TAFSIR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tafsir Surat At-Thariq Ayat 5-7 dan Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung di dalamnya A. Pendahuluan Para ahli tafsir sepakat berpendapat bahwa bahwa surat ath-Thâriq diturunkan pada periode Makkah. Yaitu setelah surat al-Balad. 1Surat ini dinamakan dengan ath-Thâriq sebagai-mana tertera dalam mushaf al-Imam (usmany) serta di berbagai buku tafsir. Secara etimologi “ath-Thâriq” berarti mengetuk dengan suara yang terdengar keras. Bisa juga dipakai untuk menyebut orang yang berjalan dengan kaki. Dan secara khusus digunakan pada waktu malam, karena umumnya pada malam hari pintu-pintu rumah kebanyakan ditutup. Kemudian makna ini diperluas menjadi apa saja yang terlihat pada waktu malam. Adapun yang dimaksud dalam surat ini sebagian besar pakar tafsir mengartikannya dengan bintang yang muncul di malam hari.2 B. Surat At-Thariq Ayat 5-7 dan Terjemahnya



                5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? 6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, 7. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. C. Kajian Tafsir Surat Ath-Thariq ayat 5-7 1. Menurut Ibnu Katsir )     ( : ُ‫َو قَ ْولُه‬



‫ ألن من‬,‫ وإرشادٌ له إلى اإلعتراف بالمعاد‬, ‫صله الذي ُخلقَ منه‬ ْ ‫سان على ضعف أ‬ َ ‫ت َ ْنبيهٌ ل ْْل ْن‬  ( : ‫ كما قال‬, ‫قادر على اإلعادة بطريق األولى‬ ‫قدر على البداءة فهو‬ ٌ 1 Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqân fi ‘Ulûmi al-Qur’ân, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 2004), h. 20-22 2 Prof. Dr. Jum’ah Ali Abd. Qadir, Ma’âlim Suar al-Qur’ân, (Cairo: Universitas alAzhar, 2004), cet, 1, h.783



1



    [ )    



] ٢٧ : ‫الروم‬ ‫ المني‬: ‫ ) يعني‬    (: ‫وقوله‬ ‫ّللا ه‬ ( : ‫ ولهذا قال‬,‫عز وج هل‬ ‫ فيتولَّد منهما الولد بإذن ه‬,‫يخرج دفقًا من الرجل و من المرأة‬ 



   ‫ وهو‬, ‫ وترائب المرأة‬, ‫ صلب الرجل‬: ‫ ) يعني‬



.‫صدرها‬



3



(Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?) Adalah memo yang mengingatkan kembali bahwasanya manusia adalah dzat yang lemah ditinjau dari asal penciptaannya, sekaligus memuat nasehat bagi manusia untuk menyadari tempatnya kembali, karena dzat yang sanggup untuk memulai sesuatu (penciptaan), ia sanggup untuk mengembalikan ke muasalnya seperti yang disiratkan dalam surat ar-Rum ayat 27 : (Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya). (Dia diciptakan dari air yang dipancarkan ) Memberikan makna : air mani (yang disebutkan dengan kata ‫ ) صلب‬mengeluarkan pancaran yang berasal dari laki-laki dan perempuan, sehingga beranak pinaklah mereka berdua dengan izin Allah Azza Wa Jalla, maka dari itu berfirman Allah (Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.) Yakni dari air mani/sulbi laki-laki dan dari tulang dada wanita. Syabib ibnu Bisyr telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Ath-Thariq: 7) Yaitu sulbi laki-laki dan tara-ibul mar-ah (tulang dada wanita) yang warna air maninya kuning lagi agak encer, kejadian anak dari air mani keduanya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Mis'ar, bahwa ia pernah mendengar Al-Hakam menceritakan pendapat Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Ath-Thariq: 7) Lalu Ibnu Abbas mengatakan, "Inilah tara-ib," seraya meletakkan Abu Fida Isma’il ibn Umar ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, (Beirut:Resalah Publishers, 2012), h. 753 3



