Tragedi Kanjuruhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PJOK DASAR TRAGEDI STADION KANJURUHAN



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak Bola merupakan olahraga yang terkenal di dunia. Sepak bola tidak hanya diminati kalangan pria, wanita juga menyukai olahraga ini. Bukan hanya itu, anak-anak hingga lansia pun menggemari olahragaa ini. Secara umum, sepak bola adalah cabang olahraga yang meggunakan bola berbahan kulit dan dimainkan oleh dua tim. Masing-masing tim beranggotakan 11 pemain inti dan beberapa pemain pengganti. Pertandingan liga 1 sepak bola Indonesia antara Arema FC vs Persebaya dimulai pada hari Sabtu, 01 Oktober 2022 jam 20.00 WIB, di stadion Kanjuruhan Kabupatem Malang. Disini Persebaya menjadi tim tamu, sebelumnya Persebaya tampil sangat buruk dalam tiga laga terakhirnya di kompetisi liga 1 musim ini, karena selalu menelan kekalahan. Tercacatat Persebaya kalah dari PSM Makassar dengan skor 0-3, bahkan kalah juga ketika melawan Bali United dengan skor 0-1. Disisi lain Arema FC justru telah menemukan kembali performa tebaiknya, karena sebelumya mampu mengalahkan Persik Kediri dengan skor 1-0. Dalam pertandingan putaran ke 11 liga 1 Indonesia antara Arema FC vs Persebaya berlangsung seru B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kronologi tragedi di stadion Kanjuruhan? C. Tujuan 1. Mengetahui kronologi tragedi di stadion Kanjuruhan



BAB II PEMBAHASAN Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan kabupaten Malang merupakan sebuah tragedi yang mengguncang dunia sepak bola Indonesia, setelah Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Dari beberapa sumber yang saya baca, selama pertandingan berlangsung semua baik-baik saja, permasalahan ini terjadi ketika pertandingan selesai, supporter Aremania merasa sangat kecewa karena kekalahan tim kebanggaanya. Dimana Arema FC tidak pernah kalah selama 23 tahun yang bermain di kandang sendiri, apalagi pertandingan ini di gelar di Malang dimana Arema FC menjadi tuan rumah. Salah satu supporter turun ke tengah lapangan mencari pemain untuk melampiaskan rasa kecewanya. Namun ia dihadang oleh penjaga keamanan membuat supporter yang lain pun memaksa untuk turun kelapangan, semua pemain Arema FC pun diarahkan untuk meninggalkan lapangan karena situasi yang sudah mulai tidak kondusif. Karena banyaknya supporter yang turun membuat petugas kewalahan, sebagian supporter juga berteriak mengingatkan supporter yang lain untuk kembali ke tribun, namun teriakan tersubut tidak di hiraukan oleh supporter yang ada di lapangan. Hingga akhirnya saling bentrokan pun terjadi, nah disinilah polisi mengeluarkan gas air mata untuk mengendalikan massa agar meninggalkan lapangan. Polisi menembakkan gas air mata ke lapangan, hal ini lantaran membuat supporter panik, selain menembakkan kelapangan polisi juga menembakkan gas air mata ke tribun. Supporter pun berlarian meninggalkan stadion, karena banyaknya massa yang ada di stadion kanjuruhan terjadilah peristiwa saling dorong mendorong dan juga saling menginjak ketika berlari menuju pintu keluar stadion. Dengan menembakkan gas air mata, polisi berharap supporter bisa di kendalikan, namun malah sebaliknya peristiwa tersebut malah semakin mencekam. Ada salah satu supporter memohon kepada polisi untuk menghentikan penembakan gas air mata tersebut karena banyak ibu-ibu dan juga anak-anak, namun polisi sepertinya acuh tak



acuh hingga akhirnya korban pun berjatuhan. Kepala dinas kesehatan kabupaten Malang drg Wijanto Wijoyo mengatakan bahwa dari 754 korban tersebut, sebanyak 596 orang luka ringan, 26 orang luka berat dan 132 orang meninggal dunia. Salah satu sumber yang saya baca mengungkapkan bahwa polisi membantah bahwa banyaknya korban yang berjatuhan bukan karena gas air mata, tetapi disebabkan oleh asfiksia yakni kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang dengan salah satu penyebabnya adalah paparan asap atau zat kimia. Selain itu gas air mata yang ditembakkan ke supporter ternyata sudah kadaluarsa, bahkan polisi pun sudah membenarkan hal tersebut. Ketika dilakukan penyelidikan memang dikatakan polisi sudah bertindak berlebihan dengan menembakkan gas air mata tanpa pandang bulu, namun yang membuat saya bingung adalah ketika pengadilan mengatakan bahwa asfiksia sebagai penyebab kematian ratusan supporter itu sehingga mengecualikan faktor penggunaan gas air mata yang sudah sangat jelas membuat supporter panik dan berlarian. Penembakkan gas air mata yang dilakukan oleh polisi di stadion kanjuruhan sangat tidak dibenarkan karena stadion adalah ruang yang terbatas, memang gas air mata normal dilakukan untuk mengendalikan massa tetapi harus juga terukur jangan seenaknya saja. Berbeda ketika menembakkan gas air mata di jalanan dimana orang mudah mencari tempat perlindungan, jika di tempat seperti stadion orang susah untuk mencari tempat perlindungan dengan pintu keluar yang minim, apalagi yang panik itu ribuan orang. Jadi tragedi di Kanjuruhan ini benar-benar menjadi tamparan keras bagi pihak-pihak yang ikut serta dalam menyelenggarakan pertandingan tersebut, ratusan nyawa melayang, banyak orang tua yang kehilangan anaknya. Hilangnya nyawa seseorang bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan begitu saja, harus ada pertanggung jawaban dan harus di usut tuntas, agar kedepannya kejadian seperti ini tidak terulang lagi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan kabupaten Malang merupakan sebuah tragedi yang mengguncang dunia sepak bola Indonesia, setelah Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Tragedi di Kanjuruhan ini benarbenar menjadi tamparan keras bagi pihak-pihak yang ikut serta dalam menyelenggarakan pertandingan tersebut, ratusan nyawa melayang, banyak orang tua yang kehilangan anaknya. Hilangnya nyawa seseorang bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan begitu saja, harus ada pertanggung jawaban. B. Saran Semua



pihak-pihak



yang



menyelenggarakan



pertandingan



tersebut,



seharusnya memahami tugas dan tanggung jawabnya, serta mengusut tuntas masalah tragedi ini sampai selesai dan nantinya kejadian seperti ini tidak terulang lagi.