Toaz - Info Laporan Praktikum Farmakokinetik Penetapa Parameter Farmakokinetik Obat Setelah PR [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fika
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK PENETAPA PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA DARAH Ditujukan untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Farmakokinetik



Disusun Oleh : Nama NPM Kelas



: : :



Emil Nur Arifah 19FF04005 Matrikulasi FA-1



UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA FAKULTAS FARMASI BANDUNG 2020



MODUL 4 PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA DARAH A. TUJUAN Dapat menetapkan dan menghitung parameter farmakokinetik obat setelah pemberian dosis tunggal berdasarkan data kadar obat dalam darah atau plasma terhadap waktu. B. PRINSIP Penetapan



parameter



farmakokinetik



obat



paracetamol



secara



peroral



menggunakan data darah. C. DASAR TEORI Parameter farmakokinetik adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya didalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya. Disamping yang paling cepat dicapai obat, darah juga tempat yang paling logis bagi penetapan kadar dalam butuh. Uji dengan data darah paling banyak dipergunakan karena darahlah yang mengambil obat dari tempat absorpsi, menyebarkan ke tempat distribusi atau aksi, serta membuangnya ke organ eliminasi. Kegunaan menetapkan parameter farmakokinetik suatu obat adalah untuk menkasi kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi didalam badan. Hasil dari kajian memiliki arti penting dalam penetapan aturan dosis. Parameter farmakokinetik yang dipergunakan untuk mengkaji kinetika absorpsi suatu obat diantaranya adalah kecepatan absorpsi (Ka), luas daerah dibawah kurva (AUC), dan fraksi obat yang diabsorpsi (Fa). Sedangkan untuk kinetika distribusi adalah volume distribusi (Vd atau Vdss). Dan kinetika eliminasi adalah klirens total (Clt), tetapan kecepatan eliminasi (Kel atau β), dan waktu paruh eliminasi (t ½). Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengetahui bioavabilitas suatu obat adalah (Ganiswarna, 2005) : 1. Daerah dibawah kurva (Area Under Curva) adalah integritasi batas obat di dalam darah dari waktu t = o hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salahsatu parameter untuk menentukan bioavabilitas. Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid.



2. Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang menggambarkan luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusi bukan merupakan volume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh. Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebagai gambaran, tingkat distribusi obat dalam darah. 3. Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax) adalah konsentrasi dari obat maksimum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasan konsentrasinya sehubungan dengan volume spesifik dari darah, serum dan plasma. 4. Waktu Puncak (tmax) adalah waktu yang dibutuhkan unsure untuk mencapai level obat maksimum dalam darah (tmax). serta parameter ini menunjukan laju absorsi obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk dicapai konsentrasi efektif minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakologis yang dikendaki. 5. Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu level aktivitas obat dan emnjadi separuh dari leval asli atau level yang dikendaki. 6. Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang mengambarkan laju absorbsi suatu obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus larut dalam cairan. 7. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi suatu obat tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat, aktivitas dan keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir. Cara perhitungan parameter-parameter farmakokinetik dapat dikerjakan seperti tabel 1 dan 2 setelah diperoleh data kadar obat dari dalam darah/plasma terhadap waktu. Dari tabel tersebut untuk menghitung parameter farmakokinetik diperoleh dengan membagi harga AUC oral dengan AUC intravena. Dengan kata lain data intravena juga diperlukan untuk menghitung parameter farmakokinetik obat setelah pemberian oral.



Tabel. Persamsaan parameter farmakokinetik obat model satu kompartemen Kinetika



Absorpsi



Perhitungan



Parameter



Satuan



Intravena



Oral



Ka



-



Residual



Menit -1



AUCo-inf



Trapezoid



Trapezoid



µg-ml-1



Fa



-



AUC p.o/ AUC o-inf



Menit



Vd



D/Cp



D.fa/Cp



Ml



Cl



D/ AUC o-inf



D.fa/ AUC o-inf



ml.mnt-1



Kel



Regresi



Regresi



Menit -1







Log.Linier 0,693/Kel



Log.Linier 0,693/Kel



Menit



Distribusi



Eliminasi



Tabel 2. Persamaan parameter farmakokinetik obat model dua kompartemen Perhitungan Kinetika



Parameter Ka



Absorpsi



Distribusi



Eliminasi



Intravena -



Oral Residual



Satuan Menit -1 µg-mnt-



B/β + A/α



M/β + L/α-N/Kel



Fa



-



AUC p.o/ AUC iv



Menit -1



Α



Residual



Residual



Menit -1



K12



A/β + B/α



A/β + B/α



K21



A+B



A+B



Vc



α + β - K12 Kel



α + β - K12 Kel



Vdss



D/ A-B



D.fa/ A-B



Clt



K12 + K21 / K21 xVc



β



D/AUC o-inf



D.fa/ AUC o-inf



Regresi log linier



Regresi log linier



AUC o-inf



T1/2. β Kel



K12 + K21 / K21



1



Menit -1



ml ml



xVc



0,693/ β



0,693/ β



α. β/ K12



α. β/ K12



ml. Menit -1 Menit -1 Menit -1



D. TUGAS PENDAHULUAN 1. Kinetika obat model satu kompartemen terbuka Model satu kompartemen terbuka adalah obat masuk dan secara cepat terdistribusi ke semua bagian tubuh lalu obat juga dapat keluar daru tubuh



. 2. Kinetika obat model dua kompartemen terbuka Model 2 kompartemen adalah proses obat masuk kedalam tubuh namun tidak langsung terdistribusi dalam tubuh, tetapi keorgan kemudia kejaringan yang akan disebarkan keseluruh tubuh.



E. ALAT DAN BAHAN Bahan: 1. Larutan paracetamol 15% dalam propilenglikol 4% - gram fisiologis. 2. Suspense paracetamol 10% dalam tilosa 1% 3. Pereaksi Alat : 1. Kateter 2. Mouthblock 3. Spektrofotometer 4. Alat sentrifug 5. Spiut 1mL



F. PROSEDUR seekor kelinci ditimbang dan diambil darah sebagai blako



tetapkan kadar paracetamol menggunakan kurva baku terdahulu



berdasarkan kurva semilog kadar plasma terhadap waktu



telentangkan pada papan fiksasi dan kateter, mouthblock dosis 300mg/BB



sentrifuse, ambil plasma untuk penetapan kadar paracetamol



hitung parameter farmakokinetik paracetamol



ambil darah melalui vana marginalis pada menit ke 5, 10, 20, 30, 40, 45, 90, 120, 150, 180 dan 240



tampung dalam wadah berisi antikoagulan



G. DATA PENGAMATAN 1. Hasil pengamatan praktikum C Kadar



T (jam)



(μg/mL)



0



0



0.5



2.75



1



6.24



1.5



8.5



2



9.81



3



7.43



4



5.6



6



3.19



8



1.91



2. Konstanta Eliminasi



K Eliminasi 6



y = 16.283e-0.269x R² = 0.9993



C (μg/mL)



5 4 3 2



Series1



1



Expon. (Series1)



0 0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



T(jam)



Gambar 1. grafik hubungan antara nilai T dan C kadar pada 3 titik terakhir. Persamaan eksponensial Cp eliminasi yaitu : Cp = 16.283e-0.269x Maka nilai Kel = 0,269/jam



3. Konstanta absorpsi Menghitung nilai C’ 3 titik pertama T 0,5 C’



=



16.283e-0.269x



=



16.283e-0.269 x 0.5



=



14.23



=



16.283e-0.269x



=



16.283e-0.269 x 1.0



=



12.44



=



16.283e-0.269x



=



16.283e-0.269 x 1.5



=



10.88



T1.0 C’



T1.5 C’



Mengitung nilai C’-C T 0,5 C’-C



=



14.23 - 2.75



=



11.48



=



12.44 - 6.24



=



6.20



=



10.88 – 8.5



=



2.38



T1.0 C’-C



T1.5 C’-C



C Kadar



T (jam)



C'



(μg/mL)



C'-C



0



0



0.5



2.75



14.23



11.48



1



6.24



12.44



6.20



1.5



8.5



10.88



2.38



2



9.81



3



7.43



4



5.6



6



3.19



8



1.91



K Absorpsi 14.00 12.00 y = 26.73e-1.575x R² = 0.9844



C'-C



10.00 8.00 6.00



Series1



4.00



Expon. (Series1)



2.00 0.00 0



0.5



1



1.5



2



T (jam)



Gambar 2. Grafik hubungan antara nilai T dengan C’-C pada3 titik awal. Persamaan eksponensial Cp absorpsi yaitu : Cp = 26.73e-1.575x Maka nilai K abs = 1,575 /jam



4. Persamaan farmakokinetik satu kompartemen data darah Cp = Cp eliminasi – Cp absorpsi Cp = 16.283e-0.269x - 26.73e-1.575x



5. Menghitung AUC



Grafik AUC 12 10



9.81 8.5



C kadar



8



7.43



6.24



6



5.6



4 2



3.19



2.75



1.91



2



1



0 0



0.5



3 1



1.5



6



5



4 2



2.5



3



3.5



7 4



4.5



5



8 5.5



6



T (jam)



Gambar 3. Grafik AUC hasil pengamatan C Kadar



T (jam)



(μg/mL)



AUC



0



0



0



0.5



2.75



0.6875



1



6.24



2.2475



1.5



8.5



3.685



2



9.81



4.5775



3



7.43



8.62



4



5.6



6.515



6



3.19



8.79



8



1.91



5.1



AUC 8~



7.10037



AUC 0 ~



47.32287



Perhitungan nilai AUC : Luas AUC = Luas trapesium Luas AUC = ½ (A+B) x T AUC 1



=



½ (0 +2,75) x (0,5 – 0) = 0.6875µg/mL.jam



AUC 2



=



½ (2,75 + 6,24) x (1,0 – 0,5) = 2.2475µg/mL.jam



6.5



7



7.5



8



8.5



AUC 3



=



½ (6,24 + 8,5) x (1,5 – 1,0) = 3.685µg/mL.jam



AUC 4



=



½ (8,5 + 9,81) x (2,0 – 1,5) = 4.5775µg/mL.jam



AUC 5



=



½ (9,81 + 7,43) x (3 - 2) = 8.62µg/mL.jam



AUC 6



=



½ (7,43 + 5,60) x (4 – 3) = 6.515µg/mL.jam



AUC 7



=



½ (5,6 + 3,19) x (6 – 4) = 8.79µg/mL.jam



AUC 8



=



½ (3,19 + 1,91) x (8 – 6) = 5,1 µg/mL.jam



AUC 8~



=



(Cterakhir/slope)



=



1.91/0.269



=



7.10037 µg/mL.jam



=



Jumlah AUC 1 – AUC 8~



=



47.32287 µg/mL.jam



AUC 0 - ~



6. Nilai fa fa



= = = 0.2366192 menit



7. Nilai Vd D



= Dosis



D



= (2 x 500 mg) = 1000 mg = 1000000



Vd



= = = 14531.671 mL



8. Nilai Cl Cl



= = = 5000.102 mL/jam



9. Nilai T ½ T½



= = = 2.576208 jam



10 % AUC ekstraporasi = = = 7.100371747 μg menit/mL % AUC ekstraporasi



=







x 100%



= = 15.00410158 % 11 Parameter Farmakokinetika Pemberian secara Peroral Kinetika



Absorpsi



Distribusi



Eliminasi



Parameter



Hasil



Ka



1,575 /jam



AUC 0 - ~



47.32287 µg/mL.jam



Fa



0.2366192 menit



Vd



14531.671 mL



Cl



5000.102 mL/jam



Kel



0,269/jam







2.576208 jam



H. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan parameter farmakokinetik obat setelah pemberian dosisi tunggal menggunakan data darah. Tujuan dari praktikum ini untuk menentukan dan menghitung parameter farmakokinetik obat setelah pemberian dosis tunggal berdasarkan data kadar obat dalam darah atau plasma terhadap waktu. Penetapan



