TAK Terapi Kognitif Puzzle Kelompok B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TERAPI MODALITAS : KOGNITIF DAN MOTORIK (PUZZLE) DI BPPLU PAGAR DEWA BENGKULU



Disusun oleh Indri piju



152426019 DP



Julianayah



142426049 DP



Dupi margareta



152426009 DP



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) DEHASEN BENGKULU PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2017 i



KATA PENGANTAR Assalamu’laikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah



swt. yang telah



memberikan kami kesempatan dan kekompakan serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat proposal Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) pada lansia mata kuliah keperawatan gerontik dengan judul “terapi modalitas kognitif dan motorik (puzzle)“ ini tepat pada waktunya ucapkan sholawat



tak lupa juga kami



beriring salam kepada nabi muhammad saw. yang telah



membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini. Dalam membuat makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah keperawatan gerontik dan pembimbing lahan serta seluruh anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menyelesaikan proposal ini. Dan kami berharap bahwa proposal kami ini dapat berjalan dengan lancar saat praktek berlangsung. proposal kami ini belumlah sempurna maka daripada itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman seperjuangan agar hasil proposal kami yang akan datang bisa lebih baik lagi dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’laikum Wr. Wb. Bengkulu 23 November 2017



Tim penyusun



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................................................................



ii



Daftar isi..................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang....................................................................................



1



B. tujuan..................................................................................................



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengartian Modalitas..........................................................................



4



B. Pengertian Media Puzzle....................................................................



4



C. Fungsi Puzzle.....................................................................................



4



D. Pelaksanaan Kegiatan.........................................................................



5



E. Proses Kegiatan...................................................................................



7



F. Kriteria Evaluasi Pre TAK...................................................................



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................



11



B. Saran...................................................................................................



11



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. BPPLU merupakan salah satu Panti Sosial Tresna Werdha yang terdapat di bengkulu, dimana lansia yang berada di Pantai Sosial Tresna Werda pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin, musculoskeletal, integument dan termasuk juga penurunan fungsi fisiologis. Lansia di BPPLU, aktivitasnya terbatas dan ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, lansia menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang tersedia di BPLLU dan ada yang hanya di dalam kamar saja. Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh, baik itu kognitif, persepsi, sensori dan motorik. Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia seperti mudah lupa, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam berinteraksi antar lansia, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.



1



Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang menurun secara liner atau seiring proses penuaan adalah daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat lansia adalah terapi kognitif. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan keefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan setting lainnya. Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu (Maryam, 2008). Menurut Chaplin dalam Maryam (2008), kognisi memiliki pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan individu memperoleh pengertian. Kognitif menurut Piaget, perkembangan kognitif tidak hanya dari hasil kematangan organisme, atau dari pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi diantara keduanya. Pengertian pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia. Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan kehidupan pribadi dan sosial. Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di BPPLU didapatkan 70% mempunyai masalah dengan kognitif dan motorik. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif dan motorik : puzzle.



2



B.



Tujuan 1.



Tujuan Umum Terapi kognitif dan motorik : puzzle diharapkan lansia makin bisa meningkatkan kemampuan berfikir, aktivitas dan kemampuan sosial.



2.



Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan motorik lansia mampu : a.



Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan



b.



Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan



c.



Meningkatkan daya ingat pada lansia



d.



Meningkatkan interaksi sosial antar lansia



3



BAB II TERAPI MODALITAS A. Penertian Terapi Modalitas Terapi modalitas adalah suatu kegiatandalam memberikan askep baik di institusi pelayanan maupun di masyarakat yang bermanfaat bagi kesehatan dan berdampak terapeutik. Pencapaian tujuan terapi modalitas tergantung pada keadaan kesehatan kliendan tingkat dukungan yang tersedia. Terapi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia. B. Pengertian Media Puzzle Kata puzzle berasal dari bahasa Inggris = teka-teki atau bongkar pasang, puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang. C. Fungsi Puzzle Umumnya sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk: 1. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran 2. Melatih koordinasi mata dan tangan. 3. Melatih logika. 4. Memperkuat daya ingat 5. Mengenalkan anak pada konsep hubungan 6. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri)



D. Pelaksanaan Kegiatan 1.



Topik Terapi kognitif dan motorik : puzzle



2.



Sasaran



4



Lansia di Wisma Raflesia dan Dahlia, BPPLU Bengkulu 3.



Metode a. Dinamika kelompok b. Bermain



4.



Media & alat a. Puzzle b. Stopwatch



5.



6.



Waktu dan tempat Hari / tanggal



:



Kamis / 23 November 2017



Waktu



:



09.00 – 09.30



Tempat



:



Ruang Tamu Wisma Dahlia



Setting Tempat



L



P K P



P



PA A



G 1



C L G 2 5



F



F



A1



B1



A2



B2



A3



B3



F



F



O B Keterangan PK : PA : L : G1,2,3 : A1,2,3 : B1,2,3 : C,1,2,3 : F : OB : 7.



Pembimbing Panti Pembimbing Akademik Leader Gambar 1, 2, dan 3 kelompok A kelompok B kelompok C Fasilitator Observer



Pengorganisasian Kelompok 1.



Leader



: Indri Piju



Tugas memimpin jalannya TAK 2.



Fasilitator



: Dupi Margareta



Tugas memberi motivasi peserta / audiens agar ikut aktif berpartisipasi



6



3. Observer



: Juliansyah



Tugas mengamati jalannya acara dari awal sampai akhir



E. Proses Kegiatan Tahap/ No 1



Kegiatan Mahasiswa Waktu 5 menit



Kegiatan Peserta



Pembukaan oleh Leader: -



Mengucapkan salam



-



Menjawab salam



-



Memberi reinforcement positif



-



Mendengarkan dan



-



Melakukan evaluasi validasi



-



Memperkenalkan diri, anggota



memperhatikan -



kelompok, dan pembimbing -



Menjelaskan



tujuan



Mendengarkan dan memperhatikan



kegiatan



-



terapi kognitif dan motorik :



Mendengarkan dan menyepakati



puzzle -



-



Menjelaskan kontrak waktu



-



Mendengarkan dan



-



menyepakati Mendengarkan dan



Menjelaskan peraturan-peraturan menyepakati kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin bertanya klien



diminta



mengacungkan diharapkan



untuk



tangan



klien



dan



mengikuti



7



2



kegiatan dari awal sampai akhir 20 menit Pelaksanaan permainan oleh Leader: -



Menjelaskan cara bermain



-



Mendengarkan dan memperhatikan



-



-



Mendemonstrasikan cara bermain -



Mendengarkan dan



puzzle



memperhatikan



Mengatur



posisi



lansia



yang -



Mengatur



barisan



bermain menjadi 3 grup (grup A,



sesuai



kelompok



grup B, dan grup C)



yang di peroleh



Sesi 1 -



Leader dan co leader menjelaskan -



Mendengarkan dan



cara menyusun puzzle kepada



memperhatian



lansia -



Leader dan co leader menyuruh -



Lansia



lansia menyebutkan kembali cara



menjawab



menyusun



puzzle



yang



dapat



telah



dijelaskan -



Memberi reinforcement kepada -



Memberi



lansia yang bisa menyebutkan cara



tangan



tepuk



menyusun puzzle



Sesi 2 -



Membagikan



puzzle



masing-masing kelompok



kepada -



Memperhatikan dan menerima



8



3



5 menit



Memulai



permainan



dengan -



menentukan waktu permainan Penutup : -



Melakukan evaluasi validasi



-



Menyimpulkan



materi



permainan dan -



menutup -



Melaksanakan



Memberikan salam



Memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan



-



Menjawab salam



Keterangan penilaian: 1.



Jika semua anggota kelompok lansia (100% dari anggota) menyusun dengan benar, kelompoknya diberi nilai 100.



2.



Jika 75% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar, kelompoknya diberi nilai 80.



3.



Jika 50% orang lansia di kelompok lansia menyusun dengan benar, kelompoknya diberi nilai 50.



4.



Jika salah skor nilai tidak kurangi.



F. Kriteria Evaluasi Pre TAK 1. Evaluasi struktur a. Kelompok dan lansia duduk sesuai dengan posisi b. Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan 2. Evaluasi proses a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan b. Leader menjelaskan aturan jalannya kegiatan dengan jelas c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien



9



d. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannnya kegiatan e. Audiens dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai. 3. Evaluasi hasil Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok diharapkan : a. Lansia dapat merasa senang saat bermain b. Lansia dapat menggunakan kemampuan persepsi sensorik dan motorik selama dalam permainan



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia seperti mudah lupa, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam berinteraksi antar lansia, gangguan



10



dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri. Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di BPPLU didapatkan 70% mempunyai masalah dengan kognitif dan motorik. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif dan motorik : puzzle. B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jau dari kata sempurna, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. untuk menjadi tolak ukur kami pada pembuatan proposal TAK mdalitas lansia.



11