Tugas Analisis Perancangan Perusahaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

”KERANGKA FORMAT PROPOSAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMPUT LAUT PT.SEAWED



DISUSUN OLEH:



Haryati Anwar



D221 15 001



Try Nurul Istiqa



D221 15 002



Riska Handayani



D221 15 008



M.Zulfikar Hadi Kusuma



D221 15 302



Alief Karunia Rahmat



D221 15 312



Abd. Rasyid Hutabarat



D221 15 509



Lunetta Marmora



D221 14



DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi budidaya laut yang sangat besar untuk dikembangkan. Usaha bidang perikanan dapat dijadikan sebagai usaha yang produktif pada beberapa tahun terakhir ini, usaha bidang perikanan mulai diminati masyarakat salah satu penyebab beralihnya ke bidang usaha perikanan karena semakin tingginya permintaan akan produk perikanan. Perubahan konsumsi kearah produk perikanan harus segera dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai suatu peluang usaha yang menjanjikan. Salah satu usaha perikanan yang saat ini mulai meningkat dan dapat dijadikan sebagai kesempatan usaha adalah usaha budidaya rumput laut Rumput laut atau alga (see weed) merupakan salah satu potensi sumberdaya perairan yang sudah sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat. Seiring dengan meningkatnya tingkat pemanfaatan rumput laut maka permintaan pasar rumput laut baik dalam ataupun luar negeri juga semakin tinggi. Khususnya di Sulawesi selatan yang merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Menurut data dari Kementerian kelautan dan Perikanan dari total rumput laut yang dihasilkan Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 11.269.342,00 ton, 30% diantaranya berasal dari Sulawesi selatan. Sulawesi selatan tercatat sebagai penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia dengan potensi lahan 250 ribu hektar di pinggir laut dan 98 ribu hektar areal budidaya. Wilayah pengembangan rumput laut di Sulawesi selatan tersebar di pantai barat (maros, pangekep, barru, pinrang)s edangkan di teluk bone meliputi sinjai, bone, luwu, palopo, luwu timur, , luwu utara dan wajo. Dan untuk pantai selatan berada di wilayah takalar jeneponto, bantaeng, bulukumba dan selayar.



Dengan potensi penghasil rumput laut yang menjanjikan dan dapat menjadi komoditi yang bisa berperan dalam pergerakan kemajuan ekonomi. Secara umum, pengembangan industri pengolahan rumput laut ini memiliki manfaat yang sangat besar karena komoditi ini dapat dikembangkan dengan berbagai jenis produk yang dapat menghasilkan keuntungan yang besar bagi perkenomian seperti mengolah rumput laut kering menjadi bahan setengah jadi yang dapat menghasilkan bahan baku penolong seperti karaginan, agar-agar, alginant, dan lain sebgainya. Rumput laut juga dapat dikembangankan menjadi makanan atau minuman, dimanfaatkan sebagai pupuk tumbuhan didaratan, dapat digunakan sebagai pengendali pencemaran untuk membersihkan polutan mineral yang cukup efektif, Sebagai bahan baku untuk produk kecantikan dan pengobatan. Seiring dengan perkembangan teknologi rumput laut juga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi bubur kertas atau bahan pembuat kertas, selain itu rumput laut dapat digunakan sebagai sumber hidrokarbon yang dapat dikembangkan menjadi sebagaibahan baku biofuel. B. Gambaran Umum Potensi Usaha



Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginate dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam bentuk kering. Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil olahan rumput laut seperti karagenan jauh lebih tinggi dari pada rumput laut kering. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka pengolahan rumput laut di dalam negeri perlu dikembangkan. Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi dalam menghasilkan bahan baku rumput laut untuk industri. Berdasarkan data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantaeng tahun 2011 tercatat jumlah RTP pembudidaya rumput laut sebesar 3.197 orang,



yang memanfaatkan areal laut 2.888,8 ha atau sekitar 50,7% dari total luas daerah yang bisa ditanami rumput laut ( 5.375 ha). Karena itu, Kabupaten Bantaeng ditetapkan sebagai Sentra Pengolahan Rumput Laut melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor: KEP.08/DJP2HP/2009, dimana Kabupaten Bantaeng menjadi lokasi pengembangan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan rumput laut. Sehingga Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu dari 15 sentra pengembangan industri perikanan di Indonesia. Kami merintis usaha ini karena kami melirik potensi rumput laut yang ada di kabupaten Banteng sangat bisa untuk dikembangkan menjadi produk yang bisa unggul dipasaran.



C. Gambaran Umum Industri Persaingan dalan usaha kosmetik banyak sekali



memang sudah kompetitif.



Sudah



perusahaan yang mengeluarkan produk kosmetik dengan



keunggulan produk yang berbeda-beda. Baik dalam skala kecil, menengah maupun skala besar. Untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan produk dengan ciri khas tersendiri atau memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan produk orang lain. Disamping itu pula kita harus memperhatikan segemntasi pasar dari produk kita. Siapa yang akan membeli produk kita nantinya.



BAB II ASPEK UMUM DAN ORGANISASI



A. Nama Unit Usaha Unit usaha kami diberi nama Syar ‘I Kosmetik dimana didalamnya sudah ada segala jenis kosmetik dengan harga yang kompetitif dengan kualitas yang terjamin. Nama organisasi : PT SEAWED Jenis Organisasi : PT yang memproduksi kosmetik untuk wanita Pemilik : Riska Handayani, Try Nurul Istiqa, Haryati Anwar, M.Zulfikar Hadi Kusuma, Abd.Rasyid Hutabarat,Lutenna Marmora Alamat : Jalan Poros Bantaeng-Bulukmba Kec. Pajukukang No 15, Kabupaten Bantaeng ,Sul -Sel No Telp : 0411 4579012 B. Legalitas Usaha Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah ekspor. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :



a. Badan hukum Untuk usaha ini yaitu berupa PT. Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarrya Inbreng dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab PT. Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ). b. Tanda daftar perusahaan dan Surat izin usaha Usaha ini toko memiliki izin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha penjualan kosmetik. Sesuai dengan UU no. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam



wilayah



negara



Indonesia



dengan



tujuan



memperoleh



keuntungan/laba. c. NPWP Sebagai unit bisnis, kami juga mendaftarkan NPWP atas aktiva usaha kami ke Departemen Perpajakan setempat. NPWP merupakan nomer yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.



d. Bukti Diri Unit usaha kami juga mempunyai bukti diri mengenai kepemilikan usaha dan keterangan lain yang berhubungan dengan kosmetik kami.



C. Organisasi a. Bagan



DIREKTUR UTAMA



KEUANGAN



LAYOUT



PRODUKSI



HRD



WAREHOUSE



Quality Control



b. Penjelasan Bagan Bagan perusahaan kami terdiri dari Direktur Utama yang membahwai 4 departemen yaitu Departemen Produksi, Departemen Keuangan, Departemen HRD, dan Marketing. Di setiap Departemen ada manager dan staff yang bertugas. Dan pada Departemen Produksi terdapat layout



MARKETING



untuk membuat kemasan produk, QC untuk menguji kualitas produk dan Warehouse untuk penyimpanan produk.



D. Personalia a. Kebutuhan tenaga kerja Kami dalam menjalankan usaha toko buah membutuhkan kurang lebih 30 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut ; 1 orang sebagai Direktur Utama, Terdapat 4 Kepala Departemen , yang membawai 4 Manajer di setiap Divisi. Di Divisi Keuangan, marketing, dan HRD yang membawahi 2 orang karyawan, sedangkan di Departemen Produksi ada 15 orang Tenaga Kerja b. Tingkat balas jasa Tingkat balas jasa berupa Gaji,Cuti, jenjang karir, Training, Bonus prestasi dan bingkisan THR.



BAB III PEMASARAN



A. Targeting, Segmentasi, Positioning a. Segmentasi Segementasi yang digunakan oleh perusaahan kami berdasarkan jenis segmentasi pasar yaitu: 1) Geograsfis: berdasarkan negera, wilayah, kota, dan desa. Produk jadi dengan berbahan dasar rumput laut ini dapat digunakan oleh berbagai Negara seperti, China, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Khusunya Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar. 2) Demografi: berdasarkan pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi. Produk rumput laut dapat dikonsumsi oleh usia 17 tahun keatas dan dapat digunakan oleh wanita maupun laki-laki. 3) Benefit: berdasarkan manfaat yang dicari oleh konsumen. Perusahaan kami membuat kosmetik yang berbahan dasar rumput laut dan aman digunakan bagi kau muslim karena telah teruji kehalalannya. b. Targeting Target pemasaran yang dituju oleh perusahaan kami yaitu bagi kaum hawa (wanita). Hal ini dikarenakan di Indonesia memiliki iklim tropis sehingga cocok dan aman digunakan di daerah panas. c. Positioning Kami menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai produsen rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan. Untuk mendapatkan posioting maka dilakukan bauran pemasaran 7P.



1) Product Produk utama kami yaitu kosmetik yang diolah dan telah diuji secara klinis serta telah melewati tahap pemeriksaan BPOM (Badan Pemeriksa Obat dan Makanan) dan MUI sebagai standar kehalalan produk. 2) Price Harga yang ditawarkan untuk produk kosmetik telah disesuaikan dengan keadaan ekonomi masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dimaksudkan agar produk kosmetik ini dapat di gunakan di berbagai kalangan, namun dengan kualitas yang mampu bersaing dengan produk kosmetik lainnya. 3) Place Produksi Syar’I Cosmetics bertempat di Jl. Poros BantaengBulukumba Kecamatan Pajukukang No.15, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Namun saat ini, kami telah mempunyai outlet retail yang tersebar di Sulawesi Selatan. Khususnya Makassar. 4) Promotion Untuk memperkenalkan dan menarik konsumen kami akan melakukan promosi melalui media baik itu social media, media elektronik, maupun media cetak dengan dengan menggunakan titik tekan “Beauty with Syar’I Cosmetics” 5) People Faktor penting dalam people adalah attitude dan motivation dari. Moment of truth antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting untuk diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur



kata.



Sedangkan



motivasi



karyawan



diperlukan



untuk



mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. Oleh karena itu proses seleksi yang sangat kami perhatikan.



6) Process Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan pengaturan Pemerintah, yaitu Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di A.S.. Peralatan yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing, homogenizers, filling equipment. a) Proses dan tujuan i) Pencampuran (mixing) Tujuan dari pencampuran antara lain:  Mencampur cairan yang sulit tercampur  Mempercepat pemanasan bahan-bahan  Melarutkan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya  Untuk emulsifikasi atau disperse  Untuk pendahuluan pendinginan ii) Pemompaan Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kosmetik, yaitu:  Positive displacement pump Bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang lain.  Centrifugal pumps Pada pompa ini, cairan dimasukkan di titik pusat propeler yang berputar cepat. iii) Pemindahan panas Dalam banyak proses pembuatan kosmetik, bahan baku sering harus dipanaskan samapai suhu 70-80OC, dicampur, dan kemudian didinginkan sampai sekitar 30-40OC sebelum produk akhir dapat dipompa dan disimpan. iv) Filtrasi Umumnya, filtrasi hanya diperlukan dalam memurnikan air dan untuk penjernihan losion, dimana bahan-bahan baku produk-



produk ini sering berisi sejumlah kecil kontaminan yang akan mengganggu penampilan produk akhir jika tidak dihilangkan. v) Pengisian (filling) Pengisian



untuk



kosmetik



yang



berbentuk



cair



dapat



menggunakan sistem vakum pada botol-botol yang berderetderet. Pengisian cream dapat memakai filteram type, dimana cream dimasukkan ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu plunger. b) Pembuatan produk-produk khusus i) Kosmetik cair Pembuatan produk kosmetik cair mencakup pelarutan atau dispersi yang baik, serta penjernihan. Untuk sejumlah produk kosmetik cair, parfum atau bahan yang berminyak mungkin perlu dilarutkan terlebih dahulu. Ini umumnya dilakukan dalam pembuatan shampo. Karena kejernihan suatu losion sangat penting, maka kemasannya juga harus jernih. Untuk itu perlu pencucian dengan udara bertekanan atau air panas yang di ikuti dengan pembilasan dan pengeringan. ii) Gel Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari losion yang kental, misalnya roll-ball antiperspirant sampai gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetik hairdressing dan hair setting. Losion kental lebih mudah dibuat yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat ke dalam fase cair yang diaduk terus-menerus dengan cepat memakai propeler yang di gerakkkan turbin. Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit karena pada produk akhirnya udara tidak bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada losion kental. Gel kental harus di



buat dalam ruang hmapa udara atau di lakukan melalui proses pembuangan udara yang rumit. iii) Mikroemulsi Mikroemulsi



terbentuk



melalui



sistem



yang



spontan,



pembuatannya cukup dengan alat pencampur yang sederhana, jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan tinggi. Pada umumnya dalam pembuatan mikroemulsi fase minyak dengan suhu sekitar 800C ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase air dalam suhu yang sama, sambil di aduk secara pelan. Untuk sementara produk dipertahankan pada suhu di atas setting point-nya agar udara naik dan keluar. Ini berarti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan air panas atau uap bercampur air. iv) Emulsi Proses pembuatan emulsi mencakup tiga hal, diantaranya:  Emulsifikasi awal Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi dispersi emulsifator. Cara pembuatan emulsi



yang baik



adalah



dengan



menuangkan serentak proporsi kedua fase yang sama pada setiap waktu ke dalam mixer yang terus berputar sehingga emulsi terus-menerus terbentuk, tetapi ini hanya dapat di lakukan dalam pabrik besar.  Pendinginan Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanya emulsi terus di aduk untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen.



