Tugas 1 - Kaidah Berita Televisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KAIDAH BERITA TELEVISI (makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Produksi Televisi) Dosen pengampu : Drs. Joni arman hamid, m.ikom



Kelompok 1 KPI 6F Ririn Riani R Ainul Hakim Zam Zama Nurul Fatih Nisrina Nibras Samiha Imara Salsabila



11180510000073 11180510000190 11180510000192 11180510000219 11180510000232



Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kasih sayang-nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Judul makalah yang akan penulis persembahkan yang berjudul “Kaidah Berita Televisi” Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan secara keseluruhan makalah. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah, isi makalah dan penutup makalah, maka penulis mohon maaf serta penulis bersedia menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Dengan demikian, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah broadcasting televisi, bapak Drs. Joni Arman Hamid, M.Ikom



yang



telah



membantu



serta



membimbing



penulis



dalam



menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, penulis berterimakasih juga kepada para pembaca yang telah mempelajari materi dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan baru bagi kita semua mengenai dasar-dasar penyiaran



Jakarta, 30 Maret 2021



Penulis



DAFTAR IS



KATA PENGANTAR.............................................................................................................i DAFTAR IS............................................................................................................................2 BAB I......................................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................................1 A.



Latar Belakang.....................................................................................................1



Rumusan masalah..........................................................................................................2 B.



Tujuan....................................................................................................................2



BAB II.....................................................................................................................................3 PEMBAHASAN.....................................................................................................................3 A.



Kaidah Gambar (Video)......................................................................................3



B.



Kaidah Naskah (Commentary).........................................................................3



C.



Kaidah Suara (Audio).........................................................................................3



BAB III....................................................................................................................................4 PENUTUP..............................................................................................................................4 A.



Kesimpulan...........................................................................................................4



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................5



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai media komunikasi, diakui telah banyak memberikan sumbangsih bagi perkembangan peradaban manusia. Namun, di balik hal-hal positif yang disebarkan, televisi juga kerap dituding sebagai media yang menyebarkan kekerasan, pornografi, ataupun tayangan yang berbau mistik. Kehadiran stasiun televisi yang 'sehat' dan mendidik pun semakin dirasakan kebutuhannya, terutama oleh keluarga di negara berkembang seperti di Indonesia. Televisi merupakan media audio visual yang penyampaian informasinya menggunakan teknik audio atau suara dan visual atau gambar. Hampir di seluruh rumah tangga di setiap negara pasti memiliki televisi. Keberadaan televisi di setiap rumah tangga memiliki dampak ketergantungan kepada yang menontonnya. Televisi menjadi salah satu hal yang tidak bisa terpisahkan



dari



kehidupan



masyarakat



oleh



karena



televisi



dapat



memberikan hiburan, informasi dan kepuasan yang maksimal kepada khalayaknya. Bagi banyak orang, televisi adalah teman. Teman yang terus ada di kala orang tersebut sedang membutuhkannya. Televisi merupakan media komunikasi massa instan yang dapat menyediakan kepada audiencenya berbagai paket dalam satu layar. Pada umumnya paket-paket yang di sajikan oleh televisi berupa paket hiburan dan paket 2 informasi atau berita. Paket hiburan ini bisa terdiri dari film-film sinetron, film layar lebar, hiburan musik, hiburan quiz, hiburan berupa hobi, dan acara olah raga seperti basket, renang, sepak bola, otomotif dan masih banyak lagi hiburan yang di sajikan oleh televisi. Paket informasi atau berita tersebut di antaranya ada berita



yang bersifat berita pada umumnya, berita tentang olah raga, berita reportase, dan lain sebagainya.1 Dalam membuat berita dalam televise memiliki kaidah-kaidah yang menunjang kualitas suatu media massa televisi. Kaidah merupakan rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan; dalil (dalam matematika).2 Dalam kaidah membuat berita televisi juga harus diperhatikan diantaranya dari naskahnya, gambar maupun audio. Rumusan masalah 1. Apa saja kaidah dalam membuat berita televisi? B. Tujuan 1. Mengetahui kaidah-kaidah dalam membuat berita televisi



1



http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-01252-MC%20Bab1001.pdf, Diakses Pada tanggal 30 Maret pukul 22.00 WIB 2 https://kbbi.web.id/kaidah, Diakses tanggal 30 Maret 2021, pukul 22.25 WIB



