Tugas 1 - Ekma4263 - Julio Arhanda Aldama - 030736559 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Ya, seperti yang sudah dijelaskan diatas PT Metropolitan Land Tbk. (MetLand) bahwa ada tahapan yang akan dilakukan adalah kinerja berbasis nilai-nilai perusahaan (Metland Spirit), kontrol, mekanisme review, plus implementasi pelatihan & pengembangan. Adapun 4 tahapan manajemen kinerja nya adalah, - Fase planning, tahap ini dimulai dari pengimplementasian tahapan kinerja berbasis nilai-nilai perusahaan (Metland Spirit) yaitu untuk memastikan para pimpinan mendemonstrasikan nilai-nilai perusahaan. Pemimpin juga harus dapat membentuk pemimpin berikutnya yang lebih baik dari dirinya, dan menjaga karyawan yang baik agar tidak keluar. - Fase ongoing & monitoring, tahap ini untuk kontrol, Metland melakukan kunjungan ke lokasi proyek/unit dan menindak lanjuti hasil kunjungan dengan papan kendali. - Fase checking & reviewing, Pada tahap ini dilakukan evaluasi periodik yang melibatkan manajemen perusahaan, HRD, dan setiap manajer di departemen. Untuk tahap mekanisme review ada pesan pemegang saham, yakni untuk internalisasi nilai-nilai perusahaan. Dilanjutkan dengan rapat anggaran, yaitu untuk pengesahan anggaran dan target tahunan perusahaan, rapat koordinasi bulanan, hari ulang tahun perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan penghargaan kepada karyawan teladan dan melaksanakan Metland Peduli. 2. Hasil dari pengembangan SDM yang dilakukan Metland adalah 100% manajemen puncak diangkat dari dalam perusahaan dengan masa kerja mulai 10-24 tahun. Sebanyak 80% level General Manager dan Vice General Manager merupakan karyawan yang berasal dari dalam perusahaan, hanya 20% yang direkrut dari luar perusahaan. Lalu, 70% level manajer dan supervisor diangkat dari staf-staf perusahaan yang berkinerja baik dan berpotensi, hanya 30% yang direkrut dari luar. Selain jenjang karier yang mayoritas diisi dari dalam perusahaan, tingkat karyawan yang mengundurkan diri (turn over) juga menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 tingkat turn over perusahaan ini sebesar 5,9% dan tahun 2016 hanya 3,7%. Terakhir tahun 2017, tingkat turn over semakin menurun yaitu 2,5%. Sementara untuk engagement startegy, Metland membagi menjadi 4, yakni hard set, mindset, skill & knowledge, dan practice. Hard set ditekankan bahwa bekerja di perusahaan harus memiliki visi dan misi. Sedangkan mind set, ditekankan ke karyawan bahwa bekerja tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang banyak. Untuk menjalankan program itu, perusahaan berrgabung di Yayasan Metropolitan Peduli, menjadikan para pemimpin sebagai teladan, menciptakan, dan mensosialisasikan jalur karir serta kehidupan pekerjaan yang seimbang. Yayasan Metropolitan Peduli juga sebagai wadah membentuk para pemimpin Metland sebagai teladan, menciptakan dan menyosialisasikan jalur karier serta kehidupan pekerjaan yang seimbang. Di sisi rekrutmen, Metland melaksanakan New Management Trainee Best Graduate Program, dengan hanya meng-hire mahasiswa yang memiliki IPK 3,5 ke atas untuk mengerjakan proyek besarnya, salah satunya di Kertajati. Dengan program ini perusahaan berupaya untuk memiliki link & match program yang bekerja sama dengan hotel, program assessment evaluation dan placement right person. Program ini menjadi driver proses rekrutmen yang mengombinasikan antara rekrutmen dengan pelatihan untuk mempercepat learning curve pada karyawan baru. Tahapan-tahapan yang menggambarkan suatu sistem manajemen kinerja adalah pada Fase checking & reviewing, dimana tahapan nya mengevaluasi pelatihan dan pemetaan bakat secara tahunan. Sebagai kelanjutannya, perusahaan memiliki program percepatan rekrutmen dengan program link & match, mendesain ulang



analisa kebutuhan pelatihan, dan problem identification & corrective action. Langkah berikutnya, melakukan intervensi untuk meningkatkan kinerjanya dan mendapatkan bakat-bakat yang tepat bagi peningkatan bisnis perusahaan. Setelah berjalan 3 hingga 6 bulan dilakukan pemeriksaan terhadap kecocokan bakat-bakat tersebut dengan mengadakan Mid Review dan Final Review. 3. Tahap perancangan sistem menurut Wibisono (2006) menyatakan bahwa ada 5 tahap perancangan sistem manajemen kinerja, yaitu - Tahap 0 : Fondasi Dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja terdapat empat fondasi sebagai pedoman prinsip yang perlu dipahami dan dilaksanakan yaitu Kemitraam (partnership), Pemberdayaan (empowerment), Perbaikan kinerja yang terintegrasi, dan Tim yang mandiri. - Tahap 1 : Informasi Dasar Informasi dasar yang diperlukan sebagai masukan dalam perancangansistem manajemen kinerja menyangkut lingkungan usaha yang saat ini sedang digeluti meliputi informasi industri, pemerintah dan masyarakat terutama akan berkaitan dengan berbagai macam kebijakan yang harus ditempuh perusahaan agar tetap survive dan memberi nilai tambah dalam perusahaan. - Tahap 2 : Perancangan Perancangan terdiri dari penentuan visi, misi, strategi, dan kerangka kerja (framework) yang digunakan sebagai dasar penentuan variabel kinerja, keterkaitan antarvariabel, dan kaji banding (benchmark). Variabel kinerja meliputi keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber daya. - Tahap 3 : Penerapan Tahap ini merupakan pelaksanaan rancangan sistem manajemen kinerja, pada saat penerapan harus diuji apakah sistem manajemen kinerja telah mengakomodasi empat hal utama, yaitu pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan tindak lanjut yang diperlukan jika kinerja perusahaan/organisasi menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. - Tahap 4 : Penyegaran Tahap evaluasi terhadap kemuthakiran sistem manajemen kinerja yang dirancang dengan mempertimbangkan informasi dan perkembangan pengetahuan terkini. Sumber : EKMA4263/MODUL 2/2.35-2.36