Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Dan Tepat Pasien Operasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTIK SOP PASTIKAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, DAN TEPAT PASIEN OPERASI



Mata Kuliah : Manajement Patient Safety Dosen Pengampu : Ns. Pujiarto., M.Kep., Sp.Kep.M.B



Disusun Oleh : NYOMAN ARIASTITI (1926080)



KELAS : 1D



AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG T.P. 2020/2021



PROSEDUR PASTIKAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, DAN TEPAT PASIEN OPERASI



A. Pengertian Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara infasivedengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Proses operasi merupakan pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RS X untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi sesuai dengan lokasi, keadaan yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan diberikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan operasi. B. Tujuan 1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada pasien – pasien yang menjalani operasi di Rumah Sakit. 2. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur, dan pasien yang akan di operasi. Prosedur Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Adapun penyebab dari kesalahan tersebut, adalah: a. Komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, b. Kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), c. Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. d. Asesmen pasien yang tidak adekuat. d. Penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,



e. Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, f. Permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting). g. Pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. D. Peran dan Tanggung Jawab a. Petugas/Perawat kamar operasi Sebelum tindakan dilakukan, petugas melakukan penandaan area yang akan dilakukan operasi. Sebelum tindakan, petugas melakukan pengecekan ulang seluruh identifikasi pasien dan kelengkapan berkas penunjang sebelum dilakukan tindakan operasi. Dalam pelaksanaan tindakan operasi, petugas melakukan tindakan berdasarkan atas SPO yang berlaku. b. Kepala bagian Ruang Operasi



Memahami dan mengimplementasikan



seluruh prosedur yang ada Memastikan ketepatan pasien dan penandaan area yang akan dilakukan tindakan operasi



Melaporkan jika tejadi



kesalahan dalam identifikasi ataupun marking area. c. Kepala Sub Keselamatan Pasien Memastikan dan memantau petugas telah



melaksanakan



panduan



tindakan preoperatif, intraoperatif dan



posoperatif dengan baik Melakukan penyelidikan jika telah terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan operasi Melakukan pemantauan atas tata kelola panduan tindakan operasi bersama dengan Kepala bagian ruang operasi E. Prinsip Prinsip pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien, adalah : a. Semua pasien rawat jalan, rawat inap, IGD yang akan menjalani suatu prosedur pembedahan, wajib di lakukan penandaan dengan benar



saat berada di ruangan atau sekurang kurangnya 1 jam sebelum di lakukan prosedur pembedahan. b. Tujuan utama penandaan adalah untuk menghindari salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien c. Penandaan digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika akan di lakukan suatu prosedur pembedahan d. Penandaan di lakukan oleh dokter operator dan wajib ikut di dalam kamar operasi saat prosedur pembedahan di lakukan. e. Penandaan dengan menggunakan tanda GARIS tebal “ —” f. Untuk identifikasi lokasi operasi wajib mengikut sertakan pasien dalam proses penandaan. g. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi. h. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai. Checklist membedakan operasi menjadi 3 fase dimana berhubungan dengan waktu tertentu seperti pada prosedur normal, yaitu : a. periode sebelum induksi anestesi (sign in), b. setelah induksi dan sebelum insisi pembedahan, c. periode selama atau setelah penutupan luka tapi sebelum pasien masuk RR. 



Fase Sign in Fase Sign In adalah fase sebelum induksi anestesi, koordinator secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan, oksimeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator dengan profesional anestesi mengkonfirmasi risiko pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas, reaksi alergi.







Fase Time Out Fase Time Out adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan peran masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang operasi saling kenal. Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim mengkonfirmasi dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien yang benar. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit sebelumnya.







Fase Sign Out Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrumen, pemberian label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan memusatkan perhatian pada manajemen post operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien dari kamar operasi (Surgery) & Apakah pasien sudah dikonfirmasi identitasnya, tempat operasi, prosedur dan persetujuan?



F. Prosedur 1) Lakukan serah terima pasien oleh perawat ruangan dan perawat bedah dengan melengkapi Lembar Check List Pra Operasi dan Lembar Catatan Keperawatan Peri Operatif (Pra-Operasi) tentang : a) Identitas Pasien. b) Kelengkapan Dokumen : Lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran, Persetujuan Tindakan Pembiusan . c) Penandaan area / lokasi operasi (marking site ). d) Keadaan umum pasien. e) Pemeriksaan pre anestesi. f) Pemberian antibiotik profilaksis bila diperlukan diberikan satu jam pre operasi. g) Hasil pemeriksaan penunjang ( Laboratorium, Radiologi dan lainnya ).



h) Perlengkapan khusus alat/implant. i) Persiapan darah. j) Dokumentasikan ke dalam checklist. k) Pasien masuk ke ruang operasi. 2) Lakukan SIGN IN Pelaksanaan SIGN IN dilakukan sebelum tindakan induksi dan tim dinyatakan siap, dipimpin oleh dokter anestesi, minimal dihadiri oleh penata anestesi dan perawat. 



SIGN IN



a) Siapkan rekam medis pasien dan hasil pemeriksaan penunjang b) Siapkan Formulir Check List Keselamatan Pasien Operasi dan lengkapi sebelum induksi dimulai : 



Pastikan pasien sudah dikonfirmasi identitas dengan mencocokkan pada gelang : menanyakan nama pasien, tanggal lahir/ umur dan mencocokan No RM dan RM pasien.







Pastikan pasien sudah dikonfirmasi area operasi, prosedur yang akan dilakukan dan adanya persetujuan operasi.



c) Pastikan apakah site operasi sudah ditandai. d) Tanyakan kesiapan mesin dan obat anestasi. e) Tanyakan apakah pulse oxymeter berfungsi dan pasien dengan nilai normal. f) Tanyakan pada pasien apakah memiliki alergi. g) Pastikan adakah kemungkinan resiko kesulitan jalan nafas atau aspirasi, bila ya pastikan alat / alat bantu tersedia. h) Pastikan adakah kemungkinan kehilangan darah > 500 ml (pada anak: 7 ml/kg BB), bila ya pastikan kesiapan akses IV/cental line dan kesiapan darah atau komponen cairan yang dibutuhkan. i) Tindakan induksi dimulai



3) Pelaksanaan TIME OUT dilakukan sebelum insisi area operasi, dihadiri Tim Bedah (perawat, dokter anestesi, penata anestesi dan dokter bedah) 



TIME OUT



1. Kumpulkan seluruh Tim yang terlibat ke dalam Kamar Operasi. 2. Operator memberi isyarat (Time Out). 3. Perawat circulating dengan membacakan secara verbal pada semua tim untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan perannya. 4. Konfirmasi pada semua tim nama pasien, prosedur dan area dimana insisi akan dilakukan. 5. Pastikan apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan dalam 60 menit terakhir. 6. Antisipasi adanya kejadian kritis 7. Dokter bedah menyampaikan : a) Tahap tindakan kritis atau tahapan tindakan tidak biasa yang mungkin dilakukan. b) Waktu penyelesaian tindakan. c) Kemungkinan kekurangan darah pada pasien. 8. Penata anetesi menyampaikan : Kemungkinan ada perhatian khusus pada saat operasi. 9. Tim perawat menyampaikan : a) Kesterilan alat dan bahan yang dipakai. b) Apakah ada masalah pada alat yang akan dipakai atau hal lain yang perlu diperhatikan. c) Pastikan apakah dibutuhkan “display imaging” (hasil radiologi yang perlu dipajang). d) Insisi dimulai 4) Pelaksanaan SIGN OUT dilakukan sebelum tindakan penutupan luka operasi dan meninggalkan kamar operasi, dihadiri oleh tim bedah. 



SIGN OUT



1. Perawat circulating menyampaikan a. Nama prosedur yang sudah dilakukan



b. Jumlah instrumen, kain kasa, jarum dan alat lain sama (sebutkan jumlah angka untuk tiap alat/bahan) sebelum dan sesudah pembedahan c. Pelabelan spesimen-bahan PA (baca label spesimen dan nama pasien) d. Bila ada masalah pada alat yang harus ditekankan selama periode operasi 2. Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat: menyampaikan bila ada perhatian khusus yang harus dilakukan untuk recovery maupun perawatan pada pasien ini 3. Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat menandatangani



Formulir



Check List Keselamatan Pasien Operasi untuk pasien ini. 5) Lakukan serah terima pasien oleh perawat bedah / perawat anestesi dengan perawat ruangan melengkapi Lembar Catatan Keperawatan Peri Operatif (Intra dan Pasca Operasi) dan Format Serah Terima Pasien Dari Ruang Pulih Sadar ke Rawat Inap / ICU tentang : a) Keadaan umum pasien b) Keluhan nyeri pasien c) Aldrette score d) Kelengkapan dokumen pendukung e) Berapa kantong darah yang telah diberikan bila ada transfuse f) Jenis cairan infus dan tetesannya per menit g) Catat produksi kateter urine h) Keadaan area luka operasi i) Drain pada luka post operasi j) Ada atau tidaknya jaringan PA yang harus diperiksakan k) Instruksi post op dokter bedah dan dokter anestesi l) Dokumentasikan dalam masing-masing formulir checklist yang ada. 6) Lakukan semua prinsip tentang : a) Semua pasien yang akan menjalani suatu prosedur operasi, harus diidentifikasi dan dijamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang tepat sebelum, saat dan setelah menjalani suatu operasi. b) Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan mengikut sertakan pasien dalam proses penandaan.



c) Mendokumentasikan prosedur perawat ruangan melakukan serah terima kepada perawat kamar bedah, Sign In, Time Out, Sign Out, serah terima perawat anestesi / perawat bedah dengan perawat ruangan yang sesuai pada Formulir yang ada. Setiap langkah harus dicek secara verbal dengan anggota tim yang sesuai untuk memastikan bahwa tindakan utama telah dilakukan. Oleh karena itu, sebelum induksi anstesi, koordinator ceklist secara verbal akan mereview dengan anstesist dan pasien (jika mungkin) bahwa identitas pasien sudah dikonfirmasi, bahwa prosedur dan tempat yang dioperasi sudah benar dan persetujuan untuk pembedahan sudah dilakukan. Koordinator akan melihat dan mengkonfirmasi



secara verbal bahwa tempat



operasi sudah ditandai (jika mungkin) dan mereview dengan anstesist risiko kehilangan darah pada pasien, kesulitan jalan napas dan reaksi alergi dan mesin anstesi serta pemeriksaan medis sudah lengkap. Idealnya ahli bedah akan hadir pada fase sebelum anestesi ini sehingga mempunyai ide yang jelas untuk mengantisipasi kehilangan darah, alergi, atau komplikasi pasien yang lain. UNIT TERKAIT 



Unit Rawat Jalan







Unit Gawat Darurat







Unit Kamar Operasi







Unit Rawat Inap







Unit Rawat Intensif







Unit Kamar Bersalin