Rectifier



Condenser Periksa kapasitas condenser (2). Kapasitas Condenser: 0.5 µF 1. Regulator



SISTIM PENGISIAN 6H-21



Generator Denso



1. Pulley



5. Retainer



2. Insulator



6. Retainer screw



10. Brush holder assy



9. Washer



13. Pulley nut 14. Screw brush holder



3. Housing depan assy



7. Through bolt



11. Mur rear housing cover



15. Housing unit belakang



4. Bearing



8. Rear housing cover



12. Rotor assy



110N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft)



Membongkar 1) Untuk memudahkan pemasangan, beri tanda (1) pada housing depan dan belakang, seperti pada gambar sebelum dilepas.



6H-22 SISTIM PENGISIAN



2) Lepas mur terminal “B” (2). 3) Lepas tiga mur (1), kemudian lepas ujung cover (4) dan insulator (3).



4) Lepas baut brush (1), kemudian lepas brush holder assy. (2). 5) Lepas baut housing generator (3).



6) Lepas housing depan generator dengan rotor (2) dan unit housing belakang (1) dengan cara mengetuk rear housing perlahan menggunakan palu plastik (3). CATATAN: Housing belakang, stator core, rectifier dan regulator adalah satu unit assy. dan tidak dapat dibongkar.



7) Lepas mur pulley dengan menahan rotor (1) dengan ragum (3), kemudian tarik pulley. PERHATIAN: Berikan kain (2) antara rotor dan ragum agar rotor tidak rusak. 8) Lepas rotor dari housing depan.



SISTIM PENGISIAN 6H-23



9) Lepas screw bearing retainer (1) dan retainer (2). 10) Lepas bearing (3) dari housing depan (4).



Merakit Berdasarkan masalah yang ditemukan sebelum dibongkar, dan masalah yang ditemukan saat pemeriksaan setelah dibongkar, persiapkan komponen pengganti dan rakit kembali generator dengan prosedur terbalik dari membongkar. CATATAN: • Ketika memasang brush holder assy., pastikan brush dan slip ring sudah bersih dari grease. • Pasang housing depan (1) ke housing belakang (2) dengan memasang washer (3) di bagian belakang bearing belakang. • Luruskan tanda (4), kemudian kencangkan baut generator (5) bertahap secara menyilang sehingga housing depan rata dan pas dengan housing belakang.



• Pasang kawat (1) atau sejenisnya melalui lubang seperti pada gambar sebelum emasang brush. Momen pengencangan Baut housing generator Pulley nut Baut brush holder Baut rectifier Baut regulator



: 60 N.m (0.60 kg-m, 4.0 lb-ft) : 110 N.m (11 kg-m, 80.0 lb-ft) : 1.8 N.m (0.18 kg-m, 1.5 lb-ft) : 2.2 N.m (0.22 kg-m, 1.5 lb-ft) : 1.5 N.m (0.15 kg-m, 1.0 lb-ft)



6H-24 SISTIM PENGISIAN



Memeriksa Rotor GROUND Antara slip ring (2) dan rotor core (1) harus diberi insulator. Gunakan ohmmeter (3) untuk pemeriksaan.



Periksa hubungan dan resistan field coil (1) dengan menggunakan probe ohmmeter pada slip ring (2). Jika resistan tidak sesuai spesifikasi, ganti rotor. Resistan field coil: 1.8 – 2.4 Ω



Fan Pastikan fan blade dalam kondisi baik.



Bearing Periksa putarannya dengan tangan.



SISTIM PENGISIAN 6H-25



Spesifikasi Battery Tipe battery Nominal output Kapasitas rata-rata Arus saat cranking dingin Elektrolit Spesifikasi gravitas elektrolit Dimensi battery



“L”: 193 – 197 mm



36B20R 12 V 28 Ah/5 h 274 A 2.4 L 1.280 saat penuh pada 20°C



“H”: 220 – 226 mm



“W”: 125 – 129 mm



Generator Tipe Rated voltage Nominal output Putaran max. Putaran tanpa beban Setting voltage Suhu udara luar Polarisasi Arah putaran



Mitsubishi 60 A



Denso 80 A 12 V



60 A



80 A 18000 r/min. 1250 r/min (rpm)



14.4 sampai 15.0 V



14.2 sampai 14.8 V –30 sampai 90°C (–22 sampai 194°F) Ground negatif Searah jarum jam dari sisi pulley



6H-26 SISTIM PENGISIAN



Spesifikasi Momen Pengencangan Generator Mitsubishi Komponen Yang Dikencangkan Mur outer terminal “B” Screw rectifier dan regulator Retainer bearing screw Baut housing Mur Pulley



N•m 11 4 4 4.4 110



Momen Pengencangan kg-m 1.1 0.4 0.4 0.44 11.0



lb-ft 8.0 3.0 3.0 3.0 80.0



N•m 6.0 6.9 110 1.8 2.2 1.5



Momen Pengencangan kg-m 0.60 0.69 11.0 0.18 0.22 0.15



lb-ft 4.0 5.0 80.0 1.5 1.5 1.0



Generator Denso Komponen Yang Dikencangkan Baut generator housing Mur terminal“B” Mur Pulley Baut brush holder Baut rectifier Baut regulator



Special Tool



09912-34510 Case separator



SISTIM GAS BUANG 6K-1



BAB 6K



SISTIM GAS BUANG DAFTAR ISI Uraian Umum...................................................6K-2 Perawatan ........................................................6K-2 Perawatan Kendaraan.....................................6K-3 Komponen Sistim Gas Buang .......................6K-3



Melepas dan Memasang Exhaust Manifold .. 6K-4 Memeriksa Exhaust Manifold ........................ 6K-4 Melepas dan Memasang Exhaust Pipe ........ 6K-4 Spesifikasi Momen Pengencangan ...............6K-4



6K



6K-2 SISTIM GAS BUANG



Uraian Umum Sistim exhaust terdiri dari exhaust manifold, three-way catalytic converter (TWC) dalam catalyst case, exhaust pipe, muffler dan seal, gasket dll. Three-way catalytic converter merupakan suatu alat kontrol emisi yang dipasang pada sistim exhaust untuk menurunkan kandungan pollutant seperti Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO), dan Nitrogen Oksida (NOx) dalam gas buang (exhaust).



Perawatan PERINGATAN: Untuk menghidari bahaya terkena panas, jangan menyentuh sistim exhaust saat masih panas. Perbaikan pada sistim exhaust harus dilakukan saat sistim dalam keadaan dingin. Tiap melakukan perawatan berkala, dan ketika kendaraan dinaikkan untuk perawatan lainnya, periksa sistim exhaust sebagai berikut: • Periksa kerusakan, dan posisi yang salah pada rubber mounting (1). • Periksa kebocoran, kendur, bengkok atau rusak pada sistim exhaust. • Jika baut atau mur kendur, kencangkan sesuai spesifikasi dengan melihat petunjuk pada “Komponen Sistim Exhaust” di Bab ini. • Periksa kondisi rusak, hilang, bergesar, terkelupas, berlubang, kendur atau lainnya yang memungkinkan masuknya gas buang ke dalam kabin kendaraan. • Pastikan komponen sistim exhaust memiliki jarak yang cukup terhadap bodi bagian bawah untuk menghindari overheating dan kemungkinan kerusakan pada karpet ruang penumpang. • Perbaiki setiap kerusakan segera.



SISTIM GAS BUANG 6K-3



Perawatan Kendaraan Komponen Sistim Gas Buang PERINGATAN: Untuk menghindari bahaya, jangan menyentuh sistim gas buang saat panas. Pengerjaan di bagian ini harus dilakukan saat sistim dingin.



1. Exhaust manifold



6. Baut pipa exhaust



2. Gasket



7. Knalpot



50 N·m (5.0 kg-m, 36.0 lb-ft)



3. Cover atas



8. Dudukan knalpot



45 N·m(4.5 kg-m, 32.5 lb-ft)



4. Cover bawah



9. Exhaust manifold stud bolt



Jangan dipakai lagi.



5. Seal ring



10. Pipa gas buang



11. Oxygen sensor



6K-4 SISTIM GAS BUANG



Melepas dan Memasang Exhaust Manifold Melepas dan Memasang Lihat “Melepas dan Memasang Exhaust Manifold” di Bab 6A1.



Memeriksa Exhaust Manifold Periksa gasket dan seal dari kerusakan. Ganti jika perlu.



Melepas dan Memasang Exhaust Pipe Melepas dan Memasang Untuk mengganti exhaust pipe, naikkan kendaraan dan perhatikan “PERINGATAN” pada “Perawatan” di bab ini. PERHATIAN: Exhaust pipe memiliki three way catalytic converter di dalamnya, hindari benturan pada exhaust pipe. Hati-hatilah untuk tidak menjatuhkannya. • Kencangkan baut sesuai spesifikasi saat memasang kembali dengan melihat petunjuk pada “Komponen Sistim Exhaust” di Bab ini. • Setelah pemasangan, hidupkan mesin dan periksa kebocoran pada setiap sambungan (joint) dari sistim exhaust.



Spesifikasi Momen Pengencangan Komponen Yang Dikencangkan Baut exhaust pipe Oxygen sensor



N•m 50 45



Momen Pengencangan kg-m 5.0 4.5



lb-ft 36.0 32.5



DIAGRAM KELISTRIKAN - 8A



BAB 8A



DIAGRAM KELISTRIKAN Daftar Isi Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan ...................8A-0-1 Informasi Umum..............................................8A-1-1 Membaca sistim sirkuit diagram ..................8A-1-1 Membaca kode konektor dan nomor terminal .......................................................8A-1-2 Membaca titik ground ..................................8A-1-4 Membaca diagram power supply ................8A-1-5 Membaca diagram sirkuit sistim ..................8A-1-6 Simbol dan tanda ........................................8A-1-7 Singkatan ....................................................8A-1-9 Simbol warna kabel / konektor ..................8A-1-10 Diagram layout konektor .................................8A-3-1 Depan..........................................................8A-3-1 E: Main harness ........................................8A-3-1 Ruang mesin ...............................................8A-3-2 A: Kabel battery.........................................8A-3-2 C: Harness mesin & Harness lantai ..........8A-3-2 D: Kabel oil pressure switch ......................8A-3-2 Instrumen panel ..........................................8A-3-4 E: Main harness ........................................8A-3-4 Door, roof ....................................................8A-3-5 K: Roof wire...............................................8A-3-5 Lantai ..........................................................8A-3-6 C: Harness mesin & lantai.........................8A-3-6 Rear ............................................................8A-3-8 O: Harness piintu bagasi (VAN) ................8A-3-8 Titik ground .....................................................8A-4-1 Diagram power supply ....................................8A-5-1 Diagram power supply...............................8A-5-1 Fuse dan komponen yang diproteksi ........8A-5-2 Fusible link ................................................8A-5-2 Fuse box sirkuit .........................................8A-5-3 Diagram sirkuit sistim ......................................8A-6-1 A-1 Sistim starter.......................................8A-6-1



A-2 Sistim pengisian .................................8A-6-2 A-3 Sistim pengapian ................................8A-6-3 A-5 Sistim kontrol mesin & A/C .................8A-6-4 B-1 Wiper & washer kaca depan ..............8A-6-8 B-5 Power door lock (VAN) .......................8A-6-9 B-7 Klakson.............................................8A-6-10 C-1 Combination meter (Meter & gauge) ......................................8A-6-11 C-2 Combination meter (Lampu indicator) ....................................8A-6-12 C-3 Combination meter (Lampu peringatan).................................8A-6-13 D-1 Sistim lampu besar...........................8A-6-14 D-2 Lampu kecil & lampu plat nomor (VAN) ......................................................8A-6-15 D-2 Lampu kecil & lampu plat nomor (TRUCK) .................................................8A-6-16 D-5 Lampu interior ..................................8A-6-17 D-6 Lampu sein dan lampu hazard (VAN) ......................................................8A-6-18 D-6 Lampu sein dan lampu hazard (TRUCK) .................................................8A-6-19 D-7 Lampu rem (VAN) ............................8A-6-20 D-7 Lampu rem (TRUCK) .......................8A-6-21 D-8 Lampu mundur .................................8A-6-22 E-1 Heater dan air conditioner (jika dilengkapi) .......................................8A-6-23 G-1 Sistim audio / Diagram sirkuit sistim socket accessory ....................................8A-6-24 Daftar konektor ...............................................8A-7-1 Konektor A ................................................8A-7-1 Konektor C ................................................8A-7-1 Konektor D ................................................8A-7-2 Konektor E ................................................8A-7-3 Konektor K ................................................8A-7-3 Konektor O (VAN) .....................................8A-7-4



8A-0



8A-1



8A-3



8A-4



8A-5



8A-6



8A-7



8A - DIAGRAM KELISTRIKAN



8A-0-1



Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Peringatan Air bag/seat belt pretensioner (jika dilengkapi)



CONTOH



CD (jika dilengkapi) Service manual



PERHATIAN: Untuk mencegah kerusakan pada komponen elektronik / listrik (terutama bagian komputer atau semi konduktornya) atau untuk mencegah bahaya kebakaran. • Saat melepas terminal battery, pastikan (1) kunci kontak dan semua switch pada posisi OFF, (2) lepas kabel terminal negatif (-) dan kemudian (3) lepas kabel terminal positif (+). Hubungkan kembali dengan urutan terbalik dengan saat melepas. • Saat melepas konektor, buka kunci konektor (jika dilengkapi) dan kemudian tarik konektor shell untuk melepasnya. Jangan menarik kabel. • Hubungkan konektor dengan memegang bagian konektor shell. Dan pastikan semuanya sudah dikunci dengan baik. • Pasang wiring harness dengan baik, jangan ada yang kendur. • Saat memasang komponen, pastikan wiring harness tidak ada yang tersangkut atau terjepit. • Hindari sedapat mungkin penempatan wiring harness di bagian-bagian kendaraan yang tajam. Jika perlu beri pelindung seperti selotape atau sejenisnya. • Saat mengganti sikring, sesuaikan dengan spesifikasinya. Hal ini untuk menghindari kerusakan sikring atau bahaya kebakaran. • Jangan menyentuh komponen listrik / elektronik (komputer, relay, dll.) dengan kasar atau menjatuhkannya. • Jangan membiarkan komponen listrik/elektronik dekat dengan suhu tinggi (sekitar 80°C(176°F) atau lebih) atau dekat dengan air. • Untuk konektor buka belakang, pasang probe tester ke bagian belakang (sisi wiring harness) konektor untuk melakukan pemeriksaan. Untuk konektor dengan seal belakang, pasang probe tester ke terminal sedapat mungkin tidak merusak atau merubah bentuk terminal.



8A-0-2



Memo



8A-1-1



Informasi Umum Membaca sistim sirkuit diagram



8A-0



[A-1]:Simbol harness dan nama harness yang berhubungan A: Harness battery B: Harness A/C C: Harness mesin, harness mesin & lantai D: Harness injector, kabel oil pressure switch E: Harness utama, kabel oil pressure switch, kabel console G: Harness instrument panel J: Kabel pintu samping (Power window) K: Harness lampu interior light, kabel speaker belakang, kabel roof L: Harness lantai, kabel G sensor (Harness fuel pump) M: Harness bumper belakang O: Harness pintu bagasi Q: Air bag/Pretensioner harness R: (Fuel pump wire)



8A-1



[A-2]:Nomor konektor [B]: Nomor titik ground



L20



L28



L33



L25



L24 L26 (Ke O01)



L36



11 [B]



L09



R02



L10 L11 L12 L14



{ L15 R01



L42



R04 R05



[B] L01 (Ke G01) L02 (Ke E04) L03 (Ke E05) L19



L05 L32 L16 12



L07 (Ke K02)



L13



Kode konektor L 36



[A-1]



[A-2]



8A-1-2



Membaca kode konektor dan nomor terminal 1) Kode konektor/Terminal No./Layout terminal • Bentuk konektor dan layout terminal ditunjukkan pada manual ini dengan tanda tampak “Z” pada gambar.



