Tugas 3 Penganggaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Fakultas Program Studi Kode/Nama MK Tugas Penulis Soal/Institusi Penelaah Soal//Institusi TIU



: : : : : : :



NASKAH TUGAS TUTON UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2020.2 Ekonomi Manajemen EKMA4570/Penganggaran 3 Nenah Sunarsih, S.E. M.Si/UT Anfas, S.T., M.M./UT Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menghitung pangsa pasar 2. Membuat contoh kasus analisis sensitivitas 3. Menjelaskan EOQ dan reorder point dan membuat Contoh hitungannya



No 1.



Soal Coba Anda buat contoh kasus bagaimana menghitung pangsa pasar.



2.



Buatlah contoh kasus analisis sensitivitas.



3.



a. Apa yang Anda ketahui mengenai EOQ dan reorder point?



20



b. Buatlah contoh hitungan mengenai EOQ dan reorder point. Skor Total



20



*) coret yang tidak perlu Jawaban: 1. Pangsa pasar dihitung dengan cara membagi volume penjualan perusahaan dengan volume perusahaan industri. Misalnya, ketika volume industri adalah 100.unit, sedangkan volume penjualan oleh perusahaan adalah 5.000 unit, maka pangsa pasarnya adalah sebesar 5% (5.000/100.000 x 100%). Contoh Kasus: Di tengah kondisi pasar otomotif yang kurang menggairahkan sepanjang 2019, PT ToyotaAstra Motor (TAM) berhasil mencatat kinerja di atas rata-rata industri. Secara keseluruhan, penjualan Whole Sales Toyota pada 2019 mencapai 331.797 unit. Angka ini hanya mengalami penurunan sebesar 5,7% atau di bawah penurunan rata-rata industri sebesar 10,5%. Penjualan otomotif secara nasional turun dari 1.151.413 unit pada 2018 menjadi 1.030.126 unit, sehingga pangsa pasar Toyota naik menjadi 32,2% dibandingkan 2018 sebesar 30,6%



Skor 30 30



100



Sumber: https://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/news-promo/read/pangsa-pasartoyota-naik-jadi-322-dan-penjualan-mobil-hybrid-naik-tajam-di-tahun-2019 2. Analisis Sensitivitas adalah analisis untuk mempelajari bagaimana pengaruh perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya. (Misalnya perubahan harga jual terhadap penjualan ataupun laba bersih perusahaan secara keseluruhan). Contoh: PT. Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri penerbangan memiliki sensitivitas terhadap harga bahan bakar pesawat. Hal ini berdasarkan analisa berdasarkan asumsi bahwa semua faktor tetap termasuk biaya-biaya lain dan uplifted volume. Analisa risiko harga bahan bakar pesawat berdasarkan kontrak penerbangan regular dan haji yang outstanding pada periode pelaporan. Jika terjadi kenaikan/(penurunan) harga sebesar USD 1 per barel, sebagai akibat perubahan harga bahan bakar, maka laba setelah pajak akan mengalami (penurunan)/kenaikan USD 1.614.741 (31 Maret 2019: rugi setelah pajak akan mengalami kenaikan/(penurunan) USD 1.593.634). Sumber:https://www.garuda-indonesia.com/content/dam/garuda/files/pdf/investorrelations/financial-report/FS%20Consol%20GIAA%2031%20Maret%202020%20-%20upload %20web.pdf 3. A. EOQ (Economical Order Quantity) yaitu kuantitas pesanan yang menghasilkan biaya paling ekonomis dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai jumlah kebutuhan barang dalam satu periode. Model ini diperlukan agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan customernya dengan seefektif dan seefisien mungkin, jangan sampai ketika customer membutuhkan produk dari perusahaan, tidak dapat terpenuhi oleh perusahaan pada waktur tertentu karena bahan baku dan atau tenaga kerja langsung belum tersedia. Perusahaan (bagian pengadaan bahan baku) hatus merencanakan reorder point, yaitu tingkat persediaan yang pada tingkat itu perusahaan harus memesan kembali agartidak terjadi kehabisan bahan. Oleh karena itu harus dihitung pula kebutuhan selama waktu tunggu (lead time). Waktu tunggu adalah lamanya waktu sejak perusahaan memesan barang kepada pemasok sampai barang datang di gudang perusahaan. Anggaran biaya tenaga kerja langsung disusun berdasarkan anggaran produksi dikalikan dengan tarif upah tenaga kerja langsung untuk membuat satu unit produk.



B. Menentukan jumlah bahan baku yang ekonomis (EOQ)



Rumusnya:



EOQ =  √ ((2 x D x P) : (C))



keterangan: EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis P = biaya pemesanan per pesanan D = pemakaian bahan periode waktu C = biaya penyimpanan per unit per tahun



Contoh: PT Jati pada tahun mendatang membutuhkan bahan baku sebanyak 24.000 unit. Harga beli bahan baku per unit Rp 2.000. Biaya pemesanan untuk setiap kali melakukan transaksi pemesanan kisaran Rp. 100.000, sedangkan carrying cost sebesar 20% dari nilai rata – rata persediaan. EOQ = √(2 x 24.000 x 100.000) : (2.000x20%) = √12.000.000 = 3.464 unit



Titik pemesanan kembali (Reorder point)



Rumusnya: Reorder point = (LD x AU) + SS keterangan:



LD = lead time (waktu tunggu) AU = rata – rata pemakaian selama satuan waktu tunggu SS = Safety stock



Contoh: PT. Jati sebagai perusahaan jasa konveksi ingin melakukan pemesanan kain untuk keperluan produksi. Dan kapasitas produksi yang mampu dihasilkan per harinya adalah 1500 pcs baju, leadtime atau jangka waktu yang dibutuhkan dalam memesan barang ke supplier adalah 14 hari. Perusahaan memiliki kebijakan untuk melebihkan persediaan bahan baku sebanyak 15%.



Diketahui : Kapasitas perhari = 1500 pcs baju Leadtime = 14 hari Safety Stock (SS) = 15% Ditanya :   Berapakah reorder point untuk melakukan pemesanan kembali? Penyelesaian: Sebelumnya kita cari dahulu leadtime per pcs: Leadtime = 14 hari x 1500 pcs = 21.000 pcs Cari safety stocknya: Safety stock = 10% x 21.000 pcs = 2.100 pcs   RoP = leadtime + safety stock         = 21.000 pcs + 2.100 pcs = 23.100 pcs. Jadi, perusahaan BCL akan melakukan reorder point atau titik pemesanan kembali jika bahan baku tersebut jumlahnya di angka 23.100 pcs.



Sumber: Sodikin, S.S., dan Susilo, A.Z., 2017. Buku Meteri Pokok EKMA 4570 Penganggaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.