4 0 184 KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan menilai dan mengukur adalah sebagai bahan evaluasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok untuk mengetahui potensi, keterampilan, dan keunggulan yang dimiliki siswa. Kegiatan evaluasi juga membantu dalam mengukur perkembangan siswa dengan demikian akan memudahkan guru untuk mengetahui materi yang diajarkan sudah dapat diterima siswa dengan baik atau tidak, apakah materi yang diajarkan terlalu sulit atau tidak. Proses pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan tersebut adalah tujuan atau indikator pengajaran sebagai target yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan cara bagaimana tujuan dan proses belajar mengajar tersebut dapat dicapai dengan efektif. Kemudian berdasarkan rencana
dan
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
dilaksanakan
kegiatan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu muncul pertanyaan, apakah kegiatan pengajaran telah sesuai dengan tujuan, apakah siswa telah dapat menguasai materi yang disampaikan, dan apakah proses pembelajaran telah mampu membelajarkan siswa secara efektif dan efisien. Pertanyaanpertanyaan
tersebut
dapat
dipecahkan
dengan
melakukan
asesmen
pembelajaran. Pada awalnya istilah asesmen banyak digunakan dalam evaluasi untuk mengambil keputusan dan kebijakan dan perencanaan. Asesmen terus berkembang hingga digunakan dalam semua aspek dalam bidang pendidikan, karena banyak informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat dikumpulkan melalui pengukuran. Asesmen dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan dan mutu input pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak orang
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 1
belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama. Asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. (Poerwanti, E. 2008). Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program – program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut. Para guru seringkali salah dalam megartikan asesmen yang sesungguhnya. Istilah asesmen sangat penting dan sudah seharusnya diperkenalkan kepada guru. Hal ini disebabkan karena pemahaman guru tentang asesmen juga dapat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan praktek penilaian pembelajaran di kelas. Jadi asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan pengajar sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Itulah sebabnya, kemampuan untuk melakukan asesmen merupakan kemampuan yang dipersyaratkan bagi setiap tenaga pengajar. Untuk menghindari kesalahan persepsi dan agar guru dapat mempersiapkan dan melakukan asesmen dengan benar perlu dijelaskan tentang apa sebenarnya pengertian dari asesmen pembelajaran maupun yang berkaitan dengan hal tersebut seperti pengukuran dan evaluasi serta hubungan antara ketiganya dalam proses pembelajaran. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1.2.1 Apakah pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 2
1.2.2 Bagaimanakah hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam pendidikan? 1.2.3 Apakah tujuan dan fungsi dari penilaian pembelajaran ? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mendeskripsikan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi secara terperinci. 1.3.2 Menjelaskan hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam pendidikan. 1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari penilaian pembelajaran. 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Bagi penulis Sebagai bahan
referensi
dalam
pembuatan
makalah-makalah
selanjutnya, dan sebagai metode pembelajaran yang aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran. Penulisan makalah ini memberikan pengalaman bagi penulis mengenai teknik pengumpulan materi, teknik penulisan makalah, dan teknik pengutipan. Selain itu penulis bisa memahami serta menganalisis isi dari makalah ini sebagai persiapan penulis menjadi calon tenaga pengajar nantinya sehingga penulis diharapkan dapat menjalankan fungsi pengukuran, penilaian, dan 1.4.2
evaluasi dengan baik dalam proses pendidikan. Bagi pembaca Untuk menambah pengetahuan mengenai pengukuran, penilaian, dan evaluasi sehingga pembaca dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar – mengajar.
BAB II PEMBAHASAN
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 3
2.1
Pengukuran, Penilaian, Dan Evaluasi Secara umum, orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama
dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya. 2.1.1 Pengertian Pengukuran Pengukuran (measurement) merupakan suatu proses pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu objek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Cangelosi (1995) dalam Wulan, A.R. (2008 ) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan
pengukuran
(Measurement)
adalah
suatu
proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menafsir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa saja yang dilakukan siswa, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyenruh, mencium, dan merasakan. Pengukuran memiliki ciri pokok, yaitu adanya proses pembandingan Pengukuran dalam kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif. Mengukur adalah proses membandingkan sesuatu yang hendak diukur dengan alat ukurnya secara deskriptif. Deskriptif berarti menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan satuan atau besaran ukurnya saja tanpa memberikan penilaian kualitatif. Misalnya, dalam mengukur panjang sebuah meja, hasilnya dinyatakan dalam sentimeter atau meter. Angka sentimeter atau meter tersebut merupakan hasil pengukuran deskriptif yang tidak diikuti oleh pernyataan
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 4
apakah sekian sentimeter adalah panjang atau pendek, karena panjang dan pendek merupakan hasil evaluasi bukan hasil pengukuran. Pengukuran (measurement) dapat dilakukan dengan cara tes atau non tes. Amalia (2003) dalam Wulan, A.R. (2008) mengungkapkan bahwa tes terdiri dari tes tulis (paper and pencil test) dan tes lisan. Sementara itu alat ukur non tes atas pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya siswa (produk), penugasan (proyek), dan kinerja (performance). Tabel 1. Contoh Acuan Standar Penilaian Laporan Praktikum Siswa Score : 85 No. Aspek A
yang Komponen/kriteria
Dinilai Sistematika (Kelengkapan sistematika komponenkomponen laporan)
&
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Score Maksimal
Judul Tujuan Dasar Teori Alat dan Bahan Cara Kerja Data Hasil praktikum Analisis Data Jawaban Pertanyaan Kesimpulan
10
10. Daftar Pustaka B
Isi Laporan
1. Merumuskan tujuan
judul
praktikum
benar 2. Menjelaskan
dasar
dan 5
dengan teori
5
dengan ringkas dan jelas 3. Menyusun alat dan bahan dengan
spesifikasi
yang
5
tepat 4. Menyusun langkah kegiatan praktikum dengan kalimat 5 pasif 5. Menyusun
data
hasil
praktikum secara sistematis dan
komunikatif
10
dalam
kolom pengamatan
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 5
6. Menganalisis
data
secara
induktif berdasarkan teori 20 atau kepustakaan 7. Menjawab pertanyaanpertanyaan
praktikum
dengan benar 8. Menyusun
kesimpulan
10
dengan tepat berdasarkan hasil praktikum dan hasil diskusi 9. Merujuk
dan
10
menuliskan
daftar pustaka minimal 2 kepustakaan Sumber : dalam Wulan, A.R. (2008)
5
Berikut ini dikutip beberapa definisi pengukuran yang dirumuskan oleh beberapa ahli pengukuran pendidikan dan psikologi, yaitu: 1. Cangelosi (1995) merumuskan pengukuran (measurement) adalah suatu proses
pengumpulan
data
melalui
pengamatan
empiris
untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. 2. Alwasilah (1996) merumuskan pengukuran (measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu alat kuantitatif dari performance siswa tersebut yang dinyatakan dengan angka-angka. 3. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Dengan demikian dari uraian dan pendapat para ahli, essensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas terdapat dua karakteristik pengukuran yang utama yaitu:
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 6
1. Penggunaan angka atau skala tertentu Skala atau angka dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu: a) Skala nominal yaitu skala yang bersifat kategori (misalnya, bila satu soal dapat dijawab benar maka mendapat skor 1, dan sebaliknya apabila siswa menjawab soal salah maka diberi skor nol). b) Skala ordinal yaitu angka yang menunjukkan adanya urutan, tanpa mempersoalkan jarak antar urutan tersebut, (misalnya, angka yang menunjukkan urutan ranking siswa dalam suatu mata kuliah tertentu). c) Skala atau angka interval yaitu angka yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan, (misalnya, angka Km untuk mengukur jarak yaitu jarak antara Km 1 dengan Km 2 sama dengan jarak Km 3 dengan Km 4). d) Skala atau angka rasio yaitu angka yang memiliki semua karakteristik angka atau yang terdahulu dan ditambah dengan satu karakteristik lagi, yaitu skala tersebut berlanjut terus ke atas dan ke bawah jadi memiliki nol mutlak, (misalnya, orang yang mempunyai IQ: 70 dan yang lain IQ.140 tidak dapat dikatakan orang kedua dua kali lebih cerdas dari orang pertama, karena skala IQ adalah skala interval). 2. Menurut suatu aturan atau formula tertentu Seperti dalam mengukur tinggi atau berat seseorang, mengukur pendengaran
atau
kepekaan
seseorang,
mengukur
karakteristik
psikologik seseorang dan lain sebagainya. 2.1.2 Pengertian Penilaian Istilah penilaian atau asesmen (assessment) diartikan sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Penilaian dalam belajar dan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif. Jadi maksud dari penilaian adalah memberi nilai secara kualitatif. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 7
apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Gabel (1993) dalam Wulan, A. R. (2008) mengkategorikan penilaian ke dalam dua kelompok besar yaitu penilaian tradisional dan penilaian alternatif. Penilaian yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan gand, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sedangkan penilaian alternatif (non tes) adalah essay/uraian, praktek, proyek, kuesioner, dll. Pada hakikatnya penilaian menitikberatkan pada proses belajar siswa. Dalam mengungkap penguasaan konsep, penilaian tidak hanya mengungkap konsep yang dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini penilaian tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya. Penilaian
merupakan
rangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. (Anwar, Saifudin. 1996). Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dijelaskan keputusan tentang pembelajaran, kesulitan
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 8
peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri. 2.1.3 Pengertian Evaluasi Evaluasi menurut Kumano (2001) dalam Wulan, A. R. (2008) merupakan peniaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses perencanaan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat dipelukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang sitematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar kokoh untuk melakukan penilaian. Terdapat beberapa perumusan penilaian sebagai padanan kata evaluasi menurut beberapa ahli diantaranya: 1) Adam (1964), menjelaskan bahwa kita mengukur berbagai kemampuan anak didik. Bila kita melangkah lebih jauh lagi dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran itu dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai dalam suatu kerangka maksud pendidikan dan pelatihan atas dasar beberapa pertimbangan lain untuk membuat penilaian, maka kita tidak lagi membatasi diri kita dalam pengukuran karena telah mengevaluasi kemampuan atau kemajuan anak didik. 2) Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961), menjelaskan bahwa evaluasi berhubungan dengan pengukuran . Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena evaluasi juga termasuk penilaian penilaian formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk melakukan penilaian.
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 9
3) Arikunto (1990), penilaian lebih menekankan kepada proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik-buruk yang bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran menekankan proses penentuan kualitas sesuatu yang dibandingkan dengan satuan ukuran tertentu. Sehingga dari batasan pengukuran dan penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran dilakukan apabila kegiatan penilaian membutuhkannya, bila kegiatan pengukuran
tidak membutuhkan maka kegiatan pengukuran tidak perlu
dilakukan. Selanjutnya hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif akan diolah dan dibandingkan dengan kriteria sehingga didapat hasil penilaian yang bersifat kualitatif. Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: 1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut, 2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan 3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuantujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran. Jadi, evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya (Solikan. 2011). Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. 2.2 Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian (asesmen), dan Evaluasi
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 10
Kumano (2001) dalam Wulan, A.R. (2008) mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna atau pengertian, penilaian (asesmen) dan evaluasi memiliki hubungan. Hubungan antara asesmen dan evaluasi tersebut digambarkan sebagai berikut:
Dalam evaluasi terdapat beberapa tahap yaitu tes, pengukuran, dan penilaian. Menurut Zainal dan Nasution (2001) terdapat hubungan antara tes, pengukuran dan evaluasi yakni evaluasi belajar akan dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengkuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur non tes seperti observasi, skala rating dan lain-lain. Jadi dapat dikatakan bahwa antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi saling berhubungan, dimana tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat utama yang digunakan untuk melalui proses pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran merupakan pemberian angka pada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang atau objek tertentu menurut aturan yang jelas. Angka yang diberikan pada objek tersebut merupakan penilaian, hasil dari penilaian ini di interpretasi dan di analisis melalui proses evaluasi dan keseluruhan dari proses tersebut di sebut dengan asesmen. Pengukuran
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Penilaian Evaluasi
Page 11
Gambar 1. Diagram hubungan antara peristilahan dalam asesmen dan evaluasi Tabel 1. Contoh hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi.
Tes Pengukuran Evaluasi Soal : Seperangkat Bu Ary menghitung Bu Ary menilai bahwa Soal/
tugas
untuk berapa jumlah kesalahan kemampuan
mengamati
obyek Fani dalam menggunakan dalam
menggunakan mikroskop
mikroskop
menggunakan
(ia mikroskop
masih
dengan menghitung 3 kesalahan kurang
prosedur yang benar
dari
5
tugas
diberikan) Soal: 25 soal pilihan Pak rama ganda
Fani
yang
menghitung Pak Rama memutuskan
tentang bahwa adit hanya dapat bahwa
mekanika kuantum
Adit
perlu
menjawab 5 soal yang mendapatkan remedial
benar dari 25 soal fisika Non-Tes Pengukuran Evaluasi Soal / Tugas : Tidak Pak Danu menyaksikan Pak Danu memutuskan ada (-)
Ajeng membuang sampah untuk
menegur
di wastafel lab sebanyak mengajari empat kali.
tentang
dan Ajeng cara
membuang
limbah
praktikum Soal/Tugas : Siswa Bu Rita membandingkan Bu Rita menilai bahwa ditugasi oleh bu Rita laporan praktikum yang kemampuan
Hafis
untuk
dalam
laporan
menyusun dibuat pasca standar
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Hafis kriteria
dengan sangat
baik
dan menyusun
laporan
Page 12
kegiatan praktikum menghitung fisika.
total
skor praktikum yang ideal
yang diperoleh. Diperoleh skor maksimal 85
2.3 Penilaian Pembelajaran 2.3.1
Fungsi Penilaian Pembelajaran a. Fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (a) mengetahui kemajuan belajar peserta didik, (b) mengetahui kedudukan masingmasing individu peserta didik dalam kelompoknya, (c) mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar,
(d)
memperbaiki
proses
belajar-mengajar,
dan
(e)
menentukan kelulusan murid. b. Sedangkan bagi siswa, penilaian pendidikan berfungsi untuk (a) mengetahui kemampuan dan hasil belajar, (b) memperbaiki cara belajar, dan (c) menumbuhkan motivasi belajar. c. Fungsinya bagi sekolah adalah (a) mengukur mutu hasil pendidikan, (b) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, (c) membuat keputusan kepada peserta didik, dan (d) mengadakan perbaikan kurikulum. 2.3.2
Tujuan Penilaian pembelajaran
Selain fungsinya, dijelaskan juga tujuan asesmen oleh Sudjana (2005) yaitu sebagai berikut : a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh; b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,yak ni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan; c. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya;
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 13
d.
Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis assessment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Menurut Suryabrata (1983), tujuan evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan dalam tiga klasifikasi, yaitu : a. Klasifikasi berdasarkan fungsinya evaluasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yakni :
Psikologik, evaluasi dapat dipakai sebagai kerangka acuan kemana dia harus bergerak menuju tujuan pendidikan;
Didaktif/instruksional, tujuan evaluasi memotivasi belajar kepada peserta didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pengajaran dan metode mengajar serta dalam rangka mengadakan bimbinganbimbingan secara khusus kepada peserta didik.
Administrative/manajerial,
bertujuan
untuk
pengisian
buku
rapor,
menentukan indeks prestasi, pengisian STTB, dan tentang ketentuan kenaikan siswa. b. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digunakan untuk mengambil :
Keputusan individual;
Keputusan institusional;
Keputusan didaktik instruksional;
Keputusan-keputusan penelitian.
c. Klasifikasi formatif dan sumatif
Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan-balik guna menyempurnakan perbaikan proses belajar-mengajar;
Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajarmengajar (akhir semester/tahun).
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 14
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 3.1.1 Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui
pengukuran
hasil
belajar
baik
yang
menggunakan instrumen tes maupun nontes. Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 15
3.1.2
Terdapat hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi yaitu
penilaian
hasil
belajar
baru
dapat
dilakukan
bila
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar. Sedangkan evaluasi merupakan proses yang terdiri dari pengukuran dan penilaian. Dalam evaluasi terdapat beberapa tahap yaitu tes, pengukuran, dan penilaian. 3.2 Saran Pembaca sebaiknya dapat mendalami lebih lanjut mengenai teori pengukuran
hasil
belajar
karena
sangat
bermanfaat
dalam
mengaplikasikannya pada proses belajar mengajar mengingat kita sebagai calon pendidik generasi bangsa.
Terminologi Penilaian Pembelajaran
Page 16