2



tangannya ke dadanya. Ad-Dahhak dan Atiyyah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa taribatul mar-ah artinya tempat kalung (liontin)nya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah dan Sa'id ibnu Jubair. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tara-ib artinya di antara susunya. Diriwayatkan dari Mujahid bahwa tara-ib ialah antara'kedua pundak sampai dada. Diriwayatkan pula dari Mujahid bahwa tara-ib berada di bawah kerongkongan. Diriwayatkan dari Ad-Dahhak bahwa tara-ib terletak di antara kedua susu, kedua kaki, dan kedua mata. Al-Lais ibnu Sa'd telah meriwayatkan dari Ma'mar ibnu Abu Habibah AlMadani, bahwa Al-Lais telah mendapat berita darinya sehubungan dengan makna firman-Nya: yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Ath-Thariq: 7) Bahwa yang dimaksud ialah tetesan hati, dari sanalah asal mula terjadinya anak. Diriwayatkan pula dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Ath-Thariq: 7) Yakni di antara tulang sulbi dan bagian bawah kerongkongannya.



2. Menurut Imam Nasafi



‫ ) ل هما ذكر ه‬    ( ‫أن على‬ ‫كل نفس حافظا أمره بالنظر في أول أمره ليعلم ه‬ ‫أن من أنشأه قادر على إعادته و جزائه فيعمل‬ ‫ و (م هم خلق) إستفهام – أي من أي‬. ‫ليوم الجزاء وال يملي على حافظه إال مايسره في عاقبته‬ .‫ والدفق صب فيه دفع والدفق فى الحقيقة لصاحبه‬. )‫جوابه (خلق من ماء دافق‬-- ‫شيئ خلق ؟‬ ‫ و دفقا الماء بنفسه‬. ‫ و عن بعض أهل اللغة دفقت الماء دفقا صببته‬. ‫واإلسناد إل الماء مجاز‬ . ‫ ولم يقل من ماءين المتزاجهما فى الرحم واتحادهما حين ابتدئ في خلقه‬. ‫أي انصبه‬     ( . ‫ ) من بين صلب الرجل و ترائب المرأة‬ ‫ و قيل العظم والعصب من الرجل و اللحم والدم من‬. ‫و هي عظام الصدر حيث تكون القالدة‬ 4 ‫المرأة‬



4



Al-Imam Al-jalil Al-Alamah Abi al-Barakat Abdullah bin Ahmad bin Mahud AnNasafi, Tafsir Al-Qur’an Al-Jalil ; jilid 3 (Amiriah: al-Hai’ah al-‘ammah lisyuun al-Mathabi’i alAmiriah, 1996), h. 693



3



Seperti disebutkan sebelumnya -bahwasanya setiap jiwa punya penjaganya (penjaga sistem yang segala yang terjadi pada dirinya)- adalah sebagai pengingat bahwa yang menciptakannya (manusia) mampu untuk mengembalikan ke muasalnya. Pun juga memberikan balasan baginya, maka beramallah seorang hamba untuk hari pembalasan (kiamat) dan tidak akan sampai kepada penjaganya kecuali amalan perbuatan yang mempermudah jalannya menuju kesana. Dan kalimat (mimma khuliq) adalah bentuk istifham yang menyiratkan pertanyaan dari apakah dia diciptakan. Datang setelahnya kalimat jawab (khuliqa mimma in dafiq) dan “ad-dafqu “ bermakna tekanan yang didalamnya bersifat mendorong, dan kata “ad-dafqu” pada hakikatnya bukan menerangkan perbuatannya melainkan pekerjanya, dan penyandaran pada kata (air) merupakan majaz. Sebagian ahli bahasa ketika dikatakan air itu berbenturan dengan dirinya sendiri adalah bercampurnya air. Dan tidak dikatakan dari dua mata air (diciptakannya manusia) karena keduanya (sperma dan ovum) telah larut di dalam rahim. Dan telah menyatu pada saat awal penciptaan atau proses terbentuknya janin. Tafsir dari kalimat “solburrojuli” dan “taraibul mar’ah” adalah tulang dada tempat liontin, dan dikatakan bawasanya keduanya adalah tulang dan sumsum laki-laki beserta daging dan darah perempuan.