Tampak Z Terminal jantan



Z



A40



Kode konektor



3 2 1 6 5 4



"DAFTAR KONEKTOR" C01



C02



1 2 3



C03



1 2 3



C07



C08



2



1



1



2



3



4



1



2



C09



1



C13



C04



2



C14



C15 (TO D01)



2



3



1



2



2 3



2



Terminal betina



2 3 3



C10



1 1



1 1



C16



1 2 3



(Tampak Z)



C17 1 2 3



C17



4



1 2 3 4 5 6



C11



1 2



A40 C17



(Tampak Z)



C05



1 2 3 4 5 6



Kode konektor



Nomor Terminal



G15A



CATATAN: Nomor terminal mungkin ada yang tercetak pada beberapa konektor. Namun demikian, nomor tersebut tidak dijelaskan pada manual ini.



2) Tipe konektor



3) Terminal dalam satu konektor (garis putus) (B15) / Terminal pada konektor yang berbeda (B14,B16)



B15



B15



5



7



B14



B16



B14



5



B16



7



8A-1-3



4) Joint connector (J/C) • Joint connector (J/C) menghubungkan beberapa kabel berbeda dengan warna yang sama di satu tempat yang tidak menggunakan welding atau caulking satu persatu. Ini bukanlah connector biasa, tapi merupakan bagian/sambungan dari kabel pada harness.



Contoh



J/C



Weld splice ORN



WHT/BLK WHT/BLK WHT/BLK WHT/BLK WHT/BLK



C



C



C



C



ORN



ORN ORN



ORN



C



WHT/BLK



Weld splice



J/C



C WHT/BLK RED/YEL



ORN



RED/YEL B ORN



BLK



BLK A



B RED/YEL



A BLK



Weld splice



Weld



A BLK



(Pada daftar konektor)



5) Junction block (J/B)



Contoh J/B



Sirkuit dalam J/B Connector No. / Terminal No. J/B IG1



BCM IG1



E39



E40



E41



G32



G33



G34



K01



L04



L05



L06



BLK/WHT



2 4



IMMOBI IG



6



23 IG Coil



15A



IG Coil, etc



10A



MTR Power, etc



15A



A/B CONT



BCM ;IG1 MTR



25



5



11 6



ORN



30 A/B



K-LINE



1 8



K-LINE A/B SIGNAL



3



J/B



9



A/B SIGNAL



J/B



2



A/B SIG



4



A/B SIG



13



MTA IG Sig



29



10A



EPS AT



11 12



GRN 9



BLU



8A-1-4



6) Lokasi, bentuk konektor dan nomor terminal



Bab 8A-6 ("DIAGRAM SIRKUIT SISTIM") - Kode connector dan no. terminal Bab 8A-7 ("DAFTAR KONEKTOR") -Bentuk konektor dan posits terminal.



Bab 8A-3 ("DIAGRAM LAYOUT KONEKTOR") - Lokasi konektor.



C02 C02



C02



C02



C02



C02 REFERENSI SILANG



Membaca titik ground



YEL/BLU



"DIAGRAM SIRKUIT SISTIM"



E40



20



16



BLU/BLK



5



BLK E20 Windoshield washer motor



M



7



BLU BLU/RED BLU/WHT



2



E09



6



"TITIK GROUND"



2



1



3



8



4



10



Windoshield wiper motor



10



9



M



1 Off



BLK



BLK



BLK



10 1



9



Circuit breaker



On



13



60A-B003-



10



Body grounding tidak diberi nomor.



REFERESI SILANG



8A-1-5



Membaca diagram power supply



"DIAGRAM POWER SUPPLY" Fuse box Battery



-



+



Nomor fuse



BLK Main fuse



1



23



7 24



7



33



A



80A



15A



15A 15A



15A



25A



50A



E44



3



2



1



B01



1



E45



30A



1



E40



60A



2



1



Fuse box



11



12



13



14



15



16



17



18



19



20



21



15A



15A



15A



20A



20A



15A



15A



15A



15A



15A



15A



GRN



1



BLK/WHT



YEL



YEL/GRN YEL/BLU



13 15A WHT/GRN



32 15A



PNK/BLK



LT GRN



21



YEL/BLK



BLU/RED



29



32



Ada hubungan ke sistim



"DIAGRAM SIRKUIT SISTIM"



Fuse box



RED



11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



2



Fuse



WHT/BLK



WHT/GRN



WHT



Cassette fuse



17 15A YEL



RED/YEL



8A-1-6



Membaca diagram sirkuit sistim Diagram sirkuit ini didisain sehingga aliran arus listrik dari bagian atas diagram (sumber daya) ke bawah diagram (ground (massa)) sebagaimana aliran arus air. [I]: Variasi spesifikasi Tanda panah antara A dan B berarti "atau". [J]: “Dari” (dengan identitas huruf) [K]: “Ke” (dengan identitas huruf) [L]: Kode konektor [M]: Nomor terminal [N]: Tanda simbol [O]: Tanda “LIHAT”



[A]: Nomor fuse [B]: Sirkuit pindah halaman / arah [C]: Sirkuit pindah titik/connector [D]: Tadna terminal dalam satu konektor [E]: Warna kabel [F]: Shield wire [G]: Titik ground (massa) [H]: “Dari” atau “Ke”



A



4-PINTU



B



2-PINTU



[I] 3



[K] [L]



[J]



[M]



Fuse box



15A



[A]



1



6



15A



20A



[N]



[O]



Fuse box "XX"



GB



[B]



BLK/RED



3 BLU



A B



C71 E03



4



GRN/BLK



ORN



GB



5 6



E08



GR



2



1



C40



1 Solenoid



Main relay



4



[C] BLU



GRN/BLK



YEL



GRN/RED



2



3 GRN



[D]



GRN GRN



E33



2



1



E34



7



5



E34 O06



1



2



1



XX Cont.M GRN



[E]



2



5



GRN/BLK



6



ORN



2



WHT



1



4



BLK



4



6



C26



YEL



2



A



[F] [G]



Y



GRN 2



B RED



Sensor



GRN



1



E52



Switch BRN/RED



OFF



ON



1



E52



1



M



M



Motor BLK



[H]



2 BLK



Y G20 3 GRN/RED



GR



2



RED



8



P



4



C31 E19



5



Y



YEL/RED YEL 3 L50 1



GR



2 BRN/RED



5



BRN/RED BRN/RED



5



6



BLK



1



8A-1-7



Simbol dan tanda Battery



Ground (massa)



Circuit breaker



Coil, Solenoid



Heater



Pemantik rokok



Motor



Pompa



Normal fuse



Slow blow fuse



Bohlam



Klakson



Speaker



H Buzzer



Resistan



Chime



Condenser



Variable resistan



Thermistor



Reed switch



Transistor NPN



Transistor PNP



Photo transistor



Diode



Zener diode



Light emitting diode



Photo diode



Piezoelectric element



Terhubung harness



Tidak terhubung harness



Ring terminal



Konektor



Relay Normal open



Relay Normal closed



Switch Open switch



Switch Closed switch



8A-1-8



Kunci kontak



Keyless entry



Sistim Immobilizer



Combination meter



Switch lampu



Headlight levering



Lampu hazard



Lampu kabut depan



Lampu kabut belakang



Busi



Fan radiator



Fuel pump



Injector



XX control module



Wiper



XX Cont M



Motor washer



Wiper belakang



Washer belakang



Defogger belakang



Power window



Power door lock



Power mirror



A/B



Pretensioner



Sisi penumpang



Sisi Pengemudi



Heater tempat duduk



A/C



Power steering



Air-bag Samping (Kanan)



