Tandan Buah Segar [PDF]

  • Author / Uploaded
  • elva
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan (Stripping) dengan bantuan hoisting Crane atau transfer Carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan mengakibatkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari mesin pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah mesin pemipil tersebut ditampung oleh sebuah screw conveyor dan selanjutnya dikirim ke bagian Digesting dan Pressing. Sedangkan tandan kosong (janjang) keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator dan selanjutnya dikirim ke Hopper. Putaran stripper drum pada proses ini adalah 33,95 rpm, sedangkan output persentase tandan kosong 31,82% dan grondolan buah kelapa sawit 68,18 %. Gambar 3.1 Flow Diagram Proses Stripping :



Flow – Masuk Proses Stipping :



F (6) -TBS hasil rebusan = 88% 



TBS Masak







Air



x 30.000 kg/jam



= 98,27% x 26.400 kg/jam



= 26.400 kg/jam



= 25.943,28 kg/jam



= 1,73% x 25.943,28 kg/jam



= 456,72 kg/jam



Flow – Keluar Proses Stripping: F (7) – Tandan kosong



= 31,82% x 26.400 kg/jam







Minyak







Jenjangan kosong = 99,28% x 8.400,48 kg/jam







Brondolan



= 0,02 % x 8.400,48 kg/jam



F (8) - Brondolan TBS 



Brondolan







Air



= 8.400,48 kg/jam = 1,680 kg/jam = 8.339,997 kg/jam



= 0,7% x 8.400,48 kg/jam



= 58,803 kg/jam



= 68,18% x 26.400 kg/jam



= 17.999,52 kg/jam



= 98,44% x 17.999,52 kg/jam = 17.718,727 kg/jam = 1,56% x 17.999,52 kg/jam = 280,793 kg/jam



This entry was posted in Proses Produksi / Pengolahan Kelapa Sawit and tagged kelapa sawit, Pemipilan, Stripper, Tandan buah segar, TBS. Bookmark the permalink.



PENGOLAHAN MINYAK DAN INTI SAWIT Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh berupa minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Stasiun Utama Stasiun proses pengolahan TBS menjadiCPO dan PKO umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut : Penerimaan buah ( fruit reception ) Rebusan ( sterilizer ) Pemipilan ( Threser ) Pencacahan ( digester ) dan pengempaan ( presser ) Pemurnian ( clarifier ) Pemisahan biji dan kernel Sementara stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut : Pembangkit tenaga ( power ) Laboratorium ( laboratory ) Pengolahan air ( water treatment ) Penimbunan produk ( storage ) Bengkel ( workshop ) Stasiun Penerimaan Buah Sebelum diolah, tandan buah segar ( TBS ) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang ( weight bridge ) dan ditampung sementara di penampungan buah ( Loading ramp ). Jembatan timbang Secara umum jembatan timbang berfungsi untuk mengontrol proses, menghitung rendemen, sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen dan buah pihak ketiga, dan sebagai pencatatan produksi TBS kebun pensuplai. Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk ( berat truk dan TBS ) serta pada saat keluar ( berat truk ). Sehingga dari selisih penimbangan tersebut didapatkan berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Kapasitas jembatan timbang berkisar antara 30 – 40 ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektronis. Truk yang keluar masuk jembatan timbang harus berjalan perlahan karena perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul merata. Loading ramp TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di Loading ramp dengan menuang langsung dari truk. Loading ramp ini berupa bangunan dengan lantai berupa kisi – kisi plat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45°. Jadi berfungsi sebagai tempat penerimaan



tandan dan sekaligus sebagai tempat mencurahkan tandan ke dalam lori rebusan. Sedangkan kisi berfungsi untuk memisahkan kotoran, baik berupa pasir, kerikil dan sampah yang terikut. Kotoran yang jatuh melelui kisi akan ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangannya. Loading ramp dilengkapi pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Kapasitas lori kecil berkisar antar 2,5 – 2,75 ton TBS, sedangkan untuk lori besar berkisar 4,5 ton TBS. Prinsip kerjanya first in first out terhadap buah yang masuk, yakni : Segala sesuatu yang diterima paling awal maka harus dikeluarkan paling awal juga Mendahulukan pengangkutan dan penerimaan TBS yang dipanen lebih awal Menyegerakan pelaksanaan proses terhadap yang paling awal diterima Di loading ramp dilakukan sortasi panen untuk memastikan bahwa buah masuk berada dalam kondisi optimal ( kandungan minyak buah maksimal dan ALB rendah ) untuk diekstrak minyaknya. Sortasi sebaiknya dilakukan terhadap setiap truk, namun pengujian seperti ini sangat tidak ekonomis. Sehingga dilakukan secara acak pada 10% truk yang masuk, dan apabila masih dianggap terlalu besar, maka dapat diatasi dengan pengambilan 50% isi truk. TBS yang memenuhi syarat akan diterima pabrik, sedangkan TBS yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan. Yang menjadi indikator keberhasilan pada proses sortir meliputi : Semua lori kosong telah standby sebelum pengisian Sterilizer Volume pengisian lori sesuai dengan kapasitas lori Tidak ada brondolan yang tertinggal di lantai atau di loading ramp Tidak terjadi antrian panjang terhadap truk yang akan membongkar TBS Jam mulai pengolahan pabrik selalu memperhatikan kapasitas buah masuk dan buah sisa. Stasiun Perebusan ( Sterilizer ) Rebusan merupakan suatu bejana besar terbuat dari besi yang memiliki pintu masuk lori. Rebusan ini panjangnya 24 meter dan diameter 2 meter. Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus tandan. Dibagian bawah terdapat pipa pembuang air kondensat dan dibagian belakang terdapat pipa pembuangan udara. Lori rebusan memiliki dinding dan lantai yang berlubang – lubang agar uap dapat masuk ke dalam ( bagian tengah ) dan air dapat turun ke bawah. Lori rebusan dimasukkan dengan memakai kapstandard dan kabel drad yang digerakkan dengan motor listrik demikian pula dikeluarkan dari rebusan dengan menariknya. II.1. Tujuan Perebusan Sebelum proses ekstraksi minyak dilakukan, pertama - tama buah direbus dalam ketel rebusan dengan tujuan : Menghentikan aktifitas enzim Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi sam lemak bebas (ALB). HH H ---- C --- OOCR1 H --- C --- OH HOOCR1 H ---- C --- OOCR2 + 3 H2O H --- C --- OH + HOOCR2 H ---- C --- OOCR3 H--- C --- OH HOOCR3



HH (trigliserida) (air) (Gliserol) (asam lemak) Enzim oksidase berperan dalam proses pembentukan peroksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehid dan keton. Senyawa yang terakhir bila dioksidasi lagi akan menjadi asam. Jadi ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja lipase dan oksidase. Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman dan yang terkontaminasi ( misalnya jamur ) selama proses penanganan. Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami memar. Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam presentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 °C. Oleh sebab itu, perebusan pada suhu 120 °C akan menghentikan kegiatan enzim. Memudahkan pemipilan Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan tandannya. Buah dapat terlepas dari tandan melalui cara Hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat di pangkal buah. Hidrolisa ( dengan reaksi biokimia ) dapat terjadi pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah yang memberondol. Sedangkan reaksi hidrolisis hemiselulosa dan pektin dapat terjadi dalam ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Pemanasan tersebut diperlukan berupa uap jenuh bertekanan agar diperoleh temperatur yang semestinya di bagian dalam tandan buah (meresap). Hidrolisis pektin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu, masih perlu dilanjutkan dengan proses pemipilan pada Thresing machine. Menurunkan kadar air Perebusan dapat menyebabkan penurunan kadar air, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Efek penurunan kadar air meliputi : Penurunan kandungan air dapat menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga – rongga kosong pada perikarp yang mempermudah proses pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan berlangsung. Perikarp yang mendapat perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat serat mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan meningkatkan efisiensi Digester dan Depericarper. Air yang terkandung dalam inti akan menguap melalui mata biji sehingga kernel susut dan proses pemecahan biji akan lebih mudah. Akibat penguapan sebagian air dari daging buah, maka kemungkinan kehilangan minyak dalm serabut maupun dalam lumpur buangan (sludge) pada proses pemurnian dapat ditekan. Pemecahan Emulsi Minyak dalam perikarp masih berbentuk emulsi, sehingga agar lebih mudah keluar harus dirubah fasenya terlebih dahulu dari emulsi ke bentuk minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan pemanasan, sehingga terjadi penggabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing – masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari perikarp. Penetrasi uap yang sempurna pada perikarp



