TIPE-TIPE KONSELING (Selesai) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TIPE-TIPE KONSELING



DISUSUN OLEH : 1. Astri Chya



06071381924036



2. Denisa Adelia



06071381924035



3. Gilang Ananda



06071381924041



DOSEN PENGAMPU : Dra. Harlina, M.Sc Ratna Sari Dewi, M.Pd



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan antropologi dan sosiologi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.



Palembang, 20 Januari 2020



Penulis



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................1 DAFTAR ISI...................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................3 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................3 1.3 Tujuan ...............................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4 2.1 Konseling Krisis................................................................................4 2.2 Konseling Fasilitatif.........................................................................5 2.3 Konseling Preventif..........................................................................5 2.4 Konseling Developmental ...............................................................6 BAB III PENUTUP...........................................................................................7 3.1 Kesimpulan.........................................................................................7 3.2 Saran...................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konselor yang profesional



dituntut untuk mampu melakukan konseling.



Konseling dilakukan atas dasar keilmuan yang dapat di pelajari dalam salah satu cabang psikologi yaitu psikologi konseling sebagai acuan dalam melakukan konseling. Psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa, namun karena jiwa bersifat abstrak psikologi dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku.



Konseling adalah usaha untuk membantu seseorang



menolong dirinya sendiri atau dapat dikatakan sebagai usaha memandirikan konseli. Konseling sebagai cabang dari psikologi merupakan praktik pemberian bantuan kepada individu. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Konseling Krisis? 2. Apa itu Konseling Fasilitatif? 3. Apa itu Konseling Preventif? 4. Apa itu Konseling Developmental? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Konseling Krisis 2. Untuk mengetahui apa itu Konseling Fasilitatif 3. Untuk mengetahui apa itu Konseling Preventif 4. Untuk mengetahui apa itu Konseling Developmental



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konseling Krisis Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi dimana helpi menghadapi frustasi dalam mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal itu di tanggapinya dengan stress. Situasi demikian itu sering memerlukan respon khusus dari konselor guna membantu konseli yang tidak berdaya. ”Jika suatu krisis mencapai taraf yang melumpuhkan individu atau menghambat mengontrol diri individu maka keadaan itu merupakan krisis yang butuh bantuan penyembuhan” Belkin (1975) Situasi krisis dapat bersangkutan dengan masalah percobaan bunuh diri, kehamilan diluar nikah, kematian orang yang dicintai, perceraian, pemutusan jabatan, manjadi anggota baru keluarga terlibat hukum, pindah agama, kecanduan narkoba, dan masalah keuangan. Berdasarkan sifat situasi krisis konselor perlu menerima situasi dan menciptakan



keseimbangan



pribadi



dan



penguasaan



diri.



Sikap



tersebut



memungkinkan dapat meredakan kecemasan konseli serta menunjukan tanggung jawabnya terhadap konseli, yang menunjukan bahwa konseli masih memiliki harapan, setelah menghadapi situasi konseli sementara tersebut konselor dapat melakukan bantuan konseli dalam kancah developmental. Aktifias konselor dalam mengatasi masalah krisis adalah dengan memberikan intervensi langsung atau campur tangan, dukungan kadar tinggi, dan konseling individual atau referral ke klinik atau lembaga yang layak.



4



2.2 Konseling Fasilitatif Konseling fasilitatif, menurut segi tinjauannya yaitu proses membantu konseli memperjelas masalahnya, selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan peneriman diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya akhirnya konseli dapat bertanggung jawab dengan masalahnya sendiri. Konseling tipe fasilitatif di istilahkan sebagai konseling remedial atau adjustive, seakan seorang di sembuhkan akibat mempunyai tingkah laku yang tidak tidak dikehendaki. Konseling remedial diartikan sebagai usaha membantu individu agar maju dari tahap kurang sempurna menjadi sempurna. Dengan konseling fasilitatif manusia dapat bertumbuh dari satu tahap ke tahap lainnya. Masalah masalah yang ditangani dalam konseling fasilitatif meliputi masalah memilih jurusan, perencanaan karir, pegaulan, serta minat dan bakat. Bentuk aktifitas konseling yang mungkin dilakukan konselor adalah konseling individual dengan tekhnik pemantulan penyataan perasaan, penginformasian, penginterprestasian, pemanduan, konfrontasi informasi dan pengarahan. 2.3 Konseling Preventif Konseling preventif berbeda dari tiga tipe lainnya, tipe ini bersifat programatis. Konseling preventif misalnya meliputi program pendidikan seks di sekolah dasar, etika pergaulan antara pria dan wanita, kecenderungan mengucilkan diri, dan keterampilan berkomunikasi. Tujuan konseling preventif mencegah kecemasan dan melakukan penyimpangan akibat dari perkembangan fisik dan psikisnya. Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu individu atau kelompok dengan memberikan progam yang sesuai dengan dirinya. Aktifitas yang mungkin dilakukan adalah pemberian informasi, membuat program yang relevan, dan konseling individual berdasarkan isi dan proses program.



5



2.4 Konseling Development Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan yang dijalankan dalam seluruh jangka kehidupan individu. Tipe konseling ini focus pada membantu konseli mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Konselor harus mampu membantu individu pada semua tingkatan usia dan benar-bear mendukung konsep mengenai konseling anak sebagai hal yang esensial dalam proses perkembangan. Konseli dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan keterampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positif melalui konseling developmental. Konseling developmental adalah bagian integral dari perkembangan karir seseorang dan pembentukan kemampuan membuat keputusan, merupakan konseling yang berlangsung sepanjang jangka kehidupan yang menangani anak muda dan orang lanjut usia. Permasalahan



yang



senantiasa



terus



berlangsung



adalah



mengenai



pengembangan dan pembentukan citra diri yang positif, penemuan gaya hidup layak yang dijalankan dalam bekerja dan pemanfaatan waktu luang, mempelajari dan menggunakan keterampilan membuat keputusan, penegasan nilai nilai yang dianut seseorang, pemahaman dan penerimaan perubahan dan pengembangan pemahaman tentang proses kehidupan dari lahir sampai akhir hayat. Pada konseling developmental, sebagaimana pada tipe lainnya seorang konselor dapat efektif membantu seseorang melalui konseling individual. Pada konseling developmental, konselor dapat bekerja dama dengan orang lain yang berarti sama sama melibat bergantian dalam konseling. Aktifitas konselor yang dapat dilakukan dalam kancah ini adalah membantu individu memperoleh ketegasan nilainilai anutannya, mereview pembuatan keputusan, dan konseling individual yang berkenaan dengan pengembangan pribadi dan kerjasama sama dengan oranglain yang bermaksud penempatan dalam lingkungan.



6



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Konseling merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada pemberi layanan. Adapun tipe-tipe konseling dari segi waktu penangannya, yaitu proses pemecahan masalah individu, dimana di perlukan waktu segera atau relative panjang, berdasarkan segi waktunya tipe-tipe konseling terbagi menjadi tipe konseling krisis, fasilitatif, prefentif, atau developmental. 3.2 Saran Masalah-masalah



yang



dihadapi



dari



masing-masing



tipe



konseling



disesuaikan dengan waktu dan aktifitas yang dilakukan (penanganan masalah) oleh konselor.



7



DAFTAR PUSTAKA



Dra. Gantina Komalasari, M.Psi dkk (2011). In Teori dan teknik konseling. Jakarta: PT Indeks. Surya, M. (2007). In Psikologi Konseling. Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy. Soedarmadji dan Hartono(2012). In Psikologi Konseling. Surabaya: Kencana Perdana Media Grup



8