Tata Koordinat Bola Langit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TATA KORDINAT HORIZON 4:14 nm. FISIKA No comments



Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Namun dalam bidang astronomi yang paling sering digunakan adalah tata kordinat horizon dan tata kordinat ekuator. Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal. Tata koordinat horizon ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya. Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah (seperti pada gambar 1). Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran horizon pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.



Penjelasan gambar: UTSB : Bidang horison UZS



: Meridian langit



BZT



: Ekuator langit



Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama) Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o. Horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, merupakan pertemuan antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap pandangan kita antara langit dan bumi. a.



Horizon kodrat (alam)



b. Horizon astronomi c.



Horizon sejati Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat diatas kita (tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.



a.



Horizon Kodrat (alam). Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah samudra/laut, kita melihat seolaholah kubah langit bertemu dengan permukaan bumi. perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si pengamat. makin tinggi tempat si pengamat maka makin rendah horizon kodrat.



b.



Horizon Astronomi Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat. Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.



c.



Horizon Sejati Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90')



d.



Zenith, Nadir dan Vertikal







Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika kita buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus) dengan horizon sejati.







Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati







Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau bidang sejati.



e.



Azimut dan Tinggi Bintang Azimut dan tinggi bintang dijadikan untuk menentukan letak suatu bintang dalam lukisan bola langit. Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.



Kordinat-kordinat dalam tata koordinat horizon adalah: 1.



Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalah 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.



2.



Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – 90° jika arahnya ke bawah. Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS). Tata koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar terhadap mana posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka tata koordinat horizon menggunakan dua buah unsur, yaitu:



a.



Tinggi bintang



b. Azimuth bintang Untuk menentukan tinggi sebuah bintang P, maka terlebih dahulu kita adakan sebuah lingkaran vertikal yang melalui bintang P, lingkaran vertikal bintang P tersebut Memotong horizon pada titik R. Dengan demikian maka tinggi d/p bintang P = busur R-P. Tinggi sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertikal bintang yang bersangkutan, mulai dari horizon sampai pada bintang tersebut. Azimuth sebuah bintang mengikuti lingkaran horizon mulai dari titik selatan, dengan arah SBUT, sampai pada proyeksi di horizon bintang tersebut. Berdasarkan ketentuan mengenai azimuth bintang saperti tersebut di atas, maka nilai azimuth bintang P = busur SBUTR. Lihat pada gambar di bawah. Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.



Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi: 



Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.







Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o. Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).



Contoh tata kordinat Horison dalam menentukan letak bintang atau bulan:



Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit. koordinat alt-azimuth hanya berlaku lokal (di sekitar pengamat) saja. Ketinggian dan azimuth sebuah bintang pada saat yang sama akan memiliki nilai yang berbeda jika dilihat dari tempat yang jauh. Misalkan seorang pengamat di Semarang ingin memberitahukan sebuah objek yang ditemukannya kepada pengamat lain di Bandung dengan memberikan koordinat alt-azimuth objek tersebut, maka pengamat di Bandung akan kesulitan menemukan objek yang dimaksud.







TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA A. Teori Kabut Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman da...







ASAL USUL TATA SURYA Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tokoh yang pertama mengemban...







TATA KORDINAT HORIZON Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit terseb... 



METODE GRAFIS UNTUK CERMIN Sebelum kita mempelajari subbab ini, kita ingat persamaan pada subbab sebelumnya untuk mencari posisi dan ukuran bayangan yang dibentuk o...



Blog Archive 



▼ 2013 (4) o ▼ March (4)



   



Sample Text



METODE GRAFIS UNTUK CERMIN TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA TATA KORDINAT HORIZON ASAL USUL TATA SURYA



TATA KOORDINAT BOLA LANGIT Tata Koordinat Horizon  Tata koordinat ini berfungsi Untuk Mengetahui letak suatu benda langit ( azimut dan tinggi bintang)  Dasar penentuan tata koordinat ini yaitu pada titik kaki bintang (TKB) dari lingkaran horizon ( besar azimut)  Pada tata koordinat ini azimut ditetapkan berpangkal dari titik utara menuju/melalui titik Timur (ada juga azimut yang berpangkal dari Selatan ke arah Barat) Tata Koordinat Ekuator  Pada tata koordinat horizon, tinggi dan azimut bintang selalu berubah, tergantung kepada letak dan waktu  Pada tata koordinat equator, AR dan deklinasi sebuah bintang selalu tetap  Waktu patokannya adalah tgl 21 Maret ( Titik Aries)  Ada beberapa istilah ada pada tata koordinat equator seperti : Titik Kulminasi, deklinasi,titik Aries, ascensio recta (AR) dll. Deklinasi ( ) 1. Lingkaran deklinasi sebuah bintang ialah lingkaran besar pada yang menghubungkan KLU dengan KLS melalui sebuah bintang dan dipakai untuk mengukur deklinasi bintang itu. 2. Deklinasi sebuah bintang ialah busur pada lingkaran deklinasi yang melalui bintang itu dengan proyeksinya pada equator. 3. Besar deklinasi sebuah bintang dari 00 sampai 900 dan 00 sampai -900 ( Jika lintasan di sebelah utara equator maka deklinasinya positif, tetapi jika lintasan di sebelah selatan equator maka deklinasinya negatif)  Equator, deklinasinya 00  Kutub langit Utara, deklinasinya 900  GBU, deklinasinya 23,50 Titik Aries ( ) Titik Aries ( titik musim semi) lambangnya  ialah salah satu titik potong antara lingkaran ekliptika dengan lingkaran ekuator . Seperti benda-benda langit lainnya, Aries melakukan peredaran semu harian , garis edarnya adalah equator. Jika aries mencapai kulminasi atas maka waktu bintang pukul 0 Ascensio Recta ( )



AR sebuah bintang ialah busur pada equator diukur dari titik aries () berlawanan dengan arah peredaran semu harian sampai proyeksi bintang pada equator. Besar AR dari 00 sampai 3600 ( selalu positif) Tata Koordinat Ekliptika The ‘signs’ of the zodiac are: Aries : ram  Libra : scales  Taurus : bull  Scorpius : scorpion  Gemini : twins  Sagittarius : archer  Cancer : crab  Capricornus : goat  Leo : lion  Aquarius : swater-bearer  Virgo : virgin  Pisces : fish (plural) 



Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Namun dalam bidang astronomi yang paling sering digunakan adalah tata kordinat horizon dan tata kordinat ekuator. Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal. Tata koordinat horizon ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya. Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah (seperti pada gambar 1). Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran horizon pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.



Penjelasan gambar: UTSB : Bidang horison UZS



: Meridian langit



BZT



: Ekuator langit Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung



bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama) Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o. Horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, merupakan pertemuan antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap pandangan kita antara langit dan bumi. a.



Horizon kodrat (alam)



b. Horizon astronomi c.



Horizon sejati Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat diatas kita (tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.



a.



Horizon Kodrat (alam). Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah samudra/laut, kita melihat seolaholah kubah langit bertemu dengan permukaan bumi. perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si pengamat. makin tinggi tempat si pengamat maka makin rendah horizon kodrat.



b.



Horizon Astronomi Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat. Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.



c.



Horizon Sejati Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90')



d.



Zenith, Nadir dan Vertikal







Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika kita buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus) dengan horizon sejati.







Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati







Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau bidang sejati.



e.



Azimut dan Tinggi Bintang



Azimut dan tinggi bintang dijadikan untuk menentukan letak suatu bintang dalam lukisan bola langit. Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Kordinat-kordinat dalam tata koordinat horizon adalah: 1.



Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalah 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.



2.



Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – 90° jika arahnya ke bawah. Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS). Tata koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar terhadap mana posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka tata koordinat horizon menggunakan dua buah unsur, yaitu:



a.



Tinggi bintang



b. Azimuth bintang Untuk menentukan tinggi sebuah bintang P, maka terlebih dahulu kita adakan sebuah lingkaran vertikal yang melalui bintang P, lingkaran vertikal bintang P tersebut Memotong horizon pada titik R. Dengan demikian maka tinggi d/p bintang P = busur R-P. Tinggi sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertikal bintang yang bersangkutan, mulai dari horizon sampai pada bintang tersebut. Azimuth sebuah bintang mengikuti lingkaran horizon mulai dari titik selatan, dengan arah SBUT, sampai pada proyeksi di horizon bintang tersebut. Berdasarkan ketentuan mengenai azimuth bintang saperti tersebut di atas, maka nilai azimuth bintang P = busur SBUTR. Lihat pada gambar di bawah. Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.



Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi: 



Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.







Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o. Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu



berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).



Contoh tata kordinat Horison dalam menentukan letak bintang atau bulan:



Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit. koordinat alt-azimuth hanya berlaku lokal (di sekitar pengamat) saja. Ketinggian dan azimuth sebuah bintang pada saat yang sama akan memiliki nilai yang berbeda jika dilihat dari tempat yang jauh. Misalkan seorang pengamat di Semarang ingin memberitahukan sebuah objek yang ditemukannya kepada pengamat lain di Bandung dengan memberikan koordinat alt-azimuth objek tersebut, maka pengamat di Bandung akan kesulitan menemukan objek yang dimaksud. Tata Koordinat Ekuator 1. Pengertian Tata koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R 2 ) atau ruang ( R 3 ). Beberapa macam sistem koordinatyang kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius ( Rene Descartes : 1596 – 1650 ); sistem koordinat kutub; sistem koordinat tabung; dan sistem koordinat bola.Pada bidang ( R 2 ), letak titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesiusdan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang ( R 3 ) letak suatu titik pada umumnyadinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.Tata koordinat terdiri dari tata koordinat horisontal; tata koordinat ekuator;dan tata koordinat ekliptika. Tata koordinat ekuator merupakan salah satu tatakoordinat yang sering digunakan dalam astronomi. Ekuator bumi membentuk sudutsektar 23,5 derajat terhadap bidang orbit bumi mengelilingi matahari (atau bidangekliptika). Bagi pengamat diplanet bumi (dengan lintang utara kurang dari 66,5derajat dan selatan lebih besar dari -66,5 derajat) akan melihat perpindahanmatahari



sepanjang tahun diantara 13 rasi bintang diekliptika (pisces; aries; taurus;gemini; cancer; leo; virgo; libra; scorpius; ophiuchus; sagitarius; capriconus; danaquarius. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skalawaktu relative panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relative kecilterhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal dandigambarkan sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat dimuka bumi dianggap berada di pusat bola langit.Sebagai akibat ekuator langit (perluasan ekuator bumi pada bola langit ) danekliptika tidak sebidang dalam setahun pengamat di bumi akan melihat mataharimelintas ekuator langit dua kali, yang pertama ketika matahari berpindah daridelahan langit selatan menuju belahan langit utara (21 maret ) dan yang keduaketika matahari melintas dari belahan langit utara ke langit selatan (23 september).Yang pertama dinamakan titik Vernal Equinok (titik musim semi atau titik Aries)dan yang kedua dinamakan Autumnal Equinok ( titik musim gugur). Dulu titik Vernal Equinok berada di arah rasi Aries, namun akibat presisi sumbu planet bumisekarang berada di arah rasi Pisces. Presisi sumbu bumi, gerakan sumbuh rotasi bumi mengedari kutub ekliptika, siklus sekitar 25800 tahun. Gerak presisi sumbu bumi ini mirip dengan gerak sumbu gangsing. Ekuator bumi bergerak secara perlahan terhadap ekliptika. Oleh karena itu terjadi pergeseran titik potong ekuator langit dengan ekliptika, hampir semenit busur pertahun kearah yang berlawanandengan matahari.