13 0 477 KB
LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI EKSERIMEN
Nama
: Dini Nur Fadilah
Nomor Subyek
: 11761201883
Nama Subyek
: Amelia Rizki Safrida
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: Mahasiswa
Umur
: 20 Tahun
Nama Eksperimen
: Transfer of Training
Tanggal Eksperimen
: 12 November 2019
Waktu Eksperimen
: 10.00-11.40 WIB
Tempat Eksperimen
: Lab. Psikologi UIN SUSKA Riau
Asisten Labor
: Dessy Aryanti Dwi Putri
I.
PROBLEMATIKA 1. Bagaimanakah mengukur efek kebiasaan dari belajar? 2. Jika proses belajar dengan cara trial anda error seberapa besar efek transfernya?
II. DASAR TEORI A. Definisi Transfer of Learning Transfer of training Menurut Baldwin (dalam Ardaneswari) transfer pelatihan dapat didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dipelajari dalam pelatihan pada situasi kerja dan selanjutnya memeliharanya selama periode waktu tertentu. Baldwin dalam Kaswan (dalam Ardaneswari) menjelaskan bahwa “Transfer of training is the effective and continuing application, by trainees to their jobs, of the knowledge and skill gained in training both on and off the job”. B. Jenis Transfer of Learning Terdapat beberapa jenis transfer pelatihan atau transfer of training yang dikemukakan oleh Kaswan (dalam Ardaneswari) sebagai berikut: a. Transfer positif yang terjadi ketika kinerja meningkat sebagai hasil pelatihan. 1
b. Transfer nol yang terjadi ketika tidak ada perubahan dalam kinerja. c. Transfer negatif yang pengaruh yang merugikan yang diakibatkan interfensi terhadap pembelajaran dan kinerja. d. Transfer dekat yang berhubungan dengan kemampuan yang secara langsung diterapkan pada pekerjaan yang telah dipelajari dalam pelatihan, dengan sedikit penyesuaian atau modifikasi. e. Transfer jauh yang berhubungan dengan memperluas atau menggunakan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan dengan cara baru atau kreatif. C. Faktor yang mempengaruhi Transfer of Learning Traves (1973) menyatakan adapun transfer of training dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1) Faktor umum (non specific factor) 2) Faktor khusus (specific factor). Pengertian mengenai faktor-faktor itu dapat diperjelas dengan sebuah contoh mengenai seorang anak berkebangsaan Inggris yang belajar berbahasa Jerman. Anak tersebut akan banyak menemui kata-kata yang sama antar Bahasa Inggris dengan bahasa
Jerman
sehingga
dia
nampak
lebih
mudah
untuk
mengerti
dan
mempelajarinya. Kata-kata dalam bahasa Jerman yang sama dengan kata-kata dalam bahasa Inggris itulah yang disebut sebagai faktor khusus. Sedangkan dalam hal lain anak tersebut akan memindahkan pengetahuan tata bahasa Inggris ke dalam proses belajar bahasa Jerman, misalnya penggunaan kata kerja, susunan kalimat dan sebagainya. Tata bahasa inilah yang disebut faktor umum. Secara garis besar transfer dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Transfer Positif : Terjadi bila hasil belajar sebelumnya membantu atau mendasari proses belajar selanjutnya. b. Transfer Negatif : Terjadi bila hasil belajar sebelumnya menghambat atau mengacaukan proses belajar selanjutnya. (Crow & Crow, 1973) Besarnya transfer juga tergantung pada banyak sedikitnya unsur identik tersebut. Faktor-faktor yang mendasari transfer of training antara lain: a. Ada tidaknya unsur-unsur identik di antara aktivitas-aktivitas yang lampau dengan situasi yang dihadapi. b. Ada tidaknya hubungan yang mendasari aktivitas-aktivitas yang mendahului dengan aktivitas yang mengikuti. c. Cukup tidaknya nilai transfer dari apa telah diperoleh untuk diterapkan pada 2
masalah yang lain. d. Sesuatu yang dipelajari akan memberi hasil yang lebih baik apabila orang mempunyai motivasi untuk melakukannya (Dali Gulo, 1982). Beberapa teori-teori yang menjelaskan masalah transfer: 1. Teori disiplin jiwa yaitu transfer yang terjadi dengan mendisiplinkan berbagai daya yang terpisah. 2. Teori Unsur Identik yaitu transfer dari satu situasi ke situasi lain terjadi jika antara kedua situasi tersebut terdapat unsur-unsur yang identik. Besar kecilnya transfer tergantung dari banyak sedikitnya unsur identik yang ada. 3. Teori Generalisasi. transfer terjadi bila seseorang dapat mengerti prinsipprinsip yang luas dan umum serta dapat menggunakannya pada situasi tertentu yang lain. Semakin besar orang menggeneralisasikan suatu masalah, semakin besar kemungkinannya untuk dapat melakukan transfer pada situasi lain. 4. Teori transfer melalui pengertian, cita-cita, kesadaran dan gestalt yaitu transfer terjadi dengan jalan melepas pengertian obyek dari ikatan keseluruhan yang lain dan kemudian menampakkan dalam keseluruhan lain dengan bantuan organisasi yang tepat. D. Klasifikasi Transfer Klasifikasi Transfer: a) Menurut jenisnya yang spesifik, menunjukkan tugas tertentu di atas pekerjaan yang lain. b) Menurut jenisnya yang tidak spesifik, menunjukkan hubungan kerja antar tugas, jadi bersifat umum. (Travers, 1973). Masalah pokok dalam transfer adalah menentukan bagaimana transfer itu terjadi. Kalau hal ini telah diketahui, dapatlah dilakukan langkah-langkah tertentu sehingga dapat dicapai hasil transfer yang diharapkan. Salah satu hal yang dapat menghambat terjadinya transfer adalah gangguan interferensi, yaitu gangguan yang menunjukkan efek atau pengaruh kewajiban belajar di atas hal-hal yang lain. III. HIPOTESIS a. Individu 1. Ada perbedaan waktu yang diperlukan untuk menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan. Latihan dilakukan dengan tangan kanan. 2. Ada perbedaan keasalahan yang dilakukan ketika menggambar bintang 3
dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan. Latihan dilakukan dengan tangan kanan. b. Kelompok 1. Ada perbedaan waktu yang diperlukan untuk menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan. Latihan dilakukan dengan tangan kanan. Ada perbedaan keasalahan yang dilakukan ketika menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan. Latihan dilakukan dengan tangan kanan. IV. METODE PENELITIAN a) Metode
: Eksperimen
b) Design
: One Group Pretest – Posttest
V. PROSEDUR A. Material.
Mirror Drawing Apparatus.
Stop Watch.
Addo Check B. Prosedur Pelaksanaan
Subyek duduk menghadapi alat, dengan tangan memegang pensil, tangan harus di belakang screen, tidak boleh terlihat.
Letakkan ujung pensil di ujung gambar bintang tempat mulai.
Instruksi: “Gerakkan pensil saudara mengikuti gambar bintang tepat mengikuti garisnya, berputar seperti jarum jam sampai kembali ke titik permulaan tadi”.
Pensil tidak boleh diangkat, tidak boleh mundur mengulang, bila keluar garis harus cepat kembali ke garis semula.
Urutannya menggambar, mula-mula satu kali dengan tangan kiri untuk bintang nomor 1 (tangan yang tidak biasa dipakai untuk menulis), lalu dengan tangan kanan sebanyak 14 kali berturut-turut yaitu dinomor 2-15, lalu berakhir dengan tangan kiri lagi yaitu di nomor 16.
Eksperimenter mencatat berapa kali error dan waktu yang di dibutuhkan eksperimentee dalam menyelesaikan 1 bintang.
VI. PENCATATAN HASIL A. Individu 4
TIME NO
TIME ERROR
NO
(SECOND)
ERROR (SECOND)
1
25
12
9
20
4
2
20
15
10
17
3
3
20
2
11
16
3
4
25
3
12
12
5
5
29
1
13
15
6
6
20
3
14
25
17
7
20
5
15
10
5
8
18
4
16
20
8
B. Kelompok A1
A2
No Nama Subjek Time
Error
Time
Error
1
Mega Irwani
52
15
37
11
2
Nurul Aulia
42
14
39
10
3
Dita Aulia Putri
33
13
27
11
4
Fuji Fira Carolina
33
10
25
7
5
Aldawiyah
21
7
20
6
6
Wiwit Agustina N
41
11
30
11
7
Amelia Rizki S
25
12
20
8
8
Dini Nur Fadillah
22
4
17
5
9
Ayu Irma Ningrum
79
6
105
6
10
Hasya Zharfan Ifadah
108
8
128
4
11
Musyaroh Husni
57
14
34
10
5
12
Siti Marityanti S
51
8
28
15
13
Novri Kurniati
39
6
31
15
14
Dini Indah Lestari
59
15
38
8
15
Habibah
51
7
40
6
16
Siti Maisarah
45
8
57
7
17
Ayudia Ariza
33
11
34
11
18
Dini Rahayu Ningtias
86
10
37
8
19
Khairu Akmaluddin
49
6
32
6
20
Rizki Khairiza
61
5
35
7
21
Yogi Pratama
62
3
34
6
22
Sumarseleno Pribadi
82
2
58
5
VII. PENGOLAHAN DATA A. Individu NO TIME (SECOND)
ERROR
A1
25
12
A2
20
8
B. Kelompok TIME
ERROR
STATISTIK A1
A2
A1
A2
N
22
22
22
22
∑X
1131
906
195
183
∑X2
68435
52130
2049
1719
6
X
51,40
41,18
8,86
8,31
SD
21,64
25,95
3,82
3,01
SD2M
22,29
32,06
0,69
0,43
