Tugas 1 Komunikasi Persuasif-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 1 KOMUNIKASI PERSUASIF REZA ALFIANUR 041278502 / ILMU KOMUNIKASI 1. Dalam komunikasi persuasif seorang persuader harus jeli dalam melihat persuadee baik secara individu maupun secara masyarakat. Ada beberapa perspektif dalam memahami hal tersebut. Harap Anda jelaskan perspektif tersebut dalam kaitan komunikasi pesuasif! Sebagai persuader, kemampuan berkomunikasi leader secara persuasive sangat diperlukan untuk dapat mengubah perilaku serta mendapatkan dukungan dan kerjasama yang baik dari calon agen. Hal ini dikarenakan adanya keragaman seperti umur, status sosial, status pendidikan serta gaya hidup. Tanpa didukung oleh kemampuan komunikasi persuasif yang baik, keberhasilan dari merekrut seseorang akan sulit untuk dicapai. Selain itu, isi pesan dan saluran/media yang digunakan dalam proses komunikasi persuasif juga sangat dibutuhkan. Sebagai persuader, leader harus bisa mengemas pesan agar lebih menarik dengan cara pengunaan bahasa yang jelas, lugas dan tepat untuk meyakinkan sasaran. Dalam penyampaian pesan, leader juga harus menggunakan saluran/media yang dapat memudahkan calon agen dalam menerima pesan. Saluran yang digunakan dapat berupa komunikasi tatap muka dan menggunakan media. Selain pesan dan saluran, dalam merekrut calon agen, leader juga harus menggunakan teknik-teknik komunikasi persuasif. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya gangguan dalam penyampaian pesan berupa penolakan dari calon agen. Komunikasi persuasif tidak dapat dikatakan berhasil jika sasaran tidak terpersuasi dengan apa yang disampaikan oleh persuader. 2. Jelaskan bagaimana proses suatu pernyataan seseorang dapat mempengaruhi orang lain pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik! West dan Turner (2008) mengemukakan bahwa komunikasi bertanggungjawab dalam membentuk sikap individu. Sikap menurut Mar’at (1981) berasal dari kata attitude, yang berasal dari Bahasa latin Aptus yang berarti “keadaan siap seacara mental yang bersifat subjektif untuk melakukan kegiatan”. Sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, penilaian, dan reaksi menyenangkan terhadap objek, orang, situasi, serta aspek-aspek yang terkait dengan kehidupan seperti ide yang sifatnya abstrak dan kebijaksanaan social (Atknison, RC Atkinson, Smith, Bem, 1981). Atkinson mengungkapkan bahwa sikap itu merupakan gabungan dari komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Menurut Allport (1954), menjelaskan bahwa komponen koginisi adalah bagian dari sikap yang berkaitan dengan kepercayaan, ide dan konsep. Sedangkan menurut Applebaum dan Anatol (1974), komponen afektif berkaitan dengan suka atau tidak suka, dalam hal ini aspek emosional cenderungg mengubah pemikiran seseorang. Komponen konatif merepresentasikan tendensi perilaku



seseorang atau kecenderungan untuk melakukan tindakan(perilaku) atas sebuah objek (Shimp, 2003). Jadi misal seorang pengiklan (komunikator) mengiklankan produk baru shampoo di saluran media dengan meyakinkan bahwa shampoo-nya akan menghilangkan ketombe. Komunikan yang melihat iklannya mulai membentuk kepercayaan mengenai kemampuan shampoo tersebut akan memuaskan kebutuhannya (komponen kognitif). Setelah kepercayaan terbentuk, maka berkembanglah perasaan dan evaluasi atas produk shampoo tersebut (komponen afektif). Setelah itu, timbulah suatu niat untuk membeli / tidak membeli produk baru tersebut (komponen konatif). Dengan begitu proses terbentuknya sikap dari alur berpikir (kognitif), merasa (afektif), dan berperilaku (konatif) (Shimp, 2003). 3. Jelaskan keterkaitan antara teori-teori persuasi dengan praktik komunikasi persuasif! Teori Persuasi untuk Perubahan Perilaku 1) Reasoned Action Theory: Persuassion As Belief-based Behavior Change Theory of Reasoned Action akan dipengaruhi oleh niat individu, dan niat individu tersebut terbentuk dari sikap dan norma subyektif. Salah satu variabel yang mempengaruhi, yaitu sikap, dipengaruhi oleh hasil tindakan yang sudah dilakukan pada masa yang lalu. Sedangkan Norma subyektif, akan dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati keyakinan atau pendapat orang lain tersebut. Sederhananya, orang akan melakukan suatu tindakan, apabila memiliki nilai positif dari pengalaman yang sudah ada dan tindakan tersbut didukung oleh lingkungan individu tersebut. Contoh: Seseorang yang memiliki lingkungan pertemanan yang biasa menerima narkoba, maka individu itu pun akan kemungkinan besar menggunakan narkoba. Sebaliknya, jika lingkungan itu menganggap narkoba adalah hal buruk, maka kemungkinan individu itu tidak akan menggunakan narkoba. 2) The Elaboration Likelihood Model Tiga aspek yang menentukan kecenderungan elobarasi setiap indovidu atas sebuah pesan yaitu; Motivasi, Peluang dan Kemampuan (MOA). Ada 2 mekanisme untuk terjadinya persuasi yaitu melalui jalur utama (central route) dan melalui jalur periferal (peripheral route). Selain kedua jalur tersebut, terdapat pula jalur yang dihasilkan dari kombinasi jalur utama dan jalur perferal yaitu jalur ganda implisit (implicit dua route). Contoh: Ketika seorang pemilik rumah yang memiliki pekarangan melihat iklan alat pemotong rumput, maka kemungkinan besar seseorang itu akan menangkap pesan iklan itu. Tapi jika seseorang yang tinggal di Apartemen, maka tidak mungkin orang itu memperhatikan pesan iklan pemotong rumput.



3) Fear Appeals Membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi persuade dengan cara membangkitkan rasa takut. Rogers (1975) mengembangkan sebuah model yang merangkum 3 elemen kunci dalam penerapan fear appeal yaitu: (1) besarnya tingkat bahaya dari peristiwa yang digambarkan, (2) kemungkinan terjadinya peristiwa itu, dan (3) efektivitas sebuah respon yang direkomendasikan. Contoh: iklan layanan masyarakat mengenai penggunaan helm. Dalam iklan ini orang yang tidak menggunakan helm akan mungkin meninggal karena kecelakaan. Maka audiens yang menontonnya akan merasa takut dan terpengaruhi oleh isi pesan. 4) Narrative Persuasion Teori ini memiliki asumsi dasar bahwa manusia adalah makhluk pencerita dan bahwa nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar pertimbangan untuk keyakinan dan perilakunya. Denga kata lain, manusia lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus dibandingkan argument yang baik. Contoh: Iklan dramatis tentang orang tua dan anak, yang menunjukkan bakti anak itu kepada orang tuanya yang telah lanjut usia. Akhir cerita, anak itu memberikan asuransi kesehatan. 5) Teori inokulasi Adalah salah satu pendekatan dalam persuasi yang bertujuan agar orang-orang resisten terhadap argumen persuasif yang dilakukan oleh orang lain. Menurut teori inokulasi, kemampuan untuk menolak persuasi ditentukan oleh keterampilan individu untuk membantah argumen yang berlawanan dengan keyakinannya. Diibaratkan, seseorang yang secara fisik tidak siap menahan penyakit cacar, memerlukan inokulasi (suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya supaya dapat melawan penyakit tersebut. Menurut McGuire, inokulasi dapat bersifat refutasional yakni aktivitas untuk mengalahkan isi komunikasi persuasive atau bersifat suportif yakni aktivitas untuk mendukung sikap atau posisi yang dimilikinya. Contoh: - Pendukung Prabowo yang sudah terpapar pesan Kampanye Prabowo tidak mudah digoyahkan dengan pesan Kampanye Jokowi 4. “Seorang persuader yang memiliki kredibilitas rendah dapat diminimalisir melalui pemilihan saluran yang kredibel.” Bagaimana pendapat saudara terhadap pernyataan tersebut? Harap jelaskan dengan baik!



Untuk bisa memengaruhi komunikan, maka kredibilitas komunikator harus benar-benar diperhatikan. Kredibilitas mengacu pada tiga komponen yakni keahlian, kepercayaan, dan eksistensi. Keahlian merupakan komponen utama yang mampu memengaruhi kesan komunikan terhadap komunikator. Komunikator akan memberikan kesan bagi komunikan jika ia adalah seorang yang ahli dalam topik yang sedang dibicarakan. Jika komunikator bukan orang yang ahli, maka sulit bagi komunikan untuk dapat terpengaruh pada persuasi yang disampaikan komunikan. Selain keahlian, kepercayaan merupakan komponen yang perlu ada dalam membangun kredibilitas komunikator. Kepercayaan berhubungan dengan kesan komunikan terhadap watak komunikator. Karenanya, penting bagi komunikator untuk dapat menunjukkan watak dan sikap yang baik sehingga dapat dipercaya saat melakukan persuasi. Komponen terakhir yang tidak kalah penting adalah eksistensi komunikator. Tidak dapat dipungkiri, seorang komunikator yang telah memiliki “nama” akan lebih mudah mendapatkan perhatian dari komunikan dibandingkan komunikator yang tidak pernah diketahui oleh publik saat melakukan persuasi. Karena hal itu, faktor eksistensi komunikator perlu juga menjadi pertimbangan untuk memperoleh keberhasilan dalam komunikasi persuasif.