Air-bag Samping (Kiri)



Side curtain air-bag (Kanan)



Side curtain air-bag (Kiri)



Glow plug



8A-1-9



Singkatan Singkatan



Kepanjangan



Singkatan



Kepanjangan



2WD



2 wheel drive vehicles



IG



Ignition



4WD



4 wheel drive vehicles



IG COIL



Ignition coil



A/B



Air bag



ILL



Illumination



A/C



Air conditioning



IND



Indicator



Auto leveling



INT



Intermittent



A/T



Automatic transaxle



ISC



Idle speed control



ACC



Accessory



J/B



Junction block



BCM



Body control module



J/C



Joint connector



CAN



Controller area network



KLS



Keyless start system



CKP



Crank shaft position



L



CMP



Cam shaft position



LED



Light emitting diode



Combination



LHD



Left hand drive vehicle



A/LEV



COMB DLC



Data link connector



DRL



Daytime running light



MAP



Manifold absolute pressure



DSL



Diesel engine



M/T



Manual transmission



ECM



Engine control module



AMT



Automated manual transmission



ECT



Engine coolant temperature



O/D



Over drive



EGR



Exhaust gas recirculation



P/N



Power/ normal



ELCM



EVAP leak check module



P/S



Power steering



ESP®



Electronic stability program



PSP



Power steering pressure



EVAP



Evaporative



FWD



Forward



RHD



Right hand drive vehicle



High



SDM



Sensing and diagnostic module



HI



LO



Left



R



Right



HID



High intensity discharge



HLC



Head light cleaner



TCC



Torque converter clutch



IAC



Idle air control



TCM



Transmission control module



IAT



Intake air temperature



VSS



Vehicle speed sensor



ICM



Immobilizer control module



VSV



Vacuum switching valve



IF EQPD



If equipped (jika dilengkapi)



5 dr



5 door



ESP teregistrasi sebagai produk Daimler Chrysler AG.



ST



Low



Starter



8A-1-10



Simbol warna kabel / konektor Simbol



Warna kabel / konektor



Simbol



Warna kabel / konektor



BLK



Black / Hitam



ORN



Orange / Oranye



BLU



Blue / Biru



RED



Red / Merah



BRN



Brown / Coklat



WHT



White / Putih



GRN



Green / Hijau



YEL



Yellow / Kuning



GRY



Gray / Abu-abu



PNK



Pink / Jingga



LT BLU



Light blue / Biru muda



PPL



Purple / Ungu



LT GRN



Light green / Hijau muda



N



Natural / Netral



GRN (Warna dasar)



GRN (Warna dasar) YEL (Warna strip)



GRN / YEL



8A-3-1



Diagram layout konektor Depan E: Main harness



8A-3



E



E169



E151



E152 E170



Nomor/Warna E151/BLK E152/BLK E169/N E170/N



Posisi sambungan



Main harness Lampu besar (Kanan) Lampu besar (Kiri) Lampu kombinasi depan (Kanan) Lampu kombinasi depan (Kiri)



8A-3-2



Ruang mesin A: Kabel battery C: Harness mesin & Harness lantai D: Kabel oil pressure switch



C101



C42



C65



C93 C92



C



C102



C341 D241



D



D102 D141



C313 C91 C311 C39



C32 C94



4



C123 C121



3



C195



C35



C165



C36



A72



C194



1



C192



A71



C31



A131



A151 C352



A



C38



2



A76



8A-3-3



Nomor/Warna A71/A72/A76/A131/A151/BLK C31/GRY C32/GRY C35/BLK C36/BLK C38/BLK C39/GRY C42/GRY C65/BLK C91/GRY C92/GRY C93/GRY C94/GRY C101/BRN C102/BRN C121/BLK C123/BLK C165/GRY C192/C194/BLK C195/BLK C311/C313/C341/GRY C352/BLK D102/BLK D141/D241/GRY



Posisi sambungan



Kabel battery Battery (+) Battery (–) Motor starter Fusible link Harness mesin & lantai (Ke C352) Harness mesin & lantai CKP sensor CMP sensor Throttle position sensor MAP sensor IAT sensor ECT sensor Heated oxygen sensor #1 Motor washer Injector #1 Injector #2 Injector #3 Injector #4 IG coil #1 IG coil #2 ISC/IAC valve EVAP canister purge valve Switch lampu mundur Generator Generator Motor starter Weld splice Weld splice Kabel oil pressure switch (Ke D241) Kabel motor starter (A151) Kabel oil pressure switch Compressor Oil pressure switch Harness mesin & lantai (Ke C341)



8A-3-4



Instrumen panel E: Main harness E386 (TO K151)



E



E64



E125



E43



E341



9



E196



E249



E182



E295



E294



E01



E201 E225



E371 (TO C343)



E237 E252



E372 (TO C344) E373 (TO C345)



E297



Nomor/Warna E01/N E43/N E64/N E71/N E125/N E171/N E181/E182/E193/GRY E196/N E197/N E200/N E201/N E202/N E225/BLK E237/BLK E249/BLK E252/BLK E294/N E295/N E297/N E298/N E299/E341/E371/BLU E372/N E373/N E386/-



E71



E193



8



E298 E299 E171



Posisi sambungan



Main harness ECM EVAP thermistor Motor wiper Heater fan motor Heater resistor Heater ILL Switch lampu rem Switch lampu rem Pressure switch Switch motor blower fan COMB switch COMB switch Door lock switch Kunci kontak Relay motor starter Heater relay Relay lampu sein DLC COMB meter COMB meter Speaker Audio ACC socket Weld splice Harness mesin & lantai (Ke C343) Harness mesin & lantai (Ke C344) Harness mesin & lantai (Ke C345) Kabel roof (Ke K151)



E181 E197



E200 E202



Catatan



Jika dilengkapi Jika dilengkapi Jika dilengkapi



Jika dilengkapi Jika dilengkapi



Jika dilengkapi



Jika dilengkapi



Jika dilengkapi Jika dilengkapi



8A-3-5



Door, roof K: Roof wire



K51



K53



K151 (Ke E386)



Nomor/Warna K51/N K53/N K151/-



Catatan



Posisi sambungan



Kabel roof Lampu interior Lampu interior belakang Main harness (Ke E386)



VAN



8A-3-6



Lantai C: Harness mesin & lantai C343 (Ke E373) C273



C177



C176



C312



C344 (Ke E372)



C345 (Ke E373)



C01



C02 C216 C215 C212



C



C211 C271 C172 C173 C67



6 5 C169



C152 C153 7 C151



Nomor/Warna C01/N C02/N C67/BLK C151/N C152/N C153/C169/C172/C173/C176/C177/C211/BLK C212/BLK C215/BLK C216/BLK C271/BLK C272/N C273/N



C272



C351 (Ke O241)



Catatan



Posisi sambungan



Harness mesin & lantai ECM ECM Motor fan condenser Lampu kombinasi belakang (Kanan) Lampu kombinasi belakang (Kiri) Lampu plat nomor Switch rem tangan Motor kunci pintu depan (Kiri) (Sisi penumpang) Motor kunci pintu depan (Kiri) (Sisi penumpang) Motor kunci pintu belakang (Kiri) Motor kunci pintu belakang (Kiri) Main relay Fuel pump relay Compressor relay Condenser fan relay Klakson Fuel pump Fuel gauge