VIII. KESIMPULAN A. Individu 1. Ada perbedaan waktu yang diperlukan untuk menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan, latihan dilakukan dengan tangan kanan. Yang mana waktu yang diperlukan sebelum latihan adalah 25 detik dan sesudah latihan menjadi 20 detik. Jadi waktu sesudah latihan lebih cepat daripada sebelum latihan. 2. Ada perbedaan kesalahan yang dilakukan ketika menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan, latihan dilakukan dengan tangan kanan. Yang mana kesalahan yang dilakukan sebelum latihan adalah 12 dan sesudah latihan menjadi 8. Jadi kesalahan yang dilakukan sesudah latihan lebih sedikit dibanding sebelum latihan. B. Kelompok 1. Ada perbedaan waktu yang diperlukan untuk menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan dengan ditunjukkan t hitung sebesar 18,18 , dan latihan dilakukan dengan tangan kanan. Sesudah latihan lebih baik daripada sebelum latihan. 2. Ada perbedaan kesalahan yang dilakukan ketika menggambar bintang dengan tangan kiri antara sebelum latihan dengan sesudah latihan dengan ditunjukkan t hitung sebesar 32,09 , dan latihan dilakukan dengan tangan kanan. Sebelum latihan kesalahan lebih banyak dibanding sesudah latihan. IX. DISKUSI Hasil eksperimen menunjukkan bahwa latihan yang dilakukan dengan tangan kanan sangat membantu individu dalam menggambar bintang dengan menggunakan tangan kiri. Dalam hal ini telah terjadi transfer positif dari tangan kanan ke tangan kiri. Transfer ini dapat terjadi karena adanya unsur identik yaitu obyek gambar yang berupa bintang. Dari grafik dapat dibuat berdasarkan hasil eksperimen nampak bahwa secara 7
umum waktu yang diperlukan untuk menggambar semakin sedikit, dan kesalahan yang dilakukan juga semakin berkurang. Atau dengan kata lain, bahwa semakin sering dilakukan latihan maka prestasi yang dicapai akan semakin baik. Hal ini membuktikan hukum “The Law of Exercise“ dari Thorndike. Kemampuan masing-masing individu dalam mentransfer ketrampilan atau kemampuan-kemampuannya berbeda-beda. Hal demikian biasanya disebabkan oleh faktor-faktor yang datangnya dari individu itu sendiri, misalnya motivasi dan pandangannya mengenai eksperimen tersebut. X. EVALUASI Eksperimen berjalan dengan lancar, ruangan yang digunakan lumayan nyaman, walaupun tidak tersedianya kipas angin atau pendingin ruangan lainnya yang membuat eksperimentee sedikit mengeluh. Eksperimentee juga mengeluh mengenai tangan yang tidak digunakan untuk menggambar disuruh agar meletakkan di belakang punggung, karena itu membuat eksperimentee susah untuk menggambar.
8
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI Dalam kehidupan sehari-hari transfer of training positive ini banyak sekali kegunaannya yaitu yang menyangkut proses belajar, misalnya: a. Di bidang olah raga: seseorang yang telah terampil bermain bulu tangkis, bila ia ingin belajar bermain tennis maka ia akan cepat menguasai. Keterampilannya bermain bulu tangkis bisa ditrasnfer menjadi keterampilan bermain tennis karena tidak jauh berbeda. b. Di bidang keterampilan yang lain: seseorang yang belajar mengendarai sepeda motor. Dalam hal ini akan lebih cepat menguasai bagi mereka yang telah bisa mengendarai sepeda daripada mereka yang sama sekali belum bisa mengendarai sepeda. c. Dalam bidang agama : seseorang akan lebih cepat belajar membaca Al-Qur’an jika diawali dengan membaca iqra’ terlebih dahulu.
Pekanbaru, 22 November 2018 Eksperimenter
Dini Nur Fadilah NIM. 1171202081
Asisten Labor
: Dessy Aryanti Dwi Putri
Nilai
:
9
DAFTAR PUSTAKA Ardaneswari, P. Citra. 2016. Transfer of Training (Analisis Pelaksaan Trasfer of Training Di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Iatemewa Yogyakarta. Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara 137 Vol,4. No, 2. Bugelski, B. R. The Psychology of Learning. IncUSA: Henry Hord and Company, 1958. Crow, Lester D. and Alice Crow. General Psychology. Little Field: Adam and Co. Dali Gulo. Kamus Psikologi. Bandung: Penerbit Tonis. Travers, Robert M. Educational Psychology. New York: The Mac-Millan Company, 1973.
10