Terminologi-Terminologi Dalam Penilaian (Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASSESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN “PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN”



DISUSUN OLEH: DITHA RAMADHANTI



(1713071019)



IIN WIDIASARI SOLEH



(1713071023)



S1 PENDIDIKAN IPA JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan berkat, rahmat, karunia dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Dalam Pendidikan” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Penulis menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran yang diampu oleh Ibu Dr. A. A. I. Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. dan Bapak Kompyang Selamet, S.Pd., M.Pd. Selama proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui permasalahan dan hambatan, tetapi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak yang terkait, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang mendalam atas bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak yang terkait. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan referensi dalam penulisan makalah yang serupa, serta dengan hati yang tulus penulis tak lupa memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada hal-hal yang tidak berkenan.



Singaraja, 30 Agustus 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1 1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 1 1.3 TUJUAN ....................................................................................................................... 2 1.4 MANFAAT ................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI .......................... 3 2.2 HUBUNGAN ANTARA PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI ........... 7 2.3 FUNGSI DAN PERANAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN ........................... 9 2.4 FUNGSI DAN PERANAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ............................ 12 BAB II PENUTUP ............................................................................................................ 18 3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 18 3.2 SARAN ......................................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA



iii



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu pembelajaran dapat dikatan berhasil apabila memiliki alat ukur. Adapun cara-cara belajar dan mengajar yang dilakukan tidak dapat mengetahui persentase keberhasilan suatu cara belajar dan mengejar tersebut diterapkan sehingga perlu dilakukannya pengukuran hasil belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu implementasi dari pendidikan. Keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan bergantung dengan keadan siswa dan guru. Guru yang memiliki tanngug jawab yang sangat berat dalam membelajarkan siswanya dari yang tidak paham menjadi paham dari yang tidak mengenal menjadi mengenal dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pengukuran hasil belajar dan mengajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pembelajaran yang diajar ke peserta didik atau sejauh mana guru dapat membelajarkan siswanya. Selain pengukuran sebagai guru juga perlu mengetahui nilai dari suatu pengukuran sehingga guru perlu melakukan suatu penilaian kepada siswa terhadap hasil belajar yang sudah dibelajarkan kepada siswanya. Sehingga dari pengukuran yang menghasilkan nilai tersebut guru dapat menindaklanjutinya dengan evalusi, apakah cara belajar siswa atau cara mengajar yang kurang efektif atau berhasil. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan



latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan



masalah, yaitu: 1. Bagaimana Pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi? 2. Bagaimana hubungan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi? 3. Bagaimana fungsi dan peranan penilaian dalam pendidikan? 4. Bagaimana fungsi dan peranan evaluasi dalam pendidikan? 1



1.3 TUJUAN Berdasarkan



rumusan masalah



yang telah dirumuskan tersebut, tujuan dari



pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Agar mahasiswa mampu membedakan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi melalui pengertian dari ke tiga komponen tersebut di atas. 2. Agar mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi 3. Agar mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan peranan penilaian dalam pendidikan 4. Agar mahasiswa mempu mengetahui fungsi dan peranan evaluasi dalam pendidikan 1.4 MANFAAT Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi penulis untuk dapat memahami lebih banyak tentang pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran, serta tujuan dan fungsi penilaian pembelajaran, dengan pemahaman yang penulis miliki tersebut, sehingga penulis dapat menyampaikan informasi yang lebih jelas mengenai materi tersebut kepada pembaca dan masyarakat umum yang terkadang masih memiliki pengetahuan yang minim. 2. Bagi Pembaca Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini untuk dapat menambah wawasan mengenai t pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran, serta tujuan dan fungsi penilaian pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai referensi oleh pembaca dalam pembuatan makalah yang sejenis.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI 2.1.1 Pengertian Pengukuran (Measurement) Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan



untuk



mengukur



sesuatu.



Pada



hakekatnya,



kegiatan



ini



adalah



membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (Anas Sudijono, 1996:3). Contohnya adalah saat kita mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang kita lakukan adalah mengkuantitatifkan keadaan kedua tempat tersebut ke dalam angka. Karenanya dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif. Adapun maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana yang dikemukakan Anas Sudjiono adalah pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan,



yang dimaksud pengukuran adalah proses



pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa (Cangelosi, 1995:21) Menurut Mardapi (2004:14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai. Aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif, dan psikomotor dirubah menjadi angka. Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Namun ada juga yang menggunakan non tes. Jika tes dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes dapat memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek pengukuran. 3



Menurut Akmad Sudrajat Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. 2.1.2 Pengertian Penilaian (assesment) Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Pengertian penilaian menurut Para Ahli adalah sebagai berikut: 1.



Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) Penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.



2.



Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.



3.



Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komperehensif



tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. 2.1.3 Pengertian Evaluasi Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily:1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan 4



yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar. Adapun pengertian evaluasi pendidikan yang dikemukakan oleh Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut: 1.



Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.



2.



Evaluasi pendidikan adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan



Dari pendapat diatas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: 1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut. 2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prsangka, bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi. 3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 5



2.2 HUBUNGAN ANTARA PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI Pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif, hasil pengukuran itu berwujud keterangan-keterangan yang berupa angka atau bilangan. Adapun evaluasi yang bersifat kualitatif, evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif. Lebih lanjut, istilah penilaian (dalam bidang psikologi dan pendidikan) mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan istilah dari pengukuran, hal ini disebabkan karena pengukuran hanya merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif, hasil pengukuran itu berwujud keterangan-keterangan yang berupa angka atau bilangan. Adapun evaluasi yang bersifat kualitatif, evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif. Lebih lanjut, istilah penilaian (dalam bidang psikologi dan pendidikan) mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan istilah dari pengukuran, hal ini disebabkan karena pengukuran hanya merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi. Evaluasi dalam bidang pendidikan khususnya evaluasi terhadap prestasi belajar siswa sebagian besar bersumber dari hasil-hasil pengukuran. Menurut Masroen (1979) pada umumnya para pakar dibidang pendidikan sependapat, bahwa evaluasi mengenai proses pembelajaran disekolah, tidak mengkin dapat dilaksanakan secara baik apabila evaluasi itu tidak didasarkan pada data yang bersifat kuantitatif. Inilah sebabnya mengapa dalam praktik masalah pengukuran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses evaluasi. Ketiga istilah ini memiliki arti yang berbeda. Pengukuran adalah tindakan membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan kata lain pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif. Penilaian adalah tindakan mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik 6



buruk (bersifat kualitatif). Adapun evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari sesuatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan yang telah dilaksanakan. Melakukan kegiatan evaluasi tentu diperlukan informasi atau data yang baik mutunya. Data seperti itu akan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dulu. Evaluasi dan penilaian memiliki persamaan dan perbedaan dalam penerapannya, persamaan antara keduanya terletak dari segi tahapan pelaksanaannya yaitu meliputi tahap perencanaan (perumusan tujuan dan penyiapan instrumen), pelaksanaan (pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, mengambil kesimpulan dan membuat keputusan), dan tidak lanjut. Sedangkan perbedaannya adalah terletak dari segi objek dan ruang lingkupnya. Objek dan ruang lingkupnya penilaian dalam arti evaluasi lebih luas dan kompleks, sedangkan objek dan ruang lingkupnya penilaian terbatas pada proses dan hasil pembelajaran di kelas/sekolah. Penilaian dalam arti asesmen diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa dalam tingkat kelas yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dari pengertian ini dapat dipahami, bahwa penilaian hasil belajar berujung pada kegiatan pengambilan keputusan tentang hasil belajar. Untuk dapat mengambil keputusan secara tepat tentang hasil belajar tersebut perlu didukung oleh data secara akurat dan terpercaya. Data ini dikumpulkan melalui kegiatan pengukuran terhadap hasil belajar baik dengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Pengukuran dari segi caranya dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.



Pengukuran langsung maksudnya dalam



proses pemberian angka atas suatu hal atau benda tertentu dilakukan secara langsung dengan membandingkan sesuatu yang kita ukur tersebut dengan kriteria atau pembanding tertentu. Misalnya, kita mengukur tinggi seseorang, caranya adalah dengan membandingkan tinggi seseorang tersebut dengan alat pembanding yang berupa meteran. Untuk mengukur berat seseorang, dilakukan dengan cara membandingkan berat badan seseorang tersebut dengan alat pembanding yang berupa timbangan. Hasil pengukuran secara langsung ini bersifat lebih valid dalam arti bisa mendekati kondisi yang sesungguhnya. Secara matematis hasilnya dapat dirumuskan: S = T (S: score dan T: true). Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan jalan 7



mengukur lewat indikator-indikator atau gejala-gejala yang menggambarkan sesuatu yang diukur. Misalnya, kita ingin mengukur tingkat kepandaian seseorang, maka kita tidak dapat secara langsung mengukur kepandaian itu sendiri, tetapi hanya lewat gejalagejala atau indikator-indikator yang menunjukkan bahwa seseorang itu pandai, seperti dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Hasil pengukuran tidak langsung ini umumnya tidak sevalid pengukuran langsung. Secara matematis hasil pengukuran tidak langsung ini dapat dirumuskan: S = T + E (S: score; T: true dan E: error). Pengukuran dalam bidang pendidikan atau proses belajar mengajar adalah kegiatan pengukuran yang diarahkan untuk melihat potensi atau kemampuan, baik kemampuan dasar maupun kemampuan sebagai hasil belajar (achievement) yang dimiliki oleh seseorang. Untuk melakukan pengujian ini diperlukan berbagai cara diantaranya adalah dengan tes dan non tes. 2.3 FUNGSI DAN PERANAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN 2.3.1 Fungsi Penilaian dalam Pendidikan 1. Penilaian berfungsi selektif Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai beberapa tujuan, antara lain : a. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima disekolah tertentu b. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya c. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat peserta didik d. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meningalkan sekolah, dan sebagainya 2. Penilaian berfungsi diagnotik Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping itu diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada peserta didik tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini, maka akan lebih mudah dicari untuk mengatasinya. 3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan Sistem baru yang kini banya dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket 8



belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendidikan yang bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berbeda dalam kelompok yang sama dalam belajar. 4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: guru, metode/strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, sarana dan sistem administrasi. 2.3.2 Peranan Penilaian dalam pendidikan Penilaian memilki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran, oleh karena itu perlu dirancang dan didesain sedemikian rupa sehingga penilain tersebut memberikan makna bagi setiap orang yang terlibat didalamnya. Setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan sehingga penilaian menjadi bermakna yaitu ketika penilaian: a. Memilki ciri secara signifikan b. Memilki kriteria, prosedur, dan rubrik yang jelas dan dipahami oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder) c. Memberikan hasil-hasil yang menyediakan arah/ petunjuk yang jelas untuk peningkatan kualitas pengajaran dan belajar. Agar penilaian berfungsi dengan baik, maka sangat perlu untuk meletakan standar, yang akan menjadi dasar dan pijakan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Oleh karena itu, ada beberapa pihak yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu: 1. Peran guru Sebagian besar tanggung jawab dalam menerapkan standar penilaian terletak pada tangan guru yang menjadi pelaksana digaris depan. Oleh karena itu, guru perlu memahami dengan baik standar yang ada, memahami pentingnya penilaian yang 9



berkelanjutan, dan perlu mengetahui posisi strategis mereka, sehingga guru mampu meningkatkan praktik penilaian dalam kelas, merencanakan kurikulum, mengembangkan potensi diri siswa, laporan kemajuan dan perkembangan siswa, dan memahami cara pengajaran mereka sendiri. Peranan guru dalam penilaian lebih efektif jika mampu memanfaatkan informasi hasil penilaian melalui umpan balik. Umpan balik merupakan sarana bagi guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang dikemukakan dalam QCA (2003) yang mengatakan bahwa feedback is the means by which teacher enable children to close the gap in order to take learning forward and improve children’s performance, berdasarkan definisi tersebut, tampak bahwa umpan balik merupakan suatu alat yang dapat digunakan oleh guru, yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. 2. Peranan Siswa Keikutsertaan siswa di dalam proses penilaian menjadi penting apabila standar yang digunakan biasa diwujudkan untuk semua siswa. Brown (1994) menekankan unsur strategis agar senantiasa sadar akan kekuatan dan kelemahan dengan mengatakan bahwa “para siswa berhasil menjalankan yang terbaik apabila mereka memiliki pemahaman yang mendalam akan kelebihan dan kelemahan mereka sendiri dan akses dalam menyusun strategi untuk belajar”. Mengambil bagian dalam penilaian berarti memberikan peluang kepada para siswa untuk merefleksikan apa yang mereka pelajari dengan membuat rangkaian yang jelas dalam isi dan pikiran. Sehingga diharapkan mereka menemukan sendiri kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menetapkan tahapan belajar selanjutnya yang lebih baik. 3. Peranan sekolah Sekolah merupakan pusat kegiatan belajar-mengajar dalam proses pendidikan. Baik buruknya kualitas pendidikan dapat dilihat dari tingkat kualitas sekolah. Sekolah merupakan induk kegiatan pembelajaran yang secara otomatis merupakan induk kegiatan penilaian. Sekolah sebagai suatu institusi yang menaungi semua aktivitas belajar mengajar, memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya melakukan reformasi penilaian, yang memihak pada bagaimana para siswa dapat memperoleh nilai tambah dalam proses pendidikan. 10



Peran sekolah menciptakan suatu kondisi (kultur) yang kondusif sehingga kegiatan penilaian dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuannya.



2.4 FUNGSI DAN PERANAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN 2.4.1 Fungsi Evaluasi dalam pendidikan Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik tiga segi, yaitu: (1) segi psikologis, (2) segi didaktif, dan (3) segi administratif. 1. Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan disekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaiu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah berkemampuan rendah. Demikian pula dengan dilakukannya evaluasi hasil belajar tersebut maka para siswa yang bersangkutan akan menjadi tahu atau mengerti: dimanakah posisi (letak) dirinya ditengah-tengahtemantemannya. Apakah ia termasyk siswa kelompok atas (pandai), kelompok tengah (sedang/biasa-biasa saja), ataukah termasuk dalam kelompok bawah (bodoh). Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti berguna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya. Misalnya: dengan menggunakan metode-metode mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa telah menunjukan adanya peningkatan daya serap terhadap materi yang telah diberikan kepada para siswa tersebu; karena iu (atas dasar hasil evaluasi tersebu) penggunaan metode=metode mengajar tadi akan harus dipertahankan / sebaliknya, apabila hasil-hasil belajar siswa ternyata tidak menggembirakan, maka pendidik (dalam hal ini guru, dosen dan lain-lain) akan berusaha 11



melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 2. Bagi peserta didik, secara diaktik evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk



dapat



memperbaiki,



meningkatkan



dan



mempertahankan



prestasinya. Evaluasi hasil belajar itu misalnya, akan menghasilkan nilainilai hasil belajar untuk masing-masing individu siswa. Ada siswa yang nilainya jelek (prestasinya rendah), karena itu siswa tersebut terdorong untuk memperbaikinya, agar untuk waktu-waktu yang akan datang nilai hasil belajarnya tidak sejelek sekarang. Ada siswa yang nilainya tidak jelek, tetapi belum dapat dikatakan baik atau memuaskan, karena itu siswa tersebut akan memperoleh dorongan untuk meningkatkan prestasi belajarnya pada masa-masa yang akan datang, ada pula siswa yang nilainya bak (prestasi belajarnya tinggi); dengn nilai yang sudah baik itu, siswa yang bersangkutan akan termotivasi untuk dapat mempertahankan prestasi yang tinggi itu, agar tidak mengalami penurunan pada masa-masa yang akan datang. Bagi pendidik, secara diaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu: 1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya Disini, evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (=mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau car0cara pemecahannya. Jadi, disini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik. 2) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya. Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti, pada kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain: evaluasi pendidikan kelompoknya



berfungsi



menempatkan



masing-masing:



peserta



misalnya



didik Kelompok



menurut atas 12



(=cerdas),kelompok



tengah



(=rata-rata)



dan



kelompokbawah



(=lemah). Jadin, disini evaluasi memiliki fungsi placement. 3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik. Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk meneapkan, apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas, dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah tidak, dapat diberikan beasiswa, ataukah tidak dan sebagainya. Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif 4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya. Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada para peserta didik; misalnya: tentang bagaimana cara belajar yang baik, cara mengatur waktu belajar, cara membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya, sehingga kesultan-kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan sebaikbaiknya. Dalam keadaan seperti ini, evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan. 5) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Disini, evaluasi dikatakan



memiliki



fungsi



instruksional



yaitu



melakukan



pembandingan antara tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 3. Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu : 1) Memberikan laporan Dengan melaukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk buku laporan mekajuan belajar siswa, 13



yang lebih dikenal dengan istilah rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi (KHS), bagi para peserta didik dilembaga pendidikan tinggi, selanjutnya disampaikan kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap akhir catur wulan atau akhir semester. 2) Memberikan bahan-bahan keterangan (Data) Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keptusan pendidikan dan lembaga pendidikan: pakah seseorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus dan sebagainya. 3) Memberikan Gambaran Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar para peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang tela dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya, akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya: bahasa arab, matematika dan ilmu pengetahuan alam) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat memperihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan moral pancasila dan ilmu pengetahuan sosial misalnya, hasil belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga dapat diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni (NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) da lain-lain. 2.4.2 Peran Evaluasi dalam Pendidikan Mengapa dalam pendidikan harus ada evaluasi? Ada beberapa penjelasan mengenai pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dilihat dari pendekatan proses, didunia pendidikan terjadi hubungan yang interdepensi antara tujuan pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Ketiga komponen ini selalu berhubungan. Tujuan sebuah pendidikan akan terarah apabila proses belajar



14



mengajar dilaksanakan dengan baik. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan tujuan pendidikan akan terlihat setelah pengevaluasian. Mengevaluasi merupakan ciri pendidik yang professional, setelah kegiatan evaluasi maka pendidik akan mengetahui hasil belajar siswa. Sehingga mengetahui apakah hasilnya sudah memuaskan apa belum dan dapat dijadikan koreksi. Dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actualing, controlling, dan evaluating. Dua hal yang terakhir menjadi titik lemah dari manajemen tradisional. Para pelaksana pendidikan menganggap bahwa fungsi control dan evaluasi dianggap sebagai upaya untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan mereka. Padahal tanpa adanya dua fungsi tersebut maka akan banyak terjadi penyimpangan dan pengorganisasian yang tidak sesuai program maka tujuan pendidikan tidak tercapai. Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam referensi lain evaluasi pembelajaran berfungsi untuk : 1. Pengembangan Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi program studi, kurikulum, program pembelajaran, desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang perencanaan. 2. Akreditasi Evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria tertentu, sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program



itu



harus



diperbaiki/disempurnakan. 15



Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan berpengaruh terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak. Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar. Lebih jauh tentang peranan evaluasi dalam pendidikan dijelaskan oleh Worthen dan Sanders yaitu : 1) Menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan. 2) Mengukur prestasi siswa 3) Mengevaluasi kurikulum 4) Mengakreditasi sekolah 5) Memantau pemanfaatan dana masyarakat. 6) Memperbaiki materi dan program pendidikan. Selain di atas, evaluasi juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah: a. Seleksi Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu. b. Penempatan Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing c. Diagnostik Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.



16



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa (Cangelosi, 1995:21). Pengukuran adalah tindakan membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan kata lain pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif. Penilaian adalah tindakan mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif). Adapun evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari sesuatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan yang telah dilaksanakan. Melakukan kegiatan evaluasi tentu diperlukan informasi atau data yang baik mutunya. Data seperti itu akan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dulu. Mengevaluasi merupakan ciri pendidik yang professional, setelah kegiatan evaluasi maka pendidik akan mengetahui hasil belajar siswa. Sehingga mengetahui apakah hasilnya sudah memuaskan apa belum dan dapat dijadikan koreksi.



17



Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi.



3.2 SARAN Dalam penilaian pembelajaran hal utama yang harus diperhatikan yaitu kejujuran dalam menilai pembelajaran. Karena dalam penilaian pembelajaran akan mementukan kualitas sekolah dan memperlihatkan keberhasilan sekolah dalam memenuhi standar



18



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Asrul, Rusydi, Rosita.2004.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media. Nurkencana, Wayan dan Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Sudijono,Anas.1996.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Prose Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Waugh, Keith C. dan Gronlund, Norman E.2013.Assesment of Student Achivement (international Edition). http://niluhputuekaagustini.blogspot.com/2014/01/peran-asesmen-dalam-pembelajaran.html (diakses pada 29 Agustus 2019 pukul 19.59 WITA)



19