3. Menurut Sayyid Qutb ‫ إنه خلق من ماﺀ دافق ﱃرج من‬. ‫فلينظر اإلنسان من أي شيﺀ خلق وإﱃ أي شيﺀ صار‬ ‫ خلق من هذا اﱃاﺀ الذي ﱃتمع من صلب الرجل وهو عظام ﻇهره‬، ‫بـﱃ الصلبوالترائب‬ ‫ ولقد كان هذا سرا مكنونا ﱃ علم‬.. ‫الفقاريـة ومـن ترائب اﱃرأة وهي عظام صدرها العلوية‬ ‫ حﱃ كان نصف القرن األخﱃ حيث اﻃلع العلم اﱃديث على هذه اﱃقيقة‬. ‫اﷲ ال يعلمه البشر‬ ‫وﱃ عظام الصدر‬ ، ‫بطريقته؛ وعرف أنـه ﱃ عظـام الظهر الفقارية يتكون ماﺀ الرجل‬ ! ‫ حيث يلتقيـان ﱃ قـرار مكﱃ فينشأ منهما اإلنسان‬. ‫العلوية يتكون ماﺀ اﱃرأة‬ ‫ بﱃ اﱃاﺀ الدافق الذي ﱃرج من بﱃ الصلب‬.. ‫واﱃسافة اﱃائلة بﱃ اﱃنشأ واﱃصﱃ‬ ‫اإلنسان اﱃدرﻙ العاقل اﱃعقد التركيب العﻀوي والعصﱃ والعقلي‬ ‫والترائب وبـﱃ‬ ‫ هذه اﱃسافة اﱃائلة الـﱃ يعﱃها اﱃاﺀ الدافق إﱃ اإلنسان الناﻃق توحي بأن‬.. ‫والنفسي‬ ‫هنالﻚ يدا خارج ذاﺕ اإلنسان هي الﱃ تـدفع الشيﺀ اﱃائع الذي ال قوام له وال إرادة وال‬ . ‫ حﱃ تنتهي به إﱃ هذه النهاية اﱃاﺛلة‬، ‫ ﱃ ﻃريق الرحلة الطويلة العجيبة اﱃائلة‬، ‫قدرة‬



4



‫ ومن اإلرادة‬، ‫ردة من الشكل والعقل وتشي بأن هنالﻚ حافظا من أمر اﷲ يرعى هذه النطفة‬ ‫ وهي ﱃوي من العجائب أضعاف ما يعرﺽ‬. ‫ ﱃ رحلتها الطويلة العجيبة‬، ‫والقدرة‬ 5 ! ‫لْلنسان من العجائب من مولده إﱃ ﱃاته‬



Hendaklah manusia memperhatikan, dari apa dia diciptakan dan kemana dia akan kembali. dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari ubang sulbi dan tulang dada. Dia diciptakan dari air yang memancar dari tulang sulbi laki-laki- yaitu dari tulang-tulang punggungnya- dan tulangtulang dada wanita sebelah atas. Sesungguhnya ini merupakan rahasia tersembunyi dalam ilmu Allah yang tidak diketahui oleh manusia. Namun, setengah abad terakhir dengan adanya penyelidikan pengetahuan modern yang menyingkap hakikat ini dengan metodenya. Barulah diketahui bahwa di tulang-tulang belakang lelaki inilah terbentuknya sperma laki-laki, dan di tulang-tulang dada sebelah atas itu terbentuk air mani wanita. Keduanya bertemu dengan tempat yang kokoh (rahim) yang dari situ kemudian tercipta manusia. Jarak yang jauh antara tempat penciptaaan dan tempat kembali, antara air yang memancar dari sulbi laki-laki dan tulang dada wanita, dengan manusia yang mengerti dan memikirkan serta merenungkan susunan anggota tubuh, saraf, pikiran, dan jiwanya, diungkapkan dengan air yang memancar kepada manusia yang berpikir. Hal ini memberikan kesan bahwa di sana diluar diri manusia, terdapat tangan yang mendorong benda cair (sperma) yang tidak berarti tidak punya kehendak, dan tidak memiliki kekuatan apapun, untuk melalui tahapan yang panjang dan mengaggumkan. Sehingga, sampai menjadi makhluk yang ideal seperti ini. Selain itu, juga memberikan isyarat bahwa di sana ada penjaga yang dengan perintah Allah bertugas menjaga nufthah ‘sperma dan ovum’ yang belum terbentuk, belum berakan, belum berkehendak dan belum berkemampuan apa-apa, dalam tahapan perjalanannya yang panjang dan mengaggumkan. Semua ini 5



