Tugas 2 Pengembangan SDM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 2 PENGEMBANG SDM / EKMA 4366



NAMA : Miftah Agusandi NIM : 041268479 UPBJJ : SAMARINDA



FAKULTAS EKONOMI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ SAMARINDA 2021



Pada tanggal 20 Agustus 2020, FEUT Menyelenggarakan Pembelajaran tatap muka. Dosen yang hadir tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Dosen hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Dosen yang menerapkan sikap mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara optimal melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Dosen lebih menekankan pada penyampaian (transfer) pengetahuan baru melalui serangkaian proses pengalaman belajar. Sementara mahasiswa, diposisikan sebagai subyek yang aktif yang diarahkan untuk mampu membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Dari fenomena yang terjadi pada pembelajaran tatap muka di FEUT, menurut Saudara : 1. 2.



Sebutkan Jenis asumsi inti teori yang digunakan oleh dosen UT dalam kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut? Jelaskan perbedaan antara asumsi inti teori tersebut dengan teori kognitivisme?



jawab : 1. Teori yang di gunakan dosen UT dalam kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut menggunakan dua jenis teori yaitu:  Humanisme  Konstruktivisme Humanisme Dimana dosen hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Dosen yang menerapkan sikap mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara optimal melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Konstruktivisme Dimana dosen lebih menekankan pada penyampaian (transfer) pengetahuan baru melalui serangkaian proses pengalaman belajar. Sementara mahasiswa, diposisikan sebagai subyek yang aktif yang diarahkan untuk mampu membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. 2. Jelaskan perbedaan antara asumsi inti teori tersebut dengan teori kognitivisme. Humanisme. Teori humanisme ini kurang dapat berperan besar dalam pengembangan SDM. Namun demikian, konsep ini lebih menekankan pada pendekatan aspek psikologis. Melalui teori ini kita dapat melihat belajar dalam sudut pandang yang berbeda di mana seseorang dapat mengelola proses belajarnya sendiri guna mendapatkan hasil



yang lebih optimal. Di samping hal tersebut setiap individu dituntut untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri dalam proses belajarnya sehingga ia dapat menentukan setiap kompetensi yang ingin dikembangkannya. Hal ini sangat berguna dalam meningkatkan kualitas dirinya dan dapat berdampak pada kinerja yang lebih baik lagi. Lundin telah mengidentifikasi 6 (enam) asumsi inti mengenai humanisme yang meliputi:  Seseorang secara utuh adalah subyek utama psikologi;  Psikologi humanisme berhubungan dengan pengetahuan seluruh sejarah kehidupan seseorang;  Eksistensi dan intensi manusia juga sangat penting;  Tujuan hidup adalah sama penting;  Kreativitas manusia menjadi utama;  Psikologi humanisme sering diterapkan dalam psikoterapi. Konstruktivisme. Dalam hal ini faktor pengalaman menjadi peran penting dalam keberhasilan proses belajar. Melalui sebuah pengalaman maka seseorang dapat mengembangkan kemampuannya sekaligus memperoleh dan mengelola pengetahuan baru untuk dapat menunjang kinerjanya. Konsep kognitivisme ini lebih menekankan pada penyampaian (transfer) pengetahuan baru melalui serangkaian proses pengalaman belajar. Selanjutnya seseorang akan berupaya mengarahkan dirinya untuk belajar secara mandiri, dan ia dapat membangun pengetahuan dalam dirinya. Hal ini dirasakan akan menjadi lebih efektif bila dibandingkan dengan teori belajar lainnya. Karena individu tersebut akan dapat merasakan secara langsung kondisi yang terjadi di lapangan, misalnya studi kasus. Semua teori belajar ini dapat kita gunakan dalam pengelolaan SDM, namun hal ini harus terlebih dahulu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Melalui penyesuaian tersebut maka kita akan mendapatkan hasil belajar yang optimal secara lebih efektif dan efisien. Kognitivisme Teori kognitivisme ini membatasi pemberian stimulus bila dibandingkan dengan behavioristik. Teori ini menekankan pada proses belajar yang mengharuskan individu untuk dapat mengembangkan stimulus yang didapat olehnya. Ormond, telah mengindikasikan 7 (tujuh) asumsi inti mengenai kognitivisme sebagai berikut.  Belajar merupakan proses unik dalam kehidupan manusia.  Proses kognitif berfokus pada studi.  Lebih objektif, sistematik dan membutuhkan pengawasan dimana perilaku harus menjadi fokus penelitian ilmiah.  Individu dituntut untuk lebih aktif dalam proses belajar.  Belajar dipengaruhi oleh faktor asosiasi mental dalam diri.  Pengetahuan yang terorganisasi dengan baik.  Belajar adalah proses menghubungkan informasi baru pada informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Teori kognitivisme ini sangat mendukung pengembangan SDM dan pembelajaran orang dewasa sebagai berikut.  Pemrosesan Informasi, yaitu pikiran manusia merupakan proses informasi yang



 



terdiri atas komponen memori sensor, memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Metakognisi, yaitu bagaimana individu dapat mengendalikan proses kognitifnya sendiri. Konsep ini dikenal dengan ‘pembelajaran mengenai belajar’. Pengembangan kognitif berfokus bagaimana proses kognitif berkembang sepanjang hidup.



KESIMPULANNYA Teori belajar kognitivisme lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas. adapun ciri ciri hal dari aliran teori kognitivisme yaitu mementingkan apa yang ada dalam diri manusia, mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian, mementingkn peranan kognitif, mementingkan kondisi waktu sekarang, dan mementingkan pembentukan struktur kognitif. Teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran yaitu dosen/guru harus memahami bahwa siswa/mahasiswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, keaktifan siswa/mahasiswa sangat dipentingkan, guru/dosen menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru/dosen menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. SUMBER : BMP EKMA 4366 / MODUL 3 hal 3.12 - 3.14