BAB II PEMBAHASAN



Ada tiga unsur pokok yang harus ada dalam berita televisi yaitu gambar, commentary atau narasi dan suara atau audio. Ada falsafah dalam jurnalisme televisi bahwa jurnalisme televisi adalah bercerita tentang gambar. Dalam pengertian ini berlakulah adagium: "tidak ada gambar, tidak ada berita”. A. Kaidah Gambar (Video) Perihal gambar berlaku kaidah sebagai berikut: a. Aktualitas Aktualitas artinya gambar berita televisi haruslah gambar yang aktual, yang baru terjadi atau benar-benar terjadi. Jadi gambar berita televisi bukanlah gambar hasil rekayasa yang sengaja diciptakan untuk berita. Contoh: Berita tentang kecelakaan pesawat terbang di Solo Jawa Tengah, maka yang dimuncullian adalah gambar kecelakaan itu yang sesungguhnya, bukan gambar kecelakaan pesawat terbang lain, juga bukan kecelakaan pesawat terbang di Musi Banyuasin. Kalau yang ditayangkan adalah gambar kecelakaan di Musi Banyuasin, maka berita dimaksud adalah penyesatan. b. Singkronis Sinkronis, artinya gambar yang ditayangkan di televisi harus singkron dengan berita yang diinformasikan. Tidakah dapat dikatakan singkron jika berita tentang kenaikan harga gabah, yang muncul adalah gambar sayur-sayuran. c. Simbolis



Gambar simbolis artirya gambar yang ditayangkan untuk berita televisi hanya untuk mewakili agar singkron dengan naskah. Untuk berita-berita yang memerlukan gambar simbolik adalah benita yang berasal dari jumpa pers dengan isu menarik. Misalnya dalam sebuah jumpa pers seorang pejabat dari BPS mengumumkan angka inflasi naik lima persen karena kenaikan harga sembilan bahan pokok seperti beras dar sayuran. Maka yang gambar yang muncul untuk mendukung berita itu adalah gambar-gambar beras dan bahan sembilan pokok lainnya serta gambar pejabat yang mengumumkan inflasi itu. Dalam praktik di lapangan, berita-berita yang memerlukan simbolisasi adalah berita-berita tentang keuangan atau perbankan, perdagangan dan indlustri. Gambar-gambar ini harus senantiasa diperbarui agar tampak selalu baru, dari sudut pergambilan yang baru pula, sehingga tidak akan membosankan pemirsa. d. Ilustrasi llustrasi adalah gambar rekayasa yang sengaja diciptakan untuk mendukung berita berdasarkan kenyataan yang terjadi. Jadi gambar ilustrasi bukan karangan atau hasil khayalan seorang reporter dan kamerawan agar informasi yang didapat dapat diberitakan. Contoh: "Sebuah helikopter miik penerbangan Deraya Air jatuh di pegunungan Ciremai Kuningan Jawa Barat dalam penerbangan dari Semarang ke Jakarta. Hingga kini empat awaknya belum diketahui nasibnya." Gambar ilustrasi yang mendukung berita kecelakaan pesawat itu adalah grafik, peta, dan jenis pesawat Deraya Air yang dapat diambil di kantor penerbangan itu. Gambar ilustrasi juga dapat berupa peragaan yang dilakukan oleh seorang model. Fungsinya untuk menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Saat ini banyak gamhar ilustrasi untuk kasuskasus investigasi kriminal.Tentu saja ilustrasi ini dibuat berdasarkan



keterangan korban, saksi, maupun keterangan polisi. Ini semata-mata dilakukan untuk menjelaskan karena produser tidak memiliki gambar asli ketika kejadian itu berlangsung. e. Estetika Gambar dalam jurnalisine televisi haruslah mengandung keindahan



atau



estetika.



Dengan



demikian



gambar



haruslah



memperhatikan komposisi, warna dan sudut pandang, agar enak dilihat. Tetapi dalam praktiknya estetika tidaklah selalu ditaati karena kondisi di lapangan memang sulit untuk menghasilkan gambar yang estetis. Gambar tidak boleh goyang, harus fokus, memperhatikan komposisi warna, sudut pandang dan berbagai jenis shot. Untuk ini kamerawan harus menggunakan tripod agar gambar tidak goyang dan komposisinya dapat diatur sedemikian rupa sehingga benar-benar indah. Ukuran gambar Ada lima jenis ukuran gambar atau lima jenis shot dalam dunia televisi, yaitu 1) close up; 2) medium close up, 3) medium shot; 4) knee shot; 5) full shot.15 Namun kelima dasar ukuran gambar ini dapat dikembangkan menjadi beberapa variasi sesuai dengan keperluannya. 1. Close up (CU), yaitu ukuran gambar yang jika objeknya adalah manusia maka diambil dari bahu hingga sedikit ruang (head room) di atas kepala. 2. Extreme close up (ECU), gambar detail untuk menunjukkan sesuatu yang ingin ditonjolkan. Misalnya wajah seseoranng yang ditonjolkan kedua matanya, atau telinga seseoranng untuk menonjolkan antingantingnya.



