Tugas 2 Perencanaan Pemasaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: ELDA APRIANTI HULU



NIM



: 020225773



TUGAS 2 PERENCANAAN PEMASARAN SOAL KASUS: Menakar Peluang Danone AQUA di Pasar Teh dalam Kemasan



Maraknya merek minuman teh dalam kemasan (ready to drink tea) membuat pemain AMDK terbesar Danone AQUA ikutan terjun ke pasar ini. Setelah mengakuisisi penuh AQUA pada tahun 2000, Danone memang jarang meluncurkan merek-merek baru. Delapan belas tahun berselang, Danone akhirnya punya “mainan” baru yang dinamai Caaya.



Debut Danone di pasar air minum bukan hanya lewat AMDK. Perusahaan yang berbasis di Paris ini juga merilis minuman isotonik Mizone yang didesain untuk melawan sang juara bertahan Pocarisweat. Perusahaan ini sempat bereksperimen dengan merilis AQUA rasa buah alias AQUA Splash Fruit pada tahun 2004. Namun, hanya berselang setahun-dua tahun, produk ini raib di pasaran.



Reinkarnasi produk minuman air mineral dengan esen rasa buah itu lahir kembali lewat debut second-brand AQUA, yaitu VIT yang meluncurkan Vit Levité sejak dua tahun lalu. Kini, divisi air minum kemasan AQUA bereksperimen lagi dengan masuk ke pasar yang tengah naik daun ini, yaitu teh.



Bukan suatu yang mengejutkan jika AQUA memang berniat memperlebar cakupan pasarnya di industri beverages. Hampir semua pemain besar air minum kemasan punya merek yang dipersiapkan untuk bersaing di pasar basah ini. Saat ini, ada sekira puluhan merek RTD tea bersaing di pasar domestik.



Dari segi pertumbuhan bisnis, RTD tea cukup prospek. Euromonitor mengestimasi CAGR kategori ini sebesar 12,5%. Di sisi lain, Asosiasi Air Minum dalam Kemasan (Asparin) mengungkapkan, volumen RTD tea mencapai 2 triliun liter atau berkontribusi 9% dari total



pasar air minum kemasan (soft drink). Posisi wahid masih dipegang kategori AMDK sebesar 84%.



Tentunya ada alasan di balik Danone bermain di pasar teh kemasan. Pertama, minum teh telah menjadi kultur masyarakat Indonesia. Secara rerata, bisa dibilang orang Indonesia biasa minum teh dua kali sehari. Kedua, urbanisasi yang masif membuat cara masyarakat meminum teh berbeda, dari yang menyeduh dengan teh celup menjadi meneguk minuman botol yang lebih praktis.



Ketiga, teh adalah jenis minuman yang paling populer dibandingkan kopi dan jus. Berdasarkan survei Snapcart, 56% dari 4.322 responden mengaku mengonsumsi teh dalam kemasan minimal sekali sehari atau 2-3 kali per minggu. Sekitar 64% dari mereka memperoleh minuman tersebut dari gerai minimarket.



Peter Harjono, Beverages Marketing Manager Danone AQUA mengatakan, merek tehnya yaitu Caaya diposisikan untuk menempati celah pasar yang belum terisi selama ini, “Yaitu teh dalam kemasan yang lebih modern, tetapi tetap mengusung rasa yang bernuansa Indonesia,” kata dia.



Ia bilang, diferensiasi mereknya dibandingkan pemain yang sudah ada terletak pada cita rasa teh yang mereka formulasikan. Ia mengklaim, “Caaya membuat teh dengan rasa teh yang sebenarnya, tanpa ditutupi oleh rasa lain yang berlebihan,” katanya.



"Caaya hadir untuk menempati celah yang belum terisi selama ini yaitu teh dalam kemasan yang lebih modern, tetapi tetap mengusung rasa yang bernuansa Indonesia. Inspirasi dari alam dan budaya dipadukan secara hati-hati sehingga menghasilkan apa yang kita sebut sebagai rasa teh yang sebenarnya, tanpa ditutupi oleh rasa lain yang berlebihan," jelas Peter Harjono. Mengedepankan konsep „rangkaian‟, Caaya hadir dalam tiga pilihan varian yang berakar pada tradisi, yaitu: Revive Me Jasmine yang merupakan perpaduan sempurna antara daun teh dengan bunga melati yang telah menjadi tradisi dan kesukaan masyarakat Indonesia sejak dahulu.



Selain itu ada pula Soothe Me Vanilla Pandan yang hadir untuk memberikan nostalgia cita rasa jajanan pasar yang selalu menjadi favorit semua kalangan masyarakat; Power Me Toasted Rice yang tercipta dari inspirasi atas kebiasaan masyarakat di desa Jatiwulih Bali yang meminum beras merah yang disangrai. “Saat ini anak-anak muda mulai melihat teh sebagai sesuatu yang sophisticated dan trendi, sehingga kehadiran Caaya memberikan pilihan dan warna baru: sesuatu yang sangat Indonesia, tetapi sekaligus sangat internasional. Kemasannya yang clean, modern dan enak digenggam juga mengisyaratkan perannya sebagai teman kegiatan keseharian,” ujar Gupta Sitorus, Chief Editor Majalah Kenduri



Pasar Bersaing Di bawah naungan Danone AQUA yang menguasai 46% market share AMDK nasional, memang memberikan “jalan tol” bagi Caaya untuk bisa cepat terdistribusi di pasar lokal. Cara ini persis dilakukan Teh Pucuk Harum yang mengandalkan armada distribusi kuat dari induk perusahaan Mayora Group.



Namun, mengonsumsi teh bukan soal distribusi. Pasar Indonesia nampaknya cukup menaruh perhatian pada merek yang sering beriklan di media massa, baik televisi, cetak, billboard, hingga media digital. Sebab, teh kemasan sebagai minuman yang sifatnya impulsif, sangat berkorelasi dengan seberapa besar merek me-recall calon konsumen untuk membeli produknya.



Hal ini terjadi pada Teh Pucuk Harum, pemain relatif baru yang kini mengekor di urutan kedua dari segi market share di bawah Teh Botol Sosro yang konon mengempit 50% pangsa pasar. Pencapaian Teh Pucuk tentu sepadan dengan bujet marketing yang digelontorkannya. Menurut catatan Nielsen, pada tahun 2016 merek ini mengucurkan Rp 381,7 miliar hanya untuk belanja iklan.



Meski pasar masih terbuka lebar, bermain di kategori yang banyak pemain bukan perkara mudah. Sebab, banyak pula merek teh yang sirna ditelan gelombang persaingan. Nama-nama



seperti Futami, Mirai Ocha (Suntory Garuda) dan Kiyora (Ultrajaya) terlihat sulit bersaing di pasar teh kemasan saat ini. Entah karena awareness-nya yang kurang atau pemilik perusahaan memang tidak fokus menjadikan RTD tea sebagai lokomotif pendapatan. Yang jelas, Caaya seharusnya tak akan mengulangi kegagalan Danone lewat Activia di pasar yogurt tanah air. Menurut Peter Harjono, Beverages Marketing Manager Danone Aqua, produk Caaya ini menjajal segmen yang belum terisi selama ini yaitu teh dalam kemasan yang lebih modern. "Kami mengusung rasa khas Indonesia, serta menghasilkan rasa teh yang sebenarnya, tanpa ditutupi oleh rasa lain yang berlebihan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (7/3).



Mengenai investasi khusus oleh Aqua, Peter enggan menjelaskan lebih lanjut. Perseroan berfokus memperkenalkan produk barunya ini yang terdiri hadir dalam tiga pilihan varian, dimana Danone Aqua telah memajang produknya di ritel premium/supermarket terkemuka seperti Ranch Market, Farmers Market, Foodhall, Grand Lucky, AEON, Kem Chicks, dan Lulu. Selain itu saat ini Caaya bisa didapatkan secara online di Lazada dan Shopee, dimana Caaya menjadi official store teh dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Sebagaimana yang telah dilakukan sebelum ini, untuk dapat menjaring pelanggan yang banyak Danone Aqua pun menggunakan cara promosi melalui iklan-iklan yang berkualitas dan mudah dimengerti, baik iklan di media elektronik maupun di media cetak serta yang lainnya.



Sumber: https://marketeers.com/menakar-peluang-danone-aqua-di-pasar-teh-dalam-kemasan/; https://industri.kontan.co.id/news/persaingan-ketat-teh-dalam-kemasan; https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3365776/lezatnya-teh-tradisional-indonesia-dalamkemasan-premium



PERTANYAAN: 1. Jelaskan strategi pemasaran yang diterapkan Danone Aqua dengan memproduksi Caaya, sebutkan salah satu strategi dari dari empat kategori sasaran pemasaran berdasar matriks produk-pasar Ansoff, berikan alasan pemilihan strategi Ansoff tersebut. Jawab:



Strategi pemasaran yang diterapkan Danone Aqua dengan memproduksi Caaya yaitu dengan membuat inovasi yang baru agar konsumen lebih meminati produk yang dibuat.



Ansoff membagi matriks ke dalam empat strategi berdasarkan kombinasi antara produk baru, produk yang ada saat ini, pasar baru, dan pasar yang ada saat ini. Empat strategi tersebut adalah:



(a) Penetrasi pasar Perusahaan memasarkan produk yang ada saat ini ke pasar yang ada saat ini.



Strategi penetrasi pasar dianggap paling tidak berisiko dibandingkan dengan tiga opsi lainnya. Perusahaan telah memiliki pengalaman historis, sehingga seharusnya mengetahui risiko, peluang dan area perbaikan dari pendekatan sebelumnya.



Di bawah strategi penetrasi, perusahaan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk yang ada saat ini. Mereka dapat mengevaluasi pendekatan masa lalu untuk merancang strategi dan taktik pemasaran yang lebih efektif.



Perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar melalui beberapa cara. Pertama, mereka dapat merangsang pelanggan yang ada saat ini untuk membeli lebih banyak. Kampanye iklan yang lebih efektif, promosi penjualan, skema loyalitas, dan menurunkan harga adalah beberapa diantara opsinya.



Kedua, perusahaan mendorong pelanggan beralih dari produk pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan produknya harus lebih memuaskan daripada produk pesaing, misalnya melalui peningkatan kualitas, penambahan fitur, dan layanan purna jual yang lebih unggul. Itu biasanya juga memerlukan strategi iklan dan promosi yang lebih agresif.



Perusahaan mungkin juga mengambil strategi agresif untuk menyingkirkan pesaing. Untuk pemimpin pasar, contohnya adalah loss leader pricing atau predatory pricing.



Ketiga, perusahaan merangsang pelanggan potensial untuk membeli dan menggunakan produk. Beberapa orang mungkin masih belum membeli produk perusahaan atau produk pesaing. Itu biasanya terjadi selama awal siklus hidup produk, di mana beberapa orang belum menyadari atau memiliki minat untuk mencoba produk. Dengan kata lain, pasar masih tumbuh.



Agar sukses, perusahaan harus mengenali kelemahan sambil mempertahankan keunggulan dari produk yang ada saat ini. Perusahaan mungkin menambahkan atribut yang membuat produk menjadi lebih menarik. Biasanya, penetrasi pasar membutuhkan strategi pemasaran yang lebih agresif.



(b) Pengembangan pasar Perusahaan memasarkan produk yang ada saat ini ke pasar baru.



Pasar baru mungkin adalah pasar luar negeri. Atau, itu adalah wilayah lain dalam sebuah negara. Atau, perusahaan menargetkan segmen yang berbeda untuk produk mereka.



Untuk menemukan pasar potensial baru, perusahaan harus melakukan riset pasar yang sistematis. Kemudian, mereka menargetkan secara individual segmen pasar yang telah secara jelas teridentifikasi. Pasar baru mungkin membutuhkan perusahaan untuk mengembangkan saluran pemasaran dan distribusi yang baru untuk masing-masing pasar.



Terkadang, pasar baru juga membutuhkan pendekatan atau model bisnis yang benar-benar baru. Ketika memasuki pasar baru, perusahaan membutuhkan informasi yang lebih detail dari analisis pasar, termasuk tentang: 



Lingkungan makro: menggunakan pendekatan analisis PESTEL







Segmen pasar: mengidentifikasi segmen yang paling menguntungkan dengan menggunakan beberapa teknik segmentasi pasar







Profil konsumen: preferensi, daya beli, dan selera.







Ukuran pasar: ukuran saat ini vs potensial, tren dan pertumbuhannya







Profitabilitas pasar: seberapa menguntungkan pasar baru untuk dieksploitasi







Tingkat persaingan: melalui pendekatan Porter’s Five Forces misalnya.







Saluran distribusi dan komunikasi: bagaimana perusahaan harus menjangkau calon pelanggan secara efektif



(c) Pengembangan produk Perusahaan meluncurkan produk baru ke pasar yang ada saat ini.



Perusahaan dapat mengambil beberapa opsi untuk produk baru. Pertama, produk baru mungkin adalah varian baru dari produk yang ada saat ini. Perusahaan meluncurkannya untuk melengkapi portofolio produk mereka. Strategi ini meminimalkan risiko penerimaan oleh konsumen yang ada saat ini.



Kedua, produk baru adalah hasil inovasi baru menggunakan sumber daya dan kompetensi inti saat ini. Melalui riset pasar yang intensif dan pengalaman masa lalu, perusahaan merancangnya untuk menyesuaikan kebutuhan pasar saat ini.



Strategi yang kedua lebih berisiko daripada yang pertama. Perusahaan harus mengalokasikan lebih banyak sumber daya dan waktu untuk mengembangkan dan memasarkan produk. Di sisi lain, produk baru semacam itu seringkali memunculkan resistensi konsumen karena mereka enggan mengambil resiko untuk mencoba produk.



Secara umum, keberhasilan pengembangan produk bergantung pada: 



Kemampuan melakukan penelitian dan memahami kebutuhan pelanggan dan pasar







Kemampuan internal untuk mendorong inovasi dan mengembangkan produk baru



(d) Diversifikasi Perusahaan memasarkan produk baru ke pasar baru.



Strategi diversifikasi adalah yang paling agresif dan paling berisiko dibandingkan ketiga strategi lainnya. Risiko pertama adalah mengenai ketidakpastian tentang penerimaan produk baru. Konsumen mungkin enggan untuk mencoba produk baru, misalnya karena belum memiliki pengalaman sebelumnya.



Risiko kedua adalah tentang pasar baru. Perusahaan mungkin belum memiliki pengalaman tentang pasar baru. Oleh karena itu, mereka membutuhkan riset yang intens untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pasar baru. Menganalisis pasar seperti dalam strategi pengembangan pasar adalah salah satu langkah penting.



Dalam menjalankan strategi diversifikasi, perusahaan secara umum dapat mengambil dua opsi:



1. Diversifikasi sinergis 2. Diversifikasi konglomerat Di bawah diversifikasi sinergis, perusahaan memanfaatkan produk dan pengetahuan pasar yang ada saat ini untuk mengembangkan produk baru ke pasar baru. Dengan kata lain, pasar dan produk baru adalah di sekitar produk atau pasar yang ada saat ini.



2. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan karakteristik pasar, misalnya volume penjualan, harga, kompetisi, tingkat keuntungan dari produk Caaya yang berada pada tahap daur hidup produk perkenalan! Jawab: Pasar Bersaing Di bawah naungan Danone AQUA yang menguasai 46% market share AMDK nasional, memang memberikan “jalan tol” bagi Caaya untuk bisa cepat terdistribusi di pasar lokal. Cara



ini persis dilakukan Teh Pucuk Harum yang mengandalkan armada distribusi kuat dari induk perusahaan Mayora Group.



Volume Dari segi pertumbuhan bisnis, RTD tea cukup prospek. Euromonitor mengestimasi CAGR kategori ini sebesar 12,5%. Di sisi lain, Asosiasi Air Minum dalam Kemasan (Asparin) mengungkapkan, volumen RTD tea mencapai 2 triliun liter atau berkontribusi 9% dari total pasar air minum kemasan (soft drink). Posisi wahid masih dipegang kategori AMDK sebesar 84%.



