Terapi Bermain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERAPI BERMAIN 1.Pengertian Terapi Bermain Terapi Bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, Terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Nursalam, 2005). Terapi Bermain adalah suatu metode psikoterapi untuk membantu anak usia 3 sampai 12 tahun mengekspresikan pikiran, perasaan, atau emosi mereka dengan lebih baik lewat beragam permainan. Lewat metode ini, anak juga dapat mengembangkan rasa empati, perilaku, dan keterampilan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih positif. Terapi bermain juga sering digunakan sebagai metode pendekatan untuk mencoba berkomunikasi dan menolong anak yang mengalami trauma. Terapi bermain itu sendiri sebenarnya sudah mulai diterapkan sejak tahun 1919. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam Terapi Bermain:  Terapi bermain tidak langsung. Terapi ini berdasarkan pada prinsip bahwa anakanak bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan kebebasan bermain, menggunakan intruksi dan pengawasan terbatas.  Terapi bermain langsung. Terapi ini menggunakan lebih banyak masukan dari terapis untuk membantu mempercepat hasil.



2.Tujuan Terapi Bermain    I. Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi. 2 Tujuan Khusus  Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas  Meningkatkan keterampilan anak  Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu  Memberikan kesenangan dan kepuasan



3.Gambar Alat dan Anatomi tubuh Terapi Bermain



Gambar Alat Terapi Bermain



Anatomi Tubuh Terapi Bermain



4.Indikasi Terapi Bermain Efektif diberikan pada klien anak yang mengalami : 1. Gagal nafas Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh. 2. Gangguan jantung (gagal jantung) Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. 3. Kelumpuhan alat pernafasan Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2dan CO2. 4. Perubahan pola napas. Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35) 5. Keadaan gawat (misalnya : koma) Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi. 6. Trauma paru Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan  mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi. 7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme. 8. Post operasi Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup. 9. Keracunan karbon monoksida Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah. (Aryani, 2009:53)



5.Kontraindikasi Terapi Bermain Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan jumlah aliran yang  tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini 1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95% 2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah 3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul. (Aryani, 2009:53)



6.Asuhan Keperawatan Terapi Bermain A. Pengkajian 1. Identitas Klien Klien bernama An. D umur 3 tahun, tanggal lahir 17 februari 2012. Penanggung jawab adalah Ny. P, usia 34 tahun, pekerjaan swasta, pendidikan SMA, alamat Gemolong dan hubungan dengan klien adalah ibu. 2. Riwayat Kesehatan Pasien Keluhan utama yang dirasakan adalah ibu klien mengatakan An. D demam. Riwayat penyakit sekarang ibu klien mengatakan klien demam sejak 3 hari yang lalu dan natsu makan menurun namun tidak muntah kemudian klien dibawa ke IGD Rs. Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 12 maret 2015 diperiksa oleh dokter dilakukan pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, nadi 100 kali permenit, pernafasan 30 kali permenit, suhu 38,8 C. Selanjutnya oleh dokter yang menyetujui persetujuan rawat inap dan setelah kedua orang tua setuju An. D dipindah ke bangsal melati 2 untuk mendapatkan perawatan. Pengkajian riwayat penyakit lanjutan ibu pasien mengatakan An. D sebelumnya belum pernah dipahami di rumah sakit. Sebelumnya An. Pernah mengalami sakit demam biasa, batuk, pilek, pada saat usia 1,5 tahun. Sebuah. D juga tidak memiliki riwayat alergi, ibu pasien mengatakan sudah mendapat imunisasi lengkap.



Pengkajian keluarga ibu pasien megatakan D merupakan anak baru dari tiga bersaudara. Keluarga pasien tidak memiliki penyakit turunan seperti diabetes militus lipertensi, dan penyakit menular seperti TB paru, asma



B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 16 Maret 2015 dengan wawancara dan pengamatan terhadap pasien, penulis menemukan masalah antara lain: Masalah utama yang dikeluhkan oleh pasien dan menjadi diagnosa keperawatan yang paling utama adalah Hipertermi terkait dengan proses penyakit (virus). Ditandai dengan data ibu Subyektif dan mengatakan kematian sejak 3 hari yang lalu sebelum dibawa kerumah sakit, data obyektif diperoleh hasil positif, akral teraba panas, suhu 38,4 "C. nadi 90 kali permenit, pernafasan 30 kali permenit, trombosit 31 10 3 / ul. Masalah keperawatan yang kedua yaitu Ansietas terkait dengan perubalian Lingkungan (hespitalisasi) Ditandai dengan data subyektir ibu An.D mengatakan selama mengidentifikasikan anakia menjadi rewel di lingkungan rumah sakit, selebihnya dapat ditolong karena disuntik. Data obyektif drdapatkan pasion tarmpak monchindar bila didekatiaelisali. menangis saat akan dibeti tindeikan kepetawatin skor kecemianan 2 ingkat ditangkap sedang. Masalah keperawatan yang ketiga yaitu ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh terkait dengan asupan yang tidak adekuat. Ditandai dengan data subyektif ibu An. Mengatakan nafsu makan berkurang, sedangkan data obyektif didapat An. D tampak lemas Antropometri: BB sebelum sakit 13 kg selama sakit 11 kg, biokimia hemoglobin 9,5 g / dl hematokrit 29%, klinis: mukosa bibir lembab, diit: Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk, buah air minum putih dan susu habis porsi saja. Masalah keperawatan yang merupakan Resiko tinggi perdarahan yang berhubungan dengan trombositopenia, Ditandai dengan data subyektif ibu dan mengatakan ditubub ataknya adalah timbulnya merah, sedangkan data obyektuted Sebuah D pemerikasaan bekerja leed positil, trombosit 31 ribu /ul hemoglobin 9,5 gdl.