3. Very close up (VCU), gambar diambil dari dagu hingga wajah untuk menunjukkan ekspresi wajah seseorang, misalnya sedih, marah atau dingin. Latar belakang gambar tidak menjadi titik perhatian. 4. Big Ciose up (BCU), diambil kepala secara penuh untuk menonjolkan ekspresi seseorang, hampir sama dengan VCU. 5. Medium close up (MCU), yaitu ukuran gambar yang jika objeknya manusia maka dimbil dari dada hinga di atas kepala. 6. Medium shot (MS), yaitu ukuran gambar yang jika objeknya manusia maka diambil dari panggul hingga ke atas kepala, objek hampir memenuhi layar. 7. Knee shot (KS), berarti gambar diarnbil dari lutut hingga di atas kepala. 8. Full shot (FS), berarti gambar memenuhi layar kamera dari kaki hingga atas kepala, biasa juga disebut medium long shot (MLS). 9. Long shot (LS) adalah gambar objek memenuhi sekitar ¾ layar kamera. 10. Ekstreme Long shot (ELS) objek memenuhi %i layar kamera. 11. Two shot, dua objek dalam layar mulai dari panggul hingga ke atas kepala. 12. Three shot, tiga objek dalam layar penuh dari dada hingga atas kepala. 13. Over shoulder shot, gambar dua orang berhadap-hadapan terlihat dari punggung. Dalam praktik jurnalisme televisi, tipe-tipe shot semacam inilah yang dinamakan bahasa gambar. Rangkaian gambar dalam long shot, medium hingga close up menjadi sebuah cerita, dan sang reporter tinggal menambah isi beritanya. Seorang kamerawan yang ingin merggambarkan sebuah kampong industri, pastilah akan mengambil urutan gambar sebagai berikut:







Establishing shot,







Gambar dengan tipe long shot untuk menunjukkan suatu tempat)







Close up papan yang menunjukkan nama desa,







Close up detail rumah-rumah penduduk dan aktIvitasnya







Gambar full shot rumah,







Full shot orang bekerja,







Close up orang bekerja,







Ekstreme close up wajah orang,







Long shot hasil kerajinan,







Close up hasii kerajinan,







Kembali ke longs shot orang dan kerajinannya.



Komposisi Komposisi yang dimaksud di sini adalah menempatkan objek pada frame kamera. Tujuannya agar objek yang ada di dalam frame enak dilihat atau ditonton. Ada lima jenis komposisi gambar yang biasa dipakai dalam pengambilan gambar berita televisi, yakni trianggulasi, golden mean, head room, nose room, dan walking room. Kita juga harus mengetahui gambar yang kita ambil di kamera akan terpotong sekitar 5-10 persen di layar televisi. Dengan demikian dari awal kita harus memposisikan objek dengan tepat sesuai dengan apa yang akan kita kesankan dengan objek itu, apakah kesan dramatis, kesan artistik, kesan orang pendek, kesan tiga dimensi, dan sebagainya. 



Trianggulasi adalah komposisi yang menempatkan pusat perhatian pada puncak segitiga







Golden mean adalah komposisi yang memperlihatkan objek perhatian persis berada pada titik pertemuan empat garis







Head room adalah komposisi gabar yang memiliki ruang di atas kepala seimbang dengan objeknya. Jika tidak ada head room, maka objek akan terlihat tidak seimbang dan demikian juga sebaliknya jika terlalu banyak ruang kosong di atas kepala, maka objek akan terlihat tenggelam.







Nose room, adalah ruang kosong di depan hidung seseorang yang ada di dalam frame, jadi ada ruang bebas di depan objek.







Walking room, adalah ruang kosong di depan objek yang sedang berjalan agar terlihat wajar. Jika tidak ada ruang, maka akan terlihat orang itu menabrak bingkai. jadi, jika kamera bergerak mengikuti objek yang sedang berjalan atau kamera panning berilah ruang kosong. Ada cara lain yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang



baik, diantaranya:  Tempatkan objek pada sepertiga bagian layar agar objek menjadi fokus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah-tengah bidang (Death Center)  Komposisi background atau foreground ada.ah benda-benda yang berada di belakangnya a'au didepan objek inti dari suatu obyek visual.  Idealnya background dan foreground merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek intinya. Angle kamera Angle kamera adalah posisi kamera terhadap objek a akan dibidik. Istilah lain adalah sudut pandang dari kamera terhadap objek. Angle kamera ini akan memberi kesar tertentu, dan dapat kita buat sedemikian rupa sesuai dengan yang kita kehendaki.



High angle: adalah angle kamera yang menempatkan subjek pada posisi di bawah dan kamera di atas subyek. Seseoarang yang diambil gamba:nya dengan posisi high angle, akan memberikan kesan orang itu kehilangan Rewibawaan, mengurangi superioritas dan kesan melemah kedudukannya. Low angle: adalah kebalikan dari high angle, yakni posisi kamera berada di bawah subjek, sehingga menempatkan objek seseorang berada di atas. Kesan yang timbul adalai saseorang akan mempunyai kekuatan yang menonjol dal lebih berwibawa. Straight angle: adalah sudut pandang kamera yang normal. Ketinggian kamera setinggi dada, dan sering digunakan pada acara yang gambarnya tetap. Angel kamera ini menempatkan objek pada posisi sejajar dengan pemirsa. Gerakan kamera Panning, yaitu gerakan kamera ke kiri atau ke kanan (horisontal) sesuai dengan objek yang akan diikuti. Posisi kamera statis berada di satu tempat. Gerakan kamera ini bertujuan untuk menunjukkan bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu Sama lain, atau ingin menunjukkan pemandangan secara keseluruhan. Tilting, adalah gerakan kaniera vertikal ke atas (tilt up) dan bawah (tilt down). Gerakan tilt up dimaksudkan un an menunjukkan ketinggian, efek yang ditimbulkan dapat merangsang emosi, perhatian dan keinginan untuk mengetahui nerasaan yang akan datang. Contoh gerakan ekspresi seo yang berdiri di panggung dan diberitahu sebagai pemenang lemoa. Fosisi kamera tilt up, akan terlihat betapa ekspresifnya dan kedalaman emosinya. Tilt down adalah gerakan kamera ke bawah, gerakan ini dapat menimbulka kesedihan, dan kekecewaan.



Tracking, adalah gerakan kamera yang digerakkan ke depan atau ke belakang, bahkan gerakan kamera ke samping kiri atau kanan sejajar dengan gerakan objeknya. Juga disebut dolly, ada dolly back dan dolly in. Gerakan kamera ke depan mendekati objek disebut tracking in, sebaliknya yang menjauhi objek, kamera bergerak ke belakang disebut tacking out atau tracking back. Tracking in dimaksudkan untuk mengtahui rasa ingin tahu ke titik perhatian atau sebaliknya, tracking out dimaksudkan untuk mengurangi pusat perhatian, sehingga mengurangi ketegangan. Demikian Juga tracking yang sejajar dengan subjek, dimaksudkan untuk menunjukkan orang itu secara rinci, untuk manghindari subjek atau objek yang tidak diperlukan, dan menunjukkan subjek yang sedang menjadi titik perhatian. Sekuens dan kontinuitas Sekuen (sequence) adalah kumpulan gambar (shot) yang saling berkaltan dari suatu aksi sehingga menjadi sebuah cerita Pengertian ini sebenarnya kurang lengkap karena ada kumpulan shot yang kamudian menijadi seene, dan kumpulan scene Inilah yang jika disambung-sambung menjadi sekuens sehingga menjadi sebuah cerita Dalam sebuah kalimat, shot sama dengan kata, scene sama dengan kalimat, dan alinea adalah sekuens Contoh:  Shot : long shot tanah longsor  Scene pencarian korban: terdiri dari long shot kawasan tongsor, orang mencangkul, close up cangkul, dan medium long shot kerumunan.  Sekuen : tim SAR temukan korban longsor, gambar terdiri dari: 



Shot : long shot tanah longser







Scene-1: tim SAR mencari korban (menggali, close up cangkul, medium shot pengalian, close up kaki korban).







Scene-2 : korban diangkat tim SAR ke ambuian (rmedium shot korban, close wajah korban), korban diangkat, korban diangkat dan dibawa jalan ke ambulan.







Scene-3 : korban dibawa ambulan, gambar terdiri dari medium shot ambulan, close up tulisan RS Sumber Sehat di badan ambulan, korban yang dibawa tim SAR diturunkan, korban masuk ke ambulan, pintu ditutup, ambulan jalan.



B. Kaidah Naskah (Commentary) a. Prinsip SW + 1H Naskah berita televisi sama dengan naskah berita di media cetak dan radio, dalam arti harus tetap mengandung unsur 5-W dan 1H, yaitu: 



What (apa), berarti naskah harus menjawab pertanyaan apa yang terjadi.







Why (mengapa) berarti pertanyaan mengapa peristiwa itu terjadi.







Who (siapa), berarti naskah harus menginformasikan si pelakunya, atau siapa korbannya, siapa pesertanya naskah harus: menjawa sebagainya.







When (kapan) berarti naskah harus menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi.







Where (dimana), berarti naskah harus menjelaskan dimana kejadian itu.







How (bagaimana), berarti naskah menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi, bagaimana keadaannya. Contoh: Lima orang penumpang tewas dan dua luka-luka dalam kecelakaan bus di jalan tol Jagorawi Jakarta siang tadi akibat rem blong.







What = kecelakaan







Who = penumpang







When = siang tadi







Where = di jalan tol Jagorawi







Why = karena rem blong







How = lima orang tewas dan dua luka-luka Dalam naskah berita terbagi menjadi dua, pertama adalah lead berita atau intro yang berfungsi mengantarkan berita ke dalam tubuh berita. Sedangkan bagian kedua agalah tubuh berita yang berisi semua informasi yang hendak disampaikan kepada publik." Tidak semua unsur berita masuk dalam lead atau intro. Prinsipnya, dalam satu naskah harus tuntas menjawab keenam unsur tersebut (5-W dan 1-H).



b. Format naskah berita Dalam berita televisi dikenal format naskah untuk reading dan voice over. Ada juga format paket. diluar itu adalah gabungan dari model atau format dasar berita. 1. Reading atau Reader Reading adalah naskah yang seluruh isi beritanya baik kulit maupun tubuh beritanya dibaca oleh presenter, dalam format ini lihat berita sudah menyatu dengan tubuh berita. naskah model ini adalah noda artinya naskah tidak di dubbing oleh reporter melainkan dibaca oleh presenter di studio naskah jenis ini dibuat karena berita dianggap penting sementara gambar belum ada hingga deadline berakhir. karena tidak ada gambar maka naskah tidak tidak boleh panjang-panjang biasanya cukup 30 detik saja ini juga sering disebut Reader only 2. Voice over



Voice over sebenarnya adalah narasi atau au suara reporter yang direkam dalam video laporan akhir. Istilah lain adalah narasi berita yang telah di dubbing istilah ini diikuti oleh TVRI seperti terbaca dalam buku jurnalistik televisi jadi kalau ada naskah bertanda fokoma maka artinya naskah itu telah didampingi oleh reporternya. Tapi kebanyakan televisi istilah v dalam kurung mengikuti gaya Inggris digunakan untuk menunjukkan format berita yang pengertiannya justru menjadi terbalik, Yani berita yang seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter ketika siaran bukan oleh si reporter meliput nya. Perbedaan istilah dapat membingungkan tetapi pada prinsipnya adalah bahwa dalam satu stasiun televisi harus menggunakan bahasa yang sama agar siaran lancar biasanya kalau ada berita Bagus gambar kuat tapi tidak ada wawancara, sering tidak dapat dibuat format paket oleh reporter sehingga berita hanya disampaikan secara fifo. Kalau ini yang terjadi maka seluruh narasinya dari line hingga tubuh beritanya dibaca presenter dalam format voice over kredit atau intro dan tubuh beritanya adalah satu kesatuan pemikiran bukan dua hal yang terpisah. Ketika presenter selesai membaca likoma gambar keluar di layar menyertai maka berikutnya yang dibaca presenter. 3. Paket (Package) adalah format berita lengkap yang terdiri dari 5, tubuh berita dan teks atau suatu p, bahkan terkadang ada on screen atau oncan reporternya. Tubuh berita bersifat independen sehingga tanpa mendengar lainnya pun kita bisa tahu isinya secara utuh titik sedangkan berita non paket, tidak demikian itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari tubuh berita. 4. Sound On Tape adalah format berita yang berisi hanya potongan pernyataan seorang narasumber yang dianggap sangat penting untuk ditonjolkan titip yang demikian format ini isinya hanya line in berita yang



dibaca presenter kemudian disusul pernyataan dari narasumber tersebut. 5. Voice over - sound on tape shot adalah model berita yang terdiri dari berita dan tubuh berita, semuanya dibacakan oleh presenter, disambung dengan sound apa narasumber sebagai akhir atau penutup berita titik biasanya vos dipakai karena gambar terbatas namun keterangan narasumber yang ditonjolkan. 6. Live On Tape adalah format berita seperti life atau siaran langsung tetapi direkam titip liputannya langsung direkam dari lokasi kejadian yang disiarkan tundra atau nilai titik format semacam ini sering digunakan jika peristiwa yang besar seperti bencana, namun tidak dapat siaran langsung dan untuk menunjukkan reporter berada di lapangan, maka dilakukan live on tape. Durasi disesuaikan dengan kebutuhan tetapi biasanya tidak terlalu panjang sekitar 2 menit C. Kaidah Suara (Audio) 



Suara atmosfer



atmosfer adalah suatu dari suasana na-eun sebuah peristiwa yang direkam yang sifatnya natural. Suaranya sangat penting untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya dari faktor-faktor yang disampaikan dalam kasus demonstrasi mahasiswa misalnya, maka suara orang berorasi harus diangkat teleponnya agar kedengaran apa tuntutan mereka sebenarnya. demikian juga suara petasan yang meledak dengan peristiwa pesta adat orang Betawi misalnya harus diperdengarkan. 



Suara/narasi



suara narasi adalah suatu suara dari naskah yang dibaca presenter maupun reporter atau suara dari porter yang on screen atau



stand up. Sebuah berita gambar tanpa suara narasi akan tidak bermakna. Lihatlah sebuah aksi demokrasi gambarnya kuat tetapi tidak ada narasinya maka akan tidak bermakna. Artinya pemirsa tidak mendapat kejelasan dari gambar yang ditayangkan titik yang harus diperhatikan dalam narasi dari reporter atau presenter adalah bahwa pembaca berita haruslah fasih dalam berbahasa titik di samping itu juga tidak memperlihatkan dialek kedaerahan.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Ada tiga unsur pokok yang harus ada dalam berita televisi yaitu gambar, commentary atau narasi dan suara audio. Dalam membuat berita ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Kaidah gambar sendiri berlaku sebagai berikut yaitu 1) Aktualisasi yaitu : gambar berita televisi haruslah gambar aktual, yang baruterjadi atau benar-benar terjadi. 2) Singkronisasi yaitu gambar yang ditayangkan



ditelevisi



harus



singkron



dengan



berita



yang



diinformasikan. 3) Simbolis yaitu gambar yang ditayangkan untuk berita televisi hanya mewakili agar singkron dengan naskah. 4) Ilustrasi yaitu gambar rekayasayang sengaja diciptakan untuk mendukung berita berdasarkan kenyataan yang terjadi, 5) estetika yaitu gambar dalam jurnalisme televise haruslah mengandung keindahaan atau estetika. 2. Kaidah naskah berlaku kaidah kaidah dalam pemberitaan yaitu : Prinsip 5w + 1H yairu mengandung what,why, who, when, where dan how., Format naskah berita, dalam berita televise dikenal dengan format “rading dan voice over. 3. Kaidah Suara (Audio) terdapat kaidah suara atmosfir yaitu suara dari suasana sebuah peristiwa yang direkam yang sifatnya natural. Ada juga suara/narasi, yaitu suara dari naskah yang dibaca presenter maupun reporter atau suara dari reporter yang on screen atau stand up.



Ada filsafah dalam jurnalisme televise bahwa jurnalisme televise adalah bercerita tentang gambar. Dalam pengertian ini berlakulah adagium: “tidak ada gambar, tidak ada berita”.



DAFTAR PUSTAKA



https://kbbi.web.id/kaidah, Diakses tanggal 30 Maret 2021, pukul 10.25 WIB http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-01252-MC%20Bab1001.pdf, Diakses Pada tanggal 30 Maret pukul 22.00 WIB