Teori Dan Laporan Pendahuluan Osteomielitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DAN LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMIELITIS Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah III Dosen Pembimbing : Angga Miftakhul N, S. Kep, Ners, M. Kep



Nama Kelompok 3 : 1. 2. 3. Sesti Anggia Ningrum (A2R20079) 4. Jovanka Rastra Ardi A. (A2R19078) 5. Judith Indra Buana



(A2R19079)



Prodi : Sarjana Keperawatan Tingkat 3B



STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2022/2023



KATA PENGANTAR Segala puji ya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah OSTEOMIELITIS "” Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami keperawatan tentang osteomielitis yang kami sajikan. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Dalam menyusun makalah ini kami tidak terlepas mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya Kepada Yang Terhormat : 1. Bapak Dr. H. Yitno, S.Kp, M.Pd sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagugung. 2. Angga Miftakhul N, S. Kep, Ners, M.Kep sebagai dosen pembimbing Keperawatan Medikal Bedah III. 3. Dan teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. Kami sadar bahwa, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Untuk



itu,



kepada



dosen



pembimbing



saya



meminta



masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Tulungagung, 30 September 2022 Kelompok 3



DAFTAR ISI COVER .............................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2 1.4 Manfaat .................................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN KONSEP PENYAKIT OSTEOARTHRITIS..............................3 2.1 Definisi ...................................................................................................................3 2.2 Etiologi ...................................................................................................................4 2.3 Klasifikasi................................................................................................................4 2.4 Manifestsi klinis .....................................................................................................5 2.5 Pemeriksaan penunjang ..........................................................................................8 2.6 Penatalaksanaan.......................................................................................................8 2.7 Kompikasi................................................................................................................9 2.8 Patofisiologi.............................................................................................................10 2.9 Pathway...................................................................................................................13 2.10 Prognosis...............................................................................................................14 BAB III TINJAUAN ASKEP OSTEOARTHRITIS ..................................................... 15 1.1 Pengkajian .................................................................................................................. 15 1.2 Pengumpulan Data ..................................................................................................... 15 1.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 19 1.4 Intervensi Keperawatan .............................................................................................. 20 3.5 Evaluasi ...................................................................................................................... 24 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ............................................................................................................26 4.2 Saran.......................................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 28



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteomielitis adalah penyakit pada tulang, yang ditandai dengan adanya peradangan sumsum tulang dan tulang yang berdekatan dan sering dikaitkandengan hancurnya kortikal dan trabekular tulang. Penyakit ini memiliki dua klasifikasi yaitu osteomielitis hematogen dan contiguous osteomielitis dengan atau tanpa insufisiensi vaskular. Baik hematogen dan contiguous osteomyelitis lebih lanjut diklasifikasikan sebagai akut atau kronis. Osteomielitis paling sering timbul dari patah tulang terbuka, infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah pada luka tertutup. Penyebab osteomielitis bervariasi, dapat disebabkan oleh bakteri, jamur,atau berbagai organisme lain dan dapat idiopatik seperti osteomielitis multifokal kronisyang berulang. Osteomielitis akut di Amerika Serikat mempengaruhi 0,1−1,8 % dari populasi orang dewasa sehat, sedangkan di negara-negara berkembang osteomielitis masih menjadi masalah dalam bidang ortopedi.Kira-kira 50% kasus osteomielitis terjadi pada lima tahun pertama kehidupan. Terjadi lebih sering pada laki-laki disbanding perempuan, dan sering mengenai tulang panjang ekstrimitas bawah meskipun semua tulang bisa terkena. Di Indonesia osteomielitis masih menjadi masalah karena tingkat higienitas yang masih rendah, diagnosis yang terlambat, angka kejadian tuberkulosis yang masih tinggi, pengobatan osteomyelitis memerlukan waktu lama dan biaya yang tinggi, serta banyak pasien dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan sudah menjadi osteomielitis. Tulang yang paling sering mengalami osteomielitis adalah tibia (50%), disusul oleh femur (30%), fibula (12%), humerus (3%), ulna (3%), dan radius (2%). Komplikasi osteomielitis banyak dan paling sering berhubungan dengan hilangnya fungsi penuh dari jaringan tulang. Fraktur lebih cenderung terjadi dengan penyakit progresif. Penyebaran lokal dan penyebaran infeksi juga mungkin terjadi. Misdiagnosis sangat mungkin terjadi apabila ada penyakit lain yang rumit menginfeksi. Peradangan kronis dan infeksi dapat menyebabkan transformasi maligna berupa karsinoma sel skuamosa atau sarkoma pada beberapa okasus. Pencitraan radiologi berperan penting sebagai alat bantu diagnostik kasus osteomielitis sekaligus alat uji pemantauan hasil terapi. Berbagai modalitas pencitraan radiologi dapat digunakan dalam keperluan diagnostic osteomielitis. Radiografi konvensional lebih terjangkau secara ekonomi dan tersedia di banyak fasilitas kesehatan di Indonesia,



