TAK Berkebun Kel.1 03 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK BERKEBUN



Pembimbing Akademik : Nasrudin, S.KM,. M.Kes & Edi Wibowo S, S.Kep. Ns., M. Kep. Pembimbing Lahan : Fredhi L.S., S.Kep.Ns. & Maya Fitria, S.Kep.Ns.



Kelompok A: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Hb. Defri Aditya D. Luxman Nul Hakim Teguh K. H Erlinda Sofiana Nailatul Khairiyah Sri Ekawati Muslimatun Nur Rohimah Uswatun Khasanah



9. Shahnas Marcelina R. A 10. Farichatus Sholihah 11. Rusmiati 12. Anjani Tri Lestari 13. Yuni Anitasari 14. Lutfiana 15. Kadam Reza W. 16. Sukry Sukirman



PRODI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG, 2015 KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya-Nya proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proposal “Terapi Aktivitas Kelompok Berkebun” ini dibuat untuk memenuhi tugas mahasiswa dari Keperawatan Gerontik tahun ajaran 2015/2016 Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang,Fakultas Ilmu Kesehatan. Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Nasrudin, SKM., M Kes. & Edi Wibowo S, S. Kep. Ns., M. Kep selaku pembimbing Keperawatan Gerontik 2. Fredhi L.S., S.Kep.Ns. & Maya Fitria, S.Kep.Ns.Selaku Pembimbing Lahan Keperawatan Gerontik 3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga proposal TAK Keperawatan Gerontik ini dapat diperbaiki dan dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik. Proposal TAK Keperawatan Gerontik yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan proposak TAK Keperawatan Gerontik ini.



Jombang, Nopember 2015



Tim Penyusun



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 Latar Belakang....................................................................................................................2 BAB II Topik......................................................................................................................2 BAB III PENUTUP...........................................................................................................43 Kesimpulan........................................................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................45



LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TAK



KEPERAWATAN GERONTIK “Berkebun / Plant Teraphy” Di Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Ners Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum Tahun Pelajaran 2015/2016 Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Hb. Defri Aditya D. Luxman Nul Hakim Teguh K. H Erlinda Sofiana Nailatul Khairiyah Sri Ekawati Muslimatun Nur Rohimah Uswatun Khasanah



9. Shahnas Marcelina R. A 10. Farichatus Sholihah 11. Rusmiati 12. Anjani Tri Lestari 13. Yuni Anitasari 14. Lutfiana 15. Kadam Reza W. 16. Sukry Sukirman



disetujui dan disahkan pada Nopember 2015



Menyetujui / Mengesahkan Ka.Prodi Profesi Ners



Ketua Kelompok



Khotimah, S.Kep.Ns.,M.Kes



Muslimatun Nur Rohimah



Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan



H. Andi Yudianto, S.Kep.Ns.,M.Kes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang menyenangkan (Stanley, 2009). Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berniat dengan seksual dan tidak berguna bagi masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjnut yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material pada usia lanjut (Bandiyah, 2010). Lansia dipanti biasanya akan mengalami berbagai hal yang berhubungan dengan biopsikospiritualnya yang begitu beragam dan kompleks. Slah satu yang paling menjadi tingkat kedua dalam masalah lansia adalah gangguan psikologis yang sama tingginya dengan gangguan penyakit fisik pada lansia. Contoh gangguan psikologis pada lansia yaitu peningkatan depresi terhadap keadaan penuaan, diri sendiri dan keluarga yang kadang tidak menghiraukan (Nugroho, 2008). Gangguan psikologis lain adalah lansia mengalami kebosanan saat tidak dapat melakukan aktivitas karena hambatan berbagai hal yang dialami lansia. Karena berkurangnya aktivitas pada lansia maka dari itu hubungan sosial di sekitarnya juga mengalami penurunan bahkan jarang sekali memiliki hubungan sosial antar sesama (Kuncoro, 2011). Oleh karena itu perawat dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut usia (Nugroho, 2014). Data pengkajian yang sudah dilakukan pada desiminasi awal tanggal 26 Oktober 2015 terdapat kurang lebih 24% dari 44 lansia di UPT Panti Werdha “ Mojopahit “ Mojokerto mengalami gangguan pada psikologis dan hubungan sosialnya. Ditandai dengan lansia sering menyendiri dan mengungkapakan kebosanan serta rasa sedih tidak bertemu keluarga. Maka dari itu terapi modalitas menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan atau melatih lansia untuk membina hubungan sosial, menurunkan tingkat gangguan psikologis dan mengurangi kebosanan.



