Tugas III Manajemen Kualitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Chandra Kirana Rezki



Nim : 030659425



Jurusan : Manajemen



Tugas III Manajemen Kualitas



TUGAS TUTORIAL  KE-3 No 1 2 3 4 5



Tugas Tutorial Bagaimana Six Sigma berpengaruh pada penciptaan kualitas produk dan layanan? Bagaimana Lean Management berpengaruh pada penciptaan kualitas produk dan layanan? Bagaimana membuat perencanaan kualitas produk/ layanan menggunakan QFD & HOQ? Bagaimana diagram Pareto sebagai alat pengendalian kualitas tersebut berperan dalam mewujudkan produk/ layanan berkualitas? Bagaimana fish bone diagram sebagai alat pengendalian kualitas tersebut berperan dalam mewujudkan produk/ layanan berkualitas?



Skor Maksimal 20 poin 20 poin 20 poin 20 poin 20 poin



Jawaban 1. Bagaimana Six Sigma berpengaruh pada penciptaan kualitas produk dan layanan? Six Sigma adalah metode yang berfokus pada peningkatan kualitas (yaitu, mengurangi pemborosan) dengan membantu organisasi menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Konsep dasar dari Six Sigma awalnya berasal dari gabungan antara Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC). Saat ini Six Sigma menjadi sebuah sistem manajemen. Pengendalian kualitas produk merupakan usaha untuk mengurangi produk yang cacat dari yang dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan yang tidak diketahui sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan terjadi secara berkelanjutan. Apabila pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadinya penyimpangan maka dapat digunakan untuk perbaikan proses produksi dimasa yang akan datang. Dengan demikian, proses produksi yang selalu memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi dan bebas dari kecacatan dan kerusakan, sehingga harga produk tersebut dapat bersaing lebih kompetitif. 2. Bagaimana Lean Management berpengaruh pada penciptaan kualitas produk dan layanan? Lean Management adalah telah menjadi alat manajemen universal untuk memberikan nilai dan mengoptimalkan proses kerja. Pelajari lebih lanjut tentang Lean Management dan manfaatnya. Lean Management adalah metode sistematis dan integratif yang diimplementasikan secara berkesinambungan untuk meminimalisir dan mencegah adanya pemborosan ataupun proses-proses yang tidak bernilai tambah (non value added) dengan cara perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) melalui pemetaan value stream (peta yang memperlihatkan proses nyata secara lebih rinci, mengandung informasi yang lengkap seperti tahapan proses, lead time, antrian, dan lain-lain), yang melibatkan seluruh karyawan baik dari tingkatan top management sampai tingkatan yang terendah. Sejalan dengan perkembangan, sekarang ini konsep Lean Management tidak hanya dapat diterapkan di industri manufaktur tetapi dapat diterapkan di perusahaan jasa, instansi pemerintah dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, dan sebagainya), maupun lembaga pendidikan, dapat menerapkan Lean Management untuk menghasilkan proses yang lebih efektif dan efisien, pelayanan yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, serta



kualitas mutu dan pelayanan yang lebih baik. Dengan hal tersebut, maka lean management akan berpengaruh terhadap penciptaan kualitas produk dan layanan di dalam suatu bisnis. 3. Bagaimana membuat perencanaan kualitas produk/ layanan menggunakan QFD & HOQ? Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode untuk menjaring permintaan dari user melalui Voice Of Customer (VOC) dan kemudian mengaplikasikannya sehingga menjadi sebuah produk dengan fungsi yang baik. Agar QFD ini bisa diterapkan dibutuhkan kerangka kerja yang dinamakan House of Quality (HoQ). House of Quality (HoQ) digunakan dengan menerjemahkan kebutuhan atau permintaan pelanggan, berdasarkan riset pasar dan benchmarking data, dalam jumlah yang sesuai target yang harus dipenuhi oleh desain produk baru. Metode HoQ ini didesain untuk membantu perusahaan agar dapat fokus pada karakteristik dari sebuah produk atau layanan yang ada dengan memperhatikan segmentasi pasar dan kebutuhan pengembangan teknologi. Setiap perusahaan selalu menggunakan data dan informasi untuk membantu dalam proses perencanaan sebuah produk. Metode House of Quality (HoQ) ini menggunakan format matriks untuk menangkap sejumlah isu yang sangat penting untuk proses perencanaan. Langkah pembuatan House of Quality: a) Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menentukan Voice Of Customer (VoC) b) Pembuatan Planning Matrix c) Tingkat Pelanggan dalam kompetisi d) Deskripsi Teknis (Voice of Engineer) e) Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality Characteristics=SQC). f) Pembuatan Inter-Relationship matrix 4. Bagaimana diagram Pareto sebagai alat pengendalian kualitas tersebut berperan dalam mewujudkan produk/ layanan berkualitas? Diagram Pareto merupakan salah satu tools (alat) dari QC 7 Tools yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan). Dalam aplikasinya, Diagram Pareto sangat bermanfaat dalam menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Permasalahan yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita untuk melakukan tindakan. Langkah- langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut : a) Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab kejadian. b) Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per Bulanan, Mingguan atau per harian) c) Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet) d) Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai terendah). e) Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif f) Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang g) Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis h) Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut i) Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan j) Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil. Dengan ke sepuluh langkah tersebut, maka tentunya akan membuat produk atau layanan menjadi berkualitas dan sesuai dengan keinginan pasar. Hal itu tentunya akan membuat



konsumen atau pelanggan menjadi semakin yakin terhadap kualitas produk dan akan dapat menaikkan rating bisnis atau usaha. 5. Bagaimana fish bone diagram sebagai alat pengendalian kualitas tersebut berperan dalam mewujudkan produk/ layanan berkualitas? Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktorfaktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram Fishbone telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan. Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan. Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah: a) keterlambatan proses produksi, b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi, c) mesin produksi yang sering mengalami trouble, d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi, e) produktivitas yang tidak mencapai target, f) complain pelanggan yang terus berulang. Namun, pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhankebutuhan berikut : a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah,



b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah, c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut, d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan, e) Membahas issue secara lengkap dan rapi, f) Menghasilkan pemikiran baru. Jadi ditemukannya diagram Fishbone memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan. Penerapan diagram Fishbone dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.