Teologi Islam Kel. 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Teologi Islam Dosen Pengampu : Bapak Ade Afriansyah, S.FiI.I.,M.Hum.,



Disusun Oleh : 1. 2.



Liana Safitri Mussarrofatus Sholihah



(2113130090) (2113130137)



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR TAHUN 2021/1443 H



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ade Afriansyah, S. FiI.I., M.Hum., pada Mata Kuliah Teologi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi para pembaca dan juga pagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ade Afriansyah, S. FiI.I., M.Hum., selaku Dosen Mata Kuliah Teologi Islam, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Sampit, Oktober 2021



Penyusun



ii



DAFTAR ISI JUDUL......................................................................................................................i KATA PENGANTAR ............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................2 C. Tujuan Pembahasan .........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3 A. Pengertian Teologi Islam .................................................................................3 B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam.................................................................7 C. Hubungan Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam ...................................8 BAB III PENUTUPAN ........................................................................................11 A. Kesimpulan ....................................................................................................11 B. Saran...............................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemology. Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi atau IPTEK, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan IPTEK itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tersebut. Agama adalah petunjuk hidup, melingkupi seluruh aspek dalam diri manusia, termasuk ilmu pengetahuan. Begitu banyak penemuan-penemuan ilmiah terbaru di abad modern ini ternyata sudah ditegaskan oleh Al-Qur’an. Dengan adanya bukti ilmiah yang sesuai dengan kitab suci, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya agama selaras dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada pertentangan antara agama dengan ilmu pengetahuan. Agama tidak mengekang ilmu pengetahuan. Agama hanyalah mengatur agar ilmu pengetahuan tidak melewati batas-batas norma dan etika yang adanya. Di dalam agama, untuk hal-hal yang sifatnya bukan ibadah umum terdapat kaidah ”segala hal itu



1



diperbolehkan kecuali yang dilarang.” Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi umat manusia.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Teologi Islam itu? 2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam itu? 3. Bagaimana hubungan antara Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam? C. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui definisi dari Teologi Islam 2. Ingin mengetahui pengertian dari Ilmu Pengetahuan Alam 3. Ingin mengetahui lebih detail apa saja hubungan antara Teolgi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Teologi Islam Teologi, berasal dari kata “Theos” artinya “Tuhan” dan “logos” artinya “Ilmu”, jadi teologi adalah ilmu tentang ketuhanan. Teologi adalah pengetahauan tentang Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan Tuhan, baik disandarkan kepada wahyu maupun disandarkan pada penyelidikan akal pikiran. Teologi juga meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan adanya Tuhan adalah dasar yang utama sekali dalam faham keagamaan. Tiap-tiap agama kecuali Budhisme yang asli dan beberapa agama lain berdasar atas kepercayaan pada sesuatu kekutan gaib, dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini amat rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut. Teologi, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, dan mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat, yang tidak mudah diombang-ambing oleh peredaran zaman. Dalam perspektif Nasution, teologi dalam tradisi Islam diekuivalensikan dengan ilmu kalam. Menurut Nasution persoalan yang pertama-tama menjadi perbincangan dalam konteks teologi Islam adalah persoalan kalam Tuhan, makanya keilmuan ini juga disebut dengan ilmu kalam, maksudnya ilmu yang membincangkan pertamatamanya tentang kalam atau firman Tuhan. Teologi Islam yang diajarkan di Indonesia pada umumnya adalah teologi dalam bentuk ilmu tauhid. Ilmu tauhid biasanya kurang mendalam dalam pembahasan dan kurang bersifat filosofis. Selanjutnya ilmu tauhid biasanya memberika pembahasan sepihak dan tidak mengemukakan pendapat dan paham dari aliran-aliran atau golongan-golongan lain yang ada dalam teologi Islam. Ilmu tauhid yang di ajarkan dan dikenal di Indonesia pada umumnya ialah ilmu tauhid menurut aliran Asy‟ariyah sehingga timbullah kesan dikalangan sementara umat Islam Indonesia, bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam Islam. Teologi yang membahas soal ketuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal, sebagai daya berpikir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan. Akal, dalam pengertian Islam, adalah daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya yang sebagai digambarkan dalam Al-Qur’an, memperoleh 3



pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal dalam pengertian inilah yang dikontraskan dalam Islam dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia yaitu dari Tuhan. Adapun kata “wahyu” berasal dari kata al-wahy, dan al-wahy adalah kata asli Arab dan bukan kata pinjaman dari bahasa asing. Kata itu berarti suara, api dan kecepatan. Al-wahy selanjutnya mengandung arti pemberitahuan secara sembunyi dan dengan cepat. Tetapi kata itu lebih dikenal dalam arti “apa yang disampaikan Tuhan kepada Nabi-Nabi”. Oleh karena itu, di dalam sistem teologi, yang memberikan daya terbesar kepada akal dan fungsi terkecil kepada wahyu, manusia dipandang mempunyai kekuasaan dan kemerdekaan. Dalam sistem teologi, yang memberikan daya terkecil kepada akal dan fungsi terbesar kepada wahyu, manusia dipandang lemah dan tidak merdeka. Tegasnya, manusia, dalam aliran Mu’tazilah (kaum Rasionalis), dipandang berkuasa dan merdeka, sedangkan manusia, dalam aliran Asy’ariyah (kaum Tradisionalis) dipandang lemah dan jauh kurang mardeka. Hal yang dipertentangkan dalam sejarah pemikiran Islam sebenarnya bukan akal dengan wahyu, baik oleh kaum Mu’tazilah maupun oleh kaum filosof Islam. Yang dipertentangkan adalah penafsiran tertentu dari teks wahyu dengan penafsiran lain dari teks wahyu itu juga. Jadi yang bertentangan sebenarnya dalam Islam adalah pendapat akal ulama tertentu dengan pendapat akal ulama lain tentang penafsiran wahyu, dengan kata lain, ijtihad ulama dengan ijtihad ulama lain. Dua pemikiran antara Jabariah dan Qadariah selalu menjadi perbincangan yang menarik dari zaman ke zaman, seakan hal yang tidak pernah usang dalam perdebatannya. Setidaknya Jabariyah dalam hal ini mempunyai doktrin pokok yang diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Kedudukan akal yang rendah. Ketidakbebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan. Kebebasan berfikir yang diikat dengan banyak dogma. Ketidakpercayaan kepada sunnatullah dan kausalitas. Terikat kepada arti tekstual dari Al-Qur’an dan Hadis. Statis dalam sikap dan berfikir.



Lawan dari Jabariah adalah Qadariah, yang mempunyai beberapa doktrin pokok sebagai berikut: 1. Kedudukan akal yang tinggi. 2. Kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan. 3. Kebebasan berfikir hanya diikat oleh ajaran-ajaran dasar dalam Al-Qur’an Dan Hadits yang sedikit seklali jumlahnya. 4. Percaya adanya sunnatullah dan kausalitas. 5. Menambil arti metaforis dari teks wahyu. 6. Dinamika dalam sikap dan berfikir.