Terapi Modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat gangguan psikologis adalah terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental (Nugroho, 2014).. Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan membuat kanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luangnya. Jenis terapi berkebun adalah kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan memelihara tanaman sehingga energy yang dikeluarkan akan menghasilkan keringat (Nugroho, 2014). 1.2. Tujuan umum Klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal sesama anggota kelompok secara bertahap dan mengungkapkan pengalaman atau rasa aman dan tidak bosan. 1.3. Tujuan khusus - Klien mampu bekerja sama dalam melakukan interaksi sosialisasi - Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang TAK yang telah dilakukan - Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara - Klien mampu memberikan tanggapan tentang peningkatan hubungan sosial kegiatan TAK - Klien merasa senang terhadap TAK yang telah dilakukan - Klien akan mampu secara mandiri melakukan aktivitas sehari-hari - Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai terapi aktifitas kelompok yang telah dilakukan



BAB II MATERI A. Topik Terapi berkebun



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah selesai mengikutiterapi modalitas, terapi berkebun klien mampu beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan lebih mandiri. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti terapi modelitas, terapi berkebun selama 45 menit diharapkan klien dapat : a) Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang terhadap lingkungan. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi. Meningkatkan control diri dan perasaan. Mengubah perilaku yang destruktif. Mengembangkan kreativitas. g) Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan. b) c) d) e) f)



C. Landasan Teori Terapi modalitas adalah berbagai pendekatan penanganan klien yang bervariasi, yang bertujuan untuk menmgubah perilaku klien dengan oerilaku maladaptive menjadi perilaku yang adaptif. Terapi modalitas merupakan proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial kea rah keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistic. Terapi modalitas menurut Perko & Kreigh : 1. Suatu tekhnik terapi dengan menggunakan pendekatan secara spesifik 2. Suatu system terapi psikis yang keberhasilannya sangat tergantung pada adanya komunikasi atau perilaku timbal balik antara pasien dan terapis 3. Terapi yang diberikan dalam upaya mengubah perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. D. Indikasi Terapi Berkebun Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi : 1. Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik. 2. Deficit fungsional pad afisik, psikologis atau fungsi mental. 3. Marah, gusar dan kesepian. 4. Gangguan emosi dan perilaku. 5. Stress dan kecemasan. 6. Gangguan kepribadian (anti sosial). E. Proses Seleksi Seleksi dilakukan oleh mahasiswa selama pengkajian dan observasi serta wawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial, masalah emosional, spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu Katz indeks, Barthel indeks, pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian keseimbangan, yang dilakukan mulai tanggal 26 Oktober 2015.



F. Sasaran Kegiatan Semua klien lanjut usia, laki-laki dan perempuan dengan kriteria diatas yang berjumlah 12 orang atau lebih. G. Tempat Panti Werdha Mojopahit Mojokerto H. Waktu Hari Tanggal Jam



: Selasa : 3 November 2015 : 16.00-selesai WIB



I. Metode dan Alat Bantu Metode : Dinamika kelompok Alat bantu : 1. Tanah kosong 2. Alat bercocok tanam 3. Tong atau baskom 4. Air 5. Gayung 6. Pupuk 7. Tanaman toga J. Uraian Struktur Kelompok Pengoranisasian : 1. Leader a) Membuka acara b) Memimpin kegiatan c) Memotivasi klien d) Menjelaskan tujuan terapi berkebun e) Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun f) Melaksanakan langkah-langkah terapi berkebun g) Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun h) Menutup acara 2. Co-Leader a) Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya b) Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif 3. Fasilitator a) Mempertahankan keikutsertaan klien b) Mengidentifikasi issue penting selama terapi berkebun c) Memberikan umpan balik selama proses kegiatan dari mulai persiapan sampai selesai 4. Observer a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan b) Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan berlangsung K. Langkah-Langkah