parameter farmakokinetik suatu obat berguna untuk mengkaji kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi didalam tubuh. Kajian tersebut memiliki arti penting untuk penetaan aturan dosis. Sampel yang digunakan adalah paracetamol. Paracetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai analgetik dan antipiretik. Paracetamol tergolong kedalam kelompok antiinflamasi non steroid (NSIDs). Senyawa paracetamol berbentuk serbuk hablur purih, tidak berbau dengan rasa sedikit pahit. Paracetamol mudah larut dalam etanol, air mendidih dan dalam NaOH 1N. Pada praktikum kali ini dilakukan dilakukan dengan model satu kompartemen terbuka. Model satu kompartemen terbuka menganggap tubuh sebagai satu kesatuan, yang berarti perubahan kdar obat didalam darah mencerminkan perubahan kadar obat dijaringa. Laju eliminasi obat dari tubuh setiap saat sebanding denga jumlah atau kadar obat yang tersisa didalam tubuh pada saat itu. Hewan uji yang digunakan adalah kelinci sampelnya adalah darah dengan pemberian obat secara peroral. Proses pemberian peroral akan memberikan efek sistemik melalui proses ADME. Sebelum diberikan obat yang akan dilakukan pengujian, dilakukan pengambilan sampel darah kelinci yang digunakan sebagai blangko. Kemudian kelinci diberikan larutan steril paracetamol secara peroral menggunakan kateter. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah melalui vena marginalis telinga kurang lebih 2,5mL pada interval yang tertera sesuai prosedur. Tampung sampel darah dalam wadah, kemudian tambahkan antikoagulan. Tujuan penambahan antikoagulan untuk memisahkan larutan darah menjadi supranatant dan zat yang mengendap. Kemudian di sentrifuse dan dihasilkan larutan dengan dua lapisan yang terpisah. Gunakan larutan yang supranatant atau lapisan bening untuk dilakukan pengecekan kadar paracetamol dalam plasma. Jika dalam pemeriksaan kandungan dalam darah tidak dipisahkan dan sampel uji masih mengandung protein dapat menyebabkan kerusakan alat dan akan menganggu pemeriksaan kadar obat yang bersangkutan. Sampel yang diperoleh kemudian diukur nilai absorbansi dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Pada praktikum ini parameter farmakokinetik absopsi adalah ketetapan kecepatan absorpsi (Ka) merupakan kecepatan absorpsi obat setelah masuk ke dalam system sirkulasi, Area Under Curve (AUC) merupakan nilai yang menggambarkan bioavailabilitas obat dari jumlah dosis yang ada, dan fraksi obat yang diabsorpsi (Fa). Untuk parameter kimetik distribusi adalah volume distribusi (Vd) menunjukkan vesarnya volume obat yang terdistribusi ke jaringan dan parameter kinetika eliminasi adalah



klirens total (Cl) adalah penentuan eliminasi obat dalam tubuh tanpa melihat mekanisme dan proses, tetapan eliminasi (Kel) merupakan kecepatan eliminasi obat setelah masuk dalam system sirkulasi dan waktu paruh eliminasi (T½) merupakan waktu yang diperlukan agar jumlah obat dalam tubuh melarut setengah dari dosis. Hasil dari praktikum diperoleh nilai kecepatan absorpsi sebesar 1,575/jam, AUC sebesar 47,32287 μg/mL, nilai fraksi obat yang diabsorpsi sebesar 0.2366 menit, volume distribusi sebesar 14531,67mL, clirens total (Cl) sebesar 5000,102mL/jam, Kel sebesar 0,269/jam dan waktu paruh sebesar 2,57 jam. % AUC ekstraporasi adalah 15.004%. membuktikan data yang diperoleh itu valid karena nilai AUC dibawah 20% yang bermakna konsentrasi obat bebas yang terikat tidak berikatan dengan reseptor dan disekresikan dari tubuh lebih sedikit daripada jumlah obat yang berikatan dengan reseptor sehingga menunjjukan bahwa obat tersebut efektif.



I. KESIMPULAN Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai parameter farmakokinetik obat setelah pemberian dosis tunggal berdasarkan data kadar obat dalam darah atau plasma terhadap waktu diperoleh nilai kecepatan absorpsi sebesar 1,575/jam, AUC sebesar 47,32287 μg/mL, nilai fraksi obat yang diabsorpsi sebesar 0.2366 menit, volume distribusi sebesar 14531,67mL, clirens total (Cl) sebesar 5000,102mL/jam, Kel sebesar 0,269/jam dan waktu paruh sebesar 2,57 jam serta nilai dari % AUC ekstraporasi adalah 15.004%.



J. DAFTAR PUSTAKA Hakim, Lukman. 2018. Farmakokinetika Klinik. Bursa Ilmu. Yogyakarta. Shargel, L., Yu, A. B. 2016. Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. Mc Graw-Hill Education. New York.