4



Di dalam teologi Islam ada dua aliran yang terkenal dengan nama Qadariyah dan Jabariyah. Menurut Qadariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya, aliran Jabariyah justru sebaliknya berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam segala tingkah lakunya menurut faham Jabariyah bertindak dengan paksaan dari Tuhan. Segala gerak gerik manusia ditentukan oleh Tuhan. Semua aliran teologi dalam Islam, baik Asy’ariah, Maturidiah, dan Mu’tazilah sama-sama mempergunakan akal dalam menyelesaikan persoalan-persoalan teologi yang timbul dikalangan umat Islam. Perbedaan yang terdapat antara aliran-aliran itu ialah perbedaan dalam derajat kekuatan yang diberikan kepada akal. Kalau Mu’tazilah berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang kuat, Asy’ariah sebaliknya berpndapat bahwa akal mempunyai daya yang lemah. Dalam ajaran Islam, akal mempunyai kedudukan tinggi dan banyak dipergunakan, dan pemakaiannya ini diperintahkan Al-Qur’an sendiri. Manusia mempunyai kedudukan tinggi dalam memahami ajaran-ajaran Al-Qur’an dan hadits. Teologi rasional menghasilkan pemikiran filosofis dan ilmiah terhadap konsep bahwa Tuhan mengatur alam ini sesuai dengan Sunnatullah, yaitu hukum alam ciptaan Tuhan. Penganut teologi ini bersikap dinamis dan percaya pada kausalitas, dan teologi inilah yang mambuat Islam maju dan menghasilkan peradaban yang tinggi. Golongan Mu’tazilah dan Asy’ariah berpandangan bahwa untuk membuktikan adanya Allah ia mengajukan teori al-jawhar al-fard, yang menyatakan bahwa semua benda mengalami perubahan keadaan yang bermacam-macam, baik yang berupa bentuk, warna, gerak, berkembang, surut, dan perubahan-perubahan lainnya yang kesemuanya adalah sifat yang baru dan harus berdiri dengan selainnya (yakni zat). Semua benda tersebut dapat dibagi terus mnerus sampai menjad i bagian terkecil, yang tidak bisa dibagi lagi. Bagian terakhir disebut juga “Jawhar Fardz” (atom). Atom tidak lepas-lepas dari yang baru. Tiap yang baru mesti ada yang menjadikannya. Itulah Tuhan. Dalam ajaran Islam, keesaan Allah meliputi 3 macam yaitu: Pertama, yang berarti Tuhan itu tunggal, tidak terdapat keyakinan banyak Tuhan dalam bentuk apapun. Kedua, Keesaan zat yaitu Allah tidak terdiri dari bagian-bagian. Ketiga, Keesaan ibadat yaitu hanya Allah saja yang disembah. Teologi kehendak mutlak Tuhan dengan pemikiran tradisional, non filosofis dan non ilmiahnya amat besar pengaruhnya terhadap umat Islam Indonesia sejak semula. Banyak umat Islam Indonesia yang sangat percaya bahwa nasib secara mutlak terletak ditangan Tuhan. Manusia tak berdaya dan hanya menyerah kepada qadha dan qadar Tuhan. Karena berkembangnya teologi kehendak mutlak Tuhan, banyak umat Islam yang ragu-ragu dan kurang percaya akan adanya Sunnatullah. Banyak yang yakin bahwa segala-galanya telah ditentukan secara langsung dan secara mutlak oleh Tuhan. Maka usaha manusia pun tak banyak artinya. Usaha pun sedikit dijalankan dan doa diperbanyak.



5



Harun Nasution menganggap bahwa pemahaman Islam yang rasional dan dinamis sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia yang sedang membangun. Dengan pemahaman rasional dan dinamis itu umat Islam tidak banyak menghadapi kesulitan dalam menjawab tantangan perubahan sosial yang timbul dalam masyarakat modern, terutama dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aliran Mu’tazilah masih dipandang sebagai aliran yang menyimpang dari Islam dan dengan demikian tak disenangi oleh sebagian umat Islam, terutama di Indonesia. Pandangan demikian timbul karena Mu’tazilah dianggap tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh dengan perantaraan rasio. Di dunia Islam pun muncul pikiran dan gerakan untuk menyelesaikan pahampaham keagamaan Islam dengan perkembangan baru. Perkembangan modern ini timbul sebagai akibat dari perubahan-perubahan besar dalam segala bidang kehidupan manusia yang dibawa oleh kemajuan pesat yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Masalah-masalah yang ditimbulkannya dalam bidang keagamaan (Islam) adalah lebih pelik dari yang terdapat dalam bidang-bidang kehidupan lainnya. Menurut Harun Nasution, ajaran Islam harus dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Ajaran Islam yang bersifat dasar dan absolut Ajaran ini hanya sedikit, yakni ada 4 hal; a) Tidak boleh ada dalam pemikiran Islam bahwa Allah tidak ada. b) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa Al-Qur’an bukan wahyu. c) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa Muhammad bukan rasul Allah. d) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa hari akhir tidak ada. 2. Ajaran Islam yang bersifat pengembangan. Dalam pemikiran teologi Islam modern, seorang muslim dirangsang untuk berpikir rasional, yakni pemikiran Islam yang tidak takut pada falsafat, tidak merendahkan kemampuan akal, tidak sempit dan tidak dogmatis. Meski terkadang terjadi goncangan-goncangan pemikiran ketika mendiskusikan ilmu kalam, falsafat Islam, tasawuf dan pembaruan dalam Islam. Ketika mendiskusikan masalah kaitan perbuatan manusia dengan perbuatan atau penciptaan Tuhan, pada umumnya seorang muslim sudah memiliki pendirian bahwa paham Jabariah dan lawannya, Qadariah, adalah dua paham yang salah, dan meyakini adanya paham ketiga, yaitu paham kasab, yang diyakini benar, yang posisinya berada di tengah Jabariah dan Qadariah.