 Homogenisasi Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran emulsi atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada proses pendinginan terjadi pengerasan produk. Karena itu, diperlukan pencampuran tambahan untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig atau penghancuran agregat-agregat



kristal



lilin,



atau



pelewatan



katub



homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. v) Pasta Pasta, terutama pasta gigi, umunya dapat dibuat dengan menambahkan komponen-komponen padat yang mungkin sudah dicampur sebelumnya ke dalam komponen-komponen cair yang mungkin mencakup bahan-bahan yang larut dalam air. Pencampuran dapat dilakukan dalam mixer terbuka atau mixer vakum. Mixing dalam keadaan panas, di ikuti dengan pendinginan memakai alat Votator atau metode serupa lainnya juga dapat dilakukan. Metode alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari bubuk padat di dalam suatu cairan adalah melalui pencampuran awal yang kasar dan campuran ini di masukkan ke dalam triple roller mill yang diberi berbagai tekanan dan pemutaran sampai pasta yang di inginkan terbentuk. vi) Sticks Pada umumnya pembautan lipstick meliputi 3 tahap, yaitu:  Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyakminyak, campuran zat-zat warna, dan campuran wax.  Pencampuran semua itu membentuk massa lipstick.



 Pencetakan massa lipstick menjadi batangan-batangan lipstick. Deodorant stick, pembuatanya mirip dengan pembautan emulsi, yaitu suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu sekitar 700C. gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60-650C dan dibiarkan memadat. vii) Powder Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam satu wadah semi bundar yang dilengkapi pengaduk spiral yang memiliki dua pita sehingga campuran itu bergerak dalam dua arah yang berbeda. Mixer tipe ini sangat baik untuk bath salts dan bahanbahan kristal lainnya dan sering digunakan untuk pembuatan face powder.



c) Kontrol Kualitas Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya. Faktor –faktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah: i) Personalia ii) Fasilitas iii) Spesifikasi Produk Fungsi kontrol kualitas, antara lain: i) Kontrol dalam proses (in- process control) ii) Pengujian spesifikasi bahan baku (raw material specification testing) iii) Pengujian spesifikasi produk(product specification testing) iv) Pengawasan fasilitas penyimpanan dan distribusi (storage and distribution facilities control)



v) Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga(site inspection of potential third party manufacture) vi) Pengawasan



terhadap



kontaminasi



mikrobiologis(mikrobiological surveillance) vii) Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (product exspiration dating extension) 7) Physical Evidence Kami juga sangat memperhatikan keselamatan, keshatan kerja serta ruang kerja yang mampu meningkatkan produktivitas pekerja. Sehingga produk kami dapat terjaga kehigienisannya.



B. Permintaan a. Perkembangan saat ini Perkembangan permintaan akan kosmetik berbahan dasar rumput laut semakin



meningkat



seiring



dengan



meningkatnya



kesadaran



masyarakat khususnya wanita akan pentingnya kecantikan. 1) Customer Tetap Kebutuhan atau permintaan akan kosmetik oleh wanita khususnya di daerah Sulawesi selatan memiliki permintaan yang tetap dan berpola, serta standar yang ditetapkan sendiri. 2) Customer Tidak Tetap Permintaan akan kosmetik oleh wanita di daerah luar Sulawesi selatan dan juga wanita-wanita yang ada di luar negeri.



b. Prospek permintaan di masa yang akan datang Industri kecantikan atau kosmetik kian meningkat dari masa ke masa. Kosmetik menjadi bisnis yang besar dengan nilai pasar global yang cukup tinggi. Tingginya permintaan dari dalam dan luar negeri menjadi



salah



satu



alasan



industri



kosmetik



tetap



tumbuh.



Pertumbuhan volume penjualan industri kosmetik didongkrak oleh permintaan yang tinggi dari kelas menengah. Permintaan dari kelas menengah perempuan Indonesia yang cukup besar ini juga didorong dengan meningkatnya kesadaran segmen tertentu terhadap citra diri dan gaya hidup konsumen. Selain itu industri kosmetik nasional memiliki peluang yang cukup besar di luar negeri khususnya wilayah asean.