terutama pada buah yang paling dalam akan mempertinggi efisien ekstraksi minyak. Pemecahan emulsi yang telah dimulai dari perebusan akan membantu proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainnya pada stasiun klarifikasi. Melepaskan serat dan biji Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dan biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam alat pemecah biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat perikarp dan biji, yang dipercepat oleh proses Hidrolisis. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat di antara serat akan menahan minyak. Jika biji dipukul dalam alat pemecah biji, maka terjadi sifat kenyal yang membuat biji tidak pecah, dan jika pecah maka yang terjadi adalah pecahan yang melekat pada inti. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%. Kadar air biji yang turun hingga 15% akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian pula pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil. II.2. Sistem Perebusan Sterilizer Sterilizer tipe tegak (vertikal), mempunyai kelemahan : Kapasitas rebusan kecil, rata – rata 5 ton TBS Bejana diisikan buah menggunakan bunch elevator, sehingga buah mengalami tingkat kelukaan tinggi selama proses transportasi. Sehingga merupakan salah satu penyebab kenaikan ALB yang tinggi. Teknik pengoperasian lebih sulit Bila dilakukan secara manual, akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak teruatama pada saat menutup dan membuka serta mengeluarkan buah. Sterilizer tipe horisontal, mempunyai keuntungan : Kapasitas rebusan antara 15 – 30 ton TBS Pengoperasian lebih mudah dan praktis Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga bahan olah tidak mungkin menyebabkan bejana menjadi korosi. Buah diisi dalam lori - lori. Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat lebih mudah dilakukan. Alat Pembantu Lori adalah tempat buah direbus, yang dapat menampung buah 2,5; 3,5; atau 5 ton. Lori dibuat berlubang dengan diameter 0,5 in berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensatyang terdapat diantara buah. Ukuran lubang yang semakin besar menunjukkan proses perebusan buah lebih baik, akan tetapi daya tahan alat berkurang. Bogie adalah kerangka yang dilengkapi dengan 4 unit roda. Sedangkan crossing rail berfungsi



untuk membantu dan mempercepat pemasukan dan pengeluaran lori dari Sterilizer. Gangguan yang terjadi di crossing rail akan menghambat pemasukan dan pengeluaran buah dari Sterilizer. Sistem perebusan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan boiler dalam memproduksi uap. Mekanisme perebusan yang lazim dikenal, meliputi : Sistem perebusan Single peak



Sistem perebusan Doble peak ( dua puncak ), terdiri dari : Pembuangan uap awal : 2,5 menit Pemasukan uap dan pembuangan puncak I dan II : 20 menit Masa penahanan tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm2 : 60 menit Pembuangan uap terakhir : 7,5 menit Total waktu perebusan : 90 menit



Sistem perebusan Triple peak ( tiga puncak ), terdiri dari : Pembuangan uap awal : 2 menit Pemasukan uap puncak I (0 – 2.3 kg/cm2) : 11 menit Pembuangan uap I : 2 menit Pemasukan uap puncak II (0 – 2.5 kg/cm2) : 12 menit Pembuangan uap II : 2 menit Pemasukan uap puncak III (0 – 2.8 kg/cm2) : 13 menit Masa penahanan tekanan 2,8 kg/cm2 : 43 menit Pembuangan uap terakhir : 5 menit Total waktu perebusan : 90 menit Faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses Perebusan : Pembuangan Udara Udara merupaka penghantar panas yang lambat dan berpengaruh negatif terhadap proses perebusan. Udara yang terdapat dalam rebusan akan dapat menurunkan tekanan Upaya meminimalkan jumlah udara dalam bejana : Mengatur isi lori agar buah disusun penuh sesuai kapasitas disain Melakukan deaerasi Deaerasi Deaerasi atau pembuangan udara dari Sterilizer dilakukan dengan cara membuka pipa inlet, deaeration valve dan atau condensate valve. Udara dibuang dengan cara memasukkan uap secara cepat sehingga terjadi pencampuran antara uap dan udara. Karena udara lebih berat, maka udara akan turun ke bawah dan dibuang melalui deaeration valve atau melalui pipa kondensat. Deaeration akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung. Yang perlu diperhatikan dalam deaerasi adalah lama deaerasi, proses deaerasi dan memperbanyak puncak awal dalam pola sterilisasi Pembuangan Air Kondensat