sehingga merupakan pilihan modalitas awal pada diagnosis osteomielitis. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai hubungan patofisiologi osteomielitis dengan gambaran radiologinya menjadi penting dalam memberikan gambaran awal mengenai anatomi tulang serta kondisi patologi dari tulang serta jaringan lunak disekitarnya.Prevalensi osteomielitis yang cukup tinggi dan hubungan patofisiologi dengan gambaran radiologis itulah yang membuat penulis berminat untuk mengetahui berbagai macam gambaran khas hasil pencitraan sinar-X pada pasien osteomyelitis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Osteomielitis? 2. Apa etiologi Osteomielitis? 3. Apa saja klasifikasi Osteomielitis? 4. Apa tanda dan gejala Osteomielitis? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang Osteomielitis? 6. Bagaimana penatalaksanaan Osteomielitis? 7. Apa saja komplikasi Osteomielitis? 8. Bagaimana terjadinya Osteomielitis? 9. Bagaimana pathway Osteomielitis? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Osteomielitis 2. Untuk mengetahui etiologi Osteomielitis 3. Untuk mengetahui klasifikasi Osteomielitis 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Osteomielitis 5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Osteomielitis 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Osteomielitis 7. Untuk mengetahui komplikasi Osteomielitis 8. Untuk mengetahui patofisiologi Osteomielitis 9. Untuk mengetahui pathway Osteomielitis 1.4 Manfaat Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Penulis 1) Dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Osteomielitis. 2) Menambah pengetahuan tentang Osteomielitis. b. Pembaca



3) Dapat menjadi sarana pembelajaran baik sebagai media informasi maupun sarana menambah wawasan tentang Osteomielitis. 4) Pembaca dapat mengaplikasikan isi makalah kedalam kehidupan sehari-hari tentang Osteomielitis.



BAB II TINJAUAN KONSEP PENYAKIT OSTEOMIELITIS 2.1 DEFINISI Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh). (Reeves, 2001) Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang dan sum-sum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (m.tuberkulosa,jamur). (Arif mansjoer, 2002) Osteomyelitis adalah infeksi jaringan tulang yang dapat bersifat akut maupun kronis. (Price and wilson, 2005). Osteomyelitis adalah infeksi tulang ( smeltzer 2002). 2.2 ETIOLOGI Osteomyelitis dapat disebabkan oleh karena bakteri, virus, jamur dan mikro organisme lain. Golongan atau jenis patogen yang sering adalah Staphylococcus aureus menyebabkan 70%-80% infeksi tulang, Pneumococcus, Typhus bacil, Proteus, Psedomonas, Echerchia coli, Tuberculose bacil dan Spirochaeta. (Efendi, 2007). 2.3 KLASIFIKASI Pembagian Osteomyelitis yang lazim dipakai adalah : 1. Osteomyelitis primer yang disebabkan penyebaran kuman-kuman mencapai tulang secara langsung melalui luka Osteomyelitis primer dapat dibagi menjadi Osteomyelitis akut dan kronik 2. Osteomyelitis sekunder atau Osteomyelitis yang disebabkan penyebaran kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka. Menurut Arif Mansjoer dkk (2002).



2.4 MANIFESTASI KLINIS Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan



sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul. 1. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan. 2. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah. Menurut Smeltzer (2002) 2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratarium: pada fase akut ditemukan CRP yang meninggi, laju endap darah (LED ) yang meninggi dan leukositosis. 2. Pemeriksaan Radiologik: pada fase akut gambaran radiologik tidak menunjukkan kelainan, pada fase kronik ditemukan suatu involukrum dan sekuester. Menurut Arif mansjoer dkk (2002). 2.6 PENATALAKSANAAN a. Perawatan di rumah sakit b. Pengobatan suportif dengan pemberian infuse c. Pemeriksaan biakan darah d. Antibiotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negative diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu e. Immobilisasi anggota gerak yang terkena f. Tindakan pembedahan indikasi untuk melakukan pembedahan ialah : a. Adanya abses b. Rasa sakit yang hebat c. Adanya sekuester d. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma epedermoid). Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila infolukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur peasca pembedahan. Menurut Arif Mansjoer (2002).



