Tugas Akhir Manajemen Agribisnis PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS PENGEMBANGAN PELATIHAN HIDROPONIK PADA AGROWISATA BHUMI MERAPI



FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN



PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2019



PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Pengembangan Pelatihan Hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian laporan akhir ini. Dengan ini saya sampaikan hak cipta karya tulis kepada Institut Pertanian Bogor.



Bogor,Februari 2020



Fadhlah Musiska Juyuspan J3J216359



ABSTRAK FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Pengembangan Pelatihan Hidroponik Pada Agrowisata Bhumi Merapi. Dibimbing oleh KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa wisata dan edukasi. Agrowisata Bhumi Merapi mendapatkan keuntungan dengan proporsi lebih besar pada produk jasa yaitu salah satunya pelatihan hidroponik.. Perusahaan mengalami kendala dalam menjalankan aktivitas pelatihan dan pemasaran dalam jasa pelatihan tersebut karena kurangnya kuantitas dan kulitas sumberdaya manusia . Untuk menangani hal tersebut penulis menganalisis strategi dalam meningkatkan key resource dan key activities perusahaan menggunakan business model canvas yang menghasilkan pengembangan pada BMC parsial . Key resource yang ditingkatkan yaitu jumlah tenaga kerja berpengalaman dalam bidang tanaman dan memiliki keahlian dalam manajemen. Key activities seperti aktivitas pelatihan dan pemasaran diharapkan dapat ditingkatkan untuk menambah pendapatan perusahaan. Kata kunci : bisnis model canvas, pelatihan hidroponik, pelatihan kunci



ABSTRACT FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Development of Hydroponic Training on Bhumi Merapi Agro Tourism. Supervised by KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI. Bhumi Merapi Agro Tourism its a business that is engaged with tourism and education services. Bhumi Merapi Agro Tourism benefits with a greater proportion of service products, one of them is hydroponics training. The company experiences obstacles in carrying out training and marketing activities in the training services due to lack of quantity and quality of human resources. To handle this, the authors analyze the strategy in increasing the company's key resources and key activities using a business model canvas that results in the development of partial BMCs. Key resources are improved, namely the number of experienced workers in the field of plants and have expertise in management. Key activities such as training and marketing activities are expected to be increased to increase company income. Keywords: business model canvas, hydroponic training, key resource



RINGKASAN



FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Pengembangan Pelatihan Hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Dibimbing oleh KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang jasa wisata edukasi. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan perusahaan jasa wisata edukasi pertanian yang didirikan oleh bapak Ismet pada tahun 2015. Seiring banyaknya kunjungan wisatawan sampai sekarang, Agrowisata Bhumi Merapi memiliki berbagai wahana edukasi pertanian seperti pelatihan hidroponik dan berbagai jenis hewan. Saat ini perusahaan terkendala dalam pengelolaan kegiatan jasa pelatihan hidroponik karena kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga kerja mengakibatkan tidak adanya pengelola dalam mengurus kegiatan hidroponik mulai dari pengadaan input hingga pemasaran jasa pelatihan . Perusahaan saat ini memiliki 30 karyawan lapangan yang rata-rata kurang berpengalaman dalam bidang tanaman. Selain itu, kendala perusahaan terdapat pada kurangnya mitra dalam memasarkan jasa tersebut. Berdasarkan analisis yang dilakukan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL), pengelolaan hanya mengandalkan karyawan yang ada dan perusahaan tidak melakukan promosi terhadap jasa pelatihan hidroponik melainkan hanya fokus mempromosikan kegiatan jasa lain. Metode yang digunakan dalam menyusun kajian pengembangan Bisnis ini yaitu menggunakan analisis biaya operasional, analisis penerimaan, analisis R/C rasio, dan analisis laba rugi. Metode ini merupakan kajian ilmu untuk menilai suatu bisnis layak atau tidaknya dilaksanakan dengan menempatkan ukuran kualitatif dan kuantitatif yang merangkum dalam suatu rekomendasi. Analisis yang digunakan selanjutnya menggunakan analisis Business Model Canvas (BMC). Analisis ini merupakan analisis memudahkan dalam membahas model bisnis dengan menyajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, yang dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Berdasarkan permasalahan tersebut rumusan ide pengembangan yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas jumlah karyawan untuk memaksimalkan kegiatan pelatihan hidroponik dan kegiatan pemasaran. Ide ini muncul dalam menjawab permasalahan yang dialami perusahaan dalam meningkatkan penerimaan. Mekanisme yang dilakukan yaitu dengan perekrutan tenaga kerja baru yang ditugaskan untuk mengurusi divisi hidroponik mulai dari pengadaan input hingga memandu kegiatan pelatihan hidroponik. Tenaga kerja baru juga akan mendesain poster dengan penawaran menarik untuk promosi serta mengatur kegiatan pelatihan. Pengembangan pelatihan ini sudah layak untuk dilaksanakan karena R/C ratio mengalami peningkatan, yang sebelumnya 1.05 menjadi 1.57 dan mendapat peningkatan laba bersih sebesar Rp 162 433 491.



Kata kunci : pelatihan hidroponik, pemasaran



PENGEMBANGAN PELATIHAN HIDROPONIK PADA AGROWISATA BHUMI MERAPI



FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN



Laporan Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Manajemen Agribisnis



PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2019



PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak bulan Febuari 2019 sampai April 2019 ini ialah peningkatan penerimaan dengan judul pengembangan pelatihan unit bisnis hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Dalam penyusunan Kajian pengembangan Bisnis ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan Kajian pengembangan Bisnis ini. Penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang ikut serta memberikan dukungan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Bapak Khoirul Aziz Husyairi, SE, M.Si selaku dosen pembimbing dan Bapak Andri Nafrudin dari Agrowisata Bhumi Merapi sebagai pembimbing lapangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis, mohon maaf apabila terjadi keselahan dalam penulisan. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih



`



Bogor, Februari 2020 Fadhlah Musiska Juyuspan



iii xi



DAFTAR ISI



DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan penulisan laporan 2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 2.1 Lokasi dan waktu 2.2 Metode Pengumpulan Data 2.3 Metode Kajian 2.3.1 Bisnis Model Canvas (BMC) 2.3.2 Analisis SWOT 2.3.3 Peramalan ( forcasting ) 2.3.4 Analisis Finansial 3 KERAGAAN PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan 3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan 3.3.1 Sumberdaya Fisik 3.3.2 Sumberdaya Manusia 3.3.3 Sumberdaya Keuangan 4 PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Usaha 4.1.1 Potensi usaha 4.1.2 Prospek Usaha 4.1.3 Permasalahan usaha 4.2 Analisis Pengembangan Usaha 4.2.1 Permasalahan Pengembangan Usaha 4.3 Rekomendasi Pengembangan Bisnis 4.4 Tahapan Pengembangan Bisnis 5 SIMPULAN SARAN 5.1 Simpulam 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iv iv v 1 1 2 3 3 3 3 4 6 7 8 11 11 12 14 14 15 15 16 16 16 21 23 24 24 25 39 46 46 46 47 49



DAFTAR TABEL



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



Penerimaan pelatihan hidroponik tahun 2016-2018 Jumlah penduduk D.I.Yogyakarta 2016-2017 Analisis SWOT dengan business model canvas sebelum pengembangan Format labarugi Sumber daya manusia Agrowisata Bhumi Merapi Persentasi dan penerimaan Agrowisata Bhumi Merapi Data peserta pelatihan Agrowisata Bhumi Merapi tahun 2016-2018 Sumber daya fisik dan kegunaannya pada Agrowisata Bhumi Merapi Jenis produk sesuai aktivitas Analisis SWOT dengan business model canvas setelah pengembangan Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan karyawan divisi hidroponik Analisis total biaya operasional Analisis R/C ratio Analisis Laba rugi Perhitungan Exponential smoothing Penerimaan sebelum pengembangan Penerimaan sesudah pengembangan Rincian tahapan pengembangan Perhitungan critical path method



1 2 7 10 14 17 18 20 23 23 28 33 34 35 36 36 37 37 38



DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi Business model canvas awal perusahaan Business model canvas setelah pengembangan Desain sistem instalasi hidroponik Desain bangku taman Peralatan starter kit hidroponik Desain poster hidroponik Jumlah pengguna instagram Bagan tahapan pengembangan bisnis



12 16 25 26 27 29 29 30 38



DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8



Biaya investasi sebelum pengembangan Biaya investasi setelah pengembangan Biaya tetap sebelum pengembangan Biaya tetap setelah pengembangan Biaya variabel sebelum pengembangan Biaya variabel setelah pengembangan Wahana hidroponik Denah Agrowisata Bhumi Merapi



46 47 47 48 48 49 50 51



0



1



1. PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang



Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang objek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dilihat bahwa Agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian. Agrowisata, wisata argo atau wisata pertanian merupakan penggabungan aktivitas wisata dan aktivitas pertanian. (Nurisjah, 2001). Agrowisata Bhumi Merapi merupakan salah satu tempat wisata edukasi pertanian di daerah Kabupaten Sleman yang memiliki berbagai jenis wahana satwa dan tanaman seperti wahana kelinci, kambing etawa, mamalia dan burung hantu, tangkap ikan, terapi ikan, reptile, rusa, kuda tunggang, domba merino dan hidroponik. Perusahaan juga menyediakan berbagai macam paket wisata seperti fieldtrip, outbound, pelatihan hidroponik dan kemah. Saat ini dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, paket wisata yang kurang diperhatikan oleh Agrowisata Bhumi Merapi adalah paket wisata pelatihan hidroponik. Perusahaan kurang menjalankan paket pelatihan hidroponik dikarenakan kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia serta input dan fasilitas penunjang hidroponik. Sehingga penerimaan yang didapat perusahaan kurang maksimal. Berikut merupakan penerimaan yang didapat perusahaan pada tahun 2016-2018.



Tabel 1 Penerimaan pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi Jenis produk 2016 2017 2018



Penerimaan 375 000 000 336 750 000 270 000 000



Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2018)



Tabel 1 menunjukkan bahwa penerimaan pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi setiap tahunnya mengalami penurunan. Penerimaan perusahaan paling sedikit terjadi pada tahun 2018. Hal ini menyebabkan penerimaan yang didapatkan kurang maksimal. Untuk itu perusahaan dapat melakukan pengembangan pelatihan hidroponik untuk meningkatkan penerimaan perusahaan. Dalam meningkatkan penerimaannya perusahaan dapat merekrut tenaga kerja ahli, menambah input dan fasilitas hidroponik serta menambah partner pemasaran agar pelatihan hidroponik dapat diketahui masyarakat. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan memperhatikan peluang yang ada seperti luas lahan pertanian yang jumlahnya semakin terbatas pada provinsi D.I Yogyakarta.



2



Menurut Badan Pusat Statistik (2018) luas lahan pertanian pada provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2016 seluas 53 984.6 hekar dan berkurang pada tahun 2017 menjadi 51 343 hektar. Luas lahan pertanian akan semakin berkurang seiring berkembangnya jumlah penduduk. Lahan pertanian akan dijadikan bangunan perumahan dan infrastruktur lain untuk menunjang kehidupan masyarakat. Berikut Tabel jumlah penduduk D.I Yogyakarta.



Tabel 2 Jumlah penduduk di provinsi D.I Yogyakarta 2016- 2017 Kabupaten/Kota



Jumlah Penduduk (Jiwa) 2016 2017 Kabupaten Kulon Progo 416 683 000 421 500 000 Kabupaten Bantul 983 527 000 995 639 000 Kabupaten Gunung Kidul 722 479 000 731 170 000 Kabupaten Sleman 1 180 479 000 1 197 563 000 Kota Yogyakarta 417 444 000 422 363 000 Total Penduduk 3 720 612 000 3 768 235 000 Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah



Tabel 2 diatas menunjukkan peningkatan jumlah penduduk di provinsi D.I Yogyakarta dari tahun 2016 sebanyak 3 720 612 000 penduduk menjadi 3 768 235 000 penduduk pada tahun 2017. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan lahan pertanian semakin terbatas, sedangkan usaha dibidang pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar di Indonesia yaitu sebesar Rp 3 085 181.1 miliar di tahun 2017 (Badan Pusat Statistik 2018). Untuk mengatasi terbatasnya lahan pertanian, masyarakat dapat melakukan penanaman dengan metode hidroponik. Dengan adanya peluang tersebut Agrowisata Bhumi Merapi dapat lebih mengembangkan potensi pada pelatihan hidroponik. Pelatihan hidroponik ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai bagaimana cara bertanam di lahan terbatas dan cara praktik di lapangan dan tanya jawab. Pelatihan hidroponik ini ditujukan bagi siapa saja yang tertarik dengan hidroponik terutama pensiunan dan calon wirausaha. Masyarakat akan mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang pengenalan hidroponik, jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam dengan hidroponik, macam-macam metode hidroponik, cara penyemaian benih, jenis-jenis hama dan cara pengendaliannya, serta peluang menjalankan bisnis hidroponik.



