13 0 249 KB
LAPORAN LABORATORIUM PENGUKURAN LISTRIK ANALOG TRANSFORMASI HUBUNGAN SEGITIGA-BINTANG DAN BINTANG-SEGITIGA
OLEH : KELOMPOK 6 NAMA : MUH. ASNAN HABIB 32119018 1A
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG MAKASSAR
1
TAHUN AJARAN 2020/2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam rangkaian penyederhanaan rangkaian (network simplification) adalah suatu
cara untuk
mempermudah
perhitungan-perhitungan
rangkaian
listrik,
sepertihalnya penyederhanaa hubungan seri paralel. Kombinasi rangkaian yang agak rumit dapat disederhanakan dengan mentransformasikan bentuk rangkaian, yang umumnya disederhanakan dengan transformasi segitiga bintang (Δ-Y) dan bintang segitiga ( Y-Δ). Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang atau rangkaian tipe T, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe π, maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya. Disamping itu, praktikum ini bertujuan membuktikan kebenaran teori yang telah dipelajari pada semester sebelumnya pada mata kuliah rangkaian listrik dasar (RLD).
1.2 Tujuan Setelah menyelesaikan praktikum, maka diharapkan dapat : 1. Membuktikan kebenaran nilai transformasi ∆ →Y dan Y →∆ 2. Menjelaskan dan menyelesaikan bentuk rangkaian listrik dengan menggunakan transformasi segitiga-bintang (∆→Y) dan bintang – segitiga (Y→∆)
2
BAB II TEORI DASAR Penyederhanaan rangkaian adalah suatu cara untuk mempermudah perhitunganperhitungan rangkaian listrik, sepertihalnya penyederhanaa hubungan seri paralel. Kombinasi
rangkaian
yang
agak
rumit
dapat
disederhanakan
dengan
mentransformasikan bentuk rangkaian, yang umumnya disederhanakan dengan transformasi segitiga bintang (Δ-Y) dan bintang segitiga ( Y-Δ). Untuk menyederhanakan suatu rangkaian listrik, seringkali kita tidak dapat menyederhanakan rangkaian tersebut dengan bentuk kombinasi seri dan paralelsaja. Bentuk lain yang sering digunakan adalah transformasi “Star -Delta” atau sebaliknya sebagai alternatif. Rangkaian segitiga ialah 3 tahanan yang dirangkai menyerupai segitiga, dilambangkaan dengan Δ. Dan rangkaian bintang adalah 3 tahanan yang dirangkai menyerupai bintang, serta dilambangkan dengan Y.
Tiga terminal rangkaian pasif yang terdiri dari tiga tahanan atau impedansi Z A, ZB, ZC, seperti gambar 2.1 bentuk ini dikatakan hubungan segitiga (Δ). Adapun gambar 2.2 tahanan Z1, Z2, Z3, menujukkan hubungan bintang(Y). kedua rangkaian ini dikatakan sama (ekuivalen) jika impedansi masukan, impedansi keluaran, impedansi alih (transfer impedance), massing-masing rangkaian adalah sama.
3
ZB
a
V1
b
ZA
ZC
V0
Gambar 2.1 Hubungan Segitiga (Δ)
Z3
Z1
V1
Z2
V0
Gambar 2.2 Hubungan Bintang (Y) V1 adalah tegangan input (tegangan masukan) dan V0 adalah tegangan output (tegangan keluaran) dari masing-masing rangkaian .
4
2.1 Transformasi bintang-segitiga
Z3 ZC
ZB
Z2
Z1 ZA
Gambar 2.3 Transformasi Bintang – Segitiga (Y-Δ) Rumus untuk mengubah dari rangkaian star/wye ke rangkaian resistor delta seperti pada gambar diatas adalah sebagai berikut: ZA=
Z 1 . Z 2 + Z 1 . Z3 + Z 2 . Z3 Z3
Z B=
Z1 . Z 2 + Z 1 . Z 3 + Z 2 . Z3 Z2
ZC =
Z 1 . Z 2 + Z 1 . Z 3 + Z2 . Z 3 ( 1) Z1
2.2 Transformasi segitiga- bintang ZA Z1
Z2
ZB
ZC Z3
5
Gambar 2.4 Transformasi Segitiga – Bintang (Δ-Y) Rumus untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian resistor star/wye seperti pada gambar diatas adalah sebagai berikut: Z1 =
Z A . ZB Z A + Z B +Z C
Z2 =
ZA . ZC Z A + Z B +Z C
Z2 =
ZB . ZC (2) Z A + Z B +Z C
6
BAB III ALAT DAN BAHAN A. ALAT DAN BAHAN N O
ALAT DAN BAHAN
JUMLAH
1
Power supply
1
2
Multimeter analog
1
3
Multimeter digital
1
4
Resistor 47Ω
1
5
Resistor 68Ω
1
6
Resistor 100Ω
3
7
Resistor 220Ω
1
8
Resistor 300Ω
5
9
Resistor geser 1kΩ
3
10
Saklar tunggal
1
11
Papan percobaan
1
12
Kabel banana to banana
secukupnya
Tabel 3.1 ALAT DAN BAHAN
7
B. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
R1 = 47 Ω R2 = 300 Ω
R3 = 300 Ω R4 = 300 Ω
R5 = 300 Ω
R6 = 300 Ω
Gambar 3.1 Rangkaian Segitiga (Δ)
R1 = 47 Ω
A
A S VS
R1=68ё
Ra = 100 Rb = 100
B R5 = 300
Rc = 100
C R6 = 300
Gambar 3.2 Hasil Transformasi Segitiga Bintang (Δ Y)
8
A
A S
R R 1==68ё 68 Ω
56 Ω Ra = 130
1
VS
82Ω Rb = 80
100 Rc = 90 Ω
B R5 = 220
C R6 = 100
Gambar 3.3 Rangkaian Bintang (Y)
R1 = 68 Ω
R3 = 224,3 Ω
R2 = 183,9 Ω R4 = 328,4Ω
R5 = 220 Ω
R6 = 100 Ω
Gambar 3.4 Hasil Transformasi Bintang Segitiga (Y Δ) C. PROSEDUR PERCOBAAN
Rangkaian Segitiga (Δ) a. Menyiapkan alat dan bahan b. Membuat rangkaian sesuai gambar 4.1 pada papan percobaan c. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan d. Mengubah posisi saklar menjadi ON e. Membaca pengukuran arus yang mengalir f. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.1 g. Mengubah tegangan dari 5 V ke 8 V, 10 V, dan 15 V 9
h. Mencatat hasil pengukuran arus dari masing-masing tegangan i. Menghitung tahanan total pada masing-masing tegangan dan tahanan total rata-rata j. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.1
Hasil Transformasi Segitiga Bintang (Δ Y) a. Mentransformasikan hubungan Segitiga (titik ABC) pada gambar 4.1 menjadi hubungan Bintang dengan nilai tahanan RA, RB, dan RC (titik ABC) b. Membuat rangkaian sesuai gambar 4.2 pada papan percobaan dengan nilai RA, RB, dan RC adalah hasil transformasi c. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan d. Mengubah posisi saklar menjadi ON e. Membaca pengukuran arus yang mengalir f. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.2 g. Mengubah tegangan dari 5 V ke 8 V, 10 V, dan 15 V h. Mencatat hasil pengukuran arus dari masing-masing tegangan i. Menghitung tahanan total pada masing-masing tegangan dan tahanan total rata-rata j. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.2
Rangkaian Bintang (Y) a. Membuat rangkaian sesuai gambar 4.3 pada papan percobaan b. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan c. Mengubah posisi saklar menjadi ON d. Membaca pengukuran arus yang mengalir
10
e. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.3 f. Mengubah tegangan dari 5 V ke 8 V, 10 V, dan 15 V g. Mencatat hasil pengukuran arus dari masing-masing tegangan h. Menghitung tahanan total pada masing-masing tegangan dan tahanan total rata-rata i. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.3
Hasil Transformasi Bintang Segitiga (Y Δ) a. Mentransformasikan hubungan Bintang (titik ABC) pada gambar 4.4 menjadi hubungan Segitiga dengan nilai tahanan R1, R2, dan R3 b. Membuat rangkaian sesuai gambar 4.4 pada papan percobaan dengan nilai R1, R2, dan R3 adalah hasil transformasi. c. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan d. Mengubah posisi saklar menjadi ON e. Membaca pengukuran arus yang mengalir f. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.4 g. Mengubah tegangan dari 5 V ke 8 V, 10 V, dan 15 V h. Mencatat hasil pengukuran arus dari masing-masing tegangan i. Menghitung tahanan total pada masing-masing tegangan dan tahanan total rata-rata j. Mencatat hasil percobaan dalam data percobaan pada tabel 5.4
D. Analisis Data Rumus (1) dan (2) dapat dilihat di bagian bab III di atas. 1. Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Ohm
I=
V R 11
2. Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Kirchhoff II (KVL)
∑ v=0 3. Menghitung Persen Error menggunakan rumus
Error (%)=
Perhitungan−Pengukuran x 100 % Perhitungan
12
BAB IV DATA DAN HASIL PERCOBAAN 1. Tabel 4.1 Percobaan Rangkaian Segitiga (Δ) Tegangan (V) Arus (mA) Tahanan Total (Ω) Tahanan Total Rata-Rata (Ω)
15 43,7 0,343
5 14,36 0,348
8 10 23,22 28,83 0,344 0,346 347,0 Ω
15 43,5 0,344
Tabel 4.3 Percobaan Rangkaian Bintang (Y)
Tegangan (V) Arus (mA) Tahanan Total (Ω) Tahanan Total Rata-Rata (Ω)
8 10 23,16 29,05 0,345 0,344 344,45 Ω
Tabel 4.2 Percobaan Rangkaian transformasi Segitiga Bintang (Δ Y)
Tegangan (V) Arus (mA) Tahanan Total (Ω) Tahanan Total Rata-Rata (Ω)
5 14,41 0,346
5 18,54 0,269
8 32,15 0,248
10 40,1 0,249 419 Ω
15 60,3 0,248
Tabel 4.4 Percobaan Rangkaian Transformasi Bintang Segitiga (Y Δ)
Tegangan (V) Arus (mA)
5 19,34
8 31,44
10 38,8
15 58,2 13
Tahanan Total (Ω) Tahanan Total Rata-Rata (Ω)
0,258
0,254 0,257 256,5 Ω
0,257
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Perhitungan Secara Teori 1. Percobaan I dan II (Rangkaian Δ Y) a. Mentrasformasikan Rangkaian Δ Y Ra =
R 2 R3 300 . 300 = =100 Ω R2 + R3 + R4 300+300+300
Rb =
R2 R4 300 . 300 = =100 Ω R2 + R3 + R4 300+300+300
Rc =
R4 R3 300 .300 = =100 Ω R2 + R 3 + R 4 300+ 300+300
b. Menghitung RT R S 1=Rb + R5 →100 Ω+300 Ω=400 Ω R S 2=Rc + R6 →100 Ω+300 Ω=400 Ω Rp=
RS1 RS2 400. 400 = =200Ω R S 1 + R S 2 400+400
RT =R1 + R p + Ra → 47 Ω+200 Ω+100=347 Ω c. Menghitung Rrata-rata R Rata−Rata =
R 1+ R 2+ ...+ R N 347+347+ 347+347 = =347 Ω n 4
d. Menghitung Arus V 5 V =5 → I = = =14,4 mA R 347 V =8→ I =
V 8 = =23 mA R 347
14
V 10 V =10 → I = = =28,8 mA R 347 V 15 V =15 → I = = =43,2 mA R 347 Tabel 5.1 Percobaan I dan II Tegangan (V)
5
8
10
15
Arus (mA)
14,4
23
28,8
43,2
Tahanan Total (Ω)
347
347
347
347
Tahanan Total rata-rata (Ω)
347
2. Percobaan III dan IV (Rangkaian Y Δ) a. Mentrasformasikan Rangkaian Y Δ R4 =
R a R b + Rb R c + R c Ra 56 . 82+ 82. 100+100 . 56 = =328,4 Ω Ra 56
R 2=
Ra Rb + Rb Rc + Rc R a 56 . 82+82 . 100+ 100. 56 = =183,9 Ω Rc 100
R 3=
Ra Rb + Rb Rc + Rc R a 56 . 82+82 . 100+100 .56 = =224,3Ω Rb 82
b. Menghitung RT R S 1=Rb + R5 →82 Ω+220 Ω=302Ω R S 2=Rc + R6 →100 Ω+100 Ω=200Ω Rp=
R S 1 R S 2 302 .200 = =120,3 Ω R S 1 + R S 2 302+200
RT =R1 + R p + Ra → 68Ω+ 120,3Ω+56 Ω=244,3 Ω c. Menghitung Rrata-rata R Rata−Rata =
R 1+ R 2+ ...+ R N 244,3+244,3+224,3+ 244,3 = =244,3Ω n 4
d. Menghitung Arus
15
V 5 V =5 → I = = =20,4 mA R 244,3 V 8 V =5 → I = = =32,7 mA R 244,3 V 10 V =5 → I = = =40,9 mA R 244,3 V 15 V =5 → I = = =61,4 mA R 244,3 Tabel 5.2 Percobaan III dan IV Tegangan (V)
5
8
10
15
Arus (mA)
20,4
32,7
40,9
61,4
Tahanan Total (Ω)
244,3
244,3
244,3
244,3
Tahanan Total rata-rata (Ω)
244,3