2.7 KOMPLIKASI 1. Septikemia. Dengan makin tersedianya obat-obat antibiotik yang memadai, kematian akibat septikemia pada saat ini jarang ditemukan 2. Infeksi yang bersifat metastatik. Infeksi dapat bermetastasis ke tulang sendi lainnya ,otak dan paru-paru, dapat bersifat multifokal, dan biasanya terjadi pada klien dengan gizi buruk 3. Artitis supuratif. Dapat terjadi pada bayi karena lempng epifisis bayi belum berfungsi dengan baik Gangguan pertumbuhan. Osteomilitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan lempeng epifisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan, tulang yang bersangkutan menjadi lebih pendek. Menurut Arif muttaqin (2008). 2.8 PATOFISIOLOGI Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai



80% infeksi tulang.



Organism patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomilitis meliputi proteus, pseudomonas, dan escerechia coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobic. Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama( akut fulminan stadium 1) dan sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi supervisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, thrombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan peingkatan tekanan jaringan dan medulla. Inveksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan kebawah poriesteum dan dapat menyeber ke jaringan lunak atau sendi disekitarnya. Kecuali bila proses inveksi dapat dikontrol awal, kemudian akan terbentuk abses pada tulang. Pada perjalan alamiahnya, abses dapat keluar secara spontan; namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak.



Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum.jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang tetap ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik. Menurut Smletzher, 2002.



2.9 PATHWAY Factor predisposisi : virulensi kuman,riwayat trauma, usia, nutrisi Invasi mikroorganisme dari tempat lain melalui darah



Fraktur terbuka



Masuk ke juksta epifisis tulang panjang



Kerusakan pembuluh darah dan adanya port de entree



Invasi kuman ke tulang sendi osteomilitis fagositosis Proses inflamasi : gang fungsi ,pembengkakan, pembentukan pus, kerusakan integritas jaringan



Proses inflamasi secara umum Demam , malaise, penurunan kemampuan tonus otot



Keterbatasan pergerakan



Peningkatan jaringan tulang dan medula



Penurunan Risiko kemampuan tinggi pergerakan traum



a



Hambatan mobilitas fisik Defisit perawatan diri



Ketidakseimb angan nutrisi : kurang dari kebutuhan



Pembentukan pus, nekrosis jaringan Penyebaran infeksi ke organ penting



Iskemia dan nekrosis tulang



septikemia



Pembentukan abses tulang



Involucrum, pengeluaran pus dan luka



Komplikasi infeksi



nyeri



Kurang terpajan informasi dan pengetahuan



Kelemahan fisik



Kerusakan lempeng epifisis



Deformitas, bau Tirah baring lama, dari adanya luka penekanan lokal



Gangguan pertumbuhan



Kerusakan integritas kulit



Gg citra diri



Defisiensi pengetahuan dan informasi



Risiko osteomilitis kronis



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A.



Pengkajian (Nursalam, 2001)



Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi: 1.



Identifikasi klien



Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat. 2.



Riwayat keperawatan



a.



Riwayat kesehatan masa lalu



Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang. b.



Riwayat kesehatan sekarang



Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam. c.



Riwayat kesehatan keluarga



Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya) d.



Riwayat psikososial



Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress. 3.



Kebiasaan sehari-hari



a.



Pola nutrisi



b.



Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang kurang



: anoreksia, mual, muntah.



aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi. 4.



Pemeriksaan fisik



a.



Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.



b.



Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)



c.



Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.



d.



Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.



e.



Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.



B.



Diagnosis



Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut (Marlyn E. Doengoes : hal ) : a)         Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan. D0077 b)        Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri D0054 c)         Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi.D0192 1.1.5 Analisa data NO 1.



