Teknis Pemeliharaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMELIHARAAN SISTEM TENAGA LISTRIK



PENGERTIAN PEMELIHARAAN



Pemeliharaan adalah suatu usaha/kegiatan terpadu yang dilakukan terhadap instalasi dan sarana pendukungnya, untuk mencegah kerusakan atau mengembalikan/memulihkan instalasi dan sarananya kepada keadaan yang layak, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik dapat terjamin.



Dari tahun ke tahun bidang pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena system distribusi terus semakin padat dan berkembang.



TUJUAN PEMELIHARAAN Dengan dasar Surat Edaran Direksi PT.PLN (Persero) Nomor : 040.E/152/DIR/1999 maksud diadakannya kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi, tujuan utama dari pelaksanaan pemeliharaan distribusi adalah untuk : 1) Menjaga agar peralatan/komponen dapat



dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya. 2) Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.



3) Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik. 4) Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman, baik bagi personil maupun bagi masyarakat umum. 5) Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil. 6) Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.



7) Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah timbulnya kerusakankerusakan. 8) Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan suatu alat. 9) Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maksimum. 10)Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang



Langkah-langkah awal dapat dilakukannya Pemeliharaan Dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan tenaga listrik perlu dilakukan manajemen pemeliharaan yang baik agar pemeliharaan yang dilakukan dapat dilakukan secara efisien. Manajemen terhadap pemeliharaan tenaga listrik terdiri atas hal – hal berikut :  



1) Perencanaan Dalam sebuah perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga listrik, hal – hal yang perlu dipertimbangkan adalah : a) Setiap peralatan memerlukan pemeliharaan b) Kondisi lokal dimana peralatan terebut terpasang c) Jenis penggunaan listrik yang dipasok d) Hal khusus e) Effisiensi pemeliharaan



2) Pengorganisasian



Pengoperasian adalah kegiatan mengalokasikan sumber daya yang ada atas rencana kerja yang telah dibuat agar dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif. Tahap – tahap yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian tenaga listrik adalah sbb : a) Rincian detail pekerjaan yang harus dilaksanakan b) Pembagian pekerjaan yang harus dilaksanakan ke dalam tugas – tugas yang lebih kecil yang dapat secara logis dilaksanakan seseorang c) Pembagian pekerjaan yang harus dilaksanakan ke dalam tugas – tugas yang lebih kecil yang dapat secara logis dilaksanakan seseorang d) Mengalokasikan sumber daya e) Perbuatan mekanisme koordinasi kerja



3) Pergerakan Pergerakan pekerjaan merupakan kegiatan memanfaatkan sumber daya agar pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan sesuai rencana. Tahapan proses pergerakan tersebut meliputi : a) Persiapan personil b) Persiapan peralatan c) Kepemimpinan dan motivasi



4) Pengendalian Pengendalian bertujuan untuk mengendalikan agar penyimpangan dapat dideteksi sedini mungkin.   5) Unsur-unsur Utama Pemeliharaan a) Manajemen yang efektif dan efisien b) SDM / tenaga kerja yang ahli dan terampil serta berdisiplin c) Material dalam jumlah yang cukup d) Dana yang tersedia pada waktunya e) Peralatan kerja yang memadai



6) Klasifikasi Pemeliharaan a) Time Based Maintenance



Pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan waktu operasi dari peralatan tersebut tanpa melihat kondisi peralatan tersebut sudah atau belum memerlukan pemeliharaan. b) Condition Based Maintenance



Pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan kondisi peralatan tersebut tanpa melihat apakah sudah waktunya atau belum waktunya dilaksanakannya pemeliharaan c) Breakdown Maintenance



Pemeliharaan yang dilakukan terhadap suatu peralatan karena terjadinya breakdown peralatan tersebut.



7) Sifat Pemeliharaan



Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak sedikitnya system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara, pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam tiga macam pemeliharaan yaitu : a) Pemeliharaan Rutin ( Preventif Maintenance )



Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan dan pada tingkat keandalan dan efisiensi yang tinggi. Pemeliharaan ini biasanya didasarkan pada waktu ( time based maintenance ) namun dimungkinkan pula dilakukan dengan didasarkan pada kondisi peralatan yang akan dipelihara ( condition based maintenance)



Berdasakan pada tingkat kegiatannya pemeliharaan preventif dibedakan atas :  Inspeksi (Pemeriksaan Rutin) Pemeriksaan Rutin adalah pemeriksaan jaringan secara visual antara lain dalam bentuk inspeksi untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran dari hasil inspeksi, seperti penggantian, pembersihan, peneraan ( pengetesan ), dll. Dalam inspeksi ini diharapkan akan diperoleh atau ditemukan hal-hal atau kelainan yang dicuigai atau dikhawatirkan dapat mengakibatkan timbulnya gangguan sebelum perioda inspeksi berikutnya. Guna memudahkan dalam perhitungan volume yang diperiksa, maka sepotong jaringan atau sebuah feeder ( dengan panjang tertentu) dikatakan telah diperiksa rutin / diinspeksi apabila bagian jaringan tersebut telah diperiksa dan seluruh saran inspeksi tersebut telah dilaksanakan.



 Pemeriksaan Sistimatis Pemeriksaan sistematis adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang tidak dapat ditemukan / diketahui pada saat pemeriksaan rutin, untuk kemudian disusun saran-saran perbaikannya seperti penggantian, pembersihan, peneraan, dan pengetesan. Seperti disebutkan, pekerjaan ini dilakukan dengan lebih teliti dan lebih luas daripada pemeriksaaan rutin / inspeksi dan malahan bisa sampai pada tahap bongkar pasang. Bila diperlukan pemeriksaan ini dilanjutkan dengan pengujian guna memastikan bahwa peralatan atau jaringan siap dan dijamin (pada tingkat tertentu) untuk bekerja dengan baik. Sama halnya dengan pemeriksaan rutin/inspeksi, suatu jaringan / feeder atau peralatan dinyatakan sudah dilakukan pemeriksaan sitematis bila jaringan/feeder atau peralatan tersebut telah diperiksa sistematis dan seluruh sarannya telah diselesaikan yang kemudian diikuti dengan pengujian untuk mendapatkan tingkat kepastian .



b) Pemeliharaan Korektif ( Korektif Maintenance ) Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu: terencana dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan. Perbaikan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/pekerjaan untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi system atau peralatan yang mengalami gangguan/kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan kepastian yang sama. Perubahan/ penyempurnaan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/ pekerjaan untuk penyempurnaan system atau peralatan distribusi dengan cara mengganti/ merubah system peralatan dengan harapan agar daya guna dan keandalan system peralatan yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa merubah kapasitas system peralatan semula.



c) Pemeliharaan Khusus ( Emergency Maintenance ) Pemeliharaan Khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki jaringan yang rusak yang disebabkan oleh force majeure atau bencana alam seperti gempa bumi, angin rebut, kebakaran, dsb yang biasanya waktunya mendadak. Dengan demikian sifat pekerjaan pemeliharaan untuk keadaan ini adalah sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan, dan pekerjaannya tidak direncanakan. Pemeliharaan ini juga dapat dikatagorikan dalam pemeliharaan korektif



8) Pemeliharaan MDU JTM 20KV a) Pemeliharaan Tiang Tiang listrik berfungsi untuk menopang peralatan-peralatan listrik yang ada. Bahan tiang listrik untuk Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20KV dipakai tiang beton yang memiliki kekuatan puncak yang cukup besar, dan untuk pemeliharaan tiang pun hampir 0%, serta umur praktisnya pun tidak terbatas.



Macam-macam Pemeliharaan tiang, antara lain :  Pemeliharaan Prefentiv Apabila dalam suatu inspeksi / pengamatan jaringan tegangan menengah ini dilaporkan adanya suatu keadaan tiang miring, hal itu akan ditindaklanjuti untuk membuat jadwal pemeliharaan tiang tersebut. Penggeseran tiang serta penggantian tiang yang didasarkan pada suatu inspeksi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena mungkin letak tiang yang yang kurang strategis ( mungkin tiang berada di pinggiran sungai yang tanahnya hampir runtuh ) dan juga penggantian tiang yang tidak sesuai dengan jaringan yang dipasang ( mungkin panjang tiang kurang ).







Pemeliharaan Korektif Apabila ada suatu tiang yang hampir ambruk dan meyebabkan suatu gangguan, maka tiang ini akan dipelihara yang pemeliharaan ini diklasifikasikan dalam pemeliharaan korektif



  



Pemeliharaan Darurat ( Emergency ) Apabila dalam suatu keadaan terjadi suatu insiden ( sebuah kecelakaan ), seperti tanah longsor yang menyebabkan runtuhnya tanah sehingga tiang listrik pun ikut runtuh maka perbaikan semacam ini termasuk dalam pemeliharaan emergency.



Berikut hal-hal yang disiapkan dalam pemeliharaan tiang. Alat-alat K3/ Alat Pelindung Diri:  Sarung Tangan  Pakaian Kerja  Helm Pengaman  Sepatu kerja  Sabuk Pengaman  Tester tegangan (TM dan TR)  Grounding lokal



Alat Kerja :







 



    



Radio komunikasi Tangga isolasi Kendaraan roda empat Toolkit Ground Cluster Grip All Stick Coffing Hoist Come Along



        



Tool Bag Telescope Stick Hand Line Digger Set Sling Tali Tambang Kantong Alat Kerja Kaki Tiga Katrol



Prosedur Kerja / Langkah kerja : 1. Persiapan Kerja  Menggunakan peralatan K3/ Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah disiapkan  Menyiapkan alat kerja dan material yang diperlukan



2.Pelaksanaan Pekerjaan (1)Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan siap dilaksanakan (2) Menyiapkan petugas untuk memindahkan beban ke penyulang lain (3) Memindahkan beban ke penyulang lain (4) Membebaskan tegangan pada lokasi pekerjaan (5) Memastikan jaringan bebas tegangan dengan tester tegangan ( TM/TR ) (6) Memasang tangga dan diikat kencang (7) Pelaksana naik melalui tangga (8) Memasang grounding lokal untuk membuang muatan listrik / tegangan sisa



(9) Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan tiang JTM berupa perbaikan tiang miring Kemiringan < 15° (Tanpa menggunakan kakitiga) a) Melepas hantaran dari isolator b) Menggali tanah untuk penegakan tiang c) Melaksanakan penegakan tiang dan diukur dengan water pass d) Menimbun tanah dan memperkuat posisi tiang e) Memasang dan memikat kembali hantaran/kawat pada isolator  



Kemiringan > 15° (Menggunakan kaki tiga) a) Memasang kaki tiga untuk enyangga/menahan tiang b) Melepas hantaran dari isolator c) Menggali tanah untuk penegakan tiang d) Melaksanakan penegakan tiang dan diukur dengan water pass e) Menimbun tanah dan memperkuat posisi tiang f) Memasang dan memikat kembali hantaran/ kawat pada isolator g) Melepas kaki tiga



(10) Memeriksa kembali hasil pekerjaan (11) Melepas grounding lokal pada jaringan (12) Petugas pelaksana turun melalui tangga (13) Menurunkan tangga (14) Koordinasi dengan piket pengatur UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai dan siap diisi tegangan (dinormalkan) (15) Menyiapkan petugas untuk pengisian tegangan kembali (16) Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan sudah selesai dan kondisi aman (17) Melaksanakan pengisian tegangan pada lokasi pekerjaan (18) Menormalkan kembali konfigurasi jaringan (19) Membuat laporan pekerjaan (20) Selesai



Berikut contoh pekerjaan Pemeliharaan Tiang ( mengganti tiang beton yang lama dengan yang baru )



Berikut contoh pekerjaan Pemeliharaan Tiang ( mengganti tiang beton yang lama dengan yang baru )



9) Pemeliharaan penghantar Penghantar pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20kV biasa digunakan penghantar tanpa isolasi A3C (All Alumunium Alloy Conductor ) dengan besar penampang yang berbeda sesuai akan kebutuhan ( daya yang digunakan ). Akan tetapi, pada system di Area Semarang ini ditetapkan untuk menerapkan penggunaan penghantar dengan



Beberapa factor diadakannya pemeliharaan penghantar pada daerah Rayon Semarang Selatan, antara lain :  Semakin besar daya yang digunakan per feeder maka besar penampang penghantar pun juga harus bertambah besar juga untuk menghindari penghantar putus ( menjaga keandalan jaringan )  Karena dijadwalkan untuk penghantar yang besar penampangnya masih dibawah 70 mm untuk dipelihara ( diganti ) dengan penghantar ≥ 70mm untuk tetap menjaga keandalan system jaringan



Pemeliharaan penghantar di atas termasuk pemeliharaan preventif terlihat dari adanya pencegahan kerusakan material ( penghantar ). Untuk pemeliharaan korektifnya seperti adanya kawat terburai yang menyebabkan adanya gangguan sehingga harus dilakukan pemeliharaan terhadap kawat tersebut.



Sesuatu yang penting dan perlu disiapkan : (1) Alat perlindungan ( K3 ) (2) Peralatan Kerja, meliputi :  Radio komunikasi  Tangga isolasi  Kendaraan roda empat  Toolkit  Ground Cluster  Grip All Stick  Coffing Hoist  Come Along  Tool Bag  Hand Press  Telescope Stick  Cutter Wire



Prosedur Kerja / Langkah Kerja : 1. Persiapan Pekerjaan 2. Menggunakan peralatan K3/ Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah disiapkan. 3. Menyiapkan alat kerja dan material yang diperlukan



Pelaksanaan Pekerjaan 1. Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan siap dilaksanakan 2. Menyiapkan petugas untuk memindahkan beban ke penyulang lain 3. Memindahkan beban ke penyulang lain 4. Membebaskan tegangan pada lokasi pekerjaan 5. Memastikan jaringan bebas tegangan dengan tester tegangan ( TM/TR ) 6. Memasang tangga dan diikat kencang 7. Pelaksana naik melalui tangga 8. Memasang grounding lokal untuk membuang muatan listrik / tegangan sisa



9. Melaksanakan penyambungan hantaran Jaringan Tegangan Menengah (SUTM) dengan cara : - Pelepasan ikatan hantaran dari isolator - Mengendorkan hantaran pada Strain Clamp - Pemasangan Tension Slave / Joint Slave sesuai dengan ukuran hantaran - Penarikan kembali hantaran - Pengikatan hantaran pada isolator - Pengencangan hantaran pada Strain Clamp



10. Memeriksa kembali hasil pekerjaan 11. Melepas grounding lokal pada jaringan 12. Petugas pelaksana turun melalui tangga 13. Menurunkan tangga 14. Koordinasi dengan piket pengatur UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai dan siap diisi tegangan (dinormalkan) 15. Menyiapkan petugas untuk pengisian tegangan kembali 16. Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan sudah selesai dan kondisi aman 17. Melaksanakan pengisian tegangan pada lokasi pekerjaan 18. Menormalkan kembali konfigurasi jaringan 19. Membuat laporan pekerjaan



Pemeliharaan isolator Seperti yang telah kita ketahui bahwa fungsi utama isolator yaitu untuk mengisolasi listrik antar penghantar. Saat pelaksanaan inspeksi akan dilihat kondisi isolator dan kemudian akan terlihat mana yang masih baik atau sudah kurang layak. Keadaan isolator yang kurang bagus seperti terlihat keretakan isolator akibat flash over atau karena hal lain, maka segera diusulkan rencana untuk penggantian isolator dengan isolator yang baru untuk menghindarkan dari sesuatu hal diluar keinginan dan dapat tetap menjaga keandalan tenaga listrik tersebut.



Pemeliharaan isolator



Yang perlu dipersiapkan :



1. Alat pelindung diri ( K3 ) 2. Peralatan pekerjaan :  Radio komunikasi  Tangga isolasi  Kendaraan roda empat  Tool Set  Ground Cluster  Grip All Stick  Tool Bag  Kantong Alat Kerja



Prosedur Kerja / Langkah Kerja :



1. Persiapan Kerja  Menggunakan peralatan K3/ Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah disiapkan.  Menyiapkan alat kerja dan material yang diperlukan



2. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan siap dilaksanakan 2) Menyiapkan petugas untuk memindahkan beban ke penyulang / jika diperlukan 3) Memindahkan beban ke penyulang lain / jika diperlukan 4) Membebaskan tegangan pada lokasi pekerjaan 5) Memastikan jaringan bebas tegangan dengan tester tegangan ( TM/TR ) 6) Memasang grounding lokal (Ground Cluster ) pada kedua sisi 7) Memasang tangga dan diikat kencang 8) Pelaksana naik melalui tangga 9) Melaksanakan pekerjaan penggantian isolator isolator meliputi : - Pemeriksaan tegangan tembus, kondisi fisik - Pengencangan/Pengerasan baut



10) Memeriksa kembali hasil pekerjaan 11) Melepas grounding lokal pada jaringan 12) Petugas pelaksana turun melalui tangga 13) Menurunkan tangga 14) Koordinasi dengan piket pengatur UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai dan siap diisi tegangan (dinormalkan) 15) Menyiapkan petugas untuk pengisian tegangan kembali 16) Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan sudah selesai dan kondisi aman 17) Melaksanakan pengisian tegangan pada lokasi pekerjaan 18) Menormalkan kembali konfigurasi jaringan 19) Membuat laporan pekerjaan



Pemeliharaan travers Travers atau yang sering disebut dengan Cross Arm ini berfungsi sebagai tempat peletakan isolator yang berada di atas tiang. Beberapa cross arm pada jaringan lama masih menggunakan bahan dasar kayu tapi tentu saja tidak sembarang kayu yang dipakai melainkan menggunakan bahan dasar kayu jati yang kekuatan teknisnya pun cukup bagus. Akan tetapi mulai saat ini lebih diterapkan penggunaan cross arm yang berbahan dasar besi.



Yang diperlukan dalam pemeliharaan travers, antara lain :



1. Alat Pelindung Diri ( K3 ) 2. Peralatan Kerja  Mobile Unit Pemeliharaan  Single Line Diagram  Telescope Stick 20 KV  Tangga isolasi  Tool set  Gergaji bes



       



Pole Jack Tambang Coffing Hoise Spoel Grip Press Hidrolik Kantong alat kerja Cutter Wire Radio Komunikasi



Prosedur / Langkah Kerja : 







 



 











Pelaksana menerima Perintah Kerja ( PK ) dari Supervisor Pemeliharaan Distribusi/Pelayanan Teknik Mempelajari Single Line diagram sesuai dengan lokasi Pekerjaan Membuat permintaan material pemeliharaan ( Kode 7 ) Mempersiapkan material dan alat kerja yang akan digunakan Menuju ke lokasi pekerjaan sesuai Perintah Kerja. Melakukan koordinasi dengan Piket Operasi UJ/UPJ untuk pembebasan tegangan Melakukan pengecekan tegangan dan pemasangan grounding setempat di sisi sumber dan sisi beban setelah ada kepastian jaringan bebas tegangan. Melaksanakan pemeliharaan jaringan sesuai PK meliputi :



A. Perbaikan Travers/ Cross Arm miring



Langkah Langkah : a) Melepas hantaran dari isolator. b) Mengendorkan Travers/ Cross arm dan Brace . c) Melaksanakan perbaikan posisi Travers/Cross Arm. d) Memasang dan mengikat kembali hantaran/ kawat pada isolator.



B. Penggantian Travers/ Cross Arm Langkah Langkah : a) Melepas hantaran dari isolator. b) Melepas isolator dari Travers/ Cross arm lama. c) Membongkar Travers/ Cross arm dan Brace. d) Melaksanakan penggantian Travers/Cross Arm. e) Memasang isolator pada Travers/ Cross arm baru. f) Memasang dan mengikat kembali hantaran/ kawat pada isolator.



9) Melakukan pengecekan hasil pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik dan peralatan kerja tidak ada yang tertinggal diatas jaringan. 10) Melepas grounding setempat . 11) Melaksanakan koordinasi dengan Piket Operasi UJ/UPJ untuk pengisian tegangan. 12) Melakukan pengecekan tegangan setelah mendapat informasi dari Piket Operasi UJ/UPJ bahwa jaringan sudah bertegangan. 13) Melakukan pengecekan peralatan kerja dan alat pelindung diri yang digunakan sudah dalam kondisi lengkap dan pembersihan lokasi pekerjaan. 14) Mengembalikan Material bongkaran dan sisa pemakaian ke Perbekalan dengan Kode 3.



SEKIAN