6



B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam sangat erat hubungannya dengan manusia, sejak dahulu manusia selalu bergantung pada alam. Dari zaman purba, manusia bergantung pada alam untuk memenuhi kebutuhan seperti makan, minum bahkan membuat alat-alat makan atau memperoleh makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dari kegiatan manusia sejak dulu, menandakan manusia telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman. Ilmu pengetahuan alam sendiri bersalah dari kata “science” yang berasal dari bahasa latin “scientia” dari bahasa Inggris yang artinya saya tahu. Sedangkan “Sciences” terdiri dari social sciences yang berarti ilmu pengetahua sosial dan natural science yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Namun dalam perkembangannya science disebut sebagai sains yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam. Walaupun definisi tersebut kurang pas dan bertentangan dengan etimologi dari science itu sendiri namun kita tetap merujuk pada pengertian sains yang berarti natural science. Wahyana dalam Trianto mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah “suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh kumpulan fakta, tetapi oleh adannya metode ilmiah dan sikap ilmiah”. Sedangkan menurut Kardi dan Nur Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah “ilmu tentang dunia, zat baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati”. Dari beberapa definisi Ilmu Pengetahuan Alam menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah ilmu pengetahaun tentang zat atau benda mati yang ada disekitar kita, tersusun secara terstruktur yang dibatasi oleh gejala-gejala alam yang terjadi disekitar serta perkembangannya melalui penelitian, pengamatan yang membutuhkan sikap rasa ingin tahu, ketelitian, jujur Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari bendabenda hidup maupun benda-benda mati. Oleh karena itu, bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam ini maka ia sedang mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat dikategorikan ilmiah maka penyelidikan tersebut harus dilakukan secara sistematis.



7



C. Hubungan antara Teologi Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam Ketika seseorang sedang mempelajari benda yang ada di alam atau di lingkungan sekitar yang dilakukan secara cermat, dan penuh kehati-hatian dan sesuai metode ilmiah, maka orang tersebut sedang melakukan tugas sebagai ilmuwan. Dengan cara penyelidikan ilmiah tersebut ilmuwan dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta juga dapat memperkirakan sesuatu yang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Hasil-hasil penelitian ilmuwan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia, seperti dengan adanya teknologi, komputer, transportasi, dan dalam bidang pangan seperti bibitbibit unggul yang pada awalnya telah melalui proses eksperimentasi di laboratorium. Penyelidikan ilmiah dalam ilmu pengetahuan alam melibatkan sejumlah proses, di antaranya: mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Proses-proses ini dalam ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah proses ilmiah. Berikut adalah penjelasan proses-proses ilmiah tersebut. Mengamati, proses mengamati menjadi proses awal dalam melakukan penyelidikan. Pada saat melakukan pengamatan seseorang peneliti dapat menggunakan pancaindra. Namun demikian, kemampuan pancaindera sangat terbatas dan tidak dapat mengamati benda-benda yang sangat kecil. Untuk keperluan tersebut, proses mengamati dapat dilakukan dengan mengggunakan alat abntu, misalnya mikroskop. Contoh pengamatan dalam biologi misalnya adalah mengamati jenis-jenis ikan disebuah sungai. Hasil pengamatan tersebut ditulis dan dilaporkan dalam sebuah makalah atau jurnal akademik. Menanyakan, setelah melakukan pengamatan, seorang peneliti ilmu pengetahuan alam harus merumuskan pertanyaan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Misalnya setelah mengamati macam-macam ikan maka akan muncul pertanyaan apakah terdapat jenis-jenis dari satu nama ikan? Serta pertanyaan lain yang ingin dicari jawabannya untuk menjelaskan sebuah gejala alam di sekitar. Eksplorasi atau eksperimen, proses eksplorasi atau eksperimen merupakan proses lanjutan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Adapun langkahlangkah yang dapat dilakukan di antaranya: menentukan tujuan eksplorasi; menyusun langkah kerja; mengolah data; melakukan diskusi. Mengasosiasi, setelah diperoleh kesimpulan hasil eksplorasi langkah selanjutnya adalah memberi bandingan hasilnya dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Proses pembandingan ini dilakukan bertujuan untuk menyatukan atau memberikan hasil atau kesimpulan akhir. Dalam proses asosiasi ini dinamakan dengan proses asosiasi atau pengolahan data. Dalam proses ini peneliti dapat menemukan pola-pola atau keteraturan antara aspek yang diamati.



8



Mengomunikasikan, hasil dari mengasosisasi selanjutnya dikomunikasikan ke publik. Bentuk komunikasi ini dapat berupa laporan hasil riset. Setelah membaca hasil laporan tersebut maka publik dapat meresponnya. Banyak kajian Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi objek penelitian. Objek tersebut dapat berupa makhluk hidup atau benda yang sangat kecil, misalnya virus, bakteri, atom, bahkan partikel yang menyusun atom. Objek yang diamati dalam ipa dapat juga berupa benda yang berukuran besar, misalnya lautan, bumi, planetplanet, bulan, matahari, hingga jagat raya. Jika diklasifikasikan ilmu pengetahuan alam dapat digambarkan secara sekilas sebagai berikut: 1. Fisika, mempelajari tentang aspek mendasar alam, misalnya materi, energi, gaya, gerak, panas, cahaya, dan berbagai gaya alam fisik lainnya. 2. Kimia, meliputi penyelidikan tentang penyusun dan perubahan zat. 3. Biologi, mempelajari tentang sistem kehidupan mulai dari ukuran renik sampai dengan lingkungan yang sangat luas. 4. Ilmu bumi dan antariksa, mempelajari asal-mula bumi, perkembangan dan keadaan saat ini, bintang-bintang, planet-planet, dan berbagai benda langit lainnya. Membicarkan ilmu pengetahuan rasa ingin tahu, sedikit perlu dikemukakan mengenai asal usul tata surya yang terbagi dalam tiga periode, yaitu: sejarah awal terbentuknya tata surya, teori terbentuknya tata surya setelah newton, dan pembentukan tata surya awal abad 20. Pertama, sejarah awal terbentuknya tata surya, sebuah teori yang lahir dari rasa ingin tahu. Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat yunani ditemukan bahwa selain objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dinamakan dengan planet. Orang Yunani saat itu menyadari bahwa matahari, bumi, dan planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan bumi dan matahari berbentuk pipih, namun pythagoras (572-492 SM) menyatakan semua benda langit berbentuk polar. Teori-teori tata surya diawal ini merupakan awal dari perhitungan ilmiah; munculnya teori ptolemy dan teori Geosentrik; teori heliosentrik; dan lahirnya hukum gravitasi. Kedua, teori tata surya setelah newton, kemunculan newton dengan teori gravitasi menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan teori tata surya, sehingga kemudian muncul teori-teori seperti: teori komet buffon, teori yang mengatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda.



9



Ketiga, teori pembentukan tata surya di abad 20. Dan thomas chamberlin dan forest moulton mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan panet. Chamberlin menemukan bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan ari bintang yang berada dalam proses erupsi dengan bintang lainnya. Teori bintang kembar, teori ini dikembangkan pada tahun 1930 yang pada dasarnya mirp dengan teori planetisimal. Menurut teori ini bahwa awalnya terdapat dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan kecil-kecil. Akibat pengaruh medan gravitasi bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudia dikenal dengan sebagai planet-planet, satelit-satelit pengiring planet, dan benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari. Dalam konteks hubungan teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat mengetahui misteri alam semesta dan isinya. Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk bagi manusia untuk mengenal tuhan. Keberadaan alam semesta merupakan cermin sifat-sifat tuhan. Misalnya penciptaan langit dan bumi merupakan cermin kebesaran tuhan, pada penciptaan bumi yang berisi kekayaan yang dapat dimanfaatkan manusia merupakan cermin kebijaksanaan allah. Keberadaan alam semesta yang menjadi kajian para saintis juga merupakan cerminan yang nyata bahwa allah merupakan pengasih dan penyayang. Manusia dapat menikmati tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang subur, manusia dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan adanya makhluk-makhluk hidup yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Termasuk didalamnya terdapat udara, air, tanah, api, dan sinar matahari yang dalam sains merupakan kajian yang menarik bagi umat manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Dengan adanya alam semesta yang diciptakan allah tersebut dapat merangsang manusia untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.



10



BAB III PENUTUPAN



A. Kesimpulan Teologi adalah pengetahauan tentang Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan Tuhan, baik disandarkan kepada wahyu maupun disandarkan pada penyelidikan akal pikiran. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang ada di sekitar kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari bendabenda hidup maupun benda-benda mati. Oleh karena itu, bagi orang yang ingin mempelajari lingkungan sekitar tersebut ia mesti melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu contoh sederhananya adalah jika ingin mengetahui pertumbuhan suatu tanaman, maka yang ia lakukan salah satunya adalah melakukan pengukuran tanaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Ilmu pengetahuan alam sering disebut sains sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka bagi orang yang sedang mempelajari benda-benda di alam ini maka ia sedang mempelajari ilmu pengetahuan alam, namun untuk dapat dikategorikan ilmiah maka penyelidikan tersebut harus dilakukan secara sistematis. Dalam konteks hubungan teologi dan sains, semestinya manusia setelah mengetahui dengan mempelajari secara mendalam dan detail alam ini, manusia harus menyadari mengenai kekuasaan allah yang menciptakan alam. Dengan kesadaran peran allah dalam penciptaan alam tersebut justru manusia akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap allah, dan dapat lebih bersyukur atas nikmat ilmu pengetahuan sehingga dapat mengetahui misteri alam semesta dan isinya. Melalui ilmu pengetahuan alam, manusia semakin dapat meyakini bahwa alam adalah tanda-tanda tuhan, keberadaan alam dapat menjadi petunjuk bagi manusia untuk mengenal tuhan. B. Saran Dalam Penyajian makalah ini, kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunnya. Oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman sekalian guna perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



11



DAFTAR PUSTAKA.



Halim, Abdul. 2001. Teologi Islam Rasional. Jakarta: Ciputat Press Nasution, Harun. 1991. Falsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang Nasution, Harun. 2010. Teologi perbandingan. Jakarta: UI Pres



Islam;



Aliran-aliran



Sejarah



Analisa



Nasution, Harun. 1986. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: Ui Press Hanafi, Ahmad. 1996. Theologi Islam (ilmu kalam). Jakarta: Bulan Bintang Ahmad Shalaby. 1992. Perbandingan Agama: Agma Islam, terj. M. Arifin. Jakarta: Rieka Cipta Nasution, Harun. 1989. Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam. Jakarta: CV. Guna Aksara Hasyim, Baso. 2018. Jurnal Islam dan Ilmu Pengetahuan. STAIN PALOPO



12