Terbaru Makalah Molahidatidosa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL DENGAN MOLAHIDATIDOSA



Disusun oleh kelompok VI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Sri Mulatmi Sri patrawati Desi widia sapitri Maiyah Elis medianita Samsiah Tika rahma ningsih Maria pronika



Alih jenjang D4 kebidanan Bungo Poltekkes kemenkes Jambi Tahun 2021 1



BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik terus tumbuh menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan membentuk seperti buah anggur, karakteristik mola hidatiosa bentuk komplet dan bentuk parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio. Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih. Biasanya tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydrotopik dari stoma jonjot, tidak adanya pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada bagian pemeriksaan kromosom didapatkan poliploidi dan hampir pada semua kasus mola susunan sex chromatin adalah wanita. Mola hidatidosa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan di Amerika Serika, kambuh pada 2% wanita pernah mengalami kasus ini. Wanita diatas 45 tahun memiliki insiden 10 kali lebih besar biladibandingpadausiareproduksi 20 – 40 tahun, sebesar 2-8% kehamilan mola adalah ganas. Kejadianmola di rumahsakitbesar di Indonesia kira-kiradiantara 80 persalinan (ObstetriPatologi, bagianobsgin.FK.UNPAD, 1984). Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein kadang-kadang hanya pada satu ovarium, kadang-kadang pada kedua-duanya. Kista ini berdinding tipis dan berisi cairan kekuning-kuningan dan dapat mencapai ukuran sebesar sarung tinju atau kepala bayi. Kista lutein terjadi karena perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi, kista ini hilang sendiri setelah mola dilahirkan. 1.2.Rumusan Masalah 1.      Apa definisi molahidatidosa? 2.      Bagaimana tanda dan gejala molahidatidosa? 3.      Bagaimana patofisiologi molahidatidosa? 4.      Bagaimana diagnosis molahidatidosa? 5.      Bagaimana prognosa molahidatidosa? 6.      Apa prioritas masalah molahidatidosa? 7.      Bagaimana intervensi molahidatidosa? 8.      Bagaimana penanganan awal molahidatidosa? 1.3.Tujuan 1.      Agar mahasiswa mengetahui  dan memahami definisi dari mola hidatidosa 2.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari mola hidatidosa 3.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami patofisiologi molahidatidosa 4.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami diagnosis molahidatidosa 5.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami prognosa molahidatidosa 6.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami prioritas masalah molahidatidosa 7.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi molahidatidosa 8.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami penanganan awal molahidatidosa



2



1.4.Manfaat 1.    Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan Molahidatidosa. 2.    Bagi Institusi Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan dan perbandingan pada penanganan kasusMolaHydatidosa. 3.    BagiMasyarakat Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang molahidatidosa.



Babeko, 16 agustus 2021



Penulis



3



BAB II TEORI



MOLAHIDATIDOSA 2.1 Definisi Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana terjadi keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang disertai dengan perkembangan parsial atau tidak ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan mengeluarkan hormon human chononic gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa.1,2,3 Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembunggelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Ukuran gelembunggelembung ini bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat trias: (1) Proliferasi dari trofoblas; (2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban; (3) Hilangnya pembuluh darah dan stroma. Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial giant cells). Pada kasus mola banyak dijumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.1,2,4 2.2 Etiologi dan FaktorResiko Mola hidatidosa disebabkan oleh adanya over-production jaringan yang membentuk plasenta. Dalam keadaan kehamilan normal, plasenta berfungsi memberikan nutrisi untuk janin. Namun pada kasus mola hidatidosa, jaringan berkembang menjadi suatu massa yang abnormal sehingga tidak dapat berfungsi secara normal.4 Penyakit trofoblastik gestasional disebabkan oleh gangguan genetik dimana sebuah spermatozoon memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua sperma memasuki ovum tersebut. Pada lebih dari 90 persen mola komplit hanya ditemukan gen dari ayah dan 10 persen mola bersifat heterozigot. Sebaliknya, mola parsial biasanya terdiri dari kromosom triploid yang memberi kesan gangguan sperma sebagai penyebab.5 Pembuluh darah primitif di dalam vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio 'kelaparan', mati, dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu mengadakan invasi ke jaringan ibu. Peningkatan aktivitas sinsitiotrofoblas menyebabkan