VAN



TRUCK VAN VAN VAN VAN



VAN VAN



8A-3-7



Nomor/Warna C312/C343/BLU C344/N C345/N C351/N



Catatan



Posisi sambungan



Harness mesin & lantai Weld splice Main harness (Ke E371) Main harness (Ke E372) Main harness (Ke E373) Harness pintu bagasi (Ke O241)



VAN



8A-3-8



Rear O: Harness piintu bagasi (VAN)



O121



O123



O93



O92



O94 10



O



Nomor/Warna O92/O93/O94/O121/O123/O241/N



O241 (Ke C351)



Posisi sambungan



Harness pintu bagasi High mounted stop light High mounted stop light Lampu plat nomor #1 Solenoid pintu bagasi Solenoid pintu bagasi Harness mesin & lantai (Ke C351)



8A-4-1



Titik ground Tampak bawah Kanan Depan



7



10



Hanya VAN



Hanya VAN



1



3 4



BATT



2 Depan



Hanya VAN 5



6 8



9 Hanya VAN



Depan Tampak bawah



8A-4



8A-4-2



8A-5-1



Diagram power supply Diagram power supply Generator



1



"A-2"



Battery Fusible link



A72



A71



A131



1



2



70A BLK



A151 C352



WHT



1



E202



BLK



GRN



1



2



WHT Terminal Posisi OFF



C345 E373



1



B



ACC



IG



ST



ACC ON START



BLK



BLK



BLK



WHT



3



4 BLU



3



Starting motor



"A-1"



WHT



Individual circuit fuse box



1



2



WHT



WHT



RED



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



15A



15A



15A



15A



15A



10A



10A



20A



25A



10A



WHT/RED



WHT/BLU



2



3



WHT/GRN WHT/RED



4



5



YEL/BLK



GRN



RED/BLU



RED/WHT



YEL/BLK



BLU/ORN



6



7



8



9



10



11



8A-5-2



1 2 3



GRN



GRN



BLU



WHT



12



13



14



15



17



18



19



10A



15A



15A



15A



15A



30A



15A



WHT



BLK/WHT



YEL



BRN



WHT/BLK



BLK/YEL



WHT/GRN



12



13



14



15



17



18



19



Fuse dan komponen yang diproteksi Tabel di bawah ini menerangkan komponen yang diproteksi oleh fuse.



Fusible link No.



Amper



1



70A



Sirkuit yang diproteksi Generator Battery Semua sirkuit kelistrikan



Individual circuit fuse box



8A-5-3



Fuse box sirkuit



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



20



21



USE THE DESIGNATED FUSE ONLY



23



24



22 12



13



14



15



No.



Amper



Uraian pada cover



2



15A



H/L R



3



15A



H/L L



4



15A



HORN



16



17



18



19



Sirkuit yang diproteksi Lampu besar (Kanan) COMB meter Lampu besar (Kiri) COMB switch Klakson Audio DLC ECM Lampu interior Lampu interior belakang Main relay COMB switch Switch lampu rem



5



15A



RADIO DOME



6



15A



FI



7



10A



STOP



8



10A



TAIL



9



20A



A/C



10



25A



HEATER



Compressor relay Condenser fan relay Heater relay



11



10A



ST SIG



Relay motor starter



12



10A



METER



COMB meter



COMB switch



13



15A



IG



14



15A



WIPER WASHER



15



15A



TURN BACK



17



15A



ACC



18



30A



ST



Generator IG COIL #1 IG COIL #2 Fuel pump relay ECM COMB switch Heater relay Motor wiper Switch lampu mundur COMB switch Audio ACC socket Relay motor starter



19



15A



D/L



Door lock switch



8A-5-4



8A-6-1



Diagram sirkuit sistim A-1 Sistim starter A72



A71



Individual circuit fuse box



18



ST



30A



11



ST SIG



10A



Battery



BLK/YEL



BLK



BLK



BLU/ORN



BLK



E225



5



3



4



1



Relay motor starter



1



2



BLU



E371 C343



16 BLU



BLK



BLU B



ECM



A76



"A-5"



1



C195



1



Motor starter



M 8



8A-6



8A-6-2



A-2 Sistim pengisian



1



Fusible link



70A



A131



Individual circuit fuse box



13



IG



15A



12



METER



10A



1



WHT



5



CHARGE



E294



10



BLK



A151 C352



BLK/WHT



1



E371 C343



WHT/GRN



6



15



BLK/WHT



C312 Weld splice



BLK



BLK/WHT



WHT/GRN



WG



C192



1



C194



2



4



IC regulator Generator



8A-6-3



A-3 Sistim pengapian



13



Individual circuit fuse box



IG



15A BLK/WHT



E371 C343



6 ECM



C01



32



31



WB



WR



WHT/BLK



BLK/WHT



WHT/RED



C312 Weld splice



BLK/WHT



C101



IG COIL #1



1



BLK/WHT



C102



3



IG COIL #2



2



BLK



C313 Weld splice



BLK



3



2



BLK



1



3



8A-6-4



A-5 Sistim kontrol mesin & A/C (1/4) 13



6



IG



15A



15A



15A



9



Individual circuit fuse box



A/C



20A



YEL/BLK



BLK/WHT



E371 C343



RADIO DOME



5



FI



C311



RED/WHT



Weld splice



6



1



BLK/WHT



5



E371 C343



C312



2



E373 C345



YEL/BLK



VAN



Weld splice YEL/BLK



C211



3



RED/WHT



5



BLK/RED



"C-1" BLK/WHT



C212



Main relay



BLK/RED



3



1



5



4



BLK/ORN BLK/RED Relay



1



BLK/RED



Y



C216



3



C215



5



Condensor fan relay



4



3



5



1



4



Compressor relay



P



1



4



BLK/RED PNK/BLK



C01



BLK/RED



PNK



10



C02



15



YEL



2



E01



3



RED BLU/BLK



C01



14



GRN



11



PNK



12



ECM



2 3



6



E01



7 (FUEL) "C-1" YR



17



(FUEL) "C-1" BY



C67



BLK/YEL BLK/YEL YEL/RED



E372 C344



6



YEL/RED



C272



2



C273



BLK/YEL



Condenser fan motor



5



WHT/RED PPL/WHT BLK/YEL



BLK/YEL



1



2



E372 C344



E252



16



7



5



1



C341 D241



M



1



2



5



4



P and gauge



Diagnosis connector



BLK YEL/BLK



1



BLK



PNK



E341 BLK



BLK



C344 E372



BLK/YEL



5



1



7 BLK



BLK



4



D102



Weld splice



8



3



8



3



6



Compressor



8A-6-5



(2/4) RADIO DOME



5 15A



13



Individual circuit fuse box



IG



15A



Switch lampu rem



(TACHO)



"D-7"



E01



"C-3"



"C-1"



GW



GRN/WHT



(CHECK ENGINE)



WHT/RED



4



BLK/WHT



7



Relay motor starter "A-1"



B



P



B



BRN



PPL



BLU



15



5



16



1



C01



ECM 3



C01



32



31



E01



IF EQPD



11



26



8



10



2



YEL



GRN/BLK



PNK/BLU



BLU/YEL



E43 WHT/BLK



WHT/RED



2 EVAP themistor



RED/YEL



1 WHT/BLK



WB



WR



IG COIL IG COIL #1,#4 #2,#3 "A-3"



RY



WB



Y



GB



PB



Lampu plat nomor



Heater fan switch



Heater fan switch



Pressure switch



Heater fan switch



"D-2"



"E-1"



"E-1"



"E-1"



"E-1"



8A-6-6



(3/4)



C311



Weld splice



4



1



BLK/RED



C123



BLK/RED



1



C91



2



2



#1



1



BLK/RED



C92



BLK/RED



2



C93



2



1



#3



1



BLK/RED



C94



2



EVAP canister purge valve



GRN/YEL



LT GRN



#2



BRN



#4



BRN/WHT



1



BRN/YEL



ECM



C02



18



C01



5



4



3



2



2



5



C02



13



ORN/BLU



7



BLK/RED



29



C02



16



LT GRN/BLK



C38 C42



2



Heated oxygen sensor



1



WHT/BLU



WHT/BLU



2



3 IAT sensor



4



BLU



1



BLU/YEL



6



8A-6-7



(4/4)



C311



Weld splice



4



BLK/RED



BLK/RED



C32



3



C121



CMP sensor



2



ISC/IAC valve



1



BLK



2



1



BRN



C02



3



ORN



C01



32



8 ECM



5



C02



8



15



11



BRN/YEL



WHT/GRN



C39



7



9



YEL/GRN



C36



1



BLU/YEL



2



BLU/YEL



C35



1



28



17



33



YEL/BLK



1



2 BLK



BLK



BLK



RED/BLU



WHT



OPEN



BRN/YEL



1



C02



12



BLU/YEL



"C-1" BY



E371 C343



5



3 CLOSE



3 MAP sensor



position sensor



2 ECT BLU/YEL



BLU/YEL



sensor



C31



3 Throttle



PNK/BLU



GRN/WHT



C313 BLU/YEL



CKP sensor



Weld splice



6 BLK



3



4



1



2



8A-6-8



B-1 Wiper & washer kaca depan Individual circuit fuse box



WIPER WASHER



14 15A



YEL



1



C65 M Motor



2 BLK/BLU



YEL



BLK



10



C343 E371



BLK/BLU



E197



3



6 Switch washer



12V Relay



B3



+2



1



+1



INT1



INT2



OFF INT LO Hi



4



YEL



1



BLU/WHT



2



5



BLU/RED BLU



BLK



E341 Weld splice



E64



4



3



1



BLK



2



H



M



9



E371 C343 BLK



BLK



5



8



L Motor



5



8A-6-9



B-5 Power door lock (VAN)



19



D/L



15A



Individual circuit fuse box



WHT/GRN



E201



4



Switch



1



2



GRN



E372 C344



3



BLK



RED/BLU



9



10



GRN



C351 O241 GRN



C173



1



RED/BLU



C172



1



GRN



C177



1



RED/BLU



C176



1



RED/BLU



2



1 Weld splice



GRN



O123



RED/BLU



1 O121



M



M



M



LOCK



LOCK



LOCK



Belakang (Kiri)



E341



BLK



1



E371 C343



9



BLK



BLK



8



5



Bagasi



Depan



8A-6-10



B-7 Klakson



4



HORN



15A



WHT/GRN



E371 C343



14



WHT/GRN



C271



2



H



Klakson



1



BLU/GRN



13



BLU/GRN



E200



9



Combination switch (Klakson)



Individual circuit fuse box



8A-6-11



C-1 Combination meter (Meter & gauge)



12



Individual circuit fuse box



METER



10A



WHT "D-2" RY



12



E294



5



FUEL



TEMP



7



ILL



E295



WHT



SPEED METER & ODO METER CIRCUIT



TACHO



WHT



RED/YEL



Warning buzzer



6



9



relay "A-5" P



"A-5"



YEL/RED



BLK/YEL



6



5



YEL/RED



BLK/YEL



E372 C344 PNK



C272



2



C273



2



BLK/YEL



1



P Meter & gauge



1



BLK



BLK



C344 E372



7 BLK



5



8



3



7



YEL



BRN



Y



B



ECM



ECM



"A-5"



BY ECT sensor



2



10 BY



YR



BRN/YEL



"A-5"



8A-6-12



C-2 Combination meter (Lampu indicator)



3



H/L L



15A



Combination switch "D-6" GY



GRN/RED



GRN/YEL



8



4 TURN (R)



TURN (L)



E295



WHT/BLU



E294



4



BEAM



GR



3



RED



R



(Dimmer & passing) "D-1"



Individual circuit fuse box



8A-6-13



C-3 Combination meter (Lampu peringatan)



12



METER



10A



WHT



E294



9



10



RED/BLK



WHT/GRN



2



GRN



11



E371 C343



RED/BLK



2



Oil pressure switch



PPL



WHT/GRN



WG



P



Generator "A-2"



ECM "A-5"



GRN



D141



8



15



12



GRN



C341 D241



CHECK ENGINE



BRAKE



CHARGE



5



OIL



E294



1



C169 Switch lampu rem tangan



1



8A-6-14



D-1 Sistim lampu besar



Individual circuit fuse box



3



2



H/L L



15A



8



H/L R



15A



TAIL



10A



WHT/BLU



WHT/BLU



E152 E294



WHT/RED



WHT/BLU



E151



3



3



BEAM



4 Lampu besar (Kanan)



Lampu besar (Kiri)



3 2 RED



R



1 RED/WHT



RED



RED/WHT R



E200



1



RED



RED/WHT



RED/BLU



RW



8



7



13



PASS



HEAD



LO



TAIL



Hi



OFF Switch lampu



Dimmer & passing switch



E197



2 RED



5



12



BLK



RED/YEL



RED/YEL



E372 C344



12



RED/YEL



E341 Weld splice BLK



BLK



E371 C343



9 BLK



8



5



RED/YEL



RY



RY



Lampu kombinasi belakang (Tail light) "D-2"



Lampu kecil depan (Kiri) "D-2"



RED/YEL RY Lampu kecil depan (Kanan) "D-2"



8A-6-15



D-2 Lampu kecil & lampu plat nomor (VAN)



8



TAIL



10A



Individual circuit fuse box



RED/BLU



E200



13



HEAD OFF TAIL



12 RED/YEL Jika dilengkapi



RED/YEL



RY



RY



RY RED/YEL



E372 C344



RED/YEL



RED/YEL



12



RED/YEL



RY



RY



RED/YEL



E170



RED/YEL



C151



1 Lampu kecil depan C351 (Kiri)



6



RED/YEL



C152



6



E169



2 Heater ILL



Lampu kecil depan (Kiri)



5



O241 1(Kanan) (Kiri)



BLK



RED/YEL



1



1



Lampu kombinasi belakang



2 BLK



E171



1



2 BLK



BLK



BLK



E341



E341



Weld splice



Weld splice



BLK BLK



O94



1



BLK Lampu plat nomor



8



9



E371 C343 BLK



7



8



5



8A-6-16



D-2 Lampu kecil & lampu plat nomor (TRUCK)



8



Individual circuit fuse box



TAIL



10A



RED/BLU



E200



13



HEAD OFF TAIL



12 RED/YEL Jika dilengkapi



RY



RY



RY RED/YEL



RED/YEL



E372 C344



RED/YEL



RED/YEL



12



RED/YEL



RY



RY



RED/YEL



E170



RED/YEL



RED/YEL



E169



1



E171



1



Lampu kecil depan (Kiri)



2 Heater ILL



Lampu kecil depan (Kanan)



2



1



2



BLK



BLK



BLK



E341



E341



Weld splice



Weld splice



BLK BLK



C153



C151



1 Lampu plat nomor



8



4



C152



4



BLK



(Kanan) (Kiri) Lampu kombinasi belakang



9



E371 C343 BLK



8



5



8A-6-17



D-5 Lampu interior Individual circuit fuse box



RADIO DOME



5 15A



WHT/RED



E386 K151



1



WHT/RED



VAN



WHT/RED



K51



Lampu interior



1



OFF ON DOOR



WHT/RED



K53



Lampu interior belakang OFF DOOR



1



ON



8A-6-18



D-6 Lampu sein dan lampu hazard (VAN) Individual circuit fuse box



15



TURN BACK



15A



BRN



E200



1 Relay lampu sein



E249



4



5



GRN



6 YEL/BLU



R Switch lampu OFF sein



2



N L



ON



2



1 GR GRN/RED



GY GRN/YEL



GRN/RED



E372 C344 BLK



GRN/RED



E170



3



GRN/YEL



E169



3



14



C152



2



2



2



1 BLK



BLK



E341 Weld splice BLK



BLK



E371 C343



9 BLK



8



GRN/YEL



C151



2



(Kiri) (Kanan) Lampu sein belakang



(Kiri) (Kanan) Lampu sein depan



BLK



13



GRN/RED



5



7



HORN



15A



WHT/GRN



3



3



4



1 BLK



8A-6-19



D-6 Lampu sein dan lampu hazard (TRUCK) Individual circuit fuse box



15



TURN BACK



15A



BRN



E200



1 Relay lampu sein



E249



4



5



GRN



6 YEL/BLU



R Switch lampu OFF sein



2



N L



ON



2



1 GR GRN/RED



GY GRN/YEL



GRN/RED



E372 C344 BLK



GRN/RED



E170



3



GRN/YEL



E169



14



13



GRN/RED



GRN/YEL



3



(Kiri) (Kanan) Lampu sein depan



2



2



BLK



BLK



E341 Weld splice BLK



BLK



E371 C343



9 BLK



8



5



C152



2



C151 (Kiri) (Kanan) Lampu sein belakang



HORN



15A



WHT/GRN



3



3



4



2



8A-6-20



D-7 Lampu rem (VAN)



7



STOP



10A



Individual circuit fuse box



GRN



E181



1



E182



1



Switch lampu rem



GRN/WHT



GRN/WHT



E372 C344 GRN/WHT



11



GRN/WHT GW



GRN/WHT



GRN/WHT



C351 O241 GW



ECM "A-5"



GRN/WHT



C152



3



GRN/WHT



C151



3



Lampu rem (Kanan)



Lampu rem (Kiri)



GRN/WHT



O92



1



Lampu rem atas



1



BLK



4



1



O93



1



BLK BLK



7



10



8A-6-21



D-7 Lampu rem (TRUCK)



7



STOP



10A



Individual circuit fuse box



GRN



E181



1



E182



1



Switch lampu rem



GRN/WHT



GRN/WHT



E372 C344



GRN/WHT



11



GRN/WHT GW



GW



ECM "A-5"



GRN/WHT



C152 Lampu rem (Kiri)



3



GRN/WHT



C151 Lampu rem (Kanan)



3



8A-6-22



D-8 Lampu mundur Individual circuit fuse box



TURN BACK



15 15A



BRN



E372 C344



8



BRN



C165



2



Switch lampu mundur



1



RED R VAN



TRUCK



RED



C152



5



RED



C151



5



1



1



Lampu mundur (Kiri) (Kanan) BLK



BLK



RED



C152



1



RED



C151 Lampu mundur (Kiri) Kanan)



7



1



8A-6-23



E-1 Heater dan air conditioner (jika dilengkapi)



WIPER WASHER



14 15A



10 25A



YEL



E237 ECM



HEATER



YEL/BLK



3



5



1



4



Heater relay



"A-5" GB GRN/BLK



E193



GRN



E71



1 Pressure switch



2



3



2



PNK/BLU



Heater fan motor



M



Heater resistor



E125



2



1



1



WHT



WHT



EVAP themistor



"A-5" WB



PB PNK/BLU



E196 Heater fan switch



4



6



2



1



2



3



BLK



BLK



9 BLK



5



3



5



Weld splice



E371 C343



WHT



4



E341



BLK



ECM GRN



WHT/BLK



BLK



8



9



1



YEL



"A-5" Y



Individual circuit fuse box



8A-6-24



G-1 Sistim audio / Diagram sirkuit sistim socket accessory Individual circuit fuse box



17



5



ACC



15A



DOME



15A



Antenna WHT/RED



WHT/BLK



E298



3



6



Audio 1



LT GRN



9



4



LT GRN/BLK



E297 2



BLK



WHT/BLK



1



E299



-



+



ACC socket



Speaker



9



1



8A-7-1



Daftar konektor Konektor A A71



A72



A76



1



A131



1



A151 (Ke C352)



1



1



1



Konektor C C01



C02 1 2 8 9 10 18 19 20 28 29 30



C35



3 4 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 21 22 23 24 25 26 27 31 32 33 34



C36



C31



2 3 1 8 9 10 11 12 13 20 21 22 23 28 29 30 31



C38



4 5 6 7 14 15 16 17 18 19 24 25 26 27 32 33 34 35



C39



C67



1



2



C92



1 2



2



1



C93 2



1



2



1



3



4



2



C101



2



1



1 2 3 4 5 6



1 3



1 2 3



2



VAN C102



C121 1 2 3



C123



1



2



3



C151 1 2



VAN C152



C153 1 2 3 4 5 6



VAN C173



1 3



TRUCK C176



1



1



1



C194 1



C195 1



2



3



4



1



VAN C215



1 2 3 4 5



C172



VAN C192



1



VAN C212



1 2 3 4 5



TRUCK C177



2 4



TRUCK C169



1 2



1



1



VAN C211



2 4



C165



C216



C271



1 2 3 4 5



1 2 3 4 5



VAN



VAN



3



8A-7



1



C94 1



2



C65



2 3



C91



1



1 2



C42 1



1 2 3



1 2 3



C32



C272 1



2



1 2



8A-7-2



C273



C311



C312



C313



1 2 5



1



2



C344 (Ke E372) 4



3 8



7



1 4 7



2 8



9 10 11 12 13 14 15



3



10 9



6



3



2



1



6



5



C345 (Ke E373)



2 1



16 15 14 13 12 11



5



3



6



1 4 7



2 8



9 10 11 12 13 14 15



3 2 1 6 5 4



Konektor D D141 1



D241 (Ke C341) 1



5



6



3



4 7



8



9 10 11 12 13 14 15



C351 (Ke O241) C352 (Ke A151)



VAN



D102



C341 (Ke D241) C343 (Ke E371)



2



1



1



4



1



2



3



10 9



8



7



2



1



6



5



16 15 14 13 12 11



8A-7-3



Konektor E E01



E43



E64



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31



E151



E152 1 2



1 3



1 2



IF EQPD E169



E170



3



1



E125



2 4



1 2



E182



2



3



E193



1



E196



IF EQPD E202



E201 2 4



1 3



IF EQPD E252



6 5 4 3 2 1 13 12 11 10 9 8 7



1 2 3 4 5 6



E237



1 2 3 4 5



2 4



1



IF EQPD E200



E197



IF EQPD E225



E181



1 2



3



2



1 2 3 4 5 6



1 2



1



2



1 2 3



IF EQPD E171



1 3



1 3



E71



E249 1 2 3 4 5



1 2



3



IF EQPD E294



16 15 14 13 12 11 10 9



E295 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



8 7 6 5 4 3 2 1



E297



E298



E299



E341



E371 (Ke C343)



E372 (Ke C344)



1



1 4 7



1 2



IF EQPD E373 (Ke C345)



2



2 3 5 6 8 9



1



1



Konektor K K51



K53 1 2



K151 (Ke E386) 1 2



VAN



6



4 7



8



9 10 11 12 13 14 15



IF EQPD E386 (Ke K151)



1 2



5



3



1



1



2



5



6



3 7



8



4



1



2



9 10



5



6



11 12 13 14 15 16



3 7



8



4



9 10



11 12 13 14 15 16



8A-7-4



Konektor O (VAN) O92



O93 1



O94 1



O121 1



O123 1



O241 1



1 2 3 4 5 6



PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI 8C-1



BAB 8C



PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI DAFTAR ISI Diagnosa ..........................................................8C-2 Diagnosa Masalah Speedometer dan Reed Switch ..................................................8C-2 Diagnosa Masalah Unit Fuel Meter dan Fuel Gauge ...........................................................8C-2 Diagnosa Masalah Engine Coolant Temperature (ECT) Gauge dan ECT Sensor .....................8C-2 Diagnosa Masalah Lampu Tekanan Oil ........8C-3 Sistim Lampu Rem (Indikator



Lampu Parkir) ...............................................8C-3 Perbaikan Kendaraan .....................................8C-4 Sirkuit Combination Meter.............................8C-4 Memeriksa Fuel Gauge.................................8C-5 Memeriksa Fuel Level Gauge .......................8C-5 Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Gauge.................................................8C-6 Memeriksa Sensor ECT................................8C-6



8C



8C-2 PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI



Diagnosa Diagnosa Masalah Speedometer dan Reed Switch Kondisi Speedometer tidak bekerja atau bekerja tapi tidak normal



Kemungkinan Penyebab Sikring putus Kabel speedometer putus Wiring atau grounding rusak Reed switch rusak Combination meter rusak



Perbaikan Periksa dari kemungkinan konslet, ganti sikring. Ganti kabel speedometer Perbaiki sirkuit. Ganti speedometer body assy. Periksa sirkuit combination meter, lihat “Sirkuit Combination Meter ” di bab ini.



Diagnosa Masalah Unit Fuel Meter dan Fuel Gauge Kondisi Fuel meter tidak bekerja



Kemungkinan Penyebab Sikring putus Wiring atau ground rusak Unit fuel gauge rusak



Combination meter rusak



Perbaikan Periksa kemungkinan konslet, ganti sikring. Perbaiki sirkuit Periksa fuel gauge dengan melihat “Memeriksa Sensor Fuel Level (Unit Gauge)” di bab ini Periksa sirkuit combination meter, lihat “Memeriksa Fuel Gauge” di bab ini



Diagnosa Masalah Engine Coolant Temperature (ECT) Gauge dan ECT Sensor Kondisi Engine coolant temperature meter tidak bekerja atau bekerja tidak normal



Kemungkinan Penyebab Sikring putus Wiring atau ground rusak Sensor ECT rusak



Combination meter rusak



Perbaikan Periksa kemungkinan konslet, ganti sikring. Perbaiki sirkuit. Periksa sensor ECT dengan melihat “Memeriksa Sensor ECT ” di bab ini. Periksa sirkuit combination meter lihat “Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Gauge” di bab ini.



PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI 8C-3



Diagnosa Masalah Lampu Tekanan Oil Kondisi Lampu tekanan oli tidak menyala saat posisi kunci kontak ON (mesin mati)



Kemungkinan Penyebab Sikring putus Wiring atau ground rusak Switch tekanan oli rusak



Combination meter rusak



Lampu tekanan oil stays ON



Wiring rusak Switch tekanan oli rusak



Perbaikan Periksa kemungkinan konslet, ganti sikring. Perbaiki sirkuit. Periksa switch tekanan oli, lihat “Memeriksa Engine Switch Tekanan Oli” di bab ini. Periksa sirkuit combination meter, lihat “Memeriksa Sirkuit Combination Meter” di bab ini. Perbaiki sirkuit. Periksa switch tekanan oli, lihat “Memeriksa Engine Switch Tekanan Oli” di bab ini.



Sistim Lampu Rem (Indikator Lampu Parkir) Kondisi Sistim lampu rem tidak menyala (saat tuas rem tangan ditarik penuh)



Kemungkinan Penyebab Sikring putus



Lampu rem menyala terus



Wiring atau ground rusak Switch rem tangan rusak



Wiring atau ground rusak Switch rem tangan rusak



Perbaikan Periksa kemungkinan konslet, ganti sikring. Perbaiki sirkuit. Periksa switch rem tangan, lihat “Memeriksa Switch Rem Tangan” di bab ini. Perbaiki sirkuit. Periksa switch rem tangan, lihat “Memeriksa Switch Rem Tangan” di bab ini.



8C-4 PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI



Perbaikan Kendaraan Sirkuit Combination Meter Dilengkapi dengan tachometer



18



6



3



11



15



16



7



4



23



24



22



3



1



20



19



5



9



14



13



21



1. Ke illumination (+)



7. Ke temperature gauge unit



13. Ke lampu pengisian



19. Ke lampu beam (+)



2. –



8. –



14. Ke lampu rem



20. Ke lampu beam (–)



3. Ke ground 4. Ke fuel gauge unit



9. Ke lampu sein kanan 10. –



15. Ke lampu check engine



21. Ke lampu peringatan oli



16. Ke tachometer



22. Tachometer



5. Ke lampu sein kiri



11. Ke reed switch



17. –



23. Temperature gauge



6. Ke ign 1 (+)



12. –



18. Ke ign 2 (+)



24. Fuel gauge



PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI 8C-5



Memeriksa Fuel Gauge 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas connector instrument harness (1) dari connector floor harness.



1



3) Sambungkan kabel negatif battery. 4) Periksa jarum pointer (2) fuel level gauge menunjukkan “E” setelah 5 minute saat kunci kontak di-ONkan. 5) Putar kunci kontak ke posisi OFF. 6) Hubungkan connector kabel terminal “YEL/RED” combination meter ke ground bodi melalui bohlam 20 W (1) seperti gambar. 7) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan pastikan lampu menyala dan jarum meter (2) fuel level gauge bergerak dari “E” ke “F”. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai, ganti combination meter.



1 5



4



3



13 12 11 10 9



8



2



1



7



6



2



Memeriksa Fuel Level Gauge B



• Periksa bahwa tahanan antara terminal “A” dan “B” pada konektor fuel level gauge (2) berubah dengan berubahnya posisi float. • Periksa tahanan antara terminal “A” dan “B” di setiap posisi float. Jika hasil pengukuran diluar spesifikasi, ganti fuel level gauge (1).



2



A C



“a”



1



“c”



“b”



Spesifikasi fuel level gauge Posisi Float Atas “a” 0 mm (0 in.) Tengah (1/2) “b” 79 mm (3.11 in.) Bawah “c” 161 mm (6.34 in.)



Tahanan (Ω) 1.8 50 106.7



8C-6 PANEL INSTRUMEN/INFORMASI PENGEMUDI



Memeriksa Engine Coolant Temperature (ECT) Gauge 1) Lepas kabel negatif battery. 2) Lepas connector instrument harness (1) dari connector floor harness.



1



3) Sambungkan kabel negatif battery.



1



2



4



3



10



9



14



13



20



19 18



8



7



2



1



6



5



12 11 17



16 15



4) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan pastikan jarum meter (2) engine coolant temperature (ECT) gauge menunjuk ke “C”. 5) Putar kunci kontak ke posisi OFF. 6) Hubungkan connector terminal kabel “BRN/YEL” combination meter ke ground bodi melalui bohlam 10 W (1) seperti gambar. 7) Putar kunci kontak ke posisi ON, dan pastikan jarum meter (2) engine coolant temperature (ECT) gauge berubah dari “C” ke “H”. Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, ganti combination meter.



Memeriksa Sensor ECT 1) Rendam bagian sensor temperature dari sensor ECT (1) di dalam air. 2) Ukur tahanan antara terminal sensor (2) dan bagian hex sensor sa’at air panas. Jika tahanan tidak turun sa,at temperatur naik atau diluar spesifikasi berikut: Spesifikasi ECT sender gauge 136 – 216 Ω at 50 °C (122 °F) 16.4 – 19.4 Ω at 120 °C (248 °F)



Disusun oleh PT. INDOMOBIL NIAGA INTERNATIONAL Departemen Service Edisi I Desember, 2006 Dicetak di Indonesia Cetak: Desember 2006



432