Tugas 2 Manajemen Kualitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Untuk mengimplementasikan Sistem Penjaminan kuaitas . Idealnya ,gaya kepemimpinan digunakan adalah gaya kepemimpinan visoner dan transformasional. (Gasperz,2001) . Selain gaya kempimpinan transformasional dan visioner, Oaklan 1994 mengidentifikasi adanya lima hal yang harus diketahui pimpinan dalam melaksanakan manajemen kualitas , khusunya TQM yaitu: a. Mengenal para pelanggannya dan menemukan kebutuhan mereka b. Menyusun standar yang konsisten dengan kebutuhan harapan pelanggan c. Melaksanakan pengedalian proses dan sistem dan memperbaiki kemampuannya d. Tanggung jawab pimpinan dalam menyusun filosofi,kebijakan kualitas dan menyediakan motivasi e. melalui kepemipinan dan menyapkan personil yang mamu mencapai sasaran kualitas Pemberdayaan personil pada seluruh level dalam organisasi untuk melaksanakan perbaikan kualitas Kepempinian dalam manajemen kualitas merupakan pengaruh dari pimpinan untuk melaksanakan tindakan perbaikan kualitas melalui pengikutnya. Kepemimpinan dalam manajemen kualitas atau dalam TQM harus mempunyai kesadaran akan perlunya perubahan yang harus dilaksanakan, dan mamu melaksanakan perubahan,baik perubahan bersifat continuous improvement maupun yang bersifat reengineering . Pemimpin harus mampu mengarahakan,memotivasi, dan memberdayakan pengikutnya untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan. 2. Menurut Summers (2009) ada berbagai proses bisnis yang perlu diperhatikan dalam organisasi dan merupakan tulang punggung keberhasilan organiisasi yang efektif sebagai berikut a. Berfokus pada pelanggan b. Penyusunan rencana strategic c. Pengembangan SDM d. Manajemen Rantai pasokan e. Manajemen proses f.



Alat dan teknik penyelesaian masalah



g. Manajemen proyek h. Alat dan teknik untuk membuat perbaikan i.



Ukuran keberhasilan organisasi



j.



Melakukan perbaikan secara keseluruhan



Kesepuluh hal tersebut perlu dikombinasikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi organisasi dan menjadi bagian dari strategi bersaing organisasi. Organisasi yang efektif harus selalu memperbaiki nilai-nilai yang dianut oleh organisasi tersebut. Peningkatan nilai-nilai tersebut akan berpengaruh pada perbaikan disain produk dan layanan,perbaikan proses,hubungan dengan pemasok dan investor,serta proses rekrutmen dan pelatihan karyawan. 3. Dilihat dari kontak dengan pelanggannya jasa layanan seperti Go Jek dan Grab digolongkan sebagai organisasi jasa professional Karakteristik jasa atau layanan professional meliput: a. Karyawan yang mempunyai pengetahuan khusus/spesialis dengan kemampuan intelektual yang terlait,bukan kemampuan fisik b. Penggunaan pendapat individu dan tindakan yang independen dan mandiri dalam memberikan pelayanan c. Kinerja yang berpengaruh pada orang lain d. Kinerja dari pekerjaan yang terencana untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian professional e. Ketetapan layanan yang disarankan dan berorientasi pada permasalahan yang ada f.



Karyawan yang memiliki motivasi diri



g. Identifikasi dengan kesetiaan terhadap standar profesi. Organisasi professional adalah organisasi yang padat karya, dan karyawannya adalah orang – orang khusus. Pendidikan bagi kebanyakan profesi tidak mencakup pendidikan dalam manajemen tetapi pada umumnya lebih menekankan kepada keterampilan dari profesi tersebut dibandingkan kepada keterampilan manajemen. Professional cenderung melakukan pekerjaan terbaik yang dapat mereka lakukan tanpa mempedulikan biayanya. 4. Organisasi jasa merasa perlu untuk menyediakan layanan keluhan pelanggan karena sangat penting, dalam perusahaan atau organisasi yang akan melakukan perbaikan kualitas harus melaksanakan kegiatan komunikasi ini secara efektif. Komunikasi ini bertujuan untuk memproduksi barang atau memberikan layanan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dan harapan pelanggan sehingga tidak terjadi pemborosan karena menghasilkan produk yang keliru atau memberikan layanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Kepuasan konsumen hanya berdampak pada tambahan satu konsumen baru, namun ketidak puasan konsumen akan berdampak hilangnya sebelas orang pelanggan.



Oleh karena itu bagi perusahan atau organisasi posisi pelanggan sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi tersebut 5. kualitas dari sisi objective pada produk jasa dinyatakan tidak pernah ada karena penilaian produk jasa tergantung dan dipengaruhi oleh perspektife kualitas dimaksud. Menurut Tjiptono (2012), terdapat lima jenis perspektif kualitas , yaitu: a. Transcendental approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas. b. Product-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan inisangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. c. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorang terhadap kualitas suatu produk pasti akan berbeda-beda pula pandangannya. Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.



d. Manufacturing-based approach Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya. e. Value-based approach Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.