peningkatan produksi hCG, tirotrofin korionik dan progestron. Sekresi estrodiol menurun, karena sintesis hormone ini memerlukan enzim dari janin, yang tidak ada. Peningkatan kadar hCG dapat menginduksi perkembangan kista teka-lutein di dalam ovarium. Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya yang kini telah diakui adalah : 1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan. 2. Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun) beresiko 50% terkena penyakit ini. 3. Imunoselektif dari sel trofoblast 4. keadaan sosioekonomi yang rendah 5. paritas tinggi 6. defisiensi vitaminA 7. kekurangan protein 8. infeksi virus dan faktor kromosom yang belumjelas. 2.3 SITOGENETIKA Menurut Sarwono, 2010, patofisiologi dari kehamilan molahidatidosa yaitu karena tidak sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi pada sel telur patologik yaitu : hasil pembuahan dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 – 5 minggu dan karena pembuluh darah villi tidak berfungsi maka terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan mesenkim villi.1,2 Analisis sitogenetik pada jaringan yang diperoleh dari kehamilan mola memberikan beberapa petunjuk mengenai asal mula dari lesi ini. Kebanyakan mola hidatidosa adalah mola “lengkap” dan mempunyai 46 kariotipe XX. Penelitian khusus menunjukkan bahwa kedua kromosom X itu diturunkan dari ayah. Secara genetik, sebagian besar mola hidatidosa komplit berasal dari pembuahan pada suatu “telur kosong” (yakni, telur tanpa kromosom) oleh satu sperma haploid (23 X), yang kemudian berduplikasi untuk memulihkan komplemen kromosom diploid (46 XX). Hanya sejumlah kecil lesi adalah 46.2,6,7 Pada mola yang “tidak lengkap” atau sebagian, kariotipe biasanya suatu triploid, sering 69 XXY (80%). Kebanyakan lesi yang tersisa adalah 69 XXX atau 69 XYY. Lesi ini, berbeda dengan mola lengkap, sering disertai dengan janin yang ada secara bersamaan. Janin itu biasanya triploid dancacat.2,6,8



2.4 PATOGENESIS Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas:2 1. Teori missedabortion. Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia kehamilan 3-5 minggu (missed abortion). Hal inilah yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Menurut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan karena kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan angiogenesis. 2. Teorineoplasma Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada penyakit trofoblas, yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah 2.5 Klasifikasi Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu bila tidak disertai janin maka disebut mola hidatidosa atau Complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut mola parsialis atau Parsials mole.2,3,4,8 Tabel 1.2. Perbandingan bentuk mola hidatidosa



Barek and Jonathan , 2007. Novak’s Gynecology 14th Ed



2.6 Gejala Klinis Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 12 - 14 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam. 1. Terdapat tanda-tanda kehamilan. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masukRS 2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebihbesar) 3. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab 4. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni) Dan menurut Cuningham, 1995. Dalam stadium pertumbuhan mola yang dini terdapat beberapa ciri khas yang membedakan dengan kehamilan normal, trimester pertama dan selama trimester kedua sering terlihat perubahan sebagaiberikut:7 1. Perdarahan Perdarahan uterus merupakan gejala yang mencolok dan bervariasi mulai dari spoting sampai perdarahan yang banyak. Perdarahan ini dapat dimulai sesaat sebelum abortus atau yang lebih sering lagi timbul secara intermiten selama berminggu-minggu atau setiap bulan. Sebagai akibat perdarahan tersebut gejala anemia ringan sering dijumpai. Anemia defisiensi besi merupakan gejala yang sering dijumpai. 2. Ukuran uterus Uterus tumbuh lebih besar dari usia kehamilan yang sebenarnya dan teraba lunak. Saat palpasi tidak didapatkan balotement dan tidak teraba bagian janin. 3. Aktivitasjanin Meskipun uterus cukup membesar mencapai bagian atas sympisis, secara khas tidak akan ditemukan aktivitas janin, sekalipun dilakukan test dengan alat yang sensitive sekalipun. Demikian pula sangat jarang ditemukan perubahan mola inkomplit yang luas pada plasenta dengan disertai janin yanghidup. 4. Embolisasi Trofoblas dengan jumlah yang bervariasi dengan atau tanpa stroma villus dapat keluar dari dalam uterus dan masuk aliran darah vena. Jumlah tersebut dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan gejala serta tanda emboli pulmoner akut



bahkan kematian. Keadaan fatal ini jarang terjadi. Meskipun jumlah trofoblas dengan atau tanpa stroma villus yang menimbulkan embolisasi ke dalam paru-paru terlalu kecil untuk menghasilkan penyumbatan pembuluh darah pulmoner namun lebih lanjut trofoblas ini dapat menginfasi parenkin paru. Sehingga terjadi metastase yang terbukti lewat pemeriksaan radiografi. Lesi tersebut dapat terdiri dari trofoblas saja (koriokarsinoma metastasik) atau trofoblas dengan stroma villus (mola hidatidosa metastasik). Perjalanan selanjutnya lesi tersebut bisa diramalkan dan sebagian terlihat menghilang spontan yang dapat terjadi segera setelah evakuasi atau bahkan beberapa minggu atau bulan kemudian. Sementara sebagian lainnya mengalami proliferasi dan menimbulkan kematian wanita tersebut tidak mendapatkan pengobatan yangefektif. 5. EkspulsiSpontan Kadang-kadang gelembung-gelembung hidatidosa sudah keluar sebelum mola tersebut keluar spontan atau dikosongkan dari dalam uterus lewat tindakan. Ekspulsi spontan paling besar kemungkinannya pada kehamilan sekitar 16 minggu. Dan jarang lebih dari 28 minggu.6 2.7 Diagnosis 1.



Anamnesis Ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan,



perdarahan



pervaginam



berulang



cenderung



berwarna



coklat



dan



kadang



bergelembung sepertibusa. (1) Perdarahan vaginal. Gejala klasik yang paling sering pada mola komplet adalah perdarahan vaginal. Jaringan mola terpisah dari desidua, menyebabkan perdarahan. Uterus membesar (distensi) oleh karena jumlah darah yangbanyak, dan cairan gelap bisa mengalir melalui vagina. Gejala ini terdapat dalam 97% kasus. (2) Hiperemesis. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah yang berat. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormonβ-HCG. (3) Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki gejala seperti takikardi, tremor dan kulit yang hangat. Didapatkan pula adanya gejala preeklamsia yang terjadi pada 27% kasus dengan karakteristik hipertensi ( TD > 140/90 mmHg), protenuria (>300 mg.dl), dan edema denganhiperefleksia.



2.



PemeriksaanFisik 



Palpasi : 



Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, terabalembek







Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakanjanin.







Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantungjanin







Pemeriksaan dalam:



3.







Memastikan besarnyauterus







Uterus terasa lembek







Terdapat perdarahan dalam kanalisservikalis



Pemeriksaan Laboratorium 



Pemeriksaan kadar B-hCG BetaHCG urin > 100.000 mlU/ml Beta HCG serum > 40.000IU/ml Berikut adalah gambarkurva regresi



hCG normal yang menjadi parameter



dalam penatalaksanaan lanjutan molahidatidosa.



Gambar : Nilai rata-rata dari 95 % confidence limit yang menggambarkan kurva regresi normal gonadotropin korionik subunit β pasca mola.2,8 



Pemeriksaan kadar T3 /T4 B-hCG > 300.000 mIU/ml mempengaruhi reseptor thyrotropin, mengakibatkan aktifitas hormon-hormon tiroid (T3/T4) meningkat. Terjadi gejala-gejala hipertiroidisme berupa hipertensi, takikardia, tremor, hiperhidrosis, gelisah, emosi labil, diare, muntah, nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun



dan sebagainya. Dapat terjadi krisis hipertiroid tidak terkontrol yang disertai hipertermia, kejang, kolaps kardiovaskular, toksemia, penurunan kesadaran sampai delirium-koma.2 4.



Pemeriksaan Imaging a. Ultrasonografi 



Gambaran seperti sarang tawon (Honey comb appearance) tanpa disertai adanyajanin







Ditemukan gambaran snow storm atau gambaran seperti badaisalju.



b. Plain foto abdomen-pelvis: tidak ditemukan tulangjanin



2.7 Penatalaksanaan 1. Evakuasi a. Perbaiki keadaanumum. 



Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuretisap







Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam kemudian dilakukan kuret.



b.



Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum penderita.



c.



7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan.



d.



Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30



tahun,



Paritas 4 atau lebih. Akan tetapi pada wanita yang masih menginginkan anak, maka setelah diagnosis mola dipastikan, dilakukan pengeluaran mola dengan kerokan isapan (suction curettage) disertai dengan pemberian infus oksitosin intravena. Sesudah itu dilakukan kerokan dengan kuret tumpul untuk mengeluarkan sisa-sisakonseptus e.



Respiratori distres harus selalu diwaspadai pada saat evakuasi. Hal ini terjadi karena embolisasi dari trofoblastik, anemia yang menyebabkan CHF,dan iatrogenik overload. Distres harus segera



ditangani



dengan



ventilator.



Setelah dilakukan evakuasi, dianjurkan uterus beristirahat 4 – 6 minggu dan penderita disarankan untuk tidak hamil selama 12 bulan. Diperlukan kontrasepsi yang adekuat selama periode ini1,2,5,8



2. Pengawasan Lanjutan 



Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral pil, sistemik atau barier selama waktu monitoring. Pemberian pil kontrasepsi berguna dalam 2 hal yaitu mencegah kehamilan dan menekan pembentukan LH oleh hipofisis yang dapat mempengaruhi pemeriksaan kadar HCG. Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR) tidak dianjurkan sampai dengan kadar HCG tidak terdeteksi karena terdapat resiko perforasi rahim jika masih terdapat mola invasif. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dan terapi sulih hormon dianjurkan setelah kadar hCG kembali normal1,2,5,8







Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun: o Setiap minggu pada Triwulanpertama o Setiap 2 minggu pada Triwulankedua o Setiap bulan pada 6 bulanberikutnya o Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3bulan.







Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan: a. Gejala Klinis : Keadaan umum,perdarahan b. Pemeriksaan dalam: o



keadaanServiks



o



Uterus bertambah kecil atautidak



c. Laboratorium 



Reaksi biologis dan imunologis: o 1x seminggu sampai hasilnegatif o 1x2 minggu selama Triwulanselanjutnya o 1x sebulan dalam 6 bulanselanjutnya o 1x3 bulan selama tahunberikutnya o Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan



3. Sitostatika Profilaksis Kemoterapi



dapat



dilakukan



dengan



pemberian



Methotrexate



atau



Dactinomycin, atau kadang-kadang dengan kombinasi 2 obat tersebut. Biasanya cukup hanya memberi satu seri dari obat yang bersangkutan. Pengamatan lanjutan terus dilakukan, sampai kadar hCG menjadi negatif selama 6 bulan. 1,4,7



Gambar 1. Skema tatalaksana mola hidatidosa 2.9 Prognosis Dinegara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada, mortalitas akibat mola hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena diagnosis yang lebih dini dan terapi yang tepat. Akan tetapi di negara berkembang kematian akibat mola masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola hodatidosa biasanya disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi, eklamsia, payah jantung dan tirotoksikosis.2,3 Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut menjadi keganasan trofoblastik gestasional, akan tetapi walaupun demikian tetap dilakukan pengawasan lanjut yang ketat, karena hampir 20% dari pasien mola hidatidosa berkembang menjadi tumor trofoblastik gestasional.2,3



Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi mola invasive, dimana akan masuk



kedalam dinding uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan perdarahan dan komplikasi yang lain yang mana pada akhirnya akan memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus mola dapat berkembang menjadi korio karsinoma, suatu bentuk keganasan yang cepat menyebar dan membesar.2,8 2.10



Komplikasi







Perdarahan yang hebat sampaisyok







Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkananemia



Infeksi sekunder



FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (ANC) RS/PUSKESMAS/RB/BPS : hj hanafi Pj. Ruangan : paridah 5 Riwayat Kehamilan Saat Ini : G P A H NOMOR RM : Tanggal/Pukul Pengkajian : . Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 8 minggu/bulan, Mahasiswa : kelompok VI Sumber Informasi Tempat Pelayanan Di Poskesdes Oleh :Bidan sri patrawati Am.keb NIM : Teman Orang tua/keluarga Nakes:… Sendiri Pembimbing :herinawati,M.Keb Masalah yang pernah A. BIODATA : dialami : MasalahNama yang klien/ibu pernah dialami : H: Hamil Muda Umur



:







Nama suami



: 18mual th







muntah Umur √



Agama Lain-lain :……………………….. : Islam Hamil Tua : pusing Sakit Pendidikan − : SMP − kepala Pekerjaan







Lain-lain : IRT



:tn A perdarahan : 22 th



Agama Pendidikan − Pekerjaan



: islam perdarahan : SMA



GerakanSuku janinBangsa : − GerakanAlamat terakhir jam :



Terasa : Melayu : DS babeko



Alamat



:DS babeko



Imunisasi : No.Telp/HP



:



No.Telp/HP



:



TT



Bahasa :Melayu 2 Penanggung jawab : Lain-lain Nama



: TN .A







Tidak Terasa Suku Bangsa



: Swasta



Hepatitis Bahasa Pekerjaan



: melayu



: Melayu : Swata



Umur : 22 th Alamatini : tidak ada : dusun babeko Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan Hubungan dengan klien : suami No.Telp/HP : B. DATA SUBJEKTIF 1.



TUJUAN KUNJUNGAN Ingin memeriksakan kehamilan KELUHAN IBu mengatakan ingin memriksakan kehamilan nya karena beberapa waktu belakangan ini keluar darah berwarna coklat kehitaman da kumpalan darah dari kemaluan ibu



6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu : (jenis penyakit/operasi, dimana dan kapan) tidak ada . 7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit .



− −



Kanker







Penyakit hati







Hipertensi







DM







Peny. Ginjal



Myoma







Epilepsy







Kelainan bawaan







Alergi







Hamil kembar



Lain-lain: − 8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi .



Servisitis kronis − Myoma Kanker kandungan − − − Lain-lain :……………………………………….







Infertilitas



− Infeksi virus − Polip servix







PMS



Endometritis − Operasi kandungan



9 Riwayat Keluarga Berencana .



Metode KB yang pernah dipakai : belum pernah ber KB



Lama :



Komplikasi/masalah: 1 Pola Makan / Minum 0 Makan : 3 kali/hari .



Minum : 10 kali/hari Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi : Nasi,lauk , sayur dan buah (bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)



1 Pola Eliminasi : 1



BAB : 2



Kali/hari



.



BAK : 5



Kali/hari



Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi : tidak ada 1 Pola Istirahat : 2 Tidur : 8 .



jam/hari, Tidur terakhir jam : 05 00



Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat : tidak ada



1 Pola Seksualitas 3 Frekuensi : 2-3 .



x/minggu



Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola seksualitas : Tidak ada



1 Riwayat Psikososial



4 Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : .







Diharapkan



Tidak diharapkan



Alasan karena hamil pertama Social support dari



: √



Suami







Orang tua



Mertua







Keluarga lain







Masalah psikososial : Kekerasan RT







− 1 Perilaku kesehatan :



Fisik



Psikologis − Dan lain-lain…………………..



5



Penggunaan miras



:



Ada







Tidak



.



Penggunaan zat adiktif



:



Ada







Tidak



Merokok



:



Ada







Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Memakai benda tajam







Tidak



Membawa tumbuh-tumbuhan



Lain-lain: …………… Jambi, Pembimbing Lahan



(



20 Mahasiswa



)



(



)



Dosen Pembimbing



(



1.



)



DATA OBYEKTIF PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Sikap tubuh



:



Lordosis Kiposis Cacat :……………….. Tanda-tanda vita2l : TD mmhg P Turgor : √ Baik 90/60 Kurang26 Tinggi Badan : 160 Cm BB (Sesuai Indikasi) : 50 Kg



Scoliosis x/i 88 Jelek



N







x/i



Normal 36



S



o



C



BB sebelum hamil : 55 Kg Rambut/kepala : √ Bersih Kotor Mata : sclera : Ikterus √ Konjungtiva : Pucat √ Penglihatan : √ Jelas √ Alat bantu : Kacamata − − Muka : Hiperpigmentasi Edema Lain-lain : Bibir : √ Kering Pecah-pecah Rahang dan lidah : √ Pucat Sakit − Gigi : − Palsu Karies − Telinga : √ Tdk. Tampak kelainan Alat bantu dengar Leher : Pembesaran kelenjar tiroid − − Pembesaran kelenjar getah bening Payudara : Simetris Asimetris √ Bengkak Benjolan Putting susu : Datar Menonjol √ Areola mammae : Bersih Pengeluaran ASI : √ Tampak kolostrum







