Tes Spesifik Pada Shoulder [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama NIM Mata Kuliah Dosen Pengajar Tugas



: Oci Hoiriah : 30016034 : Ft. Muskuloskeletal & Integumen : Dwi Herdayanti, S.Ft : Tes Spesifik Pada Shoulder



Tes Spesifik Pada Shoulder Tes Spesifik ini berhubungan dengan anatomy dan patologi pada sendi. Ada beberapa struktur yang bisa menyingkap tipe patologi yang spesifik dan lebih membantu pada saat melakukan pemeriksaan dan diutamakan pada bagian yang dicurigai. Untuk Shoulder ada 6 yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Apprehension Test Barkody’s Sign Test Active Compression Test Apley Scratch Test Yeargason Test Drop Arm Test



1. APPREHENSION TEST Tujuan : Tes ini untuk mendeteksi instabiliti shoulder bagian anterior. Prosedur Tes : Pasien duduk dengan posisi awal elbow fleksi 90 derajat.



Fisioterapis meletakkan satu tangan untuk menggenggam wrist pasien dan tangan satunya untuk menstabilisasi shoulder. Fisioterapis selanjutnya secara pasif menggerakkan lengan pasien ke arah abduksi shoulder sekitar 90 derajat dan full eksorotasi. Positif Tes : Apprehension disertai rasa cemas pasien saat lengan di eksorotasikan . Interpretasi : Positif tes mengidentifikasikan dislokasi dan instibiliti shoulder anterior.



2. BARKODY’S SIGN TEST Tujuan : Tes ini untuk mengidentifikasi gejala radicular pain khususnya melibatkan akar saraf C4 atau C5. Prosedur Tes : Pasien duduk dengan posisi kedua lengan rileks disisi samping badan. Fisioterapis secara pasif atau pasien secara aktif mengelevasikan lengan melalui abduksi shoulder, dimana lengan bawah atau lengan tangan dalam posisi rest di atas kepala pasien. Positif Tes : Gejala radicular pain berkurang. Interpretasi : Positif tes mengindikasikan cervical extradural compression seperti dskus hernia, penekanan epidural vein, atau penekanan akar saraf area C4-C5 atau C5-C6



3. ACTIVE COMPRESSION TEST Tujuan : Tes ini untuk megidentifikasi patologi pada acromioclavicular joint.



Prosedur tes : Pasien berdiri dengan posisi awal lengan fleksi shoulder sekitar 90 derajat, adduksi 10-15 derajat, dan elbow full ekstensi. Fisioterapis meletakkan satu tangan untuk memfiksasi scapula pasien dan tangan satunya pada bagian distal lengan bawah sebagai resistance. Fisioterapis lalu meminta pasien melakukan endorotasi shoulder dan full pronasi lengan bawah sehingga ibu jari mengarah ke



bawah dan menahan posisi tersebut. Fisioterapis selanjutnya mengaplikasikan tekanan ke arah bawah. Tes diulangi dengan ibu jari tangan pasien menghadap ke atas. Positif Tes : Nyeri dengan atau tanpa bunyi clicking dan nyeri berkurang saat telapak tangan menghadap ke atas. Interpretasi : Positif tes mengindikasikan patologi pada AC joint



4. APLEY’S SCRATCH TEST Sumber: Kendall, FP dkk. (2005). Otot Pengujian dan Fungsi dengan Postur dan Nyeri (edisi ke-5). Baltimore, Md .: Lippincott Williams & Wilkins



Tujuan : Tes ini untuk Untuk menilai gerakan simultan dari ikat pinggang bahu (terutama sendi scapulothoracic dan glenohumeral). • • •



Pergerakan meliputi: Shoulder ekstensi dan fleksi Rotasi internal dan eksternal humerus di shoulder Scapular abduction and adduction



Instruksi: • Jelaskan tujuan pengujian dan biarkan pemanasan jika perlu (misalnya, lingkaran lengan depan dan belakang). • Bahu fleksi, rotasi eksternal, dan abduksi scapular  Dari posisi duduk atau berdiri, klien menaikkan satu lengan ke atas, menekuk siku dan memutar lengan ke luar sambil menjangkau ke belakang kepala dengan telapak tangan menghadap ke dalam untuk menyentuh batas medial dari skapula kontralateral atau untuk menjangkau tulang belakang (menyentuh vertebra) sebagai sejauh mungkin.  Klien harus menghindari penonjolan yang berlebihan di belakang atau rotasi rendah dari tubuh selama gerakan.



 Minta klien mengulang tes dengan lengan yang berlawanan. • Bahu ekstensi, rotasi internal, dan adduksi scapular  Dari posisi duduk atau berdiri, klien mencapai satu lengan di belakang belakang, menekuk siku dan memutar lengan ke dalam dengan telapak tangan menghadap ke luar untuk menyentuh sudut inferior skapula kontralateral atau untuk menjangkau tulang belakang (menyentuh vertebra) sejauh mungkin.  Klien harus menghindari penonjolan yang berlebihan di belakang atau rotasi rendah dari tubuh selama gerakan.  Minta klien mengulang tes dengan lengan yang berlawanan. Observasi: • Perhatikan kemampuan klien untuk menyentuh batas medial kontralateral tulang belikat atau seberapa jauh tulang belakang dia dapat mencapai dengan bahu fleksi dan rotasi eksternal. • Perhatikan kemampuan klien untuk menyentuh sudut inferior skapula yang berlawanan atau seberapa jauh tulang belakang dia dapat mencapai dengan ekstensi bahu dan rotasi internal. • Amati perbedaan bilateral antara lengan kiri dan kanan di melakukan kedua gerakan. Interpretasi umum: • Gunakan informasi yang disediakan dalam Tabel 7-16 untuk menentukan batasan (s) dalam uji fleksibilitas ini.



5. YEARGASON TEST Tujuan : Tes ini untuk mengidentifikasi patologi pada biceps. Prosedur Tes : Pasien duduk dengan posisi lengan rileks di samping badan.



Fisioterapis meletakkan satu tangan pada shoulder pasien untuk mempalpasi bicipital groove dan tangan satunya menyanggah sisi radial lengan bawah pasien untuk menyiapkan resisten. Fisioterapis selanjutnya secara pasif menggerakkan lengan pasien ke arah fleksi elbow 90 derajat. Fisioterapis lalu meminta pasien untuk melakukan supinasi lengan bawah melawan resisten tangan fisioterapis. Posisi Tes : Nyeri disertai subluksasi tendon biceps. Interpretasi : Nyeri mengindikasikan patologi bicipital dan subluksasi tendon biceps mengindikasikan ruptur tendon biceps. Assessment : Pain in the bicipital groove is a sign of a lesion of the biceps tendon, its tendon sheath, or its ligamentous connection via the transverse ligament. The typical provoked pain can be icreased by pressing on the tendon in the bicipital groove.



6. DROP ARM TEST Tujuan : Tes ini untuk mengidentifikasi tear pada rotator cuff. Prosedur Tes : Pasien duduk dengan posisi lengan di samping badan.



Fisioterapis kemudian secara pasif mengabduksikan shoulder pasien sekitar 60 derajat. Fisioterapis lalu meminta pasien menahan posisi tersebut. Fisioterapis selanjutnya memberikan resistan di atas lengan bawah pasien pada sisi dorsal. Positif Tes : Pasien tidak mampu mengontrol lengannya ke bawah dan terjatuh



Interpretasi : Positif tes mengindikasikan tear pada rotator cuff. Assessment : Weakness in maintaining the position of the arm, with or without pain, or sudden drppping of the arm suggests a rotator cuff doparalysis, the patient will be unable to lift the affected arm. This global sign suggests a rotator cuff disorder.



Sumber :