Tugas 1 BREGA-042976563-Komunikasi Antarbudaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Brega Layora



NIM



: 042976563



Program Studi: Ilmu Komunikasi UPBJJ



:Yogyakarta



TUGAS 1 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA



Pertanyaan: 1. Ada dua prinsip yang sering menjadi objek kajian dalam penerapan komunikasi dalam konteks komunikasi antarbudaya yaitu homofili dan



heterofili. Jelaskan apa yang



dimaksud dengan homofili dan heterofili? 2. Misalkan Anda adalah seorang penyuluh keluarga berencana yang akan melakukan penyuluhan tentang pentingnya masyarakat mengatur dan merencanakan untuk mempunyai anak dalam keluarganya. Anda dihadapkan pada 2 kondisi masyarakat berada dalam kondisi yang homofili dan heterofili. Jelaskan apa yang harus Anda persiapkan dan lakukan ketika Anda menghadapi 2 kondisi tersebut agar komunikasi yang akan Anda lancarkan efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.



Jawaban: 1. Homofili Homofili adalah suatu keadaan yang menggambarkan kesamaan derajat antara individuindividu yang saling berinteraksi, bisa menyangkut persamaan dalam keyakinan, nilai, pendidikan, status sosial, atau aspek lainnya. Prinsip homofili yaitu sejauh mana kemiripan dari antar individu terkait ciri-ciri tertentu. Dan kebanyakan komunikator akan terlihat cenderung memilih komunikan yang lebih menyamai karakteristik dari komunikatornya itu sendiri sehingga menyebabkan



komunikasi akan lebih sering terjadi ketika timbul banyak persamaan dari orang yang sedang saling berinteraksi satu sama lain. Satu hal yang mencolok, yaitu prinsip homofili ini akan menimbulkan sikap egosentris dari seorang komunikator dalam memilih lawan bicaranya, karena komunikator yang bersifat homofili bersikap tidak terbuka dengan lawan bicara yang tidak sepadan atau tidak memiliki persamaan dengannya.



Heterofili Heterofili adalah suatu keadaan yang menggambarkan perbedaan derajat antara individuindividu yang saling berinteraksi. Orang yang menjalankan heterofili berusaha untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengannya, baik itu mengenai kemampuan teknis, status sosial, sikap, dan ataupun kepercayaan. Dalam komunikasi antar budaya, perbedaan-perbedaan individual dapat diperbesar oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. Karena persepsi tentang kebudayaan-kebudayaan ini adalah titik tolak dari asumsi yang paling dasar dari komunikasi antar budaya, yaitu kebutuhan untuk menyadari dan mengakui perbedaan-perbedaan untuk menjembataninya melalui komunikasi.



2. Kondisi homofili dan heterofili memiliki karakteristik masing-masing. Dalam proses penyuluhan KB pada kedua kondisi tersebut tentu harus disesuaikan dengan karakter mereka agar komunikasi dapat berjalan efektif sehingga tujuan dapat tercapai. Pada kondisi homofili, yang pada dasarnya terbentuk karena sebuah kesamaan maka lebih memudahkan bagi penyuluh untuk melakukan sosialisasi. Hal ini dikarenakan orang-orang yang berada dalam kondisi tersebut sudah menyamakan persepsi sehingga lebih mudah menerima penyuluhan. Meskipun demikian, homofili memiliki kekurangan yakni sistem kelas yang masih terlihat jelas di dalamnya. Untuk mensiasati ini dalam proses penyuluhan, petugas bisa melakukan penyuluhan secara terpisah dengan para petinggi atau orang-orang yang memiliki kekuasaan di dalam kondisi tersebut.



Pada kondisi heterofili, di mana kondisi di dalam kelompok tersebut sangatlah berbeda baik dari segi kemampuan teknis, bahasa, Pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Cara yang paling efektif untuk melakukan komunikasi di sini adalah dengan menggandeng opinion



leader. Misalnya, pada proses penyuluhan KB di suatu kelompok heterofili petugas bisa mengajak Lurah dalam hal ini Lurah bertugas sebagai opinion leader karena merupakan sosok figure yang dikenal oleh kelompok tersebut. Petugas harus menyamakan persepsi dengan Lurah tersebut terlebih dahulu barulah Lurah sebagai opinion leader membantu untuk mensosialisasikannya kepada kelompok masyarakat. Dalam komunikasi heterofili sikap simpati dan empati harus sangat ditumbuhkan, hal ini akan mendukung proses komunikasi menjadi lebih lancar dan efektif.



Sumber Referensi. Sumber: Desideria, dkk. Komunikasi Antar Budaya. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2021