Terapi Tradisional Dalam Keperawatan Komunitas Word [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ayu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“TERAPI TRADISIONAL DI KOMUNITAS”



Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas I



Dosen Pembimbing : Widyoningsih, M.Kep., Sp.Kep.Kom



Disusun Oleh : 1.



Wahyu hidayat



(108118021)



2.



Kamalia safitri dewi



(108118022)



3.



Anisa Rahayu Ningtiyas (108118024)



4.



Masarif efendi putra



( 108117071)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2020



PENDAHULUAN A. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari terapi tradisional dalam keperawatan komunitas ? 2. Apa Jenis - jenis dari terapi tradisional dalam keperawatan komunitas ? 3. Bagaimana Fokus dari terapi tradisional dalam keperawatan komunitas ? 4. Bagaimana Peran perawat dalam terapi tradisional di keperawatan komunitas ? 5. Bagaimana Teknik terapi terapi tradisional yang digunakan dalam keperawatan komunitas ? 6. Apa persyaratan terapi tradisional dalam keperawatan komunitas? B. Tujuan  Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.  Tujuan Khusus Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal: a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah. c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan. d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi. e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan. f.



Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.



g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan. i.



Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.



j.



Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan



PEMBAHASAN TERAPI TRADISIONAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS A.



Definisi Terapi Komplementer Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer. Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.  Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media



B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer



1.



Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.



2.



Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.



3.



Homeopati atau jamu-jamuan.



4.



Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki



5.



Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.



6.



Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral



C. Fokus Terapi Komplementer 1. Pasien dengan penyakit jantung. 2. Pasien dengan autis dan hiperaktif 3. Pasien kanker D. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer



1.



Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.



2.



Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.



E. Teknik Terapi Komplementer Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut : 1. Akupuntur Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh. 2. Terapi hiperbarik,  Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam



sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara 3. Terapi herbal medik,  Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.  Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati. F. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut : 



Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.







Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.







Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus.