Tokoh Bahasa Dan Sastra [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



TOKOH-TOKOH BAHASA DAN SASTRA



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 ANGGOTA :



 Yulfira  Alpiana  Bambang  Asrul  Alief Rihan  Aldi



MAN 3 BONE TAHUN AJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR Assalamua’alaikum warrahmatuallahhi wabarokatuh, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dalam bentuk maupu isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi penulis maupun pembacanya. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya atau pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Wa’alaikum sallam warallahmatuallahhi wabarokatuh.



Lappariaja, 28 Oktober 2019 Penulis,



i



Kelompok 1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................i DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Asrul Sani .............................................................................................................2 B. Raditya Dika.........................................................................................................4 C. Utuy Tatang Sontani ............................................................................................5 D. Adrea Hirata .........................................................................................................8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................................10 B. Saran .....................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA



ii



Kelompok 1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya karya sastra adalah suatu pengungkapan kehidupan lewat bentuk bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Teeuw (1984: 22) yang mengatakan, bahwa ”Usaha lain untuk mendapatkan batasan sastra sebagai suatu gejala umum yaitu dengan mendekati dari namanya meskipun biasanya batasan itu tidak sempurna karena batasan itu harus diperluas dan diperketat apabila gejala itu akan dibicarakan secara ilmiah. Namun manfaat tinjauan dari pemakaian bahasa sehari-hari sebagai titik tolak cukup memadai”. Kalau kita flash back beberapa tahun yang silam Horatius penyair besar romawi (65-8 SM) berpandangan bahwa karya sastra harus bertujuan dan berfungsi utile (bermanfaat) dan dulce (nikmat). Bermanfaat karena pembaca dapat menarik pelajaran yang berharga dalam membaca karya sastra, yang mungkin bisa menjadi pegangan hidupnya karena mengungkapkan nilai-nilai luhur. Mungkin juga karya sastra itu mengisahkan hal-hal yang tidak terpuji, tetapi bagaimanapun pembaca masih bisa menarik pelajaran darinya sebab dalam membaca dan menyimak karya sastra pembaca dapat ingat dan sadar untuk tidak berbuat demikian. Selain itu, sastra harus bisa memberi nikmat melalui keindahan isi dan gaya bahasanya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi Asrul Sani? 2. Bagaimana Biografi Raditya Dika? 3. Bagaimana Biografi Utuy Tatang Sontani? 4. Bagaimana Biografi Andrea Hirata? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui biografi Asrul Sani 2. Untuk mengetahui Biografi Raditya Dika 3. Untuk mengetahui Biografi Utuy Tatang Sontani 4. Untuk mengetahui Biografi Andrea Hirata



1



Kelompok 1



BAB II PEMBAHASAN A. Asrul Sani



Asrul Sani adalah seorang sastrawan dan sutradara film ternama asal Indonesia. Sebagai Sastrawan ia termasuk ke dalam kelompok Sastrawan Angkatan '45. Tahun 2000 Asrul menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI. Asrul Sani lahir di Rao, Sumatera Barat, pada 10 Juni 1926. Ia merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat Minangkabau di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan Mandailing. Pendidikan Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di Holland Inlandsche School (sekolah dasar bentukan pemerintah kolonial Belanda) di Bukit Tinggi pada 1936. Lalu ia melanjutkan SMP di SMP Taman Siswa, Jakarta pada 1942. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Kedokteran Hewan, Bogor. Akan tetapi, minatnya akan Sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan sehingga Asrul sempat pindah ke Fakultas Sastra UI dan, dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesi- Belanda, mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, Amsterdam pada 1952 walaupun akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada 1955. Pada masa kuliah itu juga Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di Harvard University pada 1954. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya akan seni sastra dengan melanjutkan kuliah dramaturgi dan sinematografi di South California University, Los Angeles, Amerika Serikat (1956) dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958). Karier Di dalam dunia sastra Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor Angkatan ’45. Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka. Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga penulis cerpen, dan drama. Cerpennya yang berjudul Sahabat Saya Cordiaz dimasukkan oleh Teeuw ke dalam Moderne Indonesische Verhalen dan dramanya Mahkamah mendapat pujian dari para kritikus. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai penulis esai, bahkan penulis esai terbaik tahun ’50-an. Salah satu karya



2



Kelompok 1



esainya yang terkenal adalah Surat atas Kertas Merah Jambu (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda). Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Ia mementaskan Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre dan Burung Camar karya Anton P, dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk Lewat Jam Malam (mendapat penghargaan dari FFI, 1955), Apa yang Kau Cari Palupi? (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan Kemelut Hidup (mendapat Piala Citra 1979) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia. Ia juga menyutradarai film Salah Asuhan (1972), Jembatan Merah (1973), Bulan di atas Kuburan (1973), dan sederet judul film lainnya. Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer pada tahun 2000-an adalah Nagabonar yang dibuat sekuelnya, Nagabonar Jadi 2 oleh sineas kenamaan Deddy Mizwar. Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul, mendampingi Usmar Ismail, ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik NU, yang mulai berdiri tahun 1962, untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, Asrul sebagai wakilnya. Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, Abad Muslimin. Memasuki Orde Baru, sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota DPR mewakili NU, terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili PPP. Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). Pada tahun 1976-79 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970 diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta), kini bernama IKJ. Pernah beberapa kali duduk sebagai anggota Badan Sensor Film, tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua Dewan Film Nasional, Sejak tahun 1995 menjadi anggota BP2N (Badan Pengembangan Perfilman Nasional). Akibat sederet karya pada bidang seni dan pengabdian pada negara, pada tahun 2000 lalu, ia dianugerahi Bintang Mahaputra oleh pemerintah Republik Indonesia. Karya-karya Sastra 



Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak bersama Chairil Anwar dan Rivai Avin, 1950) Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat (kumpulan cerpen, 1972) Mantera (kumpulan sajak, 1975) Mahkamah (drama, 1988) Jenderal Nagabonar (skenario film, 1988) Surat-Surat Kepercayaan (kumpulan esai, 1997)



    



Film      



Titian Serambut Dibelah Tudjuh, 1959 Pagar Kawat Berduri (1963) Apa Jang Kau Tjari, Palupi? (1970) Jembatan Merah (1973) Salah Asuhan (1974) Bulan di Atas Kuburan (1976)



3



Kelompok 1



 



Kemelut Hidup (1978) Di Bawah Lindungan Ka'bah (1981)



B. Raditya Dika BIOGRAFI : Raditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani) (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 29 tahun), akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisantulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller .



Perjalanan dan Pemikiran Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat. Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog . Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream). Ia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya.. Bagi Radith, ini adalah selling point-nya. Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi. Sebenarnya, pada bulanbulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith, adalah risiko masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth). Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith. Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya. Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan. Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari halhal yang sifatnya diagonal. Bagi Radith hal ini memang sudah lazim. Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif. Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk berinovasi. Radith kini meneruskan studinya di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune, Berkat adanya Raditya Dika, Stand Up Comedy Indonesia tidak lagi kuno. Ia memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya.



Karya tulis Novel 



2005 - Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh



4



Kelompok 1







2006 - Cinta Brontosaurus 2007 - Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa 2008 - Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang 2010 - Marmut Merah Jambu 2011 - Manusia Setengah Salmon



   



Komik (bersama Adriano Rudiman) 



2008 - Kambing Jantan 2011 - Kambing Jantan 2







Filmografi Pemeran 



Kambing Jantan: The Movie (2009) Cinta Brontosaurus (2013) Cinta Dalam Kardus (2013) Manusia Setengah Salmon (2013)



  



Penulis skenario 



Maling Kutang (2009) Cinta Brontosaurus (2013)







Acara TV 



Comic Action (Kompas TV) Sebagai Host Malam Minggu Miko (Kompas TV)Sebagai Miko Stand Up Comedy Indonesia (Kompas TV)Sebagai Juri



 



Hal yang perlu diteladani : 



Semangat Radith untuk mempromosikan hasil karta bukunya dengan berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).  Semangat Radith terus berkreasi dan bertindak kreatif Dan Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan. Hal yang menarik dari tokoh: 



Judul hasil karya buku semuanya yang mengandung nama binatang.  Seorang penulis yang memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya. C. Utuy Tatang Sontani



5



Kelompok 1



Utuy Tatang Sontani adalah seorang penulis sastra drama, cerpenis, dan novelis Indonesia, ia dikelompokkan ke dalam Sastrawan Angkatan 45 terkemuka. Utuy menulis karyanya bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.



dalam



Utuy Tatang Sontani lahir di Cianjur, pada 1 Mei 1920. Nama Sontani sebenarnya merupakan nama yang ditambahkan oleh Utuy karena ia sangat mengagumi tokoh utama, Sontani, seorang pemberani, yang terdapat dalam buku Pelarian dari Digul. Jadi, kalau mengirimkan karya-karyanya ke Sinar Pasundan, Utuy selalu menggunakan nama Sontani. Karya Utuy yang pertama adalah Tambera (versi bahasa Sunda 1937) sebuah novel sejarah yang berlangsung di Kepulauan Maluku pada abad ke-17. Novel ini pertama kali dimuat dalam koran daerah berbahasa Sunda Sipatahoenan dan Sinar Pasundan pada tahun yang sama. Setelah itu Utuy menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Orang-orang Sial (1951), yang diikuti oleh cerita-cerita lakonnya yang membuatnya terkenal. Lakon pertamanya (Suling dan Bunga Rumahmakan, 1948) ditulis sebagaimana lakon ditulis, tetapi selanjutnya ia menemukan cara menulis lakon yang unik, yang bentuknya seperti cerita yang enak dibaca. Di antara lakon-lakonnya yang terkenal adalah Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain (1954), Di Langit Ada Bintang (1955), Sang Kuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959), dan Tak Pernah Mendjadi Tua (1963).



Terseret arus politik zaman Utuy diutus oleh pemerintah Indonesia pada 1958 sebagai salah seorang wakil Indonesia dalam Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Tashkent, Uzbekistan. Ketika hubungan politik Indonesia-Uni Soviet semakin mesra, banyak karya pengarang Indonesia yang diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam bahasa Rusia, termasuk karya Utuy, "Tambera", yang dianggap mencerminkan semangat revolusi dan perjuangan rakyat. Sementara itu, "Orang-Orang Sial", hanya terbit di Tallin, dalam bahasa Estonia, karena dianggap terlalu pesimistik dan hanya mengungkapkan sisi gelap revolusi. Pada 1 Oktober 1965 Utuy bersama sejumlah pengarang dan wartawan Indonesia menghadiri perayaan 1 Oktober di Beijing atas undangan pemerintah Tiongkok. Pecahnya G30S pada 1965 di Indonesia membuat mereka terlunta-lunta di tanah asing. Kembali ke Indonesia berarti ditangkap dan dituduh terlibat G30S, seperti yang dialami oleh begitu banyak kawan mereka. Situasi mereka semakin sulit ketika di RRT sendiri pecah Revolusi Kebudayaan pada 1966. Sebagian orang Indonesia yang terdampar di Tiongkok akhirnya memutuskan untuk meninggalkan negara itu dan pergi ke Eropa Barat dengan menumpang kereta api Trans Siberia. Sebagian dari penumpang ini berhenti di Moskwa, termasuk Utuy dan sejumlah kawannya, Kuslan Budiman, Rusdi Hermain, dan Soerjana, wartawan Harian Rakjat.



6



Kelompok 1



Pindah ke Moskwa Kedatangan Utuy di Moskwa pada 1971 disambut hangat oleh pemerintah Uni Soviet dan masyarakat ilmiah di sana, terutama karena nama Utuy sudah dikenal luas lewat karya-karyanya dan kehadirannya dalam Konferensi Pengarang Asia-Afrika pada 1958. Utuy diminta mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di Moskwa dan sempat pula menghasilkan sejumlah karya tulis. Ia menyusun sekurang-kurangnya empat buah novel dan tiga otobiografi hingga ia wafat pada 1979 di Moskwa. Salah satu novelnya yang ditulisnya dan diterbitkan di Moskwa adalah Kolot Kolotok. Novel ini hanya dicetak terbatas untuk bahan studi di Jurusan Indonesia, Universitas Negara Moskwa. Di Bawah Langit Tak Berbintang adalah memoar dan otobiografinya yang mengisahkan pengalamannya hidup di pengasingan di RRT dan di Rusia. Meningal dunia Utuy Tatang Sontani wafat di Moskwa, pada 17 September 1979 pada umur 59 tahun. Ketika ia meninggal, sebagai penghormatan nisannya ditempatkan sebagai nisan pertama di pemakaman Islam pertama di Moskwa. Karya tulis     



Tambera (1948) Orang-orang Sial: sekumpulan tjerita tahun 1948-1950 (1951) Selamat Djalan Anak Kufur (1956) Si Kampeng (1964) Si Sapar: sebuah novelette tentang kehidupan penarik betjak di Djakarta (1964) Kolot Kolotok Di bawah langit tak berbintang (2001) Menuju Kamar Durhaka - kumpulan cerpen (2002)



  



Drama:         



Suling (1948) Bunga Rumah Makan: pertundjukan watak dalam satu babak (1948) Awal dan Mira: drama satu babak (1952) Sajang Ada Orang Lain (1954) Di Langit Ada Bintang (1955) Sang Kuriang: opera dua babak (1955) Si Kabajan: komedi dua babak (1959) Tak Pernah Mendjadi Tua (1963) Manusia Kota: empat buah drama (1961)



Selain ke dalam bahasa Rusia dan Estonia, karya-karya Utuy juga diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain, mis. bahasa Inggris, Mandarin, Tagalog, dll. Pada masa Orde Baru, sama seperti para penulis yang mendapatkan stigma komunis, karya-karya Utuy dilarang beredar oleh pemerintah.



7



Kelompok 1



D. Andrea Hirata Andrea Hirata adalah salah satu penulis novel atau novelis yang menulis novel terlaris sepanjang masa yaitu novel Laskar Pelangi. Novel Laskar Pelangi ini juga sudah diolah menjadi film pada tahun 2008 lalu. Andrea Hirata merupakan buah hasil dari Seman Said Harunayah dan NA Masturah yang keempat. Lahir di Gantung, Belitung Timur tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1967 dengan nama lahir Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun.



Masa Kecil dan Pendidikan Andrea Hirata Terdapat sedikit kisah dalam pemberian nama Andrea Hirata ini. Andrea pernah berganti nama sebanyak 7 kali. Ketika lahir Andrea diberi nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun sampai pada akhirnya waktu Andrea remaja diberi nama Andrea Hirata yang nama lengkapnya adalah Andrea Hirata Seman Said Harun. Andrea kecil berasal dari keluarga tidak berkecukupan atau miskin yang tempat tinggalnya tidak jauh dari pertambangan timah PN Timah yang sekarang menjadi PT Timah Tbk. Semasa SD Andrea bersekolah di SD Muhammadiyah yang kondisinya tidak bagus bahkan bangunanya hampir roboh. Di sinilah Andrea bertemu dengan para sahabatnya yang dinamai Laskar Pelangi. Di kampung halamannya ia menamatkan pendidikan sampai SMA setelah itu Ia merantau ke Jakarta untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi dan menggapai cita-citanya menjadi penulis. Dengan perjuangan dan semangat yang tinggi ia akhirnya berhasil masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Setelah lulus Andrea mendapatkan beasiswa studi Master of Science di Université de Paris, dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi mendapatkan penghargaan dari kedua Universitas tersebut sehingga ia lulus dengan nilai cuumlaude.



