TAK POHON HARAPAN Kel 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULUS SENSORI: MEMBUAT POHON HARAPAN



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Pembimbing : Wenny Nugrahati C., S.Kep., Ns., M.Kep



Disusun Oleh : Kelompok 1



1. Aan Milayanti



R210415001



9. Dimas Prasetyo



R210415016



2. Ahmad Sucipto



R210415002



10. Eka Rizky Setiawan



R210415018



3. Agnes Sari Permana



R210415003



11. Elsa Ainun Innayah



R210415019



4. Andres Meilino



R210415007



12. Elverda Kirana Nadia



R210415020



5. Ani Maulani Sari



R210415008



13. Enes Astriani



R210415023



6. Arlis Olivia Afrilianti



R210415010



14. Evi Sugiarti



R210415024



7. Ati Waryati



R210415011



15. Fahrul Rozi



R210415025



8. Dedeh Rosita



R210415015



16. Gita Fristiany 17. Iin Dahniati Sa’ah



R210415028 R210415030



YAYASAN INDRA HUSADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2021



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan proposal tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulus sensori ini. Penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik diantaranya: 1.



Drs. H. Turmin, B.Sc., Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada



Indramayu. 2.



M. Saefulloh, S.Kep., Ns., M.Kep., Ketua STIKes Indramayu.



3.



Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ns., M.Kep., Ketua Program Studi Profesi



Ners STIKes Indramayu. 4.



Wenny Nugrahati C., S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Dosen Pembimbing.



5.



Bambang Eryanto., S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Dosen Pembimbing.



6.



Segenap perawat panti Gramesia.



Kami menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.



Cirebon. Januari 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan......................................................................................................... 2 C. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 2 D. Metode ........................................................................................................ 2 E. Media dan Alat ........................................................................................... 2 F. Setting Tempat ........................................................................................... 3 G. Pembagian Tugas ....................................................................................... 4 H. Pasien ......................................................................................................... 5 I. Susunan Pelaksanaan .................................................................................. 5 J. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah ........................................................... 7 K. Terapi Aktivitas Kelompok ........................................................................ 8



DAFTAR PUSTAKA



ii



TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULUS SENSORI



A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satunya kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa memiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. untuk mengatasi gangguan interaksi pada pasien jiwa, terapi aktifitas kelompok sering diperlukan dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan teraupetik. Terapi aktifitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam waktu yang bersamaan. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harapan meliputi, Dukungan Sosial, Kepercayaan Religious, dan Kontrol. Dukungan social adalah harapan memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial. Dalam penelitiannya mengenai pasien yang menderita penyakit kronis (Raleigh dalam Weil, 2000) mengatakan bahwa keluarga dan teman pada umumnya diidentifikasikan sebagai sumber harapan untuk penderita penyakit kronis dalam beberapa aktivitas seperti mengunjungi suatu tempat, mendengarkan, berbicara dan memberikan bantuan secara fisik. Kepercayaan religius dan spiritual telah diidentifikasikan sebagai sumber utama harapan dalam beberapa penelitian. Kepercayaan religius dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan 1



individu pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini. Spiritual merupakan konsep yang lebih luas dan terfokus pada tujuan dan makna hidup serta keterkaitan dengan orang lain, alam, ataupun dengan Tuhan (Reed dalam Weil, 2000). Kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu.



B. Tujuan 1.



Tujuan Umum



Meningkatkan stimulus sensori pada pasien dengan cara membuat pohon harapan



2.



Tujuan Khusus



a.



Klien mampu menulis harapan-harapan positif



b.



Pasien mampu menjelaskan mengenai harapan yang dihasilkan



c.



Pasien mampu menceritakan perasaannya setelah membuat pohon



harapan



C. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal



: Sabtu, 15 Januari 2022



Jam



: 14.00 s.d. 15.00 WIB



Tempat



: Panti Gramesia



D. Metode Pohon harapan E. Media/Alat 1.



Bolpoin



2.



Kertas origami



3.



Ranting pohon



2



F. Setting Tempat CL



L



F



P



F



P



F



P



P



F



P



F



P



F



F



P



F



P



F



P



P



F



P



F



P



F



F



P P



O



Keterangan Gambar : L



: Leader



CL



: Co-Leader



F



: Fasilitator



O



: Observer



P



: Pasien



OP



: Operator



3



G. Pembagian Tugas 1.



Leader



Tugas : a.



Menyiapkan proposal kegiatan TAK.



b.



Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok



sebelum kegiatan dimulai. c.



Menjelaskan aturan permainan yang akan di mainkan.



d.



Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan



memperkenalkan dirinya. e.



Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.



2.



Co-leader



Tugas : a.



Mendampingi leader.



b.



Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktifitas



c.



Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang



pasien.



telah dibuat. d.



Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam



proses terapi. 3.



Fasilitator



Tugas : a.



Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.



b.



Ikut serta dalam kegiatan kelompok mendampingi pasien.



c.



Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota



kelompok untuk aktif mengikutijalannya terapi yang sedang berlangsung. 4.



Observer



Tugas : a.



Mengobservasi jalannya proes kegiatan.



b.



Mengamati serta mencatat prilaku Verbal dan Non-verbal pasien



selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia).



4



c.



Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persisapan, proses,



hingga penutupan. 5.



Operator



Tugas : a.



Mengatur alur permainan



b.



Timer (mengatur waktu)



H. Pasien 1.



Kriteria Pasien



a.



Pasien yang ada di lingkungan Panti Gramesia



b.



Pasien yang tidak menderita penyakit kronik



c.



Pasien yang sadar



d.



Pasien tanpa kerusakaan komunikasi verbal



e.



Pasien yang mau dan bersedia mengikuti kegiatan TAK



2.



Proses Seleksi



a.



Mengidentifikasi pasien yang masuk ke dalam kriteria



b.



Mengumpulkan pasien yang masuk kedalam kriteria



c.



Membuat kontrak dengan pasien yang setuju dengan kegiatan Terapi



Aktivitas Kelompok (TAK) dan mengikuti kegiatan yang dengan menaati tata tertib d.



Menyampaikan kegiatan TAK yang meliputi : Menjelaskan tujuan



TAK kepada pasien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main atau tata tertib selama TAK dimulai.



I.



Susunan Pelaksanaan



1.



Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :



a.



Leader



: Gita Fristiany



b.



Co. Leader



: Andres Meilino



c.



Fasilitator



: 1. Agnes Sari Permana 2. Aan Milayani 3. Evi Sugiarti 5



4. Fahrul Rozi 5. Iin Dahniati sa’ah 6. Elsa Ainun Innayah 7. Enes Astriani 8. Dedeh Rosita 9. Ati waryati 10. Arlis Olivia Afrilianti 11. Ani maulani Sari d.



Observer



:



1. Achmad Sucipto 2.



Eka Rizky Setiawan



3.



Pasien peserta TAK sebagai berikut :



No



Nama



Masalah Keperawatan



1



Ny. Ati



Halusinasi



2



Ny. Mimi Maryatni



Isolasi Sosial



3



Ny. Nurlela



Isolasi Sosil



4



Nn. Ade Maman



Isolasi sosial



5



Tn. Heru



Isolasi sosial



6



Tn. Amad



Halusinasi



7



Tn. Susandi



8



Ny. Elsa



Halusinasi



9



Tn. Iman



HDR



10



Tn. Saripudin



RPK, Waham



11



Tn. Caswono



RPK, Halusinasi



12



Tn. Rudi



Halusinasi, HDR



13



Tn . Ade



RPK



14



Tn. Riki



15



Tn. Mujahidin



Isolasi Sosial, HDR, DPD, Halusinasi, RBD RPK



16



Tn. Bambang



Halusinasi, RPK



RPK



6



J.



Tata Tertib dan Antisipasi Masalah



1.



Tata Tertib Pelaksanaan TAK



a.



Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.



b.



Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai.



c.



Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.



d.



Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan



TAK berlangsung. e.



Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat



tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin. f.



Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari



permainan. g.



Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai



h.



Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah habis,



sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK 2.



Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK 1.



Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok 1) Memanggil pasien. 2) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau pasien yang lain.



2.



Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit 1) Panggil nama pasien. 2) Tanya alasan pasien meninggalkan permainan. 3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi.



3.



Bila ada pasien lain ingin ikut 1)



Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada



pasien yang telah dipilih. 2)



Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain



yang mungkin dapat diikuti oleh pasien tersebut. 3)



Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk



dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut.



7



K. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II 1. Pengertian Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Struart & Laraia, 2001). 2. Tujuan a. Klien mampu menulis harapan-harapan positif b. Pasien mampu menjelaskan mengenai harapan yang dihasilkan c. Pasien mampu menceritakan perasaannya setelah membuat pohon L. Indikasi 1. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktifitas kelompok 2. Kondisi fisik dalan keadaan sehat 3. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok 4. Klien yang panca inderanya masih memungkinkan



M. Setting 1. Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang



8



N. Persiapan alat 1.



Bolpoin



2.



Kertas origami



3.



Ranting pohon



O. Metode Pohon Harapan



P. Prosedur 1. Persiapan a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk berkumpul dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman) 2. Orientasi a. Mengucapkan salam terapeutik b. Menanyakan perasaan klien hari ini dan menanyakan apakah sudah mencoba memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan kegiatan d. Menjelaskan aturan main: a) Klien harus mengikuti kegiatan mulai awal sampai akhir b) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis c) Lama kegiatan 1 jam d) Masing-masing memperkenalkan diri dengan anggota lain 3. Kerja a. Terapis mengajak pasien untuk saling memperkenalkan diri. b. Setiap kali seorang pasien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua pasien untuk bertepuk tangan. c. Terapis menjelaskan bahwa akan dibagikan kertas origami, bolpoint, ranting pohon, setiap peserta kemudian masing-masing peserta dipersilahkan untuk menulis harapan yang dimilikinya. d. Secara bergiliran, masing-masing pasien diminta untuk menunjukan dan membacakan harapan yang sudah ditulis. 9



e. Terapis memberikanpujian, setiap pasien selesai membacakan harapannya dan mengajak pasien lain bertepuk tangan



Q. Evaluasi dan dokumentasi a. Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. TAK sesi I dievaluasi kemampuan pasien dapat mengikuti kegiatan, berkreatifitas membuat pohon harapan, membacakan harapan yang dituliskan.



10



Sesi I –TAK Stimulus sensori : Membuat Pohon Harapan



No 1.



Aspek yang dinilai



Nama Pasien Ati



Mimi



Nurlela



Ade M



Heru



Amad



Susandi



Mengikuti kegiatan awal



dari



sampai



akhir 2.



Berkreativitas membuat pohon harapan



3.



Menyebutkan apa



yang



digambar 4.



Menceritakan apa



yang



digambar dan lukis Jumlah



11



Elsa



Iman



Sarifudin



Caswono



Rudi



Ade



Riki Mujahidin Bambang



Petunjuk: 1.



Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama klien



2.



Untuk tiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, berkreativitas membuat bentuk, menyebutkan apa



yang



dibentuknya



dan



menceritakan



apa



yang



dibentuknya. Beri tanda ceklis (√) jika pasien mampu dan tanda silang (x) jika pasien tidak mampu.



R. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien TAK pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Contoh : pasien mengikuti kegiatan sesi 1 TAK stimulus sensori : membuat pohon harapan. Pasien mampu mengikuti kegiatan sampai akhir dan mampu membacakan harapan yang dibuat.



12



DAFTAR PUSTAKA



Keliat, Budi Anna (2010) . Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Edisi I. Jakarta : EGC Sri Wahyuni. (2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Rajawali. Press Arasteh, A.R., & Arasteh, J.D. (1976). Creativity in Human Development. New York: John Wiley & Sons, 140. Damajanti. (2013). Psikologi Seni. Bandung: ITB. Feldman, Edmund Burke. (1967). Art as Image and Idea. New Jersey: PrenticeHall, Inc. Kartika, Yunita Ayu. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Seni dengan Metode Menggambar Terhadap Penurunan Stres Kerja pada Mahasiswa yang Bekerja. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana.