Teori Middle Range Dalam Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI MIDDLE RANGE DALAM KEPERAWATAN



Nama Mahasiswa : 1. Lilatul mudrika



(0118022)



2. Moh.Andi dermawan (0118025) 3. Rosa sulistia ningsih (0118035)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO 2018



Lembar Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa: Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bias kami reproduksi jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah ditulis kan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami. Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.



Mojokerto, 21, September, 2018 Nama



Nim



Lailayul Mudrika



0118022



Moh.Andi Dermawan



0118025



Rosa Sulistia Ningsih



0118035



Tanda Tangan Mahasiswa



KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Teori middle range dalam keperawatan " atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Puteri Indah Dwipayanti,S..Kep.Ns.,M.Kep., selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan bimbingan, saran, dan ide dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Falsafah Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Mojokerto, September 2018



Penyusun



DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATA …................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1 C. Tujuan ......................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi middle range................................................................................................... 3 B. Perbandigan dengan level teori lain............................................................................., 3 C. Pengelompokkan teori.................................................................................................. 4 D. Ciri middle range theory............................................................................................... 4 E. Penembangan middle range theory............................................................................... 5 F. Penggunaan midle range theory.................................................................................... 6 G. Konroversi tentang midle range theory......................................................................... 6 H. Tokoh toko mddle rane theory...................................................................................... 6 BAB III PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................................. 15 B. Saran .............................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi teori Middle Range ? 2. Bagaimana perbandingan dengan level teori yang lain ? 3. Bagaimana pengelompokan Ttori, meliputi:



a) Ciri Middle Range Theory b) Perkembangan middle range theory c) Penggunaan middle range theory d) Tokoh-tokoh middle range theory C. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.



BAB 2 TINJAUAN TEORI



A. Definisi Middle Range Theories Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008) Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.



B. Perbandingan dengan Level Teori yang Lain Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori Mid-range memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory: a. ruang lingkupnya lebih sempit b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik



c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas e. lebih dapat diuji secara empiris f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik



C. Pengelompokan Teori Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut: a. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe : 1. Tipe fisiologis 2. Tipe kognitif 3. Tipe emosional 4. Tipe sosial 5. Tipe integrative b. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori: 1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993) 2. Tidal Model (Phil Barker, 2001) 3. Comfort (Kolcaba, 1992) 4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya D. Ciri Middle Range Theory a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) : 1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi 2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori 3. Tanpa indikator pengukuran 4. Masih cukup abstrak 5. Konsep dan proposisi yang terukur 6. Inklusif 7. Memiliki sedikit konsep dan variabel



8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji 9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik 10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan studi kualitatif 11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik 12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat. 13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori 14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik. b. Menurut Meleis, A. I. (1997) : 1. Ruang lingkup terbatas, 2. Memiliki sedikit abstrak, 3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan 4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran) c. Menurut Whall (1996) : 1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan 2. Mudah diterapkan 3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi 4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat



E. Perkembangan Middle Range Theory Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber pada proses intelektual yang meliputi: a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik



F. Penggunaan Middle Range Theory Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian. serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi. Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yang diidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi.



G. Kontroversi Tentang Middle Range Teori Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut. Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.



H. Tokoh-tokoh middle range theory 1. Ramona T. Mercer Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus



utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan



menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan



bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu. 2. Katharine Kolcaba Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain: a. Induksi Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. b. Deduksi Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. c. Retroduksi Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen



tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat. 3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi) a) Vulnerability Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan. b) Self-Transcendence Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. c) Well-Being Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik. 4. Carolyn L Wiener Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan. Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut. Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi. 5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN a. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory



Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspekaspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala. Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu: 1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain) 2. Understanding (pemahaman) 3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi) 4. Spirituality (spiritualitas) 5. Exercise (latihan) Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap



tahap penyembuhan



mereka. 6. Merle Helaine Mishel. a) Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.



7. Phil Barker 1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan: 2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting. 3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri. 4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut. 5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien). 6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses pemulihannya. 7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya. 8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan. 9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersamasama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting. 10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?". 8. Kristen Swanson a. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson



Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005) Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (wellbeing). 9. Shirly M. Moore Teori Hidup damai di akhir  Sumber Teoritis Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut. Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut: a. bebas dari rasa sakit, b. mendapatkan penghiburan, c. mendapatkan martabat dan rasa hormat, d. berada dalam kedamaian dan e. mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.



 Penggunaan Bukti Empiris Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut: 1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit. 2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan. 3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat. 4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai. 5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau orang yang peduli. 6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup damai.  Pengembangan Lebih Lanjut Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis



dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya : a) Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological) b) Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik) c) Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti ansietas). d) Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore (1996). 10. Georgene Gaskill Eakes Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis. Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992). Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina



bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994). NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut. 



Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan dari



kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodic 



Kerugian Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau



pengalaman.. 



Pemicu Kejadian Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau



kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka. 



Metode manajemen Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis. Ini



mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan atau orang lain yang intervensi) 



Manajemen yang tidak efektif Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individu



atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis. 



Manajemen Efektif



Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan individu yang terkena.



BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret dari pada Grand Teori, karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik. Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori, atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas sebagai teori. Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion. Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk



mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan. Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori. B. Saran 



Dari makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan untuk lebih banyak membaca dan memahami masalah middle range, dan bisa lebih banyak mengetahui masalah genetik (pewaris sifat) pada manusia.



DAFTAR PUSTAKA



Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24 September 2014, jam 20.15 McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge. Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany. Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing Research.Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company . Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York: Springer Publishing Company. Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis



Lembar Penilaian makalah dan presentasi kelompok



FORMAT PENILAIAN MAKALAH: No.



Aspek yang Nilai Bobot dinilai Maks Pendahuluan



1



Kriteria penilaian Menjelaskan topik, singkatmakalah



2%



tujuan,



2 Supervisial, tidakspesifik



2



Laporan analisis masalah



dan



deskripsi



Sangat spesifik dan relevan



Laporan lugas dan ringkas serta lengkap 5%



5



Intervensi keperawatan yang diusulkan



Penjelasan teori konsep /fisiologi/patofisiologi terkait



dasar



keperawatan



Analisis peran perawat dalam intervensi serta kaitan intervensi dengan proses keperawatan Pengalaman atau realita di klinik dan gap Literature review



3



16%



16



Ide logis dan ringkas Menunjukkan kemampuan analisis Argument logis dan rasional Analisa kritis rencana aplikasi ide atau hasil pembahasan Literatur yang digunakan terkini dan berkualitas serta extensif



4



Kesimpulan



2%



2



Penguranga nilai 5



Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas kritik jurnal Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria berikut tidak terpenuhi:



-7.5% -7.5



Jumlah halaman< 10 atau lebih dari 20 halaman (batas toleransi 5%) Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan benar Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar,



termasuk tanda baca.



NILAI MAKSIMAL 25



Komentar Fasilitator: ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .............................................................................................................................................



Presentasi Kelompok (5%) No



ASPEK YANG DINILAI



PROSENTASE



1



Kemampua nmengemukakan intisari makalah



1



2



Kemampuan menggunakan media & IT



1



3



Kontribusi yang bermanfaat bagi kelompok



1



4



Kemampuan berdiskusi (responsive, analitis)



2



TOTAL NILAI MAKSIMUM



5



Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis, komunikasi Komentar Fasilitator: ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................. Penilaian mahasiswa lain: (nilai maksimum 10) NO.



1



POINT PENILAIAN



Selama diskusi (50%)



proses



ASPEK YANG DINILAI



PROSENTAS E



Aktifbertanya



10%



Aktif memberikan ide/pendapat



10%



Inovatif dan kreatif memberikan pendapat.



dalam



Kemampuan analitik dalam 30% mengajukan pertanyaan dan memberikan solusi Ringkas dan padat



20%



Isi resume



20 %



Simpulan & saran



10%



Resume 3 (50%) TOTAL NILAI MAKSIMUM



10