Bu Muslimah Bu Muslimah atau Bu Mus merupakan guru paling istimewa, sangat dihormati, dan menjadi inspirasi di SD Muhammadiyah waktu itu. Beliau mengajar dengan penuh semangat meskipun muridnya hanya 11 anak. Dikarenakan keterbatasan ekonomi keluarga, Andrea disekolahkan di SD Muhammadiyah dengan jarak kurang lebih 30 kilometer meskipun masih banyak sekolah lain yang jauh lebih layak.



8



Kelompok 1



Bu Mus berperan penting memotivasi Andrea untuk menulis. Bahkan saat kelas 3 SD Andrea berniat untuk menulis cerita tentang perjuangan Bu Mus. Andrea mengalami perubahan dalam hidupnya karena motivasi yang diberikan Bu Mus.



Menjadi Penulis Novel Terkenal Tahun 1997 Andrea bekerja di PT Telkom sebagai pegawai biasa, kemudian niat untuk menulis kembali datang ketika Andrea menjadi salah satu relawan saat terjadi tsunami di Aceh. Hasilnya pada tahun 2005 Andrea merilis novel Laskar Pelangi yang dibuat dalam waktu hanya 3 minggu. Novel Laskar Pelangi merupakan novel pertama yang ditulis oleh Andrea Hirata. Ia mengutarakan bahwa novel Laskar Pelangi dipersembahkan untuk Bu muslimah. Novel yang begitu membanggakan sehingga tercatat sebagai novel atau buku sastra Indonesia yang paling laris sepanjang masa ini diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Novel Laskar Pelangi menceritakan kehidupan Andrea Hirata ketika masih duduk di bangku sekolah dan tentang 10 anak keluarga tidak berkecukupan yang menuntut ilmu di SD serta SMP Muhammadiyah. Teman sekolah Andrea Hirata yang berjumlah 10 anak ini disebut dengan Laskar Pelangi. Sebutan Laskar Pelangi ini diberikan oleh Bu Muslimah. Tahun 2008, novel ini diadaptasi menjadi film yang judulnya sama dengan novelnya yaitu Laskar Pelangi. Film ini diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production. Film ini dibuat dengan aktor anggota Laskar Pelangi adalah anak asli Belitung. Novel Laskar Pelangi ini juga mendapatkan beberapa penghargaan antara lain, Khatulistiwa Literaly Award atau KLA di tahun 2007, Aisyiyah Award, Netpac Critics Awards, Paramadina Award, dan lain-lain. Selain Laskar Pelangi, Andrea juga menerbitkan berbagai novel seperti Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, dan lain sebagainya. Sepanjang 8 tahun Andrea memperoleh beberapa penghargaan karena telah berpartisipasi dalam sastra internasional karena novel pertamanya yang telah diterjemahkan ke 34 bahasa asing dan diterbitkan lebih dari 130 negara.



9



Kelompok 1



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asrul Sani lahir di Rao, Sumatera Barat, pada 10 Juni 1926. Ia merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat Minangkabau di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan Mandailing Raditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani) (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 29 tahun), akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller. Utuy Tatang Sontani lahir di Cianjur, pada 1 Mei 1920. Nama Sontani sebenarnya merupakan nama yang ditambahkan oleh Utuy karena ia sangat mengagumi tokoh utama, Sontani, seorang pemberani, yang terdapat dalam buku Pelarian dari Digul. Jadi, kalau mengirimkan karya-karyanya ke Sinar Pasundan, Utuy selalu menggunakan nama Sontani. Andrea Hirata merupakan buah hasil dari Seman Said Harunayah dan NA Masturah yang keempat. Lahir di Gantung, Belitung Timur tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1967 dengan nama lahir Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. B. Saran Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.



10



Kelompok 1



DAFTAR PUSTAKA https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/francisca-christy/9-penyair-ini-bikin-kamutergila-gila-dengan-puisi-mereka-1/full



11



Kelompok 1