DATA PENUNJANG DS:



PENYEBAB



MASALAH



osteomilitis



Nyeri Akut



- Pasien mengatakan nyeri pada lutut Pasien mengatakan pasien



fagositosis



mengatakan sering terbangun ketika rasa nyeri timbul dikaki kanannya DO: - Pasien terlihat meringis kesakitan - Terdapat edema pada lutut kkanan pasien - P : Aktivitas berat, Obesitas - Q : Tertusuk -tusuk - R : Persendian - S : Skala nyeri 6 - T : Ketika setelah beraktifitas



Proses inflamasi : gang fungsi ,pembengk akan, pembentukan pus, kerusakan integritas jaringan Peningkatan jaringan tulang Iskemia dan nekrosis tulang



nyeri muncul tiba- tiba Pembentukan



abses tulang Nyeri 2.



DS:



osteomilitis



-Psien



mengatakan



Gangguan Mobilitas



sulit



Fisik



bergerak -Pasien mengatakan sakit untuk



fagositosis



bergerak DO:



Proses inflamasi : gang -Pasien terlihat lemah fungsi ,pembengk -Pasien tampak berbaring di akan, tempat tidur pembentukan pus, kerusakan -Terdapat edema di lutut pasien integritas jaringan Keterbatasan pergerakan Penurunan kemampuan pergerakan



Hambatan mobilitas fisik



Intervensi : 1.2 NO 1.



Intervensi Keperawatan



DIAGNOSA



LUARAN



Nyeri Akut



Kriteria hasil : Tingkat



(D0077)



Nyeri (L.08066)



INTERVENSI Manajemen Nyeri (I.08238) 



Observasi :



Nyeri



b/d Setelah



dilakukannya



1.Identifikasi



lokasi,



inflamasi



d/d tindakan



keperawatan



karakteristik,



durasi,



pembengkakan diharapkan



tingkat



nyeri



frekuwensi,



kualitas,



menurun dengan kriteria hasil



intensitas nyeri.



:



2. Identifikasi skala nyeri



1.Keluhan nyeri menurun



3.Identifikasi



2.meringis menurun



budaya terhadap respon



3.gelisah menurun



nyeri.



4.pola tidur membaik







pengaruh



Terapeutik : 4.



Berikan



teknik



farmakologis mengurangi (Mis.



untuk rasa



nyeri



Terapi



music,



kompres hangat/ dingin) 5. Fasilitasi istirahat dan tidur. 6.



Control



lingkungan



yang memperberat rasa nyeri. 



Edukasi : 7.



Jelaskan



strategi



meredakan nyeri 8. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri 9.



Ajarkan



teknik



farmakologis



untuk



mengurangi rasa nyeri. 



Kolaborasi :



10. Kolaborasi



pemberian



analgetik, jika perlu



2.



Gangguan Mobilitas



Kriteria hasil :



Mobilitas



Dukungan



Mobilisasi



Fisik (D0054)



Fisik (L.05042)



(I.05173)



Kerusakan



Setelah dilakukannya tindakan







mobilitas fisik keperawatan



diharapkan



Observasi : 1.Identifikasi



adanya



b/d nyeri d/d tingkat nyeri menurun dengan



nyeri atau keluhan fisik



pembengkakan kriteria



lainnya.



1.



hasil



Pergerakan



:



ekstremitas



2. Identifikasi toleransi



meningkat 1. Kekuatan



fisik otot



pergerakan.



meningkat



3.



2. Nyeri menurun 3. Kelemahan menurun



melakukan Monitor



kondisi



umum selama melakukan fisik



mobilisasi. 



Terapeutik : 4.



Fasilitasi



aktivitas



mobilisasi dengan alat bantu. 5. Fasilitasi melakukan pergerakan, Jika perlu. 6.



Libatkan



keluarga



untuk membantu pasien dalam



meningkatkan



pergerakan. 



Edukasi : 7. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 8. Anjurkan mobilisasi sederhana



yang



harus



dilakukan. BAB IV PENUTUP A. Keimpulan Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum



(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu: 1.Osteomielitis Primer 2.Osteomielitis Sekunder Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah: 1.Bakteri 2.Virus 3.Jamur 4.Mikroorganisme lain B.Saran 1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada osteomielitis untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan. 2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan. 3. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan osteomielitis.



DAFTAR PUSTAKA



Hinchliff,Sue. 2000. Kamus keperawatan.Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta



Donges Marilynn, E. 20000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta Price Sylvia, A 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta Smeltzer Suzanne, C 2002. Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta