Middle Range [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FALSAFAH KONSEP MIDDLE RANGE THEORY DALAM KEPERAWATAN DAN TEORI YANG TERMASUK DALAM MIDDLE RANGE THEORY



OLEH KELAS B11-A Kelompok 5



CHOMANG SUTRISNA



(183222902)



FEBI PRAMITA LESTARI



(183222906)



I PUTU ADITYA WARDANA



(183222915)



KADEK AYU DWI CESIARINI



(183222916)



NI KD RAI WIDIASTUTI



(183222922)



NI KOMANG AYU NOPI SAVITRI



(183222928)



NI MD HENI WAHYUNI



(183222935)



NI MADE WIDIADNYANI



(183222937)



NI PUTU NICK TRI DANYATI



(183222942)



STIKES WIRA MEDIKA BALI 2018/2019 i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan mengambil judul “Konsep Middle Range Theory Dalam Keperawatan Dan Teori Yang Termasuk Dalam Middle Range Theory”. Semoga



makalah



ini



dapat



menambah



pengetahuan



dan



pengalaman bagi para pembaca dan khususnya profesi perawat,supaya ke depannya dapat



diterapkan di dunia keperawatan. Kami yakin masih



banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. . Denpasar, 19 September 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2 1.3 Tujuan ................................................................................................................2 1.4 Manfaat..............................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Middle Range Theory ..........................................................................3 2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang lain......................................................3 2.3 Pengelompokan Teori........................................................................................4 2.4 Ciri Middle Range Theory ................................................................................5 2.5 Perkembangan Middle Range Theory...............................................................6 2.6 Penggunaan Middle Range Theory...................................................................6 2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori .........................................................7 2.8 Tokoh-tokoh Middle Range Theory ..................................................................8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................17 3.2 Saran ................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................21



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Pelayanan pelayanan



keperawatan



kesehatan



merupakan



yang



bersifat



bagian



penting



komprehensif



dalam meliputi



biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan



serta



pengembangan



riset



keperawatan



dan



diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang 1



body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan. Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah definisi Middle Range Theory ? 1.2.2 Bagaimanakah perbandingan dengan Level Teori yang lain ? 1.2.3 Bagaimanakah pengelompokan middle range theory ? 1.2.4 Bagaimanakah ciri Middle Range Theory ? 1.2.5 Bagaimanakah perkembangan middle range theory ? 1.2.6 Bagaimanakah penggunaan middle range theory ? 1.2.7 Bagaimanakah Kontroversi tentang Middle Range Teori ? 1.2.8 Bagaimanakah tokoh-tokoh middle range theory ?



1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui definisi Middle Range Theory 1.3.2 Untuk mengetahui perbandingan dengan Level Teori yang lain 1.3.3 Untuk mengetahui pengelompokan middle range theory 1.3.4 Untuk mengetahui ciri Middle Range Theory 1.3.5 Untuk mengetahui perkembangan middle range theory 1.3.6 Untuk mengetahui penggunaan middle range theory 1.3.7 Untuk mengetahui Kontroversi tentang Middle Range Teori 1.3.8 Untuk mengetahui tokoh-tokoh middle range theory



1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai konsep Middle Range Theory dalam keperawatan dan teori yang termasuk dalam Middle Range Theory.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Middle Range Theory Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008). Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan. 2.2. Perbandingan dengan Level Teori yang lain Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theory menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori. Mid-range



teori



memberikan



manfaat



bagi



perawat,



mudah



diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah. Teori Middle Range,



tingkat



keabstrakannya



pada



level



pertengahan,



inklusif,



diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.



4



Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu. Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat



dengan



Merton,



beberapa



penulis



keperawatan



mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory: 1 2 3 4 5 6



Ruang lingkupnya lebih sempit Lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik Terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas Lebih dapat diuji secara empiris Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik



2.3. Pengelompokan Teori Berdasarkan pengelompokkannya



Middle



Range



Theory



dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut: 1



Peterson & Bredow (2004) Mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe : tipe fisiologis, tipe kognitif, tipe emosional, tipe sosial, tipe integrative



2



Tomey & Alligood (2006) Berdasar tema masing-masing teori: Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993), Tidal Model (Phil Barker, 2001), Comfort (Kolcaba, 1992)



3



Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya



2.4. Ciri Middle Range Theory 2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :



5



1.



Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi



2.



Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori



3.



Tanpa indikator pengukuran



4.



Masih cukup abstrak



5.



Konsep dan proposisi yang terukur



6.



Inklusif



7.



Memiliki sedikit konsep dan variabel



8.



Dalam bentuk yang lebih mudah diuji



9.



Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik



10.



12.



Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan studi kualitatif Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.



13.



Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori



14.



Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.



11.



2.4.2.



Menurut Meleis, A. I. (1997) : 1.



