Tinea Pedis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi jamur pada kulit dapat terjadi di berbagai regio / daerah tubuh manusia. Tinea kapitis terjadi di kepala, tinea barbae di wajah, tinea unguinum di kuku dan tinea manum di tangan, tinea kruris di daerah lipat paha, tinea pedis terjadi di sela-sela jari kaki (Hasan, 2004). Tinea pedis dalam dunia kedokteran sering disebut dengan athlete’s foot. Masyarakat awam biasa menyebut tinea pedis dengan penyakit kutu air. Manifestasi klinis yang tampak pada tinea pedis adalah pruritus, eritem, kemudian luka disekitar jari kaki. Tiga jamur utama penyebab tinea pedis adlah Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum. Jamur-jamur ini dapat menyebar dari tanah (geofilik), hewan (zoofilik), manusia (antropopilik). Tinea pedis sering menyerang orang dewasa yang sering bekerja atau kontak secara langsung dan berulang-ulang ditempat basah seperti tukang cuci dan petani. Tinea pedis juga sering terjadi pada orang-orang yang sering memakai sepatu dalam jangka waktu yang lama seperti tentara. Paparan terhadap jamur penyebab tinea pedis juga merupakan suatu faktor resiko terjadinya penyakit ini. Pertambahan usia turut berperan dalam meningkatkan kejadian tinea pedis karena bertambahnya usia cenderung mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit (Kumar, 2011). Tinea pedis terdapat di seluruh dunia sebagai dermatifitosis yang paling sering terjadi. Menigkatnya insidensi tinea pedis pada akhir abad ke 19, sehubungan dengan penyebaran Trichophyton rubrum ke Eropa dan Amerika. Hal ini dipengaruhi oleh perjalanan orang keliling dunia, pendudukan koloni oleh inggris di awal abad ke 20. Beberapa pakar menyebutkan bahwa area endemis spesies ini berasal dari Asia Tenggara (Robbins, 2009). Angka kejadian tinea pedis di dunia diperkirakan sekitar 10%. Tinea pedis teutama terjadi di negara beriklim tropis. Di Amerika, tinea pedis merupakan penyakit kulit kedua terbanyak setelah akne vulgaris (Siregar, 2002).



2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Tinea Pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sala jari dan telapak kaki, dengan gejala klinis berupa eritema, skuama, maserasi, dan bentuk bula.1 2.2 Etiologi Penyebab tinea pedis adalah Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale.1 2.3 Epidemiologi & Insidensi -



Umur dan Onset : Sering mengenai remaja atau dewasa muda (biasanya pada umur 20-50 tahun)



-



Jenis Kelamin : Kejadian pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan



-



Faktor Predisposisi : Panas, cuaca lembab, alas kaki yang tertutup, keringat yang berlebih



-



Transmisi : Berjalan tanpa alas kaki di lantai yang kotor. Arthospora dapat bertahan pada manusia salama 12 bulan3



2.4 Klasifikasi 1. Tinea pedis yang tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis. Diantara jari IV dan V terlihat fisurra yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering dilihat maserasi. Aspek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit ini sulit dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan meninggalkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi skunhder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat juga terjadi erisepelas, yang disertai gejala – gejala umum. 2. Bentuk lain ialah yang disebut moccasin foot. Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik, eritem biasanya ringan dan



3 terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Bersifat kronik dan sering resisten pada pengobatan. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel. 3. Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret.1 Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi juga pada bentuk ini. Jamur terdapat pada bagian atap vesikel. Untuk menemukannya, sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk diperiksa secara sediaan langsung atau untuk dibiak. Tinea pedis banyak terlihat pada orang yang dalam kehidupan sehari-hari banyak bersepatu tertutup disertai perawatan kaki yang buruk dan para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah. Penderita biasanya orang dewasa.1 2.5 Manifestasi Klinis Durasi dapat bertahan berbulan-bulan sampai menahun hingga seumur hidup. Biasanya pada tinea pedis didahului oleh tinea unguium yaitu pada kuku jari kaki. kadangkadang juga terdapat pada cuaca yang panas. Biasanya tidak terdapat gejala pada kulit (asimtomatik). Namun dapat timbul pruritus dengan nyeri akibat infeksi bakteri yang meningkat. 



Lesi kulit Berdasarkan lesi kulit, tinea pedis dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu :



a. Tipe interdigitalis: -



Terdapat dua bentuk: 1. Skuama yang kering 2. Maserasi, fisura dari jaringan kaki, pilling, hiperhidrosis umum.



-



Bentuk yang paling umum: 1. Di antara jari ke 4 dan jari ke 5 2. Infeksi dapat menyebar pada area sekitar kaki.



b. Tipe mocasain : 1. Eritema berbatas jelas, pada tepi terdapat papul, skuama putih, dan hiperkeratosis. 2. Distribusi : tunggal, melibatkan area yang tertutup oleh sepatu.



4 3. Salah satu atau kedua kaki dapat terkena, biasanya mengenai kedua kaki. c. Tipe Bulosa : 1. Vesikel ataupun bula berisi cairan berwarna putih. 2. Pus merupakan indikasi dari peningkatan bekteri, seperti Staphylococcuc aureus. 3. Setelah vesikel pecah timbul erosi melingkar dengan pinggir yang tidak rata. 4. Tipe ini dapat berhubungan dengan reaksi “id” (autosensitasi atau dermatofit). 5. Distribusi : tunggal, bertahap. 2.6 Pemeriksaan Kulit a. Lokalisasi : Interdigitalis, antara jari-jari ke 3, 4 dan 5, serta telapak kaki. b. Efloresensi / sifat-sifatnya :  Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.  Sisik halus putih kecoklatan.  Vesikula miliar dan dalam.  Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak kaki dan sela jari.  Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.2 2.7 Gambaran Histopatologi Keadaan akut, pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongiosis dan parakeratosis. Jika terdapat vesikel intraepidermal, biasanya superfisial, multinukleus, mengandung serum, fibrin dan neutrofil. Pada lesi yang aktif tampak akantosis, dan pada dermis terlihat infiltrasi sel radang akut, filamen dan spora.2 2.8 Pemeriksaan Pembantu / Laboratorium 1. Kerokan kulit + KOH 10% (hifa positif). 2. Biakan agar Sabuoroud (tumbuh koloni-koloni jamur). 3. Sinar Wood (flouresensi positif)2 2.9 Diagnosis Banding 1. Kandidiasis Biasanya terdapat skuama berwarna putih pada sela jari ke 4-5, dan ada lesi satelit.



5 2. Akrodermatitis perstans Terlihat radang, vesikel-vesikel yang dalam, steril. Dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi. 3. Pustular-bacterid Secara klinis susah dibedakan, tetapi dengan biakan dapat ditemukan agen penyebab.2 Diagnosa Banding : a. Tipe interdigital : eritrasma, impetigo, keratolisis, kandida, P.aeruginosa. b. Tipe moccasin : Psoriasis vulgaris, dermatitis eksematosa (dihidrosis, atopik, alergi kontak), keratolisis dan jenis keratodermal lainnya.3 2.10 Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan umum : Mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaos kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik. b. Penatalaksanaan khusus : Obat topikal seperti golongan imidazol (clotrimazole, miconazole, ketokonazole), golongan allylamines (naftifine, terbinafine), golongan benzylamine (butenafine), tolnaftat. Terapi sistemik seperti griseofulvin 500-1.000 mg/hari selama 1-2 bulan, terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu, itrakonazol 200 mg, 2 x sehari selama 1 minggu, atau flukonazole 150 mg/minggu selama 3-4 minggu.2,4,5 2.11 Prognosis Pencegahan dan pengobatan yang adekuat memberikan prognosis yang baik.2



6



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sala jari dan telapak



kaki, dengan gejala klinis berupa eritema, skuama, maserasi, dan bentuk bula. Penyebab tinea pedis adalah Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale. Tinea pedis sering mengenai remaja atau dewasa muda (biasanya pada umur 20-50 tahun). Faktor Predisposisi adalah panas, cuaca lembab, alas kaki yang tertutup, keringat yang berlebihan. Tinea pedis terbagi atas tinea interdigitalis, tinea pedis bentuk mocassin foot, dan tinea pedis subakut. Pemeriksaan laboratorium atau penunjang pada tinea pedis antara lain kerokan kulit + KOH 10% (hifa positif), biakan agar Sabuoroud (tumbuh koloni-koloni jamur), sinar Wood (flouresensi positif). Diagnosis banding yaitu kandidiasis, akrodermatitis perstans, pustularbacterid. Penatalaksanaan secara umum, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaos kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik. Untuk terapi topikal dapat diberikan golongan allylamines, imidazole, ciclopirox, benzylamine, tolnaftat, undecenoic acid. Terapi sistemik dapat diberikan terbinafin, itrakonazole atau flukonazole. Prognosis baik bila pengobatan adekuat dan menghindari faktor pencetus.



7



LAPORAN KASUS BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSU dr. PIRNGADI MEDAN STATUS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN TANGGAL



:



10 Oktober 2016



NAMA



:



Dra. Hj. Nuriman



UMUR



:



63 tahun



JENIS KELAMIN



:



Perempuan



BANGSA/SUKU



:



Indonesia / Mandailing



AGAMA



:



Islam



PEKERJAAN



:



-



KEGEMARAN



:



-



ANAMNESIS



:



Autoanamnesis



Keluhan utama



:



Gatal-gatal pada sela-sela jari kaki kanan dan kiri



Keluhan tambahan



:



Tidak ada



Riwayat Perjalanan Penyakit :



Gatal sudah dialami os ± 1 minggu ini. Lesi awalnya di



sela-sela jari kaki dan kemudian menyebar ke tepi kaki dan punggung kaki. Gatal bertambah berat jika kaki os terkena air. Hal ini disebabkan rumah os yang sering banjir dalam beberapa minggu terakhir. Keluarga os tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan os. Os sudah mengobati kakinya sendiri dengan salep pagoda namun keluhan tidak berkurang. Sehingga os memutuskan berobat ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Dr. Pirngadi Medan. Riwayat Penyakit Terdahulu



:



Tidak ada



Riwayat Penyakit Keluarga



:



Tidak ada



Riwayat Pemakaian Obat



:



Salep Pagoda



LOKALISASI



:



Regio interdigitalis I-II pedis dextra Regio subdigitalis pedis dextra Regio dorsum pedis sinistra



8 Regio plantar pedis dextra et. sinistra RUAM



:



Maserasi, skuama, ekskoriasi, likenifikasi



PEMERIKSAAN PENUNJANG : KOH 10% = hifa (-), spora (+) RESUME Anamnesa



:



Telah datang seorang perempuan berusia 63 tahun dengan keluhan gatal-gatal pada sela-sela jari kaki. Gatal sudah dialami os ± 1 minggu ini. Lesi awalnya di sela-sela jari kaki dan kemudian menyebar ke tepi kaki dan punggung kaki. Gatal bertambah berat jika kaki os terkena air. Hal ini disebabkan rumah os yang sering banjir dalam beberapa minggu terakhir. Keluarga os tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan os. Os sudah mengobati kakinya sendiri dengan salep pagoda namun keluhan tidak berkurang. Sehingga os memutuskan berobat ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Dr. Pirngadi Medan. Lokalisasi



: Regio interdigitalis I-II pedis dextra Regio subdigitalis pedis dextra Regio dorsum pedis sinistra Regio plantar pedis dextra et. sinistra



Ruam



: Maserasi, skuama, ekskoriasi, likenifikasi



Pemeriksaan Penunjang



: KOH 10% = hifa (-), spora (+)



DIAGNOSA BANDING



:



1 Tinea Pedis 2 Kandidosis 3 Dermatitis Kontak DIAGNOSA SEMENTARA : TINEA PEDIS Pemeriksaan Anjuran



: Kultur jamur



Penatalaksanaan



:



a



Umum : -



Menjaga kebersihan kaki dan menghindari faktor pencetus selama pengobatan



-



Memakai kaos kaki yang kering dan bersih atau mengganti segera kaos kaki yang lembab, serta memakai sepatu yang baik



b



Khusus : - Cetirizine tab 1x10 mg



9 - Ketokonazole cream 2x1 (dioles)



Prognosis : - Quo ad Vitam



: Bonam



- Quo ad Functionam



: Bonam



- Quo ad Sanationam



: Bonam



Dokumentasi:



10



DISKUSI











KASUS Keluhan utama gatal-gatal pada sela jari







Tinea



TEORI pedis adalah



pergelangan



kaki,



superfisial



di sela-sela jari kaki kemudian menyebar



telapak dan sela-sela jari kaki.2 



berat jika kaki os terkena air.



Faktor predisposisi pada tinea pedis adalah



panas,



penggunaan 



jamur



kaki dialami ± 1 minggu ini. Awalnya lesi ke tepi kaki dan punggung kaki Keluhan ini dirasakan oleh Os bertambah



pada



infeksi



Ruam



berupa



maserasi,



skuama,







lingkungan alas



kaki



lembab, tertutup,



hiperhidrosis.3 Keluhan subjektif biasanya rasa panas



ekskoriasi, likenifikasi.



dan gatal yang berasal dari vesikel yang



Keluhan utama gatal-gatal pada sela jari



menyebabkan



kaki sudah ± 1 minggu ini.



Kelainan kulit berupa eritema, skuama,



rasa



ketidaknyamanan.



maserasi, vesikel, vesiko-pustul, kadangkadang bula. Bila isi vesikel pecah maka meninggalkan sisik berbentuk lingkaran 







Pemeriksaan penunjang yang dilakukan







yang disebut koleret. 1,5 Pemeriksaan penunjang berdasarkan teori



adalah kerokan kulit dengan KOH 10%



adalah kerokan kulit dengan KOH 10% :



dengan hasil hifa (-), spora (+) Penatalaksanaan untuk pasien ini terdiri



hifa positif.2,5 Penatalaksanaan berdasarkan teori :



atas



penatalaksanaan



penatalaksanaan Penatalaksanaan menjaga



umum



secara secara



kebersihan







dan



Mengeringkan kaki dengan baik setiap



khusus.



habis mandi, kaos kaki yang selalu



umum



yaitu



kaki



dan



bersih dan bentuk sepatu yang baik. Pengobatan diberikan antihistamin untuk



menghindari faktor pencetus, memakai



mengatasi



kaos kaki yang kering dan bersih atau



diberikan obat topikal seperti golongan



mengganti segera kaos kaki yang lembab



imidazol



serta



ketokonazole),



memakai



Sedangkan



sepatu



yang



penatalaksanaan



baik. secara



(naftifine,



rasa



gatal.



(clotrimazole,



Kemudian miconazole,



golongan



allylamines



terbinafine),



golongan



11 khusus



pada



pasien



ini



diberikan



benzylamine



(butenafine),



tolnaftat.



pengobatan antihistamin seperti cetirizine



Terapi sistemik seperti griseofulvin 500-



tab



1.000



1x10



mg,



dan



topikal



ketokonazole cream 2x1 (dioles).



seperti



mg/hari



selama



1-2



bulan,



terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu, itrakonazol 200 mg, 2 x sehari selama 1 minggu,



atau



flukonazole



mg/minggu selama 3-4 minggu.2,4,5



150



12 DAFTAR PUSTAKA 1. Menaldi, Sri Linuwih SW, et.all. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FKUI 2. Siregar, R.S. 2016. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 3. Wolff, Klaus and Richard Allen Johnson. 2009. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology Sixth Edition. United States of America : The McGraw-Hill Companies, Inc 4. Goldsmith, Lowell A, et.all. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine Eight Edition Volume Two. United States of America : The McGraw-Hill Companies, Inc 5. James, William D, et.all. 2006. Andrew’s Diseases of The Skin Clinical Dermatology Tenth Edition. Philadelphia, USA : Saunders Elsevier