Sayyd Qutb, Tafsir fi Dzilal al-Qur’an jilid 12, (Beirut: Daarus-Syuruq, 1992) h. 233



5



mengandung keajaiban-keajaiban berkali lipat dari pada keajaiban yang dialami manusia setelah kelahiran hingga kematiannya 4. Menurut al-Baidhowi



   ( ‫) لما ذكر أن كل نفس عليها حا فظ أتبعه توصية االنسان بالنظر فى مبدته ليعلم صحة‬ ‫إعادته فال يملى على حافظه إال ما يسره فى عاقبته‬ ‫ ) جواب االستفهام‬   ( : ‫ وهو صب فيه دفع و المراد الممتزج من الماءين فى الرحم لقوله‬, ‫و (ماء) بمعنى ذي دفق‬    ( ‫ ) من بين الصلب الرجل و ترائب‬ ‫ولو صح أن النظافة تتولد من فصل الهﻀم الرابع وتنفصل عن‬, ‫المرأة وهي عظام صدرها‬ ‫ و مقرها عروق ملتف بعﻀها‬, ‫جميع االعﻀاء حت تستعد ألن يتولد منها مثل تلﻚ األعﻀاء‬ , ‫ ولذالﻚ تشبه‬, ‫ فال شﻚ أن الدماغ أعظم االعﻀاء معونة في توليدها‬,‫بالبعض عند البييﻀتين‬ ‫و يسرع االفراط فى الجماع بالﻀعف فيه و له خليفة وهو النخاع وهو فى الصلب و شعب‬ 6 ‫ وهما أقرب إلى أوعية المني فلذالﻚ خص باالذكر‬, ‫كثيرة نازلة إلى الترائب‬ Solbu rojuli (tulang belakang laki-laki) dan tara’ibul mar’ah ( atau yang dimaksud dengan bagian dadanya) adalah inti dari proses untuk manusia mempunyai anak. Adapun fakta bahwa sumber dari cairan (benih) yang nantinya bersal dari pencernaan yang dialirkan ke seluruh anggota tubuh terkait yang nantinnya bertemu di dua telur laki-laki memang benar. Dan tidak diragukan lagi bahwa otak adalah bagian paling penting yang mengontrol proses pembuahan. Bahkan gen yang dihasilkan menyesuaikan dengan karakter otak tersebut. Juga dengan lemahnya otak, ejakulasi dini bisa terjadi. Begitupula yang mengatur proses ini adalah sumsum tulang belakang yang dilanjut mengalir ke daerah tara’ib (dada) maka dua daerah itu disebutkan secara khusus, karena memang merupakan pangkal dari proses peranak-pinakan manusia. Dan kata solbun adakalanya dibaca as-solabu dengan dua fathah, dan as-Sulubu dengan dua dhammah, dan ada pula yang lainnya yaitu soolibun. D. Analisis Tafsir 6



Nashiru ad-Din Abi al-Khair Abdullah bin Umar bin Muhammad as-Syirazi as-Syafi’i al-Baidhowi, Anwaru at-Tanzil wa asraru at-Ta’wil, (Beirut: Daar Ihya at-Turats al-‘Arabiy), h. 303



6



Surat at-Thariq ayat 5-7 pada intinya memerintahkan manusia untuk memperhatikan proses penciptaan dengan menunjukkan tentang proses penciptaan manusia. QS. At-Thoriq (86) ayat 5-7 dijelaskan bahwa kata ‫ دَاف ٌق‬atau memancar mengisyaratkan bahwa air itu sendiri yang memiliki sifat memancar. Ia tidak dipancarkan tetapi memancar dengan sendirinya. Air itu adalah air mani, kemudian kata ُ‫ص ْلب‬ ُّ ‫ اَل‬berarti tulang belakang/punggung, sedang kata ْ‫ الت َّ َرائب‬berarti tulang dada. Sebagian Mufassir memahami ُ‫ص ْلب‬ ُّ ‫ اَل‬tulang belakang pria dan ْ‫ الت َّ َرائب‬tulang dada wanita, sebagaimana terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir. Sebagian ulama tidak menyetujui pendapat ini, dengan alas an jika demikian, air itu keluar dari dua sumber yakni pria dan wanita, kenapa menggunakan yang berbentuk tunggal bukan dual. Dengan demikian, air itu dilukiskan antara tulang punggung dan dada. Bukan dikatakan keluar dari masing-masing. Atas dasar itu kita dapat berkata bahwa air yang dimaksud adalah sperma pria yang keluar diantara tulang punggung dari dadanya.7 Dalam menafsirkan ayat ini, Muhammad Abduh menafsirkan bahwa ia merupakan bukti kebenaran dalam ayat sebelumnya yang menyatakan bahwa manusia senantiasa dijaga dan diperhatikan oleh Allah. Hal ini mengingat bahwa "air yang memancar" adalah salah satu benda cair yang tidak ada terlukis atau terbentuk di dalamnya pelbagai peralatan yang mengandung fungsi kehidupan, seeperti yang aa dalam berbagai anggota tubuh. Namun, "cairan ini" ternyata dapat tumbuh menjadi suatu makhluk yang sempurna, yaitu manusia yang penuh dengan kehidupan, akal dan persepsi, serta memiliki potensi untuk melaksanakan kekhalifahan di muka bumi. Pembentukan dan penentuan kadar masing-masing komponen yang ada padanya, serta penciptaaan pelbagai anggota tubuh yang di dalamnya ditanamkan potensi tertentu, sehingga dengan itu ia mampu melaksanakan fungsinya, kemudian ditambah lagi dengan akal serta daya persepsi: semua itu tidak mungkin dibiarkan tanpa ada "penjaga" yang mengawasi serta mengaturnya yaitu Allah. 7



M. Quraisy Shihab, Tafsi Al Misbah, Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. 15 h. 201



7



Atau ayat ini dapat bermakna sebagai penegas ayat sebelumnya: "apabila telah engkau ketahui bahwa setiap jiwa pasti ada pengawasnya maka wajib atas setiap manusia untuk tidak menelantarkan dirinya sendiri." Wajiblah ia berpikir tentang kejadian dirinya serta bagaimana awal mula kejadiannya. Agar ia dapat menyimpulkan bahwa Allah yang kuasa menciptakannya sejak pertama kali, pasti kuasa pula untuk membangkitkannya lagi kelak. Kesadaran seperti itu akan mendorong dirinya untuk melakukan amal-amal saleh dan berperilaku sebaikbaiknya, serta menjauhkan diri dari pelbagai jalan kejahatan. Sebab mata Sang Pengawas tak lengah sedikitpun. Kesadaran seperti inilah yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk mengetahui hakikat dirinya agar mampu melakukan tindakan sesuai apa yang diperintahkan oleh sang penciptanya. Manusia diciptakan dari air yang memancar. Yang secara kasat mata seolah tiada kehidupan di sana. Dari air yang kelihatannya tak ada kehidupan itulah manusia diciptakan. Kemudian dimatikan dan kelak dihidupkan lagi. Siapakah yang membuat air tersebut memancar. Siapakah yang menurunkan syariat supaya kedua air itu bertemu. Dengan sah dan halal. Pertemuan kedua air itu bukanlah sekedar untuk melepas syahwat antara laki-laki dan perempuan. Pertemuan kedua air itu juga bukan sesuatu yang sepele. Bukan sesuatu yang kebetulan. Tapi itu adalah ibadah yang mengemban misi penampakan ayat-ayat dan tanda kekuasaan Allah. Dan Maha Besar Allah yang memberikan tugas berat tersebut dengan diberikan sebuah kenikmatan dalam menjalaninya. Siapakah yang mempertemukan kedua air tersebut. Dan dari air itu kemudian diubah menjadi sebuah kehidupan dengan ritme yang teratur dan tahapan yang sangat luar biasa. Siapakah yang sanggup melakukan hal itu? Air yang dipancarkan dan dicampurkan di atas diproduksi dari tulang punggung (belakang) laki-laki dan dari tulang dada perempuan. Air yang sangat cair dan sangat lunak tersebut diproduksi di dalam benda yang sangat keras. Yaitu tulang. Satu diciptakan dari arah belakang dan satu lagi di ciptakan dari arah depan. Inilah sebenarnya kodrat manusia. Laki-laki dan perempuan.



8



Bahwa manusia secara fitrah adalah berpasangan dan saling melengkapi. Lakilaki dan perempuan. Ada depan dan belakang. Karena memang seharusnya demikian. Misi kekhilafahan manusia hanya bisa dikerjakan bersama oleh laki-laki dan perempuan, sebagaimana ada bulan dan matahari, ada malam dan siang.



E. Nilai-nilai Pendidikan 1. Manusia berkewajiban untuk berpikir, merenung, dan menggali ilmu pengetahuan Al-Qur’an surat Ath-Thariq ayat 5 pada hakikatnya berkenaan dengan sumber ilmu pengetahuan. Allah SWT melalui ayat ini menegaskan agar manusia berpikir tentang asal usul kejadiannya. Dengan proses berpikir dan merenung yang dalam, manusia akan mengetahui pada hakikatnya semua yang ada di dunia ini ada yang menciptakan dan memelihara. Kemudian pada gilirannya manusia akan paham bahwa segala sesuatu yang ada di dunia bersumber dari sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Tanpa adanya karunia Pencipta, manusia tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia. Segala ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT yang terumuskan dalam Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Manusia berkewajiban berpikir, merenung, dan menggali seluruh ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagai sumber ilmu, Al-Qur’an menjanjikan keselamatan dan kebahagiaaan di dunia maupun di akhirat bagi orang-orang yang mau mempelajarinya. Dalam konteks pendidikan,segala sesuatu harus bersumber dan bersandar dari Al-Qur’an, baik dari segi kurikulum, metode, media, sarana, dan sebagainya. Seorang pendidik hendaknya selalu merujuk kepada dalil Al-Qur’an dalam memberikan penguatan ilmu pengetahuan. Dengan cara mengembalikan setiap ilmu pengetahuan kembali kepada Dzat Yang Berilmu yaitu Allah SWT. 2. Kewajiban Muslim untuk berakhlak baik kepada Allah



9



Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlak yang baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendakNya, sehingga alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlak) kepada sang Kholliq sebagai rasa syukur kita 3. Pendidikan Harus Mempunyai Tahapan-tahapan. Hal ini dapat disimpulkan dari proses kejadian manusia yang bertahaptahap. Hal ini dapat dijadikan rujukan bagi kita, baik sebagai pendidik maupun peserta didik agar senantiasa belajar dengan tahap-tahap dari tingkat rendah ke yang lebih tinggi, dari mudah kemudian yang sukar, dan lain sebagainya. Allah saja yang mampu manjadikannya sekaligus tidak melakukan demikian, apalagi kita sebagai manusia biasa yang ilmunya dibandigkan dengan Allah adalah setetes tinta yang dicelupkan ke dalam samudra yang luas.



10