Uap air yang terkondensasi berada didasar bejana rebusan merupakan penghambat proses rebusan. Air yang terdapat dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan sehingga jumlah air semakin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak. Lama Perebusan Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga ke bagian yang paling dalam. Penetrasi uap semakin cepat apabila tekanan uap semakin tinggi. Lama perebusan yang menjadi penentu dan yang berpengaruh terhadap efisiensi ekstraksidan mutu minyak adalah masa penahanan pada puncak terpanjang (triple peak). Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak, sebagai berikut: Semakin lama perebusan maka jumlah buah yang terpipil semakin tinggi Semakin lama perebusan maka semakin masak dan menghasilkan biji yang mudah pecah dan bersifat lekang Semakin lama perebusan maka kehilangan minyak dalam kondensat semakin tinggi Semakin lama perebusan maka kandungan minyak dalam tandan kosong semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong akibat terdapatnya rongga – rongga kosong Semakin lama perebusan maka mutu minyak sawit akan semakin menurun, yang dapat diketahui dengan penurunan nilai DOBI Pembuangan Uap Akhir Setelah pemasakan uap selesai, maka uap yang berada dalam Rebusan dibuang dengan cara mula – mula dibuka kran pipa kondensat kemudian setelah tekanan menjadi 2,8 kg/cm2 maka pipa pembuangan uap yang berada diatas steriliser dibuka dengan tiba – tiba untuk mempermudah pemipilan buah. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfir maka pintu rebusan dibuka. Pengeluaran Lori dari Rebusan Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan kemudian ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus. Setelah perebusan yang sempurna, buah sudah dalam keadaan mudah dilepaskan dari tandannya. Daging buah juga sudah lunak dan zat yang mengganggu pada pengolahan selanjutnya sudah dimusnahkan atau dibuat nonaktif. Inti juga sudah mulai lekang dari cangkangnya. Tandan buah telah siap untuk pekerjaan pemisahan. Pemisahan yang dilakukan terdiri atas pemisahan buah dari TBK dengan penebahan, pemisahan biji dari ampas kempa, pemisahan minyak dari air dengan pengendapan, dan pemisahan inti dari biji dengan pemecahan biji dan pemisahan cangkang. Stasiun Penebahan ( Threser ) TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil ( Threser ) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Alat pemipil berperan untuk memisahkan buah dari tandan yang telah direbus. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung dengan pemipilan yang baik, maka kehilangan minyak akan tinggi. Dan keberhasilan pemipilan juga bergantung pada proses perebusan.