3. Berdasarkan kasus di atas, analisislah strategi harga yang diterapkan Caaya (pilih apakah skimming pricing atau penetracion pricing) untuk produk yang berada pada tahap perkenalan berdasar kondiisi pasar, persaingan, dan harapan yang akan diraih! Jawab : Skimming adalah strategi penetapan harga yang berlawanan dengan penetration pricing. Pada penetrasi harga membuat perusahaan mengiklankan produk dengan harga rendah dan margin sederhana. Sementara skimming merupakan strategi menjual produk dengan harga dan margin yang relatif tinggi. Strategi skimming cocok diterapkan untuk produk-produk mewah atau inovatif. Secara efektif, produsen mencari pasar untuk memaksimalkan keuntungan. Seiring berjalannya waktu, harga pun akan berkurang ke tingkat yang sebanding dengan pesaing untuk menangkap sisa pangsa pasar. Keuntungan Penetrasi Harga Akan ada beberapa kelebihan atau keuntungan yang bakal didapat bila menerapkan strategi penetrasi harga dengan benar. Berikut diantaranya: 1. Adopsi dan Difusi Tinggi Karena menerapkan harga rendah dalam pemasaran, penetrasi harga memungkinkan suatu layanan atau produk cepat diterima oleh pelanggan. Tak heran jika banyak pendatang di pemasaran yang senang menerapkan strategi satu ini. 2. Dominasi Pasar



Pesaing umumnya tidak begitu siap ketika menghadapi penetrasi harga. Sebab, mereka memiliki sedikit waktu untuk bereaksi. Maka dengan penetrasi harga, perusahaan bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk meraup peralihan pelanggan sebanyak mungkin. 3. Skala Ekonomi Dengan harga yang relatif rendah, kuantitas penjualan pun akan lebih tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merealisasikan skala ekonomi serta biaya margin yang lebih rendah. 4. Turnover Tinggi Tingkat turnover pun akan meningkat. Sebab penjualan yang lebih besar karena harga jualnya yang rendah. Hal ini membuat mata rantai pasokan seperti pengecer dan distributor senang. Perputaran bisnis yang baik dan konsisten akan membuat bisnis lebih mudah berkembang.



Kerugian Penetrasi Harga Selain memiliki keuntungan, penetrasi harga juga memiliki sejumlah kelemahan yang bisa menyebabkan kerugian: 1. Ekspektasi Penetapan Harga Ketika perusahaan menggunakan harga penetrasi, kebanyakan pelanggan kerapkali mengharapkan harga rendah tersebut secara permanen. Jika harga naik secara bertahap, akan muncul ketidakpuasan dan bisa saja mereka akan beralih ke produk/layanan lain. 2. Loyalitas Pelanggan Rendah Kita tidak bisa mengharapkan loyalitas pelanggan yang kuat dengan menerapkan strategi ini. Sebab, kebanyakan konsumen yang senang dengan harga murah cenderung mudah beralih. Terlebih jika mereka mendapatkan harga/kesepakatan dari pihak lain yang dirasa lebih menguntungkan. 3. Merusak Citra Merek Citra terhadap merek memang sangat penting. Jika sering melakukan penetrasi harga, maka secara perlahan anda akan menghancurkan citra brand yang anda bangun. Pelanggan akan menganggap bahwa merek tersebut termasuk brand murah. 4. Menciptakan Perang Harga Diantara Pesaing



Pesaing pun tidak akan tinggal diam dalam menghadapi gempuran harga yang rendah. Maka tidak menutup kemungkinan akan ada perang harga. Jika perang harga terus berlangsung, profitabilitas untuk pasar secara keseluruhan pun akan menurun. 5. Strategi Jangka Panjang yang Tidak Efisien Penetrasi harga kurang tepat jika digunakan dalam jangka panjang. Banyak kasus dimana perusahaan yang menggunakan strategi ini mengalami kehilangan laba.