Rontok Lain-lain……… Tdk. Ikterus Tdk. Pucat Kabur Lain-lain……… Kontak-lens Tdk. Tampak kelainan



Inflamasi Lain-lain……… Lesi − − Lain-lain:……………….. Lain-lain:……………….. − Pembesaran vena jugularis Kemerahan Dimpling Ke dalam Lecet Kotor Kotor Hiperpigmentasi √ kolostrum Tidak tampak √



Abdomen :



2.



-Bekas operasi : Ada Lokasi………………… √ Tidak ada -Pembesaran : Ada Tidak ada -Gerakan Janin : √ Ada Tidak ada √ Livide -Striae : Tidak ada Albikans √ Nigra -Linea : Alba Fusca √ -Palpasi Kelembutan Pembesaran hati/lien Mass √ Suprapubis tenderness -TFU 22 cm, , Letak Punggung: , Presentasi , Penurunan-TBJ 1550 gr -Lain-lain……………….. -DJJ Belum terdengar √ Frek x/i − Tdk. Teratur − Lemah − Teratur − Kuat − Punctum Maksimum cm Sebelah………………. − Punggung dan pinggang : CVAT Ada Tidak ada √ Nyeri Ketuk Ada Tidak ada √ Ekstremitas Tdk. Tampak cacat Cacat Varises Edema……….. √ Refeleks Patella Positif : kanan/kiri………… Negatif : kanan/kiri √ Akral Dingin Pucat Kebiruan Normal √ √ Ano genital Pengeluaran per vulva Darah − Lendir − Air ketuban √ Tanda-tanda PMS :…………………………. − Palpasi Pembengkakan kelenjar Skene Bartholini Lymfe − − − Lain-lain :………………….. Pemeriksaan Penunjang HCG :2000 mlu/ml Gol. Darah : B



Hb : 9 gr % CT/BT : Tempat / tgl : Rsu HJ Hanafie



/



Ht :



Lain-lain :………………………………………………………………………….. Urine : Protein : Reduksi : Lain-lain : ……………………………… CTG : tidak terdengar denyut jantung USG : terlihat gambaran seperti sarang tawon tanpa janin disertai adanya janin Ro : tidak ditemukan tulang janin 3.



Hal-hal lai yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum pada format -



Ditemukan gambaran snow stroma tau gambaran seperti badai salju



CATATAN PERENCANAAN Diagnosa :ibu NY. H.G1,PO, A, AHO dengan hamil 14-15 mg dengan molahidatidosa Masalah : - ibu mengeluh keluar darah coklat kehitaman dan gumpalan darah dari kemaluan -Ibu merasa cemas dengan keaadan kehamilannya NO



- mual dan muntah Perencanaan Beri informatconsen Beritahukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu saat ini. Beritahu ibu dan keluarga tentang molahidatidosa Beri ibu dukungan psikologis Penambahan volume cairan yang berhubungan dengan pendarahan, Melakukan kuretase



Rasionalisasi



Agar pasien dan keluarga dapat mengerti dan mengetahui keadaan ibu dan Tindakan yang akan di lakukan terhadap ibu Agar ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisi saat ini. Agar ibu dan keluarga dapat mengerti tentang molahidatidosa dan ibu dapat mengerti apa yang terjadi pada kehamilannya saat ini. Agar ibu dapat tetap semangat dan ibu dapat menerima keadaannya saat ini. Dengan penambahan cairan dapat memperbaiki keadaan umum ibu. Agar jaringan jaringan molahidatidosa dapat dibersih Dari cavum uteri



CATATAN PELAKSANAAN NAMA :NY h NO. RM : RUANG kebidanan UMUR :18 th JK : P TANGGAL 19 agustus 2021 KELAS: 2 DIAGNOSIS : NY H G1 ,P 0 ,A0 ,AH 0 hamil14-15 mggu dengan molahidatidosa MASALAH : 1.keluar darah berwarna coklat kehitaman dan gumpalan darah dari kemaluan 2,mual muntah berlebihan 3,ibu cemas dengan keadaan kehamilannya TANGGAL/P CATATAN PELAKSANAAN KL 19 -8-2021 1,Melakukan informatconcent 2.Memberikan informasi hasil pemeriksan kepada ibu dan keluarga Keadaan umum : baik Keadaan emosional : cemas TTP : 14 jan 2022 Usia kehamilan :14-15 mggu -Observasi vital sign TD : 90/60 Mmhg Suhu :36 c,Nadi: 88 x/m,Pernapasan : 26 x/m -BB: 50 kg TB : 160 cm -palpasi abdomen : Tidak teraba -TFU: 22 cm -kontrkasi :tidak ada -Auskultasi : DJJ : tidak ada Frekwensi :3,Memberikan informasi tentang molahidatidosa kepada ibu dan keluarga,pengertian,tanda tanda kehamilan mola, dan penanganan molahidatidosa. 4.Memberikan semangat kepada ibu dan keluarga sehingga ibu dapat menerima keadaan kehamilannya saat ini. 5.Memberikan cairan RL 40 tts/mnt 6.Melakukan Tindakan kuretase



NAMA& PARAF



CATATAN EVALUASI NAMA :NY H NO. RM : UMUR :18 th JK : TANGGAL 19 – 8-2021 DIAGNOSIS :NY H G 1,P 0,A 0,AH 0 dengan molahidatidosa



RUANG kebidanan KELAS:2



MASALAH : 1.Keluar darah berwarna coklat kehitaman dan gumpalan darah dari kemaluan 2.Ibu merasa cemas tentang keadaan kehamilannya 3.Mual dan muntah TANGGAL/P KL 19-8-2021



CATATAN EVALUASI



NAMA&PARAF



1.Ibu dan keluarga dapat mengerti keadaan ibu dan Tindakan yang akan di lakukan 2.Ibu dan keluarga mengerti hasil pemeriksaan 3,Ibu mengerti dan memahami tentang molahidatidosa 4.Ibu semangat dan menerima kondisi kehamilannya 5.Keadaan umum ibu membaik setelah di berikancairan 6.Jaringan jaringan mola sudah di keluarkan



Jambi,



20 Mengetahui



Pembimbing Mata Kuliah



HARI/TG L JUMAT 19-8-21 PUKUL 09.00. WIB



SUBJEKTIF



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADAIBU HAMIL NY”H” G1P0A0H0 GRAVIDA 14-15 MINGGU DENGAN MOLAHIDATIDOSA DIRSUD H.HANAFIE MUARA BUNGO 2021 OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING



DS:



DO: 1. Ibu mengatakan inikehamilan pertama 2. ibu mengataka usia kehamilan 4 bln 3. ibu mengatakan keluar darah berwarna coklat kehitaman dan gumpalan darah 4. ibu mengatakan cemas tentang keadaan kehamilannya 5. ibu mengatakn sering mual dan muntah



-



k/u :baik kesadaran: compasmentis emosional:tampak gelisah



TTV: TD:90/60mmhg N : 88x/mnt RR:26x/mnt S :36,  DJJ:tidak ada  palpasi TFU 22cm  lab: HB 99% gr/dl  hasil USG : tampak seperti sarang tawon tampa disertai adanya janin  tidak ditemukan tulang janin



DX: Ibu G1P0A0 AH gravida 14-15 mg ja dengan perdarahan pervaginam coklatdan gumpalan darah



-



Dasar:  ibu mengatakan ini kehamilan pertama  HPHT: 7-05-2021  ibu mengataka usia kehamilan 4 bln  Hasil USG : terlihat seperti sarang tawaon tanpa disertai adanya janin  Ro: tidak terlihat tulang janin  Ibu mengatakn mual dan muntah berlebihan  Adanya gumpalan darah yang bewarna coklat kehitaman



MASALAH: ibu merasa cemas dengan keadaannya KEBUTUHAN: -Informasi tentang Keadaannya -dukungan emosional DX POTENSIAL: -molahidatidosa



-



melakukan informencotsen memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga memberitahukan tentang molahidatidosa kepada ibu dan keluarga memberikan semangat kepada ibu memberikan cairan RL 40x/mnt sampai keaadan ibu baik melakukan kuretase untuk membersihkan sisa-sisa jaringan molahidatidosa



PARAF



BAB IV PEMBAHASAN Pada kasus ini diduga adanya kehamilan mola karena dari anamnesis didapatkan bahwa terdapat adanya kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan. Pada kasus ini, pasien dengan usia kehamilan 14-15 minggu dengan HPHT 13/01/2021, sering mengalami pusing, mual dan muntah yang berlebihan sejak awal kehamilannya. Hiperemesis ini disebabkan oleh peningkatan kadar β-HCG pada pasienmola. Pasien mengeluh keluar darah pervaginam sejak bulan yang lalu, darah yang keluar awalnya banyak berwaarna merah kemudian sedikit-sedikit, berwarna kecoklatan. Namun beberapa hari terakhir darah yang keluar semakin banyak seperti darah menstruasi, disertai gumpalan-gumpalan seperti anggur berwarna putih yang jumlahnya sedikit. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bisa intermitten, sedikitsedikit atau sekaligus banyak sehingga dapat menyebabkan syok. Pada kasus ini, faktor resiko terjadinya kehamilan mola kemungkinan dikarenakan riwayat kehamilan yaang tidak berhasil sebelumnya juga risiko usia ibu. Kemungkinan penyebab lain masih belum dapat diidentifikasi. Hasil pemeriksaan didapatkan status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri, TFU dua jari di bawah umbilikus, sudah mengalami penurunan karena ekspulsi spontan jaringan mola, balotement (-), dan tidak teraba bagian janin. Hasil pemeriksaan dengan Inspekulo : porsio ukuran normal, livide (+), tampak licin, erosi (-), Ø OUE (+), perdarahan aktif (-), massa (-), peradangan (-). VT : dinding vagina normal, massa (-), porsio licin, Ø (+), nyeri goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistra dbn, korpus uteri antefleksi 18 minggu,lunak. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan USG sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa. Dari USG di dapatkan hasil adanya mola hidatidosa. Hasil pemeriksaan ini mendukung diagnose mola pada pasien. Untuk penatalaksanaan, suction curetase disertai dengan pemberian infus oksitosin intravena dilakukan pada pasien ini, karena pasien masih muda yang masih menginginkan anak. Pada saat suction curetase didapatkan darah dan jaringan mola.. Tindakan suction curetage pada pasien ini sudah tepat dilakukan dan perlu dilakukan pemeriksaan USG untuk memastikan tidak ada jaringan mola yang tersisa. Sebagai penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya menunda kehamilan selama 12 bulan dengan menggunakan kontrasepsi, serta periksa kadar beta hCG sampai memastikan hormon hCG kembali normal.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan kasus ini terdiri dari: 1. Diagnosis pada kasus ini adalah MolaHidatidosa yang didapatkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaanpenunjang. 2. Penatalaksanaan di RSUD HJ HANAFIE NTB yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu dengan melakukan evakuasi uterus dengan teknik suction curetage, karena karena pasien masih muda yang masih menginginkan anak dan pasien belum tergolong beresikotinggi.



3.2.  Saran             Diharapkan semua pihak yang berperan dalam pelayanan kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi, untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang diakibatkan kehamilan Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.



LAMPIRAN



DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. “Mola Hidatidosa”. Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo:Jakarta 2. Cunninngham. F.G. dkk. 2006. “Mola Hidatidosa” Penyakit Trofoblastik Gestasional Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. EGC: Jakarta.Sumapraja S, Martaadisoebrata D. 2005. Penyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin, dalam: Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta 3. Sumapraja, S & Martaadisoebrata, D. 2005. Pernyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin, dalam: Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. Hal:342-348. 4. Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar Kuliah Obstetri. EGC:Jakarta 5. Sebire & Seckl., Clinical Review : Gestational Trophoblastic Disease ; Current Management of Hydatiform Mole. Departement of Medical Oncology : London. 2008. 6. John T. 2006. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Lippincott



Williams & Wilkins. Diakses



darihttp://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF,



pada



28



Mei2013 7. Mochtar, R. 1998. Penyakit Trofoblast, dalam Sinopsis Obstetri, Jilid I, Edisi kedua. EGC:Jakarta 8. Berek & Jonathan S. 2007. “Hydatidiform Mole” Gestational Throphoblastic Disease. Berek & Novak’s Gynecology 14th Ed. Lippincott Williams &Wilkins