Teori Asset [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teori ASSET Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah TAkuntansi Dosen : Anny Widiasmara, SE, M.si



Disusun oleh : 1 Yanuar Lathiif D.C



(111.210.022)



2 Septian Dwi Cahyo 3 Miral Akbar



(111.210.016) (111.210.012)



PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI STIE DHARMA ISWARA MADIUN 2015



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya.



Madiun, 02 Januari 2015



Penyusun



DAFTAR ISI



A.



PENGERTIAN AKTIVA..................6-7Error! Bookmark not defined.



B.



KARAKTERISTIK AKTIVA................................................................7-9



C. MENGUKUR DAN MENENTUKAN COST ASET PADA SAAT PEROLEHAN ……………….10-11 D. KONSEP PENILAIAN SUATU ASET………………………………………………………………………….12-13 E. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………… ……….13-14.



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa. Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) sebagai manfaat



ekonomik



masa



datang



yang



cukup



pasti



yang



diperoleh



atau



dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Hampir sama dengan itu IASC juga mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis masa depan diharapakan didapatkan oleh perusahaan. Sumber lain, yaitu AASB, mendefinisi aset sebagai potensial jasa atau manfaat ekonomis yang dikendalikan oleh pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa lalu lainnya. APB No. 4 membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan nonsumber ekonomik. APB No. 4 merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik yaitu: sumber produktif, produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha, uang Klaim untuk menerima uang, hak kepemilikan atau investasi pada perusahaan lain. Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus memiliki manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Manfaat ekonomik ini ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas yang melekat padanya sebagai yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendapatkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik. Disamping manfaat ekonomik, suatu objek bisa dikatakan sebagai aset, objek tersebut tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Artinya, untuk memiliki aset harus terdapat proses yang disebut dengan transfer kepemilikan. Krtieria lain yang merupakan penyempurnaan dalam pendefinisian objek sebagai aset adalah aset merupakan akibat transaksi atau kejadian masa lalu.



Selain beberapa karakteristik yang telah disebutkan, FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yaitu melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan



atau meyakinkan adanya aset tetapi tiadanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset. 2.



Identifikasi Masalah 1. Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik asset. 2. Mengukur dan mentukan kos aset pada saat perolehan. 3. Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atribut penilaian aset. 4. Menjelaskan konsep penilaian aset.



BAB II



PEMBAHASAN



A. Pengertian Aktiva FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25): Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events. (Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.) Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut: An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise. Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut: Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past events. Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset. AKTIVA ATAU ASSET adalah semua harta atau kekayaan yg dimiliki perusahaan . Kekayaan yang dimiliki perusahaan tentu jumlahnya cukup banyak, oleh karena aktiva dapat dikelompokan lagi kedalam pos-pos seperti berikut ini . 1. Aktiva Lancar (Current Asset) adalah harta yg berupa uang tunai, yg cepat menjadi uang atau yg cepat menjadi biaya dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh :  Kas  Surat surat berharga  Piutang Dagang



   



Piutang wesel Persediaan barang dagang Pendapatan yang masih harus di tagih Biaya dibayar dimuka : a. Sewa dibayar dimuka b. Iklan dibayar dimuka c. Assuransi dibayar dimuka  Perlengkapan : Kertas, Pencil,Penggaris,dll



2. Aktiva Tetap adalah harta yg dimiliki oleh perusahan yang dapat dipakai lebih dari setahun. Aktiva tetap ada 3 macam : a. Investasi jangka panjang  Investasi dalam saham  Investasi dalam obligasi b. Aktiva tetap berwujud  Tanah-Gedung/Bangunan  Mesin-Peralatan  Truk Pengangkutan c. Aktiva tak berwujud  Goodwill  Patent  Merk dagang B. Karakteristik Aktiva Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan. Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aktiva. Karakteristik umum aktiva sebagai berikut : 1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang 2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva 3. Berkaitan dengan entitas tertentu 4. Menunjukkan proses akuntansi



5. Berkaitan dengan dimensi waktu 6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran FASB mendefinisikan aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki 3 karakteristik utama: 1. Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat atau potensi jasa yang cukup pasti dimasa mendatang. Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik secara individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain



untuk menghasilkan aliran kas masuk dimasa mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung. SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang. Jadi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan. APB dalam statement No 4 memberikan contoh sumber ekonomi perusahaan sebagai berikut: 2. Sumber-sumber ekonomi yang produktif a. Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang digunakan dalam produksi. b. Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain seperti hak guna bangunan dsb.