5.2 Perbandingan Teori dan Praktek 1. Rangkaian Δ Arus
14,4 mA
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
14,4−14,41 x 100 % 14,4
Error ( % )=−0,06 %
23 mA
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
23−23,16 x 100 % 23
Error ( % )=−0,69 %
28,8 mA
16
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
28,8−29,05 x 100 % 28,8
Error ( % )=−0,86 %
43,2 mA
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
43,2−43,7 x 100 % 43,2
Error ( % )=−1,15 % Tahanan Total
347 Ω
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
347−346 x 100 % 347
Error ( % )=0,28 %
347 Ω
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
347−345 x 100 % 347
Error ( % )=0,57 %
347 Ω
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
347−344 x 100 % 347
Error ( % )=0,86 %
347 Ω
17
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
347−343 x 100 % 347
Error ( % )=1,15 % Tahanan Total Rata-Rata
347 Ω
Error ( % )=
teori− praktik x 100 % teori
Error ( % )=
347−344,45 x 100 % 347
Error ( % )=0,73 % Tabel 5.3 Perbandingan Rangkaian Δ Tegangan
Arus (mA)
Tahanan Total (Ω)
Tahanan Total Rata-
(V)
Rata (Ω) T
P
%
T
P
%
5
14,4
14.41 -0,06
347
346
0,28
8
23
23,16 -0,69
347
345
0,57
10
28,8
29,05 -0,86
347
344
0,86
15
43,2
43,7
347
343
1,15
-1,15
T
P
%
347
344,45
0,73
Untuk perbandingan rangkaian percobaan 2,3,dan 4 juga menggunakan rumus yg sama hanya nilai saja yg berbeda.
A. Analisis Hasil Praktikum Dapat dilihat hasil yang didapatkan ketika menghitung rangkaian ∆ secara teori dan praktek tidak jauh berbeda, hasil error dapat dilihat pada tabel 5.3. Hasil tersebut menunjukkan tingkat error tertinggi berada pada angka -1,15%.
18
Perbedaan hasil yang diperoleh dipengaruhi oleh kesalahan alat atau pembacaan alat ukur yang kurang tepat oleh pengamat sehingga hasil yang diperoleh tidak terlalu akurat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Setelah melakukan pengukuran arus dan resistansi total dan juga melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah didapatkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Praktikan dapat menghitung perubahan tahanan pada transformasi ∆ Y maupun sebaliknya.
Besar arus yang mengalir pada rangkaian ∆ - Y sangat berpengaruh padatahanan total yang terpasang pada rangkaian tersebut.
Praktikan dapat mengetahui pada rangkaian ∆ - Y memiliki system perhitungan yang unik dibandingkan dengan rangkaian pada praktikum sebelum-sebelumnya.
Praktikan mengetahui bahwa hubungan antara besar arus yang mengalir dengan tahanan yang ada berbanding terbalik, jika arus yang resistansi yang
mengalir pada sebuah resistor semakin besar, maka dihasilkan semakin kecil.Begitupun sebaliknya,
jika arus yang mengalir
pada sebuah resistor semakinkecil, maka
reristansi yang dihasilkan
semakin besar.
Saran Setelah melakukan percobaan, ada beberapa saran yang ingin praktikan sampaikan : 19
1.
Kami mengharapkan agar peralatan praktikum di ruang laboratorium diperbanyak agar masing-masing praktikan dapat melakukan praktik sendiri agar praktikan lebih paham dalam merangkai.
2.
Kami mengharapkan agar dosen pembimbing selalu ada disamping setiap kelompok, agar apabila ada rangkaian tidak diketahui, lebih muda
untuk bertanya.
20
DAFTAR PUSTAKA 1. Hamdani. 2016. Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang. 2. Hayt, William H. 1983. “Rangkaian Listrik”. Jilid 1. Bandung. Erlangga. 3. Boylestad, Robert L, 2003 Introductory Circuit Analysis, Tenth edition, USA: Prentice Hall 4. https://www.academia.edu/39633488/LAP_TRANSFORMASI_HUBUNGAN_SEGI TIGA_BINTANG_DAN_BINTANG_SEGITIGA
21