3



1.2 Tujuan penulisan laporan



Tujuan dari penulisan laporan Kajian Pengembangan Bisnis adalah : 1. Merumuskan ide pengembangan dan perbaikan pada Agrowisata Bhumi Merapi. 2. Mengkaji kelayakan rencana pengembangan bisnis di Agrowisata Bhumi Merapi.



2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS



2.1 Lokasi dan waktu Lokasi pengumpulan data dan studi informasi dalam pembuatan Bisnis Model Canvas (BMC) ini bertempat di Agrowisata Bhumi Merapi berlamat jalan. Kaliurang Kilometer 20. Sawangan. Hargobinangun. Pakem. Sleman. Yogyakarta. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 3 bulan dimulai pada tanggal 4 Febuari 2019 sampai dengan 27 April 2019.



2.2



Metode Pengumpulan Data



Metode pengumpulan data untuk kajian pengembangan bisnis pada Agrowisata Bhumi Merapi dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan karyawan, pembimbing lapang atau pemilik usaha tersebut serta pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung dengan mengajukan pertanyaan. Selain itu data primer didapatkan dari hasil pengamatan langsung selama proses praktik kerja lapang. Data sekunder didapatkan melalui studi literatur seperti buku, karya ilmiah, artikel, media cetak online, maupun offline, dan data dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).



4



2.3 Metode Kajian



Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan kajian pengembangan bisnis ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan analisis penerimaan, analisis biaya operasional, analisis R/C rasio dan analisis laba rugi, Metode ini merupakan suatu kajian ilmu dalam menilai pengerjaan suatu bisnis untuk melihat layak atau tidaknya dengan menempatkan nilai-nilai baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang akhirnya terangkum dalam sebuah rekomendasi. Metode analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan penguraian atau deskripsi mengenai beberapa elemen yang terkandung dalam analisis business model canvas (BMC). Sedangkan data kuantitatif menggunakan data-data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.Analisis kuantitatif mengukur kelayakan suatu pengembangan bisnis secara finansial.



2.3.1 Bisnis Model Canvas (BMC) Menurut Ostelwelder dan pingneur (2012), business model canvas adalah Bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Konsep business model canvas (BMC) menjadi cara untuk saling berbagi ide yang memungkinkan mendeskripsikan dengan mudah dan memanipulasi model bisnis untuk membuat alternatif baru. Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan kajian pengembangan bisnis ini menggunakan business model canvas. Metode ini merupakan suatu kajian ilmu yang dapat menggambarkan dan mengubah model binis dan memudahkan dalam membuat model bisnis untuk pengembangan alternatif baru. Business Model Canvas (BMC) terdiri dari Sembilan blok yang disebut sebagai Sembilan building blocks. berikut merupakan pengertian dari masing-masing blok pada bisnis model canvas :



1.



Customer Segmentation Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), pelanggan merupakan kunci utama dalam mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak dapat bertahan lama dalam bisnis yang mereka bangun. Berdasarkan teori dari (Ostewalder & Pigneur , 2010, hal 20-21), mereka membagi dua segmen pasar berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas menengah atas dan segmen kelas menengah bawah.



2.



Value Proposition Value Proposition menurut Kotler dan Keller (2012: 10) yaitu serangkaian keuntungan yang perusahaan tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Proposi nilai yang sifatnya tidak berwujud dengan suatu penawaran. Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi dan pengalaman.



5



3.



Channel Channel merupakan media dimana perusahaan dapat menyalurkan produknya atau Value Propositions yang ditawarkan kepada Customer Segments.. (Osterwalder & Pigneur, 2010). Ada beberapa fungsi dari channel antara lain : a. Meningkatkan kesadaran kepada pelanggan atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. b. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi proposisi nilai dari perusahaan. c. Memungkinkan bagi pelanggan dalam membeli produk atau jasa yang lebih spesifik. d. Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan. e. Memberikan layanan pendukung pasca pembelian kepada pelanggan. 4.



Customer Relationship Customer Relationship Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28), Customer Relationship adalah jenis hubungan yang dibangun oleh perusahaan sesuai dengan segmen pelanggan yang memiliki karakteristik yang berbeda.



5.



Revenue Stream Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010, hal 30) Revenue Stream adalah arus pendapatan menampilkan keadaan dari keuangan perusahaan yang diperoleh dari uang tunai dari setiap segmen konsumen. Sebuah bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, antara lain : a. Transaction Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari sekali pembayaran dari pelanggan. b. Recurring Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari pembayaran yang masih berkelanjutan untuk memberikan value proposition kepada pelanggan dan menyediakan layanan customer support kepala pelanggan setelah pembelian. 6.



Cost Structure Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan bisnis. Struktir biaya menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menurut Osterwelder dan Pignuer (2012). blok cost structure menjelaskan biaya yang terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Pada dasarnya cost structure merupakan sebuah gambaran usaha yang digambarkan dengan biaya- biaya yang akan dilakukan oleh perusahaan. 7.



Key resources Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 34), key resources merupakan asset yang sangat penting yang diperlukan untuk membuat bisnis dapat berjalan. Setiap



6



model bisnis membutuhkan sumber daya. Sumber daya utama dikategorikan menjadi empat bagian yaitu : a. Physics, yaitu meliputi gedung, mesin, tanah, kendaraan. b. Intellectual, yaitu meliputi hak intelektual, hak paten. c. Human, yatu sumber daya manusia yang merupakan bgian penting dalam sebuah perushaan, pada industry kreatif dan padat karya sumber daya utamanya adalah manusia itu sendiri, maka perusahaan berusaha menciptakan suasana yang kondusif diperusahaan tersebut untuk mempertahankan sumber daya manusianya. d. Financial, yaitu keuangan yang mencerminkan kinerja dari sebuah perusahaan atau perputaran uang yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Tanpa adanya dukungan modal yang kuat, maka bisnis tidak akan berjalan dengan baik.



8.



Key activities Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 36), key activities menggambarkan aktifitas penting yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis yang dilakukan dapat bekerja dengan baik. Key Activities dapat dikategorikan menjadi tiga bagian menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 37) yaitu : a. b.



c.



9.



Production, aktifitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan, dan pengiriman produk. Pemecahan masalah, aktifitas yang berhubungan dengan masalah yang timbul dari produk tersebut. Perusahaan harus mengatasi masalah yang timbul tidak hanya pada prduk tetapi perusahaan juga harus dapat memenuhi keinginan dari pelanggan agar produk mereka dapat diterima oleh pelanggan. Platform / Jaringan, model bisnis yang aktifitas utamanya berubungan dengan jaringan dan sebagian besar perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi.



Key Partnership Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) perusahaan membentuk aliansi atau kerja sama karena berbagai alasan. Biasanya perusahaan menciptakan untuk mengoptimalkan bisnis, mengurangi terjadinya resiko, dan untuk memiliki daya saing yang tinggi dengan para kompetitornya.



7



2.3.2 Analisi SWOT Analisis permasalahan usaha menggunakan metode kajian analisis SWOT. Analisis SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), oportunities (peluang), dan threats (ancaman) merupakan suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau organisasi. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2004:18). Menurut Kotler dan Keller (2009:63) membagi analisis SWOT ke dalam dua faktor, yaitu faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dan faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Menurut Sastradipoera (2003:46) juga menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode yang populer untuk menetapkan strategi manajemen pemasaran yang efektif. Analisis SWOT akan memasangkan keempat elemennya yang saling berhubungan sehingga memperoleh hasil berupa strategi-strategi yang dapat digunakan sebagai strategi alternatif perusahaan. Dalam metode kajian pengembangan pelatihan hidroponik ini akan menggunakan gabungan antara analisis SWOT dengan bussiness model canvas. Hasil dalam analisis pada business model canvas selanjutnya akan diproses dalam permasalahan usaha menggunakan analisis SWOT. Berikut merupakan Tabel analisis SWOT dengan business model canvas.



Tabel 3 Analisis SWOT dengan business model canvas No Aspek 1 Customer Segment 2 Value Propositions 3 Channel 4 Customer Relationship 5 Revenue Stream 6 Key Resource 7 Key Activities 8 Key Partnership 9 Cost Structure



Kekuatan



Kelemahan



Peluang



Ancaman



8



2.3.3 Peramalan ( forcasting ) Peramalan adalah kegiatan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk memprediksi hal tersebut diperlukan data yang akurat pada masa lalu, sehingga dapat dilihat prospek situasi dan kondisi dimasa yang akan datang. Secara umum terdapat tiga jenis metode pendekatan peramalan yang dapat digunakan, yaitu : metode kualitatif, model time series, dan model kasual. Pada pembahasan pengembangan bisnis ini penulis fokus terhadap bahasan metode peramalan time series, dan model kasual. Single Exponential smoothing suatu teknik atau metode peramalan yang melakukan proses aktivitasnya secara terus menerus memperbaiki suatu peramalan dengan merata – rata (menghaluskan = smoothing) nilai data aktual dari masa lalu dengan cara menurun (exponential) (Haizer dan Render 2010). Rumus sederhana exponential smoothing sebagai berikut : Keterangan rumus : F t + 1 = ꭤ Xt + (1 − ꭤ )Ft t = Periode saat ini α = Konstanta Exponential Smoothing Xt =Permintaan pada periode t Ft = Peramalan pada periode t Ft+1 = Peramalan untuk periode yang akan datang Pada metode single exponential smoothing bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar α untuk data yang terbaru, α (1-α) untuk data yang lama, α(1-α)2 untuk data yang lebih lama, dan seterusnya. Besarnya α adalah antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan. Pada model peramalan yang telah didapatkan hasil perhitungannya kemudian divalidasi dan dievaluasi dengan memakai beberapa ukuran variable. ukuran yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : 1. Mean Absolute Deviation (MAD) Suatu cara dalam menilai hasil (evaluasi) pada metode forecasting dengan memakai jumlah dari absolute error pada ramalannya. Mean Absolute Deviation (MAD) berfungsi untuk melakukan pengukuran kualitas akurasi hasil ramalan dengan menghitung rata – rata kesalahan dugaan (dari nilai absolut kesalahan masing– masing). MAD sangat tepat digunakan pada saat mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. Perhitungan Nilai MAD bisa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : 1 MAD =



N



∑|Xt − Ft|



9



2.3.4 Analisis Finansial Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Menurut Husnan Suswarsono (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis.Analisis finansial juga dikaji mengenai peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan suatu usaha dapat dilihat melalui penggunaan beberapa metode analisis, diantaranya analisis penerimaan, analisis biaya operasional, analisis R/C rasio, analisis anggaran parsial, analisis dan analisis laba rugi.



1.



Analisis Penerimaan/Penjualan Perusahaan (TR) Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari barang yang terjual. Penerimaan total (total revenue) adalah hasil dari harga produk per unit dikali dengan jumlah produk yang terjual. Dengan kata lain, total revenue merupakan hasil keseluruhan penerimaan dari perkalian kedua tersebut, sehingga untuk menaikkan total revenue seorang manajer harus berusaha mampu membuat penjualan produk mengalami kenaikan (Fahmi 2014). Rumus total revenue sebagai berikut : Keterangan rumus : TR = P x Q TR



: Total revenue atau pendapatan



P Q



: Price atau harga jual produk : Quantity atau jumlah hasil produksi



2.



Analisis Total Biaya Operasional (TC) Total cost atau fungsi biaya total (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Biaya tetap (TFC) adalah biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi. Biaya ini sifatnya tetap hanya sampai periode tertentu atau batas periode tertentu, tetapi akan berubah jika batas periode itu dilewati. Sedangkan, biaya variabel (TVC) adalah biaya produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. jika produksi sedikit, biaya variabel sedikit dan sebaliknya. Rumus total cost adalah sebagai berikut : Keterangan rumus : 𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶 TC : Total cost atau total biaya TVC : Total variabel cost atau total biaya variabel TFC : Total fixed cost atau total biaya tetap 3.