1. Produk yaitu barang yang siap untuk dijual/ barang yang masih dalam proses produksi. 2. Uang 3. Klaim untuk menerima uang 4. Hak pemilikan pada perusahaan lain 3. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat menggunakan manfaat aktiva tersebut dan menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap aktiva tersebut. Jadi penguasaan terhadap suatu manfaat merupakan faktor yang sangat penting agar suatu unit usaha dapat menghalangi akses pihak lain terhadap pemakaian aktiva. Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva dapat diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian, pemberian, Penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, dan pertukaran. Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama untuk mengakui suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak memusatkan pada masalah



hukum. Akuntansi lebih memusatkan pada substansi ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu perusahaan. Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik bukan faktor penentu dari aktiva - Hasil Dari Transaksi Masa Lalu Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah terjadi transaksi atau peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian terhadap manfaat dari aktiva tersebut. Meskipun definisi FASB tersebut dapat diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability. Mac Neal mengatakan bahwa suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar yang melekat padabarang tersebut. Meskipun demikian, FASB menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat dari suatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan. C. Mengukur dan Menentukan Kos Aset pada saat perolehan KOS : Jumlah rupiah yang disepakati untuk barang dan jasa yang diperoleh atau untuk surat surat berharga yang diterbitkan dalam transaksi keuangan antara dua pihak yang bebas (independen) Dalam transaksi tunai, kos ditentukan berdasarkan jumlah rupiah tunai pada saat trasaksi, dalam transaksi kredit, kos ditetukan berdasarkan jumlah rupiah tunai yang disepakati seandainya transaksi kredit tersebut dilakukan secara tunai (implied cash cost) Bila penghargaan (jumlah rupiah yang disepakati) tidakk berupa kas tetapi berupa barang atau surat berharga yang nilainya tidak dapat ditentukan secara pasti, dasar pengukurannya adalah jumlah rupiah setara tunai (cash equivalent) barang atau surat berharga yang terlibat (yang diserahkan) dalam transaksi tersebut. Standar/norma akuntnasi tentang kos berlaku untuk pasiva maupun untuk aktiva, jumlah rupiah sebagai dasar untuk mencatat pertama kali utang atau modal adalah jumlah rupiah tunai atau setara tunai (dalam hal transaksi nonkas) yang ditanamkan atau disetor, bukannya jumlah nominal utang pada saat jatuh tempo atau jumlah nilai nominal modal. TAHAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP KOS : 1. Pengukuran, pengakuan dan pengklasifikasian pertama kali pada saat terjadinya 2. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran proses pemecahan dan penggabungan untuk kepentingan intern



3. Pembebanan terhadap pendapatan untuk periode berjalan atau periode yang akan datang KOS = Jumlah rupiah kesepakatan = Q (kuantitas) x P (harga satuan) Aktiva MONETER (kas, surat berharga dan piutang) kedudukannnya sebagai kos tidak berbeda dengan aktiva lainnya sebagai suatu potensi jasa untuk menghasilkan. Dasar pengukuran kos : Jumlah rupiah uang tunai yang seharusnya dibayarkan pada saat transaksi.