Tipe alat pemipil Beater Drum Stripper Terdiri dari tangkai pemukul tandan yang ditempatkan pada as dan berjarak tertentu. Bekerja memukul buah sambil menggeser buah bergerak ke arah ujung alat. Pemukul tersebut juga mengangkat tandan dan berguling sehingga buah lepas dari tandan Kapasitas kecil, biasanya merupakan alat pembantu untuk memipil kembali tandan yang tidak terpipil dan dipasang di ujung rotary drum Kehilangan minyak lebih tinggi, karena permukaan buah terpipil masih sering bergabung dengan tandan kosong yang belum dipisahkan oleh kisi Rotary Drum Stripper Tandan bergerak ke atas dengan gaya sentrifugal searah dengan putaran tromol, kemudian tandan jatuh dan terbanting, buah lepas dari tandan. Kecepatan putaran tromol mempengaruhi efisiensi pemipilan. Putaran yang terlalu cepat menyebabkan tandan seolah lengket di dinding drum. Putaran yang baik adalah apabila tandan jatuh di sumbu dan jatuh lagi pada dasar drum Drum memilik as yang berfungsi sebagai bantingan buah sehingga buah lepas dari tandan Kapasitas besar, biasa digunakan pada pabrik berkapasitas diatas 10 ton TBS/jam. Panjang 4 – 6 m dan berdiameter 2m dengan kisi berjarak 40 mm Tromol biasanya dilengkapi denagn talang pengumpan ( auto feeder ) yang mengumpankan buah secara teratur. Jika diumpankan terlalu banyak maka efek bantingan dalam tromol akan berkurang, sehingga penebahan menjadi tidak sempurna. Kecepatan Putar Kecepatan putar harus sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh, sehingga akan diperoleh efek pemipilan yang dikehendaki Jumlah putaran : n = 40 x √(( D – d ) /2)/(( D - d )) dimana n : jumlah putaran per menit, rpm 40 : konstanta D : diameter dalam silinder, m D : diameter terkecil tandan diukur pada bagian yang paling tebal, m Pengisian umpan Kontinuitas pengisian umpan pada hopper akan mempengaruhi daya pipil. Apabila kapasitas alat 30 ton TBS, dan kapasitas lori 2,5 ton TBS, maka pengisian Thresing dilakukan dengan interval waktu 5 menit. Interval waktu ini harus diimbangi dengan kecepatan plat hopper. (2,5 ton TBS)/(30 ton TBS) x 60 menit = 5 menit/lori



Kerugian pada Pemipil Kerugian yang terjadi pada proses pemipilan ; Kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong Hal ini akibat dari pengumpanan yang tidak teratur, sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang terlalu banyak di atas talang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah akan terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan Kerugian minyak dalam buah yang masih tertinggal di tandan. Hal ini akibat dari penebahan yang tidak sempurna karena pengumpanan yang tidak teratur, selain tandan kurang rebus dan tandan sakit atau abnormal. Perebusan yang sempurna ditandai dengan buah yang mudah lepas jika tandan dijatuhkan ke lantai. Stasiun Pencacahan ( Digester ) Buah yang telah dipipil dari tandan rebus terdiri atas perikarp, cangkang dan inti. Buah tersebut akan terangkat oleh fruit elevator menuju Digester, hal ini yang dinamakan material passing to Digester ( MPD ). Pada perikarp ditemukan bahwa pada minyak sawitnya didominasi oleh palmitat, sedangkan pada inti sawit didominasi oleh laurat. Oleh karena itu, pada proses pengolahannya kedua jenis sumber ini dipisahkan, yakni pertama memisahkan perikarp yang mengandung minyak. Perikarp ini memiliki tebal 2 – 8 mm mengandung sejumlah besar kantong minyak yang antara satu dan lainnya akan terikat dan membuat satu rangkaian serat yang keras dan kuat yang didukung oleh pektin. Digester merupakan bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Bejana dilengkapi dengan beberapa pasang lengan atau pisau pengaduk sehingga buah yang diaduk di dalamnya menjadi hancur karena diremas akibat gesekan yang timbul antara sesama buah dan diantara massa remasan dengan pengaduk serta dinding ketel. Tujuan peremasan adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan menghancurkan sel – sel yang mengandung minyak, agar minyak dapat diperas sebanyak – banyaknya pada pengempaan berikutnya. Volume Digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna. Ketinggian buah dalam Digester akan menimbulkan tekanan di dasar Digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi dan pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lainnya akan semakin sempurna. Fungsi alat pengaduk : Mencegah terjadinya penumpukan dalam Digester, sehingga lebih mudah bergerak terutama ke dalam alat kempa Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan bergantian dalam proses mengabsorbsi panas Melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa dan kehilangan minyak yang terjadi akan kecil Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan : Frekuensi pengadukan



Frekuensi pengadukan yang tinggi akan mengakibatkan pembuangan energi yang tinggi pula Pisau pengaduk Jumlah pisau pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebih sehingga terjadi penggenangan minyak di dasar screw press, hal ini akan memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau. Jumlah pisau yang sesuai adalah 4 pasang dengan kedudukan berselang antara 1 pasang dengan pasangan berikutnya Bentuk pisau harus sedemikian rupa supaya dapat mengangkat buah serta menekan buah dengan cara menyapu Terbuat dari mangan silikon karena pisau pengaduk mudah mengalami korosi Putaran pengaduk Putaran yang tinggi menyebabkan genagan minyak dalam alat yang akan mempersulit pengadukan. Kisaran putaran antara 20 – 30 rpm. Kapasitas Digester Penggunaan Digester harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi perubahan massa aduk yang dapat berakibat pada penurunan efisiensi ekstraksi. Untuk memperlama proses pelumatan maka dianjurkan agar volume Digester penuh. Apabila tidak terisi penuh maka buah tidak terajang dengan sempurna dan dapat menyebabkan kehilangan minyak dalam ampas akan tinggi. Pengisian yang tidak sempurna sering terjadi pada saat awal pengoperasian pabrik, hal ini dipaksakan akibat kekurangan persediaan bahan bakar. Pemanasan Pemanasan dimaksudkan supaya minyak tidak menjadi kental. Suhu yang dikehendaki adalah 90 °C dengan alasan bahwa pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong – kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya. Semakin tinggi suhu Digester maka perajangan akan semakin baik, memperingan kerja screw press dan mengurangi biji yang pecah. Umumnya panas yang dimasukkan dalam Digester berupa uap bertekanan 3 kg/cm2 yang diinjeksikan secara langsung ataupun melalui jacket pemanas. Pemakaian jacket pemanas dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan terhadap buah yang berkontak dengan dinding bejana, oleh karena itu biasanya tekanan mantel diturunkan menjadi 2 kg/cm2 (setara dengan suhu 132,9 °C). Sedangkan uap yang diinjeksikan langsung dalam bejana mempunyai efek negatif, yakni : Menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan, sehingga menurunkan daya gesekan antara pisau dengan adonan Menurunkan tekanan uap Boiler, sehingga menurunkan kebutuhan uap pada Turbin uap Kerusakan mutu minyak akibat pemanasan yang berlebihan, karena merangsang terjadinya proses oksidasi Inti menjadi gosong, sehingga sulit dalam proses pemecahan dalam Ripple mill. Oleh karena itu, dihindarkan penggunaan uap langsung dalam bejana Digester. Lama pemanasan yang baik adalah 30 menit. Pengeluaran Minyak Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan efisiensi pengadukan, karena minyak akan berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau Digester, maka



minyak tersebut perlu dipisahkan. Jika minyak tersebut tidak dipisahkan maka akan masuk ke dalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah Presser. Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang di dasar bejana yang dihubungkan dengan pipa. Dengan pemisahan minyak tersebut akan menurunkan losses dalam serat atau biji. Dengan pemisahan minyak tersebut dapat menurunkan jumlah biji yang pecah di dalam screw press dan efisiensi penekanan dalam screw press dapat meningkat yaitu bertambah besarnya nilai perbandingan biji terhadap adonan. Karena semakin tinggi ratio biji terhadap adonan, maka daya ekstraksi minyak akan lebih baik.



Threshing atau Pemipilan 11 Apr



Pemrosesan buah sawit di dalam pabrik pengolahan sawit berlanjut dari stasiun Sterilizer ke Stasiun Threshing. Pada sistem layout tertentu, antara threshing station dan sterilizer station masih ada station lagi yang disebut dengan chainman station atau tipping station. Jadi buah dari sterilizer station dan atau tipping station masuk ke dalam autofeeder di station threshing. Autofeeder Autofeeder adalah alat scrapper conveyor yang mengatur pemasukan buah yang akan ditebah di threser. Kecepatan autofeeder dapat diatur sesuai dengan kecepatan alat selanjutnya. Autofeeder ini digerakkan oleh gearmotor variable speed dengan rasio yang besar. Dalam pengoperasiannya ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan : 1. Kecepatan / perputaran auto feeder harus disetting sesuai dengan kapasitas pabrik dan thresher. 2. Benda asing yang terikut dengan buah harus di buang. 3. Berondolan yang terjatuh di kawasan hopper harus dikutip dan masukkan ke thresher. Autofeeder tidak boleh diisi secara berlebihan sesuai kapasitas volume dan tonase. Thresher Adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan butir-butir buah dari tandan.dengan cara membanting dalam drum yang berputar. Thresher terdiri dari sebuah drum berdiameter 200 cm dan panjang 590 cm yang sisinya terbentuk dari kisi-kisi dengan jarak tertentu, dan dilengkapi dengan sirip untuk mengangkat janjangan dan membawanya ke ujung drum. Alat ini digerakkan oleh electromotor. Dalam pengoperasiannya ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan :



1. Penebah harus diisi dengan optimal tetapi jangan terlalu penuh. 2. Kecepatan berputar penebah harus konstan 23-24 rpm. 3. Autofeeder harus dikosongkan setiap selesai proses. Di thresher, losses yang dapat terjadi adalah munculnya USB yaitu pembrondolan buah yang tidak sempurna dari tandannya. Penyebab dari munculnya USB adalah : a) Mutu dari buah yang tidak baik, yaitu banyak buah yang mentah. b) Proses perebusan yang kurang sempurna, hal ini dapat terjadi karena waktu perebusan yang kurang lama atau karena kurangnya steam. c) Pengumpanan buah ke thresher yang terlalu banyak. d) Putaran dari thresher yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Langkah yang diambil untuk mengatasi hal ini yaitu dengan memperbaiki hal-hal di atas dan USB yang muncul sedapat mungkin dikutip untuk dapat direbus kembali atau dengan metode rethreshing. Dengan memakai metode rethreshing maka secara otomatis efisiensi recycling janjang USB adalah seratus persen. Horizontal Empty Bunch Conveyor Horizontal Empty Bunch Conveyor adalah konveyor yang berfungsi untuk membawa buah dari threser ke Inclined Empty Bunch Conveyor. Di koveyor ini juga bisa dilakukan pengutipan USB (UnStripped Bunch). Konveyor ini digerakkan oleh electromotor. Perhitungan % USB dapat memakai rumus sebagai berikut : a) Setiap jam sekali dilakukan perhitungan jumlah USB per sampel misalnya 150 atau 200 janjang kosong. b) Kriteria USB adalah janjang kosong yang masih mengandung minimal 1 brondolan. c) %USB = (USB/150) × 100% Perhitungan USB 100% atau USB absolut: a) Total TBS pada hari analisa : N ton. b) Dihitung seluruh janjang kosong yang keluar dari thresher drum : N’ janjang kosong. c) Seluruh USB dikutip dan dihitung kemudian dimasukkan ke lori : X janjang USB. d) Hitung berapa lori yang berisi USB : Y lori. e) Jumlah janjang per ton TBS = N’/N = Z. f) Jumlah USB per lori = X/Y = U (USB). Perhitungan USB recycling efficiency : a) Hitung % USB = K %. b) Catat jumlah lori USB yang direcycle = H lori. c) Total produksi USB / hari = K % x Z x TBS diolah = I janjang USB. d) Total USB recycle / hari = H x U = J janjang USB. e) USB recycling Efficiency = J / I x 100 % Lori UnStripped Bunch Adalah lori yang digunakan untuk menampung USB yang terkutip, untuk selanjutnya direbus kembali. Bila telah penuh mka lori akan dipindahkan dengan crane pada jalur return digabung bersama lori kosong yang akan diisi TBS dan akan direbus kembali.



Inclined Empty Bunch Conveyor Adalah konveyor yang berfungsi untuk membawa buah dari Horizontal Empty Bunch Conveyor ke truk atau menuju pemrosesan tandan kosong lebih lanjut, digerakkan oleh electromotor. Conveyor Below Thresher Adalah konveyor yang berfungsi untuk menngantar buah dari threser ke cross bottom conveyor, diputar oleh electromotor. Konveyor ini memiliki interlock dengan threser dan autofeeder, bila conveyor below thresher mati/trip maka threser dan autofeeder juga akan mati supaya sistem lebih aman jika ada kendala proses (trouble). Bottom Cross Conveyor Berguna untuk mengantar buah dari threser ke fruit elevator, digerakkan oleh electromotor. Fruit Elevator Adalah mesin yang berfungsi untuk untuk membawa buah dari cross bottom conveyor ke top cross conveyor, digerakkan electromotor. Fruit elevator dengan pertimbangan tertentu bisa diubah ke scrapper conveyor. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian fruit elevator : a) Tempat masuk dan keluarnya brondolan diperiksa apakah ada baut yang longgar, jika ada harus diketatkan. b) Ketegangan rantai harus disetel sesuai dengan kebutuhan. c) Pengisian buah masak harus merata sesuai dengan ketentuan. d) Pengisian buah masak jangan terlalu penuh karena dapat menyebabkan kelebihan beban pada motor penggerak. e) Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan setiap minggu. Brondolan dari fruit elevator selanjutnya akan masuk ke stasiun press melalui conveyor.



Proses pemipilan disinI adalah pemisahan brondolan dari janjangan, pemipilan ini harus dilakukan semaksimal mungkin untuk menghindari kehilangan minyak yang lebih tinggi, tidak sempurnanya pemipilan akan mempengaruhi effisiensi pabrik, batas toleransi yang diizinkan untuk brondol yang tidak terlepas (USB) adalah < 3%. Salah satu keberhasilan proses adalah efektifitas pada stasiun pemipilan dimana jika bayak brondolan yang tidak terlepas maka losses akan semakin tinggi. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit tentang proses yang terjadi distasiun pemipilan



a. Tippler Tippler merupakan alat yang digunakan untuk menuang TBS dari lori yang telah direbus dimana jikan kapasitas lori 4.5 atau 7,5 ton menggunakan tippler dan untuk lori kapasitas 2.5 ton menggunakan hosting crane. TBs yang telah direbus kemudian dipindahkan dengan transfer carrige menuju tipler dan kemudian TBS tersebut dituang. b. Bunch Hopper Bunch hopper berfungsi untuk menampung sementara TBS yang dituang dari lori, untuk pabrik dengan kapasitas lorin2.5 ton menggunakan pelengkap pada bunch hopper yaitu auto feeder, alat ini berfungsi untuk mengatur TBS yang akan dimasukkan ke dalam digester. c. Bunch Conveyor/Elevator Alat ini berfungsi untuk membawa TBS dari bunch hopper menuju threser drum. d. Thereser Drum Threser Drum adalah drum berputar dengan kecepatan 21 – 24 rpm yang dilengkapi dengan kisikisi berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangan dengan kapasitas 45 ton janjangan per jam. Gambar Threser Drum



e. Bunch Crusher Bunch crusher merupaka alat yang digunakan untuk melumat janjangan yang berasal dari threser drum dengan tujuan agar janjangan tersebut hancur. f. Rethreser Drum Rethreser drum sama dengan threser drum hanya saja alat ini digunakan setelah janjangan melewati bunch crusher, diharapkan brondolan yang belum terlepas dari threser drum dapat terlepas pada rethreser ini. g. EFB Conveyor Alat ini berfungsi untuk membawa janjangan kosong menuju incenerator/EFB hopper. h. Incenerator Berfungsi untuk membakar janjangan kosong dimana abu hasil pembakaran janjangan kosong ini nantinya akan digunakan sebagai pupuk pada kebun kelapa sawit.



i.



Under Threser Conveyor Berfungsi untukmembawa brondolan yang sudah terlepasa dari janjangan menuju bottom cross conveyor j. Bottom Cross Conveyor Berfungsi untuk membawa brondolan (fruits) menuju fruit elevator. k. Fruit Elevator Berfungsi untuk membawa brondolan menuju Top Cross Conveyor. l. Top Cross Conveyor Berfungsi untuk membawa dan membagi brondolan ke digester.