Analisis R/C Rasio Analisis R/C rasio merupakan besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi perusahaan. Salah satu yang



10



menjadi ukuran efisiensi pendapatan adalah penerimaan (revenue) untuk setiap biaya (cost) yang dikeluarkan. Suatu usaha yang dikatakan menguntungkan untuk di laksanakan dalam perencanaan apabila R/C > 1 dan dikatakan merugi apabila R/C < 1, serta dikatakan tidak untung atau tidak rugi (impas) apabila R/C=1. Analisis R/C rasio bertujuan untuk melihat seberapa besar penerimaan dibandingkan dengan nilai biaya. Analisis R/C rasio berguna untuk mengukur tingkat keuntungan yang relatif terhadap suatu kegiatan usaha sehingga dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan perusahaan untuk menjalankan usaha tersebut. Semangkin tinggi nilainya, maka lebih menguntungkan bagi perusahaan. Rumus R/C rasio sebagai berikut : Keterangan rumus :



TR 𝑅/𝐶 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = TC TR : Total revenue atau pendapatan TC : Total cost atau total biaya Secara umum anggaran parsial dapat mempertimbangkan empat komponen sebagai berikut : a. Tambahan pengeluaran dan pengeluaran baru. b. Penerimaan yang hilang. c. Pengeluaran yang dihemat. d. Penerimaan tambahan dan penerimaan baru. 4.



Analisis Laba Rugi Langkah penting yang seharusnya dilakukan dalam melakukan pengolahan bisnis adalah menyusun laporan laba rugi, yang berisikan mengenai total penerimaan, pengeluaran dan kondisi kentungan yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun produksi. Tujuan dalam menyusun laporan laba rugi ini adalah untuk menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Menurut Raharjaputra (2011:9), laporan Rugi Laba merupakan bagian dari laporan keuangan yang sangat penting. Laba dalam pembuatan laporan laba rugi dapat diperoleh dengan menggunakan pengurangan pendapatan dengan semua beban. Dengan melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keungan mengenai usaha yang akan dijalankannya, apakah usaha tersebut dapat memberikan keuntungan atau mendapatkan kerugian.langkah pembuatan laporan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 4.



11



Tabel 4 Format laba/rugi Komponen



Penerimaan Sebelum Penerimaan Sesudah Pengembangan Pengembangan



Penjualan : Biaya operasional-variabel : Biaya operasional-tetap : Total biaya operasional : Laba kotor (laba sebelum bunga dan pajak) : Biaya bunga : Laba sebelum pajak : Pajak : Laba bersih : Sumber : Nurmalina et al. (2014)



3



KERAGAAN PERUSAHAAN



3.1



Sejarah dan Perkembangan Perusahaan



Agrowisata Bhumi Merapi ini terletak di jalan Kaliurang KM 20, Sawangan, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang didirikan oleh bapak Ismet Hariawan. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan wisata edukasi berbasis pertanian dengan luas lahan 6,3 hektar yang dimulai pada 20 Desember tahun 2015. Sebelum menjadi tempat wisata Agrowisata Bhumi Merapi tepatnya pada tahun 2011, tempat ini merupakan tempat usaha penanaman sayuran seperti wortel, tomat dan mentimun. Namun, usaha tersebut kurang diminati oleh pengunjung, kemudian pada tahun 2012 Bhumi Merapi berganti jenis usaha menjadi bertanam jahe dengan keyakinan bahwa jika berhasil menanam jahe sekali maka dapat berangkat haji. Namun, ternyata hasilnya pun mengecewakan, usaha ini mengalami gagal panen, sehingga Bhumi Merapi harus berganti jenis usaha lain. Pada tahun 2013 setelah mencoba usaha di bidang tanaman Bhumi Merapi mencoba usaha di bidang peternakan kambing dan kelinci. Usaha ini cukup maju dan berhasil sampai akhirnya Bhumi Merapi mulai melakukan ekspansi lahan untuk menambah koleksi hewan dan tanaman serta menjadikan usaha tersebut sebagai wisata edukasi untuk keluarga. Usaha ini merupakan usaha pribadi atau perseorangan dengan modal pribadi. Pada tahun 2015 pak Ismet hanya membangun tempat wisata bagian Zona Barat yang terdiri dari warung makan godhong gedhang, wahana bermain dengan kelinci , reptile, griya burung dan mamalia, tangkap ikan, terapi ikan tanaman hias dan kambing etawa. Kemudian pada tahun 2016 pak Ismet melakukan ekspansi dengan membangun Zona Timur yang terdiri dari warung bebakaran yang meyediakan menu makanan ringan dengan area bermain anak di halaman belakangnya, memberikan cempek atau dot susu untuk anak kambing,



12



memberikan wortel untuk domba dan rusa serta wahana untuk menunggangi kuda. Pada saat itu modal yang digunakan adalah Rp 2 000 000 000 000 yang digunakan untuk pembangunan di Zona Barat dan Rp 6 000 000 000 000 – 7 000 000 000 000 untuk pembangunan di Zona Timur. Agrowisata Bhumi Merapi memiliki segmentasi utama yaitu keluarga. Aktivitas yang dilakukan perusahaan yaitu memberikan fasilitas kenyamanan dan pengetahuan kepada pengunjung agar dapat berwisata dan belajar dengan menyenangkan. Produk yang ditawarkan perusahaan terbagi menjadi dua unit bisnis usaha yaitu proses produksi jasa dan proses produksi produk fisik yang merupakan aliran penerimaan pada business model canvas Agrowisata Bhumi Merapi. Proses produksi produk Agrowisata Bhumi Merapi sebagai berikut : 1.



Proses produksi jasa Proses produksi jasa yang dilakukan Agrowisata Bhumi Merapi adalah jasa wisata edukasi dengan beberapa aktivitas yaitu penjualan tiket umum, penjualan jasa field trip, outbond, kemah, pelatihan, kuda tunggang, memberi dot kambing, tangkap ikan dan terapi ikan.



2.



Proses produksi produk fisik Produk fisik yang diproduksi oleh Agrowisata Bhumi Merapi berupa aksesoris dan souvenir, tanaman hias, pakan satwa, makanan utama, makanan ringan dan aneka minuman.



3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan Menurut Siswanto (2005:85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Agrowisata Bhumi Merapi memiliki struktur organisasi yang sederhana yang terdiri dari pemilik, direktur, wakil direktur, seketaris, bendahara dan karyawan. Struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi memiliki tingkatan yang saling terkait satu sama lainnya yang berisikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang cukup jelas.



13



Gambar 1 Struktur Agrowisata Bhumi Merapi



Berdasarkan Gambar 1 struktur organisasi yang diterapkan Agrowisata Bhumi Merapi, semua laporan aktivitas kerja langsung dilaporkan kepada direktur. Direktur Agrowisata Bhumi Merapi juga merangkap jabatan sebagai marketing. Karyawan akan melakukan laporan harian terkait aktivitas kerja pada hari tersebut agar langsung dievaluasi. Masing-masing bagian bertanggung jawab untuk melaporkan aktivitas kerja kepada atasannya setiap atasan atau kepala bagian wajib melaporkan laporan harian yang bertujuan agar kinerja seluruh bagian terpantau dan terkendali oleh pimpinan perusahaan. Direktur juga akan melakukan laporan mingguan terkait aktivitas kerja di lapangan kepada pemilik perusahaan. Adapun deskripsi dan spesifikasi dalam struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi sebagai berikut 1.



Pemilik Pemilik melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang berjalan di Agrowisata Bhumi Merapi. Pemilik juga akan meminta laporan langsung mengenai kegiatan di Bhumi Merapi kepada seluruh karyawan secara pribadi.



2.



Direktur Direktur bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di perusahaan mulai dari administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang (pakan hewan perlengkapan acara dan lain-lain). Spesifikasi untuk menjadi seorang direktur Agrowisata Bhumi Merapi yaitu, Pendidikan minimal S1, memiliki pengetahuan mengenai administrasi dan keuangan, memiliki pemahaman tentang kegiatan bisnis pada perusahaan jasa, jujur, mengerti tentang satwa, memiliki jiwa kepemimpinan, adil dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.



3.



Wakil direktur Wakil direktur memiliki tanggung jawab dn tugas untuk membantu



14



dirketur mengawasi kinerja karyawan dan menggantikan sebagian tugas direktur jika direktur sedang tidak hadir. Spesifikasi untuk menjadi wakil direktur yaitu, mengetahui dan memahami fungsi manajemen, bertanggung jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, memahami kerja dalam perusahaan jasa, memahami waktu libur dalam usaha wisata, mampu mengambil keputusan yang tepat dan jujur. 4.



Bendahara Bendahara melakukan pencatatan dan pengawasan terhadap penerimaan dan pengeluaran biaya yang ada pada perusahaan. Spesifikasi untuk menjadi bendahara yaitu, memahami bidang administrasi dan keuangan, dapat membuat laoran keuangan, jujur, dan bertanggung jawab.



5.



Karyawan Meiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengikuti arahan dari direktur utama dan melakukan tugas sesuai dengan divisi masing-masing. Spesifikasi menjadi karyawan Agrowisata Bhumi Merapi yaitu,memahami jam kerja dalam perusahaan jasa terutama agrowisata, memahami waktu libur dalam usaha agrowisata, memahami aktivitas kunci pada perusahaan jasa khususnya agrowisata, bertanggung jawab dan jujur.



3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan



3.3.1



Sumberdaya Fisik Sumber daya fisik adalah semua sumber kekayaan yang ada di dalam perusahaan. Sumber daya fisik di perusahaan akan maksimal jika didukung oleh sumberdaya manusia yang berkompeten. Sumber daya Fisik yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi adalah sebagai berikut : 1.



2.



Bangunan Bangunan yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi terdiri dari beberapa bangunan seperiti tujuh pendopo, Mess karyawan, tempat pembelian tiket masuk, bangunan tempat menjual makanan hingga kandang mamalia dan burung hantu, kelinci, burung suren dan jalak, ayam kapas, domba, kambing, kuda, reptile, kolam ikan, kandang rusa dan rumah hobbit. Lahan Agrowisata Bhumi Merapi memiliki Lahan usaha dengan luas 6.3 hektar yang digunakan dalam menjalankan suatu usaha. Agrowisata Bhumi Merapi berlokasikan di daerah pegunungan Merapi tepatnya di jalan Kaliurang KM 20 yang memiliki suhu yang cukup rendah yaitu 16-26°C.



15



3.



Kendaraan Operasional Agrowisata Bhumi Merapi memiliki 2 unit mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut alat-alat outbound dari gudang ke lokasi outbound dan sebaliknya serta untuk membeli input untuk operasional kegiatan. Selain itu biasanya mobil pick up juga digunakan untuk mengangkut pakan sapi yang dimiliki direktur Agrowisata Bhumi Merapi ke lokasi peternakan Sapi.



3.3.2 Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu peruahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Sumber daya yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi terdiri dari 34 karyawan dengan satu orang direktur, dua wakil direktur dan satu bendahara. Agrowisata Bhumi Merapi buka setiap hari, dari hari senin-minggu pukul 08.00-17.00. Gaji yang diberikan untuk tenaga kerja setiap bulan sekali sesuai dengan Upah Minimun Regional (UMR) Sleman yaitu sebesar RP 1 700 000. Karyawan akan mendapatkan bonus tambahan jika usaha Agrowisata Bhumi Merapi mendapatkan keuntungan yang meningkat dan akan dikurangi Rp 100 000 jika mengambil cuti saat weekend. Selain gaji tenaga kerja, juga disediakan sarapan pagi hingga makan malam dan tempat tinggal bagi yang tinggal di Agrowisata Bhumi Merapi. Berikut diuraikan rincian tenaga kerja yang ada saat ini.



Tabel 5 Sumber daya manusia yang dimiliki Agrowisata Bhumi Merapi Jabatan Direktur Wakil direktur Bendahara Karyawan



Jumlah (orang) 1 2 1 29



Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)



Tabel 5 menunjukkan bahwa Tenaga kerja tersebut dirincikan berdasarkan tugas dan tanggung jawab dilapangan, setiap tenaga kerja telah mengetahui tugas atau aktivitas yang harus dilakukan dan tanggung jawab masing-masing pada saat ditempatkan di posisi tersebut. Direktur Agrowisata Bhumi Merapi sering melakukan penukaran posisi atau penempatan karyawannya. Karyawan harus siap ditempatkan di divisi tersebut. Penukaran posisi pada divisi ini dilakukan agar karyawan tidak merasa jenuh dalam melakukan tugasnya. Penempatan divisi akan diarahkan dan dipilih oleh pihak manajemen.



16



3.3.3



Sumberdaya Keuangan Sumber daya keuangan atau modal dilihat berdasarkan sumbernya dan dibagi menjadi tiga, yaitu modal sendiri, modal bersama, atau himpunan modal dan modal pinjaman. Jika dilihat dari sumbernya. Agrowisata Bhumi Merapi memperoleh modal untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya didapatkan dari modal sendiri. Modal sendiri atau awal yang dikeluarkan Agrowisata Bhumi Merapi untuk menjadi tempat wisata sekaligus edukasi mengenai pertanian sebesar Rp2 000 000 000 miliar. Keuangan Agrowisata Bhumi Merapi berasal dari penjualan produk jasa dan produk samping. Pendapatan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk menutup biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan. Selain digunakan untuk menutup biaya operasional pendapatan perusahaan juga digunakan sebagai modal dalam mengembangkan usaha Agrowisata Bhumi Merapi.



4



4.1



PEMBAHASAN



Identifikasi Usaha



4.1.1 Potensi usaha Potensi usaha adalah kemampuan dasar suatu usaha yang terpendam dan dapat dirasakan hasilnya setelah kemampuan itu dikembangkan. Dalam melakukan sebuah bisnis seseorang (pengusaha) harus melakukan analisa terhadap potensi bisnisnya agar dapat menguasai bisnisnya dengan sempurna sertadapat bersaing dengan pengusaha - pengusaha lain, yang sering disebut dengan analisa/identifikasi pasar. Analisa pasar juga bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya di kemudian hari. Potensi usaha dapat dianalisis berdasarkan kesembilan blok pada Business Model Canvas. Analisis yang dilakukan akan menghasilkan suatu pemetaan Business Model Canvas saat ini. Perusahaan Agrowisata Bhumi Merapi masih memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan salah satunya potensi yang terdapat pada blok key resource , key activities dan key partnership. Analisis potensi usaha pada Business Model Canvas sebagai berikut.



17



Key Partner



Key Activities



-Toko Batu Putih -Toko Colombo Fish -Toko Amboja



-Pelayanan jasa wisata -Perawatan dan pemeliharaan tanaman -Pemasaran offline Key Resources -Fisik : greenhouse,instalasi hidroponik,,pendopo, toilet -Manusia : Tenaga kerja 1 orang -Finansial: kas perusahaan



Cost Structure Biaya investasi : 133 801 000 Biaya tetap : 252 934 000



Value Propositions



Customer Relationship



Customer Segments



-Wisata edukasi -Lingkungan nyaman dan bersih -Aksesbilitas mudah -Penawaran paket jasa yang cukup lengkap



-Longterm -Personal Assistance Channels



-Pensiunan -Komunitas -Vegetarian -Calon wirausaha



-Promosi langsung -Word to mouth



Revenue Streams Total peneriman perusahaan sebelum ide pengembangan bisnis yaitu sebesar Rp 375 000 000



Biaya variable : 2 881 066



Gambar 2 Business model canvas awal perusahaan



Gambar 2 diatas menunjukkan bisnis model canvas sebelum perusahaan melakukan pengembangan pelatihan hidroponik. Adapun blok-blok mengenai kondisi perusahaan sebelum pengembangan sebagai berikut. 1.



Customer segments Perusahaan melakukan segmentasi kepada konsumen dengan mengelompokkan segmen pasar yang dituju. Tujuan dalam pengelompokan pasar untuk membagi pasar menjadi kelompok yang berbeda- beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompok bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, dan keinginan yang ada di pasar tersebut. Agrowisata Bhumi Merapi yang merupakan perusahaan dibidang jasa dengan memiliki dua jenis produk yaitu produk jasa dan produk sampingan. Berikut merupakan segmen pasar untuk jenis produk jasa maupun produk sampingan yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi. 2.



Value propositon Value atau manfaat yang diberikan Agrowisata Bhumi Merapi kepada pengunjungnya dengan memberikan Nilai value atau nilai yang diberikan kepada customer yaitu memberikan jasa wisata sambil belajar dengan kegiatan kunjungan umum, field trip, outbond, kemah dan pelatihan. Hal ini sesuai dengan visi nya yaitu menjadikan Agrowusata Bhumi Merapi sebagai wisata edukasi pertanian terbaik di jogja dengan menjalankan misi berupa memberikan pelayanan yang maksimal, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan jumlah wahana, dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Selain memiliki value wisata dan edukasi perusahaan juga memiliki manfaat lain yaitu lokasi yang mudah dijangkau.



18



Lokasi perusahaan berada di Jalan Kaliurang KM 20, Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi tersebut Merupakan jalan lintas menuju merapi. 3.



Channel Cara yang digunakan perusahaan dalam menjangkau pelanggan yaitu dengan menggunakan bauran promosi personal selling (penjualan personal) dan direct marketing (penjualan langsung). Bauran promosi personal selling yang dilakukan perusahaan yaitu dengan mendatangi langsung ke konsumen, seperti sekolah kemudian menawarkan, mempresentasikan dan mengajukan proposal. Bauran promosi direct marketing dilakukan perusahaan setelah melakukan personal selling, pihak perusahaan akan meminta pihak konsumen untuk bertukar nomor telepon agar pihak konsumen dapat merespon atau memberikan jawaban melalui telepon atau email atas tawaran yang diberikan dan sebaliknya perusahaan dapat menghubungi pihak konsumen untuk menawarkan promo serta menawarkan kegiatan terbaru yang terdapat di Bhumi Merapi. 4.



Customer Relationship Agrowisata Bhumi Merapi menjalin hubungan dengan pelanggannya melalui pelayanan yang baik, respon perusahaan yang cepat, komunikasi yang baik. Dalam melakukan kegiatannya karyawan akan memberikan pelayanan seperti mengarhkan dan membantu memakirkan kendaraan pengunjung, mengantarkan dan menjelaskan mengenai informasi mengenai satwa dan tanaman, merespon dengan ramah, memastikan fasilitas kemah terpenuhi, menemani dan menjelaskan pengunjung survey dan sebagainya. 5.



Revenue Stream Agrowisata Bhumi Merapi membagi menjadi dua produk pada kegiatan bisnis yaitu produk jasa (kunjungan umum, field trip, outbond, kemah dan pelatihan) dan produk sampingan.(pakan hewan, makanan dan minuman, terapi ikan, tangkap ikan, tanaman dan tunggang kuda) Setiap produk yang ditawarkan perusahaan kepada pengunjung memberikan penerimaan bagi perusahaan. Berikut merupakan presentase data sumber penerimaan dari produk utama dan produk sampingan pada Agrowisata Bhumi Merapi.



19



Tabel 6 Persentasi dan penerimaan Agrowisata Bhumi Merapi No 1



2 Total



Jenis produk Produk jasa 1. Tiket umum 2. Field trip dan outbond (SD, SMP, SMA) 3. Pelatihan Produk sampingan



Penerimaan (Rp)



Persentase % 88%



1 619 680 000 861 257 200 270 000 000 389 742 516 3 140 679 716



12%



Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)



Tabel 6 menunjukkan bahwa penerimaan hasil penjualan produk jasa memiliki proporsi 88% dari total penerimaan dan produk sampingan dengan proporsi 12% dari total penerimaan . Total penerimaan yang telah dicapai oleh Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 3 245 679 716. Jumlah peserta pelatihan Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2016 sampai 2018 sebagai berikut.



Tabel 7 Data peserta pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi Tahun Jumlah Peserta 2016 2 500 2017 2 245 2018 1 800 Sumber data : Agrowisata Bhumi Merapi 2018



Tabel 7 menunjukkan bahwa peserta pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Peserta pelatihan hidroponik paling sedikit terjadi pada tahun sebanyak 2018 sebanyak 1 800 peserta. Penurunan pada jumlah peserta pelatihan hidroponik dikarenakan adanya penghentian sementara wahana hidroponik untuk perbaikan dan pengembangan wahana hidroponik agar perusahaan mendapatkan penerimaan yang maksimal. 6.



Cost Structure Struktur biaya adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Agrowisata Bhumi Merapi memiliki biaya investasi perusahaan saat ini sebesar Rp 133 801 000. Biaya operasional perusahaan terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap perusahaan saat ini sebesar Rp 252 934 000 dan biaya variabel saat ini sebesar Rp 2 881 066. 7.



Key resources Agrowisata Bhumi Merapi memiliki sumberdaya fisik berupa lahan dengan luas 6.3 hektar yang terletak di jalan Kaliurang KM.20, Sawangan, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Agrowisata Bhumi Merapi ini cukup strategis karena berdekatan dengan objek-objek wisata lainnya seperti museum merapi dan wisata jeep tour Merapi. Adanya pemandangan



20



Gunung Merapi yang dapat mendukung perusahaan dalam menciptakan nilai ke pengunjung. a.



Sumberdaya fisik Sumberdaya fisik adalah sumberdaya pendukung berupa sarana dan prasarana dalam menyediakan jasa edukasi dan wisata kepada pengunjung. Sumber daya fisik dan kegunaan yang dimiliki Agrowisata Bhumi Merapi dapat dilihat pada Tabel 8.



Tabel 8 Sumberdaya fisik dan kegunaannya pada Agrowisata Bhumi Merapi No Sumberdaya fisik 1 Bangunan 2 3 4



Kegunaan Tempat berlindungnya satwa dan fasilitas yang tersedia di Bhumi Merapi Satwa Media edukasi, bermain dan berfoto Perlengkapan outbound Media dalam melakukan games pada kegiatan outbound Kendaraan Transportasi untuk mengangkut pakan sapi, Membeli input dan mengangkut perlengkapan outbound



Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)



b.



Sumberdaya manusia Agrowisata Bhumi Merapi memiliki total karyawan sebanyak 34 orang. Satu direktur yang merangkap jabatan sebagai marketing, dua wakil direktur dengan wakil direktur pertama yang bertugas hanya dibagian pembangunan saja dan wakil direktur kedua yang membantu direktur serta membantu kegiatan dilapangan dan satu bendahara serta karyawan yang terbagi menjadi 25 karyawan laki-laki dan 5 karyawan perempuan. c.



Sumber daya finansial Perusahaan memiliki sumber daya finansial sebesar Rp 2 000 000 000 sebagai biaya investasi awal dalam pembangunan wahana zona bagian barat dan tambahan finansial sebesar Rp 6 000 000 000 – 7 000 000 000 untuk investasi selanjutnya dalam pembangunan wahana zona bagian timur . pembangunan Agrowisata Bhumi Merapi dilakukan dengan menggunakan dana pribadi dari pemilik perusahaan. 8.



Key activities Kegiatan yang dilakukan oleh Agrowisata Bhumi Merapi terbagi menjadi dua aktivitas yang berdasarkan jenis produk yang dihasilkan yaitu produk jasa dan produk sampingan. Produk jasa seperti field trip, outbond, kunjungan umum, kemah dan pelatihan sedangkan produk sampingan seperti menyediakan pakan hewan seperti pakan kelinci, rusa domba dan anakan kambing etawa, penjualan souvenir dan aksesoris, makanan dan minuman, penjualan kopi luwak, terapi ikan, tangkap



21



ikan, tanaman hias dan tunggang kuda. Berikut aktivitas yang dilakukan perusahaan berdasarkan produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jenis produk sesuai aktivitasnya Agrowisata Bhumi Merapi No



Jenis produk



Aktivitas



1



Produk jasa



1. 2. 3. 4. 5. 6.



2



Produk sampingan



1. Menjual aksesoris dan souvenir Agrowisata Bhumi Merapi 2. Menjual pakan satwa ke pengunjung 3. Menjual makanan utama dan makanan ringan



Pelayanan terhadap pengunjung Memandu kegiatan field trip dan outbond Memfasilitasi kegiatan kemah Jasa pelatihan Terapi ikan dan tangkap ikan Kuda tunggang



serta aneka minuman ke pengunjung



4. Menjual tanaman hias Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)



Tabel 9 menunjukkan bahwa Agrowisata Bhumi Merapi memiliki banyak aktivitas bisnis yang cukup lengkap baik dalam bidang jasa maupun non jasa. Aktivitas bisnis dibidang jasa dan non jasa inilah yang merupakn sumber penerimaan perusahaan. 9.



Key partneship Agrowisata Bhumi Merapi bekerjasama dengan beberapa mitra penyedia input seperti penyediaan alat dan bahan hidroponik dan penunjang kegiatan hidroponik. Input hidroponik berasal dari toko Batu Putih dan Amboja, dan untuk modul pelatihan hidroponik perusahaan bekerja sama dengan usaha percetakan.



4.1.2 Prospek Usaha Prospek usaha merupakan gambaran tentang keberlangsungan suatu usaha terkait dengan kemampuan perusahaan atau peluang dari luar perusahaan dimasa depan apakah suatu usaha dapat sukses, bertahan atau gulung tikar. Prospek usaha dapat dikaji dengan menggunakan analisis sembilan blok pada Business Model Canvas. Berikut adalah prospek pada Agrowisata Bhumi Merapi sebagai berikut 1.



Value proposition Agrowisata Bhumi Merapi menawarkan beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh pengunjung yaitu memberikan jasa wisata dan edukasi, tempat yang nyaman, fasilitas yang lengkap, ilmu yang bermanfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan oleh pengunjung seperti kemudahan akses ke lokasi wisata. Perusahaan



22



berada di lokasi di jalan Kaliurang KM20, Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan tempat wisata edukasi yang memiliki paket pelatihan hidroponik di Kabupaten Sleman dengan keunggulan yang dapat ditawarkan seperti pemandangan Gunung Merapi, wisata bersama satwa, tempat yang nyaman dan teduh, pemandu yang ramah, harga yang terjangkau dan dapat menyegarkan pikiran sekaligus mendapat ilmu yang bermanfaat. 2.



Customer Segments Blok Customer Segments pada perusahaan saat ini yaitu semua masyarakat yang menyukai tanaman hidroponik atau tertarik dengan hidroponik. oleh karena itu perusahaan perlu menambah cakupan segmentasi demografi seperti pensiunan, komunitas, calon wirausaha dan vegetarian. 3.



Channel Blok Channel berdasarkan potensi perusahaan saat ini hanya dilakukan secara offline sedangkan pada era modern saat ini masyarakat sudah menggunakan internet dalam melakukan berbagai kegiatan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan peningkatan dalam memasarkan secara online. Perusahaan terlalu fokus dalam memasarkan offline dengan mengajukan proposal atau promosi dari mulut ke mulut. Perusahaan dalam memasarkan secara online belum maksimal karna hanya menggunakan instagram untuk mengupload foto kegiatan pada Agrowisata Bhumi Merapi. 4.



Customer Relationship Customer Relationship yang dilakukan perusahaan saat ini seperti menyampaikan informasi mengenai wahana dan memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung untuk menciptakan dampak positif dalam benak pelanggan. Pada blok Customer Relationship diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terkait dengan pengembangan wahana yang akan dikembangkan perusahaan dengan cara konsisten dalam menyampaikan informasi mengenai wahana hidroponik. 5.



Revenue stream Blok Revenue stream dapat dikembangkan dengan menciptakan sumber penerimaan lain yang masih dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan dapat mengoptimalkan wahana yang sudah ada atau menambahkan wahana baru, seperti perusahaan dapat mengoptimalkan pelatihan hidroponik di wahana hidroponik. Pengoptimalan pelatihan hidroponik dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan media pemasaran baik offline maupun online dan merekrut tenaga berpengalaman untuk bertanggung jawab pada setiap kegiatan hidroponik. Promosi yang menarik seperti membuat konten dan poster serta memasukkan starter kit sebagai bonus pelatihan untuk menarik perhatian dan minat pengunjung.



6.



Cost structure



23



Blok cost structure perusahaan dapat dikembangkan dengan meningkatkan keuangan perusahaan. Meningkatkan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan penerimaan perusahaan dari kegiatan bisnis, dalam meningkatkan penerimaan perusahaan, perusahaan dapat melakukan peningkattan penerimaan pada produk jasa, produk sampingan atau menambah sumber penerimaan lain sehingga penerimaan perusahaan dapat ditingkatkan. Dalam melakukan pengembangan pelatihan hidroponik perusahaan perlu menambah biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel untuk keperluan pelatihan hidroponik. 7.



Key resource Sumber daya perusahaan diharapkan dapat dikembangkan berdasarkan pada tujuan yaitu pengembangan pelatihan hidroponik yang akan dilakukan perusahaan. Penambahan sumber daya yang ditambahkan adalah sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Sumber daya fisik berupa perbaikan fasilitas seperti atap plastik uv, pembuatan mini greenhouse, penambahan instalasi hidroponik dan bangku taman dan penambahan sumber daya manusia sebanyak dua orang. 8.



Key activities Aktivitas yang perlu ditingkatkan perusahaan untuk mengembangkan pelatihan hidroponik pada perusahaan berupa pemasaran dan meningkatkan sumber daya perusahaan. Perusahaan dapat membuat poster mengenai pelatihan hidroponik, memposting foto pelatihan di instagram, membuat konten-konten mengenai hidroponik, memasang iklan di instagram, melakukan giveaway dan games berhadiah. 9.



Key partner Kerjasama yang dilakukan oleh Agrowisata Bhumi Merapi dalam pengembangan saat ini ialah selain bekerja sama dengan toko penyedia input saja. Pada pengembangan pelatihan hidroponik perusahaan akan meningkatkan kerja sama dengan online travel agent dan usaha percetakan dalam memasarkan dan menunjang kegiatan pelatihan hidroponik.



4.1.3 Permasalahan usaha Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. Identifikasi potensi terkait dengan sembilan blok pada Analisis Business model canvas yang dimiliki perusahaan dengan prospek terkait dengan sembilan blok pada analisis Business model canvas dapat menghasilkan sebuah strategi untuk menyelesaikan permasalahan. Berikut merupakan permasalahan yang dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terkait dengan sembilan blok pada Business Model Canvas yaitu blok value proposition, customer segment, channel, customer relationship, revenue stream, cost structure, key resources, key activitie, key partner.



24



Tabel 10 Analisis SWOT dengan business model canvas Aspek Kekuatan Kelemahan Cakupan segmen Belum dapat Customer Segment cukup luas dan jelas menjangkau seluruh segmen



Peluang Ancaman Konten pelatihan Meningkatnya kesadaran gaya hidup via online sehat



Value Proposition



Wisata edukasi, Kurang tanggap lingkungan bersih, memanfaatkan fasilitas lengkap peluang



Penggunaan media online, jumlah penduduk



Meningkatnya jumlah pesaing



Channel



Sudah memiliki Pemasaran via online kurang langganan dimanfaatkan



Penggunaan teknologi



Cara pemasaran yang sama dengan pesaing



Customer Relationship



Keluhan pelanggan Tidak ada Potensi cepat ditangani informasi kontak kunjungan untuk dihubungi kedua kali



Pesaing memanfaatkan pelayanan serupa



Revenue Stream



Memiliki banyak Pendapatan sumber pendapatan berfluktuasi



Sumber penerimaan lain



Pendapatan Pesaing lebih beragam



Jumlah penduduk, jumlah orang berpendidikan



Karyawan ke pesaing



Key Resource



Modal besar, fasilitas lengkap



Key Activities



Pelayanan bagus, Tidak ada pelaksanaan piket pemasaran online, pemelihaaran tanaman kurang diperhatikan



Key Partnership



Sudah memiliki Tidak ada kontrak Kerjasama langganan input sah secraa hukum dengan media online dan travel agent



Cost Structure



Biaya tiket masuk murah



Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM



Pengoptimalan dalam pemasaran online



Pesaing melakukan aktivitas serupa



Banyaknya wisata alam di Yogyakarta



Peraturan Biaya operasional Menekan biaya dengan pemerintah relatif tinggi alternatif lain mengenai gaji dan pajak



l e b i h



p i n d a h



25



Tabel 10 menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi pada Sembilan blok BMC terkait pada potensi dan prospek perusahaan. Permasalahan tersebut didapatkan melalui analisis dengan aspek internal perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan serta aspek eksternal yaitu peluang dan ancaman yang akan menghasilkan strategi pengembangan usaha. Permasalahan yang didapat berdasarkan blok key activities, key resource dan key partnership.



4.2 Analisis Pengembangan Usaha



4.2.1 Permasalahan Pengembangan Usaha Permasalahan pengembangan usaha adalah kesenjangan dan permasalahan dalam menghasilkan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Berikut permasalahan pengembangan usaha pada Business Model Canvas Agrowisata Bhumi Merapi yasng menimbulkan kesenjangan yang hanya berfokus pada dua blok yaitu key resource, key activities. adalah sebagai berikut 1.



Key Resource Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi dengan manfaat yang ditawarkan yaitu perusahaan yang menawarkan jasa pelatihan hidroponik sekaligus berwisata , perusahaan memiliki modal yang cukup besar untuk melakukan pengembangan fasilitas hidroponik dan sumber daya manusia serta merupakan salah satu destinasi yang selalu didatangi wisatawan. Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh perusahaan, maka terdapat prospek (future condition) yaitu perusahaan dapat menjadi tempat pelatihan hidroponik sekaligus wisata dan belajar satusatunya di Sleman yang memiliki fasilitas yang lengkap. Dengan adanya potensi dan prospek yang dapat digunakan, maka terdapat permasalahan yaitu perusahaan perlu menambah dan merekrut tenaga kerja berpengalaman dan memperbaharui fasilitas untuk menunjang kegiatan operasional. 2.



Key Activities Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi adalah perilaku pengunjung Agrowisata Bhumi Merapi yang banyak menggunakan internet dan sosial media. Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh perusahaan, maka terdapat prospek (future condition) yaitu perusahaan dapat menggunakan internet dan instagram untuk melakukan pemasaran secara online. Dengan adanya potensi dan prospek yang dapat digunakan, maka terdapat kesenjangan yaitu promosi yang dilakukan belum maksimal. 3.



Key Partnership Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi yaitu tempat wisata dan edukasi yang menyediakan pelatihan hidroponik. Dalam kegiatannya perusahaan memerlukan mitra dalam menunjang kegiatan pelatihan tersebut. Agrowisata



26



Bhumi Merapi merupakan tempat wisata edukasi yang juga akan selalu didatangi pengunjung baik lokal maupun mancanegara. Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh perusahaan, maka terdapat sebuah prospek (future condition) yaitu perusahaan dapat bekerja sama dengan online travel agent dan usaha percetakan untuk pembuatan modul pelatihan. Dengan adanya potensi dan prospek yang dapat digunakan, maka terdapat kesenjangan yaitu kurangnya partner kerjasama dalam pemasaran kegiatan operasional.



4.3 Rekomendasi Pengembangan Usaha . Rencana pengembangan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan perluasan terhadap bisnis yang sebelumnya sudah ada yang bertujuan unutk meningkatkan penerimaan.. Dengan adanya perencanaan, perusahaan dapat mengetahui hal yang harus dilakukan guna mengatasi masalah yang akan datang. Berikut merupakan Business Model Canvas setelah adanya rekomendasi pengembangan usaha.



Key Partner



Key Activities



Value Propositions



-Toko Batu putih -Toko Amboja -Toko Colombo fish -Online Trav el Agent -Usaha percetakan



-Pelayanan jasa wisata edukasi -Perawatan dan pemeliharaan tanaman -Pemasaran offline -Pemasaran dan promosi online Key Resources



-Wisata edukasi -Tempat yang nyaman dan teduh -fasilitas lengkap -Pemandu ramah dan berwawasan luas -harga terjangkau -ilmu yang bermanfaat - Bonus pelatihan yang menarik



-Fisik pendopo,toilet, musola, greenhouse dan fasilitas hidroponik -Manusia : 2 Tenaga kerja berpengalaman -Finansial: kas perusahaan Cost Structure Biaya Investasi : 136 016 000 Biaya tetap :273 626 000 Biaya variable : 36 339 500



Customer Relationship



Customer Segments



-Personal Assitance -Longterm (Jangka panjang)



Geografis: D.I Yogyakarta



Channels -Personal selling -Direct marketing -Instagram -Poster



Demografis : -Penisunan -Komunitas -pekerja tidak penuh -calon wirausaha



Revenue Streams Total penerimaan ide pengembangan bisnis optimalisasi pelatihan hidroponik setelah pengembangan yaitu Rp 538 000 000



Gambar 3 Business model canvas setelah pengembangan Keterangan : : Pengembangan yang dipengaruhi blok lain



27



Gambar 3 menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang diberikan dari perubahan 3 blok bisnis model canvas key resource, key activities dan key partnership terhadap blok lainnya. Adapun pengaruh-pengaruh yang timbul akibat pengembangan blok key activities, key resource dan key partnership sebagai berikut



1.



Key Resource Rekomendasi dalam meningkatkan sumberdaya perusahaan adalah menambah tenaga kerja dan memperbaharui fasilitas hidroponik. Penambahan tenaga kerja dan fasilitas hidroponik diharapkan dapat memfokuskan perusahaan untuk mengelola setiap divisi terutama divisi hidroponik dengan maksimal. Penambahan tenaga kerja dilakukan agar perusahaan tidak perlu lagi melakukan pekerjaan ganda pada karyawan dan membiarkan karyawan fokus dengan pekerjaannya agar maksimal. Pembaharuan fasilitas hidroponik juga diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung atau peserta pelatihan yang datang. Pembaharuan fasilitas dapat berupa menambah instalasi dan jenis sayuran hidroponik dan menambah bangku taman untuk praktik pelatihan. A. Sumberdaya Fisik Sumberdaya fisik merupakan salah satu aset perusahaan yang berwujud seperti bangunan, lahan, kendaraan dan lain-lain. Sumberdaya fisik yang harus ditingkatkan perusahaan dalam menjalankan rekomendasi ide pengembangan Optimalisasi Pelatihan Hidroponik ini adalah sebagai berikut a) Instalasi Hidroponik Instalasi hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi saat ini menggunakan pipa paralon dengan ukuran panjang, model dan jumlah lubang yang berbeda. Pada Agrowisata Bhumi Merapi terdapat 4 model instalasi yaitu instalasi dengan desain pipa lurus, bertingkat, seperti ular dan seperti huruf S. Terdapat juga instalasi hidroponik dengan menggunakan baki dengan air mengapung. Penambahan jumlah instalasi hidroponik sebanyak 2 instalasi dengan ukuran panjang setiap paralon 1 meter yang akan disusun sebanyak 4 susun paralon dengan jumlah 10 lubang setiap paralon, 1 instalasi dengan 4 susun paralon dengan ukuran 2 meter dan 1instalasi berbentuk huruf S dengan ukuran 0.5 meter serta 2 pompa akuarium untuk mengalirkan airnya ke tanaman.



28



Gambar 4



Desain sistem instalasi hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi



b) Mini greenhouse Pembuatan mini greenhouse ditujukan untuk tempat menanam bibit tanaman. Mini greenhouse memiliki fungsi yang sama seperti greenhouse untuk melindungi tanaman dari sinar matahari langsung dan meminimalisir serangan hama. Mini greenhouse akan dibuat dari pigura kayu ringan dengan ukuran 42 x 60 cm sebanyak 4 buah dan disusun menjadi 2 tingkat serta atapnya akan dibentuk segitiga dan dilapisi plastik UV. c) Bangku Taman Penambahan fasilitas baru yang direkomendasikan yaitu bangku taman dengan ukuran 120 x 35 x 45 cm sebanyak 2 unit untuk menunjang kenyamanan peserta. Bangku taman akan diletakkan di samping jalan setapak menuju hidroponik.



Gambar 5 Desain bangku taman Agrowisata Bhumi Merapi



29



d) Plastik UV Plastik uv untuk melindungi tanaman dari sengatan matahari langsung yang terdapat di Agrowisata Bhumi Merapi sudah mengalami kerusakan seperit plastik yang berlubang dan robek sehingga ketika hujan greenhouse mengalami kebocoran dan juga mengganggu pemandangan. Rekomendasi yang akan dilakukan yaitu mengganti plastik uv dengan yang baru dengan ukuran 50 meter.



B. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap kegiatan perusahaan. Sumberdaya yang dibutuhkan untuk rekomendasi pengembangan ini sebanyak 2 tenaga kerja adapun deskripsi dan spesifikasi pekerjaannya sebagai berikut.



Tabel 11 Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan Job spesification Minimal lulusan D3 Maksimal usia 40 tahun Memiliki pengalaman di bidang tanaman Menguasai komputer dan internet Jujur, rajin, disiplin dan bertanggung jawab Memiliki pengalaman membuat konten instagram Memiiki kemampuan komunikasi yang baik



Job description Melakukan penyemaian hingga pemanenan tanaman Melakukan perawatan dan pemeliharaan tanaman Melakukan pembelian input Membuat konten hidroponik Membersihkan instalasi dan lingkungan hidoponik Menjadi pemateri sekaligus pemandu pelatihan hidroponik Membuat modul dan bahan seminar pelatihan



Tabel 11 menunjukkan spesifikasi dan deskripsi pekerjaan untuk dua karyawan baru yang akan ditempatkan di hidroponik. Dalam praktiknya dua karyawan baru ini akan bekerja sama untuk melakukan deskripsi pekerjaan tersebut. 2.



Key Activities Aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam pengoptimalan pelatihan hidroponik di Agrowisata Bhumi Merapi berupa aktivitas produksi dan aktivitas jaringan. Aktivitas produksi dapat berupa penyediaan bahan baku, proses produksi, dan desain. Aktivitas jaringan dapat berupa pemasaran online. A.



Aktivitas Produksi a. Penyediaan bahan baku Bahan baku tanaman hidroponik yang ditanam Agrowisata Bhumi Merapi



30



berupa bibit tanaman, rockwool, nutrisi ab mix dan air. Peralatan yang dibutuhkan baki, netpot, kain flanel, sprayer dan alat TDS meter. Bahan baku tersedia di Toko Batu Putih yang terletak di jl Kaliurang Km 15.



b. Produksi Tanaman Tanaman hidroponik yang ditanam Agrowisata Bhumi Merapi berupa sayuran kangkung, sawi sendok dan selada.Agrowisata Bhumi Merapi menanam sayuran hidroponik tersebut mulai dari bibit yang kemudian ditanam di media tanam rockwool.



c. Pembuatan starter kit hidroponik Starter kit hidroponik adalah perlengkapan dan bahan baku hidroponik untuk pemula atau untuk masyarakat yang ingin mencoba menanam hidroponik dengan skala kecil. Starter kit ini akan dijadikan sebagai bonus untuk peserta pelatihan hidroponik. Starter kit ini berupa rockwool, bibit, nutrisi ab mix, kain flanel, baki, netpot dan impraboard 9 lubang. Berikut adalah gambar starter kit hidroponik.



Gambar 6 Peralatan starter kit hidroponik



B. Aktivitas Jaringan a) Poster Poster merupakan cara pemasaran secara offline atau langsung. Pembuatan poster hidroponik ini bertujuan untuk mengenalkan, menginformasikan dan untuk menarik minat pengunjung. Poster hidroponik ini akan memuat apa saja yang akan didapatkan peserta jika mengikuti pelatihan hidroponik di Agrowisata Bhumi Merapi Poster akan dibuat sebanyak 10 lembar untuk diletakkan di beberapa tempat wahana termasuk wahana hidroponik. Desain poster yang akan dibuat seperti berikut.



31



Gambar 7 Poster hidroponik



b) Instagram Instagram merupakan sebuah aplikasi untuk berbagi foto, video dan fiturfitur yang tersedia sehingga dapat mendukung sebuah konten dimana gambar produk yang di upload didalamnya terlihat menarik dan sederhana. Instagram juga dijadikan sebagai salah satu media yang efektif dalam melakukan promosi ataupun penjualan karena pengguna instagram aktif mencapai 300 miliar pengguna dan pengguna instagram juga terhubung dengan aplikasi lainnya seperti facebook.. Instagram memiliki fitur khusus untuk melakukan promosi. Biaya promosi di Innstagram cukup terjangkau yaitu mulai dari Rp 20 000 per iklan. Target konsumen juga dapat disesuaikan tergantung kebutuhan pemasaran. Perusahaan dapat mencoba memasarkan pelatihan hidroponik ini melalui fitur khusus promosi di instagram untuk menjangkau dan meningkatkan jumlah pengunjung.



Gambar 8 Jumlah pengguna Instagram 2018



32



c) Hashtag Instagram Hasthtag atau tanda pagar di instagram mempunyai fungsi untuk pengelompokkan konten. Hashtag bisa digunakan untuk ditambahkan pada postingan berupa foto, video, gambar atau info seputar event, dan lain-lain. Hashtag juga digunakan untuk kebutuhan branding atau promosi. Agrowisata Bhumi Merapi juga dapat menambah hashtag pada setiap postingan seperti #pelatihanhidroponik serta menambah caption yang sesuai pada postingan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pengguna mencari produk kebutuhan mereka. d) Konten Instagram Pemasaran konten adalah Pemasaran dan proses bisnis untuk membuat dan mendistribusikan konten yang relevan dan berharga untuk menarik, memperoleh, dan melibatkan audiens tertarget dan terdefinisikan dengan jelas serta dapat dipahami dengan tujuan untuk mendorong profit dari setiap tindakan pelanggan. Diharapkan dengan adanya keterlibatan audiens perusahaan mendapatkan hasil atau respon yang yang baik. Konten yang baik yaitu konten yang variatif dan informatif. Agrowisata Bhumi Merapi dapat membuat konten seperti informasi seputar hidroponik, manfaat hidroponik, pengetahuan umum, games, giveaway dan konten-konten yang dapat menimbulkan respon dari pelanggan.



3.



Key Partnership Mitra yang dapat memperkuat posisi bisnis dalam melakukan pemasaran melalui media online adalah pihak sosial media Instagram, dengan membuat konten penawaran pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Konten yang dibuat di Instagram berupa membuat pengetahuan tentang hidroponik, konten games, giveaway, foto- foto peserta pelatihan hidroponik, foto tempat pelatihan di Agrowisata Bhumi Merapi. Selain bermitra dengan sosial media perusahaan dapat bermitra dengan biro perjalanan wisata atau travel untuk meningkatkan jumlah peminat hidroponik dari luar kota maupun dalam kota. a.



Online Travel Agent Salah satu jenis travel agen yang seluruh kegiatan transaksinya dilakukan secara online. Jenis travel agen ini menyediakan layanan reservasi online dan sarana yang dibutuhkan oleh konsumen dalam melakukan perjalanan. Tugasnya di sini sebagai perantara yang dipercaya dan konsultan perjalanan yang menyediakan akomodasi dan tiket perjalanan dengan melakukan promosi secara online. Contoh online travel agent traveloka, agoda, nusatrip, expedia dan sebagainya.



b.



Usaha Percetakan Agrowisata Bhumi Merapi perlu bekerja sama dengan usaha yang bergerak dibidang percetakan untuk mempermudah perbanyakan modul materi pelatihan hidroponik yang akan dibagikan ke peserta



33



hidroponik. Agrowisata Bhumi Merapi dan perusahaan percetakan dengan cara materi pelatihan hidroponik akan disimpan pada komputer perusahaan percetakan dan akan diperbanyak jika mendapat perintah. Perusahaan akan memperbanyak sehari sebelum diberikan pada Agrowisata Bhumi Merapi.



4.



Customer Segment Segmen konsumen yang dituju dalam ide pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik yaitu seluruh masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi dan masyarakat yang tertarik dengan hidroponik. Segmentasi konsumen dalam rekomendasi pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik ini adalah komunitas, pensiunan, vegetarian dan calon wirausaha yang ingin mulai berbisnis.



5.



Value Proposition Value propsition pada pengembangan ide bisnis ini yaitu merupakan wisata edukasi yang menyediakan tempat yang nyaman dan teduh, fasilitas yang lengkap, pemandu yang ramah dan berwawasan luas, harga terjangkau serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Adanya pengembangan pada blok key activities dan key resource perusahaan dapat menambah beberapa fasilitas hidroponik dan merekrut tenaga kerja baru yang berpengalaman.



6.



Channels Channels adalah cara perusahaan mempromosikan, mengenalkan produk dan menyampaikan produk ke konsumen. Agrowisata Bhumi Merapi sebelumnya mempromosikan pelatihan hidroponik melalui spanduk dan word to mouth. Namun, dengan adanya pengembangan pada key resource, key activities dan key partnership, Agrowisata Bhumi Merapi akan mulai memasarkan pelatihan hidroponik dengan menggunakan sosial media berupa instagram dan poster. Perusahaan akan menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada instagram seperti promosi iklan berbayar, hashtag dan pembuatan konten.



7.



Customer Relationship Customer Relationship adalah pembinaan hubungan dengan pelanggan yang bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru (akuisisi), mempertahankan pelanggan lama (retention), dan meningkatkan penjualan. Agrowisata Bhumi Merapi dapat menjalin hubungan dengan pelanggan dengan dua cara yaitu :



a.



Longterm: hubungan jangka panjang yang dilakukan perusahaan dengan pelanggan yaitu memberikan pelayanan terbaik, menawarkan kembali untuk kunjungan selanjutnya dan menjalin hubungan kerjasama.



34



b.



Personal assistance : Karyawan yang bertugas sebagai pemandu akan memberikan informasi, menjelaskan dan mempraktikkan kepada pengunjung mulai dari penyemaian hingga pemanenan hidroponik dan menjelaskan juga mengenai wahana lain dengan mengelilingi Agrowisata Bhumi Merapi. Sehingga kegiatan ini juga dapat menjadi ajang promosi bagi Agrowisata Bhumi Merapi.



8.



Cost Structrure Cost Structure mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk menjalankan sebuah Business Model. Analisis finansial pengembangan bisnis menggunakan beberapa asumsi dasar, asumsi-asumsi dasar ini digunakan untuk memperjelas analisis kelayakan bisnis. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sumber modal yang digunakan berasal dari modal sendiri atau dengan modal perusahaan. 2. Diasumsikan rasio atau persentasi sebanyak 15% dari peramalan total peserta pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2019 yang mendaftar pelatihan hidroponik. 3. Harga pelatihan hidroponik mengalami kenaikan dari Rp 150 000/orang menjadi Rp200 000/orang. 4. Kegiatan bisnis ini dilakukan 362 hari atau 12 bulan. 5. Pajak usaha yang digunakan sebesar 0,5% sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. A.



Biaya investasi Biaya investasi yang digunakan berasal dari investasi yang sudah tersedia atau aset dari perusahaan. Biaya investasi yang digunakan oleh Agrowisata Bhumi Merapi yang berasal dari biaya perusahan sendiri. Komponen biaya investasi dalam pengembangan bisnis ini meliputi pengoptimalan pelatihan hidroponik dan sarana penunjang lainnya. Total biaya investasi sebelum pengembangan sebesar Rp 133 801 000. Sedangkan, biaya total investasi setelah pengembangan yang dikeluarkan perusahaan dengan adanya pengembangan bisnis ini adalah sebesar Rp 136 016 000. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.



B.



Biaya operasional Biaya operasional merupakan semua biaya produksi selama proses produksi baik memproduksi produk atau jasa sampai menghasilkan produk atau jasa tersebut. Biaya operasional terdiri dari dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya variabel.



1.



Biaya tetap Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Pada pengembangan bisnis pengembangan pelatihan hidroponik biaya yang diperhitungkan adalah biaya tetap sebelum



35



pengembangan dan biaya tetap setelah pengembangan. Perbedaan komponen biaya-biaya tersebut adalah adanya penambahan tenaga kerja 2 orang untuk bertugas di wahana hidroponik dan mengurus semua yang berkaitan dengan wahana tersebut serta adanya biaya perawatan dan pemeliharaan wahana hidroponik. Biaya tetap sebelum pengembangan sebesar Rp 252 934 000. Sedangkan biaya tetap setelah pengembangan sebesar Rp 273 626 000. 2.



Biaya variabel Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha yang dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Pada pengembangan bisnis ini dilihat berdasarkan biaya variabel sebelum pengembangan dan biaya variabel setelah pengembangan. Adanya perbedaan biaya karena penerimaan dari penawaran jasa yang di tawarkan Agrowisata Bhumi Merapi kepada peserta bertambah. Biaya variabel sebelum pengembangan sebesar Rp 2 881 066. Sedangkan, biaya variabel setelah pengembangan sebesar Rp 36 339 500.



3. Total biaya operasional (TC) Analisis total biaya operasional memperhitungkan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebelum dan setelah optimalisasi pelatihan hidroponik dengan biaya yang diperhitungkan adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan dalam satu periode yaitu satu tahun pada Agrowisata Bhumi Merapi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Analisis total biaya operasional Biaya tetap total per tahun (Rp) TFC Sebelum pengembangan: 252 934 000 Setelah pengembangan 273 626 000 TC yang didapat / tahun



Biaya variabel total per tahun (Rp) Total biaya operasional TVC per tahun (Rp) TC 2 881 066



255 815 066



36 339 500



309 965 500



54 150 434



Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan biaya yang dikeluarkan ketika melakukan optimalisasi pelatihan hidroponik. Total biaya operasional untuk melakukan pengembangan sebesar Rp 309 965 500 .Analisis total biaya operasional perusahaan ketika melakukan optimalisasi pelatihan hidroponik mengalami kenaikkan sebesar Rp 54 150 434.



4.



Analisis R/C Rasio Analisis R/C rasio merupakan analisis kelayakan untuk mengukur dalam perbandingan antara penerimaan yang didapatkan dengan biaya yang dikeluarkan. Analisis R/C rasio digunakan untuk melihat tingkat pengembalian dari modal yang dikeluarkan, dikategorikan layak apabila nilai R/C > 1. Analisis



36



R/C rasio sebelum dan sesudah pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik dapat dilihat pada Tabel 13.



Tabel 13 Analisis R/C rasio setelah pengembangan Komponen Total penerimaan (TR)



Sebelum 270 000 000



Sesudah 487 400 000



Total Cost (TC)



255 815 066



309 965 500



1.05



1.57



Nilai R/C rasio



Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa R/C rasio mengalami peningkatan setelah adanya pengoptimalan pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Selisih rasio sebelum dan sesudah pengembangan sebesar 0.52. Dalam perhitungan R/C rasio diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum pengembangan bisnis setiap Rp 1 yang dikeluarkan perusahaan menghasilkan penerimaan Rp 1.05 dan setelah pengembangan bisnis setiap Rp 1 yang dikeluarkan perusahaan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.57. Hasil R/C rasio >1 menunjukkan bahwa pengembangan pelatihan hidroponik ini layak untuk dilakukan.



5.



Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi berisikan tentang besaran penerimaan dan pengeluaran perusahaan dalam mengetahui kondisi yang diperoleh perusahaan apakah akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Besarnya pajak yang dikenakan berdasarkan pada peraturan pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak penghasilan yaitu 0,5% untuk penghasilan dibawah Rp 4 800 000 000. Berikut perhitungan laporan laba rugi pada Agrowisata Bhumi Merapi sebelum dan sesudah pengembangan dapat dilihat pada Tabel 14.



Tabel 14 Analisis laba rugi Laba Rugi PENDAPATAN Penerimaan Total penerimaan BIAYA OPERASIONAL Biaya Variabel Biaya tetap TOTAL B. OPERASIONAL EBIT Bunga pinjaman EBT Pajak penghasilan 0.5% Laba bersih



Sebelum



Sesudah



270 000 000 270 000 000



487 400 000 487 400 000



2 881 066 252 934 000 255 815 066 14 184 934 0 14 184 934 70 925



36 339 500 273 626 000 309 965 500 177 434 500 0 177 434 500 887 172



14 114 009



176 547 328



37



Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil analisis laba rugi yang didapatkan jika melakukan pengembangan pelatihan hidroponik sebesar Rp 176 547 328. Penerimaan tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 14 114 009. Selisih peningkatan yang terjadi sebesar Rp 162 433 491. 9. Revenue Stream Penerimaan perusahaan sebelum pengembangan diperoleh dari penjualan produk jasa dan produk sampingan. Produk jasa dari perusahaan Agrowisata Bhumi Merapi adalah jasa wisata dan edukasi, jasa field trip dan outbond serta pelatihan hidroponik Sedangkan, produk sampingan dari perusahaan Agrowisata Bhumi Merapi adalah penjualan souvenir dan aksesoris, tanaman hias, pakan satwa, makanan utama, makanan ringan dan aneka minuman. Berikut merupakan data jumlah penerimaan sebelum pengembangan bisnis dan sesudah pengembangan bisnis.



a.



Peramalan exponential smoothing Metode exponential smooting digunakan dengan prosedurnya yang secara terus menerus memperbaiki peramalan dengan menghaluskan (smooting) nilai dari masa lalu dari suatu data time series dengan cara exponensial. (Sitepu dan Sibayang 2013) penulis menghitung menggunakan konstanta penghalusan (0 ≤ α≥ 1) dengan alpha sebesar 0.1 dan alpha 0.5. Perhitungan exponential smooting dapat dilihat pada Tabel 15.



Tabel 15 Perhitungan exponential smoothing α = 0.1 dan α = 0.5 Bulan 2016 2017 2018 2019



Peserta (orang) 2 500 2 245 1 800



Peramalan (α = 0,1) 2 450 2 455 2 434 2 371 MAD



Deviasi Mutlak 50 210 634



298



Peramalan ((α = 0,5) 2 450 2 475 2 360 2 080



Deviasi Mutlak 50 230 560



280



Tabel 15 menunjukkan perbandingan peramalan peserta pelatihan dengan menggunakan tingkat konstanta yang berbeda. Peramalan yang dipilih berdasarkan hasil dari mean absolute deviation (MAD) terkecil. Berdasarkan nilai perbandingan tersebut yang memiliki tingkat kesalahan paling sedikit yaitu peramalan dengan nilai α = 0.5 dengan tingkat kesalahan 280. Perkiraan peserta yang mengikuti pelatihan hidroponik pada tahun 2019 sebanyak 2 080 orang. Jumlah peserta pelatihan pada setiap tahun berfluktuasi untuk itu diperlukan peningkatan pelatihan



38



wahana hidroponik agar peserta semakin bertambah dan pendapatan semakin meningkat. Rincian penerimaan sebelum dan setelah pengembangan dapat dilihat pada Tabel 15 dan Tabel 16. Tabel 16 Penerimaan sebelum pengembangan Jenis



Jumlah



Produk jasa Pelatihan hidroponik



Satuan



1 800 Orang



Harga (Rp) 150 000



Total Sumber: Agrowisata Bhumi Merapi (2018)



Total penerimaan (Rp) 270 000 000 270 000 000



Tabel 16 diatas menunjukkan bahwa, penerimaan sebelum pengembangan yang diterima Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2018 sebesar Rp 270 000 000 dengan jumlah peserta sebanyak 1 800 peserta. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 2 245 peserta. Penerimaan setelah pengembangan bisnis dengan hasil peramalan pada metode exponential smooting dapat dilihat pada Tabel 17.



Tabel 17 Penerimaan sesudah pengembangan Jenis Jumlah Produk utama A. Pelatihan 2 080 hidroponik Pelatihan hidroponik 312 15% Total 2 392



Satuan



Harga (Rp)



Total penerimaan (Rp)



Orang



200 000



416 000 000



Orang



200 000



62 400 000 487 400 000



Tabel 17 menunjukkan bahwa hasil perbandingan penerimaan perusahaan ketika melakukan optimalisasi pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Di asumsikan peserta mengalami peningkatan sebesar 15% pada tahun 2019. Harga yang ditawarkan perusahaan pun juga mengalami kenaikan seiring dengan penambahan fasilitas pelatihan hidroponik. Selisih penerimaan perusahaan pada saat sebelum dan sesudah pengembangan sebesar Rp 217 400 000 dalam waktu setahun.



39



4.4 Tahapan Pengembangan Bisnis



Critical Path Method (CPM) bertujuan untuk membantu para pimpinan dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengontrolan proyek. Critical Path Method (CPM) menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014) merupakan metode jalur kritis yang menggunakan jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear. Berikut merupakan aktivitas- aktivitas dalam rencana optimalisasi pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Rincian tahapan pengembangan bisnis Uraian aktivitas



Simbol kegiatan



Waktu (Hari)



Aktivitas yang mendahului -



Identifikasi masalah Perencanaan finansial



A B



5 8



Perencanaan bahan baku



C



6



A,B



Perekrutan tenaga kerja Pemasaran Evaluasi Total



D E F



4 3 4 30



C D E



A



Tahapan pengembangan bisnis optimalisasi pelatihan hidroponik membutuhkan waktu 30 hari. Aktivitas tersebut terdiri dari enam aktivitas yang meliputi identifikasi masalah, perencanaan finansial, perencanaan bahan baku, perekrutan tenaga kerja, pemasaran dan evaluasi. Perhitungan critical path method pada tahapan pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Perhitungan critical path method pada tahapan pengembangan bisnis Aktivity Project A B C D E F



Activity time 30 5 8 6 4 3 4



Early start



Early finish



Late start



Late finish



Slack



0 5 13 19 23 26



5 13 19 23 26 30



0 5 13 19 23 26



5 13 19 23 26 30



Ya Ya Ya Ya Ya Ya



Tabel 19 diatas menunjukan bahwa aktivitas A, B, C, D, E dan F merupakan jalur kritis yang memiliki arti bahwa aktivitas tersebut harus dilakukan dengan jadwal yang telah direncanakan untuk mempertahankan aktivitas dalam waktu penyelsaian selama 30 hari. Aktivitas yang memiliki nilai slack nol merupakan aktivitas kritis yang berada di jalur kritis. Hal tersebut dapat diartikan bahwa aktivitas tersebut tidak dapat ditunda dalam pengerjaannya. Karena aktivitas pada



40



pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik tidak terdapat nilai slack nol sehingga tidak ada penundaan dalam pengerjaan aktivitas tersebut. Bagan tahapan pengembangan bisnis dapat dilihat pada Gambar 9.



Gambar 9 Bagan tahapan pengembangan bisnis



garis kritis : keterangan : A. B. C. D. E. F.



Identifikasi masalah Perencanaan finansial Perencanaan bahan baku Perekrutan tenaga kerja Pemasaran Evaluasi



1.



Identifiikasi masaah Tahap awal yang akan dilakukan adalah identifikasi masalah pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Agrowisata Bhumi Merapi dalam key activities yang terdapat dalam analisis business model canvas. Hasil dari analisis menjadi tolak ukur perusahaan untuk mengembangkan optimalisasi pelatihan hidroponik. permasalahan tersebut adalah kurang optimalnya peusahaan untuk memasarkan produk jasa pelatihan hidroponik sehingga penerimaan perusahaan kurang maksimal. Kegiatan ini memerlukan waktu 6 hari. 2.



Perencanaan finansial Perencanaan finansial yang dilakukan oleh perusahaan yaitu menghitung biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel yang terkait dengan optimalisasi pelatihan hidroponik. Hasil dari rencana keungan akan memudahkan perusahaan dalam persiapan optimalisasi tersebut. Kegiatan ini memerlukan waktu 8 hari.



41



3.



Perencanaan bahan baku Tahap perencanaan bahan baku dilakukan dengan bekerja sama dengan penyedia input pertanian tersebut yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Bahan baku yang dibutuhkan berupa bahan baku input dan peralatan seperti instalasi hidroponik yang merupakan barang investasi. Perencanaan bahan baku membutuhkan waktu 6 hari. 4.



Perekrutan tenaga kerja Tahap ini dilakukan perusahaan untuk mencari tenaga kerja perusahaan yang akan di tempatkan di wahana hidroponik. perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan cara rekruitmen sebanyak dua orang tenaga kerja. Kegiatan rekruitmen dilakukan dengan cara penyebaran informasi, pengumpulan berkas, seleksi berkas dan wawancara tenaga kerja. Kegiatan ini membutuhkan waktu 4 hari. 5.



Pemasaran Tahap ini dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk jasa pelatihan hidroponik ini ke masyarakat. Pemasaran yang dilakukan secara offline atau langsung dan secara online. Hal ini untuk menjangkau seluruh masyraakat Indonesia. Tahap ini memerlukan waktu 3 hari.



6.



Evaluasi Evaluasi adalah tahap terakhir yang dilakukan perusahaan dalam tahapan pengembangan bisnis ini. Evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan kegiatan telah terealisasikan. Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan kembali apakah selama tahapan rencana yang telah dibuat berjalan dengan baik. Evaluasi dilakukan dengan mencatat proses dan hasil yang telah dicapai pada semua tahapan pengembangan bisnis ini. Apabila terdapat kekurangan, pihak perusahaan dapat melakukan perbaikan sehingga mendapatkan hasil yang dinginkan perusahaan. Tahap ini membutuhkan waktu 4 hari.



42



5



SIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan Hasil dari perumusan ide pengembangan bisnis ini didapat melalui identifikasi Business Model Canvas pada Agrowisata Bhumi Merapi yang terkait kedalam tiga blok yaitu Key Resource, Key Activities dan Key Partnership. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan analisis gap antara potensi dan prospek perusahaan, dan analisis akar masalah. Pengembangan bisnis yang diperlukan berdasarkan analisis yaitu pada bagian Key activities berupa pemaksimalan pemasaran online pada perusahaan. Rencana pengembangan bisnis ini dikatakan layak untuk dilakukan berdasarkan faktor finansial. Hasil analisis finansial untuk mengoptimalkan pelatihan hidroponik berdasarkan analisis parsial yang memberi manfaat sebesar Rp 233 324 304 setelah melakukan pengembangan, analisis R/C rasio yang lebih besar dari 1 yaitu 2.94 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 2.94. 5.2 Saran Berdasarkan hasil pembahasan di atas, apabila pengembangan bisnis dijalankan maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, sehingga dapat menambah pendapatan bagi perusahaan. Pengoptimalan platihan hidroponik ini merupakan bagian dari wahana hidroponik, pengembangan bisnis ini akan meningkatkan jumlah penerimaan perusahaan sekaligus sebagai sarana mempromosikan Agrowisata Bhumi Merapi



43



DAFTAR PUSTAKA Adyatama A, Utami N. 2018. Perbaikan Kualitas Menggunakan Prinsip Kaizen dan 5 Why Analisis : Studi Kasus Pada Painting Shop Karawang Plant 1, Pt Toyota Motor Manufacturing Indonesia [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 20]. Tersedia pada : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/download/21426/1442 1 Arianie GP, Puspitasari NB. 2017. Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan Efisisensi dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan. [Internet]. [diunduh 2019 September 1]. Tersedia pada : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/download/16393/1199 1 [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.2018. Jumlah Penduduk DIY. [BPS] Badan Pusat Statistik Yogakarta.2018.Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Lapangan Usaha 2013-2017 Kho B.2018. Peramalan dengan Exponential Smoothing (Penghalusan Exponensial). [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 29]. Tersedia pada : https://ilmumanajemenindustri.com/peramalan-dengan-exponential- smoothingpenghalusan-eksponensial/ Lestari AN.2017. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Kualitas Informasi



Akuntansi Survey Pada Bank Bjb Kantor Cabang Tamansari. [Internet]. [diunduh 2019 September 1]. Tersedia pada : http://repository.unpas.ac.id/27875/ Putra RM.2018. Budidaya Tanaman Hidroponik Pada DFT Pada Tiga Kondisi Nutrisi yang Berbeda. [Internet]. [diunduh 2019 September 1]. Tersedia pada : http://digilib.unila.ac.id/31472/11/SKRIPSI%20FULL.pdf Rismala R.2014. Perancangan Sistem Informasi dengan Menerapkan Sap Business One Pada Perusahaan Soes Merdeka Bandung. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 27].Tersedia pada : http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/5283/06Bab2_Rismala _10070210009_skr_2014.pdf?sequence=6&isAllowed=y Saputra TA.2018. Implementasi Design Thinking Dalam Membangun Inovasi Model Bisnis Perusahaan Percetakan. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 20]. Tersedia pada: http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemenbisnis/article/download/6727/6097 Sarjono H, Zulkifli I.2013. Prediksi Jumlah Tamu Menginap di Hotel Karlita International , Tegal, Jawa Tengah. [Internet]. [diunduh 2019 September 2]. Tersedia pada : https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/1380 Setiawan T. 2016. Analisi SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)



44



Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat di Badan Amil Zakat Nasional Tulungagung. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 29]. Tersedia pada : http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3463/ Widyawono B. 2018. Studi Persepsi Konsumen Terhadap Value Proposition Produk Sambal Koar [internet]. [diunduh 2019 Agustus 27]. Tersedia pada https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/article/download/449/401Program Diploma IPB. 2018. Buku Panduan Praktek Kerja Lapang. Bogor (ID): Program Diploma, Institut Pertanian Bogor



LAMPIRAN



Lampiran 1 Biaya investasi pelatihan sebelum pengembangan bisnis jenis biaya



jumlah satuan



Greenhouse



1 unit



Baja ringan Balok bekas palet jati Pipa Pvc 2 inch Sprayer Gelas ukur 2 l TDS meter Netpot Pompa Akuarium Tutup Pvc 2 inch Elbow 2 inch Baki Mushola Kamar mandi Keranjang sampah Pendopo Laptop Total



harga satuan



total biaya investasi



30 000 000



30 000 000



2 batang



130 000



130 000



12 lembar 20 meter 1 unit 1 unit 1 unit 20 unit 2 unit 17 unit 6 unit 4 unit 2 unit 21 unit 50 unit 1 unit 1 unit



8 500



102 000



26 500 10 000 20 000 62 000 500 140 000 5 000 12 000 35 000 10 000 000 10 000 000 30 000 50 000 000 10 000 000



530 000 10 000 20 000 62 000 10 000 280 000 45 000 72 000 140 000 20 000 000 21 000 000 1 500 000 50 000 000 10 000 000 133 801 000



Lampiran 2 Biaya investasi setelah pengembangan bisnis jenis biaya Greenhouse Baja ringan Balok bekas palet jati Pipa Pvc 2 inch Sprayer Gelas ukur 2 L TDS meter Netpot Pompa akuarium Tutup Pvc 2 inch Elbow 2 inch Baki Mushola Kamar mandi Keranjang sampah



jumlah satuan 1 unit 2 batang 12 lembar 20 1 1 1 22 500 2 17 6 4 2 21 50



meter unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit



harga satuan



total biaya investasi



30 000 000



30 000 000



130 000



130 000



8 500



102 000



26 500 10 000 20 000 62 000 500 140 000 5 000 12 000 35 000 10 000 000 10 000 000 30 000



530 000 10 000 20 000 62 000 10 000 280 000 85 000 72 000 140 000 20 000 000 21 000 000 1 500 000



Lampiran 2 Biaya investasi setelah pengembangan bisnis (lanjutan) Jenis biaya Pendopo Laptop Pipa Pvc Tutup Pvc 2 inch Elbow 2 inch Pompa akuarium Baki Pigura kayu 42 x 60 cm Balok bekas palet jati Paku kayu 2,5 cm Bangku taman Total



jumlah 1 1 18 18 9 2 4 4



satuan Harga satuan (Rp) Total biaya investasi Unit 50 000 000 50 000 000 Unit 10 000 000 10 000 000 meter 26 500 477 000 Unit 5 000 90 000 Unit 12 000 108 000 Unit 140 000 280 000 Unit 35 000 140 000 Unit 6 000 24 000



4 lembar 1 Kg 2 Unit



8 500 20 000 500 000



34 000 20 000 1 000 000 136 016 000



Lampiran 3 Biaya tetap sebelum pengembangan terkait pelatihan Jenis biaya Gaji Tenaga kerja 1. Direktur 2. Wakil direktur 3. Seketaris Karyawan Listrik Kuota internet Wifi Biaya keamanan Alat tulis kerja Sewa lahan Penyusutan Total



Jumlah 1 2 1 1 2 180 1 12 12 6x10



satuan Orang Orang Orang Orang Unit Megabyte Unit Bulan Lusin meter



Biaya (Rp) 2 700 000 2 500 000 2 000 000 1 700 000 2 000 000 8 000 350 000 100 000 24 000 500 000



Total biaya/tahun(Rp) 32 400 000 60 000 000 24 000 000 20 400 000 48 000 000 17 280 000 4 200 000 14 400 000 3 456 000 6 000 000 3 600 000 252 934 000



Lampiran 4 Biaya tetap setelah pengembangan terkait pelatihan Jenis biaya



jumlah



Gaji Tenaga kerja 1. Direktur 2. Wakil direktur 3. Seketaris Karyawan baru Listrik Kuota internet Wifi Biaya keamanan Alat tulis kerja Biaya perawatan hidroponik Sewa lahan Penyusutan Total



1 2 1 2 2 180 1 1 12



Satuan Orang Orang Orang orang Unit gigabyte Unit bulan Lusin



1 Unit 6 x 10 meter



Biaya (Rp)



Total biaya /tahun(Rp)



2 700 000 2 500 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 8 000 350 000 100 000 24 000



32 400 000 60 000 000 24 000 000 48 000 000 48 000 000 17 280 000 4 200 000 14 400 000 3 456 000



1 000 000 500 000



12 000 000 6 000 000 3 890 000 273 626 000



Lampiran 5 biaya variabel sebelum pengembangan pelatihan Komponen Bonus karyawan Gelas plastik Nutrisi hidroponik Benih kangkung Benih sawi Benih Cabe Plastik UV Total



kebutuhan 1 2 24 12 12 72 30



Satuan Harga (RP) Total biaya/tahun(RP) orang 250 000 Pcs 12 000 24 000 Liter 18 000 432 000 bungkus/gram 15 000 180 000 bungkus/gram 15 000 180 000 Bungkus/gram 15 000 1 080 000 meter 6 000 1 800 000 2 881 066



Lampiran 6 Biaya variabel setelah pengembangan Komponen Bonus karyawan Nutrisi hidroponik Benih kangkung Benih sawi Benih selada Rockwool Kain flanel Poster hidroponik Biaya pemasaran Impraboard Netpot Plastik UV Total



kebutuhan 2 124 15 15 20 60 313 10



Satuan orang Liter bungkus/gram bungkus/gram Bungkus/gram Slab/meter Lembar Lembar Bulan 2 500 Unit 22 500 Unit 50 meter



Harga (RP) 18 000 15 000 15 000 15 000 65 000 2 500 20 000 300 000 7 000 500 6 000



Total biaya/tahun(RP) 600 000 432 000 225 000 225 000 300 000 4 225 000 782 500 200 000 300 000 17 500 000 11 250 000 300 000 36 339 500



Lampiran 7 Gambar wahana hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi



Gambar wahana hidroponik dari belakang



Gambar wahana hidroponik dari depan



Lampiran 8 Denah Agrowisata Bhumi Merapi



RIWAYAT HIDUP



Fadhlah Musiska Juyuspan dilahirkan pada tanggal 11 Juni 1998 di Jakarta Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Putri dari pasangan Junaidi Yusuf dan Ika Dorisandy. Penulis melanjutkan ke pendidikan Sekolah Dasar di SDN 06 Pagi Tebet Jakarta Selatan dan SDN Mustika Jaya 2 Bekasi menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP Daya Utama dan selesai pada tahun 2013. Selama masa SMP penulis aktif di OSIS dan menjadi seksi acara dan kesenian. Selama tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Tambun Selatan. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa melalui jalur Reguler di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor Program Studi Manajemen Agribisnis.Selama menjalankan masa studinya.Penulis merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan dalam organisasi jepang Imats.



.