TRANSAKSI KHUSUS / ISTIMEWA : 1. Barang/jasa bersifat khusus / nonstandar : harga yang disepakati dalam tawar menawar yang bebas antara dua pihak yang berdiri sendiri. 2. Transaksi sepihak : harga yang terjadi ddapat diterijma begitu saja sebagai pengukur kos 3. Transaksi nonkas : jumlah rupiah uang tunai yang akan diperoleh seandainya barang atau kekayaan itu dijual dulu secara tunai kepada umum. 4. Saham sebagai penghargaan : Jumlah rupiah uang tunai yang akan diterima oleh perusahaan seandainya perusahaan menerbitkan saham yang digunakan untuk penghargaan di atas. 5. Penentuan kos dalam reorganisasi : didasarkan atas keadaan seakan-akan perusahaan baru berdiri. 6. Hadiah/hibah : nilai tunai implisitnya 7. Temuan (mis: exploitasi sumber alam): jumlah rupiah uang tunai yang pasti diperlukan untuk memperoleh sumber alam atau teknik pemrosesan tersebut seandainya sumber tersebut sudah dalam keadaan siap pakai atau dalam status siap dipasarkan atau dikomersialkan. KOS DALAM TRANSAKSI KREDIT 1. Potongan tunai & keringanan : harga tunai netto (net cash priced) 2. Pembelian kredit dengan kontrak utang : jumlah rupiah uang yang akan diperoleh bila surat tanda utang yang dipakai untuk pembelian tersebut ditunaikan.



KOS HIPOTESIS : Jumlah rupiah yang timbul bukan karena transaksi yang pasti dan jelas dan oleh karenanya tidak mempunyai dasar penentuan kos yang objektif dan dapat diterima umum. Bunga hipotesis : dikurangkan terhadap pendapatan, alasannya : 1. bunga adalah merupakan biaya produksi, maka harus dikurangkan terhadap pendapatan untuk menghitung laba bersih



2. pengakuan faktor bunga hipotesis sangat penting dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang bersangkutan dengan operasi perusahaan D. Konsep Penilaian Suatu Asset a. Nilai Likuidasi (Liquidity Value) Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi operasionalnya. b. Nilai berkesinambungan (Going Concern Value) Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang berkesinambungan. c. Nilai buku dari aktiva (Book Value) Nilai akuntansi dari aktiva dikurangi akumulasi penyusutan. Terdapat dua jenis nilai buku, yaitu: 1. Nilai buku dari perusahaan Total aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera dalam neraca. 2. Nilai pasar dari aktiva Harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi perusahaan, nilai pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan nilai likuiditas atau nilai berkesinambungan. d. Nilai intrinsik sekuritas Harga sekuritas yang seharusnya, jika dihargai secara benar berdasarkan faktor – faktor penunjang penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan, manajemen, dll atau berdasarkan fakta – fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya.



BAB III KESIMPULAN



KESIMPULAN 1. Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa. 2. Dalam praktiknya, pemerolehan aset merupakan proses yang tidak terjadi begitu saja selesai dalam satu kegiatan tetapi terdiri atas serngkaian kegiatannya misalnya, menempatkan order, menerima barang, meneliti kecocokan, mengangkut barang, mencoba barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan akhirnya menggunakan barang tersebut. Kos yang melekat pada suatu objek ditentukan oleh batas kegiatan pemerolehan dan jenis penghargaan. Secara konseptual, pembentuk kos suatu aset adalah semua pengeluaran (pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau yang diperlukan akibat kegiatan pemerolehan suatu aset sampai tia ditempatkan dalam kondisi siap dipakai atau berfungsi sesuai dengan tujuan pemerolehannya. 1. Dasar penilaian asset dapat terdiri dari: Historical cost, Current (replacement) cost, Current market value, Net realizable value dan Present (or discounted) value of future cash flows. 1. Konsep Penilaian asset terdiri dari : Nilai Likuidasi (Liquidity Value), Nilai berkesinambungan (Going Concern Value) dan Nilai buku dari aktiva (Book Value)



BAB IV DAFTAR PUSTAKA



http://ngeblogwebid.blogspot.com/2009/11/konsep-asset.html http://sitisarahadi.wordpress.com/2013/05/31/tugas-kuliah-makalah-akuntansi-teoriasset/