Contoh Penetrasi Harga Kita bisa mengambil contoh pada Costco dan Kroger yang merupakan dua buah toko kelontong besar. keduanya menggunakan harga penetrasi untuk menjual makanan organik. Margin pada bahan makanan biasa cenderung kecil. Namun untuk makanan organik sebaliknya. Secara permintaan, makanan organik lebih tinggi dibandingkan makanan non-organik. Maka banyak pedagang yang menawarkan pilihan makanan organik dengan harga premium untuk meningkatkan laba mereka. Berbeda dengan Kroger dan Costco, mereka mengadopsi penetrasi harga. Makanan organik yang mereka jual harganya lebih murah. Meskipun strategi tersebut mungkin beresiko bagi laba, namun dengan memperhitungkan skala ekonomi keduanya yakin untuk mengadopsi strategi tersebut.



4. Berikan analisis bentuk komunikasi pemasaran Caaya dalam menyasar segmen pasarnya, jelaskan alasannya! Jawab : Segmentasi pasar adalah salah satu strategi dalam dunia bisnis dengan mengelompokkan produk yang dimiliki sesuai dengan kesamaan, kemiripan, minat serta kebutuhan pelanggan. Sebelum memasarkan produk pada bisnis yang Anda jalankan, ada baiknya Anda perlu mengetahui jenisjenis segmentasi pasar yang ada saat ini, berikut jenisnya: (e) a. Segmentasi Lokasi Tipe segmentasi lokasi ini mungkin paling banyak diaplikasikan di Indonesia. Contohnya saja jika target utama adalah negara Indonesia, maka perusahaan biasanya akan membangun perusahaan yang lokasinya berada di Indonesia, tujuan utamanya adalah agar lebih dekat kepada konsumen sehingga pengeluaran biaya semua bisa ditekan lebih murah.



(f) b. Segmentasi Waktu Segmentasi waktu ini memang lebih jarang digunakan, tetapi biasanya pada waktu-waktu tertentu segmentasi ini bisa diterapkan. Contohnya jasa fotografi akan laku saat musim wisuda, penjual baju akan kebanjiran pesanan saat mendekati Idul Fitri, dan sebagainya. (g) c. Segmentasi Harga Dengan menggunakan segmentasi harga, Anda dapat lebih mudah mempertimbangkan tentang kekuatan ekonomi dari calon konsumen kita pastinya berbeda-beda. Ada yang mampu dengan membeli dengan harga tinggi, ada juga yang hanya mampu membeli dengan harga yang rendah. Apabila memang segmentasi pasarnya luas, Anda bisa menerapkan harga pada setiap produk mulai dari harga rendah, menengah, dan tinggi agar semua kalangan bisa masuk. (h) d. Segmentasi Demografi Faktor jenis kelamin, usia, dan penghasilan merupakan variabel yang paling banyak digunakan pada segmentasi demografi. Karena bisa jadi produk yang dijual hanya cocok untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan sudah berbeda. Ada lagi produk yang hanya dikhususkan kepada orang dewasa saja, sehingga Anda harus melakukan segmentasi demografi ini agar tidak salah sasaran. (i) e. Segmentasi Psikografis Segmentasi ini meliputi perilaku konsumen dalam merespon tren dan stimulasi produk. Data segmentasi ini sulit ditentukan ke dalam kelompok-kelompok karena biasanya memiliki anomali yang cukup besar. Hasil analisis data yang disajikan juga lebih deskriptif. (j) f. Segmentasi Sosial-Budaya Segmentasi budaya lebih memperhatikan variabel pola sosial dan budaya konsumen. Data yang dianalisis dapat berupa; kelas sosial, suku, norma masyarakan dalam lingkup pasar dan daur hidup Sebelum Anda mengetahui bagaimana tentukan segmentasi pasar, Anda harus mengetahui tolakukur efektifitas dalam menentukan segmentasi pasar. Ciri-ciri segmentasi pasar efektif harus; 1. Terukur (measurable), Segmentasi pasar dapat diukur dengan tingkat tertentu, semua hasil penelitian analisis data juga harus dibuktikan dengan data yang terukur dan akurat. 2. Terjangkau (accessible), Segmentasi yang efektif adalah menghilangkan dinding antara produk dengan konsumen. Produk secara jelas dapat dijangkau oleh konsumen. 3. Berpengaruh (Substansial), Proses segmentasi juga harus memengaruhi bisnis, misalnya memberik keuntungan dan juga berpengaruh terhadap perubahan proses. 4. Dapat dibedakan (differentiable), segmentasi pasar yang efektif adalah setiap elemen dalam segmentasi dapat dibedakan secara jelas. 5. Realistis (actionable), segmentasi yang efektif juga dapat merealisasikan atau mewujudkan rencana bisnis Anda. Langkah dalam menentukan segmentasi pasar secara garis besar adalah:



1. Pengumpulan data, Yaitu dengan melakukan penelitian berupa survey, diskusi dan juga teknik lainnya, untuk mendapatkan variabel pada tiap jenis segmentasi. 2. Analisis, Setelah semua data didapat Anda dapat mengolah data tersebut dan menganalisis hasil dari pengumpulan data yang akan disesuaikan dengan strategi pemasaran. 3. Penyusunan, Tahap ini adalah Anda mengelompokkan hasil dari analisis dan pada tahap ini hasil akan tersaring, manakah produk yang sesuai dan juga mana pasar yang sesuai. Berdasarkan tahap di atas, Berikut tahapan yang lebih lengkap dalam menentukan segmentasi pasar. a. Tentukan target pasar Cara menentukan targetnya adalah tergantung dengan kebutuhan bisnis yang Anda jalankan. Anda harus memperhatikan tiga hal ini: 1. New Consumer, menentukan segmentasi berdasarkan bisnis baru sehingga Anda perlu mencari konsumen baru. 2. Focused Consumer, Hal ini biasanya dilakukan untuk mencari konsumen yang sudah Anda namun untuk menunjang bisnis yang berkelanjutan. 3. Supported Consumer, Konsumen ini terkait dengan kebutuhan supporting product Anda. Berdasarkan tiga hal tadi, Anda dapat merujuk pada jenis-jenis segmentasi yang sebelumnya dibahas seperti: demografis, harga, waktu, dan produk yang akan dijual. b. Ketahui Masalah dan Kebutuhan Konsumen Langkah selanjutnya adalah mencari tahu semua kebutuhan calon konsumen, lalu sesuaikan dengan produk yang Anda jual. Untuk bisa mendapatkan informasinya, Anda bisa bertanya langsung kepada calon konsumen atau dengan melakukan serangkaian tes produk. Jika Anda telah mengetahui masalah konsumen, Anda dapat melakukan klasifikasi keinginan, kebutuhan dan juga masalah konsumen. Hal ini berguna untuk acuan dalam membuat road map strategi bisnis dan juga evaluasi produk. c. Ketahui Perilaku Konsumen Selanjutnya Anda dapat mengamati dan menganalisis perilaku konsumen. Anda dapat memperhatikan bagaimana konsumen menggunakan produk, keadaan sebelum dan sesudah menggunakan produk, dan juga pola tren yang berkaitan dengan produk tersebut. d. Olah dan Analisis Data Selanjutnya, Anda dapat mengolah semua data terkait konsumen yang telah Anda amati. Pada tahap ini Anda akan mengetahui peluang produk yang Anda akan jual kepada tiap segmentasi yang telah Anda lakukan. Analisis data berfungsi untuk acuan dalam menentukan strategi dalam menyusun produk dan juga pemasarannya. e. Tentukan strategi pemasaran produk Setiap segmen pasti memiliki strategi pemasaran yang berbeda, apalagi jika target pasarnya berbeda. Jadi sesuaikan target pasar sesuai dengan strategi pemasarannya. Anda dapat



menerapkan jenis strategi pemasaran dengan merujuk segmentasi pasar. Misalnya, merujuk pada segmentasi demografis; tools Apa yang sesuai dengan konsumen perempuan? f. Evaluasi respon pasar Jika strategi pasar sudah berjalan dan menghasilkan penjualan, Anda perlu tahu respon dari konsumen terutama mengenai kekurangan dari produk yang Anda miliki, catat semua masukan yang diberikan konsumen kepada Anda dan segera perbaiki.