C. Intervensi Keperawatan



Perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul untuk diagnosa keperawatan utama adalah Hipertermi terkait dengan proses penyakit (virus). Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam yang diharapkan masalah keperawatan hipertermi teratasi dengan kriteria hasil suhu tubuh normal (36,5-37,5 C), tanda-tanda vital normal, mukosa bibir lembab. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada An.D Pelajari suhu tubuh, beri bantuan hangat untuk membantu menurunkan suhu tubuh, anjurkan ibu untuk memakaikan pakaian tipis atau tidak pakai selimut tebal untuk mengurangi panas dalam tubuh, kolaborasi mendukung terapi antipiretik untuk peningkatan suhu tubuh, yang dapat dilakukan sesuai diagnosa keperawatan kedua berkaitan dengan perubahan lingkungan (hospitalisasi). Ansietas Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan dapat mengurangi dengan kriteria hasil skor menjadi tidak cemas, tidak gelisah, tidak takut, anak kooperatif. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada An. D kaji tingkat atas untuk memahami tingkat kebebasan, beri kesempatan pasien mengungkapkan rasa cemas untuk tolong bantu perasaan pasien, jaga hubungan saling percaya untuk menjalin hubungan saling percaya, berikan terapi bermain lilin untuk meningkatkan tingkat kecemasan. Perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul untuk diagnosis keperawatan yang ketiga adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terkait dengan asupan yang tidak adekuat.Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali 24 jam diharapkan asupan pada anak adekuat dengan kriteria hasıl nafsu makan anak meningkat, berat badan naik 1 kg. Intervensi atau perencanaan keperawatan yang akan dilakukan pada D pantau asupan nutrisi pada anak untuk asupan gizi, beri makan yang mendukung anak untuk menngkatkan nafsu makan, anjurkan ibu pasien untuk memberikan makan sedikit-sedikit tapi sering untuk kebutuhan nutrisi, giat membantu diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul untuk diagnosa keperawatan adalah Resiko tinggi terjadi perdarahan terkait dengan trombositopenia Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3 jam 24 jam diharapkan tidak ada perdarahan dengan bantuan hasil pemeriksaan dan sgejala perdarahan seperti bintk merah atau mimisan, mampu mencecal timbulnya risiko perdaralhan, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil laboratorium normal. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada An. D Observasi keadaan umum pasien, memantau tanda-tanda vital pasien, memantau tanda-tanda perdarahan, memeriksa pasien untuk minum yang cukup, memberikan pasien untuk pemulihan,



memberikan informasi kepada pasien tanda-tanda perdarahan, kolaborasi dengan dokter pengantar obat perdarahan.



7.Persiapan Tindakan Keperawatan Terapi Bermain 1. Persiapan: 5 Menit A. Menyiapkan ruangan B. Menyiapkan alat C. Menyiapkan peserta 2. Pembukaan: 5 Menit A. Perkenalan dengan anak dan keluarga B. Anak yang akan bermain saling berkenalan C. Menjelaskan maksud dan tujuan 3. Kegiatan: 20 Menit A. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia B. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai C. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas kertas gambar D. Dipasang benang sepanjang ± 10 cm pada bagian atas yang dilubangi E. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat tempat tidur anak 4. Penutup: 5 Menit  Memberikan reward pada anak atas hasil karyanya



8.Prosedur Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Terapi Bermain A. Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan kontrak waktu 2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang memungkinkan) 3. Menyaiapkan alat B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan C. Tahap Kerja 1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain 2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu 3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga 4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan 5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor anak saat bermain 6. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya 7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain



8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan 2. Berpamitan dengan pasien 3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula 4. Mencuci tangan 5. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal, psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga



9.Daftar Pustaka Pengertian Terapi Bermain (Nursalam, 2005). Indikasi Terapi Bermain (Aryani, 2009:53). Kontraindikasi Terapi Bermain (Aryani, 2009:53). Persiapan Tindakan dan Prosedur Pelaksanaan http://www.kapukonline.com/2011/12/oscaperawatterapibermaindanpenilaianper.html Asuhan Keperawatan Terapi Bermain file:///D:/Tugas%20Didi/01-gdl-arlitayung-1358-1ktiarli-)%20(1).pdf