TOKOH PANUTAN Ir. H. Djuanda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Program Pelatihan



:



Pelatihan Dasar CPNS



Nama Mata Pelajaran



:



Tokoh Panutan Jawa Barat



Pengampu



:



Rosid Suhendar, S.IP., M.Pd



Nama Peserta



:



Prabowo Wisnu Rilo Pambudi



NIP



:



199311202022031004



Angkatan



:



Bogor 8



Kelompok



:



3



Nomor Daftar Hadir



:



07



Instansi



:



Kabupaten Bogor



PENUGASAN AGENDA-2 Tugas 1: PERSONALIZING VALUES



A. Tokoh Panutan Jawa Barat



1. Biografi Tokoh : Ir. H. Djuanda dilahirkan di Tasikmalaya, 14 Januari 1911, merupakan anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School (HIS). Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS dan kemudian pindah ke sekolah



untuk anak orang Eropa Europesche Lagere School (ELS), tamat tahun 1924. Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah menengah khusus orang Eropa yaitu Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS Bandung, sekarang di tempati SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 5 Bandung), dan lulus tahun 1929. Pada tahun yang sama dia masuk ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, mengambil jurusan teknik sipil dan lulus tahun 1933. Semasa mudanya Djuanda hanya aktif dalam organisasi non politik yaitu Paguyuban Pasundan dan anggota Muhammadiyah, dan pernah menjadi pimpinan sekolah Muhammadiyah. Karier selanjutnya dijalaninya sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum provinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak tahun 1939. Ir. H. Djuanda seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Dia seorang pegawai negeri yang patut diteladani. Meniti karier dalam berbagai jabatan pengabdian kepada negara dan bangsa. Semenjak lulus dari TH Bandung (1933) dia memilih mengabdi di tengah masyarakat. Dia memilih mengajar di SMA Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Padahal, kala itu dia ditawari menjadi asisten dosen di TH Bandung dengan gaji lebih besar. Selain itu, ia juga memulai keaktifan organisasinya sejak sebelum kemerdekaan di Pergerakan Pasoendan. Setelah empat tahun mengajar di SMA Muhammadiyah Jakarta, pada 1937, Djuanda mengabdi dalam dinas pemerintah di Jawaatan Irigasi Jawa Barat. Selain itu, dia juga aktif sebagai anggota Dewan Daerah Jakarta. Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah  Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, deklarasi ini menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS), dikenal sebagai negara kepulauan. Isi dari Deklarasi Juanda ini menyatakan: 1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri 2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan 3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan:



a. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat b. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara Kepulauan c. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan



keselamatan NKRI Pernyataan yang dibacakan oleh Djuanda tersebut menjadi landasan hukum bagi penyusunan rancangan undang-undang yang digunakan untuk menggantikan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939.



2. Pengertian BerAKHLAK BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya Core Values ASN ini sebagai sari dari nilainilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. Sedangkan #banggamelayanibangsa merupakan Employer Branding ASN jaman now yang melayani sepenuh hati. Core Values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo “ASN yang bertugas sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.”



3. Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yang ada pada diri ir. H. Djuanda : a. Berorientasi Pelayanan



Ir. H. Dujuanda dikenal sangat tepat waktu dan disiplin. Djuanda tidak punya waktu untuk menyeleweng dalam urusan-urusan dinas maupun pribadi. Setiap hari ia menjalani rapat dinas yang seolah tiada habisnya dan melakukan kunjungan-kunjungan kerja dari pagi hingga larut malam secara maraton -



Penerapan di Masa Mendatang : Sebagai ASN kita harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, mengerahkan seluruh jiwa raga, waktu, dan fikiran untuk masyarakat



b. Akuntable



Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 april 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I Sepanjang hidupnya ia dikenal jujur dan sederhana. Kalau diingat segala kekuasaan dan jabatannya, seharusnya ia menjadi pejabat yang paling kaya. Kehidupan pribadinya tidak banyak terdengar. Djuanda tak pernah tersangkut skandal atau sekedar gosip-gosip miring -



Penerapan di Masa Mendatang : ASN dimasa depan harus melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi ASN juga tidak boleh menyalahgunakan kewenangan jabatan serta bertanggung jawab



dalam menggunakan kekayaan dan barang milik negara c. Kompeten



Prestasi terbesar Djuanda adalah dicetuskannya Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut menentukan Wilayah Perairan Republik Indonesia, yaitu bahwa bagian-bagian laut yang terletak di sekitar dan di antara pulau-pulau Indonesia yang dahulunya berstatus laut bebas, kini menjadi laut nasional yang merupakan bagian dari wilayah sah NKRI. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Luas wilayah Republik Indonesia menjadi 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2 -



Penerapan di Masa Mendatang : Meneladani ir. H. Djuanda, ASN dimasa depan harus gemar belajar dan mengembangkan diri dan harus bisa menjadi agent perubahan dan menciptakan ide dan inovasi terbaru.



d. Harmonis



Selama masa perang kemerdekaan ir. H. Djuanda selalu menjadi bagian dalam perundingan seperti perundingan Renville dan Konferensi Meja Bundar dalam menyelesaikan konflik selalu mengedepankan sikap harmoni. -



Penerapan di Masa Mendatang : ASN wajib memiliki etika kerja yang baik dengan tanpa membedakan-bedakan latar belakang orang lain, serta selalu berusaha membangun lingkungan yang kondusif dan harmonis demi hasil kerja yang optimal.



e. Loyal



Pada saat menjadi tokoh dalam perundingan untuk kemedekaan Indonesia, Djuanda terpaksa bekerja jungkir-balik bekerja hingga 18 jam sehari, tanpa kenal hari libur. Djuanda jarang pula karena harus menginap di banyak lokasi tempat ia bekerja. -



Penerapan di Masa Mendatang : ASN dimasa depan harus bisa kerja kapanpun waktunya, dimanapun tempatnya, dan terhadap siapapun. Tanpa mengenal waktu dan tempat karena tekhnologi telah merubah cara kerja.



f.



Adaftif Selama di kabinet karir ir. H. Djuanda melesat sehingga mendapat julukan “pendekar dengan 1000 jabatan” karena sering merangkap-rangkap jabatan yang rata-rata berat. Kinerja dan kerja kerasnya yang luar biasa membuat Djuanda selalu menjadi pilihan pertama guna memimpin tugas-tugas penting. Gelar lainnya adalah “super teknokrat” karena ia mampu melaksanakan tugas apa saja dengan baik -



Penerapan di Masa Mendatang : ASN di masa depan harus memiliki kemampuan untuk cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan serta mengetahui isu-isu strategis yang dimiliki oleh bidang tugas kita. Juga harus bisa bersikap proaktif dan mampu mengembangkan inovasi dan kreatifitas untuk meningkatkan kinerja.



g. Kolaboratif



Ir. H. djuanda mahir dalam berbahasa Belanda, Inggris, Jerman dan Perancis, Empat bahasa asing tersebut dikuasai dengan sangat baik. Sehingga selalu menjadi delegasi Indonesia dalam setiap acara perundingan di luar negeri. -



Penerapan di Masa Mendatang : ASN di masa depan harus bisa berkomunikasi multibahasa agar memudahkan dalam berkomunikasi baik dengan warga negara Indonesia atau bahkan Warga Negara Asing, karena dengan mengerti Bahasa mereka tentunya dalam berkolaborasi akan semakin mudah.