Ruang lingkup terbatas



2.



Memiliki sedikit abstrak



3.



Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik



4.



Merupakan cerminan praktik (administrasi klinik pengajaran)



2.4.3. Menurut Whall (1996) : 1. 2. 3. 4.



Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan Mudah diterapkan Bisa diterapkan pada berbagai situasi Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat



2.5. Perkembangan Middle Range Theory Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber pada proses intelektual yang meliputi:



6



1



Teori induktif yang membangun teori melalui riset



2



Teori deduktif yang berasal dari grand theory



3



Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan



4



Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi



5



Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik



Beberapa teori keperawatan yang sudah berkembang, telah dikombinasikan dengan teori dari disiplin ilmu lain untuk membentuk middle range theory. Sebagian besar middle range theory bersumber pada penemuan dari penelitian yang telah terpublikasi. 2.6. Penggunaan Middle Range Theory Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan



penelitian.(Lenz,1998.p.26)



Middle



range



Teori



dapat



membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi. Review



terhadap



beberapa



penelitian



yang



dipublikasikan



mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi. 2.7. Kontroversi Tentang Middle Range Teori Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini., sedangkan yang 7



lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori “ Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan.Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut. Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.



2.8. Tokoh-tokoh Middle Range Theory 2.8.1. Ramona T. Mercer Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang



8



berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu. 2.8.2. Katharine Kolcaba Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain: Induksi



Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguhsungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit,



Deduksi



terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang



Retroduksi



lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan



berfokus



kenyamanan



(pengkajian



hingga



evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.



2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi) Vulnerability



Kesadaran



seseorang



akan



adanya



kematian,



Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.



9



Self-



Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang



Transcendence



telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.



Well-Being



Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,



psikologis,



sosial,



budaya



dan



spiritual



yang



menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik. Moderating-



Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri



Mediating



yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya :



Factors



usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup,



Point of



persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu. Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin



Intervention



intervensi. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual



yang



mempengaruhi



hubungan



antara



transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.



2.8.4. Carolyn L Wiener Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan. Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan 10



dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan



semua



interaksi,termasuk



keluarga



dan



pelayanan



kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi. 2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory. Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan



postpartum



lainnya



dan



aspek-aspek



depresi



postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala. Cheryl



memperkenalkan



NURSE



program



untuk



menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu: Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain), Understanding (pemahaman), Rest and relaxation (istirahat



11



dan relaksasi), Spirituality (spiritualitas), Exercise (latihan). Masing-masing



aspek



didiskusikan



secara



terpisah



dan



dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka. 2.8.6. Merle Helaine Mishel. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory.



Teori



ini



menjelaskan



bahwa



keraguan



dapat



mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. 2.8.7. Phil Barker Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan: 1



Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting. 12



2



Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.



3



Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.



4



Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).



5



Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses pemulihannya.



6



Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.



7



Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.



8



Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.



9



Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".



10



Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.



Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu: 1



Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas. Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu



13



dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup mereka. 2



Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi hidupnya.



3



Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.



4



Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian.



2.8.8. Kristen Swanson Theory of Caring Oleh Kristen Swanson. Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005). Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. 14



Jadi



dalam



aspek



kesehatan



becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being). Konsep Mayor dan Definisi 1



Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson1991).



2



Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidup orang lain menghindari asumsi-asumsi berfokus pada orang yang dirawat / pasien mengkaji serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau pengenalan (Swanson1991).



3



Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut (Swanson1991).



4



Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk memenuhi kebutuhan kenyamanan dan melindungi orang tersebut (Swanson1991).



5



Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut mendukungnya memberi penjelasan memvalidasi apa yang dirasakan menemukan alternatif penyelesaian dan memberikan feedback / umpan balik (Swanson1991).



6



Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi kehidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan meyakini kemampuan orang lain menumbuhkan sikap optimis menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan selalu ada untuk orang lain pada situasi apa pun.



2.8.9. Shirly M. Moore Teori Hidup damai di akhir. Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang 15



signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut. Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari: bebas dari rasa sakit, mendapatkan penghiburan, mendapatkan martabat dan rasa hormat, berada dalam kedamaian, mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. 2.8.10. Georgene Gaskill Eakes Para NCRCS (The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis. Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992). Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir 16



duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994). NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan



ditemui



dan respon untuk kembali



kesedihan



merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.



BAB III PENUTUP



17



3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik. Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas sebagai teori. Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.



18



Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan. Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.



3.2 Saran Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk memperjelas dalam pembahasan “Konsep Middle Range Theory Dalam Keperawatan Dan 19



Teori Yang Termasuk Dalam Middle Range Theory” . Apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini. Terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA



20



Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual & Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing Company. Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 30 September 2011, jam 21.10 McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge. Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany. Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company . Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York: Springer Publishing Company. Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis



21