Teologi Ekonomi Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teologi Ekonomi Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Syari‟ah



Dosen Pengampuh : Muhammad Hanif, S.THI, M.THI



Disusun Oleh : Kelompok 1 Fadhilah Khairunnisa (0502192135) Mustafa Kamal Ahmad Sagala (0502192152) Riska Safitri (0502192150)



AKUNTANSI SYARI'AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Hadis Ekonomi dengan judul “Teologi Ekonomi”. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan sunnah-sunnahnya. Pada kesempatan ini kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Hanif, S.THI, M.THI selaku dosen pengampu mata kuliah Hadis Ekonomi yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap makalah sedehana ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan kepada para pembaca. Demikian yang dapat disampaikan semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini serta memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.



Medan,



Juni 2020



Kelompok 1



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................... iii



BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1 C. Tujuan ................................................................................................................... 1



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2 A. Pengertian Teologi Ekonomi Islam ...................................................................... 2 B. Pradigma Teologi Ekonomi .................................................................................. 2 C. Prinsip Teologi Ekonomi ...................................................................................... 3 D. Urgensi mempelajari Teologi Ekonomi Islam ...................................................... 6



BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 8 A. Kesimpulan ........................................................................................................... 8



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9



iii



BAB I PENDAHULUAN



Latar Belakang Agama sangat erat kaitannya dengan manusia. Agama menjadi topik yang menarik di kalangan masyarakat untuk dibahas dan dicari tahu kebenarannya. Bahkan Agama dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih baik apabila orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhannya. Ilmu tentang agama juga bisa disebut dengan Teologi. Teologi sendiri memili makna firman tuhan,wacana tentang agama. Teologi juga merupakan disiplin ilmu tentang agama atau sifat ketuhanan. Rumusan Masalah Teologi sangat penting dalam kehidupan manusia. Dimana teologi seharusnya menjadi dasar untuk manusia melakukan segala sesutu yang akan dilakukannya. Teologi memberikan manfaat kepada manusia yang menerapkannya. Salah satunya adalah melibatkan agama dalam setiap masalah yang ada. Maksudnya adalah, apabila seseorang tengah menghadapi masalah maka carilah solusi yang baik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama. Tujuan Dalam makalah ini,kami akan membahas tentang apasih yang dimaksud dengan teologi dan teologi ekonomi, bagaimana paradigma teologi ekonomi,prinsip teologi ekonomi serta apa saja manfaat mempelajarinya



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Teologi Ekonomi Islam Istilah “Teologi” sebenarnya berasal dari komunitas Kristen. Di dalam sejarah Islam dikenal beberapa jalur pemikiran. Pertama, orang fokus pemikirannya terhadap masalah filsafat, khususnya filsafat peripatetik dari Arestoteles. Kelompok ini disebut Ahlul Hikmah dan falsafatnya dinamakan hikmah. Kedua, kelompok yang memusatkan pemikirannya pada ilmu riwayah yang kemudian kelompok ini dinamakan para fuqaha, yang ilmunya disebut fiqih. Ketiga, kelompok yang mengambil logika Yunani untuk membahas keyakinan agama yang tidak hanya berkaitan dengan masalah Tuhan, tetapi juga berkenaan dengan masalah manusia. Kelompok ini disebut kelompok mutakallimin dan ilmunya disebut ilmu kalam. 1 Kemudian lambat laut dalam perkembangannya di tanah air, ilmu kalam ini lebih dikenal dengan sebutan teologi.



B. Paradigma Teologi Ekonomi Banyak isu-isu yang mengatakan bahwa fundamentalis Islam di dunia sekarang memprotes terhadap kegagalan model-model pembangunan yang mengambil model Barat diterapkan di negeri Islam. Antara lain, model pembangunan ekonomi yang selama ini banyak dibangun dengan paradigma ajaran kapitalis. Paradigma kapitalis yang berdasarkan “laba, laba, dan laba”. Untuk jelasnya “ dari laba, kerena laba, untuk laba”. Paradigma seperti itu tidak terlepas dari paradigma filosofi kapitalisme. Filsafat yang berorientasi materialistik ini memotivasi pengikutnya agar memburu harta sebanyak-banyaknya sampai kapan pun dan dimana pun agar bisnisnya terus berkembang. 2 Manusia dalam melakukan bisnis harus berangkat dari motif mencari harta kekayaan dengan cara mereka sendiri demi mencapai suatu tujuan akhir, yaitu menumpuk-numpuk harta sebanyak mungkin dan mengabaikan kehidupan akhirat.



1



Jalaluddin Rahmat, Renungan-renungan Sufistik Membuka Tirai Kegaiban (Bandung: Mizan, 1999), 234. Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam Jilid 1, terj, Soerojo dan Nastangin (Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), 4. 2



2



Sistem ekonomi kapitalis pada hakikatnya merupakan segala aturan kehidupan masyarakat, tidak di ambil dari agama tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang menberi manfaat kepada dirinya sendiri.Sistem ekonomi kapitalis sendiri yang dianggap sebagai dasar dari sistem ekonomi sebagaimana yang disepakati oleh para mayoritas ekonomi dunia. Sistem ini bahkan menjadi sistem sekonomi yang sangat mendominasi dari sistem ekonomi yang diapakai Negara-negara saat ini.



C. Prinsip Teologi Ekonomi Prinsip Teologi Ekonnomi Islam diantaranya : 1.Tauhid Dalam pandangan filfasat fundamentalis dari ekonomi Islam adalah tauhid. Oleh karena itu Teologi ekonomi Islam berbasis pada al-Quran sebagai filsafat fundamental dari ekonomi Islam. Ada tiga aspek yang mendasari filsahfat (tauhid) terhadap ekonomi Islam.  Dunia serta semua harta kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah milik Allah dan menurut kepada kehendak-Nya.  Allah itu Esa, pencipta segala makhluk dan semua yang diciptakan harus tunduk kepadaNya.  Adanya ketentuan tidak terputusnya hubungan-hubngan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut ibadah maupun muamalah. Dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah, tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan aktifitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya.Dalam konteks ini, Masudul „alam Chudury, tauhid adalah unity dari sebuah refleksi ketuhanan dimana manusia dalam teologi ekonomi harus mengamalkan relasi di antara manusia, sekaligus manifestasi relasi dengan Tuhan. Tidak boleh tidak secara Praktis teologi ekonomi islam itu didasarkan pada prinsip social justice. Makanya, prinsip teologi ekonomi Islam itu menghubungkan kewajiban kita kepada manusia juga merupakan kewajiban kita kepada Allah SWT. 3



Menurut para ahli Teologi ekonomi a. Ismail Al-Faruqi mengatakan, Tauhid-lah sebagai prinsip utama tata ekonomi yang menciptakan “negara sejahtera” dan Islam yang melembagakan gerakan sosialis pertama. Islam dengan konsep tauhid telah melakukan lebih banyak keadilan sosial dan pengembalian martabat manusia. Konsep dan pengertian yang canggih ini ditemukan dalam masyarakat Barat masa kini. b. Agustianto, teologi ekonomi Islam yang berbasiskan tauhid mengajarkan dua pokok utama; Allah menyediakan sumber daya alam sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia yang berperan sebagai khalifah, dapat memanfaatkan sumber daya yang banyak itu untuk kebutuhan hidupnya. Dalam pandangan teologi Islam, sumber daya-sumber daya itu, merupakan nikmat Allah yang tak terhitung (tak terbatas) banyaknya, sebagaimana dalam firmannya “dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya”. (QS. 14:34). Sehingga, sumber daya tersebut tidak akan terjadi kelangkaan (scarcity). Kelangkaan-kelangkaan sumber daya yang kita alami tidak dapat disimpulkan dari kelangkaan dari sumber-sumber daya yang ada tetapi kelangkan tersebut terjadi karena mismanage, salah kelola potensi sumber daya alam yang ada. Salah kelola sumber daya yang ada bisa saja terjadi dikarenakan supplayless, unbalanced distribution, bearing sources dan monopoly. Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah secara absolut (mutlak dan hakiki). 2. Khilafah (wakil Allah) Di antara Nilai-nilai istimewa yang menjadi pusat nilai Ilahiyah dalam ekonomi adalah nilai yang menetapkan bahwa sesungguhnya manusia adalah wakil Allah dalam mengelola harta di muka bumi ini.3 Manusia diciptakan Oleh Allah sebagai khalifah di Bumi. Manusia telah diberi dengan semua kelengkapan akal, spiritual, dan material oleh Allah untuk mengemban misi dengan sebaik-baiknya. Fungsi kekhalifahan manusia adalah menemukan jati diri sebagai hamba Allah yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Konsep khilafah mengangkat manusia ke status terhormat