1. Persiapan Klien membentuk persegi 2. Fase Orientasi a) Leader membuka acara b) Melakuakn perkenalan (terapis dank lien) c) Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun d) Leader membuat validasi kontrak e) Co-Leader membaca tata tertib f) Leader dibantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun 3. Fase Kerja Pelaksanaan terapi berkebun a) Leader memimpin peserta dan terapis untuk menggali tanah sedalam 10-15 cm b) Lalu tanah yang sudah digali diisi dengan tanaman toga c) Selanjutnya ditutup kembali dengan tanah d) Lalu diberi pupuk e) Serta disiram air f) Leader membuat kesimpulan 4. Fase Terminasi a) Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun b) Leader menanyakan atau melakuakn evaluasi materi c) Leader memberikan tugas atau rencana tindak lanjut d) Leader membuat kontrak untuk yang akan datang e) Leader menutup acara L. Perilaku yang Diharapkan Persiapan : 1. Fasilitator a) Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun dilakukan b) Mengatur setting tempat atau ruangan untuk terapi berkebun 2. Lansia a) Siap untuk mengikuti terapi berkebun b) Mengetahui terapi berkebun c) Hadir 5 menit sebelum acara terapi dimulai Proses : 1. Terapis a) Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai b) Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan 2. Lansia a) Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai b) Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria Hasil : 1. Fasilitator Mengungkapkan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara 2. Lansia



Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai M. Program Antisipasi 1. Bila ada peserta yang melakuakn kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator mengingatkan dan mengarahkan 2. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan 3. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai,



fasilitator



membimbingnya agar menyelesaikan terapi 4. Bila Leader blokir maka Co-Leader yang mengambil jalannya acara terapi berkebun Tugas: -



Mengobservasi jalannya proses kegiatan Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan berlangsung



a. Seting Tempat L1 CO L K2 F1



F1 K5



K4



F1 K3 OBSR



Keterangan: -



L1



-



CO L



K



-



F



= Leader



= kordinator Leader = Fasilitator = Klien = Klien



OBSR



N. Struktur Organisasi 1. Leader : Erlinda Shofiana



F1



2. Co-Leader : Teguh K.H. dan Muslimatun N.R. 3. Fasilitator : Luxmanul K., Farichatus S., Sriekawati, Nailatul K., Rusmiati, Yuni A., Sukry S., Shahnas M., Anjani T.L. 4. Observer : Lutfiana, Uswatun K. 5. Dokumentasi : HB. Defri dan Kadam



Anggaran dana TAK PLANT TERAPHY



NO



ALAT DAN BAHAN



KETERANGAN



JUMLAH



1



Tanaman herbal



@ 10.000 x 20



200.000



2



Tali rafia



@ 10.000 x 1



10.000



3



Papan nama



@ 10.000 x 1



20.000



4



Pupuk



@ 40.000 x 1



40.000



5



Timba



@ 25.000 x 2



50.000



6



Kayu



@ 5.000 x 8



40.000



Jumlah



360.000



Konsumsi 1



Konsumsi peserta



@ 5.000 x 44



220.000



2



Konsumsi panitia



@ 3.000 x 16



48.000



3



Air mineral



@ 20.000 x 1



20.000



Jumlah



288.000



Total



648.000



BAB III PENUTUP Terapi Modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat gangguan psikologis adalah terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental (Nugroho, 2014).. Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan membuat kanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luangnya. Jenis terapi berkebun adalah kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan memelihara tanaman sehingga energy yang dikeluarkan akan menghasilkan keringat (Nugroho, 2014).