3



Yusuf Qardawi, peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Terj. Didin Hafidhuddin, dkk, (Jakarta: Robbani Press, 1997), 39.



4



di dalam alam semesta, serta memberikan arti dan misi bagi kehidupan karena manusia diciptakan tidak dengan sia-sia. Namun, dengan manusia menjadi Wakil Allah, segala kebebasan dan berfikir dalam aktivitas ini tidak terlepas dari atuaran dan rambu-rambu yang telah digariskan Allah. Karena, ia buka satu-satunya khalifah, tetapi masih banyak khalifah-khalifah di muka bumi. Maka, mereka harus memanfaatkan sumber-sumber daya itu secara adil dan efesien sehingga terwujud kesejahteraan yang menjadi tujuan kegiatan teologi ekonomi Islam. Tujuan ini bisa tercapai jika sumber-sumber daya itu digunakan dengan penuh tanggung jawab dan dalam batasan-batasan ajaran Islam dalam maqashid syariah. Konsep klilafah juga memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian. Peran penting tersebut antara lain memberikan jaminan sosial kepada masyarakat, jaminan pelaksanaan ekonomi Islam, serta kontrol pasar dan memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dalam kegiatan bisnis. Peran negara dalam perekonomian tidak berarti bahwa Islam menolak mekanisme pasar sepenuhnya. Islam tidak akan intervensi untuk regulasi harga, kecuali jika terjadi distorsi pasar. Intervensi negara pada harga berdasarkan pada prinsip maslahah, yaitu untuk tujuan-tujuan kebaikan dan keadilan secara menyeluruh bagi kehidupan manusia. 3.Ajaran Ihsan Fungsi Ihsan dalam agama sebagai alat control dan evaluasi terhadap bentuk-bentuk kegiatan ibadah, sehingga aktivitas manusia akan lebih terarah dan maju. Ihsan Merupakan keyakinan manusia dalam perjalanan hidup di dunia yang didapat dengan berbudi pekerti yang baik, yaitu akhlak. Bidang akhlak ini menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah haditsnya, "Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia". Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku seseorang. “Penentu” itu adalah ada atau tiadanya kesadaran dalam diri seseorang tentang pengawasan dari Allah atas segala perilakunya. Sebagaimana disebutkan dalam Nabi Saw ketika mendefinisikan ihsan: “Ihsan adalah berbakti kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka (yakinlah) bahwa Allah melihatmu.” (H.R. Bukhori dan Muslim). Ihsan merupakan tujuan teologi ekonomi Islam dan menjadi inti Utama diturunkan syariah Islam. Secara umum, ihsan diartikan sebagai kebaikan dunia dan akhirat. Dengan tindakan ihsan,



5



kehidupan akan terasa indah dan sempurna dengan berbuat kebajikan yang menyejukkan masyarakat.4 4.Keadilan Al-Quran mengajarkan kesetaraan dalam hak-hak manusia, termasuk dalam perekonomian masyarakat. Kedudukan manusia sama di hadapan Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad, “Semua manusia adalah hamba Allah yang paling dicintai di sisinya adalah mereka yang berbuat baik kepada hambanya”. Kriteria untuk menilai seseorang bukanlah dipandang dari bangsa, ras, warna kulit, tetapi tingkat pengabdian dan ketaqwaannya kepada Allah secara vertikal dan kemanusiaan secara horizontal. Nabi mengatakan “sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”.5 Dengan adanya kesetaraan yang menunculkan konsep persamaan derajat, pelaku bisnis dalam bekerjasama harus dapat mengelolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik, tidak saling merusak dan mendhalimi. Dengan begitu, Islam menolak pengklasifikasian manusia yang berdasarkan kelas-kelas. Dengan adanya keseimbangan, pelaku bisnis dalam bekerjasama produktif yang merupakan unsur ibadah tentunya dalam melakukan kegiatan ekonomi ingin mencapai tiga sasaran, yaitu: mencukupi kebutuhan hidup meraih laba yang wajar dan menciptakan kemakmuran lingkungan sosial maupun alamiyah. Ketiga sasaran tersebut harus terwujud secara harmonuis. Apabila terjadi sengketa antara pekerja dan pemodal harus diselesaikan dengan baik, yakni ada posisi tawar-menawar antara pekerja yang meminta upah yang pantas dan tingkat laba bagi pemodal untuk melanjutkan produksinya.



D. Urgensi mempelajari Teologi Ekonomi Islam Urgensi mempelajari Teologi Ekonomi Islam sangat banyak sekali,diantaranya :  Semakin mendekatkan diri kepada Allah  Melibatkan Agama dalam setiap kegiatan maupun mengambil keputusan 4 5



Ibid, 257. Ibid, 138



6



 Meningkatnya keyakinan bahwa segala sesuatu harus berdasarkan pada apa yang ada di dalam Agama.



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Teologi awal mulanya diperkenalkan oleh komunitas Kristen. Dimana pada saat itu , mereka menggunakan kata teologi untuk memahami dan mempelajari tentang Allah. Seiring berjalannya waktu



Teologi diartikan sebagai firman tuhan. Teologi merupakan ilmu yang membahas



tentang segala kegiatan yang bersangkutan dengan Agama. Dimana agama lah yang menjadi dasar suatu kegiatan. Sebagian berpendapat bahwa Teologi Ekonomi Islam muncul ketika banyak beredar isu-isu yang menyatakan fundamentalis Islam memprotes kegagalan pembangun yang diambil dari Barat yang diterapkan di negari Islam. Negara Barat yang sebagian menggunakan Paradigma Kapitalis dianggap kurang efektif di terapkan. Karena pada dasarnya Kapitalis itu aturan untuk masyarakat yang tidak didasrkan oleh Agama. Tauhid sebagai prinsip awal yang harus dipegang teguh oleh sistem ekonomi Islam. Kemudian menyusul prinsip khalifah, ihsan dan kesetaraan. Banyak Urgensi yang terkandung di dalam Teologi Ekonomi Islam.Dengan adanya Teologi Ekonomi Islam membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena melibatkan Agama dalam setiap kegiatan maupun mengambil sebuah keputusan.



8



DAFTAR PUSTAKA Jalaluddin Rahmat, Renungan-renungan Sufistik Membuka Tirai Kegaiban (Bandung: Mizan, 1999), 234. Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam Jilid 1, terj, Soerojo dan Nastangin (Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), 4. Yusuf Qardawi, peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Terj. Didin Hafidhuddin, dkk, (Jakarta: Robbani Press, 1997), 39. Djakfar,Muhammad . Teologi Ekonomi: Membumikan Titah Langit di Ranah Bisnis. Malang: UIN- Maliki Pers. 2010. Mubarok, M. Abdul. Teologi Ekonomi Lembaga Keuangan Syariah : Analisi Teologis Terhadap BMT-Mashlahah Sidogiri Kecamatan. Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya. Lubis, Fauzi arif,dkk. Pengantar Ilmu